Anda di halaman 1dari 4

MATERI 1

DESIGN THINKING (15 agustus)


A. Definisi Design Thinking
Definisi desain menurut bahasa berasal dari kata design (Italia) yang berarti gambar [5]. Para
ahli mendefinisikan bahwa design thinking (Inggris) yang berarti “pemikiran desain” adalah
pengantar proses untuk menghasilkan ide dan konsep kreatif. Disebutkan pula bahwa design
thinking merupakan suatu cara untuk berinovasi dalam menangani kebutuhan orang dan
design thinking memosisikan manusia sebagai pusat.
Muhammad Lutfi (dalam Kelley & Brown, 2018) menjelaskan design thinking adalah
pendekatan yang berpusat pada manusia terhadap inovasi yang diambil dari perangkat
perancang untuk mengintegrasikan kebutuhan orang-orang, kemungkinan teknologi, dan
persyaratan untuk kesuksesan bisnis.
Dalam prosesnya, design thinking bersifat human centered atau berpusat pada manusia.
Setiap proses dalam design thinking berasal dan ditujukan untuk manusia. Dalam
konteksinovasi manusia ini adalah pengguna dari produk dan jasa yang dihasilkan.
Metode design thinking hadir sebagai proses yang akan membantu inovator menghasilkan
produk dan jasa yang tidak hanya dapat dijual atau menggunakan teknologi yang paling
canggih. Metode ini menggabungkan kebutuhan pengguna, dengan kemampuan teknologi
yang sesuai, dan tetap membuat sesuatu yang dapat berhasil sebagai sebuah bisnis. Dalam hal
ini design thinking adalah filosofi dan seperangkat alat yang membantu menyelesaikan
permasalahan secara kreatif dimana fokus metode design thinking terletak pada perspektif
pengguna, bukan hanya hasil dari sebuah ide inovatif itu sendiri. Metode design thinking
akan membantu proses inovasi dalam memahami hasil yang akan dibuat untuk siapa dan apa
yang orang-orang butuhkan. Jadi, inovasi dilakukan sebagai solusi pemecahan permasalahan
dari kebutuhan pengguna, bukan untuk hal bisnis saja.
B. Manfaat Design Thinking
Karena design thinking adalah cara kolaboratif untuk memanfaatkan kreativitas dari
pemikiran yang ditanamkan melalui komunikasi dengan pengguna, ini menghilangkan waktu
dan uang yang terbuang untuk pengembangan berbasis tebakan. Produk akhir sudah memiliki
audiens dan telah diperiksa oleh pengguna nyata sebelum dipasarkan. Maka dari itu design
thinking memiliki sejumlah manfaat untuk perusahaan Anda seperti:
1. Menjadi lebih efisien, Dengan percakapan dan pembuatan prototipe di awal, jadwal
produksi tentunya akan berkurang beberapa minggu.
2. Menjadi lebih komunikatif dan kolaboratif, Penerapan design thinking dapat
menghasilkan lingkup kerja yang komunikatif dan membuka peluang untuk
berkolaborasi yang lebih besar juga.
3. Mengurangi kesalahan, Penerapan design thinking menjadikan bisnis dan pekerjaan
jadi lebih baik dalam mendefinisikan peran dan tanggung jawab.
4. Menjadi solusi dan inovatif, Terlalu sering, bisnis jatuh ke dalam perangkap
menciptakan ide secara internal yang hanya berupa perbaikan tambahan pada produk
dan layanan yang ada. Peningkatan bertahap ini sebenarnya tidak ada masalah, tetapi
mereka dapat membuat bisnis berisiko terganggu dari luar. Design thinking
melibatkan kreativitas melalui proses yang dirancang untuk memunculkan ide-ide
yang benar-benar inovatif dan kemudian mengujinya dengan cepat. Hasilnya dapat
memberikan keuntungan yang jauh lebih besar.
5. Membuat pelanggan Bahagia, Saat Anda benar-benar mendengarkan pengguna dan
memberi mereka masukan tentang apa yang Anda buat, mereka lebih bahagia dengan
hasil akhirnya. Ini mungkin tampak seperti pemikiran yang jelas, tetapi Design
thinking menjadi salah satu alat terbaik untuk benar-benar meruntuhkan tembok
antara pemimpin perusahaan dan pengguna sebenarnya. Ketika tembok ini runtuh,
inovasi luar biasa bisa akan muncul.
6. Mengurangi resiko, Design thinking berfokus pada penunjukkan prototipe untuk
mensponsori pengguna lebih awal dan sering. Ini memastikan bahwa ide-ide baru
tetap berada di jalur yang benar-benar dan akan memenuhi kebutuhan pengguna,
sekaligus menghilangkan churn dan biaya ide-ide buruk. Hasil akhirnya adalah
peluncuran produk yang didukung oleh lebih banyak data dan perusahaan akan lebih
percaya diri.
7. Belajar lebih cepat, Proses design thinking dirancang untuk mendapatkan ide banyak
orang dari berbagai departemen di sebuah ruangan sekaligus untuk menghasilkan
jumlah ide yang tinggi. Kemudian, karena semuanya adalah prototipe, Anda dapat
menampilkan dan menguji ide dengan cepat, dan memungkinkan Anda untuk
berinovasi lebih jauh. Hasilnya adalah kecepatan belajar dan pemecahan masalah
yang lebih cepat. McKinsey and Company baru-baru ini mengatakan bahwa
keuntungan yang bertahan lama lebih mungkin diperoleh perusahaan yang dapat
mempertahankan tingkat inovasi yang tinggi, serta secara konsisten memperkenalkan
solusi baru. Design thinking adalah alat utama dalam mempertahankan inovasi tingkat
tinggi semacam itu.
8. Pendapatan yang lebih banyak, Sebuah studi McKinsey baru -baru ini
mengidentifikasi manfaat finansial yang signifikan dari pendekatan desain yang
berpusat pada manusia yaitu berupa pendapatan 32% lebih banyak dan total
pengembalian 56% lebih tinggi. Studi ekstensif ini menunjukkan bahwa mungkin ada
hasil keuangan yang signifikan, dan hasil terukur serta Return of Investment (ROI)
yang dihasilkan dari pendekatan design thinking yang konsisten untuk bisnis.
Design thinking adalah sebuah disiplin yang digunakan untuk menghasilkan inovasi dan
solusi berarti untuk menyelesaikan sebuah masalah melalui prinsip yang berfokus pada
pengguna atau user-centered. Walaupun tidak eksklusif pada dunia desain, disiplin telah
menjadi pedoman dasar pembentukan sebuah proyek digital. Berikut adalah lima tahap yang
harus dilalui serta penjelasan lengkapnya.
1. Empathize atau Berempati
Tahap pertama dalam setiap proyek design thinking adalah berempati dengan masalah yang
akan muncul secara tersirat melalui user research. Pada tahap ini, tim akan membantu para
calon pengguna mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang dapat diselesaikan melalui
sebuah produk digital. Tim diharapkan dapat mengganti persepsi dari sebagai anggota yang
mengembangkan produk digital menjadi salah satu pengguna yang ingin dibantu. Saat
melakukan wawancara atau pengamatan, tim harus bisa mengeliminasi asumsi yang dimiliki
sebelumnya dan terbuka dengan segala hal baru yang muncul di hadapan mereka.
2. Define atau menentukan
Informasi dan pengamatan yang dilakukan pada tahap sebelumnya dikumpulkan dan
dianalisis untuk menentukan inti masalah yang dihadapi. Untuk mempermudah proses tahap-
tahap setelahnya, tim akan diminta untuk menciptakan problem statement atau pernyataan
masalah yang dapat merepresentasikan hasil tahap ini serta menjadi landasan untuk tahapan
selanjutnya.
3. Ideate atau pembuatan ide
Bergerak dari problem statement, tim membentuk ide-ide yang dapat dijadikan sebagai solusi
permasalahannya. Proses biasanya dilakukan dengan brainstorming atau diskusi untuk
mengeluarkan ide kreatif dari masing-masing anggota. Biarkan ide mengalir tanpa penilaian.
Jika waktu dan sumber dayanya memungkinkan, tim biasanya akan menuliskan ide sebanyak
mungkin, terlepas dari kelayakan atau kerealistisan idenya. Di akhir tahap ini, tim akan
melakukan pemisahan, pengeleminasian dan penggabungan ide untuk menentukan beberapa
ide akhir yang dianggap paling sesuai untuk dapat menyelesaikan masalah.
4. Prototype
Pada tahap ini, tim akan menghasilkan low-fidelity prototype atau versi sampel produk akhir
dari seluruh ide yang berhasil maju dari tahap sebelumnya. Awalnya tim akan meningkatkan
setiap ide yang ada dengan memberikan detail yang tidak terpikirkan sebelumnya. Lalu
setelah memeriksa kembali kelayakan tiap-tiap ide tersebut, tim akan kembali mengeliminasi
ide yang kurang sesuai sehingga tersisa ide akhir yang akan dibawa ke tahap selanjutnya.
Pembuatan prototipe sangat penting demi memastikan bahwa karakteristik desain yang
mereka pikirkan sudah sesuai dengan tujuan pengembangan produk digital. Tim harus
memastikan bahwa prototype dapat secara realistis mencerminkan fitur-fitur produk sehingga
permasalahan yang mungkin muncul dapat teridentifikasi lebih awal. Perbaikan tahap ini
membutuhkan lebih sedikit biaya dibandingkan di tahap selanjutnya.
5. Test atau pengujian
Tim akan menguji prototipe yang dibuat pada tahap sebelumnya untuk melihat seberapa baik
mereka mengatasi masalah yang diidentifikasi selama tahap satu dan dua. Tahap ini akan
dilakukan berkali-kali dan hasil yang ditemukan akan digunakan untuk membuat perubahan
dan penyempurnaan. Pada kasus-kasus tertentu, tim mungkin saja mendefinisikan kembali
masalah yang tersembunyi dan hanya muncul saat tahap ini. Tahap ini akan terus dilakukan
sampai tim mendapatkan hasil atau produk digital yang sudah sesuai dengan tujuan
pengembangan.

Bahan Materi Tambahan


- DesignThinking#1: https://youtu.be/FzbtCKYIgI4
- Design Thinking #2 : https://youtu.be/sPXXG_dlo3w
- https://youtu.be/wi5z_dd9PDU

Anda mungkin juga menyukai