Anggriyen Prayoga
Universitas Muhammadiyah Bengkulu, email: anggriyen.p@gmail.com
ABSTRAK
Pertambangan Emas di Kabupaten Lebong terdapat di Desa Lebong Tambang, Kecamatan Lebong
Utara, Kabupaten Lebong yang dijakdikan sumber mata pencarian masyarakat. Pada saat ini aktivitas
pertambangan emas di Desa Lebong Tambang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong terjadi
pengerusakan lingkungan. Penelitian ini bersifat empiris yaitu suatu penelitian yang menjelaskan dan
menjabarkan tentang perlindungan dan penglolaan pertambangan emas di Desa Lebong Tambang,
Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa upaya
perlindungan dan penglolaan pertambangan emas Di desa Lebong Tambang, Kecamatan Lebong
Utara, Kabupaten Lebong terkait dengan pengawasan, pengendalian, perencanaan, dan pemanfaatan
belum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan penglolaan
lingkungan hidup. Dikarenakan masih terdapat banyak hambatan dalam menglola lingkungan
pertambangan baik secara internal maupun eksternal. Adapun hambatan internal dan eksternal
seperti, Belum efektifnya penerapan dan penegakan Hukum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan penglolaan Lingkungan Hidup, Kurangnya kordinasi antara Pemerintah
Daerah dengan Badan Lingkungan Hidup, terbatasnya anggaran dan sarana perasarana, kurangnya
petugas khusus keamanan, kesadaran hukum masyarakat dan lemahnya penegakan hukum preventif
dan represif.
Kata kunci: perlindungan; penglolaan; pertambangan emas
ABSTRACT
Golden mining in Lebong regency is located in Lebong Tambang Village, North Lebong district,
Lebong regency which is used as a source of community livelihood. At this time, gold mining activity
in Lebong Tambang village North Lebong district, Lebong regency were damage by the environment.
This research is empirical, this research explain and describe about protection and management
golden mining in Lebong Tambang Village, North Lebong district, Lebong regency, based on the
result it can be seen the protection and management in Lebong Tambang Village, North Lebong
district, Lebong regency, related observation, control, planning and utilization is not appropriate of
constitution No. 32 of 2009 about protection and management of environtment. Due to, there are still
many obstacles in manage the great mining environtment both internal or external. As for internal
and external obstacles such as, ineffectiveness application and enforcement of constitution No. 32 of
2009 about the protection and management of the environtment, lack of coordination between the
regional government and environmentan agency , the limit of budget and infrastructure, lack of
security officer, sense of justice in community and weakness preventive and repressive law
enforcement.
Keywords: protection; management; golden mining
Anggriyen Prayoga 93
Kerusakan Lingkungan Diakibatkan Aktivitas Pertambangan Emas di kabupaten Lebong,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Lebong, karena orang-orang Merigi di serta pranata sosial dalam mengatur proses
wilayah Rejang (Marga Merigi di Rejang) ruang pemerintahan adat bagi warga
sebagai penghuni berasal dari Lebong, juga komunitasnya. Menurut riwayat yang tidak
adanya larangan menari antara Bujang dan tertulis suku bangsa Rejang bersal dari
Gadis di waktu Kejai karena mereka berasal Empat Petulai dan tiap-tiap Petulai di
dari satu keturunan yaitu Petulai Tubei. Pimpin oleh seorang Ajai. Ajai ini berasal
Dr. J.W Van Royen dalam laporannya dari Kata Majai yang mempunyai arti
mengenai “Adat-Federatie in de pemimpin suatu kumpulan masyarakat.
Residentie’s Bengkoelen en Palembang” Dalam zaman Ajai ini daerah Lebong yang
pada pasal bengsa Rejang mengatakan sekarang masih bernama Renah Sekalawi
bahwa sebagai kesatuan Rejang yang atau Pinang Belapis atau sering juga di
paling murni, dimana marga-marga dapat sebut sebagai Kutai Belek Tebo.
dikatakan didiami hanya oleh orang-orang Pada masa Ajai masyarakat yang
dari satu Bang dan harus diakui yaitu bekumpul sudah mulai menetap dan
Rejang Lebong. merupakan suatu masyarakat yang
Pada mulanya suku bangsa Rejang komunal didalam sisi sosial dan
dalam kelompok-kelompok kecil hidup kehidupannya sistem Pemerinatahan
mengembara di daerah Lebong yang luas, komunial ini disebut dengan Kutai. Keadaan
mereka hidup dari hasil-hasil Hutan dan ini ditunjukkan dengan adanya kesepakatan
sungai, pada masa ini suku bangsa Rejang antara masyarakat tersebut terhadap hak
hidup Nomaden (berpindah-pindah) dalam kepemilikan secara komunal. Semua
tatanan sejarah juga pada masa ini disebut ketentuan dan praktek terhadap hak dan
dengan Meduro Kelam (Jahiliyah), dimana kepemilikan segala sesuatu.8
masyarakatnya sangat mengantungkan Layaknya daerah di Nusantara
hidupnya dengan sumber daya alam dan lainnya, Bengkulu pun memiliki sejarah
lingkungan yang tersedia.7 panjang dalam hempasan kolonialisme.
Barulah pada zaman Ajai mereka Prasasti, catatan sejarah, dan beberapa
mulai hidup menetap terutama di Lembah- bukti historis lainnya hingga kini masih
lembah di sepanjang sungai Ketahun, pada dapat ditemukan sebagai bukti perlawanan
zaman ini suku bangsa Rejang sudah rakyat dalam mengusir penjajah. Ketika
mengenai budi daya pertanian sederhadan membuka catatan sejarah itu, ternyata
7
Ibid, Jurnal Kabupaten Lebong indonesia 8
Ibid, Jurnal Kabupaten Lebong Indonesia
peradaban , Pada Tanggal 23 Juli 2018. Peradaban, Pada Tanggal 23 Juli 2018.
Anggriyen Prayoga 97
Kerusakan Lingkungan Diakibatkan Aktivitas Pertambangan Emas di kabupaten Lebong,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
12
Hasil Wawancara Dengan Asep Warga Desa
Tambang Sawah, Kecamatan Lebong Utara,
Kabupaten Lebong. Pada Tanggal 23 Juli
2018.
13
Hasil Wawancara Dengan Ujang, Penambang
kabupaten Lebong, Pada Tanggal 21 Juli
2018.
100 Panji Keadilan Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum
P-ISSN: 2599-1892, E-ISSN: 2622-3724
Volume 2, Nomor 1, Januari 2019
Upaya yang Dilakukan dalam f. konflik dan penyebab konflik yang timbul
Perlindungan dan Pengelolaan akibat pengelolaan.
lingkungan Hidup Akibat Aktivitas Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pertambangan Emas di Kabupaten Zamhari Kepala Badan Lingkungan hidup
Lebong. Kabupaten Lebong belum adanya
Perlindungan dan Pengelolaan perencanaan terhadap lingkungan yang
Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no rusak akibat aktivitas pertambangan emas
32 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (2) adalah di Kabupaten Lebong, sejauh ini pihak
upaya sistematis dan terpadu yang badan lingkungan hidup Kabupaten
dilakukan untuk melestarikan fungsi Lebong, baru melakukan pemantau dan
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pengecekan rutin disejumlah
pencemaran dan/atau kerusakan pertambangan yang ada di Kabupaten
lingkungan hidup yang meliputi Lebong, lokasi pertambangan adalah
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, sebagi berikut: Tambang Sawah, Pinang
pemeliharaan, pengawasan, dan Belapis, Lebong Tamban.
penegakan hukum.
Pemanfaatan
Perencanaan Menurut pasal 12 ayat (2) Undang-
Menurut pasal 5 Undang-Undang Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan penglolaan lingkungan
perlindungan dan penglolaan hidup, pemanfaatan sumber daya alam
menyebutkanPerencanaan perlindungan dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan
dan pengelolaan lingkungan hidup daya tampung lingkungan hidup dengan
dilaksanakan melalui tahapan inventarisasi memperhatikan:
lingkungan hidup. Inventarisasi lingkungan a. keberlanjutan proses dan fungsi
hidup dilaksanakan untuk memperoleh data lingkungan hidup;
dan informasi mengenai sumber daya alam b. keberlanjutan produktivitas lingkungan
yang meliputi: hidup; dan
a. potensi dan ketersediaan c. keselamatan, mutu hidup, dan
b. jenis yang dimanfaatkan kesejahteraan masyarakat.
c. bentuk penguasaan Dengan memanfaatkan sumber daya
d. pengetahuan pengelolaan alam, bisa meningkatkan penghasilan
e. bentuk kerusakan dan masyarakat, tapi dalam kenyataannya,
Anggriyen Prayoga 101
Kerusakan Lingkungan Diakibatkan Aktivitas Pertambangan Emas di kabupaten Lebong,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
dalam pemanfatan sumber daya alam para kimia sejenis merkuri.14 akan tetapi
penambang sering lupa akan dampak yang kegiatan ini dirasa perlu ditingkatkan,
akan ditimbulkan setelah aktivitas karena pihak badan lingkungan hidup
pertambangan yang dikelola oleh rakyat, Kabupaten Lebong belum optimal dalam
mereka hanya bisa memetik hasilnya saja menyelenggarakan kegiatan ini, jika
tanpa peduli akan keselamatan dan kegiatan ini dlakukan secara optimal maka
kerusakan yang ditimbulkan. masyarakat dirasa akan lebih peduli
terhadap lingkungan.
Pengendalian Dalam hal melakukan pemulihan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 terhadap lingkungan hidup, belum adanya
Tahun 2009 Tentang Perindungan Dan pemulihan dari kerusakan yang ditimbulkan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 13 akibat aktivitas pertambangan emas karna
Ayat 2 menyebutkan Pengendalian kerusakan yang diakibatkan pertambangan
pencemaran dan/atau kerusakan emas masih dalam betuk kecil karna
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pertambangan yang ada dikabupaten
pada ayat (1) meliputi: lebong rata-rata pertambangan rakyat.
a. pencegahan;
b. penanggulangan; dan Pemeliharaan
c. pemulihan. Menurut Pasal 57 ayat (1) Undang-
Berdasarkan hasil wawancara dengan Undang Lingkungan Hidup tentang
Saipul penambang di Desa lebong perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
Tambang Kabupaten Lebong. Dalam hal Hidup, Pemeliharaan lingkungan hidup
melakukan pencegahan dan dilakukan melalui upaya:
penanggulangan aktivitas pertambangan a. konservasi sumber daya alam;
emas dikabupaten lebong, pihak badan b. pencadangan sumber daya alam;
lingkungan hidup Kabupaten Lebong dan/atau
melakukan pengecekan rutian kelokasi c. pelestarian fungsi atmosfer.
pertambangan dan untuk para penambang Berkaitan dengan pemeliharaan
yang mengunakan bahan kimia pihak lingkungan hidup, pihan badan lingkungan
badan lingkungan hidup memberi saksi hidup kabupaten lebong belum
administrasi untuk penggunaan bahan melaksanakan dengan optimal, dikarnakan
14
Hasil Wawancara Dengan Saipul, Penambang
Desa Lebong Tambang Kabupaten Lebong,
Pada Tanggal 22 Juli 2018.
102 Panji Keadilan Jurnal Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum
P-ISSN: 2599-1892, E-ISSN: 2622-3724
Volume 2, Nomor 1, Januari 2019
bentuk kegiatan dan data mengenai tahun 2009 tentang perlindungan dan
kerusakan lingkungan hidup baik itu data penglolaan lingkungan hidup.
kerusakan lingkungan, sempel tanah, Menurut pasal 71 ayat (1) Undang-
sempel air belum dimiliki pihak badan Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
lingkungan hidup, artinya pihan badan perlindungan dan penglolaan lingkungan
lingkungan hidup kabupaten lebong tidak hidup, menyebutkan bahwa, mentri,
melaksanakan pemeliharaan lingkungan gubernur, atau bupati/walikota sesuai
hidup. Hal ini merupakan fakta dilapangan dengan kewenangannya wajib melakukan
sangat memperlihatkan banyaknya pengawasan terhadap ketaatan
kerusakan lingkungan akibat aktivitas penanggung jawab usaha dan kegiatan
pertambangan emas dan belum adanya atas ketentuan yang ditetapkan dalam
pengecekan tanah dan air apakah peraturan perundang-undangan dibidang
mengandung bahan kimia atau tidak itu perlindungan dan penglolaan lingkungan
kita tidak tau, pihak badan lingkungan hidup.
hidup kabupaten lebong mimimnya Berdasarkan hasil wawancara dengan
keseriusan dalam menjaga dan menglolah Zamhari Kepala Badan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup. Kabupaten Lebong. Dalam hal melakukan
pengawasan pihak Badan Lingkungan
Pengawasan Hidup Kabupaten Lebong hanya memantau
Pengawasan lingkungan hidup adalah aktivitas pertambangan emas dikabupaten
kegiatan yang dilaksanakan secara lebong.15
langsung atau pun tidak langsung oleh
aparat pengawasan lingkungan hidup Penegakan Hukum
daerah untuk mengetahui ketataan Menurut Undang-Undang Nomor 32
penangung jawab usaha atau kegiatan tahun 2009 tentang perlindungan dan
terhadap peraturan dalam melakukan penglolaan Lingkungan Hidup, ada 3 cara
pengendalian pencemaran lingkungan, penegakan hukum yang bisa dilakukan
dalam hal ini peran masyarakat memeliki dalam upaya perlindungan lingkungan
hak dan kesempatan yang sama dan hidup, tiga penegakan hukum itu adalah:
seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam 1. Penegakan hukum admistrasi
perlindungan dan penglolaan lingkungan 2. Penegakan hukum pidana
hidup, sebagi mana tercantum dalam pasal
Ibid,Hasil Wawancara Dengan Zamhari,
15
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Penglolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemrintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Kehutanan.