Anda di halaman 1dari 16

BRAINSTORMING SESSION

“HOW TO DEVELOP AND IMPLEMENT MAINTENANCE


MANAGEMENT FOR A SHIP”

Disusun Oleh:

Edgar Kazakti Widyas Putra (5019201021)

Dosen Pengampu
Ir. Dwi Priyanta, MSE
NIP. 196807031994021003

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran manajemen perawatan berkaitan dengan aplikasi berbagai bidang


ilmu di lapangan dengan dihadapkan kepada masalah secara langsung. Sebagai contoh,
para teknisi di galangan yang menerima reparasi atau perawatan kapal setiap
minggunya dihadapkan dengan berbagai masalah yang bermacam-macam. Para teknisi
harus bisa menemukan cara yang paling efisien untuk bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan tahapan awal untuk mengidentifikasi
masalah dan memunculkan berbagai macam ide yang bisa dijadikan opsi sebagai cara
penyelesaian. Kegiatan berpikir dan menuangkan ide sesuai dengan kreatifitas itulah
yang disebut dengan brainstorming.

Brainstorming tidak hanya digunakan di ranah engineering seperti galangan


yang berskala besar, namun di skala yang lebih kecil seperti pembelajaran di kelas
ataupun penyelesaian masalah sederhana yang dilakukan secara individu ataupun
kelompok. Tujuan utama dari brainstorming adalah untuk memunculkan ide sebanyak-
banyaknya kemudian mendiskusikan serta memilah dan menyortir ide mana yang
terbaik untuk digunakan sehingga bisa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Untuk mendapatkan pandangan pengantar yang baik mengenai manajemen perawatan,
maka perlu adanya brainstorming untuk mengatasi masalah mendasar di dunia
perawatan.

Manajemen perawatan kapal merupakan sebuah hal yang menjadi hal penting
yang harus disiapkan dan dipertimbangkan oleh setiap unsur pengurus kapal, terutama
oleh pemilik kapal tersebut. Sistem manajemen perawatan tersebut berguna sebagai
kegiatan berkala untuk perawatan dan pemeliharaan agar kapal tetap bisa beroperasi
dengan baik hingga mencapai masa pakai kapal yang telah ditentukan. Maka dari itu,
diperlukan sistem manajemen perawatan kapal yang baik untuk diaplikasikan di
lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses dan tahapan brainstorming yang baik untuk mendapatkan sistem
manajemen perawatan kapal yang baik?
2. Hal apa saja yang diperlukan dan dilakukan untuk sistem manajemen perawatan
kapal yang baik?
3. Bagaimana sistem manajemen perawatan kapal yang baik dibentuk dan
diaplikasikan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses dan tahapan brainstorming yang baik untuk mendapatkan
sistem manajemen perawatan kapal yang baik
2. Mengetahui apa saja yang diperlukan dan dilakukan untuk sistem manajemen
perawatan kapal yang baik
3. Mengetahui cara membentuk dan mengaplikasikan sistem manajemen perawatan
kapal yang baik
BAB II

DASAR TEORI

5.1 Brainstorming

Brainstorming merupakan sebuah proses penggalian ide yang diaplikasikan


secara kelompok untuk menuangkan kreativitas guna menciptakan pemecahan suatu
masalah ataupun pengembangan suatu produk atau layanan baru. Tujuan dari teknik ini
adalah untuk menciptakan atau memunculkan sebanyak mungkin ide dan gagasan tanpa
adanya kritik, penolakan, ataupun evaluasi sehingga nantinya bisa didapat cara terbaik
untuk penyelesaian masalah. Brainstorming biasa dilakukan oleh sekumpulan orang
dengan berbagai background berbeda di kondisi diskusi yang terbuka, santai, dan
membangun untuk terciptanya pandangan yang luas dari berbagai bidang yang
kemudian dapat dikombinasikan untuk hasil terbaik.

5.2 Macam-Macam Teknik Brainstorming

1. Mind Mapping

Mind Mapping adalah alat visual yang membantu mengatur dan


menghubungkan ide-ide dengan membuat peta terkait konsep.

2. Diagram Afinitas

Diagram afinitas adalah alat yang mengatur banyak ide ke dalam kelompok
terkait, membuatnya lebih mudah mengidentifikasi pola dan koneksi.

3. Teknik Kelompok Nominal

Teknik kelompok nominal adalah teknik terstruktur yang menggabungkan


generasi ide individu dengan diskusi kelompok dan pengambilan keputusan.

4. Metode Enam Topi

Metode enam topi adalah alat yang menggunakan "topi" yang berbeda untuk
mewakili gaya berpikir yang berbeda (misalnya, topi putih untuk fakta, topi hitam
untuk berpikir kritis, dll.) untuk mendorong beragam perspektif.

5. Alat kolaborasi online


Platform seperti Miro, Mural, dan Stormboard memungkinkan tim jarak jauh
untuk berkolaborasi secara real time dan berbagi ide dan umpan balik di papan tulis
virtual.

6. Teknik Kata Acak

Teknik kata acak adalah alat yang melibatkan pemilihan kata secara acak dan
menggunakannya sebagai inspirasi untuk menghasilkan ide-ide baru.

7. Membalikkan Brainstorming

Reverse brainstorming adalah teknik yang melibatkan identifikasi masalah dan


kemudian brainstorming solusi potensial dengan membalikkan masalah dan
memikirkan cara membuatnya.

5.3 Step atau Urutan Proses Brainstorming

1. Tentukan masalah atau tujuan dengan jelas

Sebelum memulai sesi brainstorming, pastikan semua orang memahami


masalah atau tujuan yang perlu ditangani. Hal tersebut akan membantu
memfokuskan diskusi dan memastikan bahwa semua gagasan relevan.

2. Kumpulkan sekelompok orang yang beragam

Semakin beragam kelompok, semakin beragam ide yang akan dihasilkan.


Tujuannya adalah untuk mendorong partisipasi dari orang-orang dengan latar
belakang, pengalaman, dan perspektif berbeda.

3. Dorong ide-ide yang mengalir bebas

Untuk menghasilkan sejumlah besar ide, penting untuk menciptakan suasana


yang terbuka dan santai. Lingkungan di mana orang merasa nyaman akan membuat
orang berbagi pemikiran mereka tanpa rasa takut kritik serta mendorong ide-ide liar
dan tidak konvensional.

4. Gunakan fasilitator

Seorang fasilitator yang dapat memandu diskusi dan menjaganya tetap pada
jalurnya akan membuat diskusi terarah sampai ke tujuan.

5. Catat semua ide


Sangat penting untuk merekam semua ide saat dihasilkan, bahkan jika ide
tersebut tampak tidak relevan atau tidak praktis. Hal ini akan memastikan bahwa
semua ide dipertimbangkan dan dapat dievaluasi nanti.

6. Hindari kritik

Selama sesi brainstorming, hindari mengevaluasi atau mengkritik ide. Hal ini
dapat menghambat kreativitas dan menghambat aliran bebas ide.

7. Mengevaluasi dan memprioritaskan ide

Setelah sesi brainstorming, evaluasi ide yang dihasilkan dan buat prioritas
berdasarkan ide tersebut berdasarkan kelayakan, kegunaan, dan potensi dampaknya.

8. Tindak lanjut

Tetapkan tugas dan tindak lanjuti kemajuan dan implementasi dari ide-ide yang
ada dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut
BAB III

METODOLOGI BRAINSTORMING

3.1 Pendefinisian Topik dan Masalah

Topik atau permasalahan “How to develop and implement maintenance


management for a ship” didefinisikan dan dijabarkan. Tujuannya adalah untuk
menyamakan persepsi seluruh anggota kelompok agar tidak ada kesalahpahaman
terhadap permasalahan.

3.2 Penentuan Batasan dan Ruang Lingkup Pembahasan

Kami menentukan Batasan dan ruang lingkup pembahasan untuk


menyelesaikan permasalahan ini agar diskusi terarah dan tidak terlalu meluas.

3.3 Pengumpulan Ide

Setiap anak mengemukakan idenya dari sudut pandang masing-masing tanpa


adanya kritik maupun evaluasi dari setiap anggota lain.

3.4 Pengelompokan Ide

Ide dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:

1. Yang dibutuhkan dan penting (Ditandai dengan warna merah)


2. Yang dibutuhkan dan bisa ditunda (Ditandai dengan warna ungu)
3. Yang dilakukan dan penting (Ditandai dengan warna hijau)
4. Yang dilakukan dan bisa ditunda (Ditandai dengan warna biru)

Apabila dibagi dalam kuadran, maka akan terlihat sebagai berikut:

Yang dibutuhkan Yang dilakukan


Penting
Bisa ditunda

3.5 Penarikan Kesimpulan Proses Manajemen Perawatan

Setelah semua ide terkumpul, maka seluruh ide dikelompokkan dalam setiap
kategori yang telah ditentukan. Kemudian, ditarik kesimpulan dari hasil diskusi
mengenai apa saja yang diperlukan dan harus dilakukan untuk membangun dan
mengimplementasikan sistem manajemen perawatan kapal.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Definisi Permasalahan

Permasalahan yang diangkat ada “Bagaimana Mengembangkan atau


Membangun dan Menerapkan Manajemen Perawatan untuk Kapal”. Dari kalimat
tersebut, kami mendefinisikan bahwa inti dari permasalahan yang harus diselesaikan
adalah bagaimana cara membuat dan mengembangkan sebuah sistem manajemen
perawatan untuk sebuah kapal yang kemudian diaplikasikan.

4.2 Penentuan Batasan Masalah

Pembahasan masalah dibatasi dan ditentukan yakni sebagai berikut:

1. Sudut pandang pembahasan dari kami adalah sebagai owner dari kapal
2. Manajemen diarahkan untuk manajemen perawatan kapal baru

Jadi, masalah dikerucutkan pada scenario bahwa kami adalah pemilik kapal yang
sedang menyiapkan sistem manajemen perawatan kapal kami.

4.3 Daftar ide hasil diskusi

Dari hasil diskusi, seluruh anggota menuangkan seluruh idenya mengenai


bagaimana membangun dan mengimplementasikan sistem manajemen perawatan dan
ditemukan beragam ide sebagai berikut.

• Membuat struktur manajerial


• Menyiapkan sumber dana
• Membuat jadwal maintenance
• Mencari akuntan
• Mencari supplier spare part
• Membuat maintenance report
• Memahami rules dari class
• Menganalisis kerusakan kapal
• Mencari vendor galangan
• Membuat Jam Orang/Jadwal perorangan tiap pekerja
• Menyiapkan Anak Buah Kapal
• Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Monitoring galangan
4.4 Pengelompokan Ide Hasil Diskusi

Dari seluruh hasil diatas, seluruh ide dikelompokkan berdasarkan prioritas


yang harus dilakukan dan yang perlu disiapkan.

1. Yang dibutuhkan dan penting (Ditandai dengan warna merah)


• Menyiapkan sumber dana
• Membuat struktur manajerial
• Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Menyiapkan Anak Buah Kapal (ABK)
• Menyiapkan vendor galangan
2. Yang dibutuhkan dan bisa ditunda (Ditandai dengan warna ungu)
• Membuat jadwal maintenance
• Menyiapkan pekerja maintenance
• Menentukan Jam Orang (JO) tiap pekerja
• Membuat maintenance report
3. Yang dilakukan dan penting (Ditandai dengan warna hijau)
• Memahami rules dari class yang dianut oleh kapal
• Menganalisis kerusakan kapal
• Monitoring dan mengevaluasi galangan
4. Yang dilakukan dan bisa ditunda (Ditandai dengan warna biru)
• Mencari akuntan
• Memperluas relasi
• Mencari supplier spare part

Apabila dikelompokkan dalam kuadran sesuai metode, maka terlihat sebagai berikut.

Yang dibutuhkan Yang dilakukan


Penting - Menyiapkan sumber - Memahami rules dari
dana class yang dianut
- Membuat struktur oleh kapal
manajerial - Menganalisis
kerusakan kapal
- Membuat Standar - Monitoring dan
Operasional mengevaluasi
Prosedur (SOP) galangan
- Menyiapkan Anak
Buah Kapal (ABK)
- Menyiapkan vendor
galangan
Bisa ditunda - Membuat jadwal - Mencari akuntan
maintenance - Memperluas relasi
- Menyiapkan pekerja - Mencari supplier
maintenance spare part
- Menentukan Jam
Orang tiap pekerja
- Membuat
maintenance report

4.5 Penarikan Kesimpulan Proses Manajemen Perawatan

Setelah setiap ide dikelompokkan, maka ditarik kesimpulan bahwa untuk


membentuk dan mengimplementasikan sistem manajemen perawatan sebuah kapal,
dibutuhkan beberapa hal yang dibagi sesuai skala prioritas sebagai berikut, yaitu:

A. Prioritas dan harus disiapkan utama


1. Sumber dana
Sumber dana menjadi sangat dibutuhkan dan prioritas karena akan
menjadi bensin atau penggerak utama segala aktivitas di setiap perawatan
kapal. Sumber dana dapat dicari melalui sponsor maupun sumber lain.
2. Struktur manajerial
Harus dibentuk struktur kepengurusan orang-orang yang akan mengurus
sistem manajemen perawatan kapal, agar dapat terarah dan terstruktur.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP diperlukan sebagai standar atau acuan dilaksanakannya manajemen
perawatan. Setiap kegiatan perawatan akan mengacu pada SOP.
4. Anak Buah Kapal (ABK)
ABK dibutuhkan selain untuk menjalankan kapal, namun juga ABK
berfungsi sebagai orang atau pihak pertama yang akan mengetahui dan
mengidentifikasi kerusakan, sehingga bisa tau setiap saat apabila dibutuhkan
perawatan insidental.
5. Vendor Galangan
Perlu ditentukan galangan mana yang akan dipilih sebagai tempat
direparasinya kapal. Galangan yang dipilih harus yang sesuai dan berada di
jalur pelayaran kapal.
B. Bisa Ditunda
1. Jadwal Maintenance
Jadwal rutin perawatan kapal perlu dibuat agar monitoring kapal
terstruktur sesuai jadwal. Meskipun ada perawatan atau perbaikan yang
sewaktu-waktu terjadi, namun dengan adanya jadwal dapat meminimalisir
kemungkinan kerusakan parah karena kerusakan kecil bisa segera
terdeketeksi.
2. Pekerja Maintenance
Galangan sudah pasti menyiapkan pekerja untuk maintenance kapal,
namun apabila dibutuhkan pekerja tambahan dari pihak kami sebagai owner
yang paham mengenai kapal, maka harus disiapkan untuk datang membantu
ke galangan.
3. Jam Orang
Jam orang atau jam kerja setiap orang yang mengurus perawatan baik
secara teknis maupun manajerial harus ditentukan. Hal ini berkaitan dengan
gaji mereka dan juga pembagian jam kerja yang adil sesuai porsi.
4. Maintenance Report
Setiap selesai melakukan perawatan atau perbaikan di galangan, harus
dibuat laporan untuk memonitoring kondisi kapal setiap saat. Laporan ini juga
dapat menjadi acuan untuk jadwal perawatan berikutnya.

Setelah seluruh hal tersebut disiapkan, maka hal-hal yang harus dilakukan
sesuai dengan skala prioritas adalah sebagai berikut.

A. Prioritas dan Harus Segera Dilakukan


1. Memahami Rules dari Class
Sebagai owner, kami dan juga seluruh orang yang ada di struktur
manajerial perawatan kapal harus paham rules dari kapal kami sesuai class
yang dianut. Tujuannya adalah agar seluruh aktivitas perbaikan dan perawatan
sesuai dan tidak menyalahi aturan.
2. Menganalisis Kerusakan Kapal
Dalam hal pelaksanaan, kami sebagai owner tentunya harus mengetahui
kerusakan apa yang sedang terjadi pada kapal setiap perbaikan.
3. Monitoring dan Mengevaluasi Galangan
Pengecekan dan evaluasi kinerja galangan tempat kami merawat kapal
juga perlu dilakukan secara rutin untuk mengecek kelayakan serta kinerja
galangan. Tujuannya untuk memastikan kapal kami tetap berada di tangan
orang yang tepat untuk dirawat.
B. Bisa Ditunda
1. Mencari Akuntan
Akuntan dan audit diperlukan untuk memonitor uang dari sistem
manajemen perawatan. Seluruh uang yang keluar masuk perlu dimonitor dan
dievaluasi untuk mengurangi terjadinya kecurangan dan adanya penggelapan
dana.
2. Mencari Supplier Spare Part
Di setiap perbaikan kapal, pasti dibutuhkan spare part dari kapal apabila
ada yang perlu diganti. Maka dari itu, supplier spare part perlu dicari dan diajak
bekerja sama agar mau mensuplai spare part kapal dengan harga yang lebih
murah serta berkualitas.
3. Memperluas Relasi
Untuk meningkatkan sistem manajemen dan mendapat feedback dari
banyak pihak, maka relasi perlu diperluas agar bisa mencontoh sistem
manajemen lain yang lebih baik ataupun mengambil pelajaran dari sistem
manajemen lain yang lebih buruk.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Proses dan Tahapan Brainstorming untuk Menghasilkan Manajemen
Perawatan Kapal yang Baik
Urutan proses brainstorming untuk menghasilkan manajemen perawatan kapal
yang baik adalah sebagai berikut.
• Mendefinisikan permasalahan, untuk dapat gambaran penuh mengenai
masalah yang dihadapi.
• Menentukan batasan, agar diskusi dapat terarah dan tidak meluas
• Mencatat semua ide hasil diskusi, agar semua ide tidak ada yang terlewat
dan bisa dipertimbangkan.
• Mengelompokkan ide, dengan tujuan agar seluruh ide bisa saling
berhubungan dan koheren satu sama lain.
• Menarik kesimpulan, agar mendapat gambaran penuh mengenai solusi dari
diskusi ide yang telah diproses.
2. Hal yang Diperlukan dan Dilakukan Untuk Sistem Manajemen Perawatan
Kapal yang Baik
A. Prioritas dan harus disiapkan utama
1. Sumber dana
2. Struktur manajerial
3. Standar Operasional Prosedur (SOP)
4. Anak Buah Kapal (ABK)
5. Vendor Galangan
B. Bisa Ditunda
1. Jadwal Maintenance
2. Pekerja Maintenance
3. Jam Orang (JO)
4. Maintenance Report
C. Prioritas dan Harus Segera Dilakukan
1. Memahami Rules dari Class
2. Menganalisis Kerusakan Kapal
3. Monitoring dan Mengevaluasi Galangan
D. Bisa Ditunda
1. Mencari Akuntan
2. Mencari Supplier Spare Part
3. Memperluas Relasi
3. Cara Membentuk dan Mengaplikasikan Sistem Manajemen Perawatan
Kapal yang Baik

Untuk bisa mengaplikasikan sistem manajemen perawatan kapal yang baik,


maka perlu disiapakan terlebih dahulu struktur manajerialnya sebegai pengurus
utama dan SOP untuk panduan utama. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari
sumber pendanaan untuk memenuhi biaya pengelolaan. Kemudian, disiapkan ABK
serta dipilih galangan sebagai dua unsur pelaksana utama manajemen perawatan
kapal. Terakhir, perlu dicari akuntan untuk memonitor keuangan dari sistem
manajemen perawatan kapal.

Setelah semua itu disiapkan, maka perlu dibuat Jadwal maintenance untuk
perawatan rutin, serta ditentukan pekerjanya sebagai pelaksana beserta porsi jam
kerjanya. Kemudian, sebelum memulai proses perawatan atau perbaikan, setiap
unsur manajemen harus paham rules dari class kapal. Setiap perbaikan, unsur
manajerial juga harus mengetahui kerusakan apa yang terjadi di kapal sehingga
dapat diketahui bagian apa yang perlu dibenahi atau diganti. Dengan menganalisis
kerusakan, maka dapat dipilih supplier spare part yang tepat untuk mengganti spare
part kapal yang perlu diganti.

Setelah proses perawatan atau perbaikan selesai, maka perlu dibuat


maintenance report atau laporan tiap perawatan untuk pembukuan dan monitoring
kondisi kapal. Di setiap waktunya, perlu dijadwalkan pula waktu untuk
mengevaluasi dan monitoring galangan agar kualitas kinerja tidak menurun dan
sembari memperluas relasi untuk meningkatkan manajemen perawatan kapal.

5.2 Saran

Kebanyakan ide masih berasal dari pandangan secara teknis, namun kurang dari
secara manajerial maupun pandangan bidang lain. Oleh karena itu, akan lebih baik
kedepannya apabila Proses brainstorming untuk manajemen perawatan kapal dilakukan
dengan diskusi bersama banyak orang dari berbagai macam background.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai