Anda di halaman 1dari 20

Pertemuan2

1. Penjelasan tahapan proses desain berpikir


2. Diskusi Video Pembelajaran
Design Thinking merupakan proses dalam membuat ide baru dan
inovatif yang dipakai untuk memecahkan masalah.

Design Thinking memiliki inti yang berpusat pada manusia


(Human Centered), yang dapat mendorong organisasi melakukan
inovasi melalui penciptaan produk, layanan, dan proses internal lebih
baik dengan memfokuskan pada pengguna/manusia
Tahap Desain Berpikir
Ada lima tahapan Design Thinking, yaitu:
Tahap Desain Berpikir
Emphatize

Empati merupakan komponen penting dari setiap solusi. Empati adalah


kemampuan untuk melihat dunia dari sisi orang lain. Kemampuan tersebut
dapat kita dapatkan dengan cara melihat apa yang sebenarnya yang orang
lain lihat, orang lain rasakan dan mendapatkan pengalaman yang sama
dengan aktivitas orang lain, Tentunya kita tidak mungkin memliki
pengalaman yang sama 100% dengan orang lain hanya saja kita dapat
menempatkan diri pada posisi/diri orang lain dengan cara mendekatkan diri
dengan subjek yang ingin kita rasakan kehidupannya. Setelah mendapatkan
pengalaman maka kita mampu untuk menetukan idea dan pemikiran,
kebutuhan.
Empati/Emphatize

Langkah-langkah Membangun Peta Empati

Peta Empati/Emphathy Maps adalah alat sederhana yang dikembangkan


oleh Nielsen Group untuk memetakan kondisi pengguna.

1. Tentukan ruang lingkup dan tujuan


2. Kumpulkan Bahan
3. Kumpulkan Penelitian
4. Catatan tempel untuk setiap kuadran
5. Berkumpul ke klaster dan mensintesis
6. Kebijakan dan Rencana
Tahap Desain Berpikir
Define
Tahap lanjutan dari proses berpikir design thinking adalah define atau
menjelaskan masalah tersebut. Di fase ini kamu mulai mengetahui apa yang
menjadi hambatan bagi user dari hasil pengamatan yang kamu
dapatkan dari tahap empati tadi.

Define merupakan tahap dimana kita menganalisa data yang sudah kita
kumpulkan lalu mendefinisikan masalah yang akan dipecahkan dalam bentuk
problem statement atau rumusan masalah.
Membuat Problem Statemen
Pernyataan masalah dalam Design Thinking sangat penting, karena akan
mengarahkan Anda dan Tim Anda untuk fokus menemukan kebutuhan
pengguna, menciptakan perasaan optimisme para anggota tim dalam
membuat gagasan atau ide dalam tahap ideation.

Rikke Dam dan Teo Siang menjelaskan bahwa Problem Statemen harus
yang baik harus memiliki sifat –sifat sebagai berikut:
1. Berpusat pada Manusia.
2. Cukup luas untuk kebebasan kreatif.
3. Sempit dan dapat dikelola.
Berpusat pada Manusia.
Problem statemen harus sesuai dengan pengguna, kebutuhan mereka dan
pengetahuan yang diperoleh tim. Bukan berfokus pada teknologi, atau
spesifikasi produk.

Cukup luas untuk kebebasan kreatif.


Problem statemen tidak boleh fokus pada metode spesifik, mencantumkan
persyaratan teknis, karena itu semua akan membatasi tim dan mencegah
mereka untuk menggali nilai atau wawasan yang luas.

Sempit dan dapat dikelola.


Problem statemen tidak boleh terlalu luas, misalnya “Problemnya
beraneka ragam”. Pernyataan masalah harus memiliki kendala yang cukup
untuk membuat proyek dapat dikelola.
Tahap Desain Berpikir

Ideate
Tahap ini adalah menyaring sejumlah opsi gagasan yang ada untuk
mendapatkan kemungkinan solusi untuk memecahkan masalah. Ideate adalah
proses menghasilkan gagasan/ide yang luas tentang topik-topik tertentu, tanpa
menilai, mengevaluasi atau membenarkan salah satu.
Sesi ideate, ide-ide yang ada dikumpulkan, kemudian dikategorikan,
disempurnakan, dan dipersempit, sehingga tim dapat memilih solusi yang
terbaik.
Cara Memilih Ide

1.Post-it Voting or Dot Voting


2.Four Categories Method
3.Bingo Selection
4.Idea Affinity Maps
Post-it Voting or Dot Voting

Semua anggota tim diberikan sejumlah suara (tiga hingga empat) untuk
memilih ide favorit mereka. Ide-ide yang dihasilkan ditulis pada masing-
masing post it, dan masing-masing anggota dapat memilih dengan
menggunakan stiker atau spidol untuk membuat titik pada post it yang sesuai
dengan ide mereka sukai.
Four Categories Method

Metode empat kategori melibatkan pelbagai ide mulai dari rasional hingga
plihan jangka panjang. Masing-masing anggota memutuskan untuk memilih
satu atau dua ide untuk masing-masing kategori. Ada yang memilih dengan
pertimbangan kepraktisan hingga gagasan jangka panjang.
Bingo Selection
Bingo selection digunakan dalam pengembangan produk Aps. Dalam metode
ini, fasilitator mendorong peserta untuk membagi ide sesuai dengan berbagai
faktor bentuk, seperti prototipe fisik, prototipe digital, dan prototipe
pengalaman

Idea Affinity Maps


Memilih ide dengan menggunakan diagram afinitas untuk bersama-sama
mengelompokkan ide-ide serupa dan membuat koneksi diantara mereka yang
akan membantu mengungkap pola atau tema yang menjanjikan.
Tahap Desain Berpikir

Prototype
Prototype atau puwarupa atau arketipe merupakan bentuk awal dari sebuah
entitas. Dalam design thinking, prototype dibuat sebelum pengembangan atau
sebelum hasil desain diproduksi secara masal.
Tujuan utama dalam pembuatan Prototype adalah untuk memvalidasi dan
mepercepat eksekusi akhir dengan memperhatikan kelayakan pada obyek
sasaran, dalam hal ini adalah pengguna. Selain itu dapat juga digunakan untuk
mengekplorasi masalah, ide, dan peluang dalam area fokus tertentu dan
mengujinya untuk mengetahui dampak perubahan inkremental atau radikal.
Tipe Prototype
Ada dua tipe utama prototype, yakni Low-fidelity Prototyping dan High-
fidelity prototyping.
Low-fidelity prototyping
Prototyping tingkat pertama ini merupakan prototyping tingkat kesetiaan
rendah. Misalnya jika produk berupa aplikasi prototyping, dibuat dengan
model tidak lengkap, dibuat menggunakan bahan kayu, kertas, logam atau
plastik dan bahan-bahan murah yang lain.

Karakter dasar dari jenis prototype jenis ini adalah:


Desain Visual : Hanya berupa atribut visual dari produk akhir yang
disajikan.
Konten : Hanya elemen kunci dari konten yang disertakan.
Interaktivitas : Prototype disimulasikan oleh manusia nyata.
Interaktivitas dapat dibuat menggunakan wireframes
menggunakan PowerPoint, Keynote atau menggunakan
applikasi khusus seperti Adobe XD.
High-fidelity
prototyping
Prototyping hing-fidelity merupakan prototype yang dibuat semirip mungkin
dengan produk aktual yang akan dibuat.

Karakter dasar dari jenis prototype jenis ini adalah:


Visual Desain : Desain realistis dan terperinci. Semua elemen antar
ggggggmuka, dan grafik seperti aplikasi nyata.
Konten : Desainer menggunakan konten yang nyata atau mirip
vvvvvvvvvvvvvvvvvdengan konten nyata.
Interaktivitas : Prototipe sangat realistis dalam interaksinya.
Tahap Desain Berpikir

Test
Tahap design thinking yang terakhir adalah dengan melakukan uji coba bagi
pengguna akhir. Jangan lupa sebaiknya selalu dicatat berbagai macam hal,
sehingga memperoleh data yang cukup di dalam mengambil keputusan.
Pengujian bisa dilakukan berulang kali atau dengan sistem iteration sampai
memang benar-benar ditemukan solusi terbaik bagi permasalahan yang ada.
Selain itu dapat dilakukan uji coba berbagai macam ide di tahap ketiga untuk
mencoba solusi baru atau menggabungkan beberapa ide yang ada sekaligus.
Panduan Merencanakan Uji Coba

Rikke Dam dan Teo Siang dari Interaction Design Foundation mebuat
perencanaan uji coba. Diantaranya:

1. Membandingkan alternative
2. Tunjukkan dan biarkan pengguna merasakan.
3. Minta pengguna berbicara melalui pengalaman mereka
4. Perhatikan
Membandingkan alternatif
Buat beberapa prototyping, biarkan pengguna membandingkan alternatif dan
beri tahu prototyping mana yang mereka sukai.

Tunjukkan dan biarkan pengguna merasakan.


Hindari penjelasan yang berlebihan tentang cara kerja prototipe. Beri
kesempatan pengguna menambah pengalaman serta merasakan prototipe yang
tersebut.

Minta pengguna berbicara melalui pengalaman mereka


Saat pengguna menjelajahi dan menggunakan prototipe, minta mereka untuk
memberi tahu apa yang ada di dalam benak mereka. Dorong mereka untuk
mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang Anda pikirkan saat Anda melakukan
ini?”

Perhatikan
Amati bagaimana pengguna menggunakan prototipe dengan baik. Coba menahan
dorongan untuk memperbaiki kesalahan perilaku pengguna saat menggunakan
prototipe.
Tugas Pertemuan 2
Diskusi Video Pembelajaran

1. Setiap kelompok mencari video yang sesuai dengan materi pada pertemuan 2
2. Setiap kelompok mendiskusikan video tersebut kepada dosen pengampu

Anda mungkin juga menyukai