Anda di halaman 1dari 3

HASIL ANALISIS

Dairi Prima Mineral, sebuah perusahaan patungan milik Keluarga Bakrie yang problematik,
dan NFC (Perusahaan milik negara Tiongkok. DPM telah melakukan eksplorasi dan sejak
2018 telah mengantongi izin operasi produksi pertambangan bijih seng, dan timah hitam di
Dairi, Sumatera Utara.

DPM yang memegang Kontrak Karya sejak 1998 telah merampas ruang hidup masyarakat
Dairi, dan mengubah orientasi pemilikan tanah komunal menjadi individual. Ditambah
dengan tertutupnya informasi publik dalam kegiatan bisnis DPM, menjadi wujud betapa
pemerintah bersama perusahaan tidak menerapkan tata penyelenggaran pemerintahan yang
baik.

Warga Dairi yang telah mengalami perampasan ruang hidup, harus khawatir pula akan risiko
bencana yang sangat mungkin diakibatkan kegiatan penambangan. Ada bukti dan analisis
mendalam terkait tingginya risiko dari operasi tambang tersebut. Para ahli seismik juga
menyatakan terkait risiko tinggi rencana tambang pada salah satu daerah paling rawan gempa
di dunia.

Bendungan tailing yang diusulkan sebagai penampung limbah beracun yang berada di atas
kompleks patahan, menjadi rawan gempa sehingga membuat tanah khususnya daerah tersebut
tidak stabil. Akibatnya potensi racun dan limbah tersebut berdampak dan sangat mengancam
ke dusun masyarakat setempat.

Adanya perampasan ruang hidup, dan mengakibatkan kerusakan lingkungan menjadi alasan
yang kuat bagi warga dairi untuk mendukung pembatalan proyek PT DPM. Proyek yang
tidak memenuhi standar lingkungan dan keselamatan Internasional akan membahayakan
keselamatan masyarakat dan ekosistem.

Keberadaan DPM memiliki risiko sosio-ekologis yang besar. Warga Dairi yang telah
mengalami perampasan ruang hidup, harus khawatir pula akan risiko bencana yang sangat
mungkin diakibatkan kegiatan penambangan. Ada bukti dan analisis mendalam terkait
tingginya risiko dari operasi tambang tersebut.

Analisa Kelayakan Lingkungan

Sebelum melakukan pembukaan lahan baru untuk kegiatan pertambangan, perusahaan harus
melakukan pengurusan izin terlebih dahulu. Selama proses pengurusan izin itu, perusahaan
juga harus melakukan studi kelayakan lingkungan dan mengurus Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).

Dalam proses ini, perusahaan wajib mengetahui tentang kondisi lingkungan areal tambang
termasuk merumuskan dampak-dampak yang kemungkinan akan terjadi. Hal ini dilakukan
untuk memetakan segala resiko serta pengaruhnya terhadap masyarakat dan keanekaragaman
hayati di sekitarnya.

Pembebasan Lahan

Langkah ini merupakan kegiatan pembebasan hutan untuk diubah menjadi lokasi
pertambangan. Tentu kegiatan ini baru bisa berjalan setelah perusahaan mengantongi izin dari
pemerintah. Proses yang dilakukan perusahaan biasanya melakukan pembabatan hutan
sebagian atau menyeluruh dari akar, juga bila memungkinkan diperbolehkan untuk
pembakaran hutan. Tentunya, harus sesuai dengan studi kelayakan yang telah dilakukan
sebelumnya.

Jaminan Lingkungan Sekitar

Sebagai perusahaan yang mengelola wilayah tambang baru itu, tentu diwajibkan untuk bisa
memberikan jaminan keamanan serta kesejahteraan terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar wilayah tambang. Jaminan yang bisa diberikan yakni dengan menerbitkan aturan
pelarangan perburuan hewan liar atau aturan dalam pengolahan limbah agar tidak
memberikan dampak negatif terhadap kehidupan di sekitar tambang.

Rehabilitasi Lingkungan

Langkah terakhir setelah perusahaan selesai dengan kegiatan tambang di wilayah itu,
diperlukan kegiatan rehabilitasi lingkungan. Yakni, dengan melakukan pembentukan kembali
ekosistem seperti sedia kala sebelum kegiatan tambang itu dibuka. Beberapa yang bisa
dilakukan perusahaan dalam hal ini adalah dengan membangun lahan pembibitan, sehingga
masyarakat bisa bercocok tanam kembali di wilayah itu dengan melakukan penutupan
lubang-lubang bekas galian terlebih dahulu.

.Ada beberapa saran yang dapat saya berikan :

1. agar seluruh warga desa segera mengurus segala dokumen Sertifikat Hak Milik atas
rumah dan juga ladang agar tidak ada dikemudian hari penyerobotan yang dilakukan
oleh pihak tambang.
2. Lakukan gugatan perdata atas segala kerugian yang dialami oleh masyarakat.
3. Suarakan kepada Dewan Perwakilan Rakyat yang merupakan Dapil Dairi agar
diusulkan pembahasan dan dilakukan Rapat Dengar Pendapat.

Anda mungkin juga menyukai