Anda di halaman 1dari 6

Nama : Devi Nurul Mahmudah

NIM : 221135149

JURNAL REFLEKSI
DESIGN THINKING (DT)

Nama Design Thinking (DT)


Matakuli Dosen Pengampu : Dr. M. Andy Rudhito
ah
(tuliskan nama mata kuliah yang pengalaman belajarnya akan direfleksi)

Review Pada review pengalaman belajar mata kuliah Design Thinking ini saya
pengalam mempelajari 7 topik, yaitu :
an 1. Topik 1 – Design Thinking dan Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta
belajar. Didik
Pada topik 1 ini saya mendapat pemahaman baru mengenai makna
Design Thinking sesungguhnya, bagaimana karakteristinya dan Fase-
fase yang harus dilalui dalam Design Thinking . Saya juga diminta untuk
diskusi dengan teman sejawat untuk menentukan hadiah yang tepat guna
untuk kawan dengan memberikan beberapa pertanyaan terstruktur sesuai
Fase dalam Design Thinking.
Design Thinking merupakan sebuah metodologi, juga sebuah pola pikir,
untuk memunculkan potensi kreatif yang ada dalam diri setiap orang.
Metodologi Design Thinking umumnya terdiri dari ruang-ruang
“inspirasi” (mengeksplorasi masalah dan mengembangkan pemahaman
terhadap pengguna), “ideasi” (mengeksplorasi dan menguji solusi), serta
“implementasi” (menerapkan dan mengembangkan solusi secara
kontekstual), seperti disampaikan oleh Tim Brown (2008)
2. Topik 2 – Fase Empathize Menggunakan Emati untuk membangun
pemahaman
Pada topik ini saya belajar untuk membangun pemahaman empatik
terhadap permasalahan yang dihadapi peserta didik. Cara yang saya
gunakan untuk menggali hal tersebut yaitu dengan melakukan
wawancara kepada dua peserta didik kelas 2 pada extrem kanan (paling
pintar) dan extrem kiri.(paling kurang) mengenai proses pembelajaran
dan hal paling mereka sukai dari pembelajaran tersebut.
3. Topik 3 – Fase Define Menggunakan Teknik Design Thinking Untuk
Perumusan Tujuan
Pada topik ini saya mencoba mendefinisikan permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik. Setelah itu saya mencoba untuk merumuskan
tujuannya. Rumusan tujuan ini membantu saya untuk memiliki ide
kreatif dalam merancang rancangan pembelajaran yang lebih tepat.
4. Topik 4 – Fase Ideate Melahirkan Gagasan Inovatif untuk Rancangan
Pembelajaran
Pada topik ini saya Bersama kelompok mengeksplore berbagai alternatif
ide yang dapat dijadikan solusi dari masalah yang dihadapi. Ide-ide yang
kami munculkan pada fase ini berupa media pembelajaran yang kiranya
sesuai dan tepat untuk menghadapi permasalahan tersebut.
5. Topik 5 – Fase Prototyping dan Testing Mengembangkan dan Menguji
Coba Rancangan Pembelajaran
Pada topik ini saya menguji berbagai ide yang telah ditemukan. Prototipe
dipergunakan untuk menguji/validasi ide, asumsi, dan aspek-aspek lain
dari sebuah konsep dengan cepat serta murah, sehingga perancang dapat
melakukan perbaikan lebih awal atau mengubah arah rancangan jika
dirasa perlu. Dari tingkat fungsional dan detail fiturnya, prototipe terbagi
menjadi 2 yaitu Low Fidelity (mudah dibuat dan menggunakan bahan
yang murah misalnya kertas), dan High Fidelity (dalam versi beta dari
produk digital).
6. Topik 6 – Peluang dan Tantangan Penerapan Design Thinking di Sekolah
Pada topik ini sebagai pendidik saya didorong untuk menyesuaikan diri
dengan cara belajar peserta didik dan memfasilitasi pembelajaran yang
diinginkan serta dibutuhkan peserta didik. Dari pengalaman belajar yang
diperoleh terdapat peluang yang bisa dikembangkan untuk menghadapi
masalah yang dihadapi.
7. Topik 7 – Design Thinking dan Transformasi Pendidikan
Pada topik ini saya belajar untuk mentransformasi hasil Design Thinking
didalam kelas, dengan melakukan praktik pembelajaran berkeadilan
dapat diterapkan untuk mencapai pembelajaran lebih bermakna dan
mendalam bagi peserta didik dari berbagai tingkat kemampuan serta latar
belakang. Praktik pembelajaran ini mengintegrasi pembelajaran sosial,
emosional, dan akademik, yang tidak dapat berdiri sendiri karena
ketiganya saling terkait. Tujuannya, agar setiap anak dapat berkembang
sesuai kebutuhannya baik secara akademis maupun potensi sosia

(tuliskan hasil review berupa pengalaman belajar yang dipilih untuk


direfleksi lebih lanjut: Apa yang telah saya pelajari di mata kuliah ini?)

Refleksi Refleksi pengalaman belajar yang dipilih yaitu pada topik 2, 3, 4, dan 5. Dari
pengalam topik-topik tersebut didapatkan sebuah rancangan pembelajaran yang sesuai
an belajar dengan kebutuhan peserta didik.
yang 1. Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
dipilih Topik-topik tersebut sangat penting untuk dipelajari. Karena pada fase-
fase dapat menjadi proses belajar bagi pendidik agar bisa memberikan
proses pembelajar yang menyenangkan sesuai kebutuhan peserta didik.
Kelima fase tersebut diantaranya :
a. Fase Empathize – membangun Empati
Pemahaman tersebut dibentuk melalui cara-cara empatis seperti
bertanya dan mendengarkan, menggali pengalaman pengguna, serta
menempatkan kebutuhan/aspirasi pengguna sebagai tujuan utama
perancangan
b. Fase Define – Merumuskan Tujuan
Teknik perumusan tujuan dalam Design Thinking juga menggunakan
prinsip empatis; di mana pengguna dan aspirasi/kebutuhannya
dinyatakan secara spesifik dalam rumusan. Misalnya: “Bagaimana
kita bisa merancang bangku sekolah yang nyaman (pengalaman
pengguna) bagi anak-anak Sekolah Dasar (pengguna), sehingga
mereka dapat berkonsentrasi lebih lama (tujuan spesifik) dalam
kegiatan belajar di kelas?”
c. Fase Ideate – Ideasi, Menciptakan Solusi
Proses mencipta ide dalam Design Thinking dibuat sedemikian rupa
untuk memunculkan sebanyak mungkin ide solusi (baik secara
jumlah maupun variasi), serta menunda pemikiran kritis-analitis
yang cenderung ‘membunuh’ ide-ide baru yang berpotensi menjadi
inovasi
d. Fase prototype – Mengembangkan Prototipe
Fase prototipe merupakan waktu bagi perancang untuk mewujudkan
ide dalam bentuk model yang menunjukkan fitur-fitur dari solusi.
Model ini, yang disebut sebagai prototipe, dapat digunakan untuk
menguji dan memvalidasi ide secara cepat serta murah sehingga
perancang dapat melakukan perbaikan terhadap produknya sebelum
benar-benar diproduksi. Prototipe yang baik perlu cukup mudah
dibuat (tidak membutuhkan upaya besar dalam pembuatannya),
namun cukup representatif untuk diujicobakan kepada pengguna.
e. Fase Test / Evaluate – Menguji Coba Prototipe
Uji coba adalah fase penting dalam Design Thinking, karena di
sinilah ide solusi perancang (yang sudah berwujud prototipe)
diperiksa efektivitasnya. Uji coba memungkinkan perancang
menemukan kekuatan dan kelemahan dari idenya, juga mendapatkan
umpan balik dari pengguna rancangannya. Dalam uji coba prototipe,
berlaku prinsip “tunjukkan, jangan jelaskan”: prototipe tersebut yang
akan menjelaskan (atau tidak cukup menjelaskan) ide yang digagas
perancang. Dalam uji coba, perancang cukup berdiri di tepi dan
mengamati bagaimana pengguna berinteraksi dengan prototipe
idenya. Dari pengamatan itulah perancang akan mendapatkan insight
(pemahaman) yang berguna untuk pengembangan dan
penyempurnaan rancangannya.
2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah
tersebut?
Saya mempelajari materi kuliah tersebut melalui modu kuliah yang
terdapat pada LMS, mengikuti alur pada LMS, diskusi dengan teman
sejawat dan penjelasan dari dosen.
3. Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik
tersebut penting bagi saya? Mengapa?
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik
tersebut penting bagi saya. Karena dapat membangun pengetahuan baru
mengenai cara merancang suatu pembelajaran yang efektif dan tepat bagi
peserta didik.

(tuliskan refleksi terhadap pengalaman belajar terpilih: 1) Mengapa topik-


topik tersebut penting dipelajari? 2) Bagaimana saya mempelajari topik-topik
yang ada pada mata kuliah tersebut? 3)Apakah strategi yang
diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting bagi saya?
Mengapa?)

Analisis Analisis Artefa Pembelajaran :


artefak 1. Topik 2
pembelaj https://drive.google.com/file/d/1xnf8tiUU7CyexSs9cNibG0A70Pe65qo
aran b/view?usp=share_link

Pada artefak tersebut berisi jawaban pada Aksi Nyata topik 2 tentang hal-
hal yang dirasakan dalam fase empathize dan bagaimana membangun
pemahaman empatik terhadap peserta didik.
2. Topik 3
https://drive.google.com/file/d/1Vduok191J3z1R825qnZGjBG4ZM9tX
M53/view?usp=share_link

Pada artefak tersebut memuat jawaban pada Koneksi antar materi topik
3 yang berisi rumusan tujuan berdasarkan pemahaman terpilih dari fase
Empathize.
3. Topik 4
https://drive.google.com/file/d/14EMjFDVoT4HApqJJKqtbSIh9UYM
XLRvN/view?usp=share_link

Pada artefak tersebut berisi jawaban Aksi Nyata Topik 4 yang memuat
ide gambaran media papan perkalian dan gagasan apa yang mendasari
dari pemilihan ide media pembelajaran tersebut.
4. Topik 5
https://drive.google.com/file/d/1ULByKRYjHD5dCUs3xmMOaE0xG
XeWrPCF/view?usp=share_link

Pada artefak tersebut berisi jawaban pada Demonstrasi Kontekstual


Topik 5 yang memuat latar belakang, perumusan tjuan, proses
pembuatan media, dan cara penggunaan media papan perkalian
matematika untuk kelas 2.

(cantumkan visual artefak pembelajaran yang mendukung hasil refleksi


pengalaman belajar atau tautannya di sini, beserta analisis Anda terhadap
artefak pembelajaran tersebut.)

Pembelaj Pembelajaran bermakna yang saya peroleh dari mata Kuliah Design Thinking
aran ini yaitu berupa strategi dalam merancang suatu media pembelajaran yang sesuai
bermakn dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Dari pengalaman belajar mata
a (good Kuliah Design Thinking ini akan saya gunakan untuk memperbaiki diri saya
practices sebagai individu dan sebagai guru, agar lebih berorientasi pada kebutuhan
) peserta didik dan berupaya untuk lebih peka dan teliti terhadap kesulitan yang
dihadapi peserta didik. Supaya pembelajaran yang berlansung dapat berjalan
lancar dan menyenangkan. Sehingga peserta didik mudah untuk memahami
materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

(tuliskan garis besar makna yang diperoleh dari aktivitas refleksi diri terhadap
pengalaman belajar mata kuliah ini: Bagaimana saya akan menggunakan
apa yang sudah dipelajari untuk memperbaiki diri saya sebagai individu dan
sebagai guru, serta membawa perubahan terhadap siswa?

Anda mungkin juga menyukai