Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN DI MAMBORO BARAT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
N NAMA NIM NO NAMA NIM
O
1. RUDIANSYAH PO7103123001 9. DIVIA PUTRI PO7103123013
2. ERINNA FRISKILLA N PO71031230O2 10. DWI PUTRA HUSADA PO7103123014
3. ALYA PO7103123004 11. ALYA FAHRIZA PO7103123015
4. RIVALDO PATARAKA PO7103123005 12. NISA NUR FITRIA PO7103123021
5. AULIA DWI NANDITHA PO7103123006 13. MELISA PO7103123025
6. NUR FADILLAH PO7103123008 14. GRACE TAN WIJAYA PO7103123026
7. PUTRI REGINA SOFYAN PO7103123009 15. NURLAILA PO7103123027
8. BETI PO7103123010 16. SANA NAFISA PO7103123032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIII SANITASI
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN”.
Pada kesempatan ini kami mengeucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Kewarganegaraan ibu Dr. Tjitrowati Djaafar, SKM., M.
Kes dan bapak Saharudin,SKM.M.Sc yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua.
Oleh karena , keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan.

Mamboro, 21 November 2023


Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat .......................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................................
A. Pembuangan kotoran manusia.....................................................................4
B. Sarana air bersih..........................................................................................5
C. Pembuangan sampah...................................................................................7
D. Pembuangan air limbah...............................................................................8
E. Keadaan rumah............................................................................................9
F. Pelayanan Kesehatan...................................................................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM ...........................................................................................................
A. Jenis praktikum..........................................................................................12
B. Waktu dan tanggal pelaksanaan.................................................................12
C. Teknik pengambilan data...........................................................................12
D. pengolahan data.........................................................................................13
E. penyajian data ...........................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Gambaran umum lokasi penelitian............................................................14
B. Hasil ..........................................................................................................17
C. Pembahasan ..............................................................................................35
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................38
B. Saran .........................................................................................................38

iii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi
juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah
disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan
perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan
lingkungan.
Kesehatan adalah keadaan sejatera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup prduktif secara social dan ekonomis atau yang
terbebas dari ketiadaan penyakit atau kelemahan, sedangkan Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai
keseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam
pengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat,
nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.

Kondisi perumahan dan lingkungan permukiman merupakan salah satu faktor


yang menyebabkan gangguan kesehatan mental emosional. Hal ini terkait dengan
kualitas lingkungan permukiman dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi
permukiman meliputi variabel rumah sehat, kepadatan hunian dan wilayah tempat
tinggal. (Dharmayanti et al., 2018)

Kesehatan dan kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama demi
berlangsungnya hidup sehat, nyaman dan bersih. Kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap sampah yang menimbulkan permasalahan terhadap
lingkungan seperti terganggunya kesehatan masyarakat, bencana banjir
pencemaran air, udara dan lain-lain. (Muttaqien et al., 2019)

1
Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan, kualitas lingkungan yang sehat ditentukan
melalui pencapaian atau pemenuhan Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan. Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus
ditetapkan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017)
Kesehatan lingkungan adalah elemen yang sangat penting dalam kaitannya
dengan potensi penyebaran penyakit terutama di era pandemi Covid-19 bila
kondisi lingkungan tidak layak. Melalui pengelolaan lingkungan yang baik
disertai dengan edukasi yang rutin dan kontinyu pada lingkungan, maka sekolah
berasrama dapat menjadi contoh penerapan pengelolaan kesehatan lingkungan
yang baik.(Moerdjoko et al., 2021)

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu
“Bagaimana kondisi dan cakupan kesehatan lingkungan dasar, di kelurahan
mamboro barat yang meliputi, Pembuangan kotoran manusia, Sarana air bersih,
Pembungan sampah, Pembungan air limbah, Keadaan rumah dan Pelayanan
Kesehatan di masyarakat

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan dan sikap masyarakat dalam
kehidupan seharai-hari dengan kondisi lingkungan mereka di kelurahan
mamboro barat.
2. Tujuan khusus
a. Untuk diketahuinya kondisi dan cakupan pembuangan kotoran manusia di
kelurahan mamboro barat.
b. Untuk diketahuinya kondisi dan cakupan dalam sarana air bersih di
kelurahan mamboro barat
c. Untuk diketahuinya kondisi dan cakupan pembuangan sampah di kelurahan
mamboro barat.
d. Untuk diketahuinya kondisi dan cakupan pembuangan air limbah di
kelurahan mamboro barat.

2
e. Untuk diketahuinya kondisi keadaan rumah dalam setiap Masyarakat di
kelurahan mamboro barat.
f. Untuk diketahuinya kondisi dan cakupan pelayanan Kesehatan pada
Masyarakat di kelurahan mamboro barat.

D. Manfaat

a. Bagi puskesmas
Sebagai informasi dan data untuk fasilitas kesehatan puskesmas, terutama
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan Masyarakat di kelurahan mamboro
barat.
b. Bagi Masyarakat
Bisa mengajarkan orang tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan
memberikan inspirasi kepada masyarakat di kelurahan mamboro barat.
c. Bagi mahasiswa
Untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman, menjadi sumber informasi
dan bacaan tentang upaya kesehatan di komunitas yang kurang terorganisir,
dan menerapkan pengetahuan yang dipelajari selama pendidikan.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembuangan kotoran manusia
1. Pengertian Jamban Keluarga
a. Menurut Depertement Kesehatan Republik Indonesia (2010). Jamban
keluarga adalah suatu bagunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu
tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit.
b. Menurut Soetomo (2008). Jamban adalah suatu rungan yang mempunyai
fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan.
2. Jenis-Jenis Jamban
a.Jamban Cemplung
Jamban cemplung dalah jenis yang sederhana yang kerap dianjurkan pada
masyarakat yang tinggal di pedesaan karena biaya dan pembuatannya relatif
mudah dan cara pembuatannya cukup sederhana dan mudah namun
mempunyai kekurangan. kekurangannya yaitu menimbulkan bau dan tempat
perkembang biakan fektor.
b.Jamban Leher Angsa
Jamban leher angsa sangat baik dan memenuhi syarat kesehatan estetika oleh
karena itu pemakaiannya selalu dianjurkan jamban leher angsa lebih banyak
keuntungannya dari pada kerugiannya. Adapun keuntungan dari tipe leher
angsa ini adalah:
1) Gangguan lalat dan serangga lain yang tidak masuk.
2) Tidak menimbulkan bau yang tidak enak.
3) Dapat ditempatkan didalam rumah maupun diluar rumah.
4) Aman bagi orang dewasa maupun anak kecil

c. Jamban Pelengsengan
Jamban pelengsengan ini juga sesuai untuk diterapkan didalam lingkungan
masyarakat dan sedikit baik dari kakus cemplung ,karena baunya agak kurang
dan keamanannya bagi pemakai sedikit lebih terjamin dan ada juga yang tidak
menggunakan leher angsa hanya berbentuk miring (pelengsengan) dan tempat

4
jongkok dari kakus ini tidak diletakan atau dibuat persis diatas penampungan
melainkan agak jauh kesamping.
3. Syarat-Syarat Jamban Yang Saniter
Syarat - Syarat Jamban Sehat :
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter.
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah di sekitarnya.
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Syarat-syarat tempat pembuangan tinja yang saniter mencegah terjadinya
penularan penyakit yang disebabkan oleh tinja antara lain sebagai berikut :
a. Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat dan serangga lainnya serta tikus,
oleh karena itu jamban yang digunakan leher angsa dan tangki septiknya
tertutup rapat sehingga tikus tidak bisa masuk.
b. Lantai kedap air dimasukkan agar tidak terjadi peresapan kedalam tanah.
c. Pada jamban tersedia alat pembersih ruangan dan air cukup untuk menjaga
kebersihan.

B. Sarana Dan Air Bersih


1. Tinjauan Sarana Air.
a. Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Rumus kimianya
adalah H₂O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom
hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi.
b. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

5
c.Kualitas Air
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air
relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia.
2. Macam-macam air bersih.
1) Air permukaan, seperti: sungai, telaga, alam telaga dan buatan.
Adapun syarat-syarat air permukaan adalah:
a) Dapat tercemar.
b) Dapat mengalami self funication.
c) Jika musim hujan kualitas air jelek.
d) Air tanah
e) Sifat air tanah rembesan
f) Dipengaruhi oleh musim.
g) Mudah didapatkan karena posisi air rembesan air tidak terlalu dalam.
h) Medapatkan peluang yang besar untuk tercemar, dipengaruhi rembesan
sekitarnya.
3. Sifat air tanah dalam
a) Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen
b) Kualitas fisik selalu jernih sebagai hasil filtrasi tanah
c) Relatif mudah didapatkan disekitar tempat pemukiman
d) Mata air
4. Sifat-sifat mata air, yaitu :
a) Secara fisik,airnya jernih banyak mengandung berbagi mineral dan
dimungkinkan airnya panas
b) Dipengaruhi oleh musim.
c) Dapat tercemar oleh lingkungan.
5. Syarat-syarat air bersih
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari,harus memenuhi syarat-
syarat kesehatan yang meliputi syarat kualitas dan kualitas saluran air,maka
harus memenuhi syarat :
a) Syarat kuantitas
Untuk memenuhi keperluan air, maka harus tersedia dalam jumlah
yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Untuk masyarakat Indonesia di
daerah perkotaan dibutuhkan air sekitar 100 - 150 liter / orang / hari,
sedangkan daerah perdesaan dibutuhkan air ± 60 liter / orang / hari dianggap
memenuhi kebutuhan, ini tidak selalu tepat untuk suatu Negara dengan
Negara lain, satu kota dengan kota lain.

6
b) Syarat Kualitas
Adapun syarat kualitas air bersih meliputi :
i. Fisik, yaitu : warna, rasa, kekeruhan, bau dan suhu.
ii. Syarat kimia: Bahwa dalam air minum tidak boleh terdapat zat-zat
beracun. Tidak boleh zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, misalnya : Se, Cn, dan Mg.
iii. Syarat bakteriologis : Bakteri E, Coli tidak boleh ada dalam 100
ml, karena bakteri E, Coli merupakan indicator pencemaran air
berasal dari tinja. Bakteri pathogen penyebab penyakit Cholerai,
Dysentri, dan gastroenteristik tidak boleh ada dalam air
c) Hubungan air dengan kesehatan manusia
Air sangat berpengaruh terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia
maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan.
d) Peranan air terhadap kehidupan manusia dan makhluk lain
Air adalah bagian dari lingkungan fisik yang sangat esensia tidak hanya
dalam proses-proses hidup, tetapi juga untuk proses-proses lainnya.
Seperti untuk industry, pertanian, pemadam, kebakaran, dll.
e) Peranan air terhadap penularan penyakit
Air mempunyai peranan yang besar dalam penularan beberapa penyakit
menular, besarnya peranan ini dalam penularan penyakit adalah
disebabkan keadaan air itu sendiri.

C. Pembuangan Sampah
1.Pengertian sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang
rusak atau bercatat dalam pembikinan manufaktur dan materi berkelebihan
atau ditolak atau buangan.
Sampah adalah semua atau produk sisa dalam bentuk pada akibat
aktifitas manusia yang di anggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh
pemiliknya dan dibuang oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang
tidak berguna (Kamus Populer Kesehatan Lingkungan, 2003).
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
2. Jenis-jenis sampah
Jenis-jenis sampah pada umumnya erat berhubungan dengan macam-macam
produksi dan berbagai tempat, pengolongan sampah :

7
 Garbage (sampah bersih)
Adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa pengolahan makanan yang
dihasilkan dari tempat-tempat pemukiman, rumah makan, dan lain-lain.
 Rubbhish ( sampah kering)
Adalah sampah yang terdiri dari sampah yang mudah terbakar seperti
plastic, tekstil,dll.
 Ashes (abu)
Adalah sisa dari pembakaran kayu.
3. Pengaruh sampah terhadap kesehatan
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses
pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekompocarasisi
sampah biasanya terjadi secara anaerobic, dilanjutkan dengan fakultatif, dan
secara anaerobik apabila oksigen telah habis.
Efek tidak langsung berupa penyakit bahwa vector yang berkembang baik di
dalam sampah. Sampah bila di timbun sembarangan dapat digunakan oleh
fektor pembawa seperti nyamuk, lalat, dan tikus.

D.Pembuangan air limbah


1.Pengertian
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas
karenapengaruh manusia atau sisa air yang dibuang, yang berasal dari rumah
tangga, tempat-tempat umum, dan pada umumnya mengandung zat-zat yang
dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup.
2.Macam-macam air limbah
Air limbah pada umumnya sangat berhubungan dengan tempat produksi
makanan dan minuman, dan berbagai macam pabrik dan industri. Berikut adalah
macam-macam air limbah:
 Air limbah rumah tangga
Air Limbah rumah tangga merupakan limbah cair hasil buangan dari dan
perumahan. Contoh air limbah adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, air
tinja.
a. Air limbah industri
Air limbah ini berasal dari industri, air limbah industri ini berasal dari
proses pabrik. Air limbah ini harus dikelola dengan baik agar tidak
merusak lingkungan dan ekosistemnya.

8
b. Air limbah kotapraja
Air buangan kotapraja yaitu air buangan yang berasal dari perkantoran,
perdagangan, hotel, restoran,dan tempat-tempat umum lainnya. Pada
umumnya yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air
limbah rumah tangga.
3. Pengaruh air limbah terhadap kesehatan
Air yang sudah terkombinasi limbah ini bisa menimbulkan berbagai penyakit,
sepeti: Diare,yang dapat memicu dehidrasi dan bahkan kematian. Penyakit
methemoglobinemia atau sindrom bayi biru, bila mengonsumsi air minum
yang tercemar nitrat atau tinggi kandungan nitrat.

E. Keadaan rumah
Rumah telah menjadi kebutuhan utama karena merupakan tempat perlindungan
dari hujan, matahari, dan makhluk lainnya. Pembangunan tempat tinggal atau
permukiman yang khususnya di wilayah perkotaan adalah pembangunan tempat
tinggal untuk segala lapisan masyarakat, apakah itu lapisan atas, menengah,dan
bawah karena semuanya mempunyai hak dan membutuhkan rumah. Oleh karena
kondisi dari tiap masyarakat berbeda, maka pembangunan permukiman atau tempat
tinggal juga berbeda.
Rumah sebagai tempat tinggal bagi sekolompok manusia merupakan pusat
sebagian besar kegiatan hidupnya. Oleh karena itu banyak aspek yang dapat dikaji
dari obyek ini. Aspek-aspek ini dapat dikaji dalam konteks dunia, regional maupun
lokal dan kaitannya dengan faktor-faktor geografis, baik faktor fisik maupun faktor
sosial ekonomi. Rumah merupakan unsur terpenting dalam sebuah pemukiman.
Rumah adalah tempat tinggal tetap, baik sendiri maupun berkeluarga. Jika dilihat dari
fungsinya, rumah menjadi tempat bagi penghuninya untuk melepas lelah dari
berbagai kesibukan. Rumah juga menjadi tempat berlindung penghuninya dari
berbagai ancaman yang datang dari luar. Rumah sebagai kebutuhan pokok manusia,
tidak hanya sebatas rumah sebagian bangunan tempat tinggal saja. Keberadaan rumah
dapat berdimensi sosial, ekonomi maupun budaya.(Котлер, 2008)

F. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan
penyakit. Semua upaya dan kegiatan meningkatkan dan memulihkan kesehatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan dalam mencapai masyarakat yang sehat. Tujuan

9
pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan derajat kebutuhan masyarakat (Consumer saticfaction)
melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang juga akan memberikan
kepuasan dalam harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (Provider satisfaction)
dalam institusi pelayanan yang diselenggrakan secara efisien (Institusional
satisfaction) (Wulandari, 2016).
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 1 Ayat 12-15
menjelaskan mengenai beberapa jenis pelayanan kesehatan yaitu: 78
1) Pelayanan Kesehatan Promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan.
2) Pelayanan Kesehatan Preventif Pelayanan kesehatan preventif adalah
suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
3) Pelayanan Kesehatan Kuratif Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
4) Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif Pelayanan kesehatan rehabilitatif
adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kesehatan Menurut
Parasuraman (dalam Nurbaeti, 2016) dimensi-dimensi yang mewakili persepsi
konsumen terhadap suatu kualitas pelayanan jasa adalah sebagai berikut :
(1) Bukti Langsung (Tangible) Didefinisikan sebagai penampilan fasilitas
peralatan dan petugas yang memberikan pelayanan jasa karena suatu service
jasa tidak dapat dilihat, dicium, diraba atau didengar maka aspek berwujud
menjadi sangat penting sebagai ukuran terhadap pelayanan jasa.
(2) Kehandalan (Reliability) Adalah dimensi yang mengukur keandalan suatu
pelayanan jasa kepada konsumen. Dimensi keandalan didefinisikan sebagai
kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan
akurat.
(3) Daya tanggap (Responsiveness) Adalah kemauan untuk membantu dan
memberikan jasa dengan cepat kepada konsumen yang meliputi kesigapan
tenaga kerja dalam melayani konsumen, kecepatan tenaga kerja dalam

10
menangani transaksi dan penanganan atas keluhan konsumen. Dimensi daya
tanggap merupakan dimensi yang bersifat paling dinamis. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor perkembangan teknologi. Salah satu contoh aspek daya tanggap
dalam pelayanan adalah kecepatan.
(4) Jaminan (Assurance) Adalah dimensi kualitas pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan kepada
konsumen.
Dimensi kepastian meliputi kemampuan tenaga kerja atas pengetahuan
terhadap produk meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan
dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan keamanan
didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan di dalam
menanamkan kepercayaan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan. Dimensi
kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari aspek-aspek :
 Kompetensi (competence), yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh para tenaga kerja untuk melakukan pelayanan.
 Kesopanan (coutesy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap
para tenaga kerja.
 Kredibilitas (credibility), yang meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan kepercayaan kepada penyedia jasa seperti reputasi, prestasi dan
sebagainya.
 Keamanan (security), yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kemampuan tenaga kerja untuk memberikan rasa aman pada konsumen.
 Empati (Empathy) Adalah adanya kesediaan untuk peduli dan
memberikan perhatian pribadi kepada pengguna jasa. Pelayanan yang
empatik sangat memerlukan sentuhan/perasaan pribadi.
Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar untuk
menciptakan pelayanan10 yang “surprise” yaitu sesuatu yang tidak diharapkan
pengguna jasa tetapi ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Dimensi empati ini
merupakan penggabungan dari aspek:
1. Akses (acces) meliputi kemudahan memanfaatkan jasa yang ditawarkan penyedia
jasa.
2. Komunikasi (communication), yaitu merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh
masukan dari konsumen.

11
3. Pemahaman pada konsumen (understanding the customer), meliputi usaha
penyedia jasa untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.(Megananda, 2016)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Jenis praktikum
Praktek survei dasar kesehatan lingkungan menggunakan pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu pembuangan kotoran
manusia, kualitas sarana air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah,
keadaan rumah, dan pelayanan Kesehatan di

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Waktu
Survei ini dilaksanakan pada tanggal 15 November 2022, Pukul 09:30 WITA
sampai dengan selesai.
2.Tempat survei
Survei dilaksanakan di kelurahan mamboro barat

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer
Data Primer adalah data yang di peroleh langsung dari masyarakat, dari
responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (koesioner)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari Kantor Sekretaris Kepala
Desa Kabobobna, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

D. Pengolahan Data
1.Editing
Yakni memeriksa/mengedit kembali data yang diperoleh di lapangan.
2.Coding

12
Yakni memberi kode nomor jawaban responden untuk memudahkan peneliti
analisa data.
3.Tabulanting
Yakni menghitung dan mentabulasi data secara manual.
4.Entry
Yakni memasukan data kedalam komputer dengan menggunakan program
SPSS21.
5.Cleaning
Yakni pengecekan kembali jika terjadi kesalahan penghitung data.

E. Analisis Data
Setelah mendapatkan data-data, kemudisn di lakukan analisis terhadap data-
data yang di peroleh dengan cara deskriptif.

F.Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SEJARAH SINGKAT KELURAHAN MAMBORO BARAT


Kelurahan Mamboro Barat dengan luas wilayah 6.05 km²/111.6 Ha merupakan
pemekaran dari Kelurahan Mamboro sesuai dengan Perda Kota Palu Nomor 14
Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelurahan Pantoloan Boya & Kelurahan
Mamboro Barat yang terdiri dari 3 (tiga) RW dan 15 (Lima) RT yang diresmikan
pada tanggal 27 Februari tahun 2012 silam. Setelah terjadinya peristiwa gempa
bumi dan tsunami tahun 2018 yang lalu terjadi perubahan jumlah RT yang semula
berjumlah 15 (Lima Belas) sekarang berkurang menjadi 14 (Empat Belas RT)
diakibatkan penduduk warga di RT.01/ RW.01 banyak menjadi korban dan
mengungsi ketempat lain. Sehingga RT.01 dan Rt.02 di RW.01 dilebur menjadi 1
(satu) RT.
Pembentukan Kelurahan Mamboro Barat merupakan usulan masyarakat
Kelurahan Mamboro pada tahun 2011 melalui tokoh-tokoh masyarakat setempat
yang melihat adanya kebutuhan pelayanan administrasi yang tinggi terhadap
masyarakat Mamboro yang mengalami peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK)
maupun jumlah jiwa setiap tahunnya. Usulan tersebut kemudian ditindak lanjuti
oleh Pemerintah Kota Kota Palu yang bekerjasama Palu untuk Palu melalui Bagian
Pemerintahan Sekretariat dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tadulako melakukan kajian mengenai usulan pemekaran Kelurahan Mamboro.
Dalam rangka untuk memenuhi persyaratan peraturan Mendagri No. 31 Tahun
2006 Tentang Kelurahan Pemekaran setiap satu Kelurahan Minimal memiliki Luas
Wilayah 5 Km dengan jumlah penduduk 3.572 Jiwa atau 745 KK. Mengacu pada
Permendagri tersebut, Pemerintah Kota Palu melalui Bagian Pemerintahan
Sekretariat Kota Palu bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tadulako Palu menegaskan bahwa hasil kajian bersama tentang
pemekaran Kelurahan Mamboro memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk memberikan kepastian hukum atas
kajian tersebut, maka dikeluarkan Perda Kota Palu No. 14 Tahun 2011 tentang

14
Pembentukan Kelurahan Pantoloan Boya & Kelurahan Mamboro Barat. Dengan
keluarnya Perda tersebut, maka pada bulan Februari Tahun 2012, pemerintah Kota
Palu melantik Lurah beserta perangkat Kelurahan Mamboro Barat defenitif untuk
melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintahan Kelurahan yaitu
memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait urusan pemerintahan yang
dilimpahkan ke Kelurahan

PROFIL SINGKAT KELURAHAN MAMBORO BARAT


1. Jumlah penduduk seluruhnya : 3.572 jiwa
2. Jumlah kepala keluarga : 775 KK

Tabel 1.1
Jumlah penduduk dirinci menurut golongan usia dan jenis kelamin

NO Golongan umur Jenis kelamin Jumlah


Laki-laki perempuan
1. 0-4 tahun 112 127 239
2. 4-9 tahun 116 107 223
3. 10-14 tahun 117 203 320
4. 15-19 tahun 208 107 315
5. 20-24 tahun 125 102 227
6. 25-29 tahun 195 156 351
7. 30-34 tahun 237 221 458
8. 35-39 tahun 218 253 471
9. 40-44 tahun 225 279 504
10. 45-49 tahun 112 106 218
11. 50-54 tahun 39 33 72
12. 55-59 tahun 31 45 76
13. 60-64 tahun 29 24 53
14. 65+ 24 21 45

15
Tabel 1.2
Jumlah penduduk dirinci dan KK menurut RT/RW

RT RW.01 Jumlah RW.02 Jumlah RW.03 Jumlah


KK KK KK
01 387 122 125 20 459 75
02 268 26 189 40 336 85
03 191 42 405 86 225
04 162 34 167 28 324 69
05 191 30 143 40 - 86
JUMLAH 1.199 254 kk 1.029 214 kk 1.344 315 kk

Tabel 1.3
Jumlah penduduk dirinci menurut jenis kelamin dan kepadatan penduduk

No Keterangan jumlah
1. Laki-laki 1.788 jiwa
2. Perempuan 1784 jiwa
3. Jumlah seluruhnya 3.572 jiwa
4. Kepadatan penduduk 103 jiwa per km

Tabel 1.5
Jumlah penduduk dirinci menurut agama yang dianut

No Agama Jenis kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1. Islam 1.693 1.638 3.331
2. Kristen 85 86 171
3. Katholik 14 9 23
4. Hindu 29 18 47
Jumlah 1.821 jiwa 1.751 jiwa 3.572 jiwa

16
B. Hasil
Berdasarkan dari data yang didapatkan pada tanggal 15 November 2023 di
kelurahan mamboro barat, kecamatan palu utara, Sulawesi Tengah. Data yang
diperoleh disajiakan dalam tabel sesuai kategori masing-masing.

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN JAMBAN


Tabel 2.1
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan jamban di kelurahan mamboro
barat

Apakah memiliki jamban keluarga?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid ya 75 93.8 93.8 93.8
tidak 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat yang
memiliki jamban sebanyak 75 KK (93,8%) dan yang tidak memiliki jamban sebanyak
5 KK (6,3%) dari jumlah 80 KK.

Tabel 2.2
Distribusi penduduk mengenai tempat pembuangan kotoran manusia di
kelurahan mamboro barat

Bila tidak,selama ini membuang kotoran dimana?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 69 86.3 86.3 86.3
saluran 6 7.5 7.5 93.8
air
lain-lain 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer,2023

17
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 69 KK (86,3%) membuang
kotoran di jamban, sebanyak 6 KK (7,5%) sebanyak 5 KK (6,3%) membuang kotoran
di lain tempat.

Tabel 2.3
Distribusi penduduk mengenai jenis jamban di kelurahan mamboro barat

bila ya, jambannya seperti apa?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali leher angsa 76 95.0 95.0 95.0
d plengseran 1 1.3 1.3 96.3
jamban umum/numpang 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan survei tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat yang
memiliki jenis jamban leher angsa sebanyak 76 KK (95,0%) dan jenis jamban
plengsengan sebanyak 1 KK (1,3%) dan jenis jamban umum/ numpang sebanyak 3
KK (3,8%) dari jumlah 80 KK.

Tabel 2.4
Distribusi penduduk mengenai kondisi jamban di kelurahan mamboro barat

bila ada jamban bagaimana kondisinya?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali baik dan digunakan 76 95.0 95.0 95.0
d rusak 2 2.5 2.5 97.5
lain-lain 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

Sumber; Data primer, 2023


Berdasarkan survei yang telah di lakukan kondisi jamban pada Masyarakat
kelurahan mamboro barat, 76 KK (95,0%) dengan kondisi jamban baik digunakan, 2
KK (2,5%) kondisi jamban yang telah rusak dan 2 KK (2,5%) yang memungkinkan
kondisi jamban yang sudah tidak layak digunakan.

18
Tabel 2.5
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan jarak PKM ke sumber air di
kelurahan mamboro barat

berapa jarak pembuangan kotoran ke sumber air?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali >10 51 63.8 63.8 63.8
d meter
<10 29 36.3 36.3 100.0
meter
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan surevei masyarakat kelurahan mamboro barat yang memiliki
jarak >10m sebanyak 51 KK (63,8%) dan sebanyak 29 KK (36,3%) yang jarak PKM
<10m

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN SARANA AIR


BERSIH
Tabel 2.6
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan saran air bersih di kelurahan
mamboro barat

apakah mempunyai sara PAB?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid ya 67 83.8 83.8 83.8
tidak 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 63
KK (83,8%) yang memiliki SAB dan sebanyak 13 KK (16,3%) belum memiliki SAB.

19
Tabel 2.7
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan sarana air bersih di kelurahan
mamboro barat
jika tidak mendapatkan air dari mana?
Frequenc Percent
y
Valid
lain- 13 16.3
lain
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 66 KK (82,5%) yang memiliki
SAB dan 13 (16,3%) yang memiliki SAB dari berbagi sumber (lain-lain).

Tabel 2.8
Distribusi penduduk kengenai kepemilikan jenis sarana air bersih di kelurahan
mamboro barat

jika ya,jenis apa yang digunakan?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 0 1 1.3 1.3 1.3
SGL 40 50.0 50.0 51.3
SPT dangkal 11 13.8 13.8 65.0
SPT dalam 10 12.5 12.5 77.5
PDAM 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat yang
memiliki SGL sebanyak 40 KK (50,0%), sebanyak 11 KK (13,8%) yang memiliki
SPT dangkal, sebanyak 10 KK (12,5%) yang memiliki SPT dalam, dan sebanyak 18
KK (22,5%) yang memiliki SAB.

20
Tabel 2.9
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan jarak SAB ke rumah di kelurahan
mamboro barat

berapa jarak dari rumah sampai ke sarana air bersih


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid <100 meter 10 12.5 12.5 12.5
5-10 meter 61 76.3 76.3 88.8
200-500 meter 4 5.0 5.0 93.8
>500 meter 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 10
KK (12,5%) yang memiliki jarak <10m, sebanyak 61 KK (76,3%) yang memiliki
jarak 5-10m, sebanyak 4 KK (5,0%) yang memiliki Jarak 200-500m dan sebanyak 5
KK (6,3%) yang memiliki jarak >500m.

Tabel 2.10
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan jarak SAB ke septick tank di
kelurahan mamboro barat

jarak sarana air JAGA/penampungan?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid <5 meter 14 17.5 17.5 17.5
5-10 meter 50 62.5 62.5 80.0
>10 meter 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 14
KK (17,5%) yang memiliki jarak <5 SAB dengan septick tank, sebanyak 50 KK

21
(62,5%) yang memiliki jarak 5-10m SAB dengan septick tank dan sebanyak 16 KK
(20,0%) yang memiliki jarak >10m SAB dengan septick tank

Tabel 2.11
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan kondisi fisik SAB di kelurahan
mamboro barat

bila ada sarana bagaimana kondisi fisiknya?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid baik 79 98.8 98.8 98.8
kurang baik 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat dengan
kondisi SAB baik sebanyak 79 KK (98,8%) dan sebanyak 1 KK (1,3%) yang
memiliki kondisi SAB kurang baik.

Tabel 2.12
Distribusi penduduk mengenai kualitas fisik air di kelurahaan mamboro barat

bagaimana kualitas fisik air?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid air tampak jernih 79 98.8 98.8 98.8
air keruh 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 79
KK (98,8%) yang memiliki air dengan kondisi jerni dan sebanyak 1 KK (1,3%) yang
memiliki kondisi air keruh.

22
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH
Tabel 2.13
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan TPS di kelurahan mamboro barat

dimanakah membuang sampah?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali dihalaman rumah 25 31.3 31.3 31.3
d TPS 46 57.5 57.5 88.8
lain-lain 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 25
KK (31,3%) yang membuang sampah di halaman rumah, sebanyak 46 KK (57,5%)
yang memiliki TPS dan sebanyak 9 KK (11,3%) yang membkar sampah mereka di
halaman rumah.

Tabel 2.14
Distribusi penduduk mengenai perlakuan terhadap sampah yang di hasilkan di
buang/di tampung di kelurahan mamboro barat

sebelum dibuang sampah ditampung terlebih dahaulu?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid ya 68 85.0 85.0 85.0
tidak 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak 74
KK (92,5%) yang membuang sampah secara langsung dan sebanyak 6 KK (7,5%)
yang menampung terlebih dahulu sampah kemudian dibuang/dibakar.

23
Tabel 2.15
Distribusi penduduk mengenai kepemilikan kondisi tempat penampungan
sampah di kelurahan mamboro barat

jika ya,bagaimana kondisinya?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid baik 74 92.5 92.5 92.5
tidak baik 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data tersebut masyarakat di kelurahan mamboro barat sebanyak
74 KK (92,5%) yang kondisi TPS dalam keadaan baik dan sebanyak 6 KK (7,55%)
yang memiliki kondisi TPS kurang baik.

DISTRIBUSI PENDUDUK MENGENAI PEMBUANGAN AIR LIMBAH


Tabel 2.16
Distribusi penduduk mengenai pengaliran air limbah di kelurahan mamboro
barat
air bekas dialirkan melalui?
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid saluran dan diresapkan 25 31.3 31.3 31.3
dalam tanah
selokan/saluran air hujan 54 67.5 67.5 98.8
permukaan tanah 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023

24
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 25 KK (31,3%) yang
mengalirkan air limbah ke saluran resapan tanah, sebanyak 54 kk (67,5%) yang
mengalirkan limbah ke selokan dan sebanyak 1 KK (1,3%) yang mengalirkan air
limbah ke permukaan tanah.

Tabel 2.17
Distribusi penduduk mengenai kondisi saran t dikelurahan mamboro barat
empat pengaliran air limbah
bila ada, bagaimana kondisi sarana tersebut?
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid baik/memenuhi syarat 74 92.5 92.5 92.5
tidak memenuhu syarat 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 74 KK (92,5%) yang kodisi
saluran air limbah baik dan sebanyak 6 KK (7,5%) yang memiliki saluran air limbah
tidak memenuhi syarat.

Tabel 2.18
Distribusi penduduk mengenai pengaruh air limbah di kelurahan mamboro
barat

apakah mengetahui pengaruh air limbah terhadap kesehatan?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid ya 62 77.5 77.5 77.5
tidak 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 62 KK (77,5%) yang
mengetahui pengaruh air limbah dan sebanyak 18 KK (22,5%) yang tidak mengetahui
dampak air limbah.

25
Tabel 2.19
Distribusi penduduk mengenai pengaruh yang ditimbulkan dari air limbah di
kelurahan mamboro barat

bila ya,apakah pengaruh yang ditimbulkan?


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Valid 0 11 13.8 13.8 13.8


dapat menimbulkan bau 33 41.3 41.3 55.0
tempat perindukan bibit 22 27.5 27.5 82.5
penyakit dan vektor
dapat mencemari sumber 13 16.3 16.3 98.8
air
mengotori halaman 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Bersarakan data yang telah di dapatkan sebanyak 33 KK (41,3%) yang mengetahu
bahwa air limbah dapat menimbulkN Bu, sebanyak 22 KK (27,5%) yang mengetahui
air limbah sebagai tempat perindukan nyamuk, sebanyak 13 KK (16,3%) yang
mengetahui air limbah dapat mencemari air, sebanyak 1 KK (1,3%) mengetahui air
limbah dapat menotori halaman dan sebnyak 11 KK (13,8%) yang tidak mengetahui
dampak air limbah.

26
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN RUMAH
Tabel 2.20
Distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan jendela pada setiap kamar di
kelurahan mamboro barat

27
bagaimana keadaan jendela kamar?
Frequenc Valid Percent
y
V 0 1 1.3
a semua kamar 58 72.5
l memiliki jendela dan
i memenuhi syarat
d semua ruangan 5 6.3
memilikijendela akan
tetapi luas ruangan
<5% dari luas
ruangan
salah satu ruangan 15 18.8
tidak memiliki
jendela
4 1 1.3
Total 80 100.0
Sumber; Data primer, 2023

Berdsarkan data yang telah di sebanyak 58 KK (72,5%) yang jendelanya


memenuhi syarat,sebanyak 5 KK (6,3%) yang memiliki jendela tetapi
luas ruangan kurang dari 5% dari luas ruangan dan sebanyak 15 KK
(18,8%) yang ruangan tidak memiliki jendela

Tabel 2.21
Distribusi penduduk mengenai bahan pembuatan lantai rumah di kelurahan
mamboro barat
bahan pembuatan lantai rumah?
Frequenc Percent Valid Cumulative

28
y Percent Percent
Vali beton/semen 35 43.8 43.8 43.8
d keramik 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 35 KK (43,8%) yang memiliki
lantai rumah beton/semen,sedangkan yang memiliki lantai rumah keramik ada 45 KK
(56,3%).

Tabel 2.22
Distribusi penduduk mengenai kebersihan pada setiap ruangan di kelurahan
mamboro barat

bagaimana kebersihan ruangan?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali bersi 71 88.8 88.8 88.8
d h
kotor 8 10.0 10.0 98.8
3 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 71 KK (88,8%) yang
memiliki kondisi rumah bersih dan sebanyak 9 KK (10.0%) yang memilki kondisi
rumah kotor.

Tabel 2.23
Distribusi pendudul mengenai pemanfaatan pekarangan rumah di kelurahan
mamboro barat

pekarangan rumah dimanfaatkan untuk?

29
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali tanaman 22 27.5 27.5 27.5
d obat,sayuran,dan buah-
buahan
tanaman his dan kolam 25 31.3 31.3 58.8
ikan
memelihara ternak 2 2.5 2.5 61.3
tidak dimanfaatkan 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 22 KK (27,5%) yang
memanfaatkan pekarngan rumah dengan tanamn obat-obatan, sebanyak 25 KK
(31,3%) yang memanfaatkan pekarngan dengan tanaman hias, sebanyak 2 KK (1,3%)
yang memnfaatkan pekarngan dengan memelihara ternak dan sebanyak 31 KK
(38,8%) yang tidak memanfaatkan pekarangan rumah.

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PELAYANAN KESEHATAN DI


MASYARAKAT
Tabel 2.24
Distribusi penduduk mengenai penyuluhan pada enam bulan terakhir di
kelurahan mamboro barat

30
apakah dalam 6 bulan pernah mendapatkan kunjungan dri petugas
puskesmas?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali 0 2 2.5 2.5 2.5
d ya 13 16.3 16.3 18.8
tidak 65 81.3 81.3 100.0
Tota 80 100.0 100.0
l
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 13 KK (16,3%) yang
meyatakan pernah ada penyuluhan tentang Kesehatan dan sebanyak 65 KK (81,3%)
yang menyatakan tidak pernah ada penyuluhan tentang Kesehatan.

Tabel 2.25
Distribusi penduduk mengenai materi penyuluhan di kelurahan mamboro barat
materi penyuluhan?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali 0 69 86.3 86.3 86.3
d ISPA 3 3.8 3.8 90.0
diare 2 2.5 2.5 92.5
lain- 6 7.5 7.5 100.0
lain
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 69 KK (86,3%) yang tidak
menerima materi penyuluhan dari pelayanan Kesehatan,sebanyak 3 KK (3,8%) yang
menerima materi penyuluhan tentang ISPA, sebanyak 2 KK (2,5%) yang menerima
materi penyuluhan Diare dari pelkes dan sebanyak 6 KK (7,5%) yang menerima
materi penyuluhan selain materi di atas.

Tabel 2.26

31
Distribusi penduduk mengenai anggota keluarga yang sakit selama enam bulan
terakhir di kelurahan mamboro

apakah ada anggota keluarga yang sakit dalam 6 bulan?


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali 0 2 2.5 2.5 2.5
d ya 33 41.3 41.3 43.8
tidak 45 56.3 56.3 100.0
Tota 80 100.0 100.0
l
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 33 KK (41,3%)anggota
keluarga yang sakit selama enam bulan terakhir dan sebanyak 45 KK (56,3%) yang
anggota keluarga tidak mengalami sakit Selama enam bulan terakhir.

Tabel 2.27
Distribusi penduduk mengenai data penderita sakit di kelurahan mamboro
barat

No Nama Umur Jenis kelamin Jenis penyakit


1. Airia 70 P Diabetes
2. Alifa 11 P Flu dan batuk
3. Muslimin 84 L Lumpuh

32
4. Siti Nurhalimah 5 P Demam
5. Daimah 57 P Diabetes
6. Alif 9 L Demam
7. Moh. Randi 10 L Demam
8. Sisi 25 P Batuk
9. Ani 58 P Kolesterol
10. Ismail 45 L Diabetes
11. Saidatul nafisa 4 P Demam
12. Sindi 24 P Usus buntu
13. Siti arsal 70 P Demam
14. Tapa 56 P Diabetes
15. Hargus 56 L Usus turun
16. Sofia aqila 6 P Demam & batuk
17. Arbain 6 L Bantuk
18. Risda saputri 15 P Luku bitus
19. Rusdin 64 L Demam
20. Edward 66 L Stroke
21. Arifman 46 L Flu pilek
22. Moh. Izzan syafik 4 L Batuk & demam
23. Gifa 14 P Asma
24. Moh. Riski 22 L Tipes
25. Ratna mahmudin 50 P Batu empedu
26. Alfaid 18 L Asam lambung
27. idzar 20 L Demam
28. Moh. jafar 70 L Demam
29. Putri 2 P Flu & batuk
30. Bara 2 L Demam
31. hafidz 8 L Maag
Sumber; Data primer, 2023

Tabel 2.28
Distribusi penduduk mengenai sarana Pembangunan di kelurahan mamboro
barat

bersediakah membantu jika diadakan pembangunan sarana

33
kesehatan?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali 0 1 1.3 1.3 1.3
d ya 77 96.3 96.3 97.5
tidak 2 2.5 2.5 100.0
Tota 80 100.0 100.0
l
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah di dapatkan sebanyak 77 KK (96,3%) yang
menyatakan siap membantu dalam hal Pembangunan Kesehatan dan sebanyak 2 KK
(2,5%) yang menyatakan belum siap membantu.
Tabel 2.29
Distribusi penduduk mengenai bentuk dalam membantu suatu Pembangunan
sarana Kesehatan di kelurahan mamboro barat
dalam bentuk apamembantu?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali tenaga dan pikiran 53 66.3 66.3 66.3
d hasil bumi 1 1.3 1.3 67.5
uang 14 17.5 17.5 85.0
material pendukung 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber; Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 53 KK (66.3%) membantu
dalam hal tenaga dan pikiran, sebanyak 1 KK (1,3%) membantu dalah bentuk hasil
bumi dan sebanyak 14 KK (17,5%) yang siap membantu dalam hal uang,serta 12 KK
(15,0%) yang membantu dalam hal material pendukung.

Tabel 2.30
Distribusi penduduk mengenai tempat berobat di kelurahan mamboro barat
bila ada keluarga sakit,berobat kemana?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent

34
Vali puskesmas atau 61 76.3 76.3 76.3
d sejenisnya
rumah sakit 16 20.0 20.0 96.3
dokter 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber, Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 61 KK (76,3%) yang berobat
ke PKM, sebanyak 16 KK (20,0%) yang berobat ke rumah sakit dan sebanyak 3 KK
(3,8%) yang berobat langsung ke dokter.

Tabel 2.31
Distribusi penduduk mengenai kebiasaan berobat di kelurahan mamboro barat
mengapa?
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Vali kebiasaan/kepercayaan 34 42.5 42.5 42.5
d lebih dekat dan cepat 31 38.8 38.8 81.3
dilayani
murah 7 8.8 8.8 90.0
lain-lain 8 10.0 10.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber, Data primer, 2023
Berdasarkan data yang telah didapatkan sebanyak 34 KK (42,5%) yang
menyatakan alasan sebagai kebiasaan, sebanyak 31 KK (38,8%) yang menyatakan
lebih dekat dan capat dilayani, sebanyak 7 KK (8,8%) yang menyatakan murah dan
sebanyak 8 KK (10,0%) yang menyatakan dengan hal lain.

B. Pembahasan
1. Pembuangan kotoran manusia
Jamban keluarga adalah bangunan di mana tinja dan kotoran dibuang.
Hasil survei yang dilakukan di kelurahan mamboro barat, yang terdiri dari 80
kepala keluarga, menunjukkan bahwa dari 80 KK terdapat 76 KK yang
memiliki jamban dan yang tidk memiliki jambann sebanyak 4 KK. Perilaku

35
dan kebiasaan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya
pembuangan kotoran yang tidak saniter, dan tingkat sosial dan ekonomi yang
rendah adalah penyebabnya.
Karena masyarakat sering datang ke hutan untuk mengambil kayu untuk
memasak dan membuat pagar dan dinding rumah, perilaku dan kebiasaan
masyarakat yang membuang kotoran di hutan membuat lingkungan desa
tercemar. karena masyarakat sering pergi ke hutan untuk mengambil kayu
untuk memasak, membuat pagar, dan membuat dinding rumah, sehingga akan
menyebabkan penularan penyakit. Kemudian bau busuk akan menyebar ke
udara yang dihirup. Situasi ini dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan
melalui kotoran manusia, seperti diare, kolera, dan disentri.
2. Sarana air bersih (SAB)
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Dari hasil survei bahwa di kelurahan mamboro barat dari 80 KK telah
memiliki SAB dengan peryaratan yang baik.
Sarana air ini sering digunakan untuk minum, akibat dari tidak bagusnya
sarana air bersih yaitu mayoritas masyrakat sekitar mengalami penykit yang
ditularkan melalui air ( water borne ) diantaranya adalah diare, tifoid,
hepatitis, dan lain-lain.
3. Pembuangan sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak dinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakainnya dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka smpah dapat dibagi menurut jenis-
jenisnya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sebagian penduduk yang
membuang sampah dipekarangan rumah sebanyak 22 KK (27,5%),di TPS 54
KK (67,5%) dan dibakar 4 KK (5%).
4. Pembuangan air limbah
Air limbah atau buangan rumah tangga masih dibuang secara langsung di
tanah, yang menyebabkan penyakit. Sebagian masyarakat memiliki selokan
untuk pembuangan air limbah, tetapi mereka juga dapat menimbulkan bibit
penyakit jika tidak dibersihkan setiap minggu. Untuk menjadi pemilik saluran
pembuangan air limbah, tidak cukup hanya memberikan pelatihan; pemerintah

36
kelurahan dan puskesmas juga harus terlibat untuk mengurangi biaya
pembuatan saluran pembuangan air limbah. Sangat penting untuk bekerja
sama dengan organisasi atau yayasan yang bekerja pada masalah sanitasi
lingkungan dan pengadaan jamban dan saluran pembuangan air limbah di
masyarakat. Untuk upaya mandiri, warga dapat menggunakan arisan atau
pinjaman lunak dari dana desa, Meliyanti, F. (2018).
5. Keadaan rumah
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat
secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif
Dari 80 KK yang di survei menunjukan keadaan ruang tidur di kelurahan
mamboro barat sebanyak 59 KK (73,75%) semua ruangan ada jendela dan
memenuhi syarat, 5 KK (6,25%) semua ruangan ada jendela <5% dari luas
ruangan dan 16 KK (20%) salah satu ruangan tidak memiliki jendela kamar.
6. Pelayanan Kesehatan
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat di kelurahan mamboro
barat tidak lagi mengalami kesulitan berobat, karena sarana kesehatan berupa
puskesmas telah tersedia di desa kabobona. Namun permasaahan yang timbul
tersebut adanya rasa kekecewaan ata rasa tidak puas pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang mereka terima baik itu pelayanan keperawatan,
pelayanan dokter, pelayanan farmasi, dan pelayanan kesehatan lainnya,
permasalahan yang timbul dalam masyarakat tersebut akan sangat
berpengaruh sekali pada komunitas masyarakat yang ingin sekali menjadi
perawat dimasa mendatang. Selain itu, persepsi-persepsi dan masalah tersebut
membuat pasien berpikir berulang kali untuk menerima pelayanan kesehatan.
Lalu saat kami melakukan survey ternyata selama 6 bulan terakhir ini
hanya 3 KK (37,5%) yang pernah mendapatkan penyuluhan atau kunjungan
dari petugas kesehatan dan 50 KK (62,5%) tidak pernah mendapatkan
penyuluhan.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey di kelurahan mamboro barat dengan jumlah 80
KK yang paling kurang di miliki oleh masyarakat berdasarkan tingkat
kepemilikannya yang pertama dapat disimpulkan sebagai berkut :

38
1. Dari 80 KK yang hanya memiliki jamban yaitu 76 KK (95%) dan yang tidak
memiliki jamban ada 4 KK (5%)
2. Tempat pembuangan sampah dengan kondisi baik ada 75 KK (93,75%) dan
tempat pembuangan sampah dengan kondisi yang kurang baik ada 5 KK
(6,25%)
3. Kepela keluarga yang memiliki sarana air bersih yaitu sebanyak 63 KK
(78,75%) dan yang tidak memiliki sarana air bersih yaitu 17 KK (21,25%)
4. Yang hanya sekedar mengetahui begitu saja tentang pengaruh air limbah
terhadap kesehatan sebanyak 59 KK (73,25%) dan yang tidak mengetahui
pengaruh air limbah terhadap kesehatan sebanyak 21 KK (26,25%)
5. Di kelurahan mamboro barat yang memiliki kondisi rumah yang memenuhi
syarat ada (89,7%)
6. Masyarakat di kelurahan mamboro barat yang mendapatkan penyeluhan
dalam 6 Bulan terakhir yaitu 30 KK dengan persentase (37,5%) dan yang
tidak mendapatkan penyuluhan yaitu 50 KK dengan presentase (62,5%).

B. Saran
1. Bagi masyarakat
Berdasarkan hasil survei kami di kelurahan mamboro barat, maka kami
dapat memberi saran kepada aparat desa serta masyarakat untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan dengan cara membangun tempat pembuangan sampah di
setiap rumah warga.

2. Bagi puskesmas
Untuk pihak puskesmas diharapkan lebih meningkatkan rutinitas
melakukan penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkungan ataupun masalah
kesehatan lainnya, minimal 6 bulan sekali kepada masyarakat, agar pengetahuan

39
masyarakat mengenai bahaya membuang kotoran sembarangan ataupun yang
menyangkut tentang peningkatan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmayanti, I., Tjandrarini, D. H., Hidayangsih, P. S., & Nainggolan, O. (2018).


Pengaruh Kondisi Kesehatan Lingkungan Dan Sosial Ekonomi Terhadap
Kesehatan Mental Di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan, 17(2), 64–74.
https://doi.org/10.22435/jek.17.2.149.64-74
Megananda, T. (2016). Survei Pelayanan Poli Gigi terhadap Kepuasan Pasien di

40
Klinik Pratama Poltekkes Kemenkes Semarang. 7–19.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia, 1–20.
Moerdjoko, S., Widyatmoko, H., Hadisoebroto, R., Aphirta, S., Besila, Q. ‘Aini,
Trihidayanti, H., & Salim, M. Y. (2021). Pengelolaan dan Kesehatan
Lingkungan di Sekolah Bersama SMAN Cahaya Madani Banten Boarding
School, Kabupaten Pandeglang, Banten. ADI Pengabdian Kepada Masyarakat,
2(1), 26–35. https://doi.org/10.34306/adimas.v2i1.514
Muttaqien, K., Sugiarto, & Sarifudin, S. (2019). Upaya Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Melalui Program Bank Sampah.
Indonesian Journal of Adult and Community Education, 1(1), 6–10.
Котлер, Ф. (2008). No TitleМаркетинг по Котлеру. 282.
(Menteri Kesehatan) Jakarta: Kemenkes Ri. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Dharmayanti, Ika, Dwi Hapsari Tjandrarini, Puti Sari Hidayangsih, and Olwin
Nainggolan. 2018. “Pengaruh Kondisi Kesehatan Lingkungan Dan Sosial
Ekonomi Terhadap Kesehatan Mental Di Indonesia.” Jurnal Ekologi Kesehatan
17(2): 64–74.
Maharani, E., T,Joko., and Hanan, L.D. 2017. Evaluasi Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun (LB3) Di RSUD Dr. Soedriman Kabupatensemarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), Volume 5, Nomor5, Oktober 2017:
599-608. (ISSN: 2356-3346) Http://Ejournal3.Undip.Ac.Id/ Index.Php/Jkm.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. “Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua Dan Pemandian Umum.”
Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia: 1–20.
Moerdjoko, Sintorini et al. 2021. “Pengelolaan Dan Kesehatan Lingkungan Di

41
Sekolah Bersama SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School, Kabupaten
Pandeglang, Banten.” ADI Pengabdian Kepada Masyarakat 2(1): 26–35.
Muttaqien, Kingking, Sugiarto, and Sarip Sarifudin. 2019. “Upaya Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Melalui Program
Bank Sampah.” Indonesian Journal of Adult and Community Education 1(1): 6–
10. https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/view/19997.
Purwanti A.A. Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun
(B3)Rumah Sakit Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal
Kesehatanlingkungan, Vol.10, No.3, Juli 2018: 291-298. (P-ISSN : 1829-7285).
(E-ISSN:
2540-881X).Https://Ejournal.Unair.Ac.Id/JKL/Article/View/6721/5777

Purwanti A.A. Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
Rumah Sakit Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Vol.10, No.3, Juli 2018: 291-298. (P-ISSN : 1829-7285). (E-ISSN: 2540-
881X).Https://Ejournal.Unair.Ac.Id/JKL/Article/View/6721/5777

DOKUMENTASI

42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai