Anda di halaman 1dari 19

GEOGRAFI KOTA DAN DESA : STRUKTUR EKONOMI

PERKOTAAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Desa dan Kota

Disusun Oleh :

Johan 172170049

Sofia Islamiati Sulam 172170033

Rahma Annisa 172170007

Mayangsari Barkah 172170043

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Geografi Desa dan Kota dengan judul Struktur Ekonomi Perkotaan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Desa dan Kota.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan yang perlu diperbaiki. Baik dalam isi materi, struktur makalah,
maupun penyusunan kata-kata. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan pembuatan makalah dimasa yang
akan mendatang.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi
bagi pembaca maupun sebagai pemberi informasi. Selain itu, semoga makalah ini
dapat diterima secara baik oleh berbagai pihak.

Tasikmalaya, 20 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN ............................................................
1.4 MANFAAT .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2.1 PENGERTIAN KOTA ..................................................................

2.2 STRUKTUR EKONOMI PERKOTAAN ...................................

2.3 STRUKTUR EKONOMI KOTA DI DUNIA KETIGA ............

BAB III PENUTUP ........................................................................................

3.1 KESIMPULAN...............................................................................

3.2 SARAN DAN KRITIK ..................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan tempat yang banyak aktifitas ekonominya. Penduduknya


banyak melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan barang dan jasa,
industri maupun perkantoran-perkantoran yang juga digunakan sebagai pusat
administrasi pemerintahan. Secara garis besar, Geografi merupakan ilmu yang
membahas bumi dan segala kegiatan yang terdapat di dalamnya. Dalam
perkembangannya, selain mempelajari tentang bumi dan isinya, Geografi juga
membahas aspek keruangan termasuk kota dan perekonomiannya.

Untuk mengetahui bagaimana struktur perekonomian yang ada di kota,


kita perlu mengetahui terlebih dahulu kegiatan perekonomian yang ada di kota
tersebut. Kegiatan perekonomian meliputi perdagangan, industri, serta
perkantoran. Sektor ekonomi yang menjadi ciri khas perkotaan adalah sektor
industri dan sektor jasa. Karena perkembangan ekonomi di perkotaan yang
berkembang pesat, maka struktur ekonomi perkotaan menitikberatkan pada sektor
non pertanian.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami ingin mengetahui struktur
ekonomi suatu kota. Struktur ekonomi kota ini meliputi bagaimana struktur
ekonomi kota secara umum dan bagaimana struktur ekonomi kota di dunia ketiga.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan kota, ciri-ciri serta
b. Bagaimana struktur ekonomi kota secara umum?
c. Bagaimana struktur ekonomi kota di dunia ketiga?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang struktrur ekonomi kota yang ada di dunia ataupun struktur
ekonomi kota di dunia ketiga. Selain itu, pembahasan materi ini dapat
memberi informasi ataupun pengetahuan serta manjadi bahan referensi
bagi berbagai pihak.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini yaitu :
1. Dapat menjadi salah satu sumber informasi.
2. Dapat menjadi bahan pembanding bagi makalah lainnya.
3. Dapat menjadi referensi bagi penulis yang akan datag.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kota
Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan
watak dan ciri kehidupan perkotaan. Menurut Bintarto, kota
sebagai jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial
ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis.

Gambar 1.1 kota


Ciri-ciri kota adalah :
 Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan.
 Tersedianya tempat-tempat untuk parkir.
 Tersedianya sarana rekreasi dan sarana olahraga.
2.2 Struktur Ekonomi Perkotaan
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukan komposisi atau
susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonimian negara
ataupun daerah. Struktur perekonomian adalah suatu susunan
elemen-elemen yang berfungsi untuk mengatur suatu rumah
tangga. Penrtian lebih luasnya adalah suatu bagian-bagian yang ada
dalam suatu negara yang berfungsi untuk mengatur rumah tangga
negara tersebut.
Gambar 1.2 ekonomi perkotaan
Dalam struktur perekonomian, sektor yang dominan atau yang
diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur
tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Maksud
dari sektor ekonomi yang dominan atau diandalkan adalah sektor
ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar
penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar.
Wilayah kota menjadi tempat kegiatan eonomi penduduknya di
bidang jasa, perdagangan, industri, dan administrasi. Selain itu,
wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat pemerintahan.
Kegiatan ekonomi kota dapat dibedakan menjadi dua sebagai
berikut.
1) Kegiatan ekonomi dasar
Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan
jasa untuk keperluan luar kota atau dikirim ke daerah kota.
Produk yang dikirim dan disalurkan berasal dari industri,
perdagangan, hiburan, dan lainnya.
2) Kegiatan ekonomi bukan dasar
Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan
jasa untuk keperluan sendiri. Kegiatan ini disebut juga dengan
kegiatan redensial dan kegiatan pelayanan. Kegiatan ekonomi
kota dapat berupa industri dan kegiatan jasa atau fasilitas yang
tidak memerlukan lahan yang luas. Kegiatan ini menyebabkan
kota berpenduduk padat, jarak bangunan rapat, dan bentuk kota
kompak.
Struktur kota dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian
penduduknya. Mata pencaharian penduduk kota bergerak di
bidang nonagraris, seperti perdagangan, perkantoran, industri,
dan bidang jasa lain. Dengan demikian, struktur akan
mengikuti fungsi kota. Sebagai contoh, suatu wilayah
direncanakan sebagai kota industri, maka strukur penduduk
kota akanmengarah atau cenderung ke jenis kegiatan industri.
Pada kenyataan, jarang sekali suatu kota mempunyai fungsi
tunggal. Kebanyakan kota juga merangkap fugsi lain, seperti
kota perdagangan, kota pemerintahan, atau kota kebudayaan.
2.3 Struktur Ekonomi Kota di Dunia Ketiga

Ekonomi kota pengalaman di barat

Tak Hanya mereka yang dilahirkan di kota yang sukar


mendapatkan pekerjaan juga mereka yang menjadi pendatang
sehubungan ini perlu diingat bahwa kota dengan industri yang
tergolong modern pada umumnya menyajikan lapangan kerja yang
cukup. Perbandingan yang pincang antara permintaan kerja dan
tawaran lapangan kerja terdapat pula di kota-kota besar di mana
konsentrasi kegiatan industri paling kuat. hal yang sama berlaku di
sektor tersier yang tercipta secara tak langsung oleh industrialisasi.
dari situ nampak jelas perbedaan antara pengalaman perkembangan
di kota di dunia barat pada zaman revolusi industri dan apa yang
terjadi kini di negara-negara sedang berkembang. di Eropa dalam
abad lalu industrialisasi merupakan motor penggerak proses
urbanisasi tetapi di dunia ketiga pertumbuhan kota tak selalu
berarti majunya industrialisasi. di barat perkotaan meluaskan
sektor sekunder kemudian juga tersier dalam ekonomi di dunia
ketiga terjadi banjir sektor tersier informal Tetapi hanya sedikit
kegiatan perindustrian. oleh m Santoso 1971 dalam bukunya
berjudul les filles du Monde kota-kota dunia ketiga gejala yang
demikian tadi disebutnya urbanization tertiere atau urbanisasi
tersier.
Dualisme dalam ekonomi kota di dunia
Geerzt dalam melukiskan struktur ekonomi kota di dunia
ketiga mengambil contoh dari analisanya terhadap mojokuto yang
merupakan nama samaran untuk Pare Jawa Timur kebanyakan kota
di dunia ketiga khususnya kota-kota besar yang berfungsi sebagai
kota utama atau primate cities memiliki struktur ekonomi yang
mirip dengan yang terdapat di Mojokerto berdasarkan strukturnya
ekonomi kota terbagi atas dua bagian yaitu firm centred economy
(senter ekonomi) dan bazaar economy (bazar ekonomi). pada
yang pertama perdagangan dan industri terdapat pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang beraneka di mana terdapat berbagai
pekerjaan yang terspesialisasi yang bertujuan menghasilkan dan
mendistribusikan Adapun pada yang kedua yang berdasarkan
usaha-usaha pada pedagang yang bersaing terjadi penukaran
barang tersebut diatas mirip dengan apa yang dinamakan ekonomi
dualistis yang firm centred ekonomi jelas bersifat intensif modal
sedangkan bazaar ekonomi bersifat intensif kerja atau padat karya.
di beberapa negara sebagian besar dari lapangan kerja yang
disediakan oleh pemerintah sebenarnya dapat ditempatkan dalam
sektor firm centred economy tetapi nyatanya tak demikian. pada
umumnya di negara-negara sedang berkembang kecenderungan
mekanisme birokrasi di situ menjuruskan penampungan tenaga
kerja ke sektor bazaar economy. ini nampak jelas di Indonesia
India dan Filipina kemudian menjadi kenyataan pula bahwa sektor
pertama yang intensif modal dan produktivitasnya tinggi amat
terbatas menampung tenaga kerja ini disebabkan oleh semakin
banyak munculnya inovasi yang menghemat pemakaian tenaga
kerja sebaliknya di bazar ekonomi penampungan tenaga kerja
berjalan lancar meskipun penghasilan di situ jauh lebih rendah dan
akhirnya akan mengakibatkan Apa yang disebut oleh shared
poverty dan oleh Breese subsistense urbanization. dari pengalaman
pahit di dunia ketiga itu orang lalu melancarkan kritik pedas
terhadap Pembagian dua dalam ekonomi kota yang begitu
sederhana tadi padahal jika diperiksa dengan seksama terutama
ekonomi di kalangan para pendatang baru di kota Sebenarnya ada
bentuk organisasi ekonomi kota dimana tergabung menjadi satu
unsur-unsur baik dari firm-type economy maupun bazaar economy.
Peranan sektor tersier
Apabila diingat menurut maunder penduduk dapat dibagi
berdasarkan usahanya atas 3 kelompok yaitu yang bekerja penuh
yang menganggur dan yang bekerja setengah penuh dilihat sepintas
lalu memang dapat karena memang ada dua tipe kesempatan kerja
yaitu sepenuh waktu dan sebagian saja tetapi jika diingat ada jenis
pengangguran yang terselubung dan yang nyata lalu seluk-
beluknya menjadi rumit apabila pengangguran terselubung
didefinisikan sebagai suatu situasi dimana terlampau banyak orang
yang bekerja dibandingkan dengan yang secara rasional dibutuhkan
maka pengangguran terselubung itu akan lebih banyak terdapat
dalam bazaar economy daripada di firm centred economy.
sebaliknya pengangguran terselubung akan lebih banyak terdapat
dalam firm centred economy apabila definisinya suatu situasi
dimana orang yang ambil bagian dalam proses pekerjaan secara
aktif mencari pekerjaan. pada umumnya di kota sektor tersier lah
yang paling mampu menyedot tenaga kerja khususnya jenis bazar
ekonominya yang menurut Geertz untuk Indonesia mencakup
bidang produksi dan penjualan sebagai suatu bagian dari satu
sistem ekonomi yang memenyeluruh. Lalu Geerzt menunjuk pada
adanya 3 aspek pasar sebagai sistem yaitu satu wadah
berlangsungnya arus barang dan jasa 2 keseluruhan mekanisme
ekonomis yang memelihara dan mengatur arus barang dan jasa itu
tiga peranan sosiokultural dari sistem pasar.
Sektor tersier informal : Sektor pelarian urban
Sektor tersier mengarahkan diri ke pelayanan atau
pemberian jasa dalam arti yang seluas-luasnya pada sektor
tersier modern yang bertalian dengan perusahaan dan lembaga
ekonomi modern model Amerika atau Eropa ini berupa bank
bank perusahaan transportasi supermarket maskapai asuransi
perusahaan service teknis dan sebagainya tetapi itu selain
terbatas operasinya di dunia ketiga juga hanya memanfaatkan
tenaga yang terdidik. di negara sedang berkembang sektor
tersier bagi para pendatang dari pedesaan berupa berbagai
kombinasi perdagangan eceran dan jasa yang remeh.
Geertz menyebutnya bazaar economy dengan Penjelasan
bahwa yang tercangkup didalamnya itu berbagai kegiatan kecil-
kecilan yang sederhana di bidang pertukangan perdagangan dan
pemberian jasa sebagai bentuk lawannya disebut firm centred
economy. Adapun Lentjes yang mempelajari sektor tersier di
negeri-negeri Arab menamakannya show ekonomi tetapi
sebutan yang paling populer sekarang adalah informal Sector
lahirnya istilah sektor informal adalah hasil penelitian Keith
Hart seorang peneliti Inggris di Ghana pada tahun 1971
menulis laporan yang yang berjudul informal income
opportunities : an urban employment in Ghana. sejak itu istilah
informal dipakai oleh para ekonom di mana-mana baik di
negara maju maupun negara sedang berkembang mengenai
sektor informal pada tahun 1972 Ilo atau International labour
organization Kemukakan 8 ciri-ciri yaitu kegiatan usaha
keluarga bentuknya kecil-kecilan bersifat intensif kerja
menggunakan terutama material pribumi mudah didapatkan
oleh konsumen menggunakan teknologi tepat guna atau
appropriate technology keterampilan dari yang bersangkutan
bukan hasil pendidikan sekolah usaha pasaran yang tak diatu.
untuk meringkasnys sethuraman 1974 mendefinisikan sektor
informal sebagai sektor yang meliputi segala kegiatan
komersial yang tak diatur dan kegiatan non komersial yang
sama-sama tidak memiliki struktur organisasi dan operasional
termasuk di dalam sektor informal juga pasar gelap pelacuran
babu koki serta pembantu serabutan di rumah rumah jika
diperluas lagi menurut Kleinpenning sektor informal juga
mencakup dagang rombengan serta ekonomi tong sampah yang
mengumpulkan apa-apa yang telah dibuang untuk dijual lagi.
Sektor informal di Indonesia
Meningkatnya arus urbanisasi telah mengakibatkan
pesatnya perkembangan sektor informal di kota-kota besar
seperti Jakarta Surabaya Bandung Semarang dan Yogyakarta
dengan sektor informal hal tersebut dimaksudkan kegiatan
ekonomi yang tidak terorganisasikan dan belum terjangkau
oleh kebijakan pemerintah misalnya perdagangan kaki lima
definisi operasional dari sektor informal sukar diberikan karena
ada bermacam-macam tergantung kepada sudut pandangan
ilmu yang lain Adapun dari kacamata ekonomi sebutan sektor
sektor informal menunjuk kepada aktivitas ekonomi yang
berskala kecil Padat Karya tak mentingkan kualifikasi formal
lengkap dengan rasa kekeluargaan fleksibilitas tinggi tak stabil
dan tak teratur upah rendah dan Alkali bebas proteksi
sebenarnya peranan sektor informal di Indonesia penting sekali
untuk melacaknya dalam berbagai kegiatan masyarakat dapat
dilihat empat segi yaitu 1 Menurut BPS pada tahun 1978 angka
pengangguran terbuka di Indonesia besarnya 2,4% dan ini
mencakup kota dan desa dua sektor informal mampu
menyumbang sebanyak 64,9% dari nilai PDB atau produk
domestik bruto sedang yang formal seperti industri
pertambangan transportasi gas dan lain-lain hanya 22,5% tiga
pertumbuhan penduduk kita pertahunnya ada 2,3% sehingga
angkatan kerja setiap tahunnya bertambah dengan 1,4 juta
padahal sektor industri misalnya baru mampu menampung 4
koma 1% dari pertumbuhan angkatan kerja itu pula jenis-jenis
yang lain masuk sektor informal meningkatnya pengangguran
terbuka menimbulkan akses seperti penodongan perampokan
pembunuhan pelacuran dan lain-lain 4 kehadiran sektor
informal menguntungkan penduduk desa dan kota sekaligus
meskipun nampaknya pelayanan mereka itu berupa penjualan
abu gosok Tukang Patri dan sebagainya akhir-akhir ini
mengembangkan satu strategi kebutuhan dasar untuk dicoba
kan di dunia ketiga dalam waktu satu generasi misalnya
kebutuhan kaum miskin di kota harus sudah dapat dipenuhi
para penguasa diharapkan memperhatikan sektor informal yang
ciri-cirinya intensitas kerja rendah produktivitas rendah dan
teknologinya di tepat gunakan tetapi para pengkritik
menyangsikan akan berhasilnya strategi tersebut mengingat
dalam sektor informal masih terdapat banyak perbedaan
disamping pertukaran dan perusahaan di rumah masih ada
pengatur penuh dan setengah menganggur tenaga terdidik dan
tak terdidik penanganan sektor informal oleh penguasa atau
kaum elit cenderung menguntungkan kepentingan kapitalisme
lewat Pemanfaatan tenaga murahan.
Sektor informal sebagai penyangga
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Angka sensus tahun 1961 1971 dan 1980 nampak bahwa
pertambahan angkatan kerja di kota meningkat dari periode ke
periode dari periode 1961 sampai 1971 angka sebesar 1,959 juta
telah naik menjadi 3,835 juta Pada periode 1971 sampai 1980
tambahan jumlah pekerja sebanyak itu banyak yang terserap oleh
sektor pelayanan jasa meski sektor sektor tersebut menurun dengan
10% dalam dua periode sensus di atas tetapi sektor ini mampu juga
menyerap kurang lebih separuh dari pertambahan tenaga kerja
berbeda dengan sektor industri yang diharapkan paling besar
kemampuannya menyerap pertambahan tenaga kerja nyatanya
hanya mengalami kenaikan sebesar 1% saja kurangnya daya serap
sektor industri ini diduga karena faktor efisiensi lewat padat modal
dan mekanisasi modern yang menggunakan keterampilan yang
tinggi tetapi mengakibatkan berkurangnya tenaga manusia yang
digunakan hal itu mempengaruhi secara negatif terhadap para
migran berasal dari pedesaan maupun mereka yang telah hidup di
dalam kota dan baru memasuki angkatan kerja dimana mereka itu
tidak tertampung oleh industri turunnya persentase sektor informal
di bidang perdagangan juga bertalian erat dengan langkah-langkah
pemerintah menertibkan kota sehingga di Jakarta dan Surabaya
misalnya para pedagang di kaki lima beralih ke sektor lain seperti
jasa kemasyarakatan angkutan industri tetapi terutama bangunan
dalam pembangunan ini ada kecenderungan meningkatkan modal
dalam negeri ataupun asing diikuti penerapan sistem manajemen
tenaga kerja baru dengan menitikberatkan pada intensitas kerja dan
stabilitas buruh akibatnya upah di kota menjadi makin tinggi dan
merangsang investasi padat modal dalam situasi seperti ini sudah
semestinya bagi para migran dari pedesaan sulit untuk memasuki
sektor formal itu perusahaan-perusahaan yang menurut
keterampilan yang tinggi perusahaan-perusahaan di kota lebih suka
merekrut orang kota sendiri yang tentu lebih bersyarat untuk
diterima bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni, N. 2018. Geografi Kota dan Desa. Yogyakarta : Penerbit Ombak

A., Tohr Kaslan. 1975. Ekonomi Modern. Jakarta : Pradnya Paramita

Prayitno, Hadi. 1986. Pengantar Ekonomi Pembangunan edisi 1. Yogyakarta


: BPFE
LAPORAN DISKUSI
A. Sesi Pertama
1. Rend Kelompok 5
a. Soal
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan ekonomi perkotaan tanpa
mengorbankan lingkungan?
b. Jawaban
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya manusia untuk
memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak
melampaui ekosistem pendukung kehidupannya. Dewasa ini
masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu
penting yang perlu terus disosialisasikan di tengah masyarakat.
c. Penambah
Intan nurmulki
“Pembangunan yang berkelanjutan pada hakikatnya
ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antargenerasi
di masa kini maupun masa mendatang. Menurut KLH (1990)
pembangunan, yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi,”

2. Yuli Dwi Lestari


a. Soal
Bagaimana Perbedaan Sektor Perekonomian di negara lain?
b. Jawaban
Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan
ekonomi berkembang utama dunia yang terbesar di Asia Tenggara
dan terbesar di Asia ketiga setelah China dan India. Ekonomi
negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi
terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan
anggota G-20. Setelah mengalami gejolak politik dan sosial yang
hebat pada pertengahan 1960an di bawah Presiden Soekarno,
Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soeharto segera melakukan
restrukturisasi tata kelola fiskal yang tercerai berai akibat berbagai
kebijakan ekonomi yang memberatkan perimbangan neraca APBN
yang ada dengan berbagai cara, dari mengadakan renegosiasi
terkait pembayaran utang jatuh tempo hingga meminta IMF untuk
mengasistensi pengelolaan fiskal Indonesia yang masih rapuh
c. Penambah

3. Radiana Nida
a. Soal
Bagaimana menyikapi perekonomian dari sektor informal?
b. Jawaban
Di negara berkembang sebagian besar angkatan kerja
terlibat di sektor informal. Sektor ini hampir tidak tercatat dalam
statistik ekonomi resmi suatu negara. Padahal aktivitas informal
seringkali memainkan peran penting sebagai basis sumber
kehidupan sebagian besar penduduk di wilayah-wilayah yang
sedang berkembang. Kegiatan sektor informal sering juga disebut
sebagai underground economy (Gerxhani 2000). Kata underground
di sini mau menunjukkan bahwa sektor informal tidak hanya
kegiatan legal saja tapi bisa mencakup kegiatan ilegal
c. Penambah

B. Sesi Kedua
1. Sherly Ayuni: Kelompok 9
a. Soal
Apakah Indonesia sudah memiliki kualitas struktur ekonomi yang
baik, mengingat SDA Indonesia itu sangat kaya melimpah?
b. Jawaban
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung
stabil di kisaran angka 5 persen dalam 3 tahun terakhir, dan
memiliki tren meningkat meskipun tipis. Bagi pihak oposisi,
pencapaian yang tidak begitu menggembirakan ini menjadi sasaran
tembak yang begitu empuk guna melemahkan posisi pemerintah
yang berkuasa saat ini, khususnya di bidang ekonomi. Namun, jika
dikaji lebih mendalam, struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia
justru mengalami perbaikan yang begitu signifikan dalam beberapa
tahun belakangan. Yang sangat menonjol adalah pertumbuhan
investasi dan ekspor yang masing- masing tumbuh 6,15 dan 9,09
persen pada 2017, dibandingkan pertumbuhan kedua komponen
tersebut pada 2016 yang hanya sebesar 4,47 dan -1,57 persen.
c. Penambah

2. Riki Bangkit : Kelompok 5


a. Soal
Bagaimana Peranan pemerintah untuk memodernisasi industri?
b. Jawaban
Salah satu gejala yang muncul dalam modernisasi ekonomi
adalah terjadinya industrialisasi. Industrialisasi merupakan proses
pergantian dari penggunaan tenaga manual menjadi penggunaan
tenaga mesin. Industrialisasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan modernisasi di bidang ekonomi.
Modernisasi dan pembangunan di bidang ekonomi mempunyai
satu tujuan, yaitu mencapai kehidupan bangsa yang sejahtera.
c. Penambah
Asep Ega : Kelompok 2
“Kesejahteraan bangsa tidak hanya diukur dari tingginya
pendapatan masyarakat dan pendapatan negara. Tingginya
pendapatan masyarakat masih harus diukur berdasarkan
pemerataan akan hasil-hasil pembangunan ekonomi bagi
masyarakat secara adil. Untuk itulah, diperlukan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan tersebut. Agar modernisasi bidang ekonomi di
Indonesia idak tertinggal dengan negara lain.”

3. Intan Nurmulki
a. Soal
Apakah modernisasi akan merubah struktur ekonomi perkotaan?
b. Jawaban
Modernisasi bidang ekonomi telah banyak dilakukan
Indonesia. Misalnya, saja memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas. Upaya pemanfaatan teknologi ini
memunculkan pusat-pusat industri baik di bidang makro maupun
mikro. Kemunculan pusat-pusat industri mampu membawa
perubahan pada proses produksi. Pemanfaatan teknologi dalam
sektor industri menggeser kedudukan tenaga manusia menjadi
tenaga mesin. Gejala pemanfaatan teknologi telah dilakukan di
berbagai bidang. Dalam bidang pertanian, misalnya, sebagai upaya
meningkatkan produktivitas padi, dilakukan penggantian pupuk
kandang dengan pupuk urea, penerapan teknik irigasi baru,
penggunaan varietas bibit padi jenis baru, dan sebagainya.
c. Penambah

Anda mungkin juga menyukai