Anda di halaman 1dari 22

Design Thinking

Fundamentals of Design Thinking

Design thinking merupakan proses yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah secara kreatif. Melalui design thinking, kita

dapat:

1. Mendapat gambaran apa yang dibutuhkan dari sudut pandang manusia, teknologi dan ekonomi

2. Memungkinkan orang-orang yang tidak terlatih sebagai designer untuk kreatif dalam menyelesaikan berbagai macam

permasalahan

3. Membentuk mindset baru, yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan dari berbagai sudut pandang
Engginering

Developer

UX Researcher Business Strategic

UI/UX Designer Product Management

Good Innovation/Product
Feasibility (Kelayakan):
Apakah produk yang dibuat dapat memperkuat bisnis, jika dilihat dari kapasistas internal perusahaan, seperti :

- Apa yang produt team butuhkan untuk membuat ini teralisasi?


- Teknologi seperti apa yang dibutuhkan untuk membuat produk ini?
- System dan workflow seperti apa yang dibutuhkan?

Sehingga pada akhirnya menciptakan produk & experience yang diinginkan serta memperkuat core business
Viability (Kelangsungan Hidup):
Apakah produk yang dibuat dapat berkontribusi(secara profit) keperusahaan dan dapat berkembang dalam
jangka panjang, dengan memperhatikan :

1. Bagaimana kita bisa membuat profit dengan produk ini?


2. Apakah sejalan dengan business objective?
3. Bagaimana kita memvalidasikan investasi perusahaan ke produk ini?
Desirability (Keinginan):
Apakah kita menyelesaikan sebuah masalah (pain point) dari customer?, sebelum membuat sebuah product
tanyakan terlebih dahulu :

1. Masalah customer apa yang dicoba untuk diselesaikan?


2. Bagaimana masalah tersebut dapat dikatakan sukses untuk diselesaikan customer?

Melihat apa yang dilakukan oleh customer secara langsung dan memposisikan diri kita sebagai customer, membuat
kita merasakan apakah solusi yang kita buat dapat menyelesaikan masalah customer.

UX Researcher UI/UX Designer

Melakukan research terhadap customer Membuat design berdasarkan insight dari customer.
Keuntungan menggunakan Design Thinking:

1. Membantu memahami kebutuhan yang belum terpenuhi dari pengguna pengguna


potensial sebuah produk.
2. Meminimalisir resiko dalam merilis ide, produk, maupun jasa baru.
3. Mendorong penciptaan solusi-solusi bersifat revolusioner dan komprehensif.
4. Mendorong proses pembelajaran dan iterasi yang lebih cepat.
Implementasi Design Thinking

Dilansir dari Interaction Design Foundation, terdapat 5 tahapan dalam proses Design Thinking.
Empathise (Validasi Masalah)

Tahap pertama ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman akan masalah yang ingin diselesaikan.
Hal ini meliputi usaha-usaha seperti:
- Konsultasi dengan ahli untuk memahami keadaan melalui proses seperti,
observasi dan berempati dengan orang lain
- Meninjau lokasi keadaan secara langsung untuk mendapatkan konteks

Empati bersifat krusial dalam design thinking, karena:


- Dapat membuat orang tidak bergantung pada asumsi semata
- Membantu penggalian insight akan topik yang dituju, agar sesuai dengan kebutuhan actual

Metode: User Interview, Survey, FGD, Observasi


Output: Data, insight, persona, list of problem
Define

Pada tahap ini, informasi yang didapat dari tahap Empathise akan dianalisa, diobservasi, serta disintesiskan untuk
mendapat permasalahan inti yang ingin diselesaikan. Tahapan ini akan membantu tim dalam mengumpulkan ide-ide
untuk membuat fitur, fungsi, serta elemen lain yang menuju penyelesaian masalah. Pada tahap ini pula, kamu akan
mulai menuju tahap ketiga, yaitu “Ideate” dengan menggunakan konsep “How Might We….”
Contoh:

Problem statement: Anak remaja membutuhkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat agar mereka bisa
menjadi individu yang dapat bertanggung jawab di lingkungan social

How Might We: Bagaimana kita dapat membuat jumlah remaja yang berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
meningkat melalui produk / jasa yang kita tawarkan?
Output: Problem Statement
Ideate (Validasi Ide)

Tahap ini merupakan tahap pencarian ide.


 Anda dan tim dapat mulai berpikir sekreatif mungkin untuk mendapatkan solusi terhadap problem statement yang
sudah dibuat di tahap sebelumnya.
 Penting untuk mencari ide sebanyak-banyaknya pada tahap ini

Metode: HMW, Crazy 8, dll


Output: List of Ideas, Flow, Sketch, Concept
Prototype

Tahap ini merupakan tahap pembuatan prototype berdasarkan ide-ide yang dikumpulkan dari tahap Ideation.

Hasil prototype biasanya adalah versi minimum dari produk yang sudah mencakup fitur-fitur inti yang sudah
dirumuskan sebelumnya.

Output: Prototype of Solution (umumnya sudah rapi dan menyerupai produk asli, seperti tampilan di aplikasi figma,
marvel, invision)
Test (Validasi Prototype)

Tahap ini bertujuan untuk menguji prototype pada kalangan orang yang representatif untuk menjawab permasalahan.

Metode: Usability Testing, Data Analysis, Observasi


Output: Insight, User Behavior
Mindset dalam pelaksanaan Design Thinking

• Human Centered
Mencari inspirasi dan arahan dari pengguna, serta menempatkan manusia sebagai pusat dari proses berempati.

• Mindful Of Process
Memikirkan dan merefleksikan tidak hanya hasil akhir, namun juga proses kerja beserta perbaikan yang dibutuhkan.

• Culture Of Prototype
Menjunjung eksplorasi dan eksperimentasi untuk pembelajaran, termasuk melibatkan pengguna di dalam prosesnya
untuk mendapatkan feedback.
• Bias Toward Action
Berfokus pada aksi untuk berpikir, belajar, dan membuat keputusan dengan sigap

• Show Don’t Tell


Fokus untuk mengkomunikasikan ide dengan bukti-bukti visual untuk transparansi, pemahaman, serta pembuatan
keputusan yang lebih baik.

• Radical Collaboration
Berkolaborasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk pengguna untuk menciptakan ide dan solusi yang inovatif.
Example
Karl Benz
The World’s first practical automobile

1. Empathise (Validasi Masalah)

Karl Benz mengobservasi ketika melihat yang dialami oleh orang-orang yang melakukan perjalanan jauh, sangat
kelelahan, memakan waktu lama, ketinggalan momen. Ia pun juga berusaha memahami pengalaman orang-orang
tersebut dengan menginterview beberapa orang yang bersedia.
2. Define

Lalu dia coba mendefinisikan permasalahan yang ditemukan, diantaranya:


- Orang yang melakukan perjalanan jauh sangat kelelahan
- Orang yang melakukan perjalanan jauh memakan waktu yang lama
- Orang yang melakukan perjalanan jauh ketinggalan momen (keluarga yang sakit yang ingin dijenguk, ketika mereka
sampai keluarganya sudah meninggal)
3. Karl Benz kemudian melakukan ideation dan brainstorming gimana caranya buat solving problem yang dia define
tadi dengan HMW (How Might We question)

- HMW ketika melakukan perjalanan jauh agar kita tidak kelelahan?


- HMW ketika melakukan perjalanan jauh lebih cepat?
- HMW agar tidak tertinggal momen pada saat melakukan perjalanan jauh?

Ideas:
- Membuat alat yang bisa memindahkan manusia, alat beroda dan dikayuh
- Membuat alat yang beroda dan menggunakan kekuatan angin
- Membuat alat yang beroda dan menggunakan mesin pendorong
4. Prototype
Dari hasil Karl Benz melakukan ideation, akhirnya dia memilih ide “Membuat alat yang beroda dan menggunakan
mesin pendorong”
5. Test (Validasi Prototype)

Lalu melakukan test untuk menggali insight dari pengguna terkait dengan produk.
Contoh: Etnografi, Usability testing & Survey

Setelah Karl Benz memecahkan masalah orang-orang yang melakukan perjalanan jauh, selanjutnya dia harus
memikirkan improvement agar solusinya menjadi lebih baik dan dapat beradaptasi dengan realita yang terus berubah.

Step1 Step2 Step3

Setelah digali, ternyata permasalahan utamanya menyangkut cara bagaimana untuk bisa pergi dari satu tempat ke tempat
lain secara lebih cepat
Tugas

Petunjuk :
1. Silahkan pilih salah satu Apps (Google Meet atau Zoom)
2. Buatlah rancangan untuk membuat improvement, menggunakan 5 Tahapan Design Thinking terhadap:
3. Dikerjakan Secara Berkelompok Maksimal, satu kelompok maksimal 4 orang.

Anda mungkin juga menyukai