Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN MERGOSONO 02


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJOWINANGUN KOTA MALANG

Untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Komunitas Semester VI

Disusun Oleh:
Kelompok 7B
1. Ardiansyah Ainur Fachrudin Waluyo (1601100068)
2. Nanda Eka Retnani (1601100051)
3. Ria Melati Adiningrum (1601100078)
4. Farrah Fathia Febriyanti (1601100088)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
JANUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan praktek klinik
Komunitas yang berjudul “ Laporan dan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Anak Usia
Sekolah di SDN Mergosono 02 Wilayah Kerja Puskesmas Arjowinangun Kota Malang”.
Kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Puskesmas Arjowinangun Kota Malang
2. Kepala Sekolah Dasar Negeri Mergosono 02 beserta staf dan siswa
3. Bapak Edy Suyanto, MPH selaku Pembimbing Institusi Program Studi D-III
Keperawatan Malang
4. Ibu Ernik Ekarnawati selaku Pembimbing Lahan/Klinik Puskesmas Arjowinangun
Kota Malang
5. Semua pihak yang telah mendukung dan bersedia terlibat dalam penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
membantu memperbaiki penyusunan laporan yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Malang, 23 Januari 2019

Tim Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ini telah diperiksa dan disahkan oleh
pembimbing pada tanggal……………………….. sebagai bukti pelaksanaan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas 14-26 Januari 2019.

Malang, …………...........2019

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan/Klinik,


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Komunitas ...................................................................
2.1.1 Definisi Komunitas .................................................................
2.1.2 Batasan Komunitas .................................................................
2.1.3 Komponen Komunitas ............................................................
2.1.4 Fungsi Komunitas ...................................................................
2.1.5 Pengaruh Komunitas Terhadap Kesehatan .............................
2.1.6 Prinsip Kesehatan Komunitas.................................................
2.2 Konsep Anak Usia Sekolah ................................................................
2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah ...................................................
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah ...........
2.2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah ..............................
2.2.4 Konsumsi Makanan ................................................................
2.2.5 Perilaku dan Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah ..............
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ..........................................
2.3.1 Data Inti ..................................................................................
2.3.2 Lingkungan Fisik ....................................................................
2.3.3 Pelayanan Kesehatan ..............................................................
2.3.4 Ekonomi .................................................................................
2.3.5 Keamanan dan Transportasi ...................................................
2.3.6 Politik dan Pemerintah ...........................................................
2.3.7 Komunikasi.............................................................................
2.3.8 Pendidikan ..............................................................................
2.3.9 Rekreasi ..................................................................................
BAB III HASIL PENGKAJIAN
3.1 Data Umum Sekolah ..........................................................................
3.2 Data Demografi ..................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data ........................................................................................
4.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................
4.3 Skala Prioritas......................................................................................
4.4 Intervensi .............................................................................................
4.5 Implementasi .......................................................................................
4.6 Evaluasi ...............................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................
5.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharan, promosi
kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga,
tetapi juga dengan masyarakat.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap nilai-
nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsi-fungsi dalam
struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan norma-norma dan nilai-nilai (WHO,
1974).Keperawatan Komunitas pelayanan kesehatan profesional yang ditujukan pada
komunitas dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajad kesehatan yang optimal melalui peningkatan dan pencegahan penyakit, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dengan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(CHS, 1997).
Salah satu cara yang dapat mahasiswa lakukan dalam meningkatkan kesehatan dalam
komunitas di lingkungan sekolah antara lain melalui program Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki kegiatan utama atau biasa yang
disebut dengan Trias UKS seperti, pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah yang sehat. Kegiatan peningkatan kesehatan pada anak
sekolah ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi).
Kegiatan peningkatan kesehatan pada anak usia sekolah ini dilaksanakan di SDN
Mergosono 2 Kel. Mergosono Kec. Kedungkandang Kota Malang kelas 1A dan 1B.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa akan melibatkan guru kelas 1 dan petugas
UKS di SDN Mergosono 2 Kota Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat kesehatan komunitas SDN Mergosono 2 Kel. Mergosono Kec.
Kedungkandang Kota Malang kelas 1A dan 1B?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kesehatan komunitas SDN Mergosono 2 Kel. Mergosono
Kec. Kedungkandang Kota Malang kelas 1A dan 1B.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas 1A dan
1B SDN Mergosono 2 Kota Malang.
2. Mengetahui tentang Kesehatan gigi pada siswa kelas 1A dan 1B SDN
Mergosono 2 Kota Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Komunitas


2.1.1 Definisi Komunitas
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap
nilai-nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsi-fungsi
dalam struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan norma-norma nilai-nilai (WHO,
1974)
2.1.2 Batasan Komunitas
Ada beberapa batasan komunitas yang digunakan antara lain sebagai berikut.
a. Komunitas adalah unit dari organisasi sosial dan teritorial, yang tergantung dari
besarnya, sehingga dapat berupa RT, RW, desa dan kota.
b. Komunitas adalah sekelompok manusia serta hubungan yang ada di dalamnya
sebagaimana yang berkembang dan digunakan dalam suatu agen, institusi serta
lingkungan fisik yang lazim.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada di luarnya serta saling
tergantung untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting, untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
2.1.3 Komponen Komunitas
Komponen komunitas adalah seperti berikut ini.
a. Manusia (people)
Menjelaskan unsur “The who” dari komunitas sangat bermanfaat dalam
menjawab: Siapa sasaran program? Bagaimana karakteristiknya? Program
kesehatan untuk komunitas remaja tentu tidak sama dengan komunitas lansia,
karena sasaran dan karakteristiknya berbeda.
b. Ruang dan waktu (space and time)
Menjelaskan unsur “the where and when” dari komunitas sangat bermanfaat
dalam menjawab: Di mana lokasi sasarannya? Kapan waktu yang tepat
melaksanakan program kesehatan untuk komunitas desa dan komunitas kota?
Hal tersebut ditanyakan karena komunitas desa tidak sama dengan komunitas
kota (lokasi). Program kesehatan untuk komunitas pejuang 45 tentu tidak sama
dengan komunitas remaja milenium (waktu).
c. Tujuan (purpose)
Menyelesaikan unsur “The why and now“ dari komunitas sangat bermanfaat
dalam menjawab penyebab timbulnya masalah kesehatan dan program
kesehatan yang patut dilaksanakan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan
pada komunitas buruh tentu tidak sama dengan komunitas petani. Program
kesehatan yang sesuai untuk komunitas seniman.
2.1.4 Fungsi Komunitas
Fungsi komunitas adalah sebagai berikut.
a. Produksi, distribusi dan konsumsi
Kemampuan memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggota. Biasanya dicerminkan dengan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
perdagangan dan industri yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sendiri.
b. Sosialisasi
Kemampuan meneruskan nilai-nilai sosial, moral, budaya, pengetahuan dan
keterampilan kepada para anggota. Biasanya dilakukan melalui institusi-
institusi yang ada di masyarakat, seperti keluarga, sekolah, atau organisasi
sosial.
c. Kontrol sosial
Kemampuan memelihara berbagai ketentuan, peraturan serta norma
masyarakat. Biasanya terkait untuk menjamin keamanan masyarakat.
Dilakukan baik melalui keluarga, sekolah, maupun pengajian.
d. Partisipasi
Cara masyarakat berperan serta dalam memuaskan para anggota. Biasanya
dilaksanakan melalui berbagai organisasi masyarakat, termasuk keluarga
(untuk para anggota keluarga).
e. Dukungan bersama
Kemampuan masyarakat melaksanakan upaya khusus yang diperlukan oleh
para anggota terutama dalam keadaan darurat, dapat berupa bantuan keluarga
untuk para anggota keluarga, atau bantuan masyarakat untuk kelompok yang
tidak punya/mampu (yatim piatu, lansia).
2.1.5 Pengaruh Komunitas Terhadap Kesehatan
Fungsi komunitas tidak sempurna, sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah,
baik terhadap individu maupun terhadap komunitas secara keseluruhan. Masalah yang
bisa timbul seperti berikut.
a. Gangguan pada fungsi produksi, distribusi dan konsumsi pangan, misalnya
dapat menimbulkan kekurangan gizi.
b. Gangguan pada fungsi dukungan bersama (mutual support) pada lansia,
misalnya dapat memperberat berbagai penyakit lansia.
c. Gangguan pada fungsi sosialisasi nilai-nilai moral, misalnya dapat
menimbulkan penyakit seksual.
2.1.6 Prinsip Kesehatan Komunitas
Prinsip yang dipegang dalam kesehatan komunitas adalah:
a. Insiden atau prevalen tinggi
b. Risiko kematian tinggi
c. Penyelesaian mengikutsertakan peran serta masyarakat
d. Lebih mengutamakan tindakan promotif dan/atau preventif dari pada kuratif
dan/atau rehabilitative
e. Tanggung jawab pemerintah lebih besar dari pada masyarakat/swasta
f. Aspek efektivitas dan efisien tinggi.

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah


2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual. Pada tahap
perkembangan usia anak sekolah dasar 6-12 tahun. Pada masa anak ini secara relatif
lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2008).
Anak sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun (middle childhood). Kesehatan
bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya. Kesehatan
disini meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial, bukan hanya sekedar bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan (UU No.9 Tahun 1980 tentang pokok-pokok kesehatan).
Anak pada usia ini telah memilih fisik yang lebih kuat sehingga kebutuhan untuk
melakukan aktivitas tampak menonjol. Penampilannya dan pertumbuhan menjadi mantap
pada diri anak tersebut (Adriani, 2012).
Kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok rentan gizi, kelompok
masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila masyarakat terkena
kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini berhubungan
dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat-zat gizi dalam
jumlah relatif besar (Sediaoetama, 2004). Masalah kesehatan yang sering timbul pada
kelompok anak usia sekolah dasar antara lain berat badan rendah, obesitas, anemia,
gondok, dan karies gigi. Masalah berat badan rendah dan obesitas timbul karena
golongan usia ini waktu yang dimiliki lebih banyak dihabiskan di luar rumah baik di
sekolah maupun tempat bermain yang menghabiskan banyak tenaga. Dengan demikian
terjadi ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar atau
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2003).
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon dan
kilogram), ukuran panjang (sentimeter dan meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolisme (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam
perkembangan ini adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
tubuh serta sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu
(Nirwana, 2012).
1. Parameter Umum Pertumbuhan (WHO, 2007)
a. Selama periode ini anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat dan umumnya
tinggi dan berat badan anak perempuan melebihi anak laki-laki.
1) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang
tulang. Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas
kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel
pada dinding, pandangan diarahkan kedepan.
a) Rata-rata anak usia sekolah bertambah tinggi 5 cm per tahun.
b) Rata-rata tinggi anak usia 6 tahun adalah 112,5 cm.
c) Rata-rata tinggi anak usia 12 tahun adalah 147,5 cm.
Antara usia 6-12 tahun, tinggi badan bisa ditentukan dengan
menggunakan rumus: Tinggi badan = Usia (tahun) x 6 + 77
2) Berat Badan
Berat badan adalah ukuran antropometri yang paling banyak digunakan.
Alat yang digunakan haruslah kuat, tidak mahal, mudah dijinjing, dan
akurat hingga 100 gr.
a) Rata-rata berat badan anak usia sekolah bertambah 2-3 kg per
tahun.
b) Rata-rata berat badan anak usia 6 tahun adalah 21 kg.
c) Rata-rata berat badan anak usia 12 tahun adalah 36 kg.
Perkiraan berat badan untuk anak usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
Berat badan = [usia (tahun) x 7 – 5] : 2
Selama masa pra remaja, yaitu 10-13 tahun, anak umumnya mengalami
pertumbuhan yang cepat.
2.2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst dalam Hurlock
(2002) adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-
lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
2.2.4 Konsumsi Makanan
Menurut Enoch (1980) konsumsi makanan adalah jenis dan banyaknya makanan
yang dimakan dan dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau jumlah kalori dan
zat gizi. Konsumsi makanan dan zat gizi yang adekuat memiliki peranan penting bagi
anak usia sekolah untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak
yang optimal (Brown, 2005).
Anak usia SD mengalami perubahan tinggi badan dan berat badan yang tidak
mencolok seperti pada usia balita. Walaupun pada masa ini pertumbuhan fisik anak
relatif stabil, nafsu makan dan konsumsi makanan anak cenderung meningkat (Mc
Williams, 1993 dan Brown, 2005). Anak usia SD membutuhkan zat gizi yang memadai
karena masih dalam masa pertumbuhan, membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, serta memiliki cadangan zat gizi untuk
pertumbuhan di masa remaja (Mc Williams, 1993)
2.2.5 Perilaku dan Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah
Pada usia SD, anak semakin mandiri sehingga mereka lebih sering mengkonsumsi
snack di luar rumah (Brown, 2005). Mereka juga mulai dapat memilih dan membeli
sendiri menu untuk makan siangnya. Anak mulai menyadari bahwa makanan yang sehat
dan bergizi baik untuk kesehatan tubuh mereka, tetapi mereka belum mengetahui lebih
lanjut bagaimana proses tersebut dapat berlangsung di dalam tubuh (Pipes, 1993).
Pada masa ini anak banyak mengkonsumsi makanan ringan (snack) karena
umumnya anak tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu
waktu sehingga memerlukan “snack” untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Brown,
2005).
Anak mulai memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu serta mulai ada
rasa suka atau tidak suka terhadap makanan tertentu. Selain itu, dalam memilih makanan
anak juga banyak mendapat pengaruh dari luar keluarga (Pipes, 1993).

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


2.3.1 Data Inti
Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan mulai
pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama dan
menengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada kualitas
tumbuh kembang anak di kemudian hari pada saat dewasa. Gangguan kesehatan yang
sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan umum, gangguan perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar. Untuk mencegah
atau mengurangi potensi komplikasi dan permasalahan kesehatan anak, perlu dilakukan
deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi masalah berat. Deteksi
dini bisa dilakukan dengan meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap usia
sekolah, sama halnya dengan perhatian ketika anak masih balita. Hal ini dilakukan
dengan harapan tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas, dan berprestasi baik.
2.3.2 Lingkungan Fisik
a. Anak dan Pembangunan Lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang
cocok bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang
tidak penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam
merencanakan dan menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui
wadah partisipasi anak, anak dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan (pembangunan) lingkungannya
(Adams dan Ingham, 1998:51). Pemerintah dapat berkomunikasi dengan
mereka, karena mereka mempunyai persepsi, pandangan, dan pengalaman
mengenai lingkungan kota tempat meraka tinggal, sehingga pemerintah dapat
menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan Lingkungan Tempat Tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat
tinggalnya antara lain:
 Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara
otoriter, bebas, dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya
kepercayaan diri anak tinggi.
 Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan,
ketenangan, dan kenyamanan penghuni.
c. Anak dan Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan
diri dengan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan dengan:
 Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk
menjalankan organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang
berdampak langsung pada warga, khususnya anak-anak, seperti kerja
bakti.
 Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada
kesehatan lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan
terhadap berbagai resiko yang ditimbulkan oleh lingkungan.
d. Anak dan Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
 Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di
sekolah.
 Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain
bagi anak yang aman dan nyaman di setiap lantai.
 Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan
secara bergantian.
 Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.
 Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan
guru perlu mengikutsertakan murid-murid.
2.3.3 Pelayanan Kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia
Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta
program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha
Kesehatan Sekolah . UU No. 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib diselenggarakan di sekolah. Promosi Kesehatan
Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi
orang tua mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka. Program
promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan
sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan,
Kabupaten, Provinsi, dan Pusat.
2.3.4 Ekonomi
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan
masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi
penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali anak
usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok penduduk yang paling rentan
terhadap gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini
memicu penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian,
sehingga makanan yang di konsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah miskin
akan menurun dari segi kuantitas dan kualitas.
2.3.5 Keamanan dan Transportasi
Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang mempertimbangkan
kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat kebijakan mengenai
transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise Chawla (Kruger, 2002) perlu:
a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum
b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi umum
c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk anak
dan keluarganya ke tempat rekreasi.
2.3.6 Politik dan Pemerintah
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat.
2.3.7 Komunikasi
Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) 5 menunjukkan
bahwa acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei
ini menunjukkan bahwa alasan yang utama para responden (anak-anak) untuk menonton
televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk infotaiment
(gossip, telenovela, sinetron).
2.3.8 Pendidikan
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang
hubungan antara air, jamban, perilaku, dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting
dalam program kesehatan sekolah. Diantaranya adalah hubungan antara air kondisi
sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita;
bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk;
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; pencegahan penyakit kecacingan; dan
monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara
partisipasi menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan diberi
pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat,
khususnya TFM bidang kesehatan.
2.3.9 Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks: 2002) perencanaan taman bermain yang ramah
terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti bagaimana
mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan, sehingga dalam proses
pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap anak. Proses konsultasi
dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan terhadap orang dewasa.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN

3.1 Gambaran Umum Sekolah


3.1.1 Sejarah
Sekolah Dasar Negeri Mergosono 02 merupakan sekolah dasar negeri yang
dahulunya gabungan dari Sekolah Dasar Negeri Mergosono 03, Sekolah Dasar Negeri
Mergosono 04 dan Sekolah Dasar Negeri Mergosono 06 pada tahun 1990. Sekolah Dasar
Negeri Mergosono 02 memiliki luas sekitar 5 hektar dan 18 ruangan termasuk ruang
kantor. Namun SD Negeri Mergosono 02 tidak memiliki satpam.
3.1.2 Lokasi Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri Mergosono 02
NPSP : 20534037
Jenjang pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Kol. Sugiono III-B/25
RT/RW :
Kode Pos : 65134
Kelurahan : Mergosono
Kecamatan : Kedungkandang
Kota : Kota Malang
(dll)
3.1.3 Data Sekolah
Luas tanah : 4313 𝑀2
Sumber Listrik : PLN
Jumlah Kelas : 12 Kelas
Jenis Lantai Sekolah: Keramik
Tipe Bangunan : Permanen
Sumber Air :
3.1.4 Data Demografi
Jumlah responden yang dikaji (data umum): 46 siswa
Distribusi 3.1 Berdasarkan jenis kelamin siswa kelas 1 SDN Mergosono 02

Jenis Kelamin

41,3% Laki-laki
58,7%
Perempuan

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji


didapatkan bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 19 siswa,
apabila diprosentasekan berjumlah 41,3% dan siswa yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 27 siswa atau sekitar 58,7%.

Distribusi 3.2 Berdasarkan usia siswa kelas 1 SDN Mergosono 02

Usia
2%

13%
usia 6 tahun
usia 7 tahun

85% usia 8 tahun

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji


didapatkan bahwa siswa yang berumur 6 tahun adalah sebanyak 6 siswa,
apabila diprosentasekan berjumlah 13%, siswa yang berumur 7 tahun adalah
sebanyak 39 siswa, apabila diprosentasekan berjumlah 85% dan siswa yang
berumur 8 tahun berjumlah 1 siswa atau sekitar 2%.
3.1.5 Data Status Kesehatan
Distribusi 3.3 Berdasarkan Gangguan Kesehatan siswa kelas 1 SDN Mergosono 02

Gangguan Kesehatan
4,30% 4,30%
2,17% karies gigi

serumen telinga

gangguan mata
95,65%

tidak ada
gangguan

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji


didapatkan bahwa siswa yang terdapat karies gigi adalah sebanyak 44 siswa,
apabila diprosentasekan berjumlah 95,65%, siswa yang terdapat serumen
telinga adalah sebanyak 1 siswa, apabila diprosentasekan berjumlah 2,7%,
siswa yang terdapat gangguan mata berjumlah 2 siswa atau sekitar 4,3% dan
siswa yang tidak terdapat gangguan berjumlah 2 siswa atau sekitar 4,3%.

Distribusi 3.4 Berdasarkan Pengetahuan Tentang Makanan Berbahaya siswa


kelas 1 SDN Mergosono 02

pengetahuan tentang
makanan berbahaya

41%
Cukup
59%
Kurang

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji


didapatkan bahwa siswa yang memiliki pengetahuan cukup tentang makanan
berbahaya berjumlah 19 siswa, apabila diprosentasekan berjumlah 41,3% dan
siswa yang kurang memiliki pengetahuan berjumlah 27 siswa atau sekitar
58,7%.
3.1.6 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Distribusi 3.5 Berdasarkan Kesukaan Makan Sayur dan Buah siswa kelas 1 SDN
Mergosono 02

Kesukaan makan sayur dan


buah

suka
37%
63%
tidak
suka

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji didapatkan bahwa
siswa yang suka makan sayur dan buah berjumlah 29 siswa, apabila diprosentasekan
berjumlah 63% dan siswa yang tidak suka makan sayur dan buah berjumlah 17 siswa
atau sekitar 37%.

Distribusi 3.6 Berdasarkan Konsumsi Jajanan siswa kelas 1 SDN Mergosono 02

beli jajan
7%

jajan buatan
sendiri
beli di warung
93%

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji didapatkan bahwa
siswa yangkonsumsi jajan di warung berjumlah 43 siswa, apabila diprosentasekan
berjumlah 93,4% dan siswa yang konsumsi jajanbuatan sendiri berjumlah 3siswa atau
sekitar 7,6%.
3.1.7 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Distribusi 3.7 Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan siswa kelas 1 SDN Mergosono
02

kebiasaan mencuci tangan


2%

selalu
48% 50% jarang
tidak pernah

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji didapatkan bahwa
siswa yang selalu cuci tangan adalah sebanyak 23 siswa, apabila diprosentasekan
berjumlah 50%, siswa yang jarang cuci tangan adalah sebanyak 22 siswa, apabila
diprosentasekan berjumlah 48%, dan siswa yang tidak pernah cuci tangan berjumlah 1
siswa atau sekitar 2,17%.

Distribusi 3.8 Berdasarkan Kebiasaan Menggosok Gigi siswa kelas 1 SDN


Mergosono 02

Kebiasaan gosok gigi


5%

19%
1x sehari
2x sehari
76% 3x sehari

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji didapatkan bahwa
siswa yang menggosok gigi 1x sehari adalah sebanyak 35 siswa, apabila diprosentasekan
berjumlah 76%, siswa yang menggosok gigi 2x sehari adalah sebanyak 9 siswa, apabila
diprosentasekan berjumlah 19% dan siswa yang menggosok gigi 3x sehari berjumlah 2
siswa atau sekitar 4%.
Distribusi 3.9 Berdasarkan Keadaan Kuku siswa kelas 1 SDN Mergosono 02

Keadaan kuku
9%

terawat
tidak terawat
91%

Berdasarkan hasil pengkajian dari jumlah 46 siswa yang dikaji didapatkan bahwa
siswa yang kukunya terawat berjumlah 42 siswa, apabila diprosentasekan berjumlah 93%
dan siswa yang tidak kukunya tidak terawat berjumlah 4 siswa atau sekitar 9%.
BAB IV
PEMBAHASAN
FORMAT ANALISA DATA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Anda mungkin juga menyukai