Materi Pembelajaran:
1. Mengenal Android Studio
2. Menginstal Android Studio
3. Konfigurasi IDE Android Studio
4. Menyeting HP sebagai emulator
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mengetahui komponen-komponen dalam IDE Android Studio
2. Mahasiswa mengetahui shortcut yang digunakan dalam IDE Android Studio
3. Mahasiswa dapat melakukan instalasi Android Studio
4. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi IDE Android Studio
5. Mahasiswa dapat menghubungkan dengan HP sebagai emulator apk Android Studio
A. Struktur Proyek
Setiap project di Android Studio berisi satu atau beberapa modul dengan file kode
sumber dan file resource. Jenis modul meliputi:
Modul aplikasi Android
Modul library
Modul Google App Engine
Secara default, Android Studio menampilkan file project Anda dalam tampilan
project Android, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Tampilan ini disusun
menurut modul untuk memberikan akses cepat ke file sumber utama project Anda.
Semua file build terlihat di tingkat teratas di bagian Gradle Script dan setiap modul
aplikasi berisi folder berikut:
manifes: Berisi file AndroidManifest.xml.
java: Berisi file kode sumber Java, termasuk kode pengujian JUnit.
res: Berisi semua resource non-kode, seperti tata letak XML, string UI, dan gambar
bitmap.
Struktur project Android pada disk berbeda dengan representasi tersatukan ini.
Untuk melihat struktur file project sebenarnya, pilih Project dari menu drop-down
Project (pada gambar 1, ditampilkan sebagai Android).
Kalian juga dapat menyesuaikan tampilan file project untuk berfokus pada aspek
spesifik dari pengembangan aplikasi Anda. Misalnya, memilih tampilan Problems pada
project Anda akan menampilkan link ke file sumber yang berisi error coding dan
sintaksis yang dikenali, seperti tag penutup elemen XML yang tidak ada dalam file tata
letak.
Gambar 2. File project dalam tampilan Problems, menunjukkan file tata letak yang
memiliki masalah.
B. Antarmuka Pengguna
Jendela utama Android Studio terdiri dari beberapa area logis yang diidentifikasi
dalam gambar 3.
Gambar 3. Jendela utama Android Studio.
1. Jendela alat
Sebagai ganti menggunakan perspektif preset, Android Studio mengikuti konteks
Anda dan otomatis menampilkan jendela alat yang relevan saat Anda bekerja. Secara
default, jendela alat yang paling umum digunakan disematkan ke kolom jendela fitur
di tepi jendela aplikasi.
Untuk memperluas atau menciutkan jendela alat, klik nama alat di kolom jendela
alat. Anda juga dapat menarik, menyematkan, melepaskan sematan, memasang,
dan melepas jendela fitur.
Untuk kembali ke tata letak jendela alat default saat ini, klik Window > Restore
Default Layout atau sesuaikan tata letak default dengan mengklik Window >
Store Current Layout as Default.
Untuk menampilkan atau menyembunyikan seluruh kolom jendela alat, klik ikon
jendela di pojok kiri bawah jendela Android Studio.
Untuk menemukan jendela alat tertentu, arahkan kursor ke atas ikon jendela dan
pilih jendela alat tersebut dari menu.
Kita juga bisa menggunakan pintasan keyboard untuk membuka jendela alat.
Tabel 1 mencantumkan pintasan jendela paling umum.
Kita dapat menggunakan Speed Search untuk menelusuri dan memfilter di dalam
sebagian besar jendela alat di Android Studio. Untuk menggunakan Speed Search,
pilih jendela alat, lalu ketik kueri penelusuran kalian.
2. Pelengkapan kode
Android Studio memiliki tiga jenis pelengkapan kode, yang dapat Anda akses
menggunakan pintasan keyboard.
3. Navigasi
Berikut ini beberapa tips untuk membantu Anda menjelajah di dalam Android
Studio.
Beralih antar file yang baru saja diakses menggunakan tindakan Recent Files.
Tekan Control+E (Command+E pada Mac) untuk memunculkan tindakan Recent
Files. Secara default, file yang terakhir diakses akan dipilih. Anda juga dapat
mengakses jendela alat mana saja melalui kolom kiri dalam tindakan ini.
Lihat struktur file saat ini menggunakan tindakan File Structure. Munculkan
tindakan File Structure dengan menekan Control+F12 (Command+F12 pada
Mac). Dengan tindakan ini, Anda dapat membuka bagian mana pun dari file saat
ini dengan cepat.
Telusuri dan buka class tertentu dalam project menggunakan tindakan Navigate to
Class. Munculkan tindakan ini dengan menekan Control+N (Command+O pada
Mac). Navigate to Class mendukung ekspresi canggih, termasuk camel humps,
jalur, baris navigasi ke, pencocokan nama tengah, dan banyak lagi. Jika Anda
memanggilnya dua kali berturut-turut, hasil dari class project akan ditampilkan.
Buka file atau folder menggunakan tindakan Navigate to File. Munculkan
tindakan Navigate to File dengan menekan Control+Shift+N (Command+Shift+O
pada Mac). Untuk menelusuri folder, bukan file, tambahkan / (garis miring) di
akhir ekspresi Anda.
Buka metode atau kolom menurut nama menggunakan tindakan Navigate to
Symbol. Munculkan tindakan Navigate to Symbol dengan menekan
Control+Shift+Alt+N (Command+Option+O pada Mac).
Temukan semua bagian kode yang merujuk ke class, metode, kolom, parameter,
atau pernyataan di posisi kursor saat ini dengan menekan Alt+F7 (Option+F7
pada Mac).
Meskipun IDE otomatis menerapkan pemformatan selagi Anda bekerja, Anda juga
bisa memanggil tindakan Reformat Code secara eksplisit dengan menekan
Control+Alt+L (Opt+Command+L pada Mac), atau otomatis mengindentasi semua
baris dengan menekan Control+Alt+I (Control+Option+I pada Mac).
Catatan: Kita juga dapat menggunakan opsi menu File > Settings > Version Control
untuk menyiapkan dan mengubah setelan kontrol versi.
2. Dukungan multi-APK
Dukungan multi-APK memungkinkan Anda membuat beberapa APK sekaligus
secara efisien berdasarkan kepadatan layar atau ABI. Misalnya, Anda dapat membuat
APK aplikasi terpisah untuk kepadatan layar hdpi dan mdpi, dengan tetap
menganggapnya sebagai varian tunggal serta mengizinkannya berbagi setelan APK
pengujian, javac, dx, dan ProGuard.
3. Penyingkatan Resource
Penyingkatan resource di Android Studio otomatis menghapus resource yang tidak
digunakan dari aplikasi terpaket dan dependensi library Anda. Misalnya, jika aplikasi
Anda menggunakan layanan Google Play untuk mengakses fungsi Google Drive, dan
saat ini Anda tidak menggunakan Login dengan Google, penyingkatan resource dapat
menghapus beragam aset drawable untuk tombol SignInButton.
4. Mengelola Dependensi
Dependensi untuk proyek Anda ditetapkan menurut nama dalam
file build.gradle. Gradle menangani penemuan dependensi dan menyediakannya di
build Anda. Anda dapat mendeklarasikan dependensi modul, dependensi biner jarak
jauh, dan dependensi biner lokal dalam file build.gradle Anda. Android Studio
mengonfigurasi project untuk menggunakan Maven Central Repository secara default.
3. Heap Dump
Saat memprofilkan penggunaan memori di Android Studio, Anda dapat sekaligus
memulai pembersihan sampah memori dan membuang heap Java ke cuplikan heap
dalam file format biner HPROF khusus Android. Penampil HPROF akan menampilkan
class, instance setiap class, dan struktur referensi untuk membantu Anda melacak
penggunaan memori serta menemukan kebocoran memori.
4. Memory Profiler
Anda dapat menggunakan Memory Profiler untuk melacak alokasi memori dan
melihat di mana objek dialokasikan saat Anda melakukan tindakan tertentu. Dengan
mengetahui alokasi ini, Anda dapat mengoptimalkan performa dan penggunaan memori
aplikasi dengan menyesuaikan panggilan metode yang terkait dengan tindakan tersebut.
5. Akses File Data
Android SDK Tools, seperti Systrace dan logcat, menghasilkan data performa dan
proses debug untuk analisis aplikasi secara mendetail.
Untuk menampilkan file data yang dihasilkan, buka jendela alat Captures. Pada
daftar file yang dihasilkan, klik dua kali file untuk melihat data. Klik kanan sembarang
file .hprof untuk mengonversinya ke dalam format file standar
6. Pemeriksaan Kode
Setiap kali Anda mengompilasi program, Android Studio akan otomatis
menjalankan Lint yang telah dikonfigurasi dan pemeriksaan IDE lainnya untuk
memudahkan Anda mengidentifikasi serta memperbaiki masalah kualitas struktur kode
Anda.
Alat Lint memeriksa file sumber project Android Anda untuk menemukan potensi
bug dan peluang pengoptimalan guna mencapai ketepatan, keamanan, performa,
kegunaan, aksesibilitas, serta internasionalisasi.
Android Studio menyediakan wizard dan template yang memverifikasi persyaratan sistem
Anda, seperti Java Development Kit (JDK) dan RAM yang tersedia, serta mengonfigurasi
setelan default, seperti emulasi Android Virtual Device (AVD) default yang dioptimalkan dan
image sistem yang telah diperbarui. Dokumen ini menjelaskan setelan konfigurasi tambahan
yang mungkin dapat Anda gunakan untuk menyesuaikan penggunaan Android Studio.
Android Studio menyediakan akses ke dua file konfigurasi melalui menu Help:
Kalian juga dapat menggunakan variabel lingkungan berikut untuk menunjuk ke file
pengganti spesifik di tempat lain:
STUDIO_VM_OPTIONS: menetapkan nama dan lokasi file .vmoptions
STUDIO_PROPERTIES: menetapkan nama dan lokasi file .properties
STUDIO_JDK: menetapkan JDK yang digunakan untuk menjalankan Studio
Untuk membuat file studio.vmoptions baru atau membuka file yang sudah ada,
gunakan langkah berikut:
1. Klik Help > Edit Custom VM Options. Jika Anda belum pernah mengedit opsi VM
untuk Android Studio sebelumnya, IDE akan meminta Anda membuat
file studio.vmoptions baru. Untuk membuat file, klik Yes.
2. File studio.vmoptions akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file
tersebut untuk menambahkan opsi VM yang Anda sesuaikan sendiri. Untuk daftar
lengkap opsi JVM yang dapat disesuaikan.
Perhatikan, kalian tidak boleh secara langsung mengedit file studio.vmoptions yang
ditemukan dalam folder program Android Studio. Meskipun Kalian dapat mengakses file
tersebut untuk menampilkan opsi VM default Studio, dengan hanya mengedit
file studio.vmoptions sendiri akan memastikan bahwa Anda tidak menggantikan setelan
default penting untuk Android Studio. Oleh karena itu, pada file studio.vmoptions, hanya
ganti atribut yang diperlukan dan biarkan Android Studio tetap menggunakan nilai default
untuk atribut yang belum Anda ubah.
Android Studio otomatis memeriksa kemungkinan pengoptimalan ukuran heap dan memberi
tahu Anda jika mendeteksi bahwa performa dapat ditingkatkan.
Jika menggunakan sistem 64 bit yang memiliki RAM minimal 5 GB, Anda juga dapat
menyesuaikan ukuran heap untuk project secara manual. Untuk melakukannya, ikuti langkah
berikut:
1. Klik File > Settings dari panel menu (atau Android Studio > Preferences di macOS).
2. Klik Appearance & Behavior > System Settings > Memory Settings.
3. Sesuaikan ukuran heap agar cocok dengan jumlah yang Anda inginkan.
4. Klik Apply.
Jika mengubah ukuran heap untuk IDE, Anda harus memulai ulang Android Studio
sebelum setelan memori baru diterapkan.
Catatan:Mengalokasikan terlalu banyak memori dapat menurunkan performa.
Anda dapat mengekspor file Settings.jar yang berisi semua atau sebagian setelan
IDE yang dipilih untuk project. Selanjutnya, Anda dapat mengimpor file JAR ini ke dalam
project lain dan/atau menyediakannya untuk diimpor kolega Anda ke dalam project mereka.
Untuk membuat file idea.properties baru atau membuka file yang sudah ada, gunakan
langkah berikut:
1. Klik Help > Edit Custom Properties. Jika belum pernah mengedit properti IDE
sebelumnya, Android Studio akan meminta Anda untuk membuat
file idea.properties baru. Untuk membuat file, klik Yes.
2. File idea.properties akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file
tersebut untuk menambahkan properti IDE yang telah Anda sesuaikan sendiri.
Jika Anda menjalankan Android Studio di komputer yang spesifikasinya lebih rendah
daripada yang direkomendasikan, Anda dapat menyesuaikan IDE untuk meningkatkan
performa di komputer Anda, dengan cara sebagai berikut:
Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Android Studio: Kurangi
ukuran heap maksimum untuk Android Studio menjadi 512 Mb. Untuk informasi
selengkapnya tentang perubahan ukuran heap maksimum, lihat Ukuran heap
maksimum.
Update Gradle dan plugin Android untuk Gradle: Update Gradle dan plugin
Android untuk Gradle ke versi terbarunya untuk memastikan Anda memanfaatkan
peningkatan performa terbaru. Untuk informasi selengkapnya tentang mengupdate
Gradle dan plugin Android untuk Gradle
Aktifkan Mode Hemat Daya: Mengaktifkan Mode Hemat Daya akan menonaktifkan
sejumlah operasi latar belakang yang boros memori dan baterai, termasuk penyorotan
error dan inspeksi sambil menjalankan proses, pop-up pelengkapan kode otomatis,
dan kompilasi latar belakang inkremental otomatis. Untuk mengaktifkan Mode Hemat
Daya, klik File > Power Save Mode.
Nonaktifkan pemeriksaan lint yang tidak perlu: Untuk mengubah pemeriksaan lint
mana yang dijalankan Android Studio pada kode Anda, lakukan langkah berikut:
1. Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings (di macOS, Android
Studio > Preferences).
3. Klik kotak centang untuk memilih atau membatalkan pilihan pemeriksaan lint
sesuai dengan project Anda.
4. Untuk menyimpan perubahan, klik Apply atau OK.
1. Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings (di macOS, Android
Studio > Preferences).
Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Gradle: Ukuran heap
maksimum default Gradle adalah 1.536 MB. Kurangi nilai ini dengan mengganti
properti org.gradle.jvmargs pada file gradle.properties, seperti
ditunjukkan di bawah:
Salinan OpenJDK terbaru dilengkapi dengan Android Studio 2.2 dan yang lebih baru,
dan inilah versi JDK yang kami sarankan untuk digunakan pada project Android Anda. Untuk
menggunakan JDK yang disertakan, lakukan langkah berikut:
1. Di panel menu, buka project Anda di Android Studio, lalu pilih File > Project
Structure.
2. Pada halaman SDK Location di JDK location, centang kotak Use embedded JDK.
3. Klik OK.
Secara default, versi bahasa Java yang digunakan untuk mengompilasi project Anda
didasarkan pada compileSdkVersion project (karena versi Android yang berbeda mendukung
versi Java yang berbeda pula). Jika perlu, Anda dapat mengganti versi Java default ini dengan
menambahkan blok CompileOptions {} berikut ke file build.gradle:
android {
compileOptions {
sourceCompatibility JavaVersion.VERSION\_1\_6
targetCompatibility JavaVersion.VERSION\_1\_6
}
}
G. Menyetel setelan proxy
Proxy berfungsi sebagai koneksi perantara antara klien HTTP dan server web yang
menambah keamanan dan privasi ke koneksi internet. Agar Android Studio dapat dijalankan
di belakang firewall, atur setelan proxy untuk Android Studio IDE. Gunakan halaman setelan
Proxy HTTP Android Studio IDE untuk mengatur setelan proxy HTTP untuk Android Studio.
Saat menjalankan plugin Android untuk Gradle dari command line atau pada komputer yang
tidak terinstal Android Studio, seperti server continuous integration, tetapkan setelan proxy
dalam file build Gradle.
Catatan: Setelah penginstalan awal paket Android Studio, Android Studio dapat
berjalan dengan atau tanpa akses internet. Namun, Android Studio memerlukan
sambungan internet untuk sinkronisasi Setup Wizard, akses library pihak ketiga, akses
ke repositori jarak jauh, inisialisasi dan sinkronisasi Gradle, serta update versi Android
Studio.
Android Studio mendukung setelan proxy HTTP sehingga Anda dapat menjalankan
Android Studio di belakang firewall atau jaringan aman. Untuk menetapkan setelan proxy
HTTP dalam Android Studio:
1. Dari panel menu, klik File > Settings (di macOS, klik Android Studio >
Preferences).
2. Di panel kiri, klik Appearance & Behavior > System Settings > HTTP Proxy.
Halaman Proxy HTTP akan muncul.
3. Pilih Auto-detect proxy settings agar Anda dapat menggunakan URL konfigurasi
proxy otomatis untuk setelan proxy, atau Manual proxy configuration untuk
memasukkan sendiri setiap setelan.
android {
...
defaultConfig {
...
systemProp.http.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.http.proxyPort=443
systemProp.http.proxyUser=userid
systemProp.http.proxyPassword=password
systemProp.http.auth.ntlm.domain=domain
}
...
}
systemProp.http.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.http.proxyPort=443
systemProp.http.proxyUser=username
systemProp.http.proxyPassword=password
systemProp.http.auth.ntlm.domain=domain
systemProp.https.proxyHost=proxy.company.com
systemProp.https.proxyPort=443
systemProp.https.proxyUser=username
systemProp.https.proxyPassword=password
systemProp.https.auth.ntlm.domain=domain
...
Note: Saat menggunakan Android Studio, setelan pada halaman setelan proxy HTTP
IDE Android Studio akan mengganti setelan proxy HTTP pada
file gradle.properties.
Perhatian: Untuk memastikan keamanan komputer Anda dari software berbahaya, sebaiknya
jangan nonaktifkan pemindaian real-time atau software antivirus sepenuhnya.
Daftar berikut menunjukkan lokasi default setiap direktori Android Studio yang sebaiknya
Anda kecualikan dari pemindaian real-time:
Cache Gradle
%USERPROFILE%\.gradle
Project Android Studio
%USERPROFILE%\AndroidStudioProjects
Android SDK
%USERPROFILE%\AppData\Local\Android\SDK
File sistem Android Studio
%USERPROFILE%\.AndroidStudio<version>\system
allprojects {
buildscript {
repositories {
for (repo in repos) {
maven {
name = "injected_offline_${repo.name}"
url = repo.toURI().toURL()
}
}
}
}
repositories {
for (repo in repos) {
maven {
name = "injected_offline_${repo.name}"
url = repo.toURI().toURL()
}
}
}
}
Catatan: Skrip ini berlaku untuk semua project Gradle yang Anda buka di
workstation.