Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENGANTAR IDE ANDROID STUDIO

Materi Pembelajaran:
1. Mengenal Android Studio
2. Menginstal Android Studio
3. Konfigurasi IDE Android Studio
4. Menyeting HP sebagai emulator
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mengetahui komponen-komponen dalam IDE Android Studio
2. Mahasiswa mengetahui shortcut yang digunakan dalam IDE Android Studio
3. Mahasiswa dapat melakukan instalasi Android Studio
4. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi IDE Android Studio
5. Mahasiswa dapat menghubungkan dengan HP sebagai emulator apk Android Studio

1.1. Mengenal Android Studio

Android Studio adalah Integrated Development Environment (IDE) resmi untuk


pengembangan aplikasi Android, yang didasarkan pada IntelliJ IDEA . Selain sebagai editor
kode dan fitur developer IntelliJ yang andal, Android Studio menawarkan banyak fitur yang
meningkatkan produktivitas Anda dalam membuat aplikasi Android, seperti:
 Sistem build berbasis Gradle yang fleksibel
 Emulator yang cepat dan kaya fitur
 Lingkungan terpadu tempat Anda bisa mengembangkan aplikasi untuk semua
perangkat Android
 Terapkan Perubahan untuk melakukan push pada perubahan kode dan resource ke
aplikasi yang sedang berjalan tanpa memulai ulang aplikasi
 Template kode dan integrasi GitHub untuk membantu Anda membuat fitur aplikasi
umum dan mengimpor kode sampel
 Framework dan alat pengujian yang lengkap
 Alat lint untuk merekam performa, kegunaan, kompatibilitas versi, dan masalah
lainnya
 Dukungan C++ dan NDK
 Dukungan bawaan untuk Google Cloud Platform, yang memudahkan integrasi Google
Cloud Messaging dan App Engine

A. Struktur Proyek
Setiap project di Android Studio berisi satu atau beberapa modul dengan file kode
sumber dan file resource. Jenis modul meliputi:
 Modul aplikasi Android
 Modul library
 Modul Google App Engine
Secara default, Android Studio menampilkan file project Anda dalam tampilan
project Android, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Tampilan ini disusun
menurut modul untuk memberikan akses cepat ke file sumber utama project Anda.

Gambar 1. File Project dalam Tampilan Android

Semua file build terlihat di tingkat teratas di bagian Gradle Script dan setiap modul
aplikasi berisi folder berikut:
 manifes: Berisi file AndroidManifest.xml.
 java: Berisi file kode sumber Java, termasuk kode pengujian JUnit.
 res: Berisi semua resource non-kode, seperti tata letak XML, string UI, dan gambar
bitmap.
Struktur project Android pada disk berbeda dengan representasi tersatukan ini.
Untuk melihat struktur file project sebenarnya, pilih Project dari menu drop-down
Project (pada gambar 1, ditampilkan sebagai Android).

Kalian juga dapat menyesuaikan tampilan file project untuk berfokus pada aspek
spesifik dari pengembangan aplikasi Anda. Misalnya, memilih tampilan Problems pada
project Anda akan menampilkan link ke file sumber yang berisi error coding dan
sintaksis yang dikenali, seperti tag penutup elemen XML yang tidak ada dalam file tata
letak.

Gambar 2. File project dalam tampilan Problems, menunjukkan file tata letak yang
memiliki masalah.

B. Antarmuka Pengguna
Jendela utama Android Studio terdiri dari beberapa area logis yang diidentifikasi
dalam gambar 3.
Gambar 3. Jendela utama Android Studio.

1. Toolbar memungkinkan Anda melakukan berbagai tindakan, termasuk menjalankan


aplikasi dan meluncurkan alat Android.
2. Menu navigasi membantu Anda menjelajah project dan membuka file untuk diedit.
Menu ini memberikan tampilan struktur yang lebih ringkas yang terlihat di jendela
Project.
3. Jendela editor adalah tempat Anda membuat dan memodifikasi kode. Bergantung
pada jenis file yang ada, editor ini dapat berubah. Misalnya, saat menampilkan file
tata letak, editor akan menampilkan Layout Editor.
4. Panel jendela fitur berada di sisi luar jendela IDE dan berisi tombol-tombol yang
memungkinkan Anda memperluas atau menciutkan setiap jendela fitur.
5. Jendela fitur memberi Anda akses ke tugas tertentu seperti pengelolaan project,
penelusuran, kontrol versi, dan lainnya. Anda dapat memperluas dan menciutkan
jendela ini.
6. Status bar menampilkan status project Anda dan IDE itu sendiri, serta semua
peringatan atau pesan.
Kita dapat mengatur jendela utama untuk memperluas ruang layar dengan
menyembunyikan atau memindahkan toolbar dan jendela alat. Anda juga dapat
menggunakan pintasan keyboard untuk mengakses sebagian besar fitur IDE.

Kita dapat menelusuri kode sumber, database, tindakan, elemen antarmuka


pengguna, dan sebagainya kapan saja, dengan menekan tombol Shift dua kali, atau
mengklik kaca pembesar di sudut kanan atas jendela Android Studio. Tips ini sangat
berguna jika, misalnya, Anda mencoba menemukan tindakan IDE tertentu yang Anda
lupa cara memicunya.

1. Jendela alat
Sebagai ganti menggunakan perspektif preset, Android Studio mengikuti konteks
Anda dan otomatis menampilkan jendela alat yang relevan saat Anda bekerja. Secara
default, jendela alat yang paling umum digunakan disematkan ke kolom jendela fitur
di tepi jendela aplikasi.
 Untuk memperluas atau menciutkan jendela alat, klik nama alat di kolom jendela
alat. Anda juga dapat menarik, menyematkan, melepaskan sematan, memasang,
dan melepas jendela fitur.
 Untuk kembali ke tata letak jendela alat default saat ini, klik Window > Restore
Default Layout atau sesuaikan tata letak default dengan mengklik Window >
Store Current Layout as Default.
 Untuk menampilkan atau menyembunyikan seluruh kolom jendela alat, klik ikon
jendela di pojok kiri bawah jendela Android Studio.
 Untuk menemukan jendela alat tertentu, arahkan kursor ke atas ikon jendela dan
pilih jendela alat tersebut dari menu.
Kita juga bisa menggunakan pintasan keyboard untuk membuka jendela alat.
Tabel 1 mencantumkan pintasan jendela paling umum.

Tabel 1. Pintasan keyboard ke beberapa jendela alat yang berguna.


Jika Anda ingin menyembunyikan semua toolbar, jendela alat, dan tab editor, klik
View > Enter Distraction Free Mode. Langkah ini akan mengaktifkan Distraction
Free Mode. Untuk keluar dari Distraction Free Mode, klik View > Exit Distraction
Free Mode.

Kita dapat menggunakan Speed Search untuk menelusuri dan memfilter di dalam
sebagian besar jendela alat di Android Studio. Untuk menggunakan Speed Search,
pilih jendela alat, lalu ketik kueri penelusuran kalian.

2. Pelengkapan kode
Android Studio memiliki tiga jenis pelengkapan kode, yang dapat Anda akses
menggunakan pintasan keyboard.

Tabel 2. Pintasan keyboard untuk pelengkapan kode.


Kita juga dapat melakukan perbaikan cepat dan menampilkan tindakan maksud dengan
menekan Alt+Enter

3. Navigasi
Berikut ini beberapa tips untuk membantu Anda menjelajah di dalam Android
Studio.
 Beralih antar file yang baru saja diakses menggunakan tindakan Recent Files.
Tekan Control+E (Command+E pada Mac) untuk memunculkan tindakan Recent
Files. Secara default, file yang terakhir diakses akan dipilih. Anda juga dapat
mengakses jendela alat mana saja melalui kolom kiri dalam tindakan ini.
 Lihat struktur file saat ini menggunakan tindakan File Structure. Munculkan
tindakan File Structure dengan menekan Control+F12 (Command+F12 pada
Mac). Dengan tindakan ini, Anda dapat membuka bagian mana pun dari file saat
ini dengan cepat.
 Telusuri dan buka class tertentu dalam project menggunakan tindakan Navigate to
Class. Munculkan tindakan ini dengan menekan Control+N (Command+O pada
Mac). Navigate to Class mendukung ekspresi canggih, termasuk camel humps,
jalur, baris navigasi ke, pencocokan nama tengah, dan banyak lagi. Jika Anda
memanggilnya dua kali berturut-turut, hasil dari class project akan ditampilkan.
 Buka file atau folder menggunakan tindakan Navigate to File. Munculkan
tindakan Navigate to File dengan menekan Control+Shift+N (Command+Shift+O
pada Mac). Untuk menelusuri folder, bukan file, tambahkan / (garis miring) di
akhir ekspresi Anda.
 Buka metode atau kolom menurut nama menggunakan tindakan Navigate to
Symbol. Munculkan tindakan Navigate to Symbol dengan menekan
Control+Shift+Alt+N (Command+Option+O pada Mac).
 Temukan semua bagian kode yang merujuk ke class, metode, kolom, parameter,
atau pernyataan di posisi kursor saat ini dengan menekan Alt+F7 (Option+F7
pada Mac).

4. Gaya dan Pemformatan


Saat Anda mengedit, Android Studio otomatis menerapkan pemformatan dan gaya
seperti yang ditentukan dalam setelan gaya kode Anda. Anda dapat menyesuaikan
setelan gaya kode menurut bahasa pemrograman, termasuk menentukan konvensi untuk
tab dan indentasi, spasi, penggabungan, tanda kurung kurawal, dan baris kosong. Untuk
menyesuaikan setelan gaya kode Anda, klik File > Settings > Editor > Code Style
(Android Studio > Preferences > Editor > Code Style pada Mac.)

Meskipun IDE otomatis menerapkan pemformatan selagi Anda bekerja, Anda juga
bisa memanggil tindakan Reformat Code secara eksplisit dengan menekan
Control+Alt+L (Opt+Command+L pada Mac), atau otomatis mengindentasi semua
baris dengan menekan Control+Alt+I (Control+Option+I pada Mac).

Gambar 4. Kode sebelum pemformatan.

Gambar 5. Kode setelah pemformatan

5. Dasar-dasar kontrol versi


Android Studio mendukung berbagai sistem kontrol versi (VCS), termasuk Git,
GitHub, CVS, Mercurial, Subversion, dan Google Cloud Source Repositories.
Setelah mengimpor aplikasi Anda ke Android Studio, gunakan opsi menu VCS pada
Android Studio untuk mengaktifkan dukungan VCS bagi sistem kontrol versi yang
diinginkan, membuat repositori, mengimpor file baru ke kontrol versi, dan menjalankan
operasi kontrol versi lainnya:
 Dari menu VCS Android Studio, klik Enable Version Control Integration.
 Dari menu drop-down, pilih sistem kontrol versi yang ingin dikaitkan dengan
root project, lalu klik OK.
Menu VCS sekarang menampilkan sejumlah opsi kontrol versi berdasarkan sistem
yang Anda pilih.

Catatan: Kita juga dapat menggunakan opsi menu File > Settings > Version Control
untuk menyiapkan dan mengubah setelan kontrol versi.

C. Sistem Build Gradle


Android Studio menggunakan Gradle sebagai dasar dari sistem build, dengan lebih
banyak kemampuan khusus Android yang disediakan oleh plugin Android untuk Gradle.
Sistem build ini berjalan sebagai alat terintegrasi dari menu Android Studio, dan terpisah dari
command line. Anda dapat menggunakan fitur-fitur sistem build untuk:
 Menyesuaikan, mengonfigurasi, dan memperluas proses build.
 Membuat banyak APK untuk aplikasi Anda, dengan berbagai fitur yang
menggunakan project dan modul yang sama.
 Menggunakan kembali kode dan resource di seluruh set sumber.
Berkat fleksibilitas Gradle, Anda dapat mencapai semua ini tanpa mengubah file
sumber inti aplikasi Anda. File build Android Studio diberi nama build.gradle. File tersebut
adalah file teks biasa yang menggunakan sintaksis Groovy untuk mengonfigurasi build
dengan elemen yang disediakan oleh plugin Android untuk Gradle. Setiap project memiliki
satu file build tingkat atas untuk seluruh project dan file build tingkat modul terpisah untuk
setiap modul. Saat Anda mengimpor project yang ada, Android Studio akan otomatis
menghasilkan file build yang diperlukan.
1. Varian Build
Sistem build dapat membantu Anda membuat beberapa versi berbeda untuk aplikasi
yang sama dari satu project. Hal ini berguna saat Anda menyediakan aplikasi dalam
versi gratis dan berbayar, atau jika Anda ingin mendistribusikan beberapa APK untuk
berbagai konfigurasi perangkat di Google Play.

2. Dukungan multi-APK
Dukungan multi-APK memungkinkan Anda membuat beberapa APK sekaligus
secara efisien berdasarkan kepadatan layar atau ABI. Misalnya, Anda dapat membuat
APK aplikasi terpisah untuk kepadatan layar hdpi dan mdpi, dengan tetap
menganggapnya sebagai varian tunggal serta mengizinkannya berbagi setelan APK
pengujian, javac, dx, dan ProGuard.

3. Penyingkatan Resource
Penyingkatan resource di Android Studio otomatis menghapus resource yang tidak
digunakan dari aplikasi terpaket dan dependensi library Anda. Misalnya, jika aplikasi
Anda menggunakan layanan Google Play untuk mengakses fungsi Google Drive, dan
saat ini Anda tidak menggunakan Login dengan Google, penyingkatan resource dapat
menghapus beragam aset drawable untuk tombol SignInButton.

Catatan: Penyingkatan resource bekerja bersamaan dengan alat penyingkatan kode,


seperti ProGuard.

4. Mengelola Dependensi
Dependensi untuk proyek Anda ditetapkan menurut nama dalam
file build.gradle. Gradle menangani penemuan dependensi dan menyediakannya di
build Anda. Anda dapat mendeklarasikan dependensi modul, dependensi biner jarak
jauh, dan dependensi biner lokal dalam file build.gradle Anda. Android Studio
mengonfigurasi project untuk menggunakan Maven Central Repository secara default.

D. Alat Profil dan Debug


Android Studio membantu Anda menjalankan proses debug dan meningkatkan
performa kode, termasuk proses debug inline dan alat analisis performa.
1. Proses Debug Inline
Gunakan proses debug inline untuk menyempurnakan panduan kode Anda dalam
tampilan debugger dengan verifikasi inline untuk referensi, ekspresi, dan nilai
variabel. Inline debug information includes:
 Nilai variabel inline
 Objek perujuk yang merujuk ke objek terpilih
 Nilai yang dihasilkan metode
 Ekspresi operator dan lambda
 Nilai tooltip

Gambar 6. Nilai variabel inline


2. Profiler Performa
Android Studio menyediakan profiler performa agar Anda dapat melacak
penggunaan memori dan CPU aplikasi, menemukan objek yang batal dialokasikan,
menemukan kebocoran memori, mengoptimalkan performa grafis, dan menganalisis
permintaan jaringan dengan mudah. Saat aplikasi Anda berjalan di perangkat atau
emulator, buka tab Android Profiler.

3. Heap Dump
Saat memprofilkan penggunaan memori di Android Studio, Anda dapat sekaligus
memulai pembersihan sampah memori dan membuang heap Java ke cuplikan heap
dalam file format biner HPROF khusus Android. Penampil HPROF akan menampilkan
class, instance setiap class, dan struktur referensi untuk membantu Anda melacak
penggunaan memori serta menemukan kebocoran memori.

4. Memory Profiler
Anda dapat menggunakan Memory Profiler untuk melacak alokasi memori dan
melihat di mana objek dialokasikan saat Anda melakukan tindakan tertentu. Dengan
mengetahui alokasi ini, Anda dapat mengoptimalkan performa dan penggunaan memori
aplikasi dengan menyesuaikan panggilan metode yang terkait dengan tindakan tersebut.
5. Akses File Data
Android SDK Tools, seperti Systrace dan logcat, menghasilkan data performa dan
proses debug untuk analisis aplikasi secara mendetail.
Untuk menampilkan file data yang dihasilkan, buka jendela alat Captures. Pada
daftar file yang dihasilkan, klik dua kali file untuk melihat data. Klik kanan sembarang
file .hprof untuk mengonversinya ke dalam format file standar

6. Pemeriksaan Kode
Setiap kali Anda mengompilasi program, Android Studio akan otomatis
menjalankan Lint yang telah dikonfigurasi dan pemeriksaan IDE lainnya untuk
memudahkan Anda mengidentifikasi serta memperbaiki masalah kualitas struktur kode
Anda.
Alat Lint memeriksa file sumber project Android Anda untuk menemukan potensi
bug dan peluang pengoptimalan guna mencapai ketepatan, keamanan, performa,
kegunaan, aksesibilitas, serta internasionalisasi.

Gambar 7. Hasil pemeriksaan Lint di Android Studio

Selain pemeriksaan Lint, Android Studio juga menjalankan pemeriksaan kode


IntelliJ dan memvalidasi anotasi untuk menyederhanakan alur kerja coding Anda.

7. Anotasi di Android Studio


Android Studio mendukung anotasi variabel, parameter, dan nilai kembalian untuk
membantu Anda merekam bug, seperti pengecualian pointer null dan konflik jenis
resource. Android SDK Manager mengemas library Support-Annotations di Android
Support Repository untuk digunakan dengan Android Studio. Android Studio
memvalidasi anotasi yang sudah dikonfigurasi selama pemeriksaan kode.
8. Profiling Performa
Jika Anda ingin memprofilkan performa CPU, memori, dan jaringan aplikasi, buka
Android Profiler, dengan mengklik View > Tool Windows > Android Profiler.

E. Login ke Akun Developer Kalian


Kita dapat login ke akun developer Anda di Android Studio untuk mengakses alat
tambahan yang memerlukan autentikasi, seperti Cloud Tools for Android Studio dan alat uji
Tindakan Aplikasi. Dengan login, Anda memberikan izin pada alat tersebut untuk melihat
dan mengelola data di seluruh layanan Google.
Setelah membuka project di Android Studio, Anda dapat login ke akun developer atau
beralih akun developer, sebagai berikut:
1. Klik ikon profil di ujung toolbar, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Klik ikon profil di ujung toolbar untuk login.

2. Pada jendela yang muncul, lakukan salah satu langkah berikut:


 Jika Anda belum login, klik Sign In dan izinkan Android Studio untuk
mengakses layanan yang tercantum.
 Jika Anda sudah login, klik Add Account untuk login dengan akun Google yang
lain. Atau, Anda dapat mengklik Sign Out dan mengulangi langkah-langkah
sebelumnya untuk login ke akun yang berbeda.

1.2. Menginstal Android Studio


Untuk menginstal Android Studio di Windows, lakukan langkah berikut:
1. Jika Anda sudah mendownload file .exe (direkomendasikan), klik dua kali untuk
meluncurkannya.
Jika Anda sudah mendownload file .zip, ekstrak ZIP, salin folder android-
studio ke folder Program Files, lalu buka folder studio-android > bin dan
jalankan studio64.exe (untuk komputer 64 bit) atau studio.exe (untuk
komputer 32 bit).
2. Ikuti wizard penyiapan di Android Studio dan instal paket SDK apa pun yang
direkomendasikan.
3. Selesai.

1.3. Konfigurasi IDE Android Studio

Android Studio menyediakan wizard dan template yang memverifikasi persyaratan sistem
Anda, seperti Java Development Kit (JDK) dan RAM yang tersedia, serta mengonfigurasi
setelan default, seperti emulasi Android Virtual Device (AVD) default yang dioptimalkan dan
image sistem yang telah diperbarui. Dokumen ini menjelaskan setelan konfigurasi tambahan
yang mungkin dapat Anda gunakan untuk menyesuaikan penggunaan Android Studio.

Android Studio menyediakan akses ke dua file konfigurasi melalui menu Help:

 studio.vmoptions: Menyesuaikan opsi untuk Java Virtual Machine (JVM) di Studio,


misalnya ukuran heap dan ukuran cache. Perhatikan bahwa di mesin Linux, file ini
mungkin bernama studio64.vmoptions, bergantung pada versi Android Studio
Anda.

 idea.properties: Menyesuaikan properti Android Studio, misalnya jalur folder plugin


atau ukuran file maksimum yang didukung.

A. Menemukan file konfigurasi Anda


Kedua file konfigurasi disimpan di folder konfigurasi untuk Android Studio. Nama
folder bergantung pada versi Studio Anda. Misalnya, Android Studio 3.3 memiliki nama
folder AndroidStudio3.3. Lokasi folder ini bergantung pada sistem operasi Anda:
 Windows: %USERPROFILE%\.CONFIGURATION_FOLDER
 macOS: ~/Library/Preferences/CONFIGURATION_FOLDER
 Linux: ~/.CONFIGURATION_FOLDER

Kalian juga dapat menggunakan variabel lingkungan berikut untuk menunjuk ke file
pengganti spesifik di tempat lain:
 STUDIO_VM_OPTIONS: menetapkan nama dan lokasi file .vmoptions
 STUDIO_PROPERTIES: menetapkan nama dan lokasi file .properties
 STUDIO_JDK: menetapkan JDK yang digunakan untuk menjalankan Studio

B. Menyesuaikan opsi VM Anda

File studio.vmoptions memungkinkan Anda menyesuaikan opsi untuk JVM di


Android Studio. Untuk meningkatkan performa Studio, opsi paling umum yang biasa
disesuaikan adalah ukuran heap maksimum, tetapi Anda juga dapat menggunakan
file studio.vmoptions untuk menggantikan setelan default lainnya seperti ukuran heap
awal, ukuran cache, dan switch pengumpulan sampah Java.

Untuk membuat file studio.vmoptions baru atau membuka file yang sudah ada,
gunakan langkah berikut:

1. Klik Help > Edit Custom VM Options. Jika Anda belum pernah mengedit opsi VM
untuk Android Studio sebelumnya, IDE akan meminta Anda membuat
file studio.vmoptions baru. Untuk membuat file, klik Yes.

2. File studio.vmoptions akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file
tersebut untuk menambahkan opsi VM yang Anda sesuaikan sendiri. Untuk daftar
lengkap opsi JVM yang dapat disesuaikan.

File studio.vmoptions yang Anda buat akan ditambahkan ke


file studio.vmoptions default, yang berada di direktori bin/ dalam folder penginstalan
Android Studio.

Perhatikan, kalian tidak boleh secara langsung mengedit file studio.vmoptions yang
ditemukan dalam folder program Android Studio. Meskipun Kalian dapat mengakses file
tersebut untuk menampilkan opsi VM default Studio, dengan hanya mengedit
file studio.vmoptions sendiri akan memastikan bahwa Anda tidak menggantikan setelan
default penting untuk Android Studio. Oleh karena itu, pada file studio.vmoptions, hanya
ganti atribut yang diperlukan dan biarkan Android Studio tetap menggunakan nilai default
untuk atribut yang belum Anda ubah.

Ukuran heap maksimum


Secara default, Android Studio memiliki ukuran heap maksimum 1.280 MB. Jika menangani
project besar, atau sistem Anda memiliki RAM yang besar, Anda dapat meningkatkan
performa dengan meningkatkan ukuran heap maksimum untuk proses Android Studio, seperti
IDE inti, daemon Gradle, dan daemon Kotlin.

Android Studio otomatis memeriksa kemungkinan pengoptimalan ukuran heap dan memberi
tahu Anda jika mendeteksi bahwa performa dapat ditingkatkan.

Gambar 1. Notifikasi terkait setelan memori yang direkomendasikan.

Jika menggunakan sistem 64 bit yang memiliki RAM minimal 5 GB, Anda juga dapat
menyesuaikan ukuran heap untuk project secara manual. Untuk melakukannya, ikuti langkah
berikut:

1. Klik File > Settings dari panel menu (atau Android Studio > Preferences di macOS).

2. Klik Appearance & Behavior > System Settings > Memory Settings.
3. Sesuaikan ukuran heap agar cocok dengan jumlah yang Anda inginkan.
4. Klik Apply.

Jika mengubah ukuran heap untuk IDE, Anda harus memulai ulang Android Studio
sebelum setelan memori baru diterapkan.
Catatan:Mengalokasikan terlalu banyak memori dapat menurunkan performa.

C. Mengekspor dan mengimpor setelan IDE

Anda dapat mengekspor file Settings.jar yang berisi semua atau sebagian setelan
IDE yang dipilih untuk project. Selanjutnya, Anda dapat mengimpor file JAR ini ke dalam
project lain dan/atau menyediakannya untuk diimpor kolega Anda ke dalam project mereka.

D. Menyesuaikan properti IDE Anda

File idea.properties memungkinkan Anda menyesuaikan properti IDE untuk


Android Studio, misalnya jalur ke plugin yang diinstal pengguna dan ukuran file maksimum
yang didukung oleh IDE. File idea.properties akan digabung dengan properti default
untuk IDE, jadi Anda dapat menetapkan properti pengganti saja.

Untuk membuat file idea.properties baru atau membuka file yang sudah ada, gunakan
langkah berikut:
1. Klik Help > Edit Custom Properties. Jika belum pernah mengedit properti IDE
sebelumnya, Android Studio akan meminta Anda untuk membuat
file idea.properties baru. Untuk membuat file, klik Yes.

2. File idea.properties akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file
tersebut untuk menambahkan properti IDE yang telah Anda sesuaikan sendiri.

E. Mengonfigurasi IDE untuk komputer dengan memori rendah

Jika Anda menjalankan Android Studio di komputer yang spesifikasinya lebih rendah
daripada yang direkomendasikan, Anda dapat menyesuaikan IDE untuk meningkatkan
performa di komputer Anda, dengan cara sebagai berikut:

 Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Android Studio: Kurangi
ukuran heap maksimum untuk Android Studio menjadi 512 Mb. Untuk informasi
selengkapnya tentang perubahan ukuran heap maksimum, lihat Ukuran heap
maksimum.

 Update Gradle dan plugin Android untuk Gradle: Update Gradle dan plugin
Android untuk Gradle ke versi terbarunya untuk memastikan Anda memanfaatkan
peningkatan performa terbaru. Untuk informasi selengkapnya tentang mengupdate
Gradle dan plugin Android untuk Gradle

 Aktifkan Mode Hemat Daya: Mengaktifkan Mode Hemat Daya akan menonaktifkan
sejumlah operasi latar belakang yang boros memori dan baterai, termasuk penyorotan
error dan inspeksi sambil menjalankan proses, pop-up pelengkapan kode otomatis,
dan kompilasi latar belakang inkremental otomatis. Untuk mengaktifkan Mode Hemat
Daya, klik File > Power Save Mode.

 Nonaktifkan pemeriksaan lint yang tidak perlu: Untuk mengubah pemeriksaan lint
mana yang dijalankan Android Studio pada kode Anda, lakukan langkah berikut:

1. Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings (di macOS, Android
Studio > Preferences).

2. Di panel kiri, luaskan bagian Editor, lalu klik Inspections.

3. Klik kotak centang untuk memilih atau membatalkan pilihan pemeriksaan lint
sesuai dengan project Anda.
4. Untuk menyimpan perubahan, klik Apply atau OK.

 Jalankan debug di perangkat fisik: Menjalankan debug di emulator yang


menggunakan lebih banyak memori daripada di perangkat fisik, sehingga Anda dapat
meningkatkan performa keseluruhan untuk Android Studio dengan menjalankan
debug di perangkat fisik.
 Hanya sertakan layanan Google Play yang diperlukan sebagai
dependensi: Menyertakan Layanan Google Play sebagai dependensi dalam project
Anda akan meningkatkan jumlah memori yang diperlukan. Sertakan hanya
dependensi yang diperlukan untuk meningkatkan penggunaan memori dan performa.
Untuk informasi selengkapnya.
 Aktifkan Offline Mode untuk Gradle: Jika bandwidth Anda terbatas, aktifkan
Offline Mode untuk mencegah Gradle mendownload dependensi yang terlewatkan
selama proses build. Jika Offline Mode diaktifkan, Gradle akan mengeluarkan
peringatan kegagalan proses build jika Anda melewatkan suatu dependensi, bukannya
mencoba mendownload dependensi tersebut. Untuk mengaktifkan Offline Mode,
lakukan langkah berikut ini:

1. Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings (di macOS, Android
Studio > Preferences).

2. Di panel kiri, luaskan Build, Execution, Deployment, lalu klik Gradle.

3. Pada setelan Global Gradle, centang kotak Offline work.

4. Klik Apply atau OK untuk menerapkan perubahan.

 Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Gradle: Ukuran heap
maksimum default Gradle adalah 1.536 MB. Kurangi nilai ini dengan mengganti
properti org.gradle.jvmargs pada file gradle.properties, seperti
ditunjukkan di bawah:

# Make sure to gradually decrease this value and note


# changes in performance. Allocating too little memory may
# also decrease performance.
org.gradle.jvmargs = -Xmx1536m
 Jangan aktifkan parallel compilation: Android Studio dapat mengompilasi modul
independen secara paralel, tetapi jika sistem Anda memiliki memori yang rendah,
sebaiknya jangan aktifkan fitur ini. Untuk memeriksa setelan ini, lakukan hal berikut:
1. Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings (di macOS, Android
Studio > Preferences).
2. Di panel kiri, luaskan Build, Execution, Deployment, lalu klik Compiler.
3. Pastikan opsi Compile independent modules in parallel tidak dicentang.
4. Jika Anda telah membuat perubahan, klik Apply atau OK untuk menerapkan
perubahan.
F. Menyetel versi JDK

Salinan OpenJDK terbaru dilengkapi dengan Android Studio 2.2 dan yang lebih baru,
dan inilah versi JDK yang kami sarankan untuk digunakan pada project Android Anda. Untuk
menggunakan JDK yang disertakan, lakukan langkah berikut:

1. Di panel menu, buka project Anda di Android Studio, lalu pilih File > Project
Structure.

2. Pada halaman SDK Location di JDK location, centang kotak Use embedded JDK.

3. Klik OK.

Secara default, versi bahasa Java yang digunakan untuk mengompilasi project Anda
didasarkan pada compileSdkVersion project (karena versi Android yang berbeda mendukung
versi Java yang berbeda pula). Jika perlu, Anda dapat mengganti versi Java default ini dengan
menambahkan blok CompileOptions {} berikut ke file build.gradle:

android {
compileOptions {
sourceCompatibility JavaVersion.VERSION\_1\_6
targetCompatibility JavaVersion.VERSION\_1\_6
}
}
G. Menyetel setelan proxy

Proxy berfungsi sebagai koneksi perantara antara klien HTTP dan server web yang
menambah keamanan dan privasi ke koneksi internet. Agar Android Studio dapat dijalankan
di belakang firewall, atur setelan proxy untuk Android Studio IDE. Gunakan halaman setelan
Proxy HTTP Android Studio IDE untuk mengatur setelan proxy HTTP untuk Android Studio.

Saat menjalankan plugin Android untuk Gradle dari command line atau pada komputer yang
tidak terinstal Android Studio, seperti server continuous integration, tetapkan setelan proxy
dalam file build Gradle.

Catatan: Setelah penginstalan awal paket Android Studio, Android Studio dapat
berjalan dengan atau tanpa akses internet. Namun, Android Studio memerlukan
sambungan internet untuk sinkronisasi Setup Wizard, akses library pihak ketiga, akses
ke repositori jarak jauh, inisialisasi dan sinkronisasi Gradle, serta update versi Android
Studio.

1. Mempersiapkan proxy Android Studio

Android Studio mendukung setelan proxy HTTP sehingga Anda dapat menjalankan
Android Studio di belakang firewall atau jaringan aman. Untuk menetapkan setelan proxy
HTTP dalam Android Studio:

1. Dari panel menu, klik File > Settings (di macOS, klik Android Studio >
Preferences).

2. Di panel kiri, klik Appearance & Behavior > System Settings > HTTP Proxy.
Halaman Proxy HTTP akan muncul.

3. Pilih Auto-detect proxy settings agar Anda dapat menggunakan URL konfigurasi
proxy otomatis untuk setelan proxy, atau Manual proxy configuration untuk
memasukkan sendiri setiap setelan.

4. Klik Apply atau OK untuk menerapkan perubahan.

2. Setelan proxy HTTP plugin Android untuk Gradle


Saat menjalankan plugin Android untuk Gradle dari command line atau pada komputer
yang tidak terinstal Android Studio, tetapkan setelan proxy plugin Android untuk Gradle
dalam file build Gradle.

Untuk setelan proxy HTTP spesifik-aplikasi, tetapkan setelan proxy dalam


file build.gradle sebagaimana diperlukan untuk setiap modul aplikasi.

apply plugin: 'com.android.application'

android {
...

defaultConfig {
...
systemProp.http.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.http.proxyPort=443
systemProp.http.proxyUser=userid
systemProp.http.proxyPassword=password
systemProp.http.auth.ntlm.domain=domain
}
...
}

Untuk setelan proxy HTTP lingkup-project, tetapkan setelan proxy dalam


file gradle/gradle.properties.

# Project-wide Gradle settings.


...

systemProp.http.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.http.proxyPort=443
systemProp.http.proxyUser=username
systemProp.http.proxyPassword=password
systemProp.http.auth.ntlm.domain=domain

systemProp.https.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.https.proxyPort=443
systemProp.https.proxyUser=username
systemProp.https.proxyPassword=password
systemProp.https.auth.ntlm.domain=domain

...

Note: Saat menggunakan Android Studio, setelan pada halaman setelan proxy HTTP
IDE Android Studio akan mengganti setelan proxy HTTP pada
file gradle.properties.

H. Mengoptimalkan performa Android Studio di Windows


Performa Android Studio di Windows dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bagian
ini menjelaskan cara mengoptimalkan setelan Android Studio untuk mendapatkan performa
terbaik di Windows.

Meminimalkan dampak software antivirus pada kecepatan build


Beberapa software antivirus dapat mengganggu proses build Android Studio, yang
menyebabkan build berjalan sangat lambat. Saat Anda menjalankan build di Android Studio,
Gradle mengompilasi resource dan kode sumber aplikasi Anda, lalu memaketkan resource
yang telah dikompilasi bersama-sama ke dalam sebuah APK. Selama proses ini, banyak file
dibuat di komputer Anda. Jika software antivirus Anda mengaktifkan pemindaian real-time,
antivirus dapat memaksa proses build untuk berhenti setiap kali file dibuat saat antivirus
memindai file tersebut.
Untuk menghindari masalah ini, Anda dapat mengecualikan direktori tertentu dari
pemindaian real-time dalam software antivirus.

Perhatian: Untuk memastikan keamanan komputer Anda dari software berbahaya, sebaiknya
jangan nonaktifkan pemindaian real-time atau software antivirus sepenuhnya.
Daftar berikut menunjukkan lokasi default setiap direktori Android Studio yang sebaiknya
Anda kecualikan dari pemindaian real-time:

Cache Gradle
%USERPROFILE%\.gradle
Project Android Studio
%USERPROFILE%\AndroidStudioProjects
Android SDK
%USERPROFILE%\AppData\Local\Android\SDK
File sistem Android Studio
%USERPROFILE%\.AndroidStudio<version>\system

Menyesuaikan lokasi direktori untuk lingkungan terkontrol Kebijakan Grup


Jika Kebijakan Grup membatasi direktori yang dapat dikecualikan dari pemindaian real-time
di komputer, Anda dapat memindahkan direktori Android Studio ke salah satu lokasi yang
tidak termasuk dalam Kebijakan Grup terpusat.
Daftar berikut menunjukkan cara menyesuaikan lokasi setiap direktori Android Studio,
dengan C:\WorkFolder adalah direktori yang sudah dikecualikan oleh Kebijakan Grup
Anda:
Cache Gradle
Tentukan variabel lingkungan GRADLE_USER_HOME agar menunjuk
ke C:\WorkFolder\.gradle.
Project Android Studio
Pindahkan atau buat direktori project dalam subdirektori yang sesuai
untuk C:\WorkFolder. Contohnya, C:\WorkFolder\AndroidStudioProjects.
Android SDK
Ikuti langkah berikut:
1. Di Android Studio, buka dialog Settings (Preferences di macOS), lalu
buka Appearance & Behavior > System Settings > Android SDK.
2. Ubah nilai Android SDK Location menjadi C:\WorkFolder\AndroidSDK.
Agar tidak mendownload SDK ini lagi, pastikan untuk menyalin direktori
SDK yang sudah ada, yang secara default terletak
di %USERPROFILE%\AppData\Local\Android\SDK, ke lokasi baru.
File sistem Android Studio
Ikuti langkah berikut:
1. Di Android Studio, klik Help > Edit Custom Properties.
Android Studio akan meminta Anda membuat file idea.properties jika
Anda belum memilikinya.
2. Tambahkan baris berikut ke file idea.properties Anda:
idea.system.path=c:/workfolder/studio/caches/trunk-system

I. Mengonfigurasi dependensi build offline


Jika Anda ingin membuat project tanpa koneksi jaringan, ikuti langkah-langkah di
bawah untuk mengonfigurasi IDE agar dapat menggunakan Plugin Android Gradle dan
dependensi Google Maven versi offline.
Jika Anda belum melakukannya, download komponen offline dari halaman download.

Mendownload dan mengekstrak komponen offline


Setelah Anda mendownload komponen offline, ekstrak isinya ke dalam direktori berikut,
yang mungkin perlu Anda buat jika belum ada:
 Pada Windows: %USER_HOME%/.android/manual-offline-m2/
 Pada macOS dan Linux: ~/.android/manual-offline-m2/
Untuk mengupdate komponen offline, lakukan langkah berikut:
1. Hapus konten di dalam direktori manual-offline-m2/.
2. Download kembali komponen offline.
3. Ekstrak konten file ZIP yang didownload ke direktori manual-offline-m2/.

Menyertakan komponen offline dalam project Gradle Anda


Untuk memberi tahu sistem build Android agar menggunakan komponen offline yang telah
Anda download dan ekstrak, Anda perlu membuat skrip, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Perhatikan, Anda hanya perlu membuat dan menyimpan skrip ini satu kali, meskipun Anda
mengupdate komponen offline.
1. Buat file teks kosong dengan jalur dan nama file berikut:
 Pada Windows: %USER_HOME%/.gradle/init.d/offline.gradle
 Pada macOS dan Linux: ~/.gradle/init.d/offline.gradle
2. Buka file teks tersebut dan sertakan skrip berikut:
def reposDir = new File(System.properties['user.home'],
".android/manual-offline-m2")
def repos = new ArrayList()
reposDir.eachDir {repos.add(it) }
repos.sort()

allprojects {
buildscript {
repositories {
for (repo in repos) {
maven {
name = "injected_offline_${repo.name}"
url = repo.toURI().toURL()
}
}
}
}
repositories {
for (repo in repos) {
maven {
name = "injected_offline_${repo.name}"
url = repo.toURI().toURL()
}
}
}
}

3. Simpan file teks.


4. (Opsional) Jika Anda ingin memverifikasi bahwa komponen offline berfungsi
sebagaimana mestinya, hapus repositori online dari file build.gradle project Anda,
seperti yang ditunjukkan di bawah. Setelah mengonfirmasi bahwa project Anda dibuat
dengan benar tanpa repositori ini, Anda dapat mengembalikannya ke
file build.gradle.
buildscript {
repositories {
// Hide these repositories to test your build against
// the offline components. You can include them again after
// you've confirmed that your project builds ‘offline’.
// google()
// jcenter()
}
...
}
allprojects {
repositories {
// google()
// jcenter()
}
...
}

Catatan: Skrip ini berlaku untuk semua project Gradle yang Anda buka di
workstation.

1.4. Setting HP sebagai Emulator


Untuk menjalankan projek android studio di hp android secara langsung, kalian harus
mengaktifkan mode pengembang (developer mode) terlebih dahulu di hp android yang akan
digunakan sebagai alat untuk menjalankan projek android studio. Berikut ini adalah langkah-
langkah untuk mengaktifkan mode pengembang di hp android.
A. Mengaktifkan Mode Pengembang
1. Buka aplikasi Pengaturan (Setting).
2. Jika perangkat kalian menggunakan Android versi 8.0 atau lebih tinggi,
pilih Sistem (System). Jika tidak, lanjutkan ke langkah selanjutnya.
3. Scroll ke bagian bawah, lalu pilih Tentang Ponsel (About).
4. Scroll ke bagian bawah, lalu ketuk Nomor build (Build Number) tujuh kali.
5. Kembali ke layar sebelumnya, scroll ke bagian bawah dan ketuk Opsi Developer.
6. Scroll ke bawah untuk menemukan dan mengaktifkan proses USB debugging.
B. Menjalankan Projek di HP Android Langsung
Setelah mengaktifkan USB debugging, hubungkan HP Android kalian ke komputer
dengan kabel USB. Maka android studio akan menampilkan device yang kalian pasang pada
bagian toolbar aplikasi android studio.
1. Di Android Studio, pilih app kalian dari menu drop-down konfigurasi run/debug di
toolbar.
2. Pilih Device HP Android kalian yang muncul dari menu drop-down perangkat target.
3. Setelah itu silahkan jalankan projek android studio dengan menggunakan device yang
telah terpasang pada komputer kalian.
4. Projek android studio kalian telah terpasang di HP Android.

Anda mungkin juga menyukai