DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pencemaran Danau Maninjau Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Hukum Lingkungan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah pengetahuan tentang Pencemaran Danau bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini, agar pada tugas
berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil
manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Penegakan hukum lingkungan terhadap kasus pencemaran danau maninjau
bedasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2009 ................................................................. 6
2.2 Upaya penyelesaian hukum pencemaran danau maninjau .......................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
iii
BAB I
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 ayat (3)
UUD 1945. 1 Negara hukum ialah negara yang berlandaskan pada peraturan hukum dan
aturan yang berlaku secara mutlak. Dengan adanya hukum, negara dapat menjamin
keadilan bagi seluruh elemen masyarakat. Peraturan mengenai Hukum Lingkungan
tercantum dalam Hukum Positif.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan
kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.2 Setiap warga Negara memiliki hak untuk
dapat hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, serta mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Hal tersebut tercantum dalam Pasal 28 H Ayat (1) UUD
1945.3
Hukum Lingkungan adalah hukum yang mengatur tentang penyelenggaraan
perlindungan dan tata pengelolaan serta peningkatan ketahanan lingkungan. Suatu
lingkungan terdiri dari kombinasi antara kondisi fisik yang mencangkup sumber daya
alam seperti air, tanah, udara, energi surya, mineral dan flora fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun dalam lautan.
Salah satu sumber daya di dunia ini adalah air dan Air merupakan salah satu
komponen utama penyusun mahluk hidup, hampir 98% tubuh suatu mahluk hidup,
tersusun oleh air. Air terdapat dalam berbagai bentuk seperti uap air, es, cairan dan
salju. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memanfaatkan semua sumber
daya alam yang ada khususnya air lalu dikelola agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pengelolaan Sumber Daya Alam tanpa diiringi perlindungan dapat menyebabkan rusak
atau pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan hal yang menjadi
problematika dunia dalam aspek hukum lingkungan.
1
Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 1 ayat (1),
(2), (3).
2
Indonesia, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997.
3
Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat
(1).
4
Pencemaran lingkungan merupakan proses dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (UUPPLH No.32 Tahun
2009).
Pencemaran lingkungan ini terbagi menjadi beberapa macam, yakni
Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Pencemaran tanah. Pencemaran lingkungan
terjadi akibat masuknya zat asing (polutan) ke dalam suatu lingkungan sehingga
lingkungan itu menjadi tercemar. Pencemaran lingkungan tersebut terbagi menjadi
beberapa macam yaitu Pencemaran Air, Pencemaran Udara, Pencemaran Tanah. Salah
satu pencemaran yang terjadi di Indonesia adalah Pencemaran Air Danau Maninjau.
Pencemaran Air Danau Maninjau ini disebabkan oleh penggunaan keramba jaring
apung yang menyebabkan kematian puluhan ton ikan karena kekurangan oksigen,
banyak endapan pakan ikan di dalam danau dan mengakibatkan pencemaran serta
penurunan kualitas air danau maninjau. Selain pencemaran kasus ini juga
mengakibatkan para petani mengalami kerugian sekitar 380 juta. Maka dari itu cukup
menarik untuk dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
5
BAB II
2.1 Penegakan hukum lingkungan terhadap kasus pencemaran danau maninjau
bedasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2009
Dalam pemanfaatan danau untuk budidaya air tawar perlu disesuaikan dengan
daya dukung dan daya tampung untuk menjaga keseimbangan lingkungan perairan. Hal
tersebut sesuai dengan konsep ekonomi biru yang dicanangkan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan, yaitu konsep optimalisasi sumber daya perairan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan inovatif dan kreatif
dengan tetap menjamin keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Budidaya ikan
dengan menggunakan keramba jaring apung (KJA) merupakan bentuk pemanfaatan
danau yang berkembang dengan pesat dan dapat menggerakan roda perekonomian
masyarakat. Hal tersebut salah satunya terdapat di Danau Manjinjau. Danau Maninjau
ini memiliki fungsi penting sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas
64 MW dengan nilai ekonomi Rp. 71,8 miliar/tahun, situs wisata dengan nilai ekonomi
sebesar Rp.2,15 miliar/tahun, lokasi perikanan tangkap dengan nilai ekonomi Rp. 1,12
miliar/tahun dan perikanan budidaya KJA dengan nilai sekitar Rp.112 Miliar/tahun.
Bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Kelestarian Kawasan Danau Maninjau (selanjutnya disingkat Perda
Pengelolaan Danau Maninjau) pada pasal 7 ayat (2) menyebutkan bahwa daya dukung
dan daya tampung untuk KJA di kawasan danau mengacu pada kemampuan perairan
Danau Maninjau untuk mencerna limbah organik dari kegiatan perikanan yang setara
dengan 1.500 unit dab/atau 6.000 petak dengan ukuran 5 x 5 meter persegi per petak
keramba. Di sisi lain, perikanan budidaya KJA di Danau Maninjau diandalkan untuk
berkontribusi pada Pendapatan Asli daerah, penyediaan mata pencaharian dan
pendapatan rumah tangga bagi masyarakat di selingkar danau secara signifikan.
Adapula akibat dari pengelolaan yang kurang terkendali juga telah menjadi salah satu
penyumbang pencemaran lingkungan danau dimana 90% pencemaran berasal dari
sedimen sisa pakan budidaya KJA.
Berdasarkan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam 2021
menyebutkan bahwa penyebab utama pencemaran Danau Maninjau sebesar 91,6%
berasal dari sisa pakan ikan. Kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
(2014), terkait budidaya KJA di danau maninjau, memberi peringatan bahwa
pengembangan budidaya KJA di Danau Maninjau jumlah yang dapat di kembangkan
6
secara optimal adalah sebesar 6.000 petak. Kajian ini dimasukkan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Agam Nomor 5 Tahun 2014. Pada 2021 jumlah KJA telah mencapai
17.417 petak yang tersebar di delapan desa/nagari. Hal tersebut menunjukkan bahwa
jumlah KJA telah melebihi batas daya tampung maksimum yang dapat ditoleransi di
perairan maninjau. Selain itu, pencemaran pada air Danau Maninjau membuat air danau
menjadi kotor dan menimbulkan gatal-gatal bila berenang di dalamnya dan karena tidak
lancarnya kotoran danau.
Dalam hal ini harus dilakukan penegakan hukum lingkungan dimana penegakan
hukum ini menjadi salah satu faktor penting yang harus ditentukan guna memberi
kepastian hukum. Penegakan Hukum Lingkungan merupakan suatu tindakan dan/atau
proses paksaan untuk mentaati hukum yang didasarkan kepada ketentuan - ketentuan
peraturan perundang - undangan dan/atau persyaratan. Penegakan hukum lingkungan
berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan masyarakat terhadap
peraturan yang berlaku melalui pengawasan dan penerapan secara administrasi,
keperdataan dan kepidanaan hingga lingkup internasional. Penegakan hukum
lingkungan setiap instrumen berbeda - beda, instrumen administrasi dilakukan oleh
pejabat administratif atau pemerintahan, instrumen perdata dilakukan oleh pihak yang
dirugikan sendiri baik secara individual maupun secara kelompok bahkan masyarakat
atau negara itu sendiri atas nama kepentingan umum, Instrumen pidana yang
penuntutnya dimonopoli oleh negara yang alatnya adalah jaksa sebagai personifikasi
negara serta Internasional apabila sudah melewati batas negara. Undang-Undang No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah
mengatur mengenai penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan pada pasal 13
ayat (3) menyebutkan “ Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah daerah dan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung jawab masing -
masing.” Dalam kasus ini dapat dilakukan penegakan hukum pidana yakni bedasarkan
pasal 95 ayat (1) “Dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana
lingkungan hidup dapat dilakukan penegakan hukum terpadu antara penyidik pegawai
negeri sipil, kepolisian, dan kejaksaan di bawah koordinasi Menteri.” Pada Pasal 98
ayat (1) dikatakan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air
laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
7
sedikit Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Pada ayat (2) Apabila perbuatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya
kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
10
BAB III
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa kondisi
danau Maninjau di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam sangat tercemar. Faktor
penyebab danau tercemar ialah dari penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) yang
melampaui batas serta pemberian pakan ikan. Akibat yang ditimbulkan dari
pencemaran air danau tersebut tidak lain yaitu kematian ikan secara massal, memberi
kerugian yang cukup besar serta membahayakan kesehatan manusia di sekitar wilayah
tersebut. Maka dari itu harus dilakukan penegakan hukum guna memberi kepastian
hukum sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Nelayan dalam menangkap ikan spesies endemik
menggunakan berbagai macam alat. Pada umumnya alat yang digunakan untuk
menangkap ikan endemik menggunakan jaring. Sampan yang mereka gunakan adalah
sampan milik sendiri. Nelayan dalam menjaga atau melestarikan ikan spesies endemik
sangatlah di utamakan. Salah satunya dengan melakukan pengambilannya secara
bergantian. Langkah untuk membudidayakan ikan spesies endemik dengan membuat
peraturan secara bersama.
Upaya penyelesaian masalah pencemaran danau maninjau ialah menerapkan
kebijakan pemerintah daerah yang menyiapkan dan menyusun konsep pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang terkena dampak ekonomi ini dengan baik dan diolah terlebih
dahulu bersama stakeholder. Selain itu, Pemerintah harus mengedepankan pelestarian
sumber daya alam atau lingkungan pada penerapan aturan-aturan mengenai perizinan
dalam mendirikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninja, pemerintah juga
harus aktif dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap Keramba Jaring Apung (KJA)
di Danau Maninjau, dan Pembatasan Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) juga sangat
penting diterapkan dalam regulasi Pemerintah, serta Pemerintah harus bertindak tegas
jikalau terjadi pelanggaran terhadap aturan mengenai lingkungan yang dapat memberi
dampak negatif bagi lingkungan sekitar Danau Maninjau.
3.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan, saran yang dapat kami kemukakan
ialah Nelayan di danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya untuk lebih memperhatikan
kondisi danau, karena danau tersebut merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
11
sekitar danau Maninjau. Mengurangi pemberian pakan pada ikan keramba akan
membantu menurunkan penyebab pencemaran danau tersebut.
Pemerintah setempat danau Maninjau agar memberikan solusi seperti revisi
dalam peraturan pemerintah daerah terkait lingkungan hidup serta memberikan
sosialisasi terkait pelestarian lingkungan seperti menjaga kondisi air danau serta
ekosistem dari danau itu sendiri. Dapat menjadi acuan dan tolak ukur pemerintah dan
instansi terkait untuk mengetahui keberadaan danau Maninjau dan spesies endemiknya
yang mana ikan-ikan endemik dari Maninjau tersebut langka hanya dapat ditemukan di
danau Maninjau itu sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
A) Peraturan Perundang-undangan
______Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
______Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
______Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
13