PERKOTAAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Desa dan Kota
Disusun Oleh :
Johan 172170049
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Geografi Desa dan Kota dengan judul Struktur Ekonomi Perkotaan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Desa dan Kota.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan yang perlu diperbaiki. Baik dalam isi materi, struktur makalah,
maupun penyusunan kata-kata. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan pembuatan makalah dimasa yang
akan mendatang.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi
bagi pembaca maupun sebagai pemberi informasi. Selain itu, semoga makalah ini
dapat diterima secara baik oleh berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
3.1 KESIMPULAN...............................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kota
Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan
watak dan ciri kehidupan perkotaan. Menurut Bintarto, kota
sebagai jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial
ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angka sensus tahun 1961 1971 dan 1980 nampak bahwa
pertambahan angkatan kerja di kota meningkat dari periode ke
periode dari periode 1961 sampai 1971 angka sebesar 1,959 juta
telah naik menjadi 3,835 juta Pada periode 1971 sampai 1980
tambahan jumlah pekerja sebanyak itu banyak yang terserap oleh
sektor pelayanan jasa meski sektor sektor tersebut menurun dengan
10% dalam dua periode sensus di atas tetapi sektor ini mampu juga
menyerap kurang lebih separuh dari pertambahan tenaga kerja
berbeda dengan sektor industri yang diharapkan paling besar
kemampuannya menyerap pertambahan tenaga kerja nyatanya
hanya mengalami kenaikan sebesar 1% saja kurangnya daya serap
sektor industri ini diduga karena faktor efisiensi lewat padat modal
dan mekanisasi modern yang menggunakan keterampilan yang
tinggi tetapi mengakibatkan berkurangnya tenaga manusia yang
digunakan hal itu mempengaruhi secara negatif terhadap para
migran berasal dari pedesaan maupun mereka yang telah hidup di
dalam kota dan baru memasuki angkatan kerja dimana mereka itu
tidak tertampung oleh industri turunnya persentase sektor informal
di bidang perdagangan juga bertalian erat dengan langkah-langkah
pemerintah menertibkan kota sehingga di Jakarta dan Surabaya
misalnya para pedagang di kaki lima beralih ke sektor lain seperti
jasa kemasyarakatan angkutan industri tetapi terutama bangunan
dalam pembangunan ini ada kecenderungan meningkatkan modal
dalam negeri ataupun asing diikuti penerapan sistem manajemen
tenaga kerja baru dengan menitikberatkan pada intensitas kerja dan
stabilitas buruh akibatnya upah di kota menjadi makin tinggi dan
merangsang investasi padat modal dalam situasi seperti ini sudah
semestinya bagi para migran dari pedesaan sulit untuk memasuki
sektor formal itu perusahaan-perusahaan yang menurut
keterampilan yang tinggi perusahaan-perusahaan di kota lebih suka
merekrut orang kota sendiri yang tentu lebih bersyarat untuk
diterima bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
3. Radiana Nida
a. Soal
Bagaimana menyikapi perekonomian dari sektor informal?
b. Jawaban
Di negara berkembang sebagian besar angkatan kerja
terlibat di sektor informal. Sektor ini hampir tidak tercatat dalam
statistik ekonomi resmi suatu negara. Padahal aktivitas informal
seringkali memainkan peran penting sebagai basis sumber
kehidupan sebagian besar penduduk di wilayah-wilayah yang
sedang berkembang. Kegiatan sektor informal sering juga disebut
sebagai underground economy (Gerxhani 2000). Kata underground
di sini mau menunjukkan bahwa sektor informal tidak hanya
kegiatan legal saja tapi bisa mencakup kegiatan ilegal
c. Penambah
B. Sesi Kedua
1. Sherly Ayuni: Kelompok 9
a. Soal
Apakah Indonesia sudah memiliki kualitas struktur ekonomi yang
baik, mengingat SDA Indonesia itu sangat kaya melimpah?
b. Jawaban
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung
stabil di kisaran angka 5 persen dalam 3 tahun terakhir, dan
memiliki tren meningkat meskipun tipis. Bagi pihak oposisi,
pencapaian yang tidak begitu menggembirakan ini menjadi sasaran
tembak yang begitu empuk guna melemahkan posisi pemerintah
yang berkuasa saat ini, khususnya di bidang ekonomi. Namun, jika
dikaji lebih mendalam, struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia
justru mengalami perbaikan yang begitu signifikan dalam beberapa
tahun belakangan. Yang sangat menonjol adalah pertumbuhan
investasi dan ekspor yang masing- masing tumbuh 6,15 dan 9,09
persen pada 2017, dibandingkan pertumbuhan kedua komponen
tersebut pada 2016 yang hanya sebesar 4,47 dan -1,57 persen.
c. Penambah
3. Intan Nurmulki
a. Soal
Apakah modernisasi akan merubah struktur ekonomi perkotaan?
b. Jawaban
Modernisasi bidang ekonomi telah banyak dilakukan
Indonesia. Misalnya, saja memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas. Upaya pemanfaatan teknologi ini
memunculkan pusat-pusat industri baik di bidang makro maupun
mikro. Kemunculan pusat-pusat industri mampu membawa
perubahan pada proses produksi. Pemanfaatan teknologi dalam
sektor industri menggeser kedudukan tenaga manusia menjadi
tenaga mesin. Gejala pemanfaatan teknologi telah dilakukan di
berbagai bidang. Dalam bidang pertanian, misalnya, sebagai upaya
meningkatkan produktivitas padi, dilakukan penggantian pupuk
kandang dengan pupuk urea, penerapan teknik irigasi baru,
penggunaan varietas bibit padi jenis baru, dan sebagainya.
c. Penambah