Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Brainstorming
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk menghasilkan gagasan dan ide kreatif
sebanyak mungkin dalam sebuah kelompok. Pada dasarnya brainstorming adalah salah satu
bentuk diskusi kelompok atau musyawarah yang bertujuan untuk mencari solusi masalah.
Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menyampaikan ide-ide kreatif secara
spontan dalam sebuah sesi khusus. Penggalian ide-ide itu merupakan bagian dari proses
problem solving atau lebih tepatnya tahap pengumpulan gagasan sebagai bahan untuk
memecahkan masalah dalam kelompok tersebut.

Teknik brainstorming pertama kali dicetuskan oleh Alex Osborn pada tahun 1953 dalam
bukunya Applied Imagination. Penggalian ide dengan teknik ini bermula dari pemikiran
Osborn yang menganggap bahwa aliran ide spontan yang muncul dari banyak orang lebih
baik daripada gagasan seorang diri. Brainstorming mengacu pada penggalian ide berdasarkan
kreativitas berpikir manusia. Peserta diskusi bebas menyampaikan pendapat tanpa rasa takut
terhadap kritik dan penilaian sebab selama tahap pengumpulan ide semua gagasan akan
ditampung tanpa memberi label ide baik atau ide buruk. Proses diskusi dan evaluasi baru
dimulai ketika semua ide telah tergali habis dan tidak ada lagi gagasan menarik yang ingin
disampaikan oleh anggota kelompok.

Selain format kelompok, metode curah gagasan ini juga dapat dilaksanakan secara individual.
Di sini individu bebas mengeksplorasikan ide-idenya yang dituangkan dalam bentuk mind
map. Meskipun cara ini cocok diterapkan bagi pribadi introvert yang sering kesulitan
mengemukakan pendapatnya di muka umum, namun brainstorming secara kelompok dinilai
lebih efektif karena ide dari banyak orang akan memperluas cakupan pemikiran serta lebih
banyak gagasan yang muncul secara spontan.

B. Tujuan dan Manfaat Brainstorming


a. Tujuan Brainstorming
Brainstorming bertujuan untuk mendapatkan gagasan dan ide-ide baru dari anggota
kelompok dalam waktu yang relatif singkat tanpa adanya sifat kritis yang ketat.
b. Manfaat Brainstorming
Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh oleh suatu tim kerja yang melakukan teknik
brainstorming, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah
Teknik brainstorming cukup efektif untuk menyelidiki sebab akibat terjadinya
masalah karena masing-masing peserta diskusi akan mengeksplorasi faktor-faktor
pemicu masalah. Setelah semua peserta mengutarakan gagasannya mediator bisa
menarik kesimpulan penyebab permasalahan tersebut.
2. Menganalisis situasi
Peserta diskusi akan menganalisis permasalahan dan situasi yang dihadapi oleh
tim kerja tersebut saat ini.
3. Mengalirkan ide-ide baru
Manfaat utama dari teknik brainstorming adalah mendapatkan ide sebanyak
mungkin dari para anggota. Semua peserta bebas menyampaikan ide kreatif tanpa
dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.
4. Menganalisis ide-ide
Aliran ide-ide segar dan inovatif dari peserta diskusi akan dianalisis dalam sebuah
diskusi lanjutan. Panel diskusi kemudian akan membahas ide-ide mana saja yang
relevan dan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Panel diskusi menentukan alternatif pemecahan masalah berdasarkan ideide yang
telah disepakati bersama.
6. Merencanakan langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki masalah
Salah satu manfaat dari teknik ini adalah untuk menyusun langkahlangkah
berikutnya sebagai upaya perbaikan masalah. Panel diskusi dapat merumuskan
perencanaan jangka panjang berdasarkan curah gagasan atau sumbang saran dari
peserta brainstorming.

C. Karakteristik Brainstorming
Saat ada permasalahan yang memerlukan solusi cemerlang atau saat merencanakan ide
kegiatan yang menarik, teknik brainstorming sangat efektif digunakan. Namun, banyak yang
kurang memahami point penting yang merupakan nilai lebih penggunaan metode
brainstorming. Berikut ini 7 (tujuh) karakteristik dalam brainstorming:
1. Ide Tanpa Batas
Dalam mengumpulkan ide-ide dari kelompok, semua pendapat diterbrainstormin yang
boleh mengkritik, menyanggah atau melewatkan satu ide pun. Segila apapun ide itu,
entah logis atau tidak logis, semua diterima. Jangan biarkan satu orangpun ragu untuk
mengungkapkan setiap ide yang terlintas di kepala mereka. Siapa tahu solusi jitu yang
dicari berawal dari sebuah ide yang dianggap aneh atau tak masuk akal.
2. Batasi Waktu
Waktu yang terbatas akan membuat pikiran bekerja lebih keras. Batasi proses
brainstorming dengan singkat, sekitar 10 sampai 20 menit. Pastikan brainstorming
dimulai dan diakhiri tepat waktu. Singkatnya waktu juga penting untuk mengurangi
candaan yang tidak perlu, meskipun tidak dilarang. Karena ide cemerlang kadang
keluar saat kita mencari ide yang konyol untuk bercanda.
3. Catat
Yang tak boleh tertinggal dalam brainstorming adalah satu orang yang cukup cekatan
untuk mencatat semuanya. Semua usulan yang masuk wajib dicatat. Lebih baik jika
catatan dibuat dengan model “mind maping” sehingga pada akhirnya mudah di riview
dan diambil kesimpulan. Jangan ragu untuk mencatat dengan alat yang paling kamu
anggap efektif. Misalnya white board, lembaran kertas kecil, notebook, atau bahkan
merekamnya.
4. Utamakan Kuantitas Bukan Kualitas
Tujuan utama brainstorming adalah mencari ide sebanyak mungkin. Jangan
berhentisejenak untuk melihat dan menilai ide-ide yang telah terkumpul. Prinsipnya,
semakinbanyak ide yang masuk, semakin besar kemungkinan salah satu dari ide-ide
itu adalah solusi yang paling cemerlang.
5. Gunakan Kedua Belah Otak
Orang yang sedang berpikir serius biasanya hanya menggunaka otak kiri. Di sisi lain,
ide kreatif memerlukan otak kanan. Itulah pentingnya tak ada larangan untuk
bercanda, asal porsinya tak terlalu banyak. Cara mencatat ide yang terkumpul dengan
pena berwarna dan format menarik juga merangsang kerja otak kanan kita.
6. Have Fun
Sangat penting membuat suasana saat brainstorming tetap menyenangkan. Makanya
seorang pemimpin diskusi harus mampu mengawali diskusi dengan sesuatu yang
membuat suasana menyenangkan.
7. Jangan terlewatkan
Seaneh apapun ide itu, sekalipun seperti tak ada hubungannya dengan masalah yang
dibahas, jika memang terlintas di pikiran jangan sampai tidak disampaikan. Keragu-
raguan untuk mengungkapkan ide yang terlintas akan beresiko membuat ide bagus
terlewatkan.

D. Metode Pelaksanaan Brainstorming

Menurut Dra.Roestiyah, (2008:73-75) penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-


langkah sebagai berikut:

1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.


2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut.
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5) Menarik kesimpulan.

Brainstorming acapkali diterapkan dalam format diskusi kelompok yang terdiri dari fasilitator
(moderator), recorder (notulen), dan peserta diskusi. Fasilitator bertugas untuk mengatur
aliran ide-ide dari peserta serta memandu jalannya diskusi itu secara menyeluruh. Sementara
itu, recorder akan mencatat semua ide-ide kreatif yang muncul pada saat sesi brainstorming.
Idealnya, jumlah peserta diskusi berkisar antara 10-12 orang. Apabila peserta diskusi terlalu
banyak dikuatirkan akan memakan waktu yang cukup panjang untuk menggali ide-ide dari
semua peserta.

E. Perbedaan Brainstorming dengan Simposium dan Loka Karya

Brainstorming

Brainstorming ialah kegiatan sekelompok orang yang mengemukakan gagasan baru


sebanyak-banyaknya. Brainstorming dapat digunakan untuk mendiskusikan segala
masalah. Brainstorming dilaksanakan apabila kita ingin:

1) menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana mendapat


informasi tersebut,
2) menentukan kriteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya sebuah gagasan.
3) menentukan gagasan mana yang mungkin dilakukan.
4) menentukan pelaksanaan keputusan.

Simposium

Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang


pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka
mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat
juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek
disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.

Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan


penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar
diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas
utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan
jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau
pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari
pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang
dianggap perlu saja. Tujuan dari Simposium:

a. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.

b. Jika kelompok peserta besar.

c. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.

d. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).

Loka Karya

Istilah lain lokakarya adalah workshop. Topik bahasannya diambil dari bidang
tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta biasanya orang yang bergerak dalam
lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi.
Tujuan diadakan lokakarya adalah untuk:

1. mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan,

2. mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan & tuntutan, dan

3.bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkn kemampuan kerja


masyarakat.

1.

Anda mungkin juga menyukai