menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan.
my blog (Mitro_Faot)
KAMIS, 16 JUNI 2016
Ny. Aida nasabah tabungan Bank Asia Cabang Jakarta hendak melalukan
transfer ke rekannya yang merupakan nasabah giro PT Bank Cabang
Jakarta. Dana yang ditransfer sebesar Rp. 500.000,- biaya transfer Rp.
5000,- pembayaran dilakukan dengan beban rekening tabungannya.
Jurnal transaksi :
D/Rekening tabungan nasabah Rp. 505.000,-
K/KS-PU Rp. 500.000,-
K/Pendapatan komisi transfer Rp. 5.000,
2.Penbatalan transfer keluar
Ny. Nushe, nasabah tabungan, membatalkan pengiriman dananya
sebesar Rp. 15.000.000,- pelaksanaan transfer melalui cabang Asia di
Jambi. Pembatalan transfer dikenakan biaya sebesar Rp. 15.000,-
Jurnal Transaksi :
D/RAK Rp. 15.000.000,-
K/Rekening tabungan Rp. 15.015.000,-
K/Pendapatan komisi transfer Rp. 15.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Pembatalan RAK Bertambah Debet
transfer Rek tab nas Bertambah Kredit
keluar Pend komisi Bertambah Kredit
transfer
3.Transfer Masuk
Selain transfer keluar ada juga transfer masuk. Transfer masuk ini
memberikan keuntungan bagi bank karena ada dana masuk dan bagi
nasabah. Jika transfer masuk ke bank dengan nomor rekening yang jelas
maka dana tersebut akan masuk ke rekening yang dituju, jika rekening
yang ditujukan tidak jelas maka dana yang berasal dari transfer masuk
akan ditampung pada rekening penampung.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada contoh berikut ini :
a. Tuan Ikhwal nasabah giro Bank Asia Cabang Jakarta menerima
LLG (Lalu Lintas Giro) masuk sebesar Rp. 7.000.000,- dari rekannya.
Dana tersebut berasal dari Bank Omega di Jakarta.
Jurnal Transaksi :
D/BI-Giro Rp. 7.000.000,-
K/Rekaning Giro Nasabah Rp. 7.000.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Bl giro Bertambah Debet
masuk Bertambah Kredit
untuk Rek giro
rekening nasabah
giro nasabah
Jurnal Transaksi :
D/BI-Giro Rp. 5.500.000,-
K/KS-KU Rp. 5.500.000,-
D/KS-KU Rp. 5.500.000,-
K /RAK Rp. 5.500.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer BI-Giro Bertambah Debet
masuk KS-KU Bertambah Kredit
untuk RAK KS-KU Bertambah Debet
RAK Bertambah Kredit
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Rek giro nas Berkurang Debet
keluar ABP valas Bertambah Kredit
valas melalui Pend trans Bertambah Kredit
rekening giro valas Bertambah Kredit
rupiah Komisi
transfer vls
Penyelesaiannya :
Nilai yang ditransfer SAR 20.000,-
Kurs TT jual 3.250,-
Equivalen dalam rupiah Rp.65.000.000,-
Biaya transfer 50.000,-
Jumlah yang harus dibayar Rp.65.050.000,-
Jurnal transaksi (dicabang) :
D/Rekening tabungan nasabah Rp.65.000.000,-
K/RPV-rupiah Rp.65.000.000,-
D/RPV-valas SAR SAR 20.000,-
K/RAK-kantor pusat SAR 20.000,-
D/Rekening tabungan nasabah Rp.50.000,-
K/Komisi transfer valas Rp.50.000,-
Jurnal transaksi (dikantor pusat) :
D/RAK-cabang Makassar SAR 20.000,-
K/Antar bank pasiva valas 20.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Rek tab nas Berkurang Debet
keluar valas RAK kantor Berkurang Kredit
melalui RAK pusat Bertambah Kredit
Komisi transf Bertambah Debet
pusat Bertambah Kredit
RAk cabang
ABP valas
4. Transfer keluar valas dengan valuta yang sama secara tunai
Jurnal transakasi :
D/Kas valas CHY 10.000
K/RPV-valas 10.000
D/RPV-valas CHY 10.000
K/Antar bank pasiva valas 10.000
D/Kas rupiah Rp. 30.000,-
K/Komisi transfer valas Rp. 30.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer KAS valas Bertambah Debet
keluar ABP valas Bertambah Kredit
valas dengan Kas rupiah Bertambah Debet
valuta asing Komisi transf Bertambah Kredit
yang sama
5. Transfer keluar vals dengan valuta yang sama secara over booking
Jurnal transaksi :
D/Rekening giro valas USD 5.000
K/RPV-valas USD 5.000
D/RPV-valas USD 5.000
K/Antar bank pasiva valas 5.000
D/Kas rupiah Rp. 5.000
K/Komisi transfer valas Rp.50.000,-
2. Transfer Masuk
Penyelesaiannya :
Nilai transfer masuk USD 5.000
Kurs TT beli Rp. 9.200 Rp.46.000.000,-
Jurnal transaksi :
D/Antar bank aktiva-valas USD 5.000
K/RPV-valas 5.000
D/RPV-rupiah Rp.46.000.000,-
K/ Kas rupiah Rp.46.000.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk Kas rupiah Berkurang Kredit
yang di
ambil dalam
valuta rupiah
b. Transfer masuk bila penerima dana ingin di ambul dalam valuta asing
(valuta yang sama)
Jurnal transaksi :
Tahap I (saat valas diterima bank pembayar)
D/Antar bank aktiva-valas DEM 19.000
K/RPV-DEM 19.000
D/RPV-rupiah Rp.96.900.000,-
K/ Kas rupiah Rp.96.900.000,-
Analisa
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk Kas rupiah Berkurang Kredit
yang diambil Kas rupiah Bertambah Debet
dalam valas Kas valas Berkurang Kredit
asing
yang sama
c. Transfer masuk bila penerima dana ingin masuk ke rekening giro valas
Tuan Amran menerima transfer masuk sebesar SAR 20.000 dari Saudi
Arabia melalui Bank Asia Cabang Jakarta. Dana tersebut langsung
dikredit ke rekaning giro valas SARnya.
Jurnal transaksinya :
D/Antar bank aktiva-valas SAR 20.000
K/RPV-SAR 20.000
D/RPV-SAR 20.000
K/Rekening giro valas SAR 20.000
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk vls Giro valas Bertambah Kredit
yang
dikreditkan
ke rek giro
valas
d. Transfer masuk valas yang di ambil dalam valuta asing yang bebeda
Tuan Aziz menerima transfer valas sebesar HKD 15.000 dari Chese
Manhatan Bank di Hongkong, dana transfer ingin ambil dalam valuta
SAR secara tunai. Kurs TT beli HKD 3.400 kurs TT jual HKD 3.500 kurs
TT beli SAR 2.100 kurs TT jual SAR 2.200.
Penyelesaian :
Kurs TT beli SAR Rp.2.100,-
Kurs TT jual HKD Rp.3.500,-
Kurs konversi HKD 1 = 3.500 = 1,67
2.100
Valuta asing yang diterima dalam bentuk SAR
= 167 x 15.000
= SAR 25.050
Jurnal transaksi :
D/Kas valas HKD 15.000
K/RPV-HKD 15.000
D/RPV-SAR 25.050
K/Kas vala SAR 25.050
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer Kas valas Bertambah Debet
masuk vls HKD Berkurang Kredit
diambil tunai Kas vals sar
dalam valuta
yang berbeda
e. Transfer masuk valuta melalui RAK yang dananya diambil tunai dalam
valuta rupiah.
Penyelesaian :
Transfer masuk valas USD 1.000
Kurs TT beli Rp.9.200 Rp.9.200.000,-
Jurnal transaksi :
Pembukuan di lakukan di KPO
D/Antar bank aktiva-valas USD 1.000
K/RPV-USD 1.000
D/RPV-rupiah Rp.9.200.000,-
K/RAK-cabang Makassar Rp.9.200.000,-
Pembukuan dicabang :
D/RAK cabang Makassar Rp.9.200.000,-
K/Kas rupiah Rp.9.200.000,-
Analisis
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debet/Kredit
Transfer ABA valas Bertambah Debet
masuk vls RAK cab Mks Bertambah Kredit
melalui RAK RAK cab Mks Bertambah Debet
yang Kas rupiah Berkurang Kerdit
dana diambil
tunai rupiah
D : RAK – Cabang
Surabaya ......................... Rp 49.990.000
K : Giro – Rekening Tn.
Juwono ...................Rp 49.820.000
K : Pendapatan Komisi
Inkaso ....................... Rp 150.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ....................... Rp 20.000
Jadi hubungan rekening antar kantor antara cabang pemberi amanat
dengan cabang penerima amanat baru terjadi setelah hasil inkaso
dinyatakan berhasil oleh bank penerbit warkat.
E. Safe Deposit Box (SDB)
Salah satu jenis bank yang dewasa kini terus dipromosikan adalah jasa
bank dalam bentuk penyediaan tempat menyimpan benda atau surat
berharga milik nasabah. Tempat tersebut berupa kotak-kotak ruang yang
disewakan dengan tarif tertentu menurut volumenya. Jasa ini dikenal
dengan Safe Deposit Box.
Safe deposit box ialah laci yang disewakan oleh bank untuk
penyimpanan barang / surat berharga milik nasabah berdasarkan
perjanjian sewa-menyewa untuk suatu periode tertentu. Safe Deposit Box
(SDB) merupakan jasa bank yang disediakan kepada para nasabah dalam
bentuk penyewaan ruang penyimpanan untuk barang-barang atau surat
berharga, dimana bank menjamin kerahasiaannya. Pengembalian dan
penyimpanan barang yang ada dalam SDB hanya dapat dilakukan bila
pihak penyewa dan bank hadir.
Manfaat bagi Bank adalah sebagai sarana untuk meningkatkan sumber
dana dan sekaligus untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dan sebagai alat promosi.
Akuntansi untuk SDB meliputi penerimaan uang sewa tahunan,
penerimaan uang jaminan kunci SDB, pembatalan atau berakhirnya sewa
SDB.
Untuk penerimaan uang sewa dapat dibukukan kedalam rekening Sewa
SDB yang diterima dimuka yang akan dibukukan sebagai pos hutang.
Secara berangsur-angsur akan dialokasikan menjadi pendapatan bank
kedalam laporan laba-rugi.
Disamping penerimaan sewa, bank juga menerima uang jaminan kunci
SDB atas penyerahan kunci kepada nasabah. Hal ini dilakukan karena
mengingat peralatan SDB hanya dapat dibuka bila kunci lengkap,
biasanya disimpan oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan bank. Bila
kunci dihilangkan nasabah, SDB harus dibuka dengan paksa dan akan
mengakibatkan kerugian bagi bank karena harus mengganti dengan
peralatan yang baru.
Pada saat Penerimaan Sewa
Sebagai contoh, apabila Tuan Yuwono datang hendak menyewa SDB
yang dimiliki oleh Bank Omega – Jakarta dengan sewa ruang ditetapkan
Rp 60.000 setahun. Setoran jaminan sebesar Rp 75.000 yang dapat
dikembalikan bila nasabah mengembalikan kunci SDB dengan utuh.
Seluruh pembayaran dilakukan atas beban rekening Giro Tn. Yuwono.
D : Giro – Rekening Tn. Yuwono ........................ Rp 135.000
K : Sewa SDB Yang Diterima Dimuka ................ Rp 60.000
K : Setoran jaminan – Kunci SDB ....................... Rp 75.000
Pada saat penutupan sewa, Bank Omega – Jakarta akan membukukan
sebagai berikut:
D : Sewa SDB Yang Diterima Dimuka ................ Rp 5.000
K : Pendapatan Sewa SDB ................................... Rp 5.000
Jaminan yang diperlukan oleh kedua belah pihak ini memerlukan pihak
ketiga yang bertindak sebagai penjamin transaksi jual dan beli jasa atau
barang. Jasa yang dapat diberikan oleh suatu bank dalam transaksi
perdagangan dalam negeri ini adalah dengan menerbitkanLetter of
Credit (L/C) dalam valuta rupiah.
Tata cara Letter of Credit Dalam Negeri (disingkat LCDN) hampir
sama dengan L/C untuk transaksi perdagangan luar negeri. Perbedaan
dasar antara L/C Luar Negeri dengan LCDN adalah hanya pada valuta
pembayarannya dan wilayah pabean. LCDN memerlukan pencatatan
yang tepat waktu mulai dari penerbitannya hingga penyelesaiannya.
L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta Rupiah
yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri.
Bank yang menerbitkan L/C akan menerbitkan jaminan pembayaran
kepada cabang atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentu
yang telah ditentukan dalam L/C. bank penerbit merupakan bank nasabah
pembeli barang. Sedangkan bank pembayaran merupakan bank penjual
barang.
Karena adanya jaminan dari bank penerbit L/C untuk melakukan
pembayaran kepada nasabah penjual barang sesuai dengan jumlah yang
telah ditentukan dalam L/C dan dokumen lainnya, nasabah penjualan
barang memiliki landasan hukum kuat untuk melangsungkan transaksi
penjualan barang atau jasa.
Dipihak lain, bank dimana nasabahnya adalah nasabah pembeli barang
mempunyai hak untuk menagih sejumlah uang tertentu atas pembelian
barang atau jasa yang telah disepakati antara penjual dan pembeli, dengan
cara melalui setoran jaminan atas L/C yang diterbitkannya.
Maksud bank menerbitkan L/C adalah untuk memberikan jaminan
secara tertulis yang berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran
kepada pihak penjual barang, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel
yang ditarik oleh di penjual serta untuk memberikan kuasa kepada bank
lain melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.
Sebagai contoh, PT. DKS hendak membeli mesin-mesin tenun dari CV.
RST di Bandung sebesar Rp 300.000.000. Untuk menjamin pembayaran
jual-beli ini, CV. RST menghendaki PT. DKS untuk membuka L/C Dalam
Negeri di Bank Omega – cabang Jakarta yang ditujukan kepada CV. RST
yang juga nasabah Bank Omega cabang Bandung. PT. DKS membuka
L/C DN dengan menyetor sebesar 80% dari nilai nominal L/C yang
dibayarkan atas beban rekening gironya. Komisi yang dibebankan oleh
cabang Jakarta kepada DKS sebesar Rp 180.000 dan ongkos kawat
sebesar Rp 25.000 dibayarkan tunai.
Oleh Bank Omega – cabang Jakarta, transaksi ini akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Pada Saat Penerbitan L/C Dalam Negeri
D :
Kas ......................................................................................... Rp 2
05.000
D : Giro – PT.
DKS ..................................................................... Rp 240.000.000
K : Setoran Jaminan Sight L/C DN – Rekening PT.
DKS .......... Rp 240.000.000
K : Pendapatan Komisi Penerbitan L/C
DN ................................ Rp 180.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat .................................................... Rp 25.000
Untuk kekurangan setoran jaminannya akan dibukukan sebagai
rekening administratif yang merupakan kewajiban bersyarat dari Bank
Omega cabang Jakarta (kontijensi) dengan ayat jurnal sebagai berikut:
K : Rekening Administrastif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Sight L/C DN .............................. Rp
60.000.000
Rekening adminstratif ini akan tetap outstanding hingga Bank Omega
cabang Jakarta mendapatkan kepastian akan pelunasan sisa setoran
jaminan tersebut. Kepada nasabah DKS akan diberikan fasilitas kredit
apabila kekurangan setoran jaminan tidak akan dipenuhi oleh yang
bersangkutan.
Pada saat pelunasan kekurangan setoran jaminan dan penyelesaian
L/C apabila kepada nasabah pembuka L/C diberikan fasilitas kredit.
Bila pada saat waktu pelunasan kekurangan setoran jaminan tersebut, PT.
DKS tidak dapat membayar kewajibannya dan menghendaki agar Bank
Omega – Jakarta memberikan fasilitas kredit, dan oleh Bank Omega –
Jakarta dibebankan provisi kredit sebesar Rp 2.500.000 ditambah dengan
biaya-biaya bea materai dan lain-lain Rp 100.000, Bank Omega akan
membukukan sebagai berikut:
D : Debitur – Rekening PT.
DKS ........................................... Rp 62.600.000
D : Setoran Jaminan Sight L/C DN – Rekening PT.
DKS ..... Rp 240.000.000
K : RAK – Cabang
Bandung .................................................. Rp 300.000.000
K : Pendapatan Provisi
Kredit ................................................ Rp 2.500.000
K : Pendapatan
lainnya ........................................................... Rp 100.000
Pada saat ini Bank Omega cabang Jakarta sudah mendapatkan
kepastian akan kewajiban nasabah dan kewajiban Bank. Dengan
demikian, seluruh rekening administratif harus dikembalikan atau
dihapuskan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Sight L/C
DN ............................. Rp 60.000.000
3) Usance L/C Dalam Negeri
Perdagangan dalam negeri yang dilakukan dengan perantara bank juga
ada yang menghendaki pembayarannya dilakukan secara berjangka.
Pembayaran berjangka ini dilakukan dengan menerbitkan Usance L/C DN
yang ditujukan kepada nasabah penjual barang.
Akuntansi untuk Usance L/C DN dibagi menjadi beberapa peristiwa
sebagai berikut :
(a) Saat penerbitan Usance L/C DN
(b) Saat akseptasi wesel berjangka
(c) Saat jatuh tempo wesel
(d) Pembayaran sebelum jatuh tempo
(e) Negosiasi bukan oleh cabang sendiri
Contoh:
PT. Ira hendak membeli peralatan pabrik rokok dari PT. PHP di kota
Surabaya seharga Rp 500.000.000. Untuk menjamin lancarnya transaksi
perdagangan ini, PT. Ira membuka usance L/C DN di Bank Omega –
cabang Jakarta seharga nilai barang tersebut dengan setoran jaminan
pertama sebesar 20% ditujukan kepada PT. PHP nasabah Bank Omega
cabang Surabaya. Komisi pembukaan L/C dikenakan sebesar Rp 500.000
dan ongkos kawat sebesar Rp 25.000. Pembayaran seluruhnya dilakukan
atas beban rekening giro PT. Ira.
Pada Saat Penerbitan Usance L/C Dalam Negeri
Pada saat penerbitan L/C DN nasabah diharuskan menyetor sejumlah
setoran jaminan yang telah disepakati sebesar 20% dari nilai L/C DN
semula. Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
D : Giro – Rekening PT.
Ira ............................................. Rp 100.525.000
K : Setoran Jaminan Usance L/C DN –
Rekening PT.
Ira .............................................................. Rp 100.000.000
K : Pendapatan Komisi Penerbitan L/C
DN .................... Rp 500.000
K : Pendapatan Ongkos
Kawat ....................................... Rp 25.000
Sedangkan untuk kekurangan setoran jaminannya harus ditampakkan
dalam rekening administratif sebagai hutang bersyarat dari bank penerbit
L/C dengan ayat jurnal sebagai berikut:
K : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Usance L/C
DN................. Rp 400.000.000
Rekening administratif ini akan tetap outstanding hingga pelunasan
dilakukan oleh nasabah pembuka L/C DN.
Akseptasi Wesel
Setelah Usance L/C DN diterbitkan dan dikirimkan kepada cabang
pembayar atas dasar L/C DN yang telah diterima dari cabang penerbit,
cabang pembayar akan menerbitkan wesel usance (Usance draft) yang
harus ditanda tangani oleh sipenjual barang (beneficiary). Wesel ini dapat
diperjualbelikan, oleh sebab itu untuk dapat diperjualbelikan harus
terlebih dahulu harus diaskep oleh cabang penerbit L/C agar jelas dasar
hukum tanggung jawabnya dalam memenuhi pembayaran L/C DN yang
telah diterbitkan.
Pada saat akseptasi wesel berjangka ini oleh cabang penerbit L/C akan
dibukukan dengan nilai nominal penuh dan ayat jurnalnya sebagai berikut:
K : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Berjangka Usance L/C DN Yang
Diaskep ......................... Rp 500.000.000
Pelunasan Kekurangan Setoran Jaminan
Pada saat nasabah pembuka L/C membayar kekurangan setoran
jaminan akan mengurangi rekening administratif keuangan setoran
jaminan L/C DN.
Apabila PT. Ira kemudian datang melunasi seluruh kekurangan setoran
jaminannya atas beban rekening gironya. Kemudian setelah tanggal jatuh
waktu wesel, cabang Surabaya membayar sejumlah nilai L/C kepada PT.
PHP (beneficiary). Oleh cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut:
D : Giro – Rekening PT.
Ira ....................................................... Rp 400.000.000
D : Setoran Jaminan Usance L/C DN – rekening PT.
Ira........... Rp 100.000.000
K : RAK – cabang
Surabaya ...................................................... Rp 500.000.000
Karena nasabah pembuka L/C DN melunasi seluruh kewajibannya,
maka seluruh rekening administratif yang outstanding harus segera
dihapuskan karena kewajiban nasabah sudah dipenuhi seluruhnya. Ayat
jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Kekurangan Setoran Jaminan Usance L/C
DN ....................... Rp 400.000.000
Dengan dibayarkannya hasil wesel usance, maka rekening
administratif untuk mencatat pengaskepan wesel harus dihapus oleh Bank
Omega cabang Jakarta dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D : Rekening Administratif Rupiah –
Wesel Berjangka Usance L/C DN Yang
Diaskep .................. Rp 500.000.000
Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas maka seluruh transaksi yang
berkaitan dengan wesel usance untuk nasabah tersebut diatas sudah
selesai dan tidak ada lagi saldo-saldo di cabang penerbit L/C kecuali
hubungan antara kantor dan saldo-saldo rekening efektif yang masih dan
terus outstanding.
(B) Pembukuan di Cabang Pembayar (Negotiating Bank)
Pembukuan yang dilakukan di cabang pembayar tidak dibedakan
apakah nasabah pembuka L/C di cabang penerbit telah membayar setoran
jaminan dengan jumlah penuh atau tidak. Namun, yang dibedakan disini
adalah jenis transaksi yang harus dilakukan di cabang pembayar.
Sebagai Cabang Penerus L/C
Bila cabang hanya bertindak sebagai cabang penerus L/C atas L/C DN
yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang hanya menerima
komisi penerusan dari bank lain tersebut atas
L/C yang telah diterbitkan oleh bank lain tersebut.
Sebagai Cabang Penyambung Konfirmasi L/C
Bila cabang bertindak sebagai penyambung konfirmasi dari cabang lain
atas L/C yang telah diterbitkan oleh bank lain, maka cabang akan
menerima komisi konfirmasi L/C. dengan demikian akan tercipta adanya
hubungan antar kantor (RAK) antara cabang penyambung konfirmasi dan
cabang penerbit L/C.
Sebagai Cabang Pembayar L/C
Bila cabang bertindak sebagai cabang pembayar L/C DN yang telah
diterbitkan oleh cabang lain, maka akan tercipta adanya hubungan antar
kantor dengan cabang penerbit L/C DN tersebut.
Akuntansi Pembayaran L/C :
Akuntansi untuk pembayaran L/C DN dibedakan antara L/C DN yang
diterbitkan oleh bank sendiri (cabang lain) dan L/C DN yang diterbitkan
oleh bank lain. Sedangkan untuk tanggal pencatatan dibedakan saat
pengambilalihan wesel dan saat pembayaran L/C kepada beneficiary.
Dari jenis L/C DN yang dibayarkan oleh cabang pembayar juga
dibedakan antara Sight L/C DN, Usance L/C DN, dan Red Clause L/C
DN.
1) Pembayaran Atas Sight L/C Dalam Negeri
Dalam hal pengambilalihan atau pembayaran L/C DN tidak perlu
dilakukan akseptasi wesel oleh cabang penerbit L/C. cabang pembayar
dapat langsung membayarkan sejumlah L/C Sight kepada beneficiary
pada waktu nasabah mengunjukan wesel saight (sight draft).
a) Bank Sebagai Bank Pembayar Penuh Atas L/C Yang Telah
Diterbitkan Oleh Bank Sendiri
Contoh:
Apabila Bank Omega – cabang Surabaya menerima wesel sight L/C DN
yang telah diterbitkan oleh Bank Omega – cabang Jakarta sebesar Rp
250.000.000 untuk dibayarkan kepada PT. PMU. Bank Omega –
Surabaya memungut komisi negosiasi wesel sebesar Rp 50.000.
Penerimaan hasil wesel dikehendaki untuk keuntungan rekening giro PT.
PMU. Oleh Bank Omega – Surabaya akan dibukukan sebagai berikut:
D : RAK – cabang
Jakarta .......................................... Rp 250.000.000
K : Giro – Rekening PT.
PMU ................................... Rp 249.950.000
K : Pendapatan Komisi Negosiasi Sight L/C
DN ....... Rp 50.000
Electronic funds transfer (EFT) adalah salah satu usaha untuk meningkatkan efesiensi aliran dana.
Dengan Electronic funds transfer (EFT) dimungkinkan untk membayar gaji dengan lebih cepat yang
langsung dimasukkan dalam rekening karyawan.
Menetukan Kas yang Optimal
Kas dan surat beerharga yanng optimal sangat tergantung atas trade-off antara tingkat bunga dengan
biaya transaksi.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Surat Berharga
-Default risk adalah resiko bahwa peminjam tidak mampu membeyar kembali bunga dan pokok
pinjaman.
-Risiko bahwa suatu even akan meningkatkan risiko kegagalan perusahaan.
-Risiko inflasi yaitu resiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli pendapatan pendapatan yang kita
peroleh.
Pada bagian ini kita akan memperlonggar asumsi, bahwa yeild itu berubah : perbedaan dalam risiko
fluktasi harga pasar surat berharga. Untuk menjelaskan mengapa yeilid itu berubah. Risiko gagal berarti
bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajiban untuk membeyar angsuran dan bunganya.
Marketability berhubungna dengan kemampuan kemampuan pemilik surat berharga untuk
mengubahnya dalam bentuk kas. Batas waktu pinjaman hubungna antara yeiled dan batas waktu
pinjaman dapat dipelajari dengna menggunakan bantuan grfaik.
Pada bagian ini kita akan memperlonggar asumsi, bahwa yeild itu berubah : perbedaan dalam
risiko fluktasi harga pasar surat berharga. Untuk menjelaskan mengapa yeilid itu berubah. Risiko
gagal berarti bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajiban untuk membeyar angsuran dan
bunganya. Marketability berhubungna dengan kemampuan kemampuan pemilik surat berharga
untuk mengubahnya dalam bentuk kas. Batas waktu pinjaman hubungna antara yeiled dan batas
waktu pinjaman dapat dipelajari dengna menggunakan bantuan grfaik.