DESIGN THINKING

TOPIK 1: DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Presented by

VANILA RAHIMA MUFTIA

PPG PRAJABATAN GEL. 1 2024

SEJARAH ROMBEL 2
UNP
1. ADAKAH BENANG MERAH DARI PENGALAMAN SETIAP KELOMPOK?
APA SAJA?

Sebelumnya, konteks benang merah disina adalah istilah ini menggambarkan

adanya konsistensi atau kesinambungan di antara berbagai elemen atau
peristiwa. Setelah melihat hasil diskusi dari kelompok lain, lewat unggahan di
Ruang Kolaborasi. Benang merah atau keseinambungan pengalaman antar
setiap kelompok adalah perancang mampu memahami apa yang dibutuhkan
kliennya berdasarkan pengamatan, mendengar cerita dari klien dan saling
menghargai pendapat. Berdasarkan proses berulang dimana kita berusaha
memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali
masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang
mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita
 2. BERDASARKAN BENANG MERAH TERSEBUT, KESIMPULAN APA YANG DAPAT ANDA TARIK
MENGENAI DESIGN THINKING SEBAGAI METODOLOGI?

Design Thinking adalah metodologi yang
memberikan pendekatan berbasis solusi
untuk memecahkan masalah. Hal ini
sangat berguna ketika digunakan untuk
mengatasi masalah-masalah kompleks
yang tidak jelas atau tidak diketahui
karena hal ini berfungsi untuk memahami
kebutuhan manusia yang terlibat,
menyusun ulang masalah dengan cara
yang berpusat pada manusia ,
menciptakan banyak ide dalam sesi
curah pendapat dan mengadopsi
pendekatan langsung dalam
memecahkan masalah. Pembuatan
prototipe dan pengujian.
Adapun lima tahap dalam Desaign Thinking
sebagai berikut;
- Empati: meneliti kebutuhan
pengguna/klien
- Define : nyatakan masalah dan kebutuhan
klien
- Ideate : menantang asumsi dan
menciptaka ide.
- Prototipe : mulai meciptakan solusi
-Test : mencoba solusi tersebut
Jika diterapkan dalam ranah pendidikan,
bagaimana Design Thinking dapat
membantu menciptakan pembelajaran
yang lebih berpusat pada peserta didik,
karena seorang pendidik paham dengan
apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya.