Anda di halaman 1dari 34

METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA


DI DESA SINGAMERTA KECAMATAN CIRUAS KABUPATEN SERANG
TAHUN 2021

DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Dini Daningrum, MKM

DISUSUN OLEH
anggota kelompok 3:

Apriya Mutia Utami 2020031009


Intan Kartika Dewi 2020031033
Nova Sri Mulyani S. 2020031061

FAKULTAS KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian ini tepat pada
waktunya dengan judul “Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga Di
Desa Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Tahun 2021”
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dini Daningrum, SKM,
MKM selaku Dosen Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan dan partisipasi dari
berbagai pihak yang memberikan bantuan moril maupun materil yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu, semoga bantuan tersebut menjadi amal ibadah dan mendapat rahmat dari Allah
SWT, Amin.
Demikian laporan ini dibuat, semoga dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya
untuk media pembelajaran, laporan ini juga tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun laporan ini.

Serang, 30 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................8
1.3 Pertanyaan penelitian...............................................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................................9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................10
2.1 Jamban...................................................................................................................10
2.1.1 Pengertian Jamban.....................................................................................10
2.1.2 Jenis Jamban Keluarga...............................................................................11
2.1.3 Syarat-Syarat Jamban Keluarga yang Sehat..............................................12
2.2 Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga.....................13
2.2.1 Tingkat Pengetahuan..................................................................................13
2.2.2 Sarana/Jamban...........................................................................................16
2.2.3 Dukungan Tokoh Masyarakat....................................................................17
2.2.4 Peranan Petugas Kesehatan........................................................................18
2.3 Kerangka Teori......................................................................................................18
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS PENELITIAN....20
3.1 KERANGKA KONSEP........................................................................................20
3.2 DEFINISI OPERASIONAL..................................................................................20
3.3 HIPOTESIS PENELITIAN...................................................................................22
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................24
4.1 DESAIN PENELITIAN........................................................................................24
4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.............................................................24
4.2.1 WAKTU PENELITIAN............................................................................24
4.2.2 TEMPAT PENELITIAN...........................................................................24
4.3 POPULASI DAN SAMPEL..................................................................................24
4.3.1 POPULASI.................................................................................................24
4.3.2 SAMPEL....................................................................................................24
4.4 PENGUMPULAN DATA.....................................................................................24
4.5 PENGOLAHAN DATA........................................................................................24
4.6 ANALISA DATA..................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
LAMPIRAN..................................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan
mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan
juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang
ada, masalah mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari
segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan
masalah pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa
sekarang ini pemilihan jamban cemplung masih menjadi masalah, mengingat jamban
cemplung merupakan jenis jamban yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
Untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan, maka penbuangan tinja
manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban. Jamban sehat menurut Notoatmojo
(2007) adalah sebagai berikut: tidak mengotori permukaan tanah di sekelilingnya,
tidak mengotori air permukaan tanah disekitarnya, tidak mengotori air tanah
disekitarnya, tidak terjangkau oleh serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di
gunakan dan di pelihara, sederhana desainnya dan murah.
Kesehatan merupakan suatu fenomena sosial, maka disadari bahwa pelayanan
kesehatan bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor perilaku dan lingkungan, yang
pengaruhnya jauh lebih besar. Salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
adalah penyediaan air bersih dan serta kebiasaan masyarakat yang suka buang air
besar disembarang tempat.
Menurut L Green, untuk merubah perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat diperlukan beberapa faktor seperti faktor predisposisi (predisposing
factor) seperti pengetahuan masyarakat tentang arti dan mamfaat jamban yang sehat
juga sikap masyarakat terhadap pembangunan jamban keluarga yang sehat tersebut,
tindakan dan sosial ekonomi. Kemudian juga faktor lain yang mendukung adalah
faktor pemungkin (enabling factor) seperti penyediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadi perilaku kesehatan misalnya tempat pembuangan tinja dan
sebaginya. Serta faktor penguat (reinforcing factor) meliputi sikap dan perilaku
petugas yang mendukung.
Pada tahun 2019 Puskesmas Ciruas Dinas Kabupaten Serang melakukan
kegiatan pembuatan jamban sehat sederhana di Desa Singamerta Ciruas. Dengan
adanya permasalahan tersebut maka dilaksanakan kegiatan pembangunan jamban
sehat sederhana, yang bertempat di Desa singamerta pada hari rabu dan kamis tanggal
21 dan 22 agustus 2019 yang artinya proses pengerjaan untuk pembuatan jamban
sehat sederhana membutuhkan waktu 2 hari, sasaran pembuatan jamban sehat ini
adalah untuk desa yang memiliki tingkat akses sanitasi (stop buang air besar
sembarangan) yang masih rendah, selain itu sasaran pembuatan jamban sehat
sederhana ini diperuntukan untuk keluarga yang kurang mampu. Pembuatan jamban
sehat ini tentunya harus sesuai kriteria berdasarkan kementrian kesehatan yaitu: tidak
mencemari air, tidak mencemari tanah permukaan, bebas dari serangga, tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan, aman digunakan oleh pemakainya, mudah
dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya, dan tidak
menimbulkan pandangan yang kurang sopan.
Kegiatan pembangunan jamban sehat ini bertujuan untuk:
1. Mengedukasi masyarakat sehingga mengerti dan mampu
mengimplementasikan untuk membuat jamban sederhana yang sehat
2. Meningkatkan akses sanitasi stop buang air besar
3. Agar lingkungan sekitar bersih
4. Mengurangi timbulnya penyakit berbasis lingkungan
5. Bertambahnya SDM masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
6. Merubah pola pikir masyarakat sekitar bahwa pembuatan jamban sehat
sederhana dapat dijangkau dengan biaya sederhana atau tidak mahal seperti
dibayangkan sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mempertegas lingkup penelitian, maka masalah-masalah tersebut di
atas dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan: “Bagaimana perilaku masyarakat
tentang pemanfaatan jamban keluarga di Desa Singamerta Kecamatan Ciruas
Kabupaten Serang”?

1.3 Pertanyaan penelitian


Apakah ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan, Sarana, Dukungan Tokoh
Masyarakat, Peranan Petugas Kesehatan dengan pemanfaatan Jamban Keluarga di
Desa Singamerta Kecamatan Ciruas tahun 2021

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui ada tidaknya faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
jamban CLTS di Desa Singamerta Kecamatan Ciruas tahun 2021.
1.4.2 Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui gambaran pemanfaatan jamban responden di Desa
Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang tahun 2021.
b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan responden Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas dalam pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
c. Untuk mengetahui gambaran sarana responden Desa Singamerta Kecamatan
Ciruas dalam pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
d. Untuk mengetahui gambaran dukungan tokoh masyarakat responden Desa
Singamerta Kecamatan Ciruas dalam pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
e. Untuk mengetahui gambaran peranan petugas kesehatan Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas dalam pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
f. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan
jamban CLTS Desa Singamerta Kecamatan Ciruas tahun 2021.
g. Untuk mengetahui hubungan sarana responden Desa Singamerta Kecamatan
Ciruas dengan pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
h. Untuk mengetahui hubungan dukungan tokoh masyarakat Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas dengan pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
i. Untuk mengetahui hubungan peranan petugas kesehatan Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas dengan pemanfaatan jamban CLTS tahun 2021.
j. Untuk mengetahui pemanfaatan jamban CLTS Desa Singamerta Kecamatan
Ciruas tahun 2021.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Institusi
Dapat dijadikan bahan bacaan dan sumber informasi bagi mahasiswa dan dapat
dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi Instansi
Bagi Puskesmas hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data mengenai
pemanfaatan jamban yang dilakukan di Desa Singamerta.
1.5.3 Bagi Peneliti
Untuk dapat menambah wawasan dan pengalaman serta menerapkan ilmu yang
telah didapat selama perkuliahan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Faletehan.
1.5.4 Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
setiap angota keluarga dalam pemanfaatan jamban serta dampak positif dalam
pencegahan terhadap penyakit.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam ruang lingkup penelitian ini kami ingin meneliti tentang apa saja
bentuk pemanfaatan jamban yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang pada tahun 2021. Adanya penelitian ini
dilakukan untuk mengedukasi masyarakat sehingga mengerti dan mampu
mengimplementasikan untuk membuat jamban sederhana yang sehat dan bagaimana
pemanfaatan jamban yang dilakukan tersebut mampu untuk melindungi serta
mencegah dari suatu penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamban
2.1.1 Pengertian Jamban
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang
dan mengumpulkan kotoran atau najis manusia, biasa disebut kakus/wc. Sehingga
kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi
penyebab atau penyebaran penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
(Depkes RI, 2013).
Pengertian lainya tentaang jamban adalah pengumpulan kotoran manusia
di suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada
kotoran manusia dan mengganggu estetika (Hasibuan, 2011). Sementara menurut
Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembangunan tinja yang
efektif untuk memutus rantai penularan penyakit (Kemenkes, 2012: 852).
Salah satu upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit dan menjaga
lingkungan menjadi bersih dan sehat dengan cara membangun jamban di setiap
rumah. Karena jamban merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Maka
diharapkan tiap individu untuk memanfaatkan fasilitas jamban untuk buang air
besar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap
bersih, nyaman dan tidak berbau (Dedi dan Datna, 2013:172).
Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya penyakit
saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak dikelola
dengan baik.
2.1.2 Jenis Jamban Keluarga
Jamban keluarga yang didirikan mempunyai beberapa pilihan. Pilihan
yang baik adalah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan
air yang tercukupi dan berada didalam rumah. Terdapar beberapa jenis jamban
(Mubarak, 2013).
1. Jamban Cemplung (Pit Latrine)
Merupakan jamban paling sederhana yang digunakan masyarakat, namun
kurang sempurna. Dinamakan jamban cemplung karena hanya terdiri dari
galian dan atasnya diberi lantai sehingga kotoran langsung masuk kedalam
penampungan dan dapat mengotori tanah.
2. Jamban Plengsengan
Merupakan tempat untuk membuang kotoran dimana terdapat saluran yang
bentuknya miring penghubung antara tempat jongkok ke tempat pembuangan
kotoran. Jamban plengsengan lebih baik bila dibandingkan jamban cemplung
karena baunya lebih berkurang dan leboh aman bagi pemakai jamban. Namun
sebaiknya bagi jamban cemplug dan plengsengan ada baiknya tempat jongkok
harus dibuatkan tutup.
3. Jamban Empang (Overhung Latrine)
Jamban yang dibangun di atas sungai, rawa dan empang. Kotoran dari jamban
ini jatuh kedalam air dan akan dimakan oleh ikan atau dikumpulkan melalui
saluran khusus dari bambu atau kayu yang ditanam mengelilingi jamban.
4. Jamban Kimia (chemical toilet)
Jamban model ini biasanya dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada
transportasi seperti kereta api, pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja
disenfaksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai
dengan kertas tisue (toilet piper). Jamban kimia sifatnya sementara, karena
kotoran yang telah terkumpul perlu dibuang lagi.
5. Jamban Leher Angsa (angsalatrine)
Merupakan jamban leher lubang kloset berbentuk lengkung, dengan demikian
akan terisi air gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau kotoran
serta masuknya serangga.
2.1.3 Syarat-Syarat Jamban Keluarga yang Sehat
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban
sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan yaitu yang harus diperhatikan.
Berikut syarat-syarat jamban sehat:
1. Tidak mencemari air
- Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubangkotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika
keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan
dengan tanahliat atau diplester.
- Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
- Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari
lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
- Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
empang, danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
- Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,
dekatsungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
- Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya,
atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
- Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras
setiapminggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk
demam berdarah.
- Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk.
- Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
- Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
- Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
- Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup
setiapselesai digunakan
- Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa
harustertutup rapat oleh air
- Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi
untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
- Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan
harus dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
- Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat laiyang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
- Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran
- Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran
kotoran karena dapat menyumbat saluran
- Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena
jambanakan cepat penuh
- Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan
pipaberdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan
minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
- Jamban harus berdinding dan berpintu
- Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya
terhindardari kehujanan dan kepanasan.
2.1.4 Pemanfaatan Jamban
Pemanfaatan jamban berati penggunaan atau pemakaian jamban pada masyarakat
untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pemanfaatan diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan memanfaatkan (Samsudin, 2013). Pemanfaatan jamban berati penggunaan atau
pemakaian jamban dalam hal buang air besar yang dilakukan oleh masyarakat untuk
memperoleh lingkungan yang sehat. Dimulai dari bagaimana masyarakat mengetahui
pengertian jamban, syarat jamban sehat hingga cara pemeliharaan jamban secara
partisipasi aktif masyarakat memanfaatkanya (Hamzah, 2014).
Upaya pemanfaatan jamban yang dilakukan oleh keluarga akan berdampak besar
pada penurunan penyakit, karena setiap anggota keluarga yang buang air besar di jamban.
Maka dari itu perlu diperhatikan oleh kepala keluarga dan setiap anggota keluarga
menurut (Taringan, 2010) yaitu :
1. Jamban keluarga layak digunakan oleh setiap anggota keluarga.
2. Membiasakan diri untuk menyiram menggunakan air bersih setelah
menggunakan jamban.
3. Membersihkan jamban dengan alat pembersih minimal 2-3 kali
seminggu.
Tindakan atau praktik merupakan suatu sikap yang sudah terwujud (overtbehaviour).
Untuk mewujudkan tindakan nyata dari sebuah sikap maka diperlukan faktor pendukung
yang memungkinkan yaitu fasilitas yang ada (Soekidjo, 2010).
Pemanfaatan jamban disertai partisipasi keluarga akan lebih baik, jika didukung
oleh faktor yang berasal dari diri individu tersebut (faktor internal) antara lain
pendidikan, pengetahuan, sikap, tindakan, kebiasaan, pekerjaan, jenis kelamin, umur,
suku dan sebagainya. Kemudian dari luar individu (faktor eksternal) seperti bagaimana
kondisi jamban, sarana air bersih, pengaruh lingkungan dan peran petugas kesehatan
termasuk tokoh adat dan tokoh agama (Depkes RI, 2015).
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat. Pemanfaatan jamban di masyarakat belum sesuai dengan harapan
pemerintah, karena masih ada masyarakat yang buang air besar (BAB) di tempat-tempat
yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan, misalnya di sungai, kolam, dan ladang. Selain
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat, fasilitas yang kurang
terpenuhi serta sikap dan perilaku masyarakat sendiri ataupun kurangnya informasi yang
mendukung pemanfaatan jamban dalam keluarga (Andreas, 2014).
Sanitasi serta pemanfaatan jamban yang buruk erat kaitanya dengan penyakit
yang disebabkan oleh kotoran tinja manusia akibat dari perilaku seseorang dalam
memanfaatkan atau tidak memanfaatkan jamban. Penyakit Cholera, Hepatitis A, Polio
adalah satu dari diantara penyakit menular yang dapat menyebar apabila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang digunakan setiap keluarga dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tinja yang tidak tertampung dengan baik dapat
mengakibatkan penyakit menular tersebut (Soemirat, 2009).
Maka diharapkan masyarakat mengurangi kebiasaan buang air besar (BAB) di
sembarang tempat dengan upaya pemanfaatan jamban, karena menurut Chandra (2010)
tinja yang di buang sembarang dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah, dan
mendatangkan penyakit yang mudah terjangkit seperti waterborne disease antar lain
tifoid, diare, paratifoid, disentri, kolera, penyakit cacing dan sebagainya.
Sedangkan menurut Mubarak (2013) membangun dan menggunakan jamban
dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Lingkungan lebih bersih.
2. Bau berkurang, sanitasi dan kesehatan meningkat.
3. Peningkatan martabat dan hak pribadi.
4. Keselamatan pemakai jamban lebih baik.
5. Memutus siklus penyebaran penyakit yang berhubungan dengan
sanitasi.

2.2 Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga


2.2.1 Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman
penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo,
2012).
Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu
membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan
observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia
menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada
kepercayaan yang telah dibenarkan.
a) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagaimana mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Misalnya masyarakat mengingat materi yang disampaikan
penyeluhan tentang pentingnya pembuangan tinja dalam menurunkan
kejadian diare.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut
dengan benar. Misalnya seorang ibu mampu menjelaskan dan
mengiterpretasikan tentangpenyakit diare.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya
masyarakat bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya
pada dirinya tapi juga untuk keluarganya tentang penerapan pembuangan
tinja dalam kehidupan sehari-hari.
4. Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur
organisme dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syinthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi.
b) Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu (Mubarak,
2007):
1. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadai perubahan pada
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
akan mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun dari aspek
proporsi yang mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Sedangkan pada aspek psikologis (mental) terjadi perubahan dari segi
taraf berfikir seseorang yang semakin matang dan dewasa.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan merupakan
sebuah proses belajar dan proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang
terhadap individu, kelompok atau masyarakat Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseoarang semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Soekanto,
2002).
3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau
dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih
banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada
interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional
serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan
menalar secara ilmiah dan etik (Wati, 2009).
4. Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan melupakan, namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
2.2.2 Sarana/Jamban
Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan hubungan antara
tinja dan lingkungan. Sebuah jamban dikatagorikan sehat jika:
1. Mencegah kontaminasi ke badan air
2. Mencegah kontak antara manusia dan tinja
3. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang
lainnya.
4. Mencegah bau yang tidak sedap
5. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik & aman bagi pengguna.
Menurut Depkes RI (2009) cara memelihara jamban yang sehat adalah
sebagai berikut:
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih). Tujuannya agar bersih
dan terhindar dari bau tinja. Pembersihan tinja minimal dilakukan 2-3 hari
sekali (Tarigan, 2008).
6. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
2.2.3 Dukungan Tokoh Masyarakat
Keterlibatan masyarakat merupakan keikutsertaaan masyarakat dalam
pembangunan masyarakat masih mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam
percepatan pembangunan khususnya dibidang kesehatan, masalah kesehatan
ditingkat kabupaten merupakan masalah utama sementara itu gema desentralisasi,
perencanaan hanya sebatas teori tidak sesuai dengan keuangan yang memadai.
Faktor-faktor lain yang kurang mendukung yaitu lemahnya sistim informasi,
terbatasnya kemampuan daerah menetapkan prioritas pembangunan, tidak
seimbangnya sumber daya dengan beban kerja, masih rendahnya kerjasama dan
aturan yang kurang mendukung. Dalam pembangunan dibutuhkan kerjasama
semua sektor dan mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat. Menurut Erlinawati
(2011) dukungan tokoh masyarakat sangat berpengaruh serta dianggap penting
oleh masyarakat. Hasil penelitianya menyebutkan adanya hubungan yang
bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku keluarga terhadap
penggunaan jamban (OR=0,8) yaitu keluarga yang mendapatkan dukungan dari
tokoh masyarakat, kader posyandu, LSM memiliki peluang menggunakan jamban
2,8 kali dibandingkan keluarga yang tidak mendapatkan dukungan.
Awalnya pemerintah mempunyai kesulitan dana pencapaian pembangunan
kemudian dilakukan pendekatan keterlibatan masyarakat. Keterlibatan tersebut
meliputi ide, tenaga, dan dana, yang dalam proses keterlibatan meliputi penetapan
masalah, menetapkan rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan bersama
masyarakat. Kegiatan pemeliharaanpun diberikan tanggung jawab kepada
masyarakat termasuk pencapaian hasil. Dengan keterlibatan tersebut masyarakat
merasa terikat akan tanggung jawabnya sama-sama memikir sumberdaya demi
keberhasilan programnya.
2.2.4 Peranan Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan juga bertanggung jawab dalam meningkatkan
pengetahuan kesehatan masyarakat. Tujuan pendidikan terhadap masyarakat yang
dilakukan petugas kesehatan adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dalam arti luas
b. Meningkatnya partisipasi masyarakat untuk ikut memperhatikan
kesehatannya.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hubungan penyakit berbasis
lingkungan dengan berbagai lingkungan fisik dan biologis yang dapat saling
mempengaruhi.
Berdasarkan kepemilikan jamban keluarga sangat tergantung juga pada petugas
kesehatan yang merupakan ujung tombak dalam mempromosikan dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki jamban keluarga di rumah.
Untuk meningkatkan peran petugas dalam memberikan penyuluhan tentang
kepemilikan jamban yaitu: perlu diberikan pelatihan yang terpadu (pengetahuan
dan keterampilan) mengenai jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan
yang baik.

2.3 Kerangka Teori


Menurut L. Green dalam notoatmodjo (2011), perilaku ditentukan oleh tiga
faktor utama yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung
(enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing factors).
Pengetahuan*

Status Ekonomi
Faktor
Predisposisi
Perilaku

Sikap

Sarana/fasilitas* Pemanfaatan
Faktor jamban
Pendukung
Kondisi jamban

Peran petugas
Kesehatan*
Faktor penguat
Dukungan tokoh
masyarakat*

Gambar 2.1: Kerangka Teori


Sumber: Lawrence Green (Notoatmodjo, 2011)

Keterangan: * yang diteliti


BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP


Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan,
Sarana, Dukungan Tokoh Masyarakat, dan Peranan Petugas Kesehatan Pada
Pemanfaatan Jamban Keluarga di Desa Singamerta Ciruas Kecamatan Ciruas Tahun
2021. Kerangka konsep dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen


Pengetahuan

Sarana
Pemanfaatan Jamban
Dukungan Tokoh Desa Singamerta Ciruas
Masyarakat

Peran Petugas Kesehatan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Dependen
Pemanfaatan Aktifitas dari keluarga Wawancara Kuesioner a. Memanfaatkan: Ordinal
Jamban Desa dalam pemanfaatan bila responden
Singamerta
Ciruas jamban menggunakan
keluarga/buang air jamban sebagai
besar di jamban. tempat buang air
besar.
b. Tidak
memanfaatkan:
bila responde
tidak
menggunakan
jamban sebgai
tempat buang air
besar.
Variabel Independen

Pengetahuan Pengetahuan Wawancara Kuesioner a. (0 Point) Kurang Ordinal


masyarakat Desa baik, jika
Singamerta tentang responden
perilaku pemanfaatan mendapatkan
jamban meliputi skor benar <
definisi, jenis jamban, 60%.
syarat jamban sehat, b. (2 Point) Baik,
manfaat jamban, dan jika responden
pemeliharaan jamban mendapatkan
sehat. skor benar ≥
60%.
Sarana Ketersediaan sarana Observasi Kuesioner a. Memenuhi syarat Ordinal
jamban yang dimiliki apabila semua
oleh respon dan pertanyaan
memenuhi syarat dijawab “ya”
Kesehatan. b. Tidak memenuhi
syarat apabila
terdapat jawaban
“tidak”
Dukungan Ada tidaknya Wawancara kuesioner a. Mendukung jika Ordinal
Tokoh dukungan dari tokoh responden
mendapatkan
Masyarakat masyarakat berupa
skor ≥ 60%, (jika
pemberian penyuluhan jawaban Ya
atau informasi diberi nilai 2).
b. Tidak
mengenai jamban
mendukung jika
sehat. Dan selanjutnya
responden
dukungan berupa
mendapatkan
bantuan jamban di
skor ≤ 60%, (jika
lingkungan tempat
jawaban Tidak
responden
diberi nilai 0).
Peran Pernyataan responden Wawancara Kuesioner a. Baik jika Ordinal
Petugas mengenai informasi responden
Kesehatan yang disampaikan mendapatkan
oleh petugas skor ≥ 60%, jika
kesehatan tentang jawaban benar
pemanfaatan jamban. diberi nilai 2.
b. Kurang baik jika
responden
mendapatkan
skor ≤ 60%, jika
jawaban salah
diberi nilai 0.

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN


Berdasarkan uraian di atas, makadapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Ha: Adanya Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Jamban Sehat
Pada Masyarakat Desa Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Tahun
2021.
2. Ho: Tidak ada perbedaan antara Sarana jamban yang memenuhi syarat dengan
Sarana jamban yang tidak memenuhi syarat dalam Pemanfaatan Jamban Sehat
Pada Masyarakat Desa Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Tahun
2021.
3. Ho: Tidak ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku
kepala keluarga dalam pemanfaatan jamban di Desa Singamerta Ciruas
Kabupaten Ciruas Tahun 2021.
4. Ho: Tidak ada Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dalam pemanfaatan
jamban yang sehat di Desa Singamerta Ciruas Kabupaten Serang Tahun 2021.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
perilaku pemnfaatan jamban keluarga di desa Singamerta Kecamatan Ciruas
Kabupaten Serang tahun 2021.

4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


4.2.1 WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September-Desember 2021.
4.2.2 TEMPAT PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Singamerta Kecamatan Ciruas
Kabupaten Serang.

4.3 POPULASI DAN SAMPEL


4.3.1 POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang berada di desa
Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang dengan jumlah sebanyak 1121
Kepala Keluarga.
4.3.2 SAMPEL
Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah Kepala Keluarga yang berada di desa
Singamerta Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Tahun 2019. Sampel dalam
penelitian ini didapatkan dengan menggunakan rumus Lameshow. Dengan jumlah
populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel
secara acak. Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)
maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Z α ² × P ×Q
n=

Keterangan :

n = besar sampel

N = jumlah populasi
Zα² = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96

P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50%

Q = 1-P

L = Tingkat ketelitian 10%

Berdasarkan rumus, maka

2 α ² × P× Q × N
n=
L ²(N −1)+ 2α ² × P ×Q

(1,96)² × 0,5 ×(1−0,5)× 1121


n=
(0,1)² ×(1121−1)+(1,96)² × 0,5×(1−0,5)

3,8416 ×0,25 × 1121


n=
0,01×1120+ 3,8416× 0,25

1076,6084
n=
11,2+0,9604

1076,6084
n=
11,2604

n=88,5339626986 = 89 orang

Sampel dalam penelitian ini menggunakan kiteria inklusi dan eksklusi yaitu,
dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kepala Keluarga yang bertempat tinggal dan terdaftar sebagai warga tetap
di desa Singamerta Kecamatan Ciruas
2. Memiliki jamban pribadi
3. Bersedia jadi sampel
4.4 PENGUMPULAN DATA
Data primer. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara.
Observasi dilakukan terhadap masyarkat yang ada di lingkungan Desa Singamerta
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Sedangkan wawancara dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden beruba data diri dan perilaku
pemanfaatan jamban.
Data sekunder. Data diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang Tahun 2019.
4.5 PENGOLAHAN DATA
Teknik pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan
untuk pengecekkan ataupun perbaikan isi dari formulir atau kuesioner tersebut
(Notoatmodjo, 2010).
2. Entry
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban
masing-masing pertanyaan yang telah diajukan kepada responden (Notoatmodjo,
2010)
3. Cleaning
Pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan selanjutnya dilakukan pembetulan atau koreksi
(Notoatmodjo, 2010).
4. Coding
Setelah semua data(kuesioner) diedit atau disunting, langkah selanjutnya
melakukan pengodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).
5. Tabulating
Memasukkan data dari hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai kriteria atau
tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

4.6 ANALISA DATA

DAFTAR PUSTAKA

IndonesiaPublicHealthPortal. (2021). Kriteria Jamban Sehat.


Http://www.indonesian-publichealth.com/jamban-sehat/. Diakses pada 25
November 2021 pukul 11.55.

Lestari, Suci. (n.d.). Syarat Jamban Sehat.


https://id.scribd.com/document/360927249/Syarat-Jamban-Sehat. Diakses
pada 25 November 2021 pukul 12.01.

Lubis, Sarah Nur Fitri. (2018). "Hubungan Perilaku Pemeliharaan Jamban Dan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Di
Kelurahan Setia Kecamatan Binjai Kota Tahun 2018". Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatra Utara, Medan.

Ratma, Jefri Nufika. (2018). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Jamban Di Desa Blimbing Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun".
Skripsi. FIKES, Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesling, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia, Madiun.

Yeni, Pocut Susila Indra. (2015). "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pengetahuan Penggunaan Obat Generik Pada Masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Panyang Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015".
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Teuku Umar, Aceh.

Lampiran 1

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan Hormat,
Perkenalkan kami adalah Mahasiswi Universitas Faletehan Serang Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang akan mengadakan penelitian untuk
menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM). Adapun penelitian yang dimaksud berjudul “Faktor Yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban Keluarga Pada Desa Singamerta Ciruas
Kabupaten Serang Tahun 2021”.
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat dari
saudara. Saudara berhak untuk berpartisipasi atau tidak. Bila saudara setuju terlibat dalam
penelitian ini, silahkan memberikan tanda tangan di tempat yang sudah disediakan dan
mohon menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Penelitian ini tidak menimbulkan
kerugian pada saudara dan kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas kesediaan dan partisipasi saudara sangat saya harapkan dan atas perhatian dan
bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Serang, November 2021


Responden hormat Kami,

(………………) (………………)
Nama Peneliti

Lampiran 2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN


KELUARGA PADA DESA SINGAMERTA
KECAMATAN CIRUAS
TAHUN 2021

I. Identitas Responden
1. No Responden : ………………….
2. Nama : ………………….
3. Umur : ……………..….. tahun
4. Jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
5. Jamban Pribadi :
1. Punya
2. Tidak punya
6. Sumber Air Bersih :
1. PDAM
2. Sumur
3. Sungai
7. Alamat : ………………………………………………
8. Pendidikan :
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
6. Lainnya

Lampiran 2

II. Petunjuk Pengisian


Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada pertanyaan dengan pilihan

ganda a, b, c dan tanda centang ( ✓) pada petanyaan table pada setiap jawaban yang dianggap
sesuai.

A. PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA


1. Apakah Anda memanfaatkan jamban keluarga sebagai tempat buang air besar
a. Memanfaatkan jamban
b. Tidak memanfaatkan jamban
B. PENGETAHUAN
1. Apa yang dimaksud dengan jamban?
a. Alam terbuka (sungai, kebun)
b. Tempat untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga
c. Tempat untuk membuang air besar dan kecil
2. Syarat jamban sehat adalah?
a. Tidak mencemari air dan tanah pemukiman
b. Menimbulkan bau dan nyaman digunakan
c. Menimbulkan pandangan yang kurang sopan
3. Mana yang termasuk pemeliharaan jamban yang sehat?
a. Adanya genangan air
b. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih)
c. Tidak perlu perawatan selama jamban tertutup
4. Apa manfaat jamban bagi keluarga?
a. Tempat penularan penyakit
b. Tempat berkembangnya serangga
c. Mencegah pencemaran air dan lingkungan
5. Jenis-jenis jamban...
Lampiran 2

a. Jamban cubluk tanah


b. Jamban empang di kolam
c. Jamban leher angsa

C. SARANA/FASILITAS
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Adakah fasilitas penampungan air dan sabun untuk


cuci tangan?
2 Apakah jamban tersebut memiliki dinding dan
pintu?

3 Apakah jamban pada desa Singamerta mempunyai


ketersediaan air bersih dan alat pembersih?

4 Apakah kondisi penerangan lampu pada jamban


cukup memadai?

5 Apakah kondisi ventilasi cukup baik? (Minimal


10% dari luas lantai)

D. DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT


No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah melakukan pendataan akses sanitasi dasar


merupakan salah satu peran kader?

2 Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan


penyuluhan terkait pemanfaatan jamban oleh tokoh
masyarakat (kepala desa, ketua RT/RW)

3 Apakah tokoh masyarakat memiliki memiliki


program pemberdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan jamban?

4 Apakah tokoh masyarakat memberikan anjuran


kepada keluarga untuk menggunakan jamban
sehat?

5 Apakah tokoh masyarakat pernah memberikan


bantuan bertujuan untuk menggunakan dan
memanfaatkan jamban ?

E. PERAN PETUGAS KESEHATAN


No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah petugas kesehatan pernah melakukan


penyuluhan tentang pemanfaatan jamban?
2 Apakah petugas kesehatan melakukan identifikasi
mengenai masalah-masalah yang berhubungan
dengan jamban?

3 Apakah petugas kesehatan memberikan dorongan


kepada keluarga saudara untuk memanfaatkan
jamban di rumah? (bagi yang memiliki)

Apakah petugas kesehatan memberikan dorongan


kepada keluarga saudara untuk memiliki jamban
pribadi? (bagi yang tidak memiliki)

4 Apakah petuga kesehatan menjelaskan mengenai


penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari perilaku
tidak memanfaatkan jamban?

5 Apakah petugas kesehatan pernah melakukan


survei ke tiap rumah setahun terakhir?

Anda mungkin juga menyukai