Anda di halaman 1dari 21

Menggunakan Android Studio

Memulai Project Android Studio

Android Studio menyediakan alat untuk pengujian, dan mempublikasikan tahap proses
development serta lingkungan development terpadu untuk membuat aplikasi bagi
semua perangkat Android. Lingkungan development menyertakan kode template
dengan kode contoh untuk fitur aplikasi umum, alat pengujian dan kerangka kerja yang
banyak, dan sistem pembangunan yang fleksibel.

Setelah berhasil meng-install Android Studio IDE, klik 2x ikon aplikasi Android Studio
untuk memulainya. Pilih Start a new Android Studio Project di jendela welcome, dan
beri nama project dengan nama yang sama yang ingin anda gunakan untuk aplikasi.

Saat memilih Domain Perusahaan uni, ingat bahwa aplikasi yang dipublikasikan ke
Google Play harus memiliki nama paket unik. Karena domain bersifat unik, yang
mengawali nama aplikasi dengan nama anda, atau nama domain perusahaan, sebaiknya
sediakan nama paket unik yang memadai. Jika tidak berencana untuk mempublikasikan
aplikasi anda bisa menerima domain contoh default.

Saat memilih target Android Devices,


Phone dan Tablet dipilih secara default
seperti yang ditampilkan dalam gambar
disebelah kiri.
Pilihan yang ditampilkan dalam gambar
untuk minimum SDK – API 15:Android
4.0.3 (IceCreamSandwich) – membuat
aplikasi anda kompatibel dengan 97%
perangkat Android yang aktif di Google
Play Store.
Anda bisa menyesuaikan aktivitas setelah memilih template. Misalnya, template Empty
Activity menyediakan suatu aktivitas yang disertai satu sumber daya layout untuk layar.
1
Anda bisa memilih untuk menerima nama yang biasa digunakan untuk aktivitas (seperti:
MainActivity) atau mengubah nama di layar CustomizeActivity.

2
1) Bilah Alat, bilah alat menjalankan beragam tindakan termasuk menjalankan
aplikasi Android dan meluncurkan alat Android.
2) Bilah Navigasi, memungkinkan navigasi melalui project dan membuka file untuk
navigasi menyediakan tampilan struktur project yang lebih ringkas.
3) Panel Editor, panel ini menampilkan editor layout dengan alat untuk mengedit
layout. Setelah memilih file kode java, panel ini menampilkan kode dengan alat
untuk mengedit kode.
4) Bilah Status, bilah status menampilkan status project dan Android Studio itu
sendiri, serta peringatan atau pesan apapun. Anda bisa mengamati kemajuan
pembangunan di bilah status.
5) Panel Project, panel project menampilkan file project dan hierarki project.
6) Panel Monitor, panel monitor untuk memantau eksekusi aplikasi (ditampilkan
dalam gambar), logcat untuk menampilkan pesan log, dan aplikasi terminal untuk
melakukan aktivitas terminal.

1) Tab Project, klik untuk menampilkan tampilan project.


2) Pilihan Android di menu tarik-turun project.

3
3) File AndroidManifest.xml. Digunakan untuk menetapkan informasi tentang
aplikasi bagi lingkungan waktu proses Android. Template yang Anda pilih
membuat file ini.
4) Folder java. Folder ini menyertakan aktivitas, pengujian, dan komponen lain di
kode sumber Java. Setiap aktivitas, layanan, dan komponen lain didefinisikan
sebagai kelas Java, biasanya dalam file miliknya. Nama aktivitas pertama (layar)
yang pengguna lihat, yang juga melakukan inisialisasi sumber daya seluruh
aplikasi, biasanya adalah MainActivity.
5) Folder res. Folder ini menyimpan sumber daya, seperti layout XML, string UI, dan
gambar. Aktivitas biasanya dikaitkan dengan file sumber daya XML yang
menetapkan layout tampilannya. File ini biasanya diberi nama setelah aktivitas
atau fungsinya.
6) File build.gradle (Module: App). File ini menetapkan konfigurasi pembangunan
modul. Template yang anda pilih membuat file ini, yang mendefinisikan
konfigurasi pembangunan, termasuk atribut minSdkVersion yang
mendeklarasikan versi tertinggi (terbaru) untuk aplikasi yang dioptimalkan. File ini
juga menyertakan daftar dependensi, yaitu pustaka yang diperlukan oleh kode
seperti pustaka AppCompat untuk mendukung beragam versi Android.
2
1) File XML Layout. File layout XML, biasanya diberi nama file activity_main.xml. klik
2x untuk membuka editor layout.
2) Palet Elemen UI (Tampilan). Panel palette menyediakan daftar elemen UI dan
layout. Tambahkan elemen atau layout ke UI dengan menyeretnya ke panel
desain.
3) Bilah alat desain. Bilah alat panel desain menyediakan tombol untuk
mengkonfigurasi penampilan layout dalam panel desain dan untuk mengedit
properti layout. Lihat gambar diatas untuk detail.
4) Panel Properties. Panel Properties menyediakan kontrol properti untuk tampilan
yang dipilih.
5) Kontrol Properti. Kontrol properti sesuai dengan atribut XML yang ditampilkan
dalam gambar adalah properti Text dari TextView yang dipilih, yang disetel ke
Hello World!.
6) Panel Desain. Seret tampilan dari panel palette ke panel desain untuk mem-
posisikannya di layout.

3
7) Component Tree. Panel component tree menampilkan hierarki tampilan. Klik
tampilan atau grup tampilan dalam panel ini untuk memilihnya. Gambar
menampilkan TextView yang dipilih.
8) Tab Design dan Text. Klik Design untuk melihat editor layout, atau Text untuk
melihat kode XML.

Menggunakan XML

Terkadang lebih cepat dan lebih mudah mengedit kode XML secara langsung, terutama
saat menyalin dan menempelkan kode untuk tampilan serupa. Untuk menampilkan dan
mengedit kode XML, buka file layout XML. Editor layout muncul bersama tab Design di
bagian bawah yang disorot. Klik tab Text untuk melihat kode XML. Yang berikut ini
menampilkan cuplikan kode XML untuk LinearLayout dengan Button dan TextView :

Tampilan memiliki properti yang mendefinisikan tempat munculnya tampilan di layar,


ukurannya, dan bagaimana kaitan tampilan dengan tampilan lainnya, dan cara tampilan

4
merespon masukan dari pengguna. Saat mendefinisikan tampilan di XML, properti
dirujuk sebagai berikut.

Misalnya, dalam keterangan XML TextView berikut, android:id, android:layout_width,


android:layout_height, android:background, merupakan atribut XML yang
diterjemahkan secara otomatis menjadi properti TextView :

Atribut biasanya berbentuk seperti berikut :

Attribute_name adalah nama atribut. Value adalah string dengan nilai untuk atribut,
misalnya :

Jika value adalah sumber daya, seperti warna, simbol @ menetapkan jenis sumber
dayanya. Misalnya :

Android memiliki beberapa resources, antara lain :


A. Layouts
Layout merupakan bagian yang mendefinisikan bagaimana keadaan view dalam
aplikasi. File layout defaultnya berada di direktori res/layouts.
Layouts Penjelasan

LinearLayout Layout yang menyusun bagian-


bagiannya dalam satu baris.

5
RelativeLayout Layout yang posisi dari bagian-
bagiannya dapat di deskripsikan dalam
relasi satu dengan yang lainnya atau
dengan induknya.

ConstraintLayout Grup tampilan anak yang


menggunakan titik jangkar, tepi, dan
panduan untuk mengontrol cara
memposisikan tampilan relatif
terhadap elemen lain di layout
ConstraintLayout didesain untuk
mempermudah saat menyeret dan
melepaskan tampilan di editor layout.

FrameLayout Layout ini dirancang untuk memblokir


area pada screen untuk menampilkan
satu komponen. Developer dapat
menambahkan beberapa anak bagian,
tetapi semua akan dipatok ke kiri atas
screen. Anak bagian dari layout akan
digambarkan dalam stack, yang
terakhir akan berada diatas stack.

TableLayout Layout yang menyusun anak


bagiannya dalam baris dan kolom.

AbsoluteLayout Group yang memungkinkan anda


menetapkan lokasi pasti (kordinat x/y)
tampilan anaknya. Layout mutlak
bersifat kurang fleksibel dan lebih sulit
dikelola daripada tipe layout lainnya
tanpa memposisikan mutlak.

6
GridLayout Group yang menempatkan layar
anaknya dalam kotak persegi panjang
yang bisa digulir (scroll).

B. Strings
Sumber daya string berada dalam file strings.xml dalam folder values di dalam
folder res saat menggunakan project tampilan Android. Anda bisa mengedit file
ini secara langsung dengan membukanya :

C. Drawable
Folder drawable menyediakan sumber daya ikon dan gambar.

D. Dimensions
Merupakan unit ukuran numerik :
▪ dp (density-independent pixels)
▪ sp (scale-independent pixels)
▪ pt (points)
▪ px (pixels)
▪ mm (milimeters)
▪ in (inches)

E. Styles
Styles di Android sangat mirip dengan Cascading Style Sheets (CSS) di
pengembangan web. Style merupakan kumpulan dari property yang dapat
diterapkan pada View secara mandiri, Activity, atau keseluruhan aplikasi (melalui

7
file Manifest). Style mendukung inherintance. Contoh property style antara lain :
font size, font color, dan screen background.

F. Themes
Theme merupakan Style yang diterapkan pada keseluruhan Activity atau Aplikasi.
Jika Style diterapkan sebagai Theme dalam suatu Aplikasi, maka semua View dan
Activity dalam Aplikasi akang meng-inherits setting dari Style.

G. Values
Value dapat mengandung berbagai tipe untuk aplikasi, diantaranya :
▪ Bool: merupakan nilai Boolean. Disimpan dalam file xml, biasanya di lokasi
res/values/<filename>.xml;
Contoh : res/values/bools.xml

▪ Integer: merupakan nilai Integer. Disimpan dalam file xml, biasanya di


lokasi res/values/<filename>.xml;
Contoh : res/values/integer.xml

▪ Integer Array: merupakan Array Integer. Disimpan dalam file xml, biasanya
di lokasi res/values/<filename>.xml;
Contoh : res/values/integerArray.xml

▪ Typed Arrays: merupakan tipe yang digunakan untuk membuat Array dari
berbagai resource yang tidak sejenis. Biasanya disimpan di lokasi
res/values/<filename>.xml;
Contoh : res/values/types.xml

H. Menus
Menu dapat didefinisikan melalui kode maupun XML. Cara awal untuk
mendefinisikan menu adalah melalui XML. Biasanya menu diletakkan di direktori
/menus. Setiap menu memiliki file .xml sendiri.

8
I. Colors
File colors biasanya diletakkan di values/colors.xml. File ini memungkinkan
developer untuk mendefinisikan nama color, misal: login_screen_font_colors,
yang berarti color dari font yang digunakan pada halaman login.

9
LAYOUTS
Ada beberapa layout yang bisa kita gunakan untuk membangun User Interface (UI) yang
dapat menarik pengguna, diantaranya yaitu :
▪ Linear Layout
▪ Relative Layout
▪ Constraint Layout
▪ Frame Layout
▪ Table Layout
▪ Absolute Layout
▪ Grid Layout

1. Linear Layout
Adalah kelompok tampilan yang men-sejajarkan semua turunan dalam satu arah,
baik secara vertikal maupun horizontal. Anda bisa menetapkan arah tata letak
dengan menggunakan atribut android:orientation.

10
Kesederhanaan LinearLayout memudahkan penggunaan namun membatasi
fleksibilitasnya. Untuk aplikasi yang memiliki design tidak terlalu kompleks maka
LinearLayout sangat cocok untuk digunakan.

Semua turunan LinearLayout akan ditumpuk satu sama lain, sehingga daftar vertikal
hanya akan memiliki satu turunan per baris berapa pun lebarnya, dan daftar
horizontal hanya akan setinggi satu baris.

Berikut contoh kode XML untuk tampilah LinearLayout :

11
Hasilnya :

12
2. Relative Layout

Adalah grup tampilan yang menampilkan tampilan turunan di posisi relatif (secara
bebas). Posisi setiap tampilan dapat ditentukan sebagai posisi relatif terhadap
elemen yang setara (seperti disebelah kiri atau dibawah tampilan lain) atau diposisi
relatif terhadap RelativeLayout induk (seperti sejajar dengan bagian bawah, kiri,
atau tengah).

RelativeLayout memungkinkan kita untuk memposisikan komponen mana saja yang


kita inginkan, sehingga dianggap sebagai layout yang paling fleksibel. Karena alasan

13
tersebut RelativeLayout menjadi layout yang paling banyak digunakan setelah
LinearLayout di Android.

Secara default, semua tampilan turunan digambar dikiri atas tata letak sehingga
anda harus menentukan posisi setiap tampilan menggunakan berbagai properti tata
letak yang tersedia dari RelativeLayout.LayoutParams.

Beberapa properti tata letak yang tersedia untuk tampilan dalam RelativeLayout
meliputi :
a. android:layout_alignParentTop : jika “true”, tepi atas tampilan ini diposisikan
sejajar dengan tepi atas tampilan induknya.
b. android:layout_centerVertical : jika “true”, tampilan turunan ini diposisikan
di tengah-tengah turunan induknya secara vertikal.
c. android:layout_below : memposisikan tepi atas tampilan ini di bawah
tampilan yang ditentukan dengan ID resource.
d. android:layout_toRightOf : memposisikan tepi kiri tampilan ini disebelah
kanan tampilan yang ditentukan dengan ID resource.

Ini hanya beberapa contoh, semua atribut tata letak didokumentasikan di


RelativeLayout.LayoutParams.

Nilai untuk setiap properti tata letak adalah boolean untuk mengaktifkan posisi tata
letak relatif terhadap RelativeLayout induk, atau ID yang mereferensikan tampilan
lain dalam tata letak yang digunakan sebagai acuan untuk memposisikan tampilan.

Dalam tata letak XML anda, dependensi terhadap tampilan lain dalam tata letak ini
dapat dideklarasikan dalam urutan apapun. Misalnya, anda dapat mendeklarasikan
bahwa View1 diposisikan dibawah View2 meskipun View2 merupakan tampilan
terakhir yang dideklarasikan dalam hierarki

Contoh:
Setiap atribut yang mengontrol posisi relatif setiap tampilan akan ditekankan.

14
15
Hasilnya :

3. Constraint Layout
ConstraintLayout mirip dengan RelativeLayout, karena letak view bergantung pada
view lain dalam satu Layout ataupun dengan Parent Layoutnya. Contohnya di
RelativeLayout kita bisa meletakkan sebuah view di atas, bawah, atau samping view
lain. Kita juga dapat mengatur posisinya berdasarkan Parent Layout menggunakan
tag seperti centerVertical, alignParentBottom, dll. Akan tetapi, ConstraintLayout
jauh lebih fleksibel dan lebih mudah digunakan di LayoutEditor.

ConstraintLayout merupakan salah satu komponen ViewGroup yang dapat kita


gunakan untuk menyusun tampilan aplikasi yang kompleks tanpa adanya nested
layout. ConstraintLayout tersedia dengan dukungan kompatibilitas nulai dari
Android 2.3 (API Level 9) sampai dengan yang terbaru.

16
Apa itu Nested Layout?
Nested Layout adalah kondisi dimana sebuah parent layout yang memiliki parent
layout lagi di dalamnya. Contohnya seperti berikut :

Perlu diperhatikan dari Nested Layout tersebut adalah masalah performa aplikasi,
jika didalam sebuah berkas XML ada satu atau lebih Nested Layout, proses inisialisasi
dan proses render akan memakan banyak memori.

Contoh kode ConstraintLayout :

17
18
Hasilnya :

19

Anda mungkin juga menyukai