OLEH
OLEH
B121 16 323
PROPOSAL
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam ujian proposal penelitian
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
iii
C. Jenis dan Sumber Data...............................................................56
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................58
E. Analisis Data ...............................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................60
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di bumi ini. Untuk itu, pembangunan dan lingkungan hidup harus berjalan
pada keadaan yang kontroversi antara keduanya. Hal ini dapat menjadi
1
Mohammad Askin, 2010, Seluk Beluk Hukum Lingkungan, Nekamatra, Jakarta, hlm. 29.
2
Ibid.
1
sebuah permasalahan bagi manusia apabila tidak diberikan pengertian
perubahan itu dapat mengarah pada segi positif juga pada segi negatif.
ruang, baik itu berupa benda atau suatu keadaan dimana manusia ada di
3
Lihat Pasal 1 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4
A.M. Yunus Wahid, 2014, Pengantar Hukum Lingkungan, Arus Timur, Makassar, hlm. 7.
2
pada rendahnya tingkat kestabilan. 5
dua posisi yang berbeda yaitu pada satu sisi manusia adalah bagian dari
lingkungan hidup itu sendiri, sedangkan pada sisi lain manusia adalah
5
Ibid.
6
Ibid., hlm. 41.
7
Muhammad Akib, 2016, HUKUM LINGKUNGAN: Perspektif Global dan Nasional Ed. Revisi,
Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 4.
3
lingkungan hidupnya.
8
Takdir Rahmadi, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 1.
9
A.M. Yunus Wahid, 2018, Pengantar Hukum Lingkungan, Ed. Kedua, Prenamedia Group, Jakarta,
hlm. 56.
10
Lihat Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
diharapkan dapat memberi kontribusi positif untuk menunjang kehidupan
masing.
mempengaruhi lingkungan. 12
hutan; (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam; (5)
11
Muhammad Erwin, 2008, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Lingkungan Hidup, Refika Aditama, Bandung, hlm 79.
12
P.Joko Subagyo, 2002, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Rineka Cipta,
Jakarta, hlm 67.
5
lahan; (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat seperti tertuang dalam
tanggung jawab untuk memenuhi hak atas lingkungan yang baik dan
sehat.14
cure”. Salah satu tindakan preventif yang menjadi prinsip dalam Hukum
13
A.M. Yunus Wahid (Ed. Kedua), Op.cit., hlm. 208.
14
Laode M. Syarif, Andri G. Wibisana, 2016, Hukum Lingkungan: Teori, Legislasi dan Srtudi Kasus,
USAID, Jakarta, hlm. 152.
6
diwujudkan dalam bentuk izin lingkungan yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang.15
No. 32 Tahun 2009) yaitu izin lingkungan (Pasal 14 UUPPLH jo. Pasal 1
dengan AMDAL dan izin usaha dan/atau kegiatan (SIU). Artinya, bahwa
usaha/kegiatan. 16
15
Vidly Yeremia Elroy Mogi, “Sistem Perizinan Lingkungan Hidup dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Lex Et Societatis, Vol.
VII, Nomor 6, Juni 2019, hlm. 42.
16
A.M. Yunus Wahid (Ed. Kedua), Op.cit., hlm. 212.
7
AMDAL dan UKL-UPL, b. penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL,
Tahun 2009), yaitu diwajibkannya AMDAL atau UKL-UPL dari suatu usaha
17
Laode M. Syarif, Andri G. Wibisana, Op.cit.,hlm. 154.
18
Lihat Pasal 43-46 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
19
Inggar Rayi Arbani, Hertiari Idajati, “Identifikasi Potensi dan Masalah dalam Revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas di Surabaya Utara”, Jurnal Teknik ITS, Vol. 6, Nomor 2, 2017, hlm. 526.
8
anggaran sebesar 13,8 miliar yang bersumber dari APBD Enrekang tahun
ada seperti Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Pengawalan ini harus luar biasa lagi ketatnya terhadap proses pemberian
lingkungan dan pemberi izin usaha dan/atau kegiatan adalah sama, yaitu
20
Pers Bhayangkara, 2020, Kongres Sungai Indonesia Soroti Proyek Revitalisasi DAS Mata Allo di
Enrekang, https://persbhayangkara.id/2020/06/29/kongres-sungai-indonesia-soroti-proyek-
revitalisasi-das-mata-allo-di-enrekang/ (Koran Online), diakses pada tanggal 3 Desember 2020,
pukul 15.30.
21
Arah kita, 2020, Melanggar Sejumlah Aturan, Proyek Revitalisasi Anjungan Sungai Mata Allo
harus Dihentikan, https://matakita.co/2020/07/13/melanggar-sejumlah-aturan-proyek-
revitalisasi-anjungan-sungai-mata-allo-harus-dihentikan/ (Koran online), diakses pada 13
September 2020, pukul 20.20.
9
gubernur atau bupati/walikota. Meskipun adanya ancaman sanksi pidana,
B. Rumusan Masalah
Enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
Enrekang.
22
A. Sonny Keraf, 2010, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Kanisanius, Yogyakarta, hlm.
220.
10
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
Daerah Air Sungai Mata Allo Kabupaten Enrekang ” belum pernah dilakukan.
11
dengan judul “Pelaksanaan Prosedur Izin Lingkungan Terhadap
12
kegiatan usaha di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali.
Enrekang”.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Hukum Lingkungan
al-‘Biah’.23
23
Mohammad Askin, Op.cit., hlm. 12.
24
A. M. Yunus Wahid (Ed. Kedua), Op.cit., hlm. 119.
25
Ibid.
14
diharapkan diberlakukan di masa mendatang serta dapat disebut
dikenakan sanksi.26
26
Laode M. Syarif, Andri G. Wibisana, Op.cit., hlm. 32.
27
Muhammad Akib, Op.cit., hlm. 56.
28
A. M. Yunus Wahid, Op.cit., hlm. 126.
15
perilaku manusia berkenaan dengan aspek ekologis sumber daya
Berkelanjutan
lebih baik dari kehidupan hari ini. Menurut Bruce Mitchell dalam Moh.
29
Moh Fadli, Mukhlish, Mustafa Lutfi, 2016, Hukum dan Kebijakan Lingkungan, UB Press, Malang,
hlm. 12.
16
keterpaduan; e. manfaat; f. kehati-hatian; g. keadilan; h. ekoregion; i.
daerah.”30
(a) asas tanggungjawab negara; (b) asas keberlanjutan; dan (c) asas
development”.31
30
Lihat Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
31
Moh Fadli, Mukhlish, Mustafa Lutfi, Op.cit., hlm. 29.
17
daya alam dan peningkatan taraf ekonomi, perlu menyadari
instrumen dari sosial kontrol dan sarana perubahan sosial atau sarana
32
Zulkifli Aspan, “Tinjauan Yuridis Izin Reklamasi Pantai Makassar dalam Mega Proyek Centre
Point Of Indonesia”, Bina Hukum Lingkungan, Vol. 1, Nomor 2, 2017, hlm.177.
33
Ibid., hlm. 177-178.
18
3. Penegakan Hukum Lingkungan
hukum.36
34
Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, 2019, Hukum Administrasi Negara, Setara Press, Malang, hlm. 32.
35
Siti Sundari Rangkuti, 2015, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,
Cetakan Pertama – Ed. Keempat, Airlangga University Press, Surabaya, hlm. 221.
36
Ibid., hlm. 222.
19
terhadap kepatuhan kepada peraturan tanpa kejadian langsung yang
perbuatan terlarang.38
37
Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, Op.cit.
38
Siti Sundari Rangkuti, Op.cit.
20
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
remedium).
yaitu:
39
Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, Op.cit., hlm. 35.
21
mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah
undang-undang.
astreinte);
40
Ibid., hlm. 36.
41
Siti Sundari Rangkuti, Op.cit., hlm. 224.
22
pemerintahan, penutupan, dan uang paksa.
42
Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, Op.cit., hlm. 39.
23
dan atau perusakan lingkungan akibat suatu kegiatan yang wajib
1. Pengertian Kewenangan
sebagai berikut:44
24
hukum. Hak berisi kebebasan untuk untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk
melakukan tindakan tertentu, sedangkan kewajiban memuat
keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan
tertentu).
45
Ibid., hlm. 100.
25
menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Dengan
rechtshandelingen).46
46
Aminuddin Ilmar, 2013, Hukum Tata Pemerintahan, Idenditas Universitas Hasanuddin,
Makassar, hlm. 116.
47
Ibid.
48
Ibid., hlm. 117
49
Nur Basuki Winarno, 2008, Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana Korupsi, Laksbang
mediatama, Yogyakarta, hlm. 65.
26
standar khusus (untuk jenis wewenang tertentu)
2. Sifat Kewenangan
50
Aminuddin Ilmar, Op.cit., hlm. 122.
27
menerbitkan keputusan-keputusan yang bersifat mengatur (besluiten)
51
Ibid., hlm. 123-124.
52
Ibid.
28
asas legalitas (legaliteitsbeginsel atau het beginsel van wetmatigheid
attributie gaat het om het toekennen van een nieuwe bevoegdheid; bij
53
Ibid., hlm. 126.
54
Ridwan HR, Op.cit., hlm. 102.
29
bevoegdheid (door het orgaan dat die bevoegheid geattributueerd heft
gekregen aan een ander orgaan; aan delegatie gaat dus altijd
secara logis selalu didahului oleh atribusi)). 55 Dalam hal ini mandat
55
Ibid.
56
Ibid., hlm. 103.
57
Aminuddin Ilmar, Op.cit., hlm. 129.
30
Sedangkan delegasi berarti pelimpahan wewenang oleh organ
wewenangnya sendiri.
bersangkutan.
58
Ibid.
59
Ridwan HR, Op.cit., hlm 105.
31
wewenang yang diperoleh secara atribusi itu bersifat asli yang berasal
mandat.60
60
Ibid.
32
memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah
dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tindak dikehendaki. Dalam arti,
hukum atau dari tuntutan pihak ketiga, jika dalam penggunaan wewenang
lain.61
1. Pengertian Perizinan
yang merupakan lisensi ialah bahwa hal-hal yang diliputi oleh lisensi
61
Teuku Saiful Bahri Johan, 2018, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara,
Deepublish (CV Budi Utama), Yogyakarta, hlm. 192
62
Sri Pudyatmoko Y, 2009, PERIZINAN: Problem dan Upaya Pembenahan, Grafindo, Jakarta, hlm.
8.
63
Ibid., hlm. 9.
33
sangat kompleks karena merupakan seperangkat dispensasi, izin,
a. Dalam arti luas, izin adalah salah satu instrumen yang paling
64
Ibid.
65
Ridwan HR, Op.cit, hlm. 198.
66
Ibid., hlm. 199-200.
34
penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan
sekadarnya. Yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa
35
2. Unsur-unsur Perizinan
itu menjadi tidak sah. Olehnya itu, dalam hal membuat dan
67
Ibid., hlm. 202-207
36
c. Organ Pemerintah, izin hanya boleh dikeluarkan oleh organ
pada tingkat daerah. Menurut N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Berge
dalam arti bahwa peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang
37
perancang masyarakat adil dan makmur yang dijelmakan. Apabila
Pembukaan UUD 1945, maka penataan dan pengaturan izin ini sudah
masyarakat.68
Adapun mengenai tujuan dari perizinan dapat dilihat dari dua sisi
yaitu:70
68
Ibid., hlm. 208.
69
Muhammad Zulfan Hakim, “Izin sebagai Instrumen Pengawasan dalam Mewujudkan
Pemerintahan yang Baik”, Jurnal Hukum Islah, Fakultas Hukum Unhas, Vol. 29, Mei 2011, hlm. 8,
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4071/Perizinan%20%26%20Good%2
0Governance%20%28Jurnal%20UMI%29.pdf?sequence=1 diakses pada 17 Oktober 2020 pukul
23.55
70
Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.
200.
38
a. Dari sisi pemerintah, melalui sisi pemerintah tujuan pemberian izin
71
Ridwan HR, Op.cit, hlm. 209-212.
39
penandatanganan izin akan nyata organ mana yang memberi izin.
yang memohon izin. Hal ini biasanya dialami orang atau badan
hukum.
hukum harus memuat uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu
keputusan.
40
f. Pemberitahuan-pemberitahuan Tambahan. Pemberitahuan
ketidakpatuhan.
lain dari sanksi bertujuan untuk tegaknya peraturan hukum, ditaati oleh
lain adalah:72
72
Juniarso Ridwan, Achmad Sodik, 2016, Hukum Tata Ruang, Cetakan Ketiga, Nuansa, Bandung,
hlm. 117.
41
Sanksi atas pelanggaran izin dapat berbentuk sanksi administrasi,
yaitu dapat berupa pencabutan izin, sanksi perdata, dapat berupa penjara
konkret.73
73
A. M. Yunus Wahid (Ed. Kedua), Op.cit., hlm. 214.
42
lingkungan.74 Perizinan lingkungan juga merupakan sarana yuridis
bahwa:77
74
Takdir Rahmadi, Op.cit., hlm. 105.
75
Suparto Wijoyo, 2004, HUKUM LINGKUNGAN: Mengenal Instrumen Hukum Pengendalian
Pencemaran Udara di Indonesia, Airlangga University Press, Surabaya, hlm. 37.
76
Muhammad Akib, Op.cit., hlm. 114
77
Lihat Pasal 1 angka 35 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup jo. Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan.
43
yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau
UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan.
atau UKL-UPL.78
atau kegiatan.79
78
A’an Efendi, 2018, Hukum Pengelolaan Lingkungan, Indeks, Jakarta, hlm. 180.
79
Lihat Pasal 1 angka 11 UUPPLH jo. Pasal 1 angka 2 PPIL
80
Lihat Pasal 1 angka 12 UUPPLH jo. Pasal 1 angka 3 PPIL
44
Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diberikan oleh
81
Lihat Pasal 1 angka 36 UUPPLH jo. Pasal 1 angka 13 PPIL
82
Lihat Pasal 1 angka 4 PPIL.
83
Suparto Wijoyo, Op.cit., hlm. 38.
84
Suparto Wijoyo, “Persyaratan Perizinan dan Arti Pentingnya Bagi Upaya Pengelolaan Lingkungan
di Indonesia”, Yuridika: Volume 27 No. 2, Mei-Agustus 2012, hlm. 98, https://e-
journal.unair.ac.id/YDK/article/view/290, diakses pada tanggal 28 Oktober 2020 pukul 23.25.
45
kepada instansi pemberi izin mengenai emisi yang melebihi
baku mutu.
“pollutants”.
lingkungan.
lingkungan hidup.
46
Persyaratan perizinan lingkungan pada dasarnya dapat
85
Ibid., hlm. 100.
47
ayat (2) UUPPLH). Selanjutnya dalam Pasal 36 ayat (3) menegaskan:
informasi;
86
A. M. Yunus Wahid (Edisi Kedua), Op.cit., hlm. 219.
87
Ibid., hlm. 220.
88
Lihat Pasal 37 ayat (2) UUPPLH.
48
c. Kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen AMDAL atau UKL-
dan/atau kegiatan.
89
Lihat Pasal 39 ayat (1) dan (2) UUPPLH.
90
A. M. Yunus Wahid, Op.cit.
49
kepada menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
91
Ibid., hlm. 221.
92
Ibid.
50
diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi. Kewajiban
jangka waktu paling lama 10 hari kerja sejak diumumkan (untuk usaha
dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL, paling lama 3 hari kerja sejak
proporsional.95
diterbitkan oleh:
93
Lihat Pasal 45 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
94
Lihat Pasal 45 ayat (3) dan Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
95
A. M. Yunus Wahid (Edisi Kedua), Op.cit., hlm. 222.
51
diterbitkan oleh menteri.
bupati/walikota.
UKL dan UPL diwajibkan untuk memiliki izin lingkungan sesuai dengan
permohonan izin tidak dilengkapi dengan AMDAL atau UKL dan UPL.
suatu sistem hukum lingkungan yang baru. Oleh karena itu amdal dan
96
Lihat Pasal 48 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
52
izin harus menjadi satu kesatuan hukum, amdal sebagai teknis analisa
secara benar, hal ini karena substansi dari dokumen amdal tersebut
97
Taufik Iman Santoso, 2008, Amdal dan Jaminan Perlindungan Hukum, Setara Press, Malang, hlm.
18.
53
harus memenuhi konsep hukum amdal yang didukung oleh prinsip-
98
Ibid., hlm. 82
54
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup atau mati),
kejadian, kasus-kasus, waktu atau tempat, dengan ciri yang sama 99. Dari
99
Bambang Sunggono, 2018, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Depok, hlm. 118.
100
Ibid., hlm. 119.
55
1. Purposive sample adalah metode pengambilan sampel yang dipilih
sesuai dengan apa yang akan diteliiti. Dalam hal ini, Kepala Dinas
yang diambil dari perilaku manusia baik perilaku verbal yang didapat dari
101
Mukti Fajar, Yulianto Ahmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hlm. 280.
56
Sumber data dari penelitian ini adalah berasal dari data yang diambil
bidangnya.
yaitu:
undangan, yaitu:
Administrasi Pemerintahan.
Lingkungan.
Sungai
57
5. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 Tahun
1. Studi Pustaka
2. Wawancara
data yang dibutuhkan dengan cara tanya jawab antara peneliti dan
E. Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh baik dari data primer maupun data
58
sekunder diolah untuk kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan
59
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Moh Fadli, dkk. 2016. Hukum dan Kebijakan Lingkungan. UB Press. Malang
Ridwan HR. 2013. Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi. Rajawali Pers.
60
Jakarta.
Teuku Saiful Bahri Johan. 2018. Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara. Deepublish (CV Budi Utama). Yogyakarta.
Internet
Jurnal
Inggar Rayi Arbani, Hertiari Idajati. 2017. Identifikasi Potensi dan Masalah
dalam Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara.
Jurnal Teknik ITS. Vol 6, Nomor 2.
61
Muhammad Zulfan Hakim. 2011. Izin sebagai Instrumen Pengawasan
dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Baik. Jurnal Hukum Islah.
Fakultas Hukum Unhas. Vol. 29.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4071/Peri
zinan%20%26%20Good%20Governance%20%28Jurnal%20UMI%
29.pdf?sequence=1. Diakses pada 17 Oktober 2020 pukul 23.55.
Vidly Yeremia Elroy Mogi. 2019. Sistem Perizinan Lingkungan Hidup dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lex Et Societatis: Vol. VII. Nomor 6.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2020 pukul 15.30.
Peraturan Perundang-undangan
62