PENYELIDIKAN LINGKUNGAN
“KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH SABLON DI
DENPASAR BARAT TAHUN 2019”
Disusun Oleh :
Tingkat 4 STR A
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website :
http://poltekkesjkt2.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................................i
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lingkungan atau lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Lingkungan merupakan jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang
kita tempati yang mempengaruhi lingkungan hidup. Lingkungan hidup memberi fungsi
yang amat penting bagi manusia. Begitu pula, manusia dapat membina atau
memperkokoh ketahanan lingkungan melalui budi, daya dan karsanya.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap Warga Negara
Indonesia, tercantum di dalam Undang – Undang Dasar 1945, Pasal 28 H ayat ( 1 ) yang
menjelaskan bahwa “setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan
kesehatan”. Untuk mencegah dampak lingkungan yang ditimbulkan, perlu adanya upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada norma – norma hukum
lingkungan berarti secara seimbang antara kepentingan ekonomi, pelestarian fungsi
lingkungan dan kondisi sosial. Perlindungan dan pengelolaan dilakukan secara terpadu
mencakup bidang – bidang lingkungan hidup untuk keberlanjutan fungsi lingkungan
hidup. Pada akhirnya keseimbangan dan berkelanjutan akan tercapai kesejahteraan
masyarakat.
Untuk menanggulangi masalah pencemaran lingkungan, perlu adanya peraturan –
peraturan untuk mengatur masalah lingkungan hidup seperti Undang – undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, di dalam Pasal
20 ayat ( 3 ) menyatakan bahwa “setiap orang diperbolehkan membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan:
Memenuhi baku mutu lingkungan hidup,
Mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati / Walikota sesuai dengan
kewenangannya.”
Dan di dalam Pasal 67 “ setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan
hidup.”
Dalam kasus pencemaran limbah yang dilakukan oleh USAHA SABLON MILIK HJ.
NURHAYATI yang beralamat di Jalan Pulau Misol I Nomor 23, Banjar Sumuh, Desa
1
2
Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat. Hasil dari produksi SABLON MILIK HJ.
NURHAYATI dalam produksinya menyisakan / menghasilkan limbah.
Limbah sablon yang semestinya ditampung dalam bak pengolahan limbah itu
langsung dibuang melalui saluran pipa yang terhubung dari usaha kain celup sablon ke
sungai. Sehingga mengakibatkan air Tukad Badung tercemar warnanya berubah menjadi
merah dan apabila dipakai mandi pemakainya akan merasa gatal – gatal.
Melihat dampak negatif dari pembuangan limbah sablon terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan hidup seperti yang telah diuraikan di atas, maka perlu diupayakan
perlindungan lingkungan hidup dan kesehatan manusia melalui pengelolaan lingkungan
hidup yang baik dengan upaya pelestarian daya tampung lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan di Indonesia didasarkan pada asas
tanggungjawab Negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat yang bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang menarik minat penulis untuk menulis judul
penelitian tentang : KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH
SABLON DI DENPASAR BARAT TAHUN 2011.
3
4
Tindak pidana
Bertitik tolak dari istilah yang digunakan dan dasar atau alasan yang
dikemukakan oleh para sarjana hukum yang menggunakan istilab" tindak pidana",
maka dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dengan kesalahan dilakukan
atau tidak dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab, bersifat
melawan hukum, dilarang atau diharuskan dan diancam oleh undang-undang,
yang terjadi di tempat, waktu dan dalam keadaan tertentu.
“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.”
Perusakan Lingkungan Hidup
Perusakan lingkungan hidup adalah: "tindakan orang yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup."
(Pasal 1 angka 16 UUPPLH).
6
7
Dalam kasus ini penerapan dari sanksi Hukum Administrasi dinyatakan pengusaha
sablon melanggar karena tidak menaati instrument yang tertera pada Pasal 14 Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
melekat pada kewenangan Pemerintah, sehingga dilakukan tanpa memerlukan bantuan
lembagai peradilan (nin- yuridisiil). Dimana di dalam prakteknya di lapangan DLHK dan
Satpol PP telah mengeluarkan surat peringatan terhadap pengusaha sablon yang
melakukan pelanggaran namun tidak ditaati untuk melakukan evaluasi. Tindakan turun ke
lapangan yang dilakukan oleh DLHK dan Satpol PP untuk memberitahu kepada para
pengusaha sablon yang melanggar tersebut serta memberikan mereka surat peringatan
atau menutup usaha sablon yang melanggar tersebut.
DLHK dan Satpol PP memberikan beberapa instruksi dalam pelaksanaanya
dilapangan berupa :
a. Peringatan secara lisan.
b. Penyuluhan tentang bagaimana mengolah limbah hasil sablon agar tidak
mencemarkan lingkungan.
Pembuatan tempat penampungan (septic tank) atas limbah yang dihasilkan dari
usaha sablon.
Mempunyai surat ijin, baik ijin usaha maupun surat ijin pembuangan limbah
sablon yang dihasilkan dari usaha sablon yang mereka miliki.
Akhir dari kasus ini pihak pengusaha sablon dikenakan pasal berlapis sanksi hukum
administrasi nya karena telah mengabaikan surat peringatan dan teguran yang
mengakibatkan usaha sablon harus ditutup. Penjabaran sanksinya berupa :
Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum
o Pasal 57 yang berbunyi : Setiap orang yang melanggar ketentuan dalam Paal 5,
Pasal 6, Pasal 8, Pasal 10, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 19, dan Pasal 40 ayat (3)
Peraturan Daerah ini dikenakan denda paling banyak Rp.1.000.000 (satu juta
rupiah).
Perda Nomor 11 Tahun 2015
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
9
10
5.1 KESIMPULAN
Mengenai sanksi yang diterap oleh DLHK dan Satpol PP Pemerintah Kota Denpasar
Barat itu masih mengacu pada Perda No 1 Pasal 57 Tahun 2015 dan Perda No 11
Tahun 2015 serta Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Pasal 14.
Dalam sanksi tersebut toko dari pengusaha sablon telah disegel oleh DLHK dan
Satpol PP Pemerintah Kota Denpasar Barat dan dikenakan denda sebesar
Rp.2.000.000.
Dalam kasus ini pemilik usaha melanggar Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Ketertiban Umum dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Untuk itu berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun
2015 tadi kita laksanakan penyegelan yang tertuang dalam Keputusan Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Denpasar Nomor : 188.45/2489/SatpolPP/2019 tentang
Penyegelan Kegiatan Usaha Sablon Batik. Atas pelanggaran ini, pemilik usaha akan
diganjar hukuman melalui Sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) sedangkan atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 dilimpahkan untuk selanjutnya ditangani oleh
Polresta Denpasar.
5.2 SARAN
Diharapkan untuk pemilik usaha yang membuat surat izin pembuangan limbah. Serta,
melakukan pengelolaan limbah sablon sebelum dibuang ke badang sungai agar tidak
mencemari lingkungan.
11
12
2. Saudara diperiksa oleh penyidik pada hari ini untuk dimintai keterangannya sebagai
tersangka dalam perkara tindak pidana lingkungan melakukan kelalaian dalam proses
pembuangan limbah Produksi Sablon Hj. Nurhayati Denpasar Barat, Apakah saudara
bersedia diperiksa dan memberikan keterangan sebenar – benarnya?
Jawab : Ya. Saya bersedia diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan sebenar
– benarnya.
4. Apakah dalam pemeriksaan sekarang ini saudara akan menggunakan hak saudara
untuk didampingi pengacara atau penasehat hukum?
Jawab : Ya, pengacara atau penasehat hukum saya sudah disediakan.
5. Apakah saudara pernah di hukum atau ditahan atau tersangkut pidana lainnya?
Jawab : Saya belum pernah di hukum dan tersangkut perkara pidana
8. Apakah benar saudara melakukan kelalaian dalam proses pengolahan limbah Produksi
Sablon Hj. Nurhayati?
Jawab : Ya, dalam pelaksanaan pengolahan limbah terdapat kelalaian oleh pekerja.
Tidak melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu.
10. Apakah dalam melakukan kegiatan tersebut diatas saudara mendapatkan perintah dari
seseorang atau berdasarkan keinginan pribadi?
Jawab : Ya saya mendapat perintah dan saya hanya melakukan sesuai apa yang sudah
direncanakan oleh tim perencanaan
11. Pada waktu kapan saudara melakukan kelalaian dalam proses pengolahan limbah
sablon?
Jawab : Sekitar satu bulan yang lalu.
12. Jelaskan secara singkat kronologis saudara dalam melakukan kelalaian dalam proses
pelaksanaan pengolahan limbah Produksi Sablon Hj. Nurhayati?
Jawab : Limbah sablon yang seharusnya ditampung di bak penampungan, limbah
tersebut malah langsung terbuang di Tukad Badung tanpa diolah terlebih dahulu.
13. Apakah saudara mengetahui akibat atau dampak dari kelalaian tersebut?
Jawab : Ya saya tahu berdasarkan dengan adanya aduan dari beberapa warga sekitar
15. Apakah saudara mengajukan saksi yang meringankan saudara sehubungan dengan
perkara tersebut diatas?
15
Jawab : Tidak
16. Apakah ada keterangan lain yang akan saudara tambahkan dalam pemeriksaan ini?
Jawab : Tidak ada
17. Apakah keterangan yang saudara berikan sudah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan di depan sidang pengadilan?
Jawab : Ya, saya akan bersedia mempertanggungjawabkan semua keterangan yang
saya berikan dimuka pengadilan
18. Apakah di dalam pemeriksaan sekarang ini saudara merasa terpaksa atau dipaksa
orang lain atau pemeriksa sehingga memberikan keterangan diatas?
Jawab : Dalam pemeriksaan ini saya tidak merasa dipaksa atau ditekan baik oleh
pemeriksa sendiri maupun orang-orang lain
Sampai disini permintaan keterangan ini kami akhiri ybs masih tetap pada keterangan
semua serta memberikan semua keterangannyna. Selanjutnya ybs membubuhkan
tanda tangannya dibawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman
dimuka, sebagai tanda mengerti dan setuju atas semua isi berita acara permintaan
keterangan ini.
Yang memberikan
keterangan
Materai 6000
16
Demikian Berita acara permintaan keterangan ini kami buat dengan sebenar-
benarnyan, kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut
Yang Menyelidiki
Penyidik 1 Penyidik 2 Penyidik 3 Penyidik 4
DAFTAR PUSTAKA
https://radarbali.jawapos.com/read/2019/11/28/167821/air-tukad-badung-merah-darah-pol-
pp-segel-usaha-sablon-hj-nurhayati
http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/04/penyidikan-tindak-pidana-kehutanan.html
https://www.researchgate.net/publication/
318651661_Peranan_Polisi_dalam_Penyidikan_Perkara_Pidana_Lingkungan/fulltext/
597549b40f7e9b4016a07620/Peranan-Polisi-dalam-Penyidikan-Perkara-Pidana-
Lingkungan.pdf
https://www.nusabali.com/berita/64165/usaha-sablon-pembuang-limbah-disegel