Anda di halaman 1dari 19

Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 287

Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat pengelolaan Pertambangan


Batubara

Oleh
Siti Kotijah*

ABSTRAK
Tanggung gugat perusahaan akibat pertambangan batubara terjadi karena adanya
kerusakan/pencemaran lingkungan hidup sekitar pertambangan. Akibat perusakan/
pencemaran pertambangan batubara yang dilakukan perusahaan batubara mengakibatkan
kerugian bagi masyarakat. Bentuk tanggung gugat hukum untuk kerugian, merujuk pada
keperdataan. Upaya hukum tanggung gugat untuk kerugian mengacu pada Pasal 1365
BW melalui Pengadilan Negeri setempat.
Kata Kunci: Tanggung gugat, Perusahaan, Environmental (lingkungan), Tambang
batubara

Latar Belakang pertambangan menyebabkan gangguan


terhadap lingkungan, sosial, budaya dan
George W. (Rock) Pring, menyebutkan
ekonomi.2 Kegiatan usaha pertambangan dan
bahwa terdapat 2 (dua) perkembangan
lingkungan hidup adalah 2 (dua) hal yang
penting yang terjadi dalam usaha
dapat dipisahkan,3 pertambangan penting
pertambangan dan hubungannya dengan
bagi kehidupan bernegara untuk meningkat
program sumber daya alam oleh pemerintah
kesejahteraan warga dan pertambangan
diseluruh dunia. Salah satu bersifat positif,
yang lainnya bersifat problematika.1 2
  Ibid.
3
  Dua hal yang tidak dapat dipisahkan, bahkan ada
Kecenderungan pertama adalah sangat ungkapan “ tiada kegiatan usaha pertambangan tanpa
terbukanya kesempatan internasional untuk pengrusakan/pencemaran lingkungan hidup”. Meskipun
kedua hal tersebut, tidak dapat dipisahkan karena
mengembangkan pembangunan sumber keterkaitan (Interdepenecy), tetapi pengaturanya tetap
terpisah dan bahkan tersebar dalam berbagai peraturan
daya mineral (bahan tambang). Kedua, perundang-undangan. Hal ini perbedaan prinsip hukum
adalah tumbuhnya tantangan yang terkait sumber daya alam dan hukum lingkungan yang mempunyai
asal-asul yang berlainan, bahkan bertentangan satu sama
dengan produksi, produk, dan pembangunan lainnya. Hukum sumber daya alam lebih pada eksploitasi,
sedangkan hukum lingkungan pada pelestariannya.
pertambangan. Secara alami bahwa Meskipun kedua hukum kelihatan bertentangan, tetapi
*
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, fafa_ selalu berkaitan satu dengan lainnya, hubungan yang
law@yahoo.com demikian dapat dilihat sebagai dua sisi dari sekeping uang
1
  George W (Rock) Pring, Mining Enviroment logam, John W Head, 1997, Pengantar Umum Hukum
and Development, A Series of Paper Prepared for the Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia dan Inggris, ELIPS,
United Nations Conference on Trade and Development Jakarta, h. 56-57.
(UNCTAD), tt, h.5.
288 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

berdampak kerusakan terhadap lingkungan. besarnya kemakmuran rakyat, termasuk


Secara mendasar dijamin negara, atas hak dalam hal kekayaan sumber daya alam
menguasai negara atas kekayaan sumber berupa mineral dan batubara.
daya alam oleh negara termuat dalam Pasal Pengelolaan pertambangan batubara
33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: berkelanjutan yang berdasarkan pada
“bumi dan air dan kekayaan alam yang lingkungan hidup adalah suatu kebutuhan
terkandung didalamnya dikuasai oleh mutlak.5 Usaha pertambangan harus berjalan
negara dan dipergunakan untuk sebesar- seimbang dengan upaya perlindungan dan
besarnya kemakmuran rakyat. Ketentuan pengelolaan lingkungan hidup dengan cara
pasal 33 ayat 3,4 dapat diartikan dalam mengembangkan pengelolaan pertambangan
hubungan antara negara dengan bumi, yang berbasis lingkungan.
air dan kekayaan alam yang terkandung
Salah satunya pembangunan
didalamnya adalah hubungan penguasaan.
pengelolaan pertambangan batubara saat
Artinya bumi, air, dan kekayaan alam yang
ini, yang menimbulkan dampak lingkungan
terkandung didalamnya itu dikuasai oleh
akibat pencemaran lingkungan, sebagai
negara dan dipergunakan untuk sebesar-
contoh yang terjadi di Kota Samarinda.
4
  Sejarah terbentuknya Pasal 33 ayat 3 UUD Pencemaran lingkungan6 yang dilakukan
1945, berawal pada saat R. Soepomo melontarkan
idenya didepan sidang Badan Penyidik Usaha Persiapan PT. Nuansa Coal Invesment telah, dalam
Kemerdekaan Indonesia (BPUKPI) pada tanggal 1 Mei kasus pencemaran lingkungan disekitar
1945, yang diakhir pidatonya tentang negara integralistik
antara lain menyebutkan: warga. Settling pond belum memadai,
Sekarang tentang hubungan antara negara
dan perekonomian. Dalam negara yang berdasar sehingga pengelolaan limbah mencemari
integralistik, yang berdasar persatuan, maka dalam sumur warga. Pencemaran lingkungan yang
lapangan ekonomi akan dipakai sistem “sosialisme
negara (staats socialisme). Perusahaan-perusahaan terjadi mengakibatkan pada penderitaan
yang penting akan diurus oleh negara sendiri,
akan ditetapi pada hakekatnya negara yang akan bagi masyarakat sekitar pertambangan
menentukan dimana dan dimasa apa atau perusahaan dalam kehidupanya. Kerugian yang
apa yang akan diselenggarakan oleh pemerintah
pusat atau pemerintah daerah atau yang akan ditimbulkan akibat pertambangan batubara,
diserahkan kepada suatu badan hukum privat atau
kepadaa seseorang, itu semua tergantung daripada dalam hal ini berakibat hukum terhadap
kepentingan negara, kepenting rakya seluruhnya. pertanggungjawaban kepada perusahaan
Dalam negara Indonesia baru, dengan sendirinya
menurut keadaan sekarang, perusahaan-perusahaan pemegang izin usaha pertambangan.
sebagai lalu lintas, electriciteit, perusahaan alas rimba
harus diurus oleh negara sendiri. Begitupun tentang Kerusakan/pencemaran akibat
hal tanah, pada hakekatnya negara yang menguasai pertambangan batubara. Tanggung gugat
tanah seluruhnya. Tambang-tambanng yang penting
untuk negara akan diurus oleh negara sendiri. Melihat perusahaan dalam keperdataan, berkaitan
sifat masyarakat Indonesia sebagai masyarakat
5
pertanian, maka dengan sendirinya tanah pertanian   Hal ini disebabkan usaha pertambangan, selalu
menjadi lapangan hidup dari kaum tani dan negara diikuti dengan terjadi pengrusakan dan pencemaran
harus menjaga supaya tanah pertanian itu tetap oleh lingkungan pada kawasan sekitar pertambangan.
kaum tani. ( Risalah Sidang Badan Penyidik usaha-
6
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),   Pencemaran lingkungan akibat pertambangan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) batubara di Kota Samarinda, dari data BLH Kota
29 Mei 1945-19 Agustus 1945, Seketariat Negara Samarinda, untuk tahun 2013, sudah ada lebih 10 yang
Republik Indonesia, 1992, h..35. mendapat peringatan untuk melakakukan perbaikan
lingkungan.
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 289

dengan gantirugi terhadap masyarakat yang hanya berupa ganti kerugian, namun juga
mengalami kerusakan/pencemaran akibat pemulihan kepada keadaan semula, Y. Sogar
pertambangan batubara. Simamora9 mengemukakan, inti dari suatu
perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige
Rumusan Masalah
daad), yaitu tidak ada hubungan kontratual
Usaha pertambangan batubara antara pihak dengan pihak lainnya. Perbuatan
menimbulkan dampak pencemaran melanggara hukum terjadi apabiila salah
lingkungan bagi masyarakat sekitar satu pihak merugikan pihak lain dengna
tambang dan kerugian. Tuntutan gantirugi suatu kesengajaan ataupun ketidaksengajaan
dilakukan dengan melakukan tanggung dan menimbulkan kerugian pada salah satu
gugat perusahaan pertambangan batubara pihak.
Terhadap pencemaran lingkungan. Apa Menurut J.H. Nieuwenhuis,10 tanggung
tanggung gugat perusahaan terhadap gugat timbul karena adanya perbuatan
dampak pencemaran lingkungan akibat melanggar hukum (onrehmatige daad) dan
pertambangan batubara. merupakan penyebab (oorzaak) timbulnya
kerugian. Sedangkan pelakunya bersalah
Pembahasan Tanggung Gugat
(schuld), maka orang itu harus bertanggug
Dalam perbuatan terhadap pencemaran gugat atas kerugian tersebut. Hal ini juga
lingkungan, dalam pengertian bahwa semua selaras denga pendapat Marthalena Pohan,
perbuatan pengusaha dalam pertambangan yang mengemukakan suatu tanggung gugat
dalam melaksana usaha pengelolaan karena ada suatu unstfout.11
pertambangan batubara harus dapat pendahuluan, dalam pengertian kesalaha terjad pada tahap
dipertanggungjawabkan secara hukum, negoisasi tetapi tidak berlanjut pada penutupan kontrak,
ini jenis culpa in contrahendo, pada terkait tanggung
termasuk dengan segala konsekuensinya gugat PC dalam Acricle 154 German Civil Code (BGB)
Yohanes Sogar Simamora, Kuliah Perbandingan Hukum
untuk dikenakan sanksi hukum terhadapa Perdata, tanggal 26 Oktober 2010, Program Doktor Ilmu
pelanggaran norma-norma hukum yang Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga. Lihat
Karekteristik Pactum De Contrahendo, Ibid, h.123.
mendasari. Dalam beberapa istilah 9
  Ibid.
10
  J.H. Nieuwenhuis, Hoofdstuken
tanggunggugat, menurut Agus Yudha verbintenissenrecht, terjemahan Djasadin Saragih,
Hernoko,7 tanggung gugat adalah suatu Surabaya, 1985, h.118.
11
  Menurut Marthalena Pohan, Tanggunggugat
rangkaian untuk menanggung kerugian yang Advokat, Dokter, dan Notaris, Bina Ilmu, Surabaya,
1985, h.21-22. Lebih lanjut mengemukakan kesalahan
diakibatkan karena kesalahan atua resiko. yang dilakukan dalam mejalankan jabatan-jabatan
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Y. Sogar khusus dan tertentu seperti dokter, advoat, dan notaris,
dapat menimbulkan tanggung gugat ada 2 (dua) macam
Simammora,8 bahwa tanggung gugat tidak kesalahan, yaitu:
1. Kunsfout, yaitu kesalahan yang disebabkan
7
  Agus Yudha, Kuliah Teori-teori Tanggung Jawab kesengajaan atau kesalahan yang berat.
Hukum dan Tanggung Gugat, tanggal 25 Oktober 2010, Contoh apabila seorang dokter memberikan
Program Studi Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, suntikan cairan yang salah menyebabkan
Universitas Airlangga. kematian seorang pasien. Atua seorang
8
  Tanggung gugat mengandung esensi untuk notaris dalam membuat akta tidak
membayar sejumlah ganti rugi karena kesalahan yang berpedoman pada peraturan-peraturan yang
dilakukan. Kesalahan itu dapat bersifat murni dalam berlaku dalam pembuatan akta, sehingga
koridor Pactum de Contrahendro (PC) atau kesepakatan akta menjadi titik ontentik atau batal; dan
290 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

Dangan demikian setiap kewenangan Pasal 1365 orang yang menimbulkan


yang sah baik bersumber dari undang-undang kerugian bertanggung gugat hanya apabila
maupun perjanjian, dapat menimbulkan ia bersalah. Apa yang diartikan kesalahan.15
tanggung jawab pada si pelaksana tugas Menurut Philipus M. Hadjon Pasal 1365
atau kewajiban itu. Dalam Black’s Law BW dapat sebagia peraturan yang berlaku
Dictinary,12 dinyatakan: “Liability is the baik dalam suasana hukum perdata maupun
quality or state of being legaly obligated or hukum publik, yakni:16
accountable; legal resposibility to another a. O
rang yang dirugikan itu sendiri mempunyai
kesalahan tentang kerugian yang terjadi
or to society, enforceable by civil remedy (faulte commune” atau “ faute partagee’);
K
b. erugian yang disebabkan oleh pembuat lebih
or criminal punishment (liability for injures dari pada seorang.
coused by negligence)-also termed legal Contoh arrest tahun 1916 (HR 4 Februari
1916 W. 9919, NJ 1916 h.450, Hoetink No.109,
liability. dalam putusan pengadilan, bahwa jika orang yang
dirugikan itu sendiri mempunyai kesalahan juga
Pasal 1365 BW tanggung gugat terhadap kerugian yang ditimbulkan, maka ia harus
berdasarkan perbuatan melawan hukum, dibebani dengan sebagian daripada kerugian itu,
kecuali jika perbuatan yang melawan hukum itu
juga kepada kesalahan pada si pembuat.13 dilakukan dengan sengjaja. (HR 11 Maret 1938 NJ
Tanggung gugat tanpa kesalahan, suatu 1939 Nomor.128 EMM). Hoge Raad, menyatakan
bahwa” jika kerugian itu disebabkan oleh karena
hal yang didalam beberapa undang- lebih daripda seorang yang melakukan perbuatan-
undang asing diatur sebagaimana perbuatan, maka kerugian itu dapat untuk seluruhnya
dituntut penggantinya dari pada masing-masing
harusnya (tanggung gugat asal orang yang mereka yang bertanggung gugat untuk salah satu
bersangkutan mempunyai cukup daya perbuatan itu (HR.30 Oktober 1925, W 11444
MFF, NJ 1926 h. 157, PS, Hoetink Nomor 113). Ini
pikul finansiil dan kerugiannya tidak dapat menjadi tanggung gugat sudut luar, antara mereka
dituntut penggantinya daripda pihak ketiga sendiri orang-oran yang bertanggung gugat itu dapat
saling menuntut pengganti, sekedar yang dibayarkan
yang berkewajiban untuk mengawasi).14 lebih daripada yang sepadan dengan bagian mereka
2. B
eroepsfout yaitu kesalahan-kesalahan dalam kesalahannya. Ibid, h.59.
15
biasa, contoh seorang notaris menolak   Dalam ini contoh kesalahan A menyebengi jalan
melakukan tugas jabatan tanpa alasan yang tanpa memperhatikan lampu merah untuk para pejalan
dapat diterima, sehingga dengan demikian kaki. Usaha (yanag berhasil) untuk menghindari A,
tidak menempati kewajiban selaku notaris.h. pengendaraan mobil B menabrak tiang rambu lalu lintas
11-13. Lihat ringkasan Ghansham Anand, (kerugian Rp.50.00, 00). Dalam analisa A bukan hanya
Karakteristik Jabatan Notaris di Indonesia melanggar hukum, disamping melakukan kesalahan, J.H.
dan Batas Tanggung Gugatnya, Program Nieuwenhuis, Hoofdstukken Verbintenissenrecht, atau
Doktor Fakultas Hukum Universitas Pokok-Pokok Hukum perikatan, Terjemahan Djasadin
Airlangga Surabaya, 2013, h.11. Saragih, 1985. h. 67.
12
  Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, 16
Philipus M. Hadjon, Pengertian-
West Publishing, Co.St, Paul Minnessotta, 1990, h.. 225. pengertian dasar tentang tindak pemerintaahan, Stensil,
13
  Syarat kesalahan, dalam artian subjektif atau Djumali, 1985, h.165. Pendapat ini juga dikemukakan
abstrak, tetapi dalam objektif atau konkrit. Dalam hal ini Indroharto, pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
apakah pembuat pada umumnya adalah” toerekenings- tidak jarang menggunakan norma hukum peserta, sehingga
vatbaar” (dapat pertanggungjawabkan), artinya apakah seringkali mengeluarkan keputusan-keputusan yang
ia pada umumnya menginsafi akibat-akibat dari pada melahirkan atau ditujuhkan untuk dilakukannya perbuatan
perbuatan-perbuatannya. Misalnya pada anak kecil hukum perdata yang jangkuannya agar dilakukan suatu
dan orang sakit jiwa yang tidak dapat dianggap adanya hukum perdata. Keputusan-keputusan tata usaha negara
tanggung gugat. yang demikian ini tidak jarang mengakibatkan ikut
14
  Sri Soedewi Masjcchoen Sofwan, Hukum dipertanggungjawaban harta kekayaan badan hukum
Perdata; Hukum Perutangan, Bagian B, Seksi Hukum (publik) untuk yang berkedudukan sebagai badan hukum
Perdata Fakultas Hukum Univeriverstas Gajah Madha, pedata., lihat Indroharto, Perbuatan Pemerintah Menurut
Yogjakarta, 1980, h. 59. Selanjutnya di mengemukakan Hukum Publik dan Hukum Perdata, Lembagan Litbang,
faktor kesalahan ada 2 (dua) istilaj yakni: Hukum Administrasi Negara, 1999. h.5.
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 291

Pemerintah lebih suka menggunakan bukan perbuatan melawan hukum”


lembaga-lembaga hukum yang tersedia karena istilah “melawan hukum”19 dalam
dalam lapangan hukum perdata dengan Pasal ini diambil ahli Nederland dan dimasukand alam
segala macam bentuk variasinya. Hal ini BW Pasal 1401. Pasal tidak saja disalin Letterlijk, namun
juga itilah “onrechmatige” didepan “daad” anjuran Caret
disebabkan karena dengan sarana yang Asser seorang Komisi Redaksi Undang-undang Nasional
Nederland. Rancangan undang-undang 1924 didepan
ada tersedia dalam suasana hukum perdata istilah”daad” dan ditempat istilah “wederrechtlijke”
terutama lembaga kebebasan berkontrak oleh beberapa aggota Tweede Kamer. Kemudiian istilah
“wederrecitelijk” diubah “onrechmatige”. Menurut Hoge
banyak sekali kemungkinan yang dapat Raad (H.R) Arrest tahun 1863 memberikakan pengertian
“onrechmatige” sebagia perbuatan yang bertentangan
direalisasi daripada kalau menggunaakan dengan kewajiban menurut undang-undang. Kemudian
ketentuan hukum publik. 1883, putusan H.R tahun 1863 menambah dengan kata-
kata” perbuatan yang melanggar hak orang lain menurut
undang-undang (inbruek op eens onders geschreven
Tuntutan Ganti Rugi Atas Dasar rech, sehingga onrechmatige adalah 1) perbuatan yang
melanggar kewajiban menurut undang-undang, dan 2)
Perbuatan Melanggar Hukum perbuatan yang melanggar hak orang lain dalam undang-
undang. Ada beberapa kasus terkait diatas, Arrest H.R
Istilah onrechmatige daad dalam tanggal 6 Januari 1905 dengan nama Singer Naiimachine
Arrest dan arrest H.R tanggal 10 Juni 1910 dengan
bahasa Belanda lazimnya mempunyai arti Zutphense Juffrouw Areest, ini dikategori onrechmatige
dalam arti sempit. Onrechmatige dalam arti luas, pada
yang sempit, yaitu arti yang dipakai dalam
perkara Lindenbum-Cohen yang diputus H.R, tanggal 31
Pasal 1365 BW dan hanya berhubungan Januari 1919.
19
  Pengertian melawan hukum dalam Undang-undang
dengan penafsiran dari pasal tersebut. No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantas Tindak Pidana
Korupsi jo Undang-undang No.20 Tahun Perubahan atas
Sedangkan istilah “perbuatan melanggar
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
hukum” ditujuhkan kepada hukum yang Tindak Pidana Korupsi selanjutnya disebut UU PTPK.
Terkait dengan Putusan MK No:003/PUU/-IV/2006
pada umumnya berlaku di Indonesia dan tanggal 24 Juli 2006, pengertian melawan hukum dalam
Pasal 2 (1) UU PTPK bertentangan dnegan UUD 1945,
sebagian tersebut merupakan hukum
dan penjelasan Pasal 2 ayat (1) tidak mempnyai kekuatan
adat.17 Pasal 1365 BW menyatakan: setiap hukum mengikat, dalam putusannya unsur melawan hukum
(wedeechtelijkheid), antara lain sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum yang oleh - Pasal 2 (1) UUPTPK memperluas kategori unsur
melawan hukum dalam hukum pidana, tidak algi
karenanya menimbulkan kerugian pada
hanya formale wedeechtelijkheid) melainkan
orang lain, mewajibakan orang yang karena juga dalam arti materiele wedeechtelijkheid.
Penjelasan Pasal 2 (1), kalimat bagian pertama,
kesalahannya menyebabkan kerugian itu berbunyi” yang dimaksud dengan secra melawan
hukum dalam pasal ini mencakup perbuatan
mengganti kerugian..
melawan hukum formil maupun dalam arti
materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut
Dalam Bahasa Indonesia “onrechmatige tidak diatur dalam perundang-undangan, namun
daad adalah “perbuatan melanggar hukum”18 apabila perbuatan tersebut dianggap tercela
karena tidak sesuai dengan rasa keadilan tersebut
17
  Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melanggar dapat dipidana; dan
Hukum di Pandang Dari Sudut Hukum Perdata, Mandar - Perbuatan yang tidak diatur dalam perundang-
Maju, Bandung, 2002, h. 1. undangan secara formil, yaitu pengertian yang
18
  Onrechmatige daad, dalam hukum Romawi dan bersifat onwetmatig, namun secara formil yaitu
hukum Belanda Kuno, belum dikenal gugat berdasarkan dalam pengertian yang bersifat masyarakat, yaitu
onrechmatige daad. Namun di peundang-undang Perancis, norma-norma sosial yang memandang suatu
Code Civil (C.C) Pasal 1382 “ Tout fait quelcongue de perbuatan sebagai perbuatan tercela menurut
i’homme qui cause a autrui un dommage, oblige celui par norma sosial tersebut, dimana perbuatan
la faute de wuell it est arrive a le reparer. Lihat Asser- tersebut dipandang telah melanggar kepatutan,
Rutten, Verbinttensisenrcht, De verbintenis uit de wet, kehati-hatian dan keharusan yang dianut dalam
Cetakan IV, Tjeenk Willink, Zwollen, 1975, h.48. lihat hubungan dengan perorang dalam masyarakat,
Soetojo Prawirohamidjojo, Perbuatan Melanggar Hukum maka dipandang bahwa perbuatan tersebut telah
Oleh Pengusaha (Onrechtmatige Overheiddaad), h..47. memenuhi melawan hukum (wedeechtelijkheid).
292 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

bahasa Belanda adalah “wederrechtelijk” Badrulzama dalam Rancangan UU (RUU)


sebagaimana yang tertuang di dalam Perikatan berusaha merumuskan secara
Pasal 362 KUHP tentang “pencurian.“20 selengkap sebagai berikut:23
“onrechmatige daad pada mulanya diartikan (1) Suatu perbuatan melawan hukum
secara sempit yaitu mengingat perkataan yang mengakibatkan kerugian kepada
“onrechmatige daad” sebagai suatu orang lain, mewajibakan orang
perbuatan yang langsung melanggar suatu yang karena kesalahan atau kelalian
peraturan hukum. Pengertian onrechmatige menerbitkan kerugian itu mengganti
daad saat ini diartikan sebagai onrechmatige kerugian tersebut;
daad (perbuatan melanggar undang-undang),
(2) Melanggar hukum adalah setiap
bilamana perbuatan tersebut bertentangan
perbuatan yang melanggar hak
dengan undang-undang. Pengertian sempit
orang lain atau bertentangan dengan
ini sangat dipengaruhi oleh aliran legisme
kepatutan yang harus diindahkan
dalam filsafat hukum.21
dalam pergaulan kemasyarakatan
Perbuatan melawan hukum di terhadap pribadi atau harta benada
Indonesia secara normatif selalu merujuk orang lain; dan
ketentuan Pasal 1365 BW.22 Mariam Darus
Ukuran yang dipergunakan dalam hal ini adalah
(3) Seorang yang sengaja tidak
ukuran atau peraturan tidak tertulis. Rasa keadilan melakukan suatu perbuatan yang
(rechtsgevoel), norma kesusilaan atau etik, dan
norma-norma moral yang berlaku dimasyarakat wajiba dilakukannya, disamakan
telah cukup menjadi kreteria satu perbuatan
tersebut merupakan tindakan yang melawan
dengan seorang yang melakukan suatu
hukum, meskipun hanya dilihat secara materiil. perbuatan terlarang dan karenanya
Penjelasan Pasal 2 (1) tentang unsur melawan
hukum, melainkan telah melahirkan norma baru, melannggar hukum.
yang memuat dipergunakan ukuran-ukuran yang
tidak tertulis dalam undang-undang formal untuk Konsep ini pengertian melawan hukum
menentukan perbuatan yang daoat dipidana.
Penjelasan Pasall 1365 BW yang dikenal dalam menjadi tidak hanya diartikan sebagai
hukum perdata yang dikembangkan sebagai melawan hukum menjadi tidak hanya
yurisprudensi mengenai perbuatan melawan
hukm (onrechmatigedaad) seolah-oleh diterima diartikan sebagai melawan undang-undang
menjadi satu ukuran melawan hukum dalam
hukum pidana ((wedeechtelijkheid). Oleh karena (hukum tertulis) tetapi juga bertentangan
itu apa yang patut dan yang memenuhi syarat dengan kepatutan yang harus diindahkan
moralitas dan rasa keadilan yang diakui dalam
masyarakat, yang berbeda-beda dari satu daerah dalam pergaulan masyarakat (hukum tidak
ke daerah lain, akan mengakibatkan bahwa apa
yang disatu daerah merupakn perbuatan yang tertulis)..
melawan hukum didaerah lain boleh jadi bukan
merupakan perbuatan melawan hukum. Lihat Bentuk tanggung gugat menurut Pasal
Guse Prayudi, Sifat Melawan Hukum Undang-
undangPpemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
1365 BW ini adalah bentuk tanggung gugat
Varia Peradilan N0.244, 2007, h.27-28. subtansi ketentuan Pasal 1365 senantiasa memperlukan
20
  Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit. h.105 materialisasi luar BW. Dilihat dari dimensi waktu ketentuan
21
  Moegni Djojodirdo, Op. Cip, h.28. ini akan “abadi” karena hanya merupakan struktur, h. 3.
22
  Menurut Rosa Agustina, Perbuatan melawan 23
  ST. Remy Sjahdeini dkk, Naskah Akademik
hukum, Desertasi Univeritas Indonesian, Jakarta, 2003. Peraturan Perundang-undangan Tentang Perbuatan
Rumusan dalam Pasal 1365 ini unik, tidak sepertia Melawan Hukum, Jakarta, Badan Pembinaan Hukum
ketentuan-ketentuan pasal lainnya. Dalam rumusan norma Nasional, Depertemen Kehakiman RI, 1993/2994, h..18,
Pasal 1365 BW lebih merupakan struktur norma daripada Ibid. h..3.
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 293

yang menekankan pada faktor kesalahan dan tidak juga unsur “causa” yang
(liability based on fault), sehingga apabila diperbolehkan” sebagaimana
pasal ini dijadikan dasar gugatan, maka yang terdapat dalam kontrak.24
pihak yang dirugikan mempunyai kewajiban b. Perbuatan tersebut bersifat
untuk membuktikan adanya kesalahan melangggar hukum
yang menimbulkan kerugian itu. Pada
Perbuatan yang dilakukan tersebt
perbuatan melanggar hukum berlaku syarat
haruslah melanggar hukum.
bahwa secara umum penggugat harus dapat
Sebagimana telah dijelaskan
membuktikan adanya kerugian yang diderita
diata, bahwa perbuatan melanggar
adalah merupakan akibat dari perbuatan
hukum tidak hanya melanggar
melanggar hukum yang dilakukan oleh
ketentuan hukum yang tertulis,
tergugat. Hal ini selaras dengan ketentuan
namun juga ketentuan yang tidak
Pasal 163 HIR, 283 Rbg dan 1865 BW.
tertulis. Hal tersebut meliputi:
Ketentuan Pasal 1365 BW, dalam hal
1) Melanggar hak orang lain;
ini seseorang harus bertanggung gugat atas
2) Bertentangan dengan
kerugian orang lain, jika:
kewajiban hukum pelaku;
a. Adanya suatu perbuatan
3) Bertentangan dengan
Suatu perbuatan melanggar hukum kesusilaan;
diawali oleh suatu perbuatan
4) Bertentangan kecermatan
dari pelaku. Umumnya diterima
yang harus diindahkan
anggapan bahwa dengan perbuatn
dalam lalu lintas masyarakat
disini dimaksudkan, baik berbuat
terhadap diri dan barang
sesuatu maupun tidak berbuat
orang lain.
sesuatu, misalnya tidak berbuat
c. Adanya kerugian kepada pihak
sesuatu, dimaksudkan,baik
lain
berbuat sesuatu, p padahal dia
mempunyai kewajiban hukum Adanya kerugian (schade) bagi
untuk membuatnya kewajiban korban juga merupakan syarat
mana timbul dari ketentuan agar gugatan berdasarkan 1365
hukum yang berlaku (sebab ada BW dapat dipergunakan. Berbeda
pula kewajiban yang timbul dari dengan kerugian yang diakibatkan
ketentuan hukum yang berlaku oleh wanprestasi yang hanya
(sebab ada pula kewajiban yang mengenal kerugian meteriil,
timbul dari suatu perjanjian). maka kerugian karena perbuatan
Karena itu, terhadap perbuatan melanggar hukum disamping
melanggar hukum, tidak ada unsur kerugian materiil, yurisprudensi
“persetujuan atau kata sepakat”   Munir Fuady, Op. Cit, h.10-11.
24
294 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

juga mengakui konsep kerugian bahwa orang yang menimbulkan


immaterial, yang juga akan dinilai kerugian bertanggung gugat
dengan uang.25 hanya apabila ia bersalah.
d. Kerugian itu timbul sebagai akibat Syarat kesalahan dalam Pasal
perbuatan tersebut (hubungan 1365 BW menghendaki bahwa
kausal): disamping tercelanya perbuatan
(sifat melanggar hukum), dapat
Syarat hubungan kausal antara
disessalinya pelaku perbuatan
perbuatan melanggar hukum
itu (kesalahan) merupakan syarat
dan kerugian, untuk menentukan
untuk tanggung gugat.27 Suatu
apakah antara perbuatan
tindakan dianggap merupakan
melanggar hukum dan kerugian
syarat untuk mengandung unsur
ada syarat hubungan kausal,
kesalahan, sehingga harus
prosedur berikut dapat dilakukan,
bertanggung gugat, jika memenuhi
yaitu:26
unsur sebagai berikut.28
1) Pertama harus diselidiki apakah
1. Ada unsur kesengjaan;
perbuatan dalam hubungan
dengan kerugian dapat dinilai 2. Ada unsur kelalian (negligence,
sebagai syarat yang sedemikian, culpa): dan
sehingga tanpa kerugian tidak 3. Tidak ada alasan pembenar
akan timbul (conditio sine qua atau alasan pemaaf (recht
non); vaardigingsgrond).
2) Kemudian harus dipastikan Syarat-syarat diatas yang perlu
apakah kerugian itu dianggap (noodzakelijk) dan secara bersama
sebagai akibat yang wajar merupakan syarat yang cukup (veldoende)
diharapkan dari perbuatan untuk tanggung gugat berdasarkan Pasal
melanggar hukum (hubungan 1465 BW.
adequat). Apabila diantara kedua
Dalam BW mengenai ganti rugi pada
syarat diatas, salah satunya dapat
perbuatan dalam Pasal 1243 BW sampai
dibuktikan, maka ada hubungan
Pasal 1252 BW terkait wansprestasi. Ganti
kausal yang cukup antara
rugi dapat berupa ganti rugi, biaya, dan
perbuatan melanggar hukum dan
bunga. Selain ganti rugi tersebut, di BW
kerugian.
juga menyebutkan pemberian ganti rugi
e. Pelaku tersebut bersalah
terhadap hal-hal sebagai berikut:
(kesalahan)
1. Ganti rugi untuk perbuatan melanggar
Pada Pasal 1365 BW mensyaratkan
hukum (Pasal 1365 BW);
  Ibid, h.12.
25

26
  J.H. Niuwenhuis, Op.Cit, h.131. 27
  Ibid, h.129.
28
  Munir Fuady, Op. Cit, h.12.
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 295

2. Ganti rugi untuk perbuatan yang diderita kerugian tetapi yang


dilakukan oleh orang lain (Pasal 1366 diperlukan adalah penggugat
BW); berkepentingan atas pernyataan
3. Ganti rugi untuk pemilik binatang hukum tersebut dan ada ancaman
(Pasal 1369 BW); nyata bahwa tergugat akan
melakukan perbuatan melanggar
4. Ganti rugi untuk pemilik gedung yang
hukum; dan
ambruk (Pasal 1369 BW);
c. Perintah atau larangan hakim.
5. Ganti rugi untuk keluarg yang Atas permintaan penggugat,
ditunggalkan oleh orang yang dibunuh hakim dapat memerintahkan
(Pasal 1370 BW); tergugat untuk mengakhiri
6. Ganti rugi karena orang telah luka keadaan melanggar hukum atau
atau cacat anggota badan (Pasal 1371 melarang ancaman melanggar
BW); dan hukum. Dalam hal ini, perintah
ditujuhkan pada pelanggaran
7. Ganti rugi karena tindakan
kewajiban untuk berbuat.
penghinaan (Pasal 1372 dengan Pasal
Sedangkan larangan diajukan
1380 BW).29
pada pelanggaran kewajiban
Dalam ketentuan perbuatan melanggar untuk berbuat. Disini juga
hukum yang diatur dalam Pasal 1365 larangan itu dan memang ada
BW, membuka kemungkinan pengajukan ancaman nyata bahwa tergugat
berbagai gugatan, yaitu:30 akan melakukan perbuatan
a. Ganti rugi, lazimnya diberikan melanggar hukum.
dalam bentuk sejumlah uang, Tuntutan ganti kerugian akibat
tetapi lain halnya dengan perbuatan melanggar hukum dapat berupa
ganti rugi pada wanprestaso, ganti rugi materiil (ganti rugi yang nyata
kemungkinan ganti rugi dalam telah diderita) maupun ganti rugi immateriil
bentuk lain terbuka bagi debitor; (ganti rugi akibat kehilangan keuntungan
b. Pernyataan hukum (verklaring yang akan diperoleh di kemudian hari).31
31
voor recht), penggugat dapat   Pemenuhan tuntutan ganti rugi immaterial
diserahkan kepada penilian hakim dengan prinsip ex
menuntut pernyataan hukum aquo et bono, hal ini yang kemudian menimbulkan
kesulitan dalam menentukan besaran kepada immaterial
bahwa suatu perbuatan tertentu yang akan dikabulkan, sebab tolak ukurnya diserahkan
melanggar hukum. Dalam hal kepada subjektifitas hakim yang memutus. Mahkamah
Agung Republik Indonesia memberikan suatu pedoman
ini, tidak isyaratkan telah ada dalam pemenuhan gugatan ganti rugi immaterial, yaitu
dalam Putusan Peninjauan Kembali Nomor 650/PK/
perbuatan melanggar hukum Pdt/1994, tanggal 26 Oktober 1994, yang pada pokoknya
dan tergugat bersalah atau telah hanya dapat diberikan dalam hal-hal tertentu 1372 BW,
ganti rugi immaterial hanya dapat diberikan dalam hal-
hal tertentu saja seperti perkara kematian, luka berat,
29
  Ibid, h.135. dan penghinaan. Yurisprudensi Mahkamah Agung
30
  J.H. Nieuwenhuis, Op. Cit, h.133-134. membatasi tuntutan besaran nilai dan jumlah ganti rugi
296 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

Badan Hukum. Badan hukum dapat melakukan perbuatan


melawan hukum. Menurut Sri Soedewi
Subjek hukum secara hukum perdata
Masjcchoen Sofwan, bahwa badan
dapat berupa orang32 dan badan hukum33.
hukum bertindak dalam lalu lintas dengan
antara lain: Putusan Mahkah Agung Republik Indonesia
Nomor 196 K/Sip/1974, tanggal 7 Oktober 1976, yang perantaraan orang-orang yang menjadi alat
menyatakan” bahwa besarnya jumlah ganti rugi perbuatan
melawan hukum, dibatasi pasa prinsip Pasal 1372 BW, perlengkapan atau bawahannya (perbedaan
yaitu didasari pada penilian kedudukan sosial ekonomi antara dua itu akan ditunjuk kembali).34 Hal
kedua belah pihak. Selain itu Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1226 K/Sip/1977, tanggal 13 ini menurutnya sebagaimana lasthebber
April 1978, menyatakan” bahwa soal besarnya ganti rugi
pada hakekatnya lebih merupakan soal kelayakan dan dapat melakukan perbuatan untuk orang
kepatuhan yang tidak dapat didekati dengan suatu ukuran. lain, lastgevernya, yang perbuatan itu,
Ibid, h.137.
32
  Orang atau manusia sebagia pendukung hak dan sebagimana dinamakan, dipertanggungkan
kewajiban tidak tergantung pada agama, jenis kelamin,
kewarganegraan, miskin dan kaya, karena dalam hukum (toegerekend) kepada si lastgever tadi.
perdata setiap manusia mempunyai hak yang sama. Kemudian perbuatan-perbuatan, baik yang
Setiap orang mempunyai kewenangan berhak, karena ia
merupakan subjek hukum, tetapi tidak setiap orang cakap menurut hukum maupun yang melawan
melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang disebut
merrderjarig. Pada umumnya orang-orang yang disebut hukum, dari pada orang-orang yang
merrderjarig dapat melakukan perbuatan-perbuatan bertindakk untuk suatu badan hukum, dapat
hukum secara sah, kecuali jika undang-undang tidak
menentukan demikian. Batasan umum seseorang agar dipertanggungkan kepada badan hukum
dianggap sebagai merrderjarig atau minderjaring tidak
sama setiap warganegara, yang diatur dalam Pasal 330 itu. Hal hanya berhubungan dengan kapan
BW. Setiap orang tiada terkecuali sebagai pendukung masalah itu dilakukan.Tidak semua perbuatan
hak dan kewajiban, namun tidak semuanya cakap untuk
melakukan perbuatan hukum (rechsbekwaamheid). Orang yang dilakukan oleh alat perlengkapan atau
yang menurut perundang-undangan dinyatakan tidak cakap
untuk melakukan perbuatan hukum adalah: bawahan, dapat dipertanggungkan kepada
1. Orang-orang yang belum dewasa, yaitu anak yang badan hukumnya, harus ada hubungan
beum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan (Pasal 1330 BW tertentu antara perbuatan dan lingkungan
juncto Pasal 17 UU Perkawinan.;
2. Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuuan pekerjaan alat perlengkapan atau bawahan
yaitu orang-orang dewasa tetapi dalam keadaan itu.35
dungu, gila, mata gelap dan pemboros (Pasal 1330
BW juncto Pasal 433 BW; dan organisasi agama dan sebagainya; dan
3. Orang-orang yang dilarang undang-undang untuk 3. Badanhukum yang didirikan untuk suatu maksud
melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu, tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-
misalnya orang yang dinyatakan pailit (Pasal undang seperti PT, Yayasan, dna Koperasi, Ibid,
1330 junto UU Kepailitan). h.8.
L
ihat Riduan Shahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Untuk syarat yang harus dipenuhi oleh suatu badan/
Hukum Perdata, Alumni, Bandung, 2000 47 dan, Trisadini perkumpulan/badan usaha agar dapat dikatakan
Prasastinah Usanti, Agus Yudha Hernoko, dan Erni sebagai badan hukum (rechtpersoon). Menurut
Agustin, Bahan Ajar, 2012, h.6-7. dokrin syarat-syarat itu adalah sebagai berikut,:
33
  Badan hukum dapat mempunyai hak dan kewajiban a. Adanya kekayaan yang terpisah;
serta dapat pula mengadakan hubungan-hubungan hukum b. Mempunyai tujuan tertentu;
baik dengan badan hukum yang lain maupun dengan c. Mempunyai kepentingan sendiri; dan
subjek hukum manusia, karena itu badan hukum dapat d. Adanya organisasai yang teratur.
34
mengadakan perjanjian jual beli, tukar menukar, sewa   Sri Soedewi Masjcchoen Sofwan, Op. Cit, h.65.
35
menyewa, dan segala macam perbuatan dilapangan harta   Untuk menjelakan, contoh wakil daripada
kekayaan. Menurut Pasal 1365 badan hukum dibagi atas sebuah NV yang untuk perjalanan-perjalanannya dalam
tiga (3) macam yaitu: dinas NV yang dapat memakai sebuah mobilm dapat
1. Badanhukum yang diadakan oleh pemerintah, pula mempergunakan mobil itu untuk keperluan prive,
misalnya Daerah Tingkat 1, Daerah Tingkat II, tetapi dalam hal terakhir ini ia tidak lagi memiliki NV
Kotamday, bank-bank yang didirikan oleh negara; tersebut. Jika terjadi kecelakaan, maka akibat-akibat yang
2. Badanhukum yang diakui oleh pemerintah merugikan pihak ketiga hanya dipertanggungkan kepada
misalnya perkumpulan-perkumpulan, gereja, dan NV, apabula si wakil itu sedang mengadakan perjalanan
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 297

Dalam perkembanganya Pasal 1365 pertanggujawaban di UUPT mengadopsi


mengenal badan hukum yang turut serta asas-asas company law yang dianut dalam
dengan perantara alat-alat pelengkapnya, negara-negara common law system.38
organ-organnya, yaitu orang-orang yang Pertanggungjawaban dalam UU PT,
diberi wewenag berbuat untuk clan atas menjadi pedoman dalam terjadi pencemaran
nama badan hukum tersebut. Demikian alat- lingkungan.
alat perlengkapan yang berbat untuk dan atas
Tanggung gugat perusahaan
nama perseroaan terbatas yakni direkturnya,
pertambangan batubara Terhadap
untuk clan atas nama propinsi gubernurnya.
pencemaran lingkungan
Disamping alat-alat perlengkapan baik P.T.
maupun propinsi itu mempunyai pegawai- Tanggung gugat untuk lingkungan
pegawai yang tidak merupakan alat-alat hidup, di Indonesia dikenal dengan
perlengkapan.36 tanggung gugat mutlak yang mulai dikenal/
perseroaan mengalami kerugian atau kepailitan sampai
Dalam perseroan terbatas, mengalami hal itu dapat dibuktikan sebaliknya oleh anggota direksi
kerugian atau kepailitan, terkaiat dengan dan anggota dewan komisaris. Penafsiran berbeda dengan
yang dianut business judgment rule, menyatakan” direksi
pertanggungjawaban dalam perkara yang (board of directors) dianggap telah melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab dan berikat baik serta untuk
mengarah ganti rugi, misal dapat ditemukan kepentingan perseroaan sampai dapat dibuktikan sebaliknya
dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun oleh penggugat, didalam yurispenden pengadilan Amerika
Serikat dalam perkara Francis V United Jersey Bank, 532
2007 tentang Perseroan Terbatas.37 Dalam A.2.d 814 (N.J.1981) menawarakn pedoman bagi direksi
perseroaan agar tidak dianggap melangar judgment rule,
dinas, tidak apabila ia pada sesuatu hari minggu bertamasya lihat Sudikno Mertokusuma, Penemuan Hukum dan Etika
beserta keluarga untuk tanggung gugatnya badan hukum Profesi, dalam Soetojo Prawirohamidjojo, Perbuatan
diperlukan. Dalam hal ini jika mengenai alat pelengkap: Melanggar Hukum Oleh Pengusaha (Onrechtmatige
bahwa dilakukan perbuatan didalam lingkungan formil dari Overheidaad) . dalam Perkembangan Dan Dinamika
pada kewenangannya, dan mengenai bawahanya (periksa Hukum PerdataIndonesia: dalam rangka peringakan ulang
pasal 1367 ayat (3) BW, bahwa kerugiannya disebutkan tahun ke-80, Prof DR.MR R. Soetojo Prawirohamidjojo,
didalam pekerjaan-pekerjaan yang merka dipakainya” (oleh Lutfansah Mediatama, Surabaya, 2009, h. 60.
atasnya). Periksa tentang Pasal 1367 lebih lannjut Nomor 38
  Dalam asas-asas common law system, ada 2 (dua)
316. Disini ada perbedaan antara “ alat perlengkapan” dokrin) dalam pertanggungjawaban yakni .
(orgaan) dan bawahaan (ondergeschikte). Yang dinamakan 1. Doctrine of ultra vires bertolak dari pemahaman
alat perlengkapan apabila mengenai wakil-wakil yang selain tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban
fungsinya lebih berdiri sendir, yakni dalam arti bahwa yang ditentukan oleh undang-undang, yang
cara melakukan tugasnya dan cara bertindak untuk badan disebut statutory duties, pada anggota direksi
hukum sebagiann besar diserahkan kepada mereka itu juga harus melaksanakan tugas-tugas dan
sendiri, sekalipun hal itu harus dilakukan dalam batas- kewajiban fiduciary duties. Konsekuensi dari
batas yang tertarik oleh undang-undang, anggaran dasar perbuatan yang ultra vires, baik perbuatan
atau peraturan-peraturan dan sebagainya, yang harus yang melampau wewenang maupun yang tidak
diperhatikan kepada pengurus NV, walikoota dari pada sesuai dengan maksuddan tujuan perseroan
kotrapraja dan sebagainya. Untuk wakil yang bukan alat tetapi mengingat pibadi anggota direksi yang
perlengkapan mempunyai kedudukan yang lebih rendah, melakukan perbuatan hukum itu, lihat Robet
ia harus bertindak menurut petunjuk-petunjuk daripda R. Rennington, Company Law, Fifth Editon,
atasnnya. Ibid, h.66. London; Butterworth, 1985, h.659. ibid, h. 81.
36
  Soetojo Prawirohamidjojo, Perbuatan 2. Doctrine of duty of care, bahwa anggota direksi
Melanggar Hukum Oleh Pengusaha (Onrechtmatige dan anggota dewan komisaris memilliki
Overheidaad) . dalam Perkembangan Dan Dinamika duty of care dalam melaksanakan tugas
Hukum PerdataIndonesia: dalam rangka peringakan ulang dan kewajibannya, yaitu kewajiban untuk
tahun ke-80, Prof DR.MR R. Soetojo Prawirohamidjojo, memberikan keperdulian seoptimal mungkin
Lutfansah Mediatama, Surabaya, 2009, 52. kepada kepentingan perseoraan sesuai dengan
37
  Disebutkan “anggota direksi dan anggota dewan maksud dan tujuan perseroan dan melaksanakan
komisaris telah tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan itakat baik., ibid, h. 82.
dengan etikat baik dan penuh tanggungjawab, sehingga
298 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

diatur secara tegas dalam UU No.4 Tahun berupa pencemaran dan/atau perusakan
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok lingkungan hidup yang menimbulkan
pengelolaan Lingkungan Hidup, dan masih kerugian pada orang lain atau lingkungan
dipertahankan UU No.23 Tahun 1997 hidup wajib memikul ganti rugi dan/atau
tentang Pengelolaan lingkungan hidup dan tindakan tertentu.” Essensi dari Pasal 87
UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan ayat (2) UUPPLH, sudah ditentukan pihak
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau yang bertanggungjawan secara yuridis
(PPLH). dalam gugatan sengketa lingkungan, yaitu
Pasal 1 angkat 14 UU No.32 Tahun setiap penanggung jawab usaha dan/atau
2009 tentang PPLH, pencemaran lingkungan kegiatan dan setiap orang yang melakukan
adalah masuk atau dimasukannya makhluk pemindahantangan, pengubahaan sifat dan
hidup, zat, energi, dan/atau komponen bentuk usaha, dan/atau kegiatan dari suatu
lain ke dalam lingkungan hidup yang badan usaha yang menyebabkan terjadinya
ditetapkan. Perusakan lingkungan hidup pencemaran lingkungan.39 Secara yuridis
adalah tindakan orang yang menimbulkan ketentuan Pasal 87 ayat (1) UUPPLH
perbuhaan langsung atau tidak langsung tidak mengatur lebih lanjut mengenai tata
terhadap sifak fisik, kimia, dan/atau hayati cara menggungat ganti kerugian, sehingga
lingkungan hidup, sehingga melampaui berlaku Pasal 1365 BW.
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup Untuk memperoleh ganti kerugan
(Pasal 1 angkat 16 UUPPLH). Akibat berdasarkan Pasal 1356 BW, menurut
pencemaran lingkungan dan perusakan Lambers, harus memenuhi persyaratan
lingkungan hidup, inilah yang menjadi dasar sebagai berikut:
adanya gugatan dalam sengketa lingkungan a. Perbuatan harus bersifat melawan
lingkungan. Tanpa adanya pencemaran/ hukum;
kerusakan lingkungan hidup, tidak ada
b. Pelaku harus bersalah;
gugatan sengketa lingkungan. Subjek dalam
c. Ada kerugian; dan
gugatan sengketa lingkungan adalah pelaku
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan d. Ada hubungan sebab akibat antara
atau pencemar dan//atau perusak lingkungan
sebagai pihak tergugat serta penderita atau 39
  Aan Efendi, Penyelesain Sengketa Lingkungan,
Mandar Maju, Bandung, 2012, h.26. dijelaskan bagi siapa
korban pencemaran dan/atau perusakan saja yang melakukan perbuatan pencemaran lingkungan
meskipun tidak disebutkan oleh Pasal 87 ayat (1) dan (2)
lingkungan sebagai penggugat. UUPPLH. Menurut Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan
Melanggar Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000,
Penggugat dalam masalah percemaran h.7. mengemukakan perbuatan melanggar hukum tidak
dan/atau perusakaan lingkungan hidup, hanya dimaknai secara sempit sebagai perbuatann yang
melanggara peraturan perundang-undangan. Perbuatan
yang dituntut ganti kerugian. Dalam Pasal melanggar hukum juga termasuk perbuatan pergaulan
hidup masyarakat. Tidak semua perbuatan melanggar
Pasal 87 ayat (1) UUPPLH, menyatakan “ hukum dapat melahirkan sengketa lingkungan. secara
setiap penanggung jawan kegiatan/usaha lebih spesifik perbuatan melanggar hukum yang menjadi
dasar gugatan sengketa lingkungan.
melakukan perbuatan melawan hukum
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 299

perbuatan dengan kerugian.40 pengadilan.42


Tanggung gugat berdasarkan kesalahan,
Dalam Pasal 1365 BW, khususnya
dalam penerapannya menimbukan berbagai
unsur kesalahan pelaku dan hubungan
masalah antara lain:
kausal antara perbuatan pelaku dengan
kerugian. Untuk beban pembuktian ada Membuktikan adanya kesalahan
pada pihak penggugat: Setiap orang yang tidaklah mudah karean harus lebih dahulu
mendalihkan bahwa ia mempunya hak, dibuktikan adanya hubungan sebab akibat
atau guna meneguhkan haknya sendiri (causality) antara perbuatan pencemaran
maupun membantah suatu hak orang lain, dengan kerugian dari si penderita.
menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan Khususnya bagi lingkungan hidup hal
membuktikan adanya hak atau peristiwa membuktikan atau menjelaskan hubungan
tersebut. sebab akibat dari perbuatan si poluter
dengan korban, merupakan hak yang sangat
Pasal 1365 BW, menganut konsep
sulit sekali. Menganalisis suatu pencemaran
“ tanggung gugat berdasarkan kesalahan
membuktikan penjelasan yang bersifat
atau (schulanprakelijkheid) yang dapat
ilmiah, bersifat teknis, dan bersifat khusus,
dipersamakan dengan asas liability base
sehingga buktikan sebab akibat dalam kasu
on fault (tot liability) dalam sistem hukum
pencemaran justru lebih menyulitkan pula.
Anglo-Amerika, sehingga timbul masalah
Oleh karena itu bila menerapkan sistem
mengenai pembuktian unsur kesalahan bagi
pertanggungjawaban bersifat biasa tidaklah
penggugat atau penderita.41 Siti Sundari
mencerminkan rasa keadilan karena korban
mengemukakan:
disini mengalami kerugian ganda (double
Di dalam kasus pencemaran victim), yakni ia sudah sebagai korban
lingkungan, penderita/korban berada pada dan juga berkewajiban pula membuktikan
posisi sosial yang relatif lemah dan awam adanya fault atau men rea dari pelaku.43
soal hukum, berhadapan dengan satu Konsep Pasal 1365 BW dengan tanggung
atau sejumlah pencemar dengan kekuatan gugat berdasarkan kesalahan, mengalami
ekonomi yang tangguh. Kekuatan para berbagai masalah seperti diatas, UUPPLH
pihak yang tidak seimbang, ketidakpastian memperkenal konsep tanggung gugat
akan berhasil dan resiko biaya yang tinggi mutlak (ricisoaansprakelijkheid) atau yang
seringkali menimbulkan keengganan bagi dalam sistem hukum Anglo Amerika disebut
korban untuk berperkara/menggugat di sebagai asas strict liabilty.44 Dengan asas
40
  Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungna 42
  Ibid.
dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Edisi Ketiga, 43
  N.h.T.Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran
Airlanggar Universitas Press, Surabaya, 2005, h.289. Alam, Jakarta, 2006, h.274-275.
41 44
  Siti Sundari Rangkuti, Inovasi Hukum   UUPPLH menggunakan istilah tanggung jawab
Lingkungan; Dari Ius Constitutum ke Ius Constituendum, mutlak untuk menyebut konsep taggung gugat mutlak,
pidatp pengukuhan diucapkan dihadapan rapat senat namun terdapat kecenderungan dikalangan ahli hukum
Universitas Airlangga Surabaya saat penerimaan Jabatan perdata untuk memaknai istilah liability untuk membedakan
Guru Besar pada Fakultasa Hukum Universitas Airlangga dari istilah verantwoordelijkheid atau responsibility yaitu
di Surabaya, Hari Sabtu, tanggal 11 mei 1991, h.13. lihat tanggungjawab yang lebih dikenal dalam hukum pidana.
300 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

tanggung gugat mutlak penggugat tidak Dalam kaitan dengan sengketa


perlu lagi membuktikan unsur kesalahan lingkungan, termasuk bidang pertambangan
tergugat, tanggung gugat timbul seketika batubara, tanggung gugat dalam sengketa,
pada saat terjadinya perbuatan. untuk itu mutlak diperlukan untuk
Prinsip tanggung gugat mutlak (no menciptkan rasa keadilan bagi korban yang
fault liability or liability without fault),45 manjadi korban pencemaran perusakan
pada prinsipnya dimaksud tanggung gugat lingkungan hidup, hal mengingat korban
keharusan untuk membuktikan adanya pencemar-perusak adalah masyarakat awam
kesalahan.46 Dalam bidang lingkungan, dan ekonomi lemah, sedangkan pelaku
termasuk dalam hal ini bidang pertambangan pencemaran-perusakan lingkungan adalah
batubara, asas tanggung gugat mutlak perusahaan-perusahaan yang puya kekuatan
dikenal seiring dengan begitu rumit ekonomi yang kuat. Untuk sosialisasi dan
(complicated) mengenai aspek tanggung penegakan hukum harus dapat memberi
jawab perdata dibidang lingkungan. rasa keadilan bagi mereka yang terkena
beberapa faktor kesulitan mengindentifikasi dampak pengelolaan pertambangan, terkait
luasan kerusakan/pencemaran lingkungan percemaran/ kerusakan lingkungan.
yang menjadi obyek tanggung jawab terkait Untuk tanggung gugat mutlak diatur
beberapa faktor.47 dalam Pasal 88 UUPPLH, disebutkan:
Istilah tanggung gugat sudah digunakan dalam seminarr Setiap orang yang tindakannya,
hukum dan asuransi, tahun 1978 di Padang, lihat di Siti
sundari Rangkuti, Op. Cip, h.287. usahanya, dan/atau kegiatannya
45
  Didalam perpustakaan biasanya dikenal dengan
ungkapan atau istilah absolute liability atau strict liability. mengggunakan B3, menghasilkan dan/
Istilah stric liability pertama kali dikemukakan oleh W.H. atau mengelola limbah B3, dan/atau yang
Winfield pada tahun 1926 dalam sebuah artikel yang
berjudul “ The Myth of Absolute Liability, sedangkan istilah menimbulkan ancaman serius terhadap
absollute liability dipergunakan pertama kali oleh John
Salmond dalam buku yang berjudul ‘ The Law of Torts, pada lingkungan hidup bertanggungjawab mutlak
tahun 1907.Lihat E.. Saefullah Wiradipraja, Tanggung atas kerugian yang terjadi tanpa pembuktian
Jawab Pengangkut Dalam Hukum Pengangkutan Udara
Internasional dan Nasional, Liberty, Yogjakarta, 1989, h. unsur kesalahan
35. Aan efendi, Ibid, h.30.
46
  Dengan kata lain, suatu prinsip tanggung gugat Dalam Pasal 88 UUPPLH, asas tanggung
yang memandang kesalahan sebagia suatu yang tidak
relavan untuk permasalahakan apakah pada kenyataan ada gugat mutlak tidak diterapkan terhadap
atau tidak, Ibid.
semua jenis sengket lingkungan, termasuk
47
  Obyek tanggung jawab ada beberapa faktor antara dalam bidang pertambangan batubara. Asas
lain:
1. Menulusuri aspek kualitas dari kasus kerusakan tanggung gugat mutlak baru diterapkan
pencemaran lingkungna tidaklah mudah karena
media-media penyebab pencemarean/perusakan
terhadap sengketa lingkungan akibat suatu
lingkungan (substances) bisa sangat khusus dan
toksis; bersifat kemudian (long term effect), artianya
2. Sifat kerusakan tergantung pada media baru diketahui setelah lama berselang, misalnya
lingkungan yang tercemar atua rusak, jadi ada setelah setahun; dan
karekter lingkungan yang spesifik dan tidak 4. T
erkait pula kepada faktor-faktor perubahan
bersifat mendasar (general); ekologis (ecological effect) yang memperlukan
3. Sifat proses bekerjanya media-media penyebab pengetahuan teknis. Lihat .H.T.Siahaan, Op.
pencemarean ada yang menimbulkan akibat Cip.h .275. Aan Efendi, Ibid, h.30-31.
seketika (direct effect), tetapi tidak jarang pula
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 301

usaha dan/atua kegiatan: a) menggunakan mengarah pada kretia B3 sebagai bahan


B3, b) menghasilkan dan/atua mengelola bahaya dan beracun.
limbah B3, dan c) menimbulkan ancaman Penerapan asas tanggung gugat mutlak
serius terhadap lingkungan.48 UUPPLH biasanya didampingi dengan ketentuan
tidak mengatur secara tegas kriteria yang beban pembuktian terbalik (omkering
menimbulkan serius terhadap lingkungan. der bewijslast), kewajiban asuransi dan
Pasal 22 ayat (2) UUPPLH menetapkan pembuktian plafond (ceiling) yaitu batas
kreteria usaha dan/atau kegiatan yang maksimum ganti kerugian.49UUPPLH
berdampak penting terhadap lingkungan tidak memberi pengaturan tentang beban
adalah: pembuktian terbalik dan kewajiban
a. Besarnya jumlah penduduk yang asuransi.50 UUPPLH hanya menetapkan
akan terkena dampak rencana usaha batas maksimum ganti rugi sebagaimana
dan/atau kegiatan; ditentukan dalam penjelasan Pasal 88
UUPPLH menyebutkan:
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas berlangsung dan lamanya Pengertian bertanggungjawab secara
dampak; mutlak atau strick liability adalah unsur
kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak
d. Banyaknya komponen lingkungan
penggugat sebagai dasar pembayaran ganti
hidup lain yang akan terkena
kerugian. Ketentuan ayat ini merupakan lex
dampak;
specialis dalam gugatann tentang perbuatan
e. Sifat kumulatif dampak;
melanggar hukum pada umumnya. Besarnya
f. Berbalik dan/atau tidak berbaliknya nilai ganti rugi yang dapat dibebankan
dampak; dan terhadap pencemaran atau perusak
g. Kreteria lain perkembangan lain sesuai lingkungan hidup menuruut pasal ini dapat
perkembangan ilmu pengetahuan dan ditetapkan sampai batas tertentu. Yang
teknologi.
49
  Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan
Kebijaksanaan Lingkungan, Airlangga Press Surabaya,
Dengan demikian makna Pasal 22 2005, h.290.
50
  Sedangkan di UU No.23 Tahun 1997 tentang
ayat (2) UUPPLH, tidak secara signifikat Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebelum UUPPLH,
Pasal 35 ayat (2) yang menetapkan: “penanggung
48
  B3 merupakan bahan berbahaya dan beracun. jawan usaha dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari
Mengenai usaha dan/atau kegiatan yang menggunaka kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud
bahan bahaya dan beracun dijelaskan pada Pasal 1 angkat pada ayat (1) jika yang bersangkutan dapat membuktikan
21 UUPPLH: bahan bahaya dan beracun, atau B3 adalah bahwa pencemar dan/atau perusakan lingkungan hidup
zat, energi, dan/atau komponen langsung karena sifat, disebabkan salah satu alasan sebagai berikut: a) adanya
konsentrasi, dna /atau jumlahnya, baik secara langsung bencana alam atau peperangan; dan b) adanya keadaan
atau tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak terpaksa diluar kemampuan manusia, c) adanya tindakan
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya pencemaran
hidup, kesehatan, serta keberlangsungan hidup manusia dan/atau perusakan lingkungan hidup. Pasal 35 ayat (2)
dan makhluk hidup lain. Sedangkan limbah bahan bahaya UU PLH, sifanya alternatif dan kumlatif dengan demikian
beracun atau limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/ cukup dibuktikan salah satu saja dan tidak semua alasan
atau kegiatan yang mengandung B3, Pasal 1 angkat 22 sudah bisa dipergunakan sebagai dasar untuk menghindari
UUPPLH. pembayaran ganti rugi yang diatur dlaam Pasal 35 ayat (1)
UU PLH.
302 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

dimaksud” sampai batas waktu tertentu” jenis pertambangan and prosedurnya.


adalah jika menurut penetapan peraturan Pada ketentuan pidana, juga tidak diatur
perundang-undangan ditentukan keharusan makanisme gantirugi, ketentuan pidana
asuransi bagi usaha dan/atau kegiatan yang mengatur terkait sanksi terhadap perizinan
bersangkutan atau telah tersedia dana yang dilakukan. Untuk pertanggungjawab
lingkungan hidup. bagi pengusaha dalam hal pemegang izin
Dari rumusan penjelasan Pasal 88 perusahaan yang berbadan hukum, dapat
UUPPLH diatas sama dengan rumusan dikenai ketentuan pidana, yang diatur dalam
penjelasan Pasal 35 ayat (1) UUPLH. Yang Pasal 164 UU Minerba yang menyatakan:
menjadi masalah adalah UUPPLH tidak (1) dalam hal tindak pidana sebagaimana
mengatur beban pembuktikan terhadap dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh
perbuatan melanggar hukum. Hal ini dapat suatu badanhukum, selain pidan penjara dan
menimbulkan rasa ketidakadilan bagi pelaku denda terhadap pengurusnya, pidana yang
usaha dan/atau kegiatan yang kegiatannya dapat dijatuhkan terhadap badan hukum
yang memenuhi ketentuan Pasal 88 UU tersebut berupa pidana denda dengan
PPLH. Upaya pembuktian terbalik dalam pemberatan ditambah 1/3 (satu pertiga) kali
rangka mengimbangi diterapkan tanggung dari ketentuan maksimum pidana denda
gugat mutlak itu sendiri. Tujuan dari yang dijatuhkan.
tanggung gugat mutlak adalah perlindungan (2) selain pidana denda sebagaimana
bagi korban pencemaran-pencemaran dimaksud pada ayat (1), badan hukum dapat
lingkungan, sedangkan beban pembuktian dijatuhi pidana tambahan berupa:
terbalik adalah perlindungan bagi pelaku a. pencabutan izin usaha; dan/atau;
usaha dan /atau kegiatan usaha dan/atau
b. pencabutan status badan hukum.
kegiatannya memenuhi ketentuan Pasal 88
Pencemaran lingkungan yang timbul
UUPPLH. Menurut Aan Efendi,51 tujuan
dari aktivitas pertambangan batubara,
UUPPLH yang hendak memperbaiki atau
memiliki dampak yang sama terhadap
menyempurnakan UUPLH tidak teralisasi
perikehidupan masyarakat sekitar
atau bahkan dapat dikatakan mengalami
pertambangan. Masyarakat yang dirugikan
kegagalan.
sebagian kepentingannya sebagia manusia,
Dalam ketentuan secara subtansi dalam wujud mengancam kesehatan,
UU Minerba, tidak mengatur terkait merusak sumber daya lingkungan,
dengan gantirugi terhadap pencemaran mengurangi jumlah aset-aset ekonomi, dan
yang disebabkan ada pengelolaan menurunkan mutu tata ekologis yang ada.
pertambangan batubara. UU Minerba UU Minerba dan UUPPLH, tidak mengatur
secara umum bersifat pengaturan terhadap masalah gantirugi, untuk menentukan siapa
pertambangan terkait proses perijinan, yang telah melakukan perbuatan melawan
  Aan Efendi, Ibid, h.38.
51 hukum, merujuk Pasal 1243 BW dan Pasal
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 303

1365 BW, dalam pasal tersebut, unsur melalui Pengadilan Negeri setempat untuk
kesalahan bersifat menentukan tanggung menuntut ganti rugi pada pengusaha.
gugat terhadap pencemaran terjadi Dalam UUPPLH, terkait Pengusaha, yang
pencemaran pertambangan batubara. Ini merupakan badan hukum diatur dalam Pasal
berarti bila tidak terbukti adanya kesalahan 116 PPLH menyatakan:
tidak ada kewajiban untuk memberi ganti (1) Apabila tindak pidana lingkungan
rugi terhadap perbuatan pencemaran hidup dilakukan oleh atau atas nama
yang dilakukan.52 Proses tanggung gugat badan hukum, tuntutan pidana dan
terhadap pengusaha pertambangan dapat sanksi pidana dijatuhkan kepada:
mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri,
a. Badan hukum; dan /atau
untuk menuntut Ganti rugi.
b. Orang yang member perintah
Dalam hubungan dengan tanggung
untuk melakukan tindak pidana
gugat perusahaan pertambangan batubara
tersebut atau orang yang bertindak
terhadap pencemaran lingkungan, ada
sebagai pemimpin kegiatan dalam
beberapa karekter yang mendasar. Perbedaan
tindak pidana tersebut.
yang dimaksud disini ialah perbedaan
karekter pertanggungjawaban atas kerugian- (2) Apabila tindak pidana lingkungan
kerugian yang timbul akibat pencemaran hidup sebagaimana dimaksud pada
lingkungan hidup, baik yang timbulkan ayat (1) dilakukan oleh orang, yang
karena aktivitas manusia maupun proses berdasarkan hubungan kerja atau
alam sendiri.53Tanggung gugat perusahaan berdasarkan hubungan lain yang
pertambangan batubara dalam terkait bertindak dalam lingkup kerja badan
pencemaran lingkungan akibat aktivitas usaha, sanksi pidnaa dijatuhkan
pertambangan, merujuk pada tangung jawab terhadap pemberi perintah atau
perusahaan unttuk memberi gantirugi. pemimpin dalam tindak pidan tersebut
Secara hukum mekanisme yang ditempuh tanpa memperhatikan tindak pidana
tersebut dilakukan secara sendiri atau
52
  Terkait dengan pembuktian terhadap perbuatan
melawan hukum terhadap pencemaran pertambangan bersama-sama.
batubara, menurut Pasal 1865 disebutkan, bahwa” barang
siapa mengajukan peristiwa atasnama ia mendasarkan Terkait pelaku tanggung gugat
sesuatu hak, diwajibakan membuktikan peristiwa-peristiwa
itu, sebaliknya barang siapa apa mengajukan peristiwa-
perusahaan batubara, dalam hal ini berbentuk
peristiwa guna membantah hak orang lain, diwajibkan badan hukum. Di dalam UUPPLH pemberi
untuk membuktikan peristiwa-peristiwa itu” asas ini dinilai
memberatkan pihak yang melakukan gugatan, karena perintah atau pimpinan bisa dikenai, seperti
untuk melakukan tuntutan gantirugi pihak penggugat harus
bisa membuktikan adanya unsur kesalahan kepada pihak
dinyatakan 117 UUPPLH sebagai berikut:
tergugat.
53
  Pencemaran lingkungan akibat perbuatan manusia, Jika tuntutan pidana diajukan kepada
maka pertanggungjawaban pencemaran terjadi, antara pemberi perintah atau pemimpin tindak
karena perbuata manusia yang melakukan penambangan
batubara . dalam hal ini bisa pemilik atau pemegang izin pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
usaha pertambangan diminta pertambangan. Sedangkan
pencemaran lingkungan akibat alam, maka pertambangan 116 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang
tidak bisa dibebankan pada pengusaha.
304 Yuridika: Volume 26 No 3, September-Desember 2011

dijatuhkan berupa tindak pidana penjara dan mengelola badan usaha yang dijatuhi
denda diperberat dengan sepertiga. sanksi penempatan dibawah pengampuan
untuk melaksanakan putusan pengadilan
Pasal 118 UUPPLH yang telah berkuatan hukum tetap. Dalam
Terhadap tindak pidana sebagaimana penjelasan Pasal 118 UUPPLH, yang
dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) dimaksud dengan pelaku fungsional
huruf a, sanksi pidana dijatuhkan dalam pasal ini adalah badan usaha dan
kepada badan usaha yang diwakili oleh badan hukum. Tuntutan pidana dikenakan
pengurus yang berwenang mewakili terhadap pimpinan badan hukum dan badan
didalam dan diluar pengadilan sesuai usaha karena tindak pidana badan usaha
dengan peraturan perundang-undangan dan badan hukum adalah tindak pidana
selaku pelaku fungsional. fungsional, sehingga pidana dikenakan
dan sanksi dijatuhkan kepada mereka yang
Pasal 119 UUPPLH memiliki kewenangan terhadap pelaku fisik
dan menerima tindakan pelaku fisik tersebut.
Selain pidana sebagaimana dimaksud
Yang dimaksud dengan menerima tindakan
dalam undang-undang ini, terhadap
dalam pasal ini termasuk menyetujui,
badan usaha dapat dikenakan pidana
atau tidak cukup melakukan pengawasan
tambahahan atau tindakan tata tertib
terhadap tindakan pelaku fisik, dan/atau
berupa:
memiliki kebijakan yang memungkinkan
a. Perampasan keuntungan yang terjadinya tindak pidana tersebut. Tanggung
diperoleh dari tindak pidana; gugat akibat pertambangan, dapat dilakukan
b. Penutupan seluruh atau sebagai pada badanhukum, yakni perusahaan
tempat usaha dan/atau kegiatan; yang mendapat Izin Usaha Pertambangan
c. Perbaikan akibat tindak pidana; telah melakukan perusakan/pencemaran.
d. Pewajiban mengerjakan apa yang Tanggung gugat perdata, dalam hal ini berupa
dilalaikan tanpa hak; dan/atau tuntutan ganti rugi atas dasar perbuatan
melanggar hokum yang dilakukan oleh
e. Penempatan perusahaan dibawah
perusahaan terhadap kerusakan/pencemaran
pengampuan paling lama 3 (tiga)
lingkungana kibat pertambangan batubara
tahun.
dapat dilakukan dipengadilan negari tempat
perkara.
Untuk Pasal 120 dan Pasal 121, terkait
badan hukum, dalam proses dari kejaksaan Kesimpulan
berkoordinasi dengan instasi yang
bertanggungjawab dibidang perlindungan Tanggung gugat perusahaan
dan pengelolaan lingkungan hidup untuk pertambangan batubara Terhadap
melaksanaka eksekusi. Terkait Pasal 119 pencemaran lingkungan, dalam UU No.32
huruf e, pemerintah berwenang untuk Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Siti Kotijah: Tanggung Gugat hukum Perusahaan akibat 305

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dikenal Prepared for the United Nations


dengan tanggung gugat mutlak yang Conference on Trade and Development
(UNCTAD), 2005.
berbentuk ganti rugi, dengan prosesnya
melalui Pengadilan Tinggi Setempat. Hadjon, , Philipus M. Perlindungungan
Perusahaan batubara yang mengakibatkan Hukum Bagi Rakyat, Peradapan,
2000.
pencemaran lingkungan dapat dikenai
pertanggujawaban yang diatur dalam Pasal Harjasoemantri, Koesnadi, Hukum Tata
116-119 UUPLH, sedangkan UU Minerba, Lingkungan, Edisi ketujuh, Cetakan
Ketujuhbelas, Gajahmada Universitas
terkait perusahaan, hanya mengatur tindak
Press, Yogjakrta, 1999.
pidana dalam pengaturan perizinan tambang.
untuk pertanggung gugat perdata untuk Head, John W, Pengantar Umum Hukum
menuntut gantirugi melalui Pengadilan Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia
dan Inggris, ELIPS, Jakarta, 1997.
negeri.
Hatrik, HamzahAsas Pertanggungjawab
DAFTAR BACAAN Korporasi Dalam Hukum Pidana
Indonesia (Strict Liability dan
Agustina, Rosa, Perbuatan melawan hukum, Vicarious Liability), Raja Grafindo
Desertasi Fakultas Hukum Univeritas Persada, 1995.
Indonesian, Jakarta, 2003.
Kleden, Ignas Kearah Pembangunan
Basuki, Nur , Penyalahgunaan wewenanng Bekelanjutan di Indonesia, dalam
dalam pengelolaan keuangan Daerah Buku pembangunan berkelanjutan,
yang berimplikasi tindak pidana mencari format politik, Yayasan
korupsi, Disertasi, Pasca Sarjana SPEDS, Gramedia Pustaka Utama
Universitas Airlangga Surabaya. Bekerjasama dengan Yayasan SIPES,
2006. Jakarta, 1992.

Campbell Black, Henry, Black’s Law Komisi Dunia Untuk Lingkungan dan
Dictionary, West Publishing, Co.St, Pembangunan (WCED).
Paul Minnessotta, 1990.
Kerap, Sonny, dalam Proceedings of Ninth
Efendi, Aan Penyelesain Sengketa Internasional Coral Reef Sysmsium,
Lingkungan, Mandar Maju, Bandung, Bali, 23-27 Oktober 2000, Indonesia
2012. Institute of Science, Internasional
Society for Regal Studies, 2002.
Fuady, Munir Perbuatan Melawan Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002. Masjcchoen Sofwan, Sri Soedewi Hukum
Perdata; Hukum Perutangan, Bagian
Friendman, Lawrence M. Law and Society. B, Seksi Hukum Perdata Fakultas
An Introduction Englewood Cliffs, Hukum Univeriverstas Gajah Madha,
N.J. Prentice Hall, 1977. Yogjakarta, 1980.

George W, Rock, Mining Enviroment Nieuwenhuis, J.H, Hoofdstuken


and Development, A Series of Paper verbintenissenrecht, terjemahan
Djasadin Saragih, Surabaya, 1985.

Anda mungkin juga menyukai