Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 TUTON SESI 3

OPERASIONAL BANK-03

NAMA : RUDI EXTRADA


NIM: 041522829
PRODI : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UPBJJ-BANDA ACEH
Tugas 1.
1. Dalam pendirian bank harus memenuhi berbagai persyaratan
dari pemerintah. Coba saudara jelaskan persyaratan-
persyaratan yang dimaksud secara lengkap!
2. Uraikan pengertian masing- masing pos pada sisi aktiva neraca
suatu bank!
3. Uraikan dengan ringkas prosedur penerimaan setoran tunai
dengan sistem kolektif dan system teller, serta prosedur
penerimaan setoran dengan pemindahbukuan!

Jawaban
1. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam pendirian bank antara lain:
 Melakukan penyetoran uang tunai sekurang kurangnya 30% dari modal
disetor minimal yang dipersyaratkan ke salah satu kantor cabang Bank
Pemerintah atas nama Menteri Keuangan (qq.) nama pemohon, yang
disertai dengan rencana daftar calon nama pemegang saham.
Pentetoran tersebut dapat dilakukan dalam bentuk deposito berjangka
atas nama Menteri Keuangan (qq.) pemohon. Sesuai dengan ketentuan
Paketr Oktober 1988, persyaratan modal minimum yang harus dipenuhi
untuk pendirian suatu bankumum adalah Rp 10 miliar dan pendirian
suatu bank perkreditan rakyat sebesar Rp 50 juta.

 Membuat rencana akte pendirian dan rencana anggaran dasar bank


dengan memperhatikan ketentuan yang berkaitan dengan jenis
bank tersebut, terutama mengenai tujuan usaha suatu bank.

 Merumuskan rencana susunan pengurus dan rencana pemegang


saham bank.

 Mempersiapkan rencana kerja sekurang kurangnya untuk 1 tahun.


2. Pengertian masing-masing pos pada sisi aktiva neraca suatu bank :
 Kas.
Pos ini terdiri dari uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas,
uang logam dan commemorative coin yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia menurut nilai nominal yang menjadi alat pembayaranyang sah
di Indonesia.

 Cek dan Bilyet Giro


Pos ini berisi semua cek dan bilyet giro dalam rupiah dan penariknya
pihak ketiga bukan bankdan telah dibukukan secara efektif pada rekening
lawannya, seperti giro dan pinjaman, yang dirinci atas pemerintah pusat
dan lainnya.

 Bank Indonesia
Pos ini meliputi semua simpanan dan tagihan bank dalam rupiah kepada
Bank Indonesia, seperti saldo giro, setoran jaminan kliring, sertifikat Bank
Indonesia dan lainnya. Jumlah pos ini tidak boleh dikurangi dengan
pinjaman yang diterima bank dari Bank Indonesia, dan tidak boleh pula
ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia
yang belum dipergunakan.

 Antar Bank Aktiva


Pos ini berisi semua jenis simpanan/tagihan bank dalam rupiah kepada
bank lainnya di Indonesia, seperti giro, call money, deposit on
call,deposito berjangka, sertifikat deposito,setoran jaminan, pinjaman
yang diberikan, pembiayaan bersama, penyertaan, dan lainnya.Saldo
rekening-rekening ini tidak boleh dikompensasikan dengan saldo
rekekning –rekening simpanan dan tagihan bank lain kepada bank.

 Wesel, Promes/aksep, dan tagihan-tagihan lainnya


Pos ini meliputi wesel-wesel (dagang) dan promes-promes/aksep-aksep
dalam rupiah yang ditarik /diterbitkan oleh Lembaga Keuangan Bukan
Bank (LKBB) atau perusahaan-perusahaan, baik berupa Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU) maupun lainnya yang dimiliki bank, serta bukti
tagihan lainnya yang belum diuangkan.

 Kertas Perbendaharaan Negara


Pos ini adalah nilai buku Kertas Perbendaharaan Negara(KPN) dalam
rupiah, termasuk KPN yang digadaikan atau dijadikan jaminan kliring
antar bank , atau jaminan lainnya oleh bank, yang dirinci atas promes dan
bilyet.

 Efek-efek
Pos ini adalah nilai buku semua efek dalam rupiah. Seperti saham,
obligasi atau bukti lainnya. Termasuk sertifikat atau surat pengganti serta
bukti sementara dari surat-surat tersebut, bukti keuntungan dan surat-
surat jaminan /opsi/hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham
dan obligasi yang dimiliki oleh bank untuk diperjualbelikan dan tidak
dimaksudkan sebagai penyertaan.

 Pinjaman dalam rupiah


Terdiri dari pinjaman yang diberikan dan cadangan piutang ragu-ragu.
Pinjaman yang diberikan , pos ini meliputi semua realisasi pemberian
pinjaman dalam rupiah bank kepada pihak ketiga bukan bank.
Sedangkan cadangan piutang ragu-ragu, pos ini adalah cadangan yang
dibentuk untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat
dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh pinjaman yang
diberikan dalam rupiah.

 Pinjaman dalam Valuta Asing


Terdiri dari pinjaman yang diberikan dan cadangan piutang ragu-ragu.

 Aktiva dalam valuta asing lainnya


Pos ini berisi semua aktiva dalam valuta asing milik bank, termasuk
pinjaman yang diberikan kepada bank-bank lain di Indonesia.

 Penyertaan
Pos ini adalah penyertaan bank pelapor dalam rupiah pada perusahaan
lain dalam bentuk modal saham menurut harga perolehannya, yang
dirinci atas LKBB dan perusahaan lainnya.

 Aktiva tetap dan inventaris


Terdiri atas harga perolehan dan akumulasi penyusutan. Harga
perolehan, pos ini berisi harga perolehan atau nilai revaluasi masing-
masing dari tanah, gedung kantor, rumah dan perabot milik bank.
Sedangkan akumulasi penyusutan, pos ini adalah jumlah penyusutan
yang telah dilakukan atas nilai aktiva tetap dan inventaris sampai dengan
akhir bulan yang bersangkutan.

 Antar kantor aktiva


Pos ini merupakan rekening antar kantor yang bersaldo debet, yang
dirinci atas rupiah dan dalam valuta asing

 Rupa-rupa Aktiva
Pos ini adalah saldo rekening-rekening aktiva lainnya yang tidak dapat
dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu pos aktiva di atas,
misalnya selisih kurs, pembebanan sementara, setoran jaminan listrik,
dan angsuran pajak selama masa pajak jika dibukukan sebagai uang
muka.
3.
1. Prosedur penerimaan setoran tunai dengan system kolektif:
Debitur menyerahkan slip setoran yang dibuat dalam rangkap 3 kepada petugas
counter bank, petugas counter mencatat slip setoran itu pada rekapitulasi awal
kas, memberi stempel dan memarafnya, kemudian slip diserahkan kembali
kepada debitur. Debitur menyerahkan slip setoran beserta uang tunai yang akan
disetorkan kepada kasir. Kasir menerima slip setoran dan uang tunai serta
menghitungnya. Selanjutnya slip setoran distempel dan diparaf, kemudian kasir
menyampaikan slip setoran tersebut kepada kuasa kas. Kuasa kas mencatat
dalam buku kas control atau buku pengawasan fiatur khusus transaksi tunai dan
menandatangani slip setoran, setelah itu slip setoran tersebut diteruskan kepada
petugas prima nota. Petugas prima nota menerima slip setoran kemudian
mencatat transaksi itu pada kartu rekening pinjaman debitur dan memaraf kartu
tersebut, kemudian diserahkan kembali kepada kuasa kas. Kuasa kas
memeriksa kebenaran pengisian kemudian memaraf saldonya dan kartu
rekening pinjaman debitur diserahkan kembali kepada petugas prima nota dan
slip setoran dikembalikan kepada petugas counter. Petugas counter
mendistribusikan slip setoran yang diterimanya.
Lembaran pertama kepada debitur, lembaran kedua untuk file kasir, dan
lembaran ketiga untuk unit akutansi guna dibukukan.

2. Prosedur penerimaan setoran tunai dengan system teller:


Debitur menyerahkan slip setoran yang dibuat dalam rangkap tiga dan uang
tunai yang akan disetor kepada teller. Teller menghitung uang dan mencocokkan
jumlah fisik dengan slip setorannya. Kemudian slip diberi stempel validating dan
uang yang disetorkan disimpan dalam cash box teller Setelah itu teller mencatat
penerimaan setoran tunai itu ke dalam buku kas harian teller.
Slip setoran ditandatangani teller sesuai dengan jumlah batas wewenangnya.
Teller mendistribusikan slip setoran tersebut. Lembaran pertama kepada debitur,
lembaran kedua untuk file teller, lembaran ketiga kepada petugas prima nota.
Petugas prima nota mencatat transaksi itu dalam kartu rekening pinjaman debitur
yang bersangkutan dan membubuhkan parafnya. Kemudian menyerahkan slip
setoranbeserta kartu rekening pinjaman debitur kepada kepala unit kerjanya
yang berwenang untuk diperiksa kebenaran pengisian kartu dan memaraf pada
saldonya. Setelah itu kartu peminjaman debitur tersebut dikembalikan kepada
petugas prima nota dan slip setoran diserahkan kepada unit akutansi untuk
dibukukan.
3. Prosedur penerimaan setoran dengan pemindah bukuan:
Debitur B mengisi slip setoran dalam rangkap 3 dan menyerahkan slip setoran
itu berikut cek kepada teller, teller meneliti keabsahan cek dengan
memperhatikan pemenuhan persyaratan formal cek, melihat daftar pembatalan
cek, dan kesesuaian antara tanda tangan penarik dengan kartu specimen yang
bersangkutan. Kemudian mencocokkan nilai cek dengan slip setoran. Teller
menghubungi petugas prima nota yang menangani rekening giro nasabah A,
untuk mengetahui apakah saldo yang bersangkutan masih cukup tersedia untuk
pembayaran cek tersebut. Setelah itu, teller menandatangani slip setoran sesuai
dengan batas wewenangnya dan memberi stempel validating, kemudian
menyerahkan slip setoran lembaran pertama kepada debitur B serta meneruskan
slip setoran lembaran ketiga kepada petugas prima nota. Atas dasar warkat-
warkat tersebut, petugas prima nota mencatat mutasi tersebut ke dalam masing-
masing rekening, yaitu kredit untuk rekening pinjaman debitur B dan debet untuk
rekening giro nasabah A, dan membubuhkan parafnya serta meneruskan kepada
atasannya yang berwenang untuk diperiksa kebenaran pengisiannnya. Apabila
sudah cukup benar, maka saldo di kartu tersebut diparaf. Setelah itu, cek dan
slip setoran diteruskan kepada unit akutansi untuk dibukukan.

Sumber Referensi :
- BMP EKSI4205/BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
- Materi Inisiasi 1,2,3 ADBI4436/OPERASIONAL BANK

Anda mungkin juga menyukai