Anda di halaman 1dari 45

Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-

menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan.

1. Pengertian administrasi dalam arti sempit


Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu
sama lain. Administrasi dalam arti sempit inilah yang sebenarnya lebih tepat disebut tata
usaha (clerical work / office work). Seluruh kegiatan ketatausahaan dapat dirangkum dalam
tiga kelompok, yaitu korespondensi, ekspedisi, dan pengarsipan.
2. Pengertian administrasi dalam arti luas
Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok orang
berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan
mendayagunakan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Jadi administrasi dalam arti luas memiliki unsur-unsur : sekelompok orang, kerjasama,
pembagian tugas secara terstruktur, kegiatan yang runtut dalam proses, tujuan yang akan
dicapai, dan memanfaatkan berbagai sumber.

my blog (Mitro_Faot)
KAMIS, 16 JUNI 2016

Akuntansi jasa bank dan transfer

AKUNTANSI JASA BANK DAN TRANSFER


 Pengertian Transfer
Transfer adalah salah satu jasa yang di berikan oleh bank umum
untuk melayani pengiriman uang dari satu tempat ke tempat yang lain.
Perlu di kemukakan bahwa pemindahan dana secara giral ini hanya dapat
dilakukan oleh bank umum. BPR tidak diperkenankan melaksanakan lalu
lintas giral sebagaimana yang diatur dalam UU No.10 tahun 1998. Dalam
kegiatan perbankan , transfer dana hanya dilakukan secara accounting ,
dengan kata lain dana / uang dipindahkan dari suatu rekening ke rekening
lain , atas dasar media atau instruksi yang dipercayakan oleh bank
pengirim dan penerima.
 Jenis Mata Uang
Pengiriman uang dapat dilakukan dengan mata uang rupiah atau
mata uang asing , dengan catatan transfer dalam valuta asing hanya boleh
dilakukan oleh bank devisa. transfer valas hanya diperkenankan khusus
keluar negeri atau dari luar negeri. Lalu lintas dalam valas di dalam negeri
tidak diperbolehkan. Mata uang asing yang digunakan dalam transfer
valas hanyalah currency yang tersedia di bank devisa pada umumnya.
 Sifat Transfer
Pengiriman berita atau konfirmasi adanya pengiriman dana
dilakukan dengan menggunakan beberapa media yakni :
1. Teleks
2. Telepon / fax
3. Wesel (draf )
4. Surat
Penentuan sarana apa yang digunakan bank, senantiasa atass dasar
pengirim / nasabah. Transfer menggunakan teleks berarti bahwa
komunikasi pengiriman antar bank pengirim dengan bank pembayar,
menggunakan teleks. Dengan demikian, pada saat bank pengirim
melekukan pengiriman berita. Pada hakekatnya, pada saat yang sama pula
telah menjadi pemindahan dana. Demikian pula halnya transfer melalui
telepon, maka pemindahan dana tersebut telah terjadi. Transfer memakai
wesel, artinya berita transfer akan disampaikan menggunakan wesel yang
diterbitkan oleh bank pengirim, dan penerima dapat menarik dana kiriman
dari bank dengan menggunakan wesel. Selanjutnya wesel ini dikirim
langsung oleh bank kepada penerima di alamat yang ada diwesel atau
nasabah dapat mengirim atau membawa sendiri. Transfer melalui surat
berbeda degan wesel, sebab jika ditransfer menggunakan surat maka surat
pemberitahuan penguruman akan dikirim oleh bank langsung kepada
bank pembayar bukan kepada penerima atau diberikan kepada nasabah.

 Manfaat Pelayanan Transfer


Pelayanan transfer bagi bank memberikan keuntungan atau manfaat
berupa :
1. Sumber dana bank
2. Sumber pendapatan
Keuntungan utama dari transfer sebenarnya adalah pengendapan dana
di bank selama dana tersebut ditempatkan oleh nasabah sampai dengan
ditariknya dana tadi. Dari keuntungan ini tidak berarti bahwa transfer
nasabah harus diperlambat penyampaiannya. Tindakan ini justru akan
mengakibatkan kurangnya nasabah yang menggunakan jasa transfer.
Sebaliknya jika pelayanan transfer memuaskan bagi nasabah, jumlah
nasabah yang menggunaka jasa transfer semakin meningkat. Peningkatan
ini akan mendorong para nasabah tadi untuk menggunakan jas abank
lainnya. Disebut sebagai pendapatan bank Karena bank memungut biaya
transfer berupa biaya provisi / komisi transfer dan biaya teleks atau biaya
telepon. Jika suatu kantor cabang melayani transaksi transfer setiap hari
rata-rata 50 nasabah, dengan biaya transfer Rp. 5.000,- per transfer ,
berarti pendapatan bank dari transfer rata-rata Rp. 25.000,- per hari. Atau
Rp. 6.250.000,- per bulan. Pendapatan ini sudah dapat menutupi gaji
sekian orang pegawai di bank.
 Penggunaan transfer
Bank menggunaka sarana telekomunikasi berupa teleks, telepon, surat
ataua wesel. Oleh karenanya, demi pengamanan transaksi bank
menggunakan berbagai bentuk verifikasi kebenaran transaksi berupa
sandi (test key) serta verifikasi tanda tangan pejabat bank. Sering pula
bank melakukan konfirmasi kembali kekantor pengirim, terhadap
transaksi transfer tertentu yang dianggap perlu dilakukan rekonfirmasi.
 Media atau Formulir Dalam Transaksi
1. Permohonan transfer / applikasi transfer
2. Teleks transfer
3. Surat transfer
4. Wesel
5. Nota transfer dengan telepon
6. Giro order / giroverkeer / LLG
7. Pemberitahuan kiriman uang (PKU)
8. Nota debet (debet nota)
Permohona transfer diisi oleh nasabah secara jelas dan harus
mencamtumkan nama pengirim dan alamat yang jelas, nama dana alamat
pengirim, nomor rekening dan bank penerima (jika ada), jumlah kiriman,
tanggal, cara pengiriman (teleks, telepon, wesel, surat) cara penyediaan
dana (cash atau rekening lain). Teleks transfer disiapkan oleh staff transfer
atau dasar permohonan nasabah yang diberi pengesahan berupa tanda
tangan pejabat dan nomor sandi. Demikian pula halnya dengan surat
transfer dan wesel serta nota transfer lewat telepon.
Giro order / giroveerker, disiapkan oleh bank jika tujuan transfer
mmenunjukan suatu rekening dibank lain pada kota yang sama. Giro order
juga di siapkan oleh bank apabila ditempat tujuan transfer tidak terdapat
kantor cabang, sehingga harus menggunakan jasa bank lan sesame
perserta kliring dan mempunyai cabang dikota tujuan transfer.
Dengan menyerahkan giro order kepada bank lain di lembaga kliring
berarti bank membuat giroveerker yang isinya meminta agar bank
penerima giroveerker membayar pihak yang disebut dalam giroveerker.
Selanjutnya atas pembayaran tersebut, bank penerbit akan memindahkan
dana ke rekening bank pembayaran / di RK pada BI.
Pemberitahuan kiriman uang diterbitkan oleh bank penerima transfer
kepada pihak penerima transfer, setelah bank menerima instruksi
pembayaran dan telah menerima secara efektif penggantian pembayaran
transfer tersebut. Pemberitahuan kiriman uang (PKU) ini akan digunakan
oleh penerima untuk menarik dana secara cash / pemindahan bukuan
langsung dibank atau dapat pula ditarik oleh penerima dari bank melalui
kliring.
Debet nota, biasanya diginakan bank untuk melengkapi suatu
penagihan ke bank lain dilembaga kliring. Contohnya adanya PKU yang
diterbitkan oleh bank lain, milik salah satu nasabah bank dimana nasabah
ini menyerahkan ke bank untuk dikliringkan. PKU ini belum di anggap
sebagai warkat kliring yang sah. Untuk itu bank harus dilengkapi dengan
nota debet, agar langsung bisa ditagihkan ke bank penerbit PKU.
Sarana perhitungan pembayaran merupakan sarana bank saling
memindahkan dana untuk menyelesaikan transaksi transfer. Sarana
perhitungan yang digunakan adalah :
1. Rekening antar kantor (RAK)
2. Rekening giro di Bank Indonesia
3. Rekening pada bank koresponden
Rekening antar kantor digunakan jika transfer dilaksanakan antar
kantor cabang yang sama. Rekening Koran di BI digunakan jika
pemindahan dana antar kedua bank berbeda terjadi dilembaga kliring.
Sementara rekening Koran pada bank koresponden ini dibentuk apabila
hubungan melalui kliring tidak memungkinkan kedua bank menpunyai
suatu kepentingan untuk membentuk hubungan.
 Akuntansi Transfer
Pelaksanaan transfer yang dimulai dengan pengiriman dengan
pemgiriman dana smapai ke tujuan senantiasa disertai dengan pencatatan
yang benar dan tepat. Pencatatan ini dibagi menjadi dua jenis yakni
pencatatan transfer dalam negeri dan pencatatan transfer luar negeri.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pad ailustrasi berikut ini :
A. Akuntasi transfer dalam negeri
1.Pelaksanan transfer melalui over booking
Tuan Steve hendak mengirim uang kepada rekannya dimedan Rp.
15.000.000,- komisi transfer 3.000,- pembayarannya dilakukan atas beban
rekening gironya.
Jurnal transaksi :
D/Rekening giro nasabah Rp. 15.003.000,-
K/RAK Rp. 15.000.000,-
K/Pendapatan komisi transfer Rp. 3.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/kredit
Transfer Rekening giro Berkurang Debet
dalam nasabah Berkurang Kredit
negeri RAK Bertambah Kredit
melalui Pend komisi
pindah buku transfer

Ny. Aida nasabah tabungan Bank Asia Cabang Jakarta hendak melalukan
transfer ke rekannya yang merupakan nasabah giro PT Bank Cabang
Jakarta. Dana yang ditransfer sebesar Rp. 500.000,- biaya transfer Rp.
5000,- pembayaran dilakukan dengan beban rekening tabungannya.
Jurnal transaksi :
D/Rekening tabungan nasabah Rp. 505.000,-
K/KS-PU Rp. 500.000,-
K/Pendapatan komisi transfer Rp. 5.000,
2.Penbatalan transfer keluar
Ny. Nushe, nasabah tabungan, membatalkan pengiriman dananya
sebesar Rp. 15.000.000,- pelaksanaan transfer melalui cabang Asia di
Jambi. Pembatalan transfer dikenakan biaya sebesar Rp. 15.000,-
Jurnal Transaksi :
D/RAK Rp. 15.000.000,-
K/Rekening tabungan Rp. 15.015.000,-
K/Pendapatan komisi transfer Rp. 15.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Pembatalan RAK Bertambah Debet
transfer Rek tab nas Bertambah Kredit
keluar Pend komisi Bertambah Kredit
transfer

3.Transfer Masuk
Selain transfer keluar ada juga transfer masuk. Transfer masuk ini
memberikan keuntungan bagi bank karena ada dana masuk dan bagi
nasabah. Jika transfer masuk ke bank dengan nomor rekening yang jelas
maka dana tersebut akan masuk ke rekening yang dituju, jika rekening
yang ditujukan tidak jelas maka dana yang berasal dari transfer masuk
akan ditampung pada rekening penampung.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada contoh berikut ini :
a. Tuan Ikhwal nasabah giro Bank Asia Cabang Jakarta menerima
LLG (Lalu Lintas Giro) masuk sebesar Rp. 7.000.000,- dari rekannya.
Dana tersebut berasal dari Bank Omega di Jakarta.

Jurnal Transaksi :
D/BI-Giro Rp. 7.000.000,-
K/Rekaning Giro Nasabah Rp. 7.000.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Bl giro Bertambah Debet
masuk Bertambah Kredit
untuk Rek giro
rekening nasabah
giro nasabah

b. Tuan Irham nasabah tabungan Bank Asia Cabang Jakarta menerima


kiriman dana sebesar Rp. 5.500.000,- dana tersebut pada hari yang
sama dikirim ke anaknya dicabang Surabaya.

Jurnal Transaksi :
D/BI-Giro Rp. 5.500.000,-
K/KS-KU Rp. 5.500.000,-
D/KS-KU Rp. 5.500.000,-
K /RAK Rp. 5.500.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer BI-Giro Bertambah Debet
masuk KS-KU Bertambah Kredit
untuk RAK KS-KU Bertambah Debet
RAK Bertambah Kredit

4. Pembatalan Transfer Masuk


Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam pengiriman dana masuk
(transfer masuk), kesalahan itu dapat terjadi karena salah nama, salah
nomor rekening atau tempat yang dituju. Jika dananya belum di ambil
oleh nasabahnya, maka dana tersebut dapat diblokir namun bila telah di
ambil maka harus menghubungi nasabah yang bersangkutan. Sebagai
ilustrasi dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Jurnal Transaksi :
D/BI-Giro Rp. 50.000.000,-
K/Rekening Tabungan Nasabah Rp. 50.000.000,-

D/Rekening tabungan Nasabah Rp. 50.000.000,-


K/KS-Pengiriman uang Rp. 50.000.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Pembatalan BI giro Bertambah Debet
transfer Rek tab nas Bertambah Kredit
masuk Rek tab nas Berkurang Debet
KS-PU Bertambah Kredit

B. Akuntasi Transfer Luar Negeri


Bank devisa selain berhubungan dengan valuta rupiah juga
berhubungan dengan valuta asing, misalanya transaksi ekpor impor,
transaksi bank notes dan transfer uang ke luar negeri.
Saat ini salah satu jasa bank yang dapat memberi konstribusi yang
berarti bagi pendapatan fee base adalah melalui jasa transfer yang
ditawarkan oleh bank, khususnya pada transfer keluar negeri.sama dengan
transfer dalam negeri, transfer keluar negeri terdiri dari 2 jenis yakni
transfer keluar dan transfer masuk.
Jika bank melakukan transfer keluar (aotgoing transfer) dalam valuta
asing pada bank koresponden diluar negeri akan berkurang, sementara
dana rupiah atau valuta asing pada bank dalam negeri akan bertambah.
Bila bank menerima transfer masuk dalam valuta asing (incoming
transfer) maka dana valuta asing pada bank korespondan dan diluar negeri
akan bertambah sebaliknya dana rupiah atau valuta asing bank dalam
negeri akan berkurang.
Dalam melakukan transfer dengan valuta asing, bank senantiasa
memprhitungkan kurs yang paling menguntungkan bagi pihak bank. Kurs
TT (telegraphic transfer) adalah kurs yang sering digunakan oleh pihak
bank dalam melaksanakan transfer dalam valuta asing.
Keuntungan-keuntungan yang diperolej bank dengan memberikan jasa
transfer luar negeri antara lain :
1. Pendapatan / komisi transfer
2. Selisih kurs yang diberikan kepada nasabah
Untuk pencatatan transaksi transfer dibagi dalam 2 golongan yakni
pencatatan transfer masuk dan keluar. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
contoh berikut ini :
1. Transfer keluar
1. Transfer Keluar Valas Dengan Valuta Asing
Tuan Ronald hendak mengirim uang ke singapura sebanyak SGD
Rp.100.000,- komisi 0,05 % dari nilai transfer. Biaya transfer Rp. 40.000,-
kurs TT jual SGD Rp.5.500,- pembayaran dilakukan dengan valuta rupiah.
Penyelesaian :
Nilai yang ditransfer SGD 100.000,-
Komisi 0,05 % SGD 50,-
Jumlah yang ditrasfer SGD 100.050,-
Kurs TT jual SGD Rp. 5.500,-
Equevalen dalam rupiah Rp. 550.275.000,-
Biya pengiriman uang Rp. 40.000,-
Total yang dibayar nasbah Rp. 550.315.000,-
Jurnal Transaksi :
D/kas rupiah Rp. 550.275.000,-
K/RPV rupiah Rp. 550.275.000,-
D/RPV SGD Rp. 100.050,-
K/antar bank pasiva valas Rp. 100.000,-
K/pend transfer valas Rp. 50,-
D/kas rupiah Rp. 40.000,-
K/komisi transfer valas Rp. 40.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/berkurang Debet/kredit
Transfer Kas rupiah Bertambah Debet
keluar RPV rupiah Bertambah Kredit
dengan valas RPV valas Berkurang Debet
valuta rupiah ABP valas Bertambah Kredit
Pend transfer Bertambah Kredit
valas Bertambah Kredit
Komisi
transfer
2. Transfer keluar Valas Dengan Over Booking

Mr.Dharma mengirim uang ke Jerman sebesar DEM Rp. 25.000,-


komisi 0,05 % dari nilai transfer. Biaya transfer Rp. 25.000,- kurs TT beli
DEM 6.000,- kurs TT jual DEM Rp. 6.500,- pembayaran di bebani
dengan rekening giro rupiahnya.
Penyelesaian :
Nilai yang ditransfer DEM 25.000,-
Komisi 0,05 % DEM 12,5,-
Total yang dibayar DEM 25.012,5
Kurs TT jual DEM Rp. 6.500,-
Equalivalen dalam rupiah Rp. 162.581.250,-
Biaya pengiriman uanng Rp. 25.000,-
Total yang dibayar nasabah Rp. 162.606.250,-
Jurnal transaksi :
D/Rekening giro nasabah Rp. 162.581.250,-
K/RPV-rupiah Rp. 162.581.250,-
D/RPV-valas DEM Rp. 25.012.5,-
K/Antar bank pasiva valas Rp. 25.000
K/Pend transfer-valas Rp. 12,5,-
D/Rekening giro rupiah Rp. 25.000,-
K/Komisi transfer valas Rp. 25.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Rek giro nas Berkurang Debet
keluar ABP valas Bertambah Kredit
valas melalui Pend trans Bertambah Kredit
rekening giro valas Bertambah Kredit
rupiah Komisi
transfer vls

3. Transfer Keluar Valas Dengan Rak


Tuan Rayyan nasabah tabungan Bank Asia Cabang Makassar. Hendak
mengirim uang ke Erab Saudi sebanyak SAR 20.000,- biaya pengiriman
uang Rp. 50.000,- kurs TT beli SAR Rp. 30.000,- kurs jual SAR Rp.
3.250,- nasabah tersebut membayar dengan mambebani rekening
tabungannya.

Penyelesaiannya :
Nilai yang ditransfer SAR 20.000,-
Kurs TT jual 3.250,-
Equivalen dalam rupiah Rp.65.000.000,-
Biaya transfer 50.000,-
Jumlah yang harus dibayar Rp.65.050.000,-
Jurnal transaksi (dicabang) :
D/Rekening tabungan nasabah Rp.65.000.000,-
K/RPV-rupiah Rp.65.000.000,-
D/RPV-valas SAR SAR 20.000,-
K/RAK-kantor pusat SAR 20.000,-
D/Rekening tabungan nasabah Rp.50.000,-
K/Komisi transfer valas Rp.50.000,-
Jurnal transaksi (dikantor pusat) :
D/RAK-cabang Makassar SAR 20.000,-
K/Antar bank pasiva valas 20.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Rek tab nas Berkurang Debet
keluar valas RAK kantor Berkurang Kredit
melalui RAK pusat Bertambah Kredit
Komisi transf Bertambah Debet
pusat Bertambah Kredit
RAk cabang
ABP valas
4. Transfer keluar valas dengan valuta yang sama secara tunai

Tuan Helman hendak melakukan pengiriman uang ke Beijing CHY


10.000. biaya transfer Rp.30.00,- pembayaran dilakukan dengan valuta
CHY juga.

Jurnal transakasi :
D/Kas valas CHY 10.000
K/RPV-valas 10.000
D/RPV-valas CHY 10.000
K/Antar bank pasiva valas 10.000
D/Kas rupiah Rp. 30.000,-
K/Komisi transfer valas Rp. 30.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer KAS valas Bertambah Debet
keluar ABP valas Bertambah Kredit
valas dengan Kas rupiah Bertambah Debet
valuta asing Komisi transf Bertambah Kredit
yang sama

5. Transfer keluar vals dengan valuta yang sama secara over booking

Ny.Tuti hendak melakukan pengiriman uang ke Amerika sebesar USD


5.000 biaya transfer Rp.50.000,- dibayar tunai dengan valuta rupiah.
Pembayaran transfer dibebani dengan rekening giro valas USD.

Jurnal transaksi :
D/Rekening giro valas USD 5.000
K/RPV-valas USD 5.000
D/RPV-valas USD 5.000
K/Antar bank pasiva valas 5.000
D/Kas rupiah Rp. 5.000
K/Komisi transfer valas Rp.50.000,-

2. Transfer Masuk

Pada transfer masuk, bank pembayaran bertindak sebagai bank atau


pihak tertarik dimana dana pembayarannya telah dikredit ke beneficiary
atau nostro oleh bank koresponden atau issung bank proses pembayaran
transfer dilakukan dengan 2 cara yakni melalui telegraphic transfer dan
mail transfer. Transfer masuk dapat dibuku dalam beberapa cara diantara
secara tunai, pindah buku RAK atau melalui rekening penampungan.
Untuk rekening penampungan ini dapat dilakukan bila si penerima dana
tidak memiliki reekening pada bank pembayar.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh transaksi untuk transfer masuk :
a. Transfer masuk bila penerima dana ingin mengambil dalam valuta rupiah

Tuan Ramses memeperoleh transfer masuk sebesar USD 5.000 dari


CitiBank. Las Vegas melalui Bank Asia Cabang Jakarta. Kurs TT beli
USD 9.200. kurs jual USD 9.500.

Penyelesaiannya :
Nilai transfer masuk USD 5.000
Kurs TT beli Rp. 9.200 Rp.46.000.000,-
Jurnal transaksi :
D/Antar bank aktiva-valas USD 5.000
K/RPV-valas 5.000
D/RPV-rupiah Rp.46.000.000,-
K/ Kas rupiah Rp.46.000.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk Kas rupiah Berkurang Kredit
yang di
ambil dalam
valuta rupiah

b. Transfer masuk bila penerima dana ingin di ambul dalam valuta asing
(valuta yang sama)

Tuan Ramses memperoleh transfer masuk sebesar DEM 19.000 dari


Deutch Bank, Jerman melalui Bank Asia Cabang Jakarta. Kurs beli TT
bank notes DRM 5.150. kurs jual DN DEM 5.250.

Jurnal transaksi :
Tahap I (saat valas diterima bank pembayar)
D/Antar bank aktiva-valas DEM 19.000
K/RPV-DEM 19.000
D/RPV-rupiah Rp.96.900.000,-
K/ Kas rupiah Rp.96.900.000,-

Tahap II (nasabah mau ambil dalam valuta yang sama )


D/Kas rupiah Rp.99.750.000,-
K/RPV-rupiah Rp.99.750.000,-
D/RPV-DEM 19.000
K/Kas valas DEM 19.000

Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk Kas rupiah Berkurang Kredit
yang diambil Kas rupiah Bertambah Debet
dalam valas Kas valas Berkurang Kredit
asing
yang sama
c. Transfer masuk bila penerima dana ingin masuk ke rekening giro valas

Tuan Amran menerima transfer masuk sebesar SAR 20.000 dari Saudi
Arabia melalui Bank Asia Cabang Jakarta. Dana tersebut langsung
dikredit ke rekaning giro valas SARnya.

Jurnal transaksinya :
D/Antar bank aktiva-valas SAR 20.000
K/RPV-SAR 20.000
D/RPV-SAR 20.000
K/Rekening giro valas SAR 20.000

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk vls Giro valas Bertambah Kredit
yang
dikreditkan
ke rek giro
valas

d. Transfer masuk valas yang di ambil dalam valuta asing yang bebeda
Tuan Aziz menerima transfer valas sebesar HKD 15.000 dari Chese
Manhatan Bank di Hongkong, dana transfer ingin ambil dalam valuta
SAR secara tunai. Kurs TT beli HKD 3.400 kurs TT jual HKD 3.500 kurs
TT beli SAR 2.100 kurs TT jual SAR 2.200.

Penyelesaian :
Kurs TT beli SAR Rp.2.100,-
Kurs TT jual HKD Rp.3.500,-
Kurs konversi HKD 1 = 3.500 = 1,67
2.100
Valuta asing yang diterima dalam bentuk SAR
= 167 x 15.000
= SAR 25.050
Jurnal transaksi :
D/Kas valas HKD 15.000
K/RPV-HKD 15.000
D/RPV-SAR 25.050
K/Kas vala SAR 25.050

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Kas valas Bertambah Debet
masuk vls HKD Berkurang Kredit
diambil tunai Kas vals sar
dalam valuta
yang berbeda

e. Transfer masuk valuta melalui RAK yang dananya diambil tunai dalam
valuta rupiah.

Tuan Herman nasabah Bank Asia Cabang Makassar menerima transfer


masuk sebesar USD 1.000 melalui Bank Asia Kantor pusat Jakarta. Kurs
TT beli 9.200 kurs TT jual USD 9.300.

Penyelesaian :
Transfer masuk valas USD 1.000
Kurs TT beli Rp.9.200 Rp.9.200.000,-

Jurnal transaksi :
Pembukuan di lakukan di KPO
D/Antar bank aktiva-valas USD 1.000
K/RPV-USD 1.000
D/RPV-rupiah Rp.9.200.000,-
K/RAK-cabang Makassar Rp.9.200.000,-

Pembukuan dicabang :
D/RAK cabang Makassar Rp.9.200.000,-
K/Kas rupiah Rp.9.200.000,-

Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk vls RAK cab Mks Bertambah Kredit
melalui RAK RAK cab Mks Bertambah Debet
yang Kas rupiah Berkurang Kerdit
dana diambil
tunai rupiah

C. Inkaso dalam Negeri


Jasa bank yang banyak dipergunakan oleh masyarakat adalah jasa
penagihan atas warkat dari bank lain yang telah diterbitkan oleh
nasabahnya yang berada pada lokasi yang berbeda. Jasa ini dikenal dalam
dunia perbankan sebagai inkaso.
Inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari
pihak ketiga berupa penagihan sejumlah dana kepada seseorang atau
badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
Inkaso (collection) ialah proses penagihan suatu warkat (antara lain cek
dan bilyet giro) dari satu (cabang) bank terhadap / ke (cabang) bank
lainnya.
Ditinjau dari segi waktu, kegiatan inkaso memerlukan waktu
beberapa hari tergantung dari jarak bank yang menerbitkan warkat
tersebut. Dengan demikian bagi inkaso yang telah diterima hasilnya akan
merupakan pengendapan dana bagi bank selama ia belum dicairkan oleh
si pemberi amanat.
Tidak semua warkat yang diterbitkan oleh bank dapat dimasukkan
dalam kegiatan inkaso. Warkat-warkat yang dapat diinkasokan terdiri dari:
a. Warkat inkaso tanpa lampiran
Yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampiri dengan dokumen-
dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga lainnya.
b. Warkat inkaso dengan lampiran
Yaitu warkat-warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen-dokumen
lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen-dokumen
penting lainnya.
Inkaso dilakukan antar cabang dari bank yang sama atau bank lain
dimana inkaso dilakukan melalui cabang bank sendiri yang beralokasi
pada kota yang sama dengan bank tertarik. Dalam proses inkaso, akan
tercipta hubungan antar kantor cabang pemberi amanat dan cabang
penerima amanat yang akan langsung menghubungi bank tertarik. Inkaso
tidak dilakukan pada kota yang sama, karena warkat dari bank lain yang
beralokasi dalam kota yang sama cukup dilakukan melalui kliring.
Keuntungan bagi bank yang melakukan kegiatan inkaso keluar
adalah sebagai sumber untuk meningkatkan pendapatan bank dalam
bentuk komisi dan pengendapan dan juga sebagai cara untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pangsa pasar.
Bila ditinjau dari sifat kegiatannya, kegiatan inkaso dibagi menjadi
dua jenis, yakni:
1) Inkaso Masuk
Inkaso masuk adalah penagihan suatu warkat yang diterima satu (cabang)
bank oleh/dari (cabang) bank lainnya di dalam negeri. Inkaso masuk
merupakan tagihan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri.
Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dana
dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga.
Apabila ternyata dananya mencukupi, maka bank hanya mendebet
rekening nasabah bersangkutan dan mengkredit hubungan antar kantor.
Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda dengan inkaso
keluar, dimana bank pemberi amanat bersifat aktif.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega – cabang Jakarta menerima tagihan
dari Bank Omega – Bandung atas selembar cek giro nasabahnya Tn.
Ahmad sebesar Rp 20.000.000 setelah diteliti dana nasabah tersebut
cukup. Oleh Bank Omega – cabang Jakarta akan membukukan sebagai
berikut:
D : Giro – Rekening Tn. A ...................... Rp 20.000.000
K : RAK – Cabang Bandung .................. Rp 20.000.000

Dalam inkaso masuk tidak akan dibukukan dalam rekening administrative


karena sifat transaksinya
sudah jelas, yaitu ada atau tidak adanya dana dari nasabah yang telah
menarik warkat yang
bersangkutan.
2) Inkaso Keluar
Inkaso merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah
diterbitkan oleh nasabah bank lain. Disini bank menerima amanat dari
nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang
nasabah bank lain dikota lain. Inkaso keluar adalah penagihan suatu
warkat yang disampaikan / ditujukan terhadap / ke (cabang) bank lainnya
di dalam negeri.
Dalam kegiatan inkaso keluar, seluruh transaksi sebelum diperoleh
kepastian berhasil tidaknya akan dibukukan dalam rekening administratif
sebelah kredit dalam rekening warkat inkaso yang diterima. Rekening ini
akan tetap outstanding sampai inkaso dinyatakan berhasil.
Sebagai contoh, apabila Tn. Bambang, nasabah giro Bank Omega cabang
Jakarta, menyerahkan selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang
nasabah Bank Omega – Bandung sebesar Rp 45.000.000 untuk ditagihkan
ke cabang Bandung dan hasilnya agar dikreditkan kedalam rekeningnya.
Komisi ditetapkan sebesar 0,25%. Pada saat menerima warkat untuk
diinkaso ke cabang Bandung. Bank Omega – Jakarta akan membukukan:
K : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang Diterima .........
Rp 45.000.000

D : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang Diterima .........


Rp 45.000.000
Apabila seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso
dinyatakan berhasil, dan untuk itu kepada nasabah dikenakan ongkos
kawat sebesar Rp 10.000, oleh Bank Omega – cabang Jakarta akan
dibukukan sebagai berikut:
D : RAK – Cabang
Bandung .................................... Rp 45.000.000
K : Giro – Tuan
Bambang ......................................... Rp 44.887.500
K : Pendapatan Komisi
Inkaso .................................. Rp 112.500
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ................................. Rp 10.000

Hasil inkaso tersebut langsung dibukukan kedalam rekening nasabah


setelah inkaso dinyatakan berhasil. Bagi inkaso yang dilakukan untuk
kepentingan bukan nasabah bank, hasil inkaso dapat ditampung dalam
rekening Hasil Inkaso Yang Dapat Dibayar, dimana rekening ini akan
outstanding hingga pemberi amanat datang untuk mencairkan hasil inkaso
tersebut.
Sebagai contoh, apabila seorang bernama TN. Haris, yang bukan nasabah
Bank Omega – Cabang Jakarta, datang menyerahkan selembar cek giro
sebesar Rp 13.000.000 untuk ditagihkan kepada seseorang nasabah Bank
Omega – cabang Surabaya. Apabila inkaso berhasil ia akan datang untuk
mengambilnya secara tunai. Komisi ditetapkan 0,25% dan ongkos kawat
sebesar Rp 10.000. Pada saat menerima warkat inkaso, Bank Omega akan
membukukan:
K : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang Diterima ........
Rp 13.000.000

D : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang Diterima ........


Rp 13.000.000
Pada saat hasil inkaso dinyatakan berhasil, Bank Omega – Jakarta akan
membukukan :
D : RAK – Cabang
Surabaya ....................................... Rp 13.000.000
K : Hasil Inkaso Yang Dapat
Dibayar .......................... Rp 12.957.000
K : Pendapatan Komisi
Inkaso .................................... Rp 32.500
K : Pendapatan Ongkos Kawat ................................. Rp 10.000
Rekening hasil inkaso yang dapat dibayar ini akan tetap outstanding
hingga nasabah datang untuk mengambil hasil inkaso tersebut. Dengan
demikian hasil inkaso yang outstanding merupakan dana murah yang akan
mengendap beberapa lama dalam bank.
Apabila beberapa hari kemudian Tuan Haris datang hendak mengambil
hasil inkaso tersebut, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D : Hasil Inkaso Yang Dapat
Dibayar .....................Rp 12.957.500
K :
Kas .................................................................... Rp 12.957.500
D. Inkaso Keluar Berantai
Seringkali inkaso yang dilakukan oleh suatu bank adalah warkat dari
bank lain yang beralokasi pada kota yang berbeda. Dalam hal demikian,
bank penerima warkat inkaso akan memberi amanat kepada cabang
sendiri yang berlokasi dalam kota yang sama atau kota terdekat dengan
bank pemilik atau penerbit warkat tersebut untuk menagih sejumlah nilai
yang tertera dalam warkat tersebut. Pelaksanaan inkaso oleh cabang
penerima amanat dapat dilakukan melalui kliring. Bank pemberi amanat
akan mengkreditkan rekening nasabah pemberi amanat setelah inkaso
berhasil dinyatakan berhasil.
Sebagai contoh, apabila Tn. Juwono, nasabah giro Bank Omega –
Jakarta memberikan amanat untuk menagihkan selembar cek giro pada
Bank ABC – Surabaya sebesar Rp 50.000.000, komisi sebesar 0,30% dan
biaya kawat sebesar Rp 20.000 diperhitungkan dari hasil inkaso. Pada saat
menerima warkat inkaso, Bank Omega – Jakarta akan membukukan
sebagai berikut:

D : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang


Diterima ........ Rp 50.000.000
K : Rekening Administratif Rupiah – Warkat Inkaso Yang
Diterima ........ Rp 50.000.000
Pada saat Bank Omega – Surabaya menerima warkat inkaso, akan
dibukukan oleh cabang Surabaya dengan jurnal sebagai berikut:
D : Bank Indonesia ....................................... Rp 50.000.000
K : Hutang Lainnya ...................................... Rp 50.000.000
Karena sifat transaksi kliring ini masih bersifat menunggu keberhasilan
inkaso dengan Bank ABC Surabaya, kliring tersebut akan ditampung
sementara pada rekening hutang lainnya.
Apabila kliring dinyatakan berhasil, Bank Omega – Surabaya akan
membebankan ongkos kawat Rp 10.000 dan membukukan :
D : Hutang Lainnya ........................................ Rp 50.000.000
K : RAK – Cabang Jakarta ............................ Rp 49.990.000
K : Pendapatan Ongkos Kawat ..................... Rp 10.000
Oleh Bank Omega Jakarta akan dibukukan:

D : RAK – Cabang
Surabaya ......................... Rp 49.990.000
K : Giro – Rekening Tn.
Juwono ...................Rp 49.820.000
K : Pendapatan Komisi
Inkaso ....................... Rp 150.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ....................... Rp 20.000
Jadi hubungan rekening antar kantor antara cabang pemberi amanat
dengan cabang penerima amanat baru terjadi setelah hasil inkaso
dinyatakan berhasil oleh bank penerbit warkat.
E. Safe Deposit Box (SDB)
Salah satu jenis bank yang dewasa kini terus dipromosikan adalah jasa
bank dalam bentuk penyediaan tempat menyimpan benda atau surat
berharga milik nasabah. Tempat tersebut berupa kotak-kotak ruang yang
disewakan dengan tarif tertentu menurut volumenya. Jasa ini dikenal
dengan Safe Deposit Box.
Safe deposit box ialah laci yang disewakan oleh bank untuk
penyimpanan barang / surat berharga milik nasabah berdasarkan
perjanjian sewa-menyewa untuk suatu periode tertentu. Safe Deposit Box
(SDB) merupakan jasa bank yang disediakan kepada para nasabah dalam
bentuk penyewaan ruang penyimpanan untuk barang-barang atau surat
berharga, dimana bank menjamin kerahasiaannya. Pengembalian dan
penyimpanan barang yang ada dalam SDB hanya dapat dilakukan bila
pihak penyewa dan bank hadir.
Manfaat bagi Bank adalah sebagai sarana untuk meningkatkan sumber
dana dan sekaligus untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dan sebagai alat promosi.
Akuntansi untuk SDB meliputi penerimaan uang sewa tahunan,
penerimaan uang jaminan kunci SDB, pembatalan atau berakhirnya sewa
SDB.
Untuk penerimaan uang sewa dapat dibukukan kedalam rekening Sewa
SDB yang diterima dimuka yang akan dibukukan sebagai pos hutang.
Secara berangsur-angsur akan dialokasikan menjadi pendapatan bank
kedalam laporan laba-rugi.
Disamping penerimaan sewa, bank juga menerima uang jaminan kunci
SDB atas penyerahan kunci kepada nasabah. Hal ini dilakukan karena
mengingat peralatan SDB hanya dapat dibuka bila kunci lengkap,
biasanya disimpan oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan bank. Bila
kunci dihilangkan nasabah, SDB harus dibuka dengan paksa dan akan
mengakibatkan kerugian bagi bank karena harus mengganti dengan
peralatan yang baru.
Pada saat Penerimaan Sewa
Sebagai contoh, apabila Tuan Yuwono datang hendak menyewa SDB
yang dimiliki oleh Bank Omega – Jakarta dengan sewa ruang ditetapkan
Rp 60.000 setahun. Setoran jaminan sebesar Rp 75.000 yang dapat
dikembalikan bila nasabah mengembalikan kunci SDB dengan utuh.
Seluruh pembayaran dilakukan atas beban rekening Giro Tn. Yuwono.
D : Giro – Rekening Tn. Yuwono ........................ Rp 135.000
K : Sewa SDB Yang Diterima Dimuka ................ Rp 60.000
K : Setoran jaminan – Kunci SDB ....................... Rp 75.000
Pada saat penutupan sewa, Bank Omega – Jakarta akan membukukan
sebagai berikut:
D : Sewa SDB Yang Diterima Dimuka ................ Rp 5.000
K : Pendapatan Sewa SDB ................................... Rp 5.000

Secara berangsur-angsur, yakni setiap bulan, rekening sewa SDB yang


diterima dimuka akan dialokasikan kedalam rekening pendapatan. Pada
bulan pertama setelah tanggal sewa akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut:

D : Setoran Jaminan – Kunci SDB ......................... Rp 75.000


K : Giro – Rekening Tn. Yuwono .......................... Rp 75.000
Saat Perjanjian Diakhiri
Pada akhir periode sewa SDB nasabah memiliki pilihan untuk
memperpanjang atau mengakhiri sewa SDB.
Dalam hal memperpanjang sewa SDB, setoran jaminan kunci tidak
perlu ditagih lagi karena sewa akan diperpanjang kecuali ada kenaikan
tarif setoran jaminan kunci. Yang akan diterima adalah sewa untuk
periode selanjutnya dengan ayat jurnal seperti tampak diatas.
D : Setoran Jaminan – Kunci SDB ......................... Rp 75.000
K : Giro – Rekening Tn. Yuwono .......................... Rp 75.000
Apabila setelah jangka waktu sewa berakhir, dan Tn. Yuwono tidak mau
memperpanjang sewa SDB lagi, uang jaminan kunci akan dikembalikan
kepada Tn. Yuwono untuk keuntungan rekening gironya. Oleh Bank
Omega – Jakarta akan dibukukan:
Kunci Yang Dihilangkan Oleh Nasabah
Uang setoran jaminan kunci dimaksudkan adalah untuk menjaga
kemungkinan kunci yang dibawa oleh nasabah hilang. Dalam hal terjadi
kehilangan kunci SDB, nasabah harus menggantinya. Dalam hal ini bank
akan mengambil seluruh uang jaminan kunci SDB yang telah disetorkan
oleh nasabah yang bersangkutan.
Sisa sewa (RPH. 70.000 : 2) = Rp 35.000
Sewa baru setahun yang akan datang = Rp 100.000
Kekurangan sewa yang akan datang = Rp 65.000
Setoran jaminan SDB yang baru = Rp 120.000
Diterima tunai = RP 185.000
Sebagai contoh apabila seorang penyewa SDB , Tn. Budi, yang telah
membayar uang jaminan kunci SDB sebesar Rp 80.000 datang kepada
Bank Omega – Jakarta dan menyatakan telah menghilangkan kunci SDB
setelah menggunakan jasa SDB selama 6 bulan dengan sewa Rp 70.000
setahun. Ia memutuskan untuk tetap memperpanjang SDB selama setahun
lagi tetapi menghendaki volume yang lebih besar dengan beban sewa
sebesar Rp 100.000 per tahun dan uang jaminan Rp 120.000. Oleh Bank
Omega – Jakarta diminta untuk menyetorkan kembali uang jaminan SDB
dengan jumlah yang sama yang dilakukannya secara tunai. Bank Omega
– cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
Sisa Sewa (RPH. 70.000 : 2) = Rp 35.000
Sewa baru setahun yang akan datang = Rp100.000
Kekurangan sewa yang akan datang = Rp 65.000
Setoran jaminan SDB yang baru = Rp 120.000
Diterima tunai = Rp185.000
D :
Kas ........................................................................... Rp 185.0
00
D : setoran Jaminan – Kunci SDB
(lama) ..................... Rp 80.000
K : setoran jaminan – Kunci SDB
(baru) ...................... Rp 120.000
K : investasi kantor –
SDB ........................................... Rp 80.000
K : sewa SDB yang diterima
dimuka ........................... Rp 65.000
Selama rekening jaminan outstanding pada neraca, berarti masih ada
penyewa yang belum mengakhiri sewa SDB. Setoran jaminan ini tidak
berbunga dan merupakan sumber dana yang termurah bagi bank yang
harus dipupuk terus.
F. Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri (SKBDN)
Lalu lintas perdagangan antar kota atau wilayah menghendaki suatu
jaminan pembayaran atas barang-barang yang diperdagangkan. Penjual
dan pembeli harus dapat saling dipercaya dalam memenuhi kewajibannya.
Pihak penjual memerlukan kepastian akan pembayaran dan berkewajiban
menyerahkan barang atau jasa yang sesuai dengan perjanjian dengan
pihak pembeli. Pihak pembeli pun memerlukan kepastian bahwa barang
yang dibeli adalah sesuai dengan apa yang telah disetujui kedua belah
pihak dan berkewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah
dibelinya.

Jaminan yang diperlukan oleh kedua belah pihak ini memerlukan pihak
ketiga yang bertindak sebagai penjamin transaksi jual dan beli jasa atau
barang. Jasa yang dapat diberikan oleh suatu bank dalam transaksi
perdagangan dalam negeri ini adalah dengan menerbitkanLetter of
Credit (L/C) dalam valuta rupiah.
Tata cara Letter of Credit Dalam Negeri (disingkat LCDN) hampir
sama dengan L/C untuk transaksi perdagangan luar negeri. Perbedaan
dasar antara L/C Luar Negeri dengan LCDN adalah hanya pada valuta
pembayarannya dan wilayah pabean. LCDN memerlukan pencatatan
yang tepat waktu mulai dari penerbitannya hingga penyelesaiannya.
L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta Rupiah
yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri.
Bank yang menerbitkan L/C akan menerbitkan jaminan pembayaran
kepada cabang atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentu
yang telah ditentukan dalam L/C. bank penerbit merupakan bank nasabah
pembeli barang. Sedangkan bank pembayaran merupakan bank penjual
barang.
Karena adanya jaminan dari bank penerbit L/C untuk melakukan
pembayaran kepada nasabah penjual barang sesuai dengan jumlah yang
telah ditentukan dalam L/C dan dokumen lainnya, nasabah penjualan
barang memiliki landasan hukum kuat untuk melangsungkan transaksi
penjualan barang atau jasa.
Dipihak lain, bank dimana nasabahnya adalah nasabah pembeli barang
mempunyai hak untuk menagih sejumlah uang tertentu atas pembelian
barang atau jasa yang telah disepakati antara penjual dan pembeli, dengan
cara melalui setoran jaminan atas L/C yang diterbitkannya.
Maksud bank menerbitkan L/C adalah untuk memberikan jaminan
secara tertulis yang berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran
kepada pihak penjual barang, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel
yang ditarik oleh di penjual serta untuk memberikan kuasa kepada bank
lain melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.

Keuntungan Menerbitkan LCDN


Keuntungan menerbitkan LCDN, ada beberapa keuntungan yang
dapat dinikmati oleh bank penerbit L/C DN antara lain: dapat memperluas
jaringan pelayanan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan
dan sekaligus mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan
sumber dana berupa setoran jaminan.

Pihak-pihak Yang Terlibat


Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri antara lain:
pembuka L/C (pembeli barang), Bank penerbit L/C (issuing bank), Bank
pembayar L/C (negotiating bank), penjual barang (beneficiary),
perusahaan asuransi, perusahaan pengangkutan (ekspedisi).

Ketentuan Penerbitan L/C Dalam Negeri


L/C Dalam Negeri hanya untuk di dalam daerah pabean Indonesia,
sedangkan L/C Luar Negeri untuk wilayah di luar pabean Indonesia.
Pelaksanaan L/C Dalam Negeri berpedoman kepada Uniform Custom and
Practice for Documentary Credit (UCPDC) yang diterbitkan oleh
internasional Chamber of Commerce dalam publikasi nomor 400 revisi
tahun 1983 dan diterbitkan pada 1 oktober 1985.
Prosedur Transaksi L/C DN
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam L/C Dalam Negeri adalah :
pihak pembeli, penjual, Bank perusahaan atau maskapai pengangkutan,
dan Perusahaan Asuransi.
Perusahaan pengangkutan berkepentingan untuk mengangkut barang-
barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya di Indonesia. Sedangkan
pihak asuransi berkepentingan untuk menjamin keutuhan dan
keselamatan barang-barang yang dikirim. Keduanya akan mendapatkan
jasa dalam bentuk pembayarannya dilakukan oleh nasabah yang hendak
membeli barang.
Dokumen-dokumen yang ada dalam transaksi perdagangan dalam negeri
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi pembukaan L/C Dalam Negeri
b. Permohonan Penangguhan Setoran Jaminan L/C (bila diperlukan)
c. Bilyet Letter of Credit (ada berbagai macam L/C bila ditinjau dari segi
cara pembayarannya)
d. Permintaan Perubahan L/C DN
e. Pemberitahuan penerimaan dokumen
f. Perhitungan L/C DN
g. Penegasan penerimaan dokumen
h. Penyerahan Dokumen L/C DN dan Perhitungan Pelunasannya
i. Bukti Perhitungan Pelunasan L/C DN Berjangka
j. Surat Penerusan/Perubahan L/C DN
k. Surat Penerimaan Dokumen L/C DN
l. Surat Penyerahan Dokumen L/C DN
m. Surat Jaminan
n. Surat Pengantar Dokumen
o. Bukti Perhitungan Wesel/Nota Diskonto Wesel
p. Wesel
q. Perjanjian Pembukaan L/C DN
r. Map Pembukaan L/C DN
Jenis L/C Dalam Negeri
Ditinjau dari segi pembiayaannya, L/C Dalam Negeri dapat berupa
sight usance, atau red clause dengan berbagai macam cara setoran jaminan,
seperti berikut:
a. Sight L/C
1) Sight L/C dengan setoran jaminan 100 persen
2) Sight L/C dengan setoran jaminan kurang dari 100 persen
b. Usance L/C – dengan pembayaran secara berjangka dengan wesel.
c. Red Clause L/C – pembayaran dapat dilakukan dimuka.
Sight L/C dapat segera dibayarkan sewaktu warkat diunjukkan.
Sedangkan Usance L/C pembayarannya dilakukan dengan menggunakan
wesel berjangka. Sedangkan Red-Clause L/C pembayaran dapat
dilakukan dimuka.
Akuntansi untuk L/C Dalam Negeri
Akuntansi untuk transaksi L/C Dalam Negeri sebenarnya dapat dibagi
kedalam dua jenis, yaitu (a) pembukuan di cabang penerbit L/C dan (b)
pembukuan di cabang pembayar L/C.
Ditinjau dari jenis L/C akuntansinya dibedakan antara Sight L/C
dengan Usance L/C yang diterbitkan lazimnya memiliki setoran jaminan
kurang dari 100%.
Baik sight atau usance, prosedur pembukuannya meliputi saat
Pembukaan L/C, penerbitan L/C, pengambilalihan wesel (akseptasi), dan
pembayaran L/C. Untuk pembayaran dibedakan antara L/C yang
diterbitkan oleh bank sendiri dan yang diterbitkan oleh bank lain.
(A) Pembukuan di Cabang Penerbit (Issuing Bank)
Berikut ini diberikan beberapa contoh pembukuan L/C DN di cabang
penerbit, baik untuk sight maupun usance L/C dengan berbagai macam
besarnya setoran jaminan yang dilakukan oleh nasabah pembuka L/C.

1) Sight L/C Dalam Negeri – Setoran Jaminan 100%


Bila Sight L/C dibuka dengan setoran jaminan 100% atau tidak ada
penangguhan setoran jaminan untuk nasabah, maka bagi bank tidak ada
resiko wannprestasi si pembuka L/C. setoran jaminan 100 persen ini
merupakan sumber dana yang relatif sangat murah. Disini dibedakan
kepada siapa L/C DN yang diterbitkan akan ditujukan, apakah kepada
bank lain atau kepada cabang bank sendiri yang beralokasi di kota lain.
(a) Penerbitan L/C Oleh Bank Sendiri Yang Ditujukan Kepada
Cabang Sendiri
Sebagai contoh apabila PT. ABC, nasabah Bank Omega Cabang Jakarta,
hendak membeli peralatan mesin kayu lapis dari sebuah industri mesin
dari PT. PMU di Surabaya. Untuk memperlancar jalannya transaksi jual
beli ini, PT. PMU menghendaki agar PT. ABC membuka Sight L/C
Dalam Negeri pada Bank Omega – Jakarta sebesar Rp 250.000.000.
ketika PT. ABC membuka L/C di Bank Omega – Jakarta, yang ditujukan
kepada PT. PMU, yang merupakan nasabah Bank Omega – Surabaya, PT.
ABC membayar seluruh setoran jaminan ditambah komisi sebesar Rp
125.000 dan ongkos kawat Rp 25.000 atas beban rekening gironya.
Pada Saat Penerbitan L/C Dalam Negeri
Oleh Bank Omega – Jakarta, dibukukan sebagai berikut:
D : Giro – Rekening PT.
ABC ....................................................... Rp 250.150.000
K : Setoran Jaminan Sight L/C
Dalam Negeri – Rekening
PT.PMU ........................................ Rp 250.000.000
K : Pendapatan Komisi
Penerbitan ............................................... Rp 125.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat .................................................... Rp 25.000

Pada Saat Penyelesaian L/C


Di cabang penerbit L/C (Bank Omega – Jakarta) akan dibukukan:
D : Setoran Jaminan Sight
L/C .................................................... Rp 250.000.000
K : RAK – Cabang
Surabaya ...................................................... Rp 250.000.000

(b) Penerbitan L/C Oleh Bank Sendiri Yang Ditujukan Kepada


Bank Lain
Dalam hal bank menerbitkan suatu Sight L/C yang ditujukan kepada
bank lain, pembayaran kepada beneficiary (penjual barang) akan
dilakukan oleh bank lain yang dituju tersebut. Bank penerbit akan
meminta kepada cabang sendiri yang beralokasi sama atau dekat dengan
bank pembayar. Dengan demikian, akan tercipta transaksi kliring antara
bank pemmbayar L/C dengan bank lain pembayar L/C tersebut.
Hubungan antara bank penerbit L/C dengan cabang penerus informasi
dijabarkan dalam rekening perhubungan antar kantor.
Sebagai contoh PT. DCK, nasabah Bank Omega cabang Jakarta hendak
membeli barang-barang dari PT DSK di Surabaya senilai Rp 120.000.000.
PT. DCK membuka Sight L/C Dalam Negeri yang ditujukan kepada PT.
DSK, yang merupakan nasabah Bank ABC – Cabang Surabaya. Untuk
pembukaan L/C ini, PT. DCK membayar penuh setoran jaminannya
ditambah dengan komisi pembukaan L/C sebesar Rp 65.000 dan ongkos
kawat sebesar Rp 25.000. Pembayaran dilakukan dengan cek debitur Rp
85.000.000, cek rekening giro Rp 25.000.000 dan sisanya dari rekening
tabungan di Bank Omega – Jakarta.
Oleh Bank Omega – Jakarta, transaksi pembukaan L/C ini akan
dibukukan sebagai berikut:
D : Debitur – Rekening PT.
DCK ..................................... Rp 85.000.000
D : Giro – Rekening PT.
DCK .......................................... Rp 25.000.000
D : Tabungan – Rekening PT.
DCK ................................. Rp 10.090.000
K : Setoran Jaminan Sight L/C DN Rekening PT.
DCK .. Rp 120.000.000
K : Pendapatan Komisi Penerbitan L/C
DN .................... Rp 65.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ....................................... Rp 25.000
Pada Saat Penyelesaian L/C
D : Setoran Jaminan Sight L/C DN – Rekening PT.
DCK ..... Rp 120.000.000
K : RAK – Cabang
Surabaya ................................................. Rp 120.000.000

2) Sight L/C Dalam Negeri – Setoran Jaminan Kurang Dari 100%


Dalam hal pembukaan L/C yang setoran jaminannya dilakukan kurang
dari 100 persen, akan terjadi penangguhan setoran jaminan yang akan
merupakan hutang bagi nasabah pembuka L/C DN dan sekaligus
merupakan kewajiban bagi bank penerbit L/C kepada pihak yang dijamin.
Dalam kasus seperti ini, ada resiko wanprestasi dari si pembuka L/C
untuk tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka bank akan
mengkonversi hutang setoran jaminannya menjadi debitur.
Seringkali nilai L/C DN yang telah dibuka oleh nasabah memerlukan
revisi berupa penambahan atau pengurangan nilai. Bila terjadi perubahan
L/C, penangguhan setoran jaminan harus terlebih dahulu dilunasi dengan
membebankan nasabah pembuka L/C atas tambahan komisi dan ongkos
warkat yang diperlukan. Perubahan nilai L/C ini akan segera
disampaikan kepada cabang atau bank pembayar setelah mendapatkan
persetujuan dari cabang penerbit. Pada saat negosiasi di bank pembayar,
pembuka L/C diwajibkan harus terlebih dahulu melunasi kekurangan
setoran jaminannya.

Sebagai contoh, PT. DKS hendak membeli mesin-mesin tenun dari CV.
RST di Bandung sebesar Rp 300.000.000. Untuk menjamin pembayaran
jual-beli ini, CV. RST menghendaki PT. DKS untuk membuka L/C Dalam
Negeri di Bank Omega – cabang Jakarta yang ditujukan kepada CV. RST
yang juga nasabah Bank Omega cabang Bandung. PT. DKS membuka
L/C DN dengan menyetor sebesar 80% dari nilai nominal L/C yang
dibayarkan atas beban rekening gironya. Komisi yang dibebankan oleh
cabang Jakarta kepada DKS sebesar Rp 180.000 dan ongkos kawat
sebesar Rp 25.000 dibayarkan tunai.
Oleh Bank Omega – cabang Jakarta, transaksi ini akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Pada Saat Penerbitan L/C Dalam Negeri
D :
Kas ......................................................................................... Rp 2
05.000
D : Giro – PT.
DKS ..................................................................... Rp 240.000.000
K : Setoran Jaminan Sight L/C DN – Rekening PT.
DKS .......... Rp 240.000.000
K : Pendapatan Komisi Penerbitan L/C
DN ................................ Rp 180.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat .................................................... Rp 25.000
Untuk kekurangan setoran jaminannya akan dibukukan sebagai
rekening administratif yang merupakan kewajiban bersyarat dari Bank
Omega cabang Jakarta (kontijensi) dengan ayat jurnal sebagai berikut:
K : Rekening Administrastif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Sight L/C DN .............................. Rp
60.000.000
Rekening adminstratif ini akan tetap outstanding hingga Bank Omega
cabang Jakarta mendapatkan kepastian akan pelunasan sisa setoran
jaminan tersebut. Kepada nasabah DKS akan diberikan fasilitas kredit
apabila kekurangan setoran jaminan tidak akan dipenuhi oleh yang
bersangkutan.
Pada saat pelunasan kekurangan setoran jaminan dan penyelesaian
L/C apabila kepada nasabah pembuka L/C diberikan fasilitas kredit.
Bila pada saat waktu pelunasan kekurangan setoran jaminan tersebut, PT.
DKS tidak dapat membayar kewajibannya dan menghendaki agar Bank
Omega – Jakarta memberikan fasilitas kredit, dan oleh Bank Omega –
Jakarta dibebankan provisi kredit sebesar Rp 2.500.000 ditambah dengan
biaya-biaya bea materai dan lain-lain Rp 100.000, Bank Omega akan
membukukan sebagai berikut:
D : Debitur – Rekening PT.
DKS ........................................... Rp 62.600.000
D : Setoran Jaminan Sight L/C DN – Rekening PT.
DKS ..... Rp 240.000.000
K : RAK – Cabang
Bandung .................................................. Rp 300.000.000
K : Pendapatan Provisi
Kredit ................................................ Rp 2.500.000
K : Pendapatan
lainnya ........................................................... Rp 100.000
Pada saat ini Bank Omega cabang Jakarta sudah mendapatkan
kepastian akan kewajiban nasabah dan kewajiban Bank. Dengan
demikian, seluruh rekening administratif harus dikembalikan atau
dihapuskan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Sight L/C
DN ............................. Rp 60.000.000
3) Usance L/C Dalam Negeri
Perdagangan dalam negeri yang dilakukan dengan perantara bank juga
ada yang menghendaki pembayarannya dilakukan secara berjangka.
Pembayaran berjangka ini dilakukan dengan menerbitkan Usance L/C DN
yang ditujukan kepada nasabah penjual barang.
Akuntansi untuk Usance L/C DN dibagi menjadi beberapa peristiwa
sebagai berikut :
(a) Saat penerbitan Usance L/C DN
(b) Saat akseptasi wesel berjangka
(c) Saat jatuh tempo wesel
(d) Pembayaran sebelum jatuh tempo
(e) Negosiasi bukan oleh cabang sendiri
Contoh:
PT. Ira hendak membeli peralatan pabrik rokok dari PT. PHP di kota
Surabaya seharga Rp 500.000.000. Untuk menjamin lancarnya transaksi
perdagangan ini, PT. Ira membuka usance L/C DN di Bank Omega –
cabang Jakarta seharga nilai barang tersebut dengan setoran jaminan
pertama sebesar 20% ditujukan kepada PT. PHP nasabah Bank Omega
cabang Surabaya. Komisi pembukaan L/C dikenakan sebesar Rp 500.000
dan ongkos kawat sebesar Rp 25.000. Pembayaran seluruhnya dilakukan
atas beban rekening giro PT. Ira.
Pada Saat Penerbitan Usance L/C Dalam Negeri
Pada saat penerbitan L/C DN nasabah diharuskan menyetor sejumlah
setoran jaminan yang telah disepakati sebesar 20% dari nilai L/C DN
semula. Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
D : Giro – Rekening PT.
Ira ............................................. Rp 100.525.000
K : Setoran Jaminan Usance L/C DN –
Rekening PT.
Ira .............................................................. Rp 100.000.000
K : Pendapatan Komisi Penerbitan L/C
DN .................... Rp 500.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ....................................... Rp 25.000
Sedangkan untuk kekurangan setoran jaminannya harus ditampakkan
dalam rekening administratif sebagai hutang bersyarat dari bank penerbit
L/C dengan ayat jurnal sebagai berikut:
K : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Usance L/C
DN................. Rp 400.000.000
Rekening administratif ini akan tetap outstanding hingga pelunasan
dilakukan oleh nasabah pembuka L/C DN.
Akseptasi Wesel
Setelah Usance L/C DN diterbitkan dan dikirimkan kepada cabang
pembayar atas dasar L/C DN yang telah diterima dari cabang penerbit,
cabang pembayar akan menerbitkan wesel usance (Usance draft) yang
harus ditanda tangani oleh sipenjual barang (beneficiary). Wesel ini dapat
diperjualbelikan, oleh sebab itu untuk dapat diperjualbelikan harus
terlebih dahulu harus diaskep oleh cabang penerbit L/C agar jelas dasar
hukum tanggung jawabnya dalam memenuhi pembayaran L/C DN yang
telah diterbitkan.
Pada saat akseptasi wesel berjangka ini oleh cabang penerbit L/C akan
dibukukan dengan nilai nominal penuh dan ayat jurnalnya sebagai berikut:
K : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Berjangka Usance L/C DN Yang
Diaskep ......................... Rp 500.000.000
Pelunasan Kekurangan Setoran Jaminan
Pada saat nasabah pembuka L/C membayar kekurangan setoran
jaminan akan mengurangi rekening administratif keuangan setoran
jaminan L/C DN.
Apabila PT. Ira kemudian datang melunasi seluruh kekurangan setoran
jaminannya atas beban rekening gironya. Kemudian setelah tanggal jatuh
waktu wesel, cabang Surabaya membayar sejumlah nilai L/C kepada PT.
PHP (beneficiary). Oleh cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut:
D : Giro – Rekening PT.
Ira ....................................................... Rp 400.000.000
D : Setoran Jaminan Usance L/C DN – rekening PT.
Ira........... Rp 100.000.000
K : RAK – cabang
Surabaya ...................................................... Rp 500.000.000
Karena nasabah pembuka L/C DN melunasi seluruh kewajibannya,
maka seluruh rekening administratif yang outstanding harus segera
dihapuskan karena kewajiban nasabah sudah dipenuhi seluruhnya. Ayat
jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Usance L/C
DN ....................... Rp 400.000.000
Dengan dibayarkannya hasil wesel usance, maka rekening
administratif untuk mencatat pengaskepan wesel harus dihapus oleh Bank
Omega cabang Jakarta dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Berjangka Usance L/C DN Yang
Diaskep .................. Rp 500.000.000
Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas maka seluruh transaksi yang
berkaitan dengan wesel usance untuk nasabah tersebut diatas sudah
selesai dan tidak ada lagi saldo-saldo di cabang penerbit L/C kecuali
hubungan antara kantor dan saldo-saldo rekening efektif yang masih dan
terus outstanding.
(B) Pembukuan di Cabang Pembayar (Negotiating Bank)
Pembukuan yang dilakukan di cabang pembayar tidak dibedakan
apakah nasabah pembuka L/C di cabang penerbit telah membayar setoran
jaminan dengan jumlah penuh atau tidak. Namun, yang dibedakan disini
adalah jenis transaksi yang harus dilakukan di cabang pembayar.
Sebagai Cabang Penerus L/C
Bila cabang hanya bertindak sebagai cabang penerus L/C atas L/C DN
yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang hanya menerima
komisi penerusan dari bank lain tersebut atas
L/C yang telah diterbitkan oleh bank lain tersebut.
Sebagai Cabang Penyambung Konfirmasi L/C
Bila cabang bertindak sebagai penyambung konfirmasi dari cabang lain
atas L/C yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang akan
menerima komisi konfirmasi L/C. dengan demikian akan tercipta adanya
hubungan antar kantor (RAK) antara cabang penyambung konfirmasi dan
cabang penerbit L/C.
Sebagai Cabang Pembayar L/C
Bila cabang bertindak sebagai cabang pembayar L/C DN yang telah
diterbitkan oleh cabang lain, maka akan tercipta adanya hubungan antar
kantor dengan cabang penerbit L/C DN tersebut.
Akuntansi Pembayaran L/C :
Akuntansi untuk pembayaran L/C DN dibedakan antara L/C DN yang
diterbitkan oleh bank sendiri (cabang lain) dan L/C DN yang diterbitkan
oleh bank lain. Sedangkan untuk tanggal pencatatan dibedakan saat
pengambilalihan wesel dan saat pembayaran L/C kepada beneficiary.
Dari jenis L/C DN yang dibayarkan oleh cabang pembayar juga
dibedakan antara Sight L/C DN, Usance L/C DN, dan Red Clause L/C
DN.
1) Pembayaran Atas Sight L/C Dalam Negeri
Dalam hal pengambilalihan atau pembayaran L/C DN tidak perlu
dilakukan akseptasi wesel oleh cabang penerbit L/C. cabang pembayar
dapat langsung membayarkan sejumlah L/C Sight kepada beneficiary
pada waktu nasabah mengunjukan wesel saight (sight draft).
a) Bank Sebagai Bank Pembayar Penuh Atas L/C Yang Telah
Diterbitkan Oleh Bank Sendiri
Contoh:
Apabila Bank Omega – cabang Surabaya menerima wesel sight L/C DN
yang telah diterbitkan oleh Bank Omega – cabang Jakarta sebesar Rp
250.000.000 untuk dibayarkan kepada PT. PMU. Bank Omega –
Surabaya memungut komisi negosiasi wesel sebesar Rp 50.000.
Penerimaan hasil wesel dikehendaki untuk keuntungan rekening giro PT.
PMU. Oleh Bank Omega – Surabaya akan dibukukan sebagai berikut:
D : RAK – cabang
Jakarta .......................................... Rp 250.000.000
K : Giro – Rekening PT.
PMU ................................... Rp 249.950.000
K : Pendapatan Komisi Negosiasi Sight L/C
DN ....... Rp 50.000

b) Bank Sebagai Bank Penyambung Konfirmasi Atas L/C Yang Telah


Diterbitkan Oleh Bank Sendiri Untuk Dibayarkan Oleh Bank Lain
Contoh:
Bank Omega – Cabang Surabaya menerima perintah dari Bank Omega
– cabang Jakarta untuk meneruskan sight L/C DN sebesar Rp 120.000.000
yang telah diterbitkan dan ditunjukan kepada PT. DSK nasabah Bank
ABC cabang Surabaya. Untuk meneruskan L/C ini, Bank Omega –
Surabaya memungut komisi sebesar Rp 75.000 dan ongkos kawat sebesar
Rp 15.000 oleh Bank Omega – cabang Surabaya akan dibukukan sebagai
berikut:
D : RAK – Cabang
Jakarta ............................................. Rp 120.125.000
K : Pendapatan Komisi Konfirmasi Sight L/C
DN......... RP 75.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ...................................... Rp 50.000
K :
Kliring ....................................................................... Rp 120.0
00.000
Pada saat Kliring diterima:
D :
Kliring ...................................................................... Rp 120.0
00.000
K : Bank Indonesia –
Giro ............................................. Rp 120.000.000

c) Bank Sebagai Cabang Pembayar Atas Sight L/C Yang Telah


Diterbitkan Oleh Bank Lain
Contoh:
Bank Omega – cabang Jakarta menerima wesel sight dalam negeri yang
diterbitkan oleh Bank ABC – Bandung senilai Rp 175.000.000. Hasil
wesel, setelah dikurangi dengan sejumlah komisi dan ongkos-ongkos
lainnya, hendak dibukukan untuk keuntungan rekening giro Tn. KTC
yang merupakan nasabah Bank Omega – cabang Jakarta. Pada saat Bank
Omega – Jakarta menerima wesel atas unjuk ini akan diambil alih dan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Atas Unjuk Sight L/C Yang
Diinkasokan ................. Rp 175.000.000
K : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Atas Unju Sight L/C DN yang
diinkasokan .................. Rp 175.000.000
Setelah itu, Bank Omega – Jakarta akan menyerahkan warkat tersebut
kepada Bank Omega – cabang Bandung untuk diinkasokan kepada Bank
ABC – Bandung.
Setelah Bank Omega – cabang Jakarta menerima berita hasil inkaso
dinyatakan baik dan berhasil, oleh Bank Omega – cabang Jakarta
membebankan komisi sebesar Rp 80.000 dan ongkos kawat Rp 25.000
dan akan dibukukan sebagai berikut:
D: RAK – Cabang
Bandung ............................................ Rp 175.000.000
K : Pendapatan Komisi Negosiasi Wesel L/C
DN .......... . Rp 80.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ........................................ Rp 25.000
K : Giro – Rekening Tn.
KTC .......................................... Rp 174.895.000

Di Bank Omega – cabang Bandung (cabang penagih) akan dibukukan


dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D : Bank Indonesia .......................................... Rp 175.000.000
K : RAK – Cabang Jakarta .............................. Rp 175.000.000
Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas berarti transaksi pembayaran
L/C DN sudah selesai dan seluruh rekening administratif sudah tidak
bersaldo lagi.
2) Pembayaran Atas Usance L/C Dalam Negeri Yang Diterbitkan
Oleh Bank Sendiri
Pengambilalihan wesel usance untuk dibayarkan harus terlebih dahulu
mendapatkan akseptasi dari cabang penerbit. Pencairan wesel berjangka
baru dapat dibayarkan oleh cabang pembayar pada saat jatuh waktu.
Pembayaran yang dikehendaki oleh beneficiary sebelum wesel berjangka
jatuh waktu, akan dibebankan dengan sejumlah diskonto oleh bank
pembayar.
Akuntansi untuk pembayaran wesel berjangka dibedakan sebagai
berikut:
a) Pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
Pembayaran yang dilakukan setelah tanggal jatuh waktu dapat langsung
diambil alih dan dibayarkan oleh cabang pembayar.
Contoh:
Bank Omega – cabang Surabaya menerima pengunjukan wesel usance
L/C atas nama PT. PHP sebesar Rp 500.000.000. Pada saat menerima
wesel tersebut, oleh Bank Omega – cabang Surabaya akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Saat menerima wesel sebelum jatuh waktu
D : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Usance L/C DN Yang Belum Jatuh
Tempo ......... Rp 500.000.000
K : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Usance L/C Dalam Negeri
Yang Belum Jatuh
Tempo .................................................. Rp 500.000.000
Saat pembayaran kepada beneficiary pada saat jatuh waktu
Pada saat jatuh tempo wesel, oleh Bank Omega Surabaya membebankan
PT. PHP sejumlah komisi sebesar Rp 100.000 dan ongkos kawat sebesar
Rp 25.000, kemudian hasilnya dikreditkan kedalam rekening PT. PHP.
Oleh Bank Omega – Surabaya akan dibukukan sebagai berikut:
D : RAK – Cabang
Jakarta ................................................... Rp 500.000.000
K : Giro – Rekening Tn.
PHP ............................................... Rp 499.875.000
K : Pendapatan Komisi Negosiasi Wesel L/C
DN ............... Rp 100.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ............................................ Rp 25.000
dengan dibukukannya ayat jurnal diatas seluruh transaksi tersebut selesai
dibukukan dan seluruh rekening administratif tidak memiliki saldo lagi.
b) Pembayaran Dilakukan Sebelum Tanggal Jatuh Tempo
Dalam hal pembayaran wesel berjangka yang dikehendaki sebelum
tanggal jatuh waktu, oleh bank atau cabang pembayar akan dibebankan
sejumlah diskonto kepada beneficiary untuk menutupi opportunity cost
antara tanggal pembayaran wesel dengan tanggal jatuh waktu wesel.
Diskonto ini akan diterima dimuka oleh cabang atau bank pembayar.
Karena ada beberapa periode mulai dari tanggal pembayaran hingga
tanggal jatuh wesel, pembayaran dimuka ini akan dibukukan sebagai
pendapatan yang diterima dimuka dan akan digolongkan sebagai hutang
lancar. Rekening pendapatan diterima dimuka ini akan diamortisasikan
kedalam rekening pendapatan secara periodik.
Contoh :
Bank Omega – Bandung menerima wesel unjuk usance L/C DN atas nama
PT. NTR sebesar Rp 225.000.000 yang telah diterbitkan Bank Omega –
Jakarta dan tanggal jatuh tempo sebulan kemudian. PT. NTR butuh uang,
dan ia hendak mencairkannya sekarang. Untuk hal tersebut, Bank
Omega–cabang Bandung membebankannya dengan diskonto sebesar 21%
setahun, ditambah dengan komisi negosiasi sebesar Rp 75.000 dan ongkos
kawat sebesar Rp 25.000.
Pada saat melakukan pembayaran kepada PT. NTR untuk keuntungan
rekening gironya, oleh Bank Omega – cabang Bandung dibukukan dalam
ayat jurnal administratif sebagai berikut:
K : Rekening Administratif Rupiah –
Usance Dalam Negeri Yang Belum Jatuh
Tempo ............... Rp 225.000.000
Karena wesel berjangka belum jatuh tempo, maka harus dibukukan
dalam rekening efektif yang akan mempengaruhi besarnya aktiva dalam
neraca. Rekening ini akan bersaldo nihil apabila wesel berjangka tersebut
jatuh tempo.
D : wesel Usance L/C DN Yang
Didiskonto .............................. Rp 225.000.000
K : Giro – Rekening PT.
NTR ..................................................... Rp 220.962.500
K : Pendapatan Yang Diterima Dimuka
Diskonto Wesel Usance L/C
DN ................................................ Rp 3.937.500
K : Pendapatan Komisi Negosiasi L/C
DN ................................. Rp 75.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ................................................... Rp 25.000
Diskonto = 1/12 * 21% * Rp 225.000.000 = Rp 3. 937.500
Pada saat jatuh tempo
Pada saat jatuh tempo, hanya satu bulan kemudian, Bank Omega – cabang
Bandung akan membukukan pendapatan dan rekening antar kantor
sebagai berikut:
Alokasi pendapatan diskonto:
D : Pendapatan Yang Diterima Dimuka –
Diskonto Wesel Usance L/C DN ..................................... Rp 3.937.500
K : Pendapatan Diskonto Wesel Usance L/C DN ........... Rp 3.937.500
Seluruh rekening administratif dan rekening lainnya yang berkaitan
dengan pembayaran wesel berjangka tersebut harus dinihilkan karena
transaksi sudah selesai. Oleh Bank Omega – cabang Bandung akan
dibukukan sebagai berikut :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Usance Dalam Negeri Yang Belum Jatuh
Tempo .......... Rp 225.000.000
D : RAK – Cabang
Jakarta .............................................................. Rp 225.000.000
K : Wesel Usance L/C DN Yang
Didiskonto ................................. Rp 225.000.000
Pembukuan di Bank Omega – Jakarta akan mengakui adanya hubungan
antar kantor dengan cabang pembayar, dalam hal ini cabang Bandung.
Ayat jurnal yang dibuat oleh cabang Bandung sebagai berikut:
D : Setoran Jaminan Usance L/C DN Rekening PT.
NTR ............. Rp 225.000.000
K : RAK – Cabang
Bandung ......................................................... Rp 225.0
00.000
Pembukuan atas wesel berjangka usance L/C DN yang diterbitkan oleh
Bank lain, prosedur pembukuannya sama seperti di atas, hanya oleh
cabang penagih akan tercipta transaksi kliring dengan bank lain penerbit
L/C tersebut.
3) Pembayaran Atas Red Clause L/C
Bila perdagangan dalam negeri dilakukan dengan menerbitkan Red
Clause L/C, kepada si beneficiary diberikan fasilitas untuk mendapatkan
pembayaran wesel dimuka yang berlaku hanya atas L/C yang telah
diterbitkan sendiri oleh cabang lain, bukannya bank lain. Dalam hal L/C
yang telah diterbitkan bank lain, prosedur pembayarannya harus melalui
inkaso.
Contoh :
Bank Omega – cabang Surabaya menerima wesel atas unjuk Red Clause
L/C atas nama PT. SJT senilai Rp 75.000.000 yang telah diterbitkan Bank
Omega – Jakarta atas perintah PT. ABD. PT. SJT hendak mencairkan
hasil L/C dimuka untuk keuntungan rekening gironya. Untuk hal tersebut,
Bank Omega – Surabaya membebankannya dengan komisi Rp 50.000 dan
ongkos kawat sebesar Rp 25.000. Oleh Bank Omega – cabang Surabaya
akan dibukukan sebagai berikut :
D : RAK – Cabang
Jakarta ............................................................. Rp 75.000.000
K : Giro – Rekening PT.
SJT .......................................................... Rp 74.925.000
K : Pendapatan Komisi Negosiasi L/C
DN .................................... Rp 50.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ...................................................... Rp 25.000
Oleh Bank Omega –cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut :
D : Setoran Jaminan Red Clause L/C DN – Rekening PT.
ABD ........... Rp 75.000.000
K : RAK – Cabang
Bandung .................................................................. Rp 75.000.000
Apabila terdapat Red Clause L/C DN yang diterbitkan oleh bank lain,
maka prosedur pembukuannya harus melalui inkaso ke bank penerbit L/C
melalui cabang sendiri yang berada pada lokasi terdekat dengan bank
penerbit L/C tersebut. Hubungan bank pembayar dan bank penagih
tercipta dalam rekening antar kantor. Sedangkan hubungan bank penagih
dengan bank lain penerbit L/C dalam bentuk kliring.

Electronic funds transfer (EFT) adalah salah satu usaha untuk meningkatkan efesiensi aliran dana.
Dengan Electronic funds transfer (EFT) dimungkinkan untk membayar gaji dengan lebih cepat yang
langsung dimasukkan dalam rekening karyawan.
Menetukan Kas yang Optimal
Kas dan surat beerharga yanng optimal sangat tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan
biaya transaksi.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Surat Berharga
-Default risk adalah resiko bahwa peminjam tidak mampu membeyar kembali bunga dan pokok
pinjaman.
-Risiko bahwa suatu even akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan.
-Risiko inflasi yaitu resiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli pendapatan pendapatan yang kita
peroleh.
Pada bagian ini kita akan memperlonggar asumsi, bahwa yeild itu berubah : perbedaan dalam risiko
fluktasi harga pasar surat berharga. Untuk menjelaskan mengapa yeilid itu berubah. Risiko gagal berarti
bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajiban untuk membeyar angsuran dan bunganya.
Marketability berhubungna dengan kemampuan kemampuan pemilik surat berharga untuk
mengubahnya dalam bentuk kas. Batas waktu pinjaman hubungna antara yeiled dan batas waktu
pinjaman dapat dipelajari dengna menggunakan bantuan grfaik.

International Electronic Fund Transfer


International Electronic Fund Transfer
Electronic funds transfer (EFT) adalah salah satu usaha untuk meningkatkan efesiensi aliran
dana. Dengan Electronic funds transfer (EFT) dimungkinkan untk membayar gaji dengan lebih
cepat yang langsung dimasukkan dalam rekening karyawan.

Menetukan Kas yang Optimal


Kas dan surat berharga yang optimal sangat tergantung atas trade-off antara tingkat bunga
dengan biaya transaksi.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Surat Berharga


-Default risk adalah resiko bahwa peminjam tidak mampu membeyar kembali bunga dan pokok
pinjaman.
-Risiko bahwa suatu even akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan.
-Risiko inflasi yaitu resiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli pendapatan pendapatan
yang kita peroleh.

Pada bagian ini kita akan memperlonggar asumsi, bahwa yeild itu berubah : perbedaan dalam
risiko fluktasi harga pasar surat berharga. Untuk menjelaskan mengapa yeilid itu berubah. Risiko
gagal berarti bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajiban untuk membeyar angsuran dan
bunganya. Marketability berhubungna dengan kemampuan kemampuan pemilik surat berharga
untuk mengubahnya dalam bentuk kas. Batas waktu pinjaman hubungna antara yeiled dan batas
waktu pinjaman dapat dipelajari dengna menggunakan bantuan grfaik.

Anda mungkin juga menyukai