Anda di halaman 1dari 25

“JENIS PENYAKIT INFEKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Microbiologi

DISUSUN OLEH :

Nur Mawahdah (70400122023)

JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Swt  atas petunjuk dan risalahnya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang
benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah
membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Kamis 03 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. praktik kebidanan............................................................................................... 3
B. penyakit infeksi dalam praktik kebidanan …................................................ 4-19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 20
B. Saran …………………………………………………………………,,,…….. 20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala
selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi
nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda
infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah
terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar
tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang
sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self
infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan
oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien
lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan praktik kebidanan?


2. Apa saja penyakit infeksi dalam praktik kebidanan ?
1
C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Microbiologi
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan praktik kebidanan
3. Mengetahui penyakit infeksi dalam praktik kebidanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRAKTIK KEBIDANAN
Bidan dalam bahasa Inggris berasal dari kata MIDWIFE yang artinya
Pendamping wanita, sedangkan dalam bahasa Sanksekerta “Wirdhan” yang artinya :
Wanita Bijaksana. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Praktik Kebidanan adalah
asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang
menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara
dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktik kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan,
bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial,
emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.
Praktik kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu
dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui pelayanan atau
asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Lingkup
praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak perempuan,
remaja putri, dan wanita dewasa sebelum,selama kehamilan dan sesudahnya. Ini
berarti bidan melakukan pengawasan, memberi asuhan dan saran yang diperlukan
kepada wanita selama hamil,bersalin, dan selama nifas, Lingkup praktik bidan
adalah
3
BBL,bayi,balita,anak perempuan,remaja putri, wanita pranikah,wanita selama masa
hamil,bersalin dan nifas,wanita pada masa interval dan wanita pada masa
menopouse.

B. PENYAKIT INFEKSI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

1. ENDOMETRIOSIS ( KISTA ENDOMETRIUM )

 Definisi :

Penyakit endometriosis yaitu permasalahan kelainan yang umumnya

berlangsung pada wanita yg tidak mempunyai anak, atau pada wanita yang

alami ketidaksuburan Permasalahan sisi diniding rahim sisi dalam atau

endometrium membuat satu sarang kecil atau kista yang ada didalam otot

rahim yang lalu berkembang jadi lebih tidak tipis. Serta berkembang

didalam indung telur atau ovarium, serta di bagian yang lain yaitu dari

pangul atau pelvic sebagai kista endometrium implant.

Pada saat menstruasi, jaringan kista endometrium implant yang serupa

dengan rahim miniature unruk menghalangi darah keluar, hingga dari makin

membesarnya satu kista itu jadi bakal menyebabkan rasa sakit yang begitu

hebat.

 Penyebab

penyebab pasti kista endometriosis belum ditemukan, tetapi penjelasan yang

mungkin meliputi:
4

 Menstruasi retrograde. Pada kondisi ini, darah menstruasi yang

mengandung sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi

dan masuk ke rongga panggul, bukannya keluar dari tubuh. Sel-sel

endometrium ini menempel di dinding panggul dan permukaan organ

panggul, tempat mereka tumbuh dan terus menebal dan berdarah

selama setiap siklus haid.

 Transformasi sel peritoneal. Dalam apa yang dikenal sebagai "teori

induksi" para ahli mengusulkan bahwa hormon atau faktor kekebalan

mendorong transformasi sel peritoneal (sel yang melapisi sisi dalam

perut) menjadi sel mirip endometrium.

 Transformasi sel embrio. Hormon seperti estrogen dapat mengubah

sel embrio, yaitu sel pada tahap tahap awal perkembangan, menjadi

implan sel mirip endometrium selama masa pubertas.

 Implantasi bekas luka operasi. Setelah prosedur pembedahan, seperti

histerektomi atau operasi sesar, sel endometrium bisa menempel

pada sayatan bedah.

 Transpor sel endometrium. Pembuluh darah atau sistem cairan

jaringan (limfatik) dapat mengangkut sel-sel endometrium ke bagian

tubuh lain.

5
Gangguan sistem imun. Masalah dengan sistem imun mungkin membuat

tubuh tidak mampu mengenali dan menghancurkan jaringan mirip

endometrium yang tumbuh di luar rahim.

 Gejala

a. Nyeri haid

b. Haid berlebih

c. Sakit perut

d. Pendarahan

e. Masalah kesuburan

f. Sembelit

g. Batuk berdarah

 Pencegahan

1) Terapkan pola makan sehat

2) Kelola stress

3) Cukup tidur

4) Hindari merokok dan minuman beralkohol

6
2. HEPATITIS B

 Definisi
Hepatitis B adalah penyakit liver menular yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi akut dan infeksi
kronis yang berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.

Penularan hepatitis B dapat berlangsung lewat kontak dengan cairan tubuh,


seperti transfusi darah dan penggunaan jarum suntik. Pada beberapa kasus, virus
ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual.

 Penyebab
Infeksi melalui virus HBV dapat ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air
mani, atau cairan tubuh lainnya. Penyakit ini tidak menyebar lewat bersin atau
batuk.

HBV adalah DNA virus yang tersusun atas bagian inti dan bagian luar yang
terbuat dari material deoxyribonucleic acids. Bagian inti tersusun atas DNA dan
antigen HBcAG dan bagian terluarnya terdiri dari antigen HBsAG.

Kedua antigen tersebut merupakan bagian virus yang dapat menjadi penanda di
dalam orang yang terinfeksi virus.

Virus hepatitis B dapat bertahan di luar tubuh manusia selama kurang lebih 7
hari. Selama periode tersebut, virus bisa memperbanyak diri dan masuk ke dalam
tubuh manusia yang belum memiliki antibodi atau imunitas terhadap penyakit
ini.

Setelah masuk ke dalam tubuh, virus tidak langsung menyebabkan infeksi. Masa
inkubasi HBV dalam tubuh rata-rata adalah 75 hari, tetapi dapat terjadi selama 30
hingga 180 hari.
 Gejala
1. kelelahan,
2. kehilangan nafsu makan,
3. mual dan muntah,
7
4. sakit pada bagian atas perut, dan
5. kulit dan mata menguning (penyakit kuning).
 Cara pencegahan
1. Pemberian vaksin
2. berhati-Hati dengan Penggunaan Jarum
3. menjaga kebersihan tubuh
4. hindari berbagi peralatan pribadi
5. melakukan hubungan seksual yang aman

3. HIV/AIDS

 Definisi
Acquired Immune Deficiency Syndrome disingkat AIDS adalah kondisi tahap
akhir dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jika seseorang
memiliki HIV positif dan tidak diobati, maka kondisi akan memburuk dan akan
menjadi penyakit AIDS di mana sistem kekebalan tubuh begitu terganggu
sehingga berhenti bekerja (defisiensi). Sistem kekebalan tubuh tidak mampu lagi
melindungi seseorang dari penyakit atau infeksi.

 Penyebab

1. Berhubungan seksual dengan penderita HIV positif tanpa pelindung


(kondom)
2. Berisiko tinggi pada orang yang memiliki partner seksual yang banyak
(berganti-ganti pasangan)
3. Transfusi darah yang terkontaminasi
4. Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi atau bersama-sam
5. Penggunaan pernak-pernik yang tidak aman, misalnya tindik dengan alat
yang tidak steril, atau menggambar tato dengan alat terkontaminasi.
6. Ibu ke anak saat dalam kandungan, kelahiran, menyusui
8

 Gejala

1. Demam terus menerus.


2. Kelelahan ekstrim yang tidak berhubungan dengan stres atau kurang
tidur.
3. Diare persisten (terus menerus).
4. Berat badan menjadi turun (gizi buruk).
5. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha, dan lain-
lain.
6. Sakit atau sulit menelan.
7. Sering mengalami sariawan, atau sariawan tak kunjung sembuh
8. Sakit kepala, kebingungan dan pelupa

 Pencegahan
Dengan membatasi paparan faktor risiko, kita dapat mengurangi risiko terkana
infeksi HIV. Langkah-langkah pencegahan yang dapat kita lakukan meliputi:

1. Penggunaan kondom dengan benar dan konsisten saat berhubungan


seksual yang penuh dengan resiko.
2. Setia dengan pasangan, hindari berganti-ganti partner.
3. Bagi tenaga medis, gunakan alat pelindung diri saat menolong pasien
contohnya menggunakan sarung tangan.
4. Minum obat ARV segera setelah 'berhubungan' ketika diketahui bahwa
pasangan positif HIV, atau seorang tenaga medis yang terluka oleh alat-
alat medis yang dicurigai terkontaminasi. Obat antiretroviral digunakan
dalam waktu 72 jam setelah paparan HIV untuk mencegah infeksi.
5. Penularan Ibu ke Bayi selama kehamilan, persalinan atau menyusui dapat
sepenuhnya dicegah jika ibu dan anak diberikan obat antiretroviral
6. Sunat atau khitan pada laki-laki dapat mengurangi risiko infeksi HIV
pada pria sekitar 60%.
7. Penggunaan alat-alat steril yang menimbulkan perlukaan pada tubuh,
misalnya jarum suntik, pisau bedah, dan sebagainya.
9

4. HEPATITIS C

 Definisi
Hepatitis C adalah peradangan pada hati akibat infeksi virus hepatisis C. Jika
berlangsung lama, hepatitis C dapat menyebabkan penyakit hati kronis, gagal hati,
hingga kanker hati.

 Penyebab
Virus hepatitis C menular melalui darah. Hal ini bisa terjadi lewat transfusi darah
atau penggunaan jarum suntik bersama. Virus hepatitis C juga dapat menular
melalui hubungan seks tanpa kondom dengan penderita.

Hepatitis C tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala kondisi ini
umumnya muncul bila infeksi sudah berlangsung lama dan menimbulkan
kerusakan pada hati. Gejala yang dapat muncul adalah lemas, tidak nafsu makan,
dan penyakit kuning.

 Gejala
1. Demam
2. Hilang nafsu makan
3. Lemas
4. Sakit perut
5. Muntah
6. Penyakit kuning

 Pencegahan
Belum ada vaksin khusus untuk mencegah hepatitis C. Oleh sebab itu, pencegahan
penyakit ini adalah dengan menghindari risiko infeksi virus hepatitis C, yaitu
dengan:

1. Tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain


2. Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
3. Tidak menyalahgunakan NAPZA atau berbagi jarum suntik

10

5. KANKER OVARIUM

 Definisi
Kanker ovarium adalah satu penyakit dimana ovarium yang dimiliki wanita
mempunyai perubahan beberapa sel abnormal. Pada umumnya, kanker ovarium
adalah satu bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini dapat berkembang
amat cepat, bahkan juga, dari stadium awal sampai stadium lanjut dapat
berlangsung cuma dalam setahun saja. Kanker ovarium adalah satu sistem
selanjutnya dari satu tumor malignan di ovarium. Tumor malignan sendiri adalah
satu bentuk perubahan beberapa sel yg tidak termonitor hingga punya potensi jadi
kanker.

 Penyebab
Kanker ovarium terjadi ketika DNA di sel-sel ovarium mengalami perubahan atau
mutasi. Mutasi tersebut menyebabkan sel ovarium tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali.

Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya mutasi
genetik tersebut.

 Gejala
Gejala kanker ovarium stadium lanjut juga tidak terlalu spesifik dan bisa mirip
dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejalanya adalah:

1. Perut kembung
2. Cepat kenyang
3. Sakit peru
4. Mual
5. Konstipasi (sembelit).
6. Perut membengka
7. Berat badan menurun
8. Sering buang air kecil
9. Sakit di punggung bagian bawah
10. Nyeri saat berhubungan seksual

11

11. Keluar darah dari vagina


12. Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami
menstruasi

 Pencegahan
Tak ada langkah yang di kenal untuk menghindar kanker ovarium. Namun
beberapa hal bisa turunkan peluang Anda untuk memperoleh kanker ovarium :

1. Sesudah dipakai pil KB sepanjang kian lebih lima th..


2. Sesudah mempunyai ligasi tuba (memperoleh tabung Anda terikat),
ke-2 indung telur diangkat, atau histerektomi (operasi dimana rahim,
serta terkadang leher rahim, dihapus).
3. Sesudah melahirkan.

6.ABSES BARTHOLINI

 Definisi
Kelenjar Bartholini atau dalam bahasa Latin glandula vestibularis major yaitu
kelenjar ganda yang terdapat dibawah serta di kiri serta kanan dari pembukaan
vagina pada wanita. Kelenjar ini membuahkan lendir atau mukus untuk
lubrikasi, terlebih saat penambahan keinginan seksual, yang lalu bakal
mensupport aktivitas seksual.

 Penyebab
Abses Bartolini Penyebabnya dari kista bartholini yaitu lantaran penyumbatan
pada saluran kelenjar bartholini yang mengakibatkan akumulasi cairan.
Penyebabnya penyumbatan disangka akibat infeksi atau ada perkembangan
kulit pada penutup saluran kelenjar bartholini. kista bisa terinfeksi, membuat
abses. Beberapa bakteri bisa mengakibatkan infeksi, termasuk juga bakteri yang
umum, seperti Escherichia coli (E. coli), dan bakteri yang mengakibatkan
penyakit menular seksual seperti gonore serta klamidia.

12
 Gejala
Infeksi Kelenjar Bartholin Infeksi ini berlangsung lantaran penyakit kelamin
yang dikarenakan oleh bakteri gonorea, stapilokokus, atau streptokokus. Tanda-
tanda infeksi ini pada kondisi akut yaitu sulit jalan lantaran ada nyeri, pada
kontrol didapati pembengkakan kelenjar, padat, serta berwarna merah, begitu
nyeri serta merasa panas di sekelilingnya. Penyembuhan pada infeksi ini yakni
dengan insisi segera untuk kurangi pembengkakan serta keluarkan berisi,
dengan juga pemberian antibiotika dosis pas. Beberapa besar pasien pulih,
namun bisa jadi menahun berbentuk kista Bartholin yang membutuhkan aksi
marsupialisasi (operasi untuk mengobati kista dengan buka, keluarkan isi, serta
menjahit pinggir kista dengan pinggir irisan kulit) atau ekstirpasi (pengangkatan
keseluruhan) pada kistanya.

 Pencegahan
Tak ada langkah untuk menghindar Abses Bartholini tetapi sex yang aman
terutama memakai kondom serta melindungi kebersihan yang baik bisa
menolong menghindar infeksi kista serta pembentukan abses.

7. RADANG GENETALIA EKTERNA BARTOLINITIS

 Definisi
Glandula Bartholini adalah suatu kelenjar yang letaknya di seputar bibir
kemaluan (vulva) tepatnya di kiri dan kanan bawah dekat fossa navikulare.
Kelenjar Bartholini memiliki diameter lebih kurang 1 cm, terletak dibawah otot
konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang
bermuara di vulva. Pada koitus, kelenjar bartholini mengeluarkan getah lendir.
Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar Bartholini (nama diambil dari seorang
ahli anatomi belanda) yang letaknya bilateral pada bagian dasar labia minor.
Kelenjar ini bermuara pada posisi kira2 jam 4 dan jam 8. Ukurannya sebesar
kacang dan tidak melebihi 1 cm, dan pada pemeriksaan dalam keadaan normal
tidak teraba. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan
sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan
pada kelamin yang memerah.

13
 Penyebab
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak
di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan
sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat
diproduksinya cairan pelumas vagina.

 Gejala
Tanda dan gejala
1. Pada vulva terjadi perubahan warna, kulit,membengkak, timbunan
nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2. Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita
berjalan atau duduk, juga dapat disertai dema
3. Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS
dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan
dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di
sekitar alat kelamin
4. Terdapat abses pada daerah kelamin
5. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah.Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan memeriksa hapusan urethra dan vulva dengan metode blue
atau gram, positif bila dijumpai banyak sel nanah dan diplokokkus
intra maupun ekstraseluler.
 Pencegahan
1. Aturan pencegahan bartholinitis yang paling penting adalah
pemeliharaan kebersihan genital yang baik . Oleh karena itu, perlu
memperhatikan pembersihan lokal yang akurat dan harian dan,
terutama di musim panas, untuk sering mengganti pakaian dalam.
2. Kebiasaan lain yang baik untuk mengurangi risiko infeksi genital
adalah menghindari penyalahgunaan pembalut wanita dan panty
liner sepanjang hari, jika tidak perlu. Bahkan, ini menghambat
transpirasi kulit yang benar. Untuk alasan yang sama, penggunaan
pakaian ketat yang dibuat dengan serat sintetis tidak dianjurkan:
penggosokan kain yang terus menerus pada kulit dapat
menyebabkan iritasi lokal.

14

3. Tindakan pencegahan lain yang bermanfaat untuk pencegahan


bartholinitis adalah penggunaan kondom setiap kali ada hubungan
kohort dengan pasangan. Faktanya, mempraktekkan seks aman
dapat membantu mengurangi kemungkinan mengembangkan infeksi
kelenjar Bartolini.

8. VAGINITIS

 Definisi
Radang pada vagina yeng disebabkan karena flora vagina telah terganggu oleh
adanya mikroorganisme patogen atau perubahan lingkungan vagina yang
memungkinkan mikroorganisme patogen berkembang biak/berproliferasi.
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit dan jamur.

 Penyebab
1. Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allineum
2. Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada
vagina menurun sehubungan dengan “aging process”
3. Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi,
corpus allineum (pressarium, obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan
rangsangan termis.
 Gejala
Gejala umum vaginitis adalah:
1) Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat seperti nanah
2) Terasa panas dan gatal
3) Suhu badan dapat meningkat
4) Bagian luar terjadi pembengkakan
5) Pada vagina terdapat bintik merah, mudah berdarah
6) Terasa nyeri saat hubungan seks.

 Pencegahan
Memberikan konseling kepada klien :
15
a. Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
b. Hindari masukan alkohol selama perawatan dan selama 24 jam setelah
perawatan dilengkapi.
c. Jika sedang menyusui, hentikan selama perawatan dan selama setidaknya
24 jam setelahnya.
d. Jika meminum regimen multiple dosis, minum seluruh obat, walaupun
gejalanya mereda.
e. Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk mengurangi gejala.
f. Hindari baju ketat : baju longgar akan meningkatkan sirkulasi udara untuk
meringankan gejala.
g. Jangan cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan
h. Jangan melakukan hubungan seksual sampai anda dan patner anda
menjalani perawatan dan tanpa gejala.

9. VULVOVAGINITIS

 Definisi

Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu
peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah
peradangan pada vulva dan vagina.
 Penyebab
Infeksi
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
· Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
16
- Pembilas vagina

 Gejala
1. keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika
jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal
dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental
dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam.
Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan
berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis.
Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan
sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan
keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
2. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi jamur
menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina
keluar cairan kental seperti keju.Infeksi ini cenderung berulang pada
wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa
yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang
tidak sedap.Gatal-gatalnya sangat hebat.
 Pencegahan
1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah
genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk
mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang
dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari
penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
4. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan
lain dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu
organisme normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar
meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan
sebuah infeksi vagina.
17
5. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi
yang ditularkan melalui hubungan seksual
6. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di
selangkangannya. Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung
mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.

10.SEKSUAL PMS MENULAR

 Definisi
merupakan infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual, baik seks vaginal,
oral maupun anal. Penyebarannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan
tubuh lainnya.

Terkadang penyakit menular seksual juga bisa ditularkan melalui kontak fisik
intim lainnya. Hal itu karena beberapa PMS, seperti herpes dan HPV, bisa
disebarkan melalui kontak kulit ke kulit. Selain itu, pemakaian jarum suntik
secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga bisa
menularkan infeksi ini.
 Penyebab
1. Bakteri, seperti clamidia trachomatis (klamidia), treponema pallidum
(sifilis), neisseria gonorrhoeae (gonore), ,
2. Virus, seperti human papilomavirus (kutil kelamin), human
immunodeficiency virus (HIV).
3. Parasit yang menyebar melalui cairan tubuh.
 Gejala
1. Mengalami perubahan pada urine.
2. Rasa nyeri selama berhubungan seks.
3. Kutil atau memar.
4. Sakit panggul atau perut bagian bawah.
5. Vagina terasa panas atau gatal.
6. Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.
7. Keluar cairan dari penis.
8. Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.
18
 Pencegahan
1. Berhubungan seks dengan 1 orang
2. Gunakan kondom
3. Vaksinasi
4. Hindari narkoba dan alcohol
5. Sunat bagi laki-laki
19

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Praktik kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik

pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan

janin / bayinya. Praktik kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan

perempuan dan bersifat holistik dan sangat berperan penting bagi wanita.

Lingkup praktek kebidanan didasarkan pada pengetahuan,keterampilan, dan

kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.Infeksi adalah

masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pengampu yang telah memberi tugas membuat makalah ini, karena
dengan adanya tugas ini kami bisa belajar lebih banyak karena dalam hal ini
kami termasuk golongan yang sangat awam yang belum mengerti banyak
tentang ini . Dan kesalahan dan kekeliruan kiranya masih terjadi dalam
penulisan makalah ini, oleh karena itu, kami mengharapkan banyak bimbingan
dan koreksi yang membangun untuk makalah kami ini, agar kedepan bisa
menjadi lebih baik lagi.

20

DAFTAR PUSTAKA

Medical News Today. Diakses pada 2022. What you need to know about sexually
transmitted infections.

Sarwono dan Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Fadilah, Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. JakartaMochtar, Rustam,


1998.Sinopsis Obstetri

Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.Saifuddin. A, Bari, dkk. 2001.Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.Swartz,

Mark. H. 1995 Buku Ajar Diagnostik Fisik . Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Waspodo, Djoko dkk. 2002. Asuhan Persalinan Normal , Jaringan Nasional Pelatihan
KlinikKesehatan Reproduksi : Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

SarwonoPrawirohardjo.Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2008. Ginekologi.


Bandung : Elstar-offset.

Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Hepatitis B.

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hepatitis B.

Healthline. Diakses pada 2020. Hepatitis B.


WHO. Diakses pada 2020. Hepatitis B: How can I protect myself?

ayo Clinic. Diakses pada 2022. Sexually transmitted disease (STD) symptoms.

Medline Plus. Diakses pada 2022. Sexually Transmitted Disease.

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Genital herpes

21

Anda mungkin juga menyukai