Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KOTA DAN PEDESAAN


Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pemerintahan Kota dan Desa

Dosen Pengampu : Abdul Sadad S.sos, M.Si

Disusun Oleh:
Desvi Ramadani (2001125506)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Kamis 22 September 2022

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………… ……..i


DAFTAR ISI…………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………….……….....1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….…1
C. Tujuan……………………………………………………….…..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………….………...2-4
A. pembangunan kota…………………..………………..……….....2
B. Pengembangan Desa…………..….……………….…………......3

BAB III PENUTUP……………………………………………….…......5


3.1 Kesimpulan………………………………………………….........5
3.2 Saran…………………………………………………………...…5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....6
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi sangat penting dalam pelaksanaan operasional, karena tanpa Administrasi,
tujuan yang dapat dicapai tidak akan berjalan dengan baik. Setiap kebijakan harus
memperhatikan masalah administrasi, karena pelaksanaan administrasi tidak dapat
dipisahkan dari manajemen. Namun, perhatian harus diberikan pada isu-isu
pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah saat ini, yang masih aktif
dilaksanakan. Sebagaimana diketahui, pembangunan desa di satu sisi merupakan bagian
dari pembangunan nasional, dan keberhasilan pembangunan desa di sisi lain merupakan
ukuran keberhasilan pembangunan.Masyarakat sebagai sasaran pembangunan harus
dilayani dan dilibatkan. dalam perkembangannya diberikan pemahaman yang jelas
tentang arti Administrasi agar kita memahami dan memahami arti Administrasi yang
sebenarnya. Dalam mengelola pembangunan desa tentunya harus dilakukan dengan
benar dan lancar, karena setiap kegiatan selalu berkaitan dengan pengelolaan. Dengan
demikian, pembangunan dapat lebih efektif sehingga masyarakat itu sendiri mencapai
hasil yang maksimal. Dalam kehidupan sehari-hari keinginan tersebut tidak terpenuhi
seperti yang diharapkan, karena pelaksanaan pembangunan desa tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembangunan kota?
2. Bagaimana konsep pengembangan desa?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Administrasi Pemerintahan Kota dan Desa
2. Untuk mengetahui konsep pembangunan kota
3. Untuk mengetahui konsep pengembangan desa
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Kota
Kota adalah wilayah geografis dengan jumlah penduduk yang relatif padat dan
kegiatan utamanya adalah sektor nonpertanian. Masyarakat perkotaan tidak hanya
terdiri dari masyarakat adat di wilayah tersebut, tetapi juga masyarakat pendatang dan
masyarakat yang heterogen, tidak hanya dalam hal mata pencaharian, tetapi juga dalam
hal agama, adat dan budaya. Suatu kota dapat menjadi suatu kesatuan pemerintahan
dengan organisasi pemerintahannya sendiri, seperti Pemerintah Daerah Tingkat I (Dati
I), dalam hal ini khusus Jakarta, kotamadya dengan status Daerah Tingkat II (Dati II)
sebagai ibukota provinsi, dan seterusnya. -kabupaten, tingkat lain, tetapi dapat juga
untuk unit administrasi kabupaten/tingkat II lainnya seperti kota administrasi, kota
administrasi, kota regional seperti ibu kota kabupaten dan kota federal.
Menurut jumlah penduduk, kota yang berpenduduk lebih dari 5 juta
diklasifikasikan sebagai kota besar, kota dengan 1-5 juta penduduk atau kota besar; kota
besar bersama. populasi 500.000 sampai 1 juta; kota berukuran sedang dengan 100.000
hingga 500.000 penduduk; dan kota-kota kecil dengan populasi 20.000 hingga 100.000.
Kota-kota ini mungkin memiliki cakupan layanan atau koneksi di tingkat layanan
internasional, nasional, regional (melayani satu atau lebih provinsi) atau lokal (melayani
beberapa kotamadya atau bagian dari pemerintahan).
Kawasan perkotaan adalah ciri kawasan suatu kota atau kawasan yang dapat
melewati satu wilayah administrasi dan terpusat pada satu kota atau lebih. Kota atau
kawasan perkotaan dapat membentuk suatu sistem karena terhubung secara fisik dan
sosial ekonomi. Untuk perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan, kota atau
wilayah perkotaan dibagi menjadi empat kelompok kota sesuai dengan peran dan tugas
pelayanan yang mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Keempat kelompok tersebut
adalah kota atau kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional,
kota atau kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan regional, kota atau
kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal, dan kota atau kawasan
perkotaan lain yang memiliki fungsi khusus. . mendukung ekonomi khusus industri.
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kota di Indonesia
1) aktivitas kota (baik dominasi kegiatan pemerintahan/politis, perdagangan,
pertahanan, pertambangan, manufaktur, dsb) yang pada akhirnya membentuk
citra (image) kota. Citra kota tersebut dapat menentukan struktur simbolis yang
2
akan diperhatikan, diingat dan dianggap penting oleh oleh kelompok-kelompok
pemukim di kota itu atau oleh para pengunjung.kemudian;
2) aktivitas kota tentunya sangat ditunjang oleh potensi fisik wilayah;
3) penduduk kota (baik penduduk asli maupun pendatang) yang melakukan
aktivitas pemenuhan kebutuhan hidupnya di kota juga merupakan tulang
punggung penggerak dinamika kehidupan kota;
4) Berbagai faktor-faktor di atas akhirnya perlu ditunjang dengan faktor kebijakan
politis pemerintahan yang berwenang yang juga mendorong tumbuh dan
eksisnya suatu kota.

B. Pembangunan Desa
 Pengertian Desa
Pasal 5 UU Pemerintahan Desa No. 1979 (UU No. 5/79) menyatakan bahwa desa
adalah suatu wilayah yang mempunyai beberapa penduduk sebagai kesatuan
masyarakat, termasuk kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi yang
langsung berada di bawah pemerintahan desa. camat dan berhak mengurus rumah
tangganya dengan ikatan Seragam Negara Republik Indonesia. Berbeda dengan kota,
kepadatan desa tidak terlalu tinggi dan kegiatan utamanya biasanya sektor pertanian.
Masyarakat desa biasanya homogen dalam hal agama, adat istiadat, budaya dan mata
pencaharian. Selain itu, sekelompok desa yang memiliki ikatan fungsional yang erat,
baik secara sosial maupun ekonomi, merupakan wilayah kecamatan atau pedesaan.
Desa-desa ini biasanya merupakan kelompok atau tipe desa yang sama dan memiliki
pusat antardesa.
Desa-desa di Indonesia memiliki kondisi, karakteristik sosial ekonomi dan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda. Berdasarkan tingkat pembangunan diukur antara lain
tingkat pendapatan, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, tingkat kesehatan dan
tingkat pendidikan masyarakat. Itulah sebabnya ada desa swadaya, desa mandiri dan
desa swasembada, baik yang masih tingkat SD, SMP, maupun lanjutan. Potensi yang
sangat besar untuk pemurnian dan pengembangan menjadi sumber pendapatan
masyarakat dan industri, desa dapat diklasifikasikan sebagai desa nelayan, sawah, desa
pertanian, desa penggembala, desa perkebunan, desa kerajinan atau industri kecil,
menengah dan besar. desa industri, desa komersial, dll. Menurut letaknya, desa dapat
dibedakan menjadi desa yang masih terpencil, terisolir, desa kepulauan dan desa yang
dekat dengan kota atau mudah dijangkau. Hal ini mempengaruhi karakteristik desa dan
tingkat perkembangannya.
 Konsep pembangunan desa
3
Konsep pembangunan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yang terkait
dengan penataan ruang desa, ekonomi desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana dan
lingkungan.

1. Penataan ruang desa: pembaharuan, rekonstruksi dan pembangunan desa. Selain


itu, ia dapat secara fleksibel beradaptasi dengan pertumbuhan wilayah di masa
depan dan dapat (jika perlu) mempertimbangkan kebutuhan untuk memperbaiki
struktur ruang desa melalui distribusi tanah. Konsep ini sesuai dengan isi PP
No. 2 tahun 2005.
2. Ekonomi pedesaan: meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengembangkan
kewirausahaan lokal berbasis potensi, mengembangkan usaha mikro, lembaga
keuangan yang terkait dengan sumber daya manusia.
3. Sosial budaya desa: pendidikan, pengembangan sosial, dan penguatan adat
istiadat setempat sebagai bagian dari pengembangan partisipasi seluruh lapisan
masyarakat, termasuk kelompok anak, pemuda, dan perempuan.
4. Mitigasi Bencana: Penataan ruang desa dengan tugas khusus yaitu mitigasi
bencana dengan mengembangkan kawasan dan tempat rawan bencana untuk
dijadikan shelter evakuasi bagi warga jika terjadi bencana.
5. Lingkungan Hidup: pengelolaan lingkungan yang menjaga keseimbangan
menyeluruh antara kawasan budidaya dan kawasan lindung, berusaha
melestarikan mata pencaharian sebagian besar masyarakat. Penataan juga
dilakukan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan dan kehutanan,
untuk meminimalkan ketidakseimbangan ekosistem.
6. Desa Panggungharjo terletak di kawasan Sewon yang merupakan bagian dari
kawasan pengembangan yang menyasar kawasan industri kayu dan furnitur
gempa. Secara umum kawasan Sewon merupakan kawasan yang meliputi lahan
basah, lahan kering, serta kawasan peternakan dan industri. Arah/strategi
pembangunan Kabupaten Bantul khususnya kawasan Sewon akan
dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Pengembangan industri
kerajinan, pertanian basah, bahan kering, dll.
4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan pembangunan pada hakekatnya merupakan bagian penting dari pekerjaan
pembangunan umum sebagai perwujudan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, karena pada hakekatnya pembangunan desa
memerlukan pemahaman tentang tahapan-tahapan pelaksanaannya untuk mencapai hasil
yang memuaskan. . hasil Membuat tahap perencanaan dan pelaksanaan seperti itu
tidaklah mudah. Semua ini harus dilakukan dengan manajemen pembangunan yang
rasional dan berusaha melibatkan masyarakat luas dalam kegiatan dan pekerjaan
pembangunan yang sama efektifnya. Pekerjaan pengembangan administratif dilakukan
dengan memeriksa status administratif perangkat pada waktu tertentu.
B. Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih
bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
5
DAFTAR PUSTAKA

Samsura, D.A.A. (2003). Participatory Planning, Good Governance dan Civil Society. J
Siagian, Sondang P. (1973). Administrasi Pembangunan, konsep dimensi dan
Strateginya, PT. BumiAksara, Jakarta.
Oetomo, A. (1997). Konsepsi dan Implikasi Penerapan Peran Serta Masyarakat dalam
PenataanRuang di Indonesia. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol.8 No.2
Oglesby, Clarkson H. dan Hiks, Gary R. (1988). Teknik Jalan Raya. Jakarta: Erlangga
Parikesit (2002). Pembangunan dan Manajemen pada pemerataan infrastruktur di
Indonesia.Yogyakarta:UGM Press
6

Anda mungkin juga menyukai