Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

MASYARAKAT RW 02 KELURAHAN
ROWOSARI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ROWOSARI
SEMARANG

DISUSUN OLEH :

SINTA DEWI CAHYANI G3A017054


AGUNG BAKTI MAHARDIKA G3A017055
RISKI RAHMAWATI G3A017056
DWI ARTIKA G3A017060
TOTOK ISMANTO G3A017062
INGGIT LISTIANAWATI G3A017061
MOHAMMAD RIF’AN ASYHARI G3A017063
TANSRI BAKTI PANDAWA G3A017064
NUR ISMIYATUN G3A017065
WAHYU ENY SETYANINGSIH G3A017066

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawat komunitas ini telah diterima dan disahkan pada:

Hari / Tangga : 5 Januari 2017


Tempat: balai kelurahan Rw 02, Jatisari, Semarang.
Topik : lokmin 1
Sasaran : tokoh-tokoh masyarakat

Mengetahui,

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

__________________ ___________________
NIP. NIP.

Semarang, 16 Oktober 2016


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang membahas
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas. Dalam menyusun makalah ini,
penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki adalah sangat
terbatas, akan tetapi penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga penulis
berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membaca makalah ini,
masyarakat pada umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah
ini. Akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu
pengetahuan.

Semarang, 16 Oktober 2016


3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR DIAGRAM................................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar belakang
........................................................................................................................
B. Rumusan masalah
........................................................................................................................
C. Tujuan penelitian
........................................................................................................................
D. Manfaat penelitian
........................................................................................................................
E. Sistematika Penulisan
........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...............................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, mereka seolah-olah tidak
pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak merupakan makhluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan memiliki
masa yang paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan
untuk kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan Puskesmas sangat penting karena akan sangat
membantu anak dalam tumbuh kembangnya ke masa depan. Anak yang sehat
merupakan akar dari pertumbuhan generasi muda yang kuat dan unggul untuk
mengisi pembangunan suatu negara. Faktor yang kondusif untuk kesehatan
anak ke masa depan adalah dengan upaya pendidikan kesehatan anak sejak
dini (Sujiono, 2009).
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam
kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap seseorang anak.Kualitas pendidikan
untuk anak berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas
pula.Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani
dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) (Sujiono, 2009).
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku
hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga
5

masyarakat. UKS merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di


sekolah-sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah
sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan
anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat
komunitas. Dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi
pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah ( Effendi,
2001).
Kesehatan adalah hak azazi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi Bangsa
Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah (Depkes,RI 2007).
Banyak negara berkembang termasuk Indonesia masih belum ada
pelayanan sekolah yang menyeluruh, karena persoalan tenaga guru yang
belum terlatih, baik itu dari segi pengetahuan, sikap ,proses pelaksanaa,
dukungan pihak sekolah dan pendanaan untuk program usaha kesehatan
sekolah yang belum memadai.Sedangkan untuk program usaha kesehatan
sekolah diperlukan kerja tim yang efektif dan efisien untuk memberikan hasil
yang optimal.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Asuhan keperawatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan SDN 02 Rowosari.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil pengkajian keperawatan komunitas di SDN 02
Rowosari.
b. Diketahuinya masalah keperawatan komunitas di SDN 02 Rowosari.
c. Dirumuskannya intervensi keperawatan komunitas di SDN 02
Rowosari.
d. Dilakukannya tindakan keperawatan komunitas di SDN 02 Rowosari.
6

e. Dilakukannya evaluasi keperawatan atas tindakan keperawatan yang


telah dilakukan di SDN 02 Rowosari.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara
untuk meningkatkan derajar kesehatan masyarakat khususnya masyarakat
SDN 02 Rowosari.
2. Bagi Puskesmas
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi gambaran derajat
kesehatan masyarakat SDN 02 Rowosari sehingga dapat menjadi acuan
dalam penentuan program kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa/i
Hasil asuhan keperawatan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan
individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya pada masyarakat RW
02 Kelurahan Rowosari Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang
7

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagi menjadi 6 bab yang saling berhubungan. adapun
sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini penulis memaparkan latar belakang,
tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
Pada bagian bab ini penulis memaparkan tentang teori keperawatan
kesehatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas
BAB III TINJAUAN KASUS
Pada bagian bab ini penulis memaparkan tentang tinjauan kasus
berupa pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
BAB V PEMBAHASAN
Pada bagian bab ini penulis memaparkan hasil pembahasan dari
asuhan keperawatan yang telah dilakukan di SDN 02 Rowosari
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian bab ini penulis memaparkan kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


1. Pengertian
Usaha kesehatan sekolah adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
pukesmas yang ditujukan kepada sekolah – sekolah ( Mubarak, 2009 ).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajad kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan derajad kesehatan peserta didik yang mencakup
upaya menurunkan angka kesakitan sekolah, meningkatkan
kesehatan peserta didik, baik fisik, mental maupun sosial, serta
memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat ( Mubarak, 2009 ).
3. Alasan Mendasar Perlunya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Berikut ini akan di jelaskan alasan mendasar diperlukan UKS
sebagai berikut:
a. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang beresiko terkena
berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu status
kesehatannya.
b. Anak usia sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga
sasarannya sangat tepat.
9

c. Pada anak usia sekolah penting ditanamkan pemahaman yang


mendasar tentang apa itu kesehatan, khususnya perilaku untuk hidup
bersih dan sehat.
d. Kesehatan juga turut menentukan prestasi yang dicapai oleh anak
didik.
e. Sekolah merupakan institusi yang bersifat formal, sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan.
f. Promosi kesehatan melalui anak – ank sekolah akan efisien dan
efektif dalam kaitannya menanamkan perilaku hidup sehat
( Mubarak, 2009 ).
4. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan utama UKS di sebut sebagai trias UKS, yang terdiri dari
komponen – komponen berikut ini :
a. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
b. Pelayanan kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan derajad kesehatan peserta didik.
c. Pembinaan lingkungan , sekolah yang sehat merupakan gabungan
antara upaya pendidikan serta upaya kesehatan untuk dapat
diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari – hari
peserta didik ( Mubarak, 2009 ).
5. Sasaran
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat
pendidikan adalah sebagai berikut : sekolah taman kanak – kanak,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan
kejuruan dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa) ( Mubarak, 2009 ).
10

6. Pola pembinaan
a. Pembinaan pada bayi, khususnya balita dan anak prasekolah (0-6
tahun)
b. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah (7-21 tahun) yang di bagi
menjadi 3 kelompok, antara lain remaja awal (7-12 tahun), remaja
(13-21 tahun), dan dewasa muda (19-21 tahun) ( Mubarak, 2009 ).
7. Kegiatan
Ada tiga kegiatan pokok UKS antara lain sebagai berikut :
a. Pendidikan Kesehatan di sekolah (Health Education in School)
Kegiatan yang dilakukan berupa intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Pada kegiatan intrakurikuler dimaksudkan bahwa promosi
kesehatan adalah bagian daripada kurikulum sekolah. Hal ini dapat
diterapkan pada program pembelajaran yang berdiri sendiri dalam
ilmu kesehatan atau pada mata kuliah olahraga, ilmu pengetahuan
alam, atau lainnya.sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk
menanamkan pola perilaku hidup sehat bagi siswa siswi. Adapun
bentuk kegiatan nyata yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan
adalah memberikan penyuluhan berkaitan dengan higiene personal
(mulai gigi dan mulut, kulit, kuku, mata, telinga, hidung, rambut,
dan lainnya), lomba poster sehat serta lomba kebersihan kelas dan
sebagainya.
b. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School health Service)
Dalam pemeliharaan di sekolah bertujuan untuk memelihara,
mengetahui gejala dini dari suatu penyakit, serta untuk
meningkatkan status kesehatan , baik siswa , petugas sekolah
maupun guru. Kegiatan nyata yang dilakukan misalnya
pemeriksaan kesehatan , pemeriksaan perkembangan kecerdasan,
pemberian imunisasi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama
pada kasus darurat, termasuk rujukan jika ditemukan penyakit yang
tidak dapat ditanggulangi si sekolah.
11

c. Pemeliharaan Lingkungan kehidupan Sekolah


Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah bertujuan agar
lingkungan kehidupan sekolah dapat terjamin pemeliharaannya,
yang di awali dengan lingkungan kehidupan sekolah yang bersih
dan sehat. Sehingga tidak mudah terkena wabah penyakit
( Mubarak, 2009 ).
8. Pengelolaan UKS
Unsur yang terlibat dalam pelaksanaan UKS adalah guru UKS, peserta
didik, petugas kesehatan dari puskesmas, dan masyarakat sekolah (BP).
Sementara prinsip – prinsip pengelolaan UKS antara lain sebagai berikut:
a) Mengikutsertakan masyarakat sekolah dan masyarakat luar sekolah
untuk berperan serta aktif seperti orang tua murid yang bernaung di
bawah badan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3).
b) Kegiatan yang terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan
menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan pokok
pukesmas.
c) Melaksanakan rujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas dan rumah sakit. Kolaborasi tim diperlukan kerja sama
tim yang baik dan teroeganisasi, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih dalam melaksanakan kegiatannya ( Mubarak, 2009).

B. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah


1. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh
pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
12

PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan


peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan institusi pendidikan.
2. Tujuan PHBS
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social
support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat
dapat dilihat dalam program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Depkes RI,
2006).
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan
preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola
hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan
dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi
kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku
hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur
dan hidup sehat;
b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan
penyakit;
d. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat
3. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI 2008 dikembangkan dalam lima
tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-
tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan
13

sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi


pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah
perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok
dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Yaitu sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan
yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid,
kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan
lintas sektor terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah,
camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang
tua murid.
4. Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar
promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Manda, 2006):
1) Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge,
attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
2) Bina Suasana (Social Support)
Adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan.
3) Advokasi (Advocacy)
14

Adalah upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari


pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat
berupa tokoh masyarakat formal yang berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Selain
itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu
kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandanh dana
non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
a) Mengetahui adanya masalah
b) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
c) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
alternatif pemecahan masalah
d) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah
e) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

5. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah
yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan
kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan
sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008).

6. Indikator PHBS di Sekolah


Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah antara lain (Dinkes
Semarang, 2010):
a. Mencuci Tangan
15

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun


Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, hepatitis A, ispa, flu burung, dan lain sebagainya. WHO
menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat
meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci
tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan, setelah
beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah
bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet.
Usaha pencegahan dan penanggulangan ini disosialisasikan di
lingkungan sekolah untuk melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak
sekolah menjadi sasaran yang sangat penting karena diharapkan dapat
menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga dan
masyarakat.Menurut Proverawati & Rahmawati, 2012 :
1) Fungsi cuci tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu
menyelasaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat
membutuhkan kerja dari jari tangan. Jika tangan bersifat kotor,
maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya organisme. Cuci
tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi
mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang
tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan.
Waktu yang tepat untuk cuci tangan :
16

a) Setiap kali tangan kita kotor ( setelah; memegang uang,


memegang binatang, berkebun, dll )
b) Setelah buang air besar
c) Setelah menceboki bayi/anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak
e) Sebelum memegang makanan
f) Sebelum menyusui bayi
g) Sebelum menyuapi anak
h) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari
bepergian
i) Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan
2) Manfaat cuci tangan
Cuci tangan sangat berguna untuk menbunuh kuman penyebab
penyakit yang ada di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung.
Dengan mencuci tangan maka tangan menjadi bersih dan bebas
dari kuman.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi
makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat.
Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral
dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi
sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang
bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air
matang untuk kebutuhan minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak
17

dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah


dibersihkan dan aman digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat
terkait dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah
raga disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental
anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran
jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur
akan dapat memberikan manfaat antara lain: meningkatkan
kemampuan jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot, mengurangi
lemak atau mengurangi kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk
tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta
memperlancar peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit
yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam
berdarah. Memberantas jentik nyamuk dilingkungan sekolah dilakukan
dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-
tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas,
tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang
didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di
sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari
teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
18

mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan


kesehatan anak sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi
anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun
gizi lebih pada anak usia sekolah.
h. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya
lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan,
daun-daun, plastik, kainbekas, karet, dan lain-lain. Bila dibuang
dengan cara dirumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan
asap dan pencemaran udara. Selain itu membuang sampah di
sembarang tempat juga dapat menyumbat aliran airdan menimbulkan
bencana seperti banjir, sehingga pengolahan sampah yang tepat sangat
penting untuk menjaga lingkungan yang sehat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH DI SDN 02
KELURAHAN ROWOSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ROWOSARI SEMARANG

A. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan hasil wind shield survey yang telah dilakukan mahasiswa
profesi Ners Keperawatan dalam melakukan praktik keperawatan komunitas
yang dilakukan di UKS SDN 02 Rowosari Kelurahan Rowosari Kecamatan
Tembalang tahun 2017 didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Kegiatan UKS
a. Pendidikan Kesehatan
1) Wawancara
Hasil wawarncara kepala sekolah SDN 02 Rowosari
mengatakan bahwa sudah pernah ada penyuluhan kesehatan di
sekolah yang diadakan oleh puskesmas maupun mahasiswa
kesehatan (Poltekkes), selain itu di sekolah rutin dilakukan
kegiatan lomba kebersihan antar kelas di dalam sekolah untuk
meningkatkan kesadaran siswa/I akan kebersihan untuk mencegah
penyakit yang dilaksanakan setiap ada acara besar seperti hari
kemerdekaan 17 Agustus, sedangkan untuk kegiatan kerja bakti
kebersihan sekolah dilakukan setiap satu minggu sekali pada hari
jumat (jumat bersih).
2) Windshield Survey
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di dalam kelas ada
poster mengenai pengertian beberapa masalah kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan
1) Wawancara
Hasil wawancara didapatkan data pemeriksaan fisik secara
berkala, pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan TB, BB dan
imunisasi. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin setiap 6 bulan
sekali (per Semester). Adapun untuk penjaringan atau screening
kepala sekolah mengatakan sudah dilakukan screening untuk
semua siswa yang dilakukan oleh pihak puskesmas setiap 6 bulan
sekali, dan terdapat pemberian imunisasi campak dan rubela pada
20

semua siswa. Semua siswa mendapatkan pemeriksaan berkala


setiap 6 bulan sekali dan terdapat beberapa siswa yang
mendapatkan pengobatan rujukan ke puskesmas dengan masalah
kesehatan gigi berlubang yang berjumlah 14 siswa.
c. Kebersihan Diri
1) Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa
sudah disediakan tempat cuci tangan namun oleh siswa/I malah
dijadikan tempat bermain sehingga sabun cuci tangan disimpan dan
hanya akan dikeluarkan ketika dibutuhkan.
Hasil wawancara dengan siswa/I mengatakan bahwa setiap 3
kali dalam seminggu di sekolah ada kegiatan mengosok gigi setiap
pagi. Hal itu dibenarkan oleh pihak kepala sekolah yang
mengatakan jika kegiatan dilakukan setiap 3 kali seminggu untuk
meningkatkan kesadaran siswa/I mengenai kesadaran akan
kebersihan khususnya kebersihan gigi dan mulut. Siswa/I juga
mengatakan lebih memilih jajan-jajanan dipinggir jalan daripada
kantin sekolah.
2) Windshield Survey
Hasil dari windshield survey kebersihan siswa secara umum
kurang baik, masih banyak siswa yang kebersihan kuku, mulut dan
gigi belum terawat dan masih banyak gigi yang berlubang. Saat
observasi tampak siswa/I yang berolahraga tidak mengganti
pakaian untuk melanjutkan pembelajaran. Siswa/I juga banyak
yang jajan dari kantin diluar sekolah yang kebersihan nya tidak

d. Pengelolaan UKS
1) Wawancara
Hasil wawancara kepala sekolah mengatakan pelayanan UKS
di sekolah belum terbentuk. Untuk ruang UKS, alat kesehatan UKS
dulu pernah ada beberapa alat kesehatan namun rusak karena
bangunan sekolah yang sempat rusak dan ikut merusak alat-alat
kesehatan yang ada dan struktur organisasi UKS belum terbentuk,
21

dan untuk sementara UKS hanya di kelola oleh guru penjaskes.


Kepala sekolah mengatakan tidak ada rapat koordinasi kegiatan
maupun penyusunan program UKS, tetapi untuk kunjungan atau
supervisi tim pembina UKS sudah ada dan dilakukan setiap 1 bulan
sekali untuk memeriksa kebersihan sekolah.
2) Windshield Survey
Hasil observasi tidak terdapat ruang UKS di SDN 02 Rowosari.
Hanya terdapat satu tempat tidur diruangan dekat kantin.
e. Dokter Kecil
1) Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah
mengatakan sudah ada dokter kecil di sekolah dengan jumlah 12
siswa dan sudah pernah mendapatkan pelatihan dari puskesmas
yang dilakukan pada bulan November 2017.
f. Pelayanan Kesehatan
1) Wawancara
Hasil wind shields survey yang dilakukan oleh mahasiswa di
dapatkan untuk sarana prasarana UKS terdapat satu tempat tidur
dengan kondisi rusak tidak dapat digunakan, terdapat dua tempat
cuci tangan dengan kondisi baik, dan terdapat tempat sampah di
setiap depan kelas dengan kondisi baik. Sedangkan untuk sarana
prasarana lainnya seperti tensimeter, termometer, perlengkapan
P3K, timbangan BB dan pengukur TB belum tersedia.

g. Lingkungan Sehat
1) Wawancara
Hasil wawancara ada 2 tempat cuci tangan di SDN 2 Rowosari
namun karena siswa/I sering tidak menggunakan dengan baik
sabun cuci tangan sering disimpan, setiap kelas juga sudah
dilengkapi dengan ventilasi untuk meningkatkan pertukaran
oksigen dan jendela untuk meningkatkan pencahayaan ruangan.
SDN 2 Rowosari sudah disediakan tempat sampah namun siswa/I
masih membuang sampah sembarangan. Selain itu untuk
pembuangan sampah SDN 2 Rowosari masih membuang sampah
22

akhir di belakang sekolah untuk kemudian dibakar karena tidak


adanya dana untuk mengikuti pembuangan sampah rutin bulanan.
2) Windshield Survey
Hasil windshield survey terdapat sampah yang berserakan
dilingkungan sekolah, terdapat tempat khusus untuk mencuci
tangan siswa. Sekolah memiliki satu kantin dengan kondisi bersih
dan memiliki saluran air tertutup. Untuk semua kelas memiliki
ventilasi permanen dan non permanen yang berfungsi dengan baik.
Kelas mendapatkan pencahayaan yang cukup pada siang hari.
Sedangkan untuk toilet atau WC belum memenuhi standar
kebersihan dengan jumlah 5 tetapi hanya berfungsi 3 untuk siswa
perempuan 1, laki-laki 1 dan guru 1.

B. Hasil Pengkajian melalui Angket


a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kelompok mempersiapkan instrumen untuk
pengkajian, sebelumnya kelompok sudah mempersiapkan instrumen
dengan jumlah 32 yang sebelumnya sudah diseleksi berdasarkan
calon responden dengan memperhatikan kriteria baik kriteria inklusi
maupun kriteria ekslusi.
b.
23

Data didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa/I SDN 02


Rowosari dari Mahasiswa.
c. Demografi
1) Distribusi jumlah mahasiswa/I SD Negeri 2 Rowosari.
Diagram 1.5 Distribusi Frekuensi Jumla Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah siswa laki-laki kelas 3


adalah 17 siswa, jumlah siswi perempuan kelas 3 adalah 17 siswi, jumlah
siswa laki-laki kelas 4 adalah 20 siswa, jumlah siswi perempuan kelas 4
adalah 19 siswi, sedangkan jumlah siswa laki-laki kelas 5 adalah 12 siswa
dan jumlah siswi perempuan kelas 5 adalah 1 siswi.
2) Karakteristik responden berdasarkan usia, berat badan dan tinggi
badan.
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia, Berat Badan dan Tinggi Badan Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

No. Variabel Mean ±SD Median(Min-Maks)


1. Usia - 9(8-15)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai pusat (median) untuk
karakteristik responden berdasarkan usia yaitu 9 dengan usia termuda 8
tahun dan usia tertua 15 tahun.
24

3. Distribusi jenis kelamin responden di SD Negeri 2 Rowosari.


Diagram 1.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa 53,73% jenis kelamin


siswa yang menjadi responden adalah laki-laki dan 46,27% responden
berjenis kelamin perempuan.

d. Status Gizi
1. Distribusi frekuensi berat badan dan tinggi badan
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden Berdasarkan
Berat Badan dan Tinggi Badan Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).
No. Variabel Mean ±SD Median(Min-Maks)
1. Berat Badan - 25(18 – 65)
2. Tinggi Badan 135,51 ± 7,585

Berdasarkan tabel diatas diatas karakteristik responden berdasarkan


berat badan memiliki nilai pusat (median) yaitu 25 dengan berat badan
paling kecil 18kg dan berat badan paling berat yaitu 65kg, sedangkan
25

tinggi badan memiliki nilai pusat (mean) yaitu 135,51 dengan nilai sebaran
(standar deviasi) yaitu 7,585.

2. Distribusi frekuensi status gizi


Diagram 2.5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Status Gizi

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa mayoritas berat badan


siswa/I di SD Negeri 2 Rowosari masuk keadalam kategori sangat kurus
sedangkan 4,48% terdapat siswa/I dengan obesitas.
3. Distribusi frekuensi keadaan konjungtiva
Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Konjungtiva Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Keadaan Konjungtiva
26

Berdasarkan diagram 3.5 didapatkan bahwa 80,60% keadaan


konungtiva tidak pucat (ananemis) dan 19,40% keadaan konjungtiva pucat
(anemis).
4. Distribusi frekuensi keadaan bibir
Diagram 5.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Bibir Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Keadaan Bibir

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 98,51% keadaan bibir


tidak pucat dan 1,49% keadaan bibir pucat.
5. Distribusi frekuensi keadaan lidah
Diagram 6.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Lidah Siswa/I SD Negeri
2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Keadaan Lidah
27

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 97,01% keadaan lidah


tidak pucat dan 2,99% keadaan bibir pucat.
6. Distribusi frekuensi keadaan telapak tangan
Diagram 7.5 Distribusi Frekuensi Keadaan telapak tangan Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Keadaan Telapak Tangan

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 97,01% keadaan


telapak tangan tidak pucat dan 2,99% keadaan telapak tangan pucat.

e. Kebersihan Diri
a. Distribusi frekuensi keadaanrambut
Diagram 8.5 Distribusi Frekuensi Keadaan telapak tangan Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Keadaan Rambut
28

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 71,64% keadaan rambut


sehat dan 28,36% keadaan rambut tidak sehat
b. Distribusi frekuensi kelainan pada kulit kepala
Diagram 9.5 Distribusi Frekuensi Kelainan pada Kulit Kepala Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Kulit Kepala

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 92,54% tidak ada


kelainan dan 7,46% terdapat kelainan seperti bercak putih, kemerahan dan
kehitaman.
c. Distribusi frekuensi keadaan kelainan pada kulit
Diagram 10.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Kelainan pada Kulit
Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Keadaan Kulit
29

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 98,51% keadaan kulit


siswa/I yang mengalami kelainan tidak mengalami mati rasa namun,
1,49% kulit siswa/I yang mengalami kelainan mengalami mati rasa.
d. Distribusi frekuensi kelainan kulit bersisik.
Diagram 11.5 Distribusi Frekuensi Kelainan Kulit Bersisik Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Kulit Bersisik

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 100% siswa/I tidak ada


yang mengalami kelainan kulit bersisik.
e. Distribusi frekuensi kelainan kulit memar.
Diagram 12.5 Distribusi Frekuensi Kelainan Kulit Memar Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Kulit Memar


30

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 98,51% tidak ada


siswa/I yang mengalami kelainan kulit memar, 1,49% ada siswa/I yang
mengalami kelainan kulit memar.
f. Distribusi frekuensi kelainan kulit berupa sayatan.
Diagram 13.5 Distribusi Frekuensi Kelainan Kulit berupa Sayatan
Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Kulit Sayatan

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 98,51% tidak ada


siswa/I yang mengalami kelainan kulit berupa sayatan, 1,49% ada siswa/I
yang mengalami kelainan kulit berupa sayatan.
g. Distribusi frekuensi kelainan scab.
Diagram 14.5 Distribusi Frekuensi Kelainan Scab Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Scab
31

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 86,57 tidak ada siswa/I


yang memiliki scab/koreng, 13,43% ada siswa/I yang memiliki
scab/koreng.
h. Distribusi frekuensi kelainan scab yang sulit sembuh.
Diagram 15.5 Distribusi Frekuensi Kelainan Scab yang Sulit Sembuh
Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Scab yang Sulit


Sembuh

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 97,01 tidak ada siswa/I


yang memiliki scab/koreng yang sulit sembuh, 2,99% ada siswa/I yang
memiliki scab/koreng yang sulit sembuh.
i. Distribusi frekuensi kulit dengan bekas suntikan.
Diagram 16.5 Distribusi Frekuensi Kulit dengan Bekas Suntikan
Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Bekas Suntikan
32

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 77,61 tidak ada siswa/I


yang memiliki bekas suntinkan dikulitnya, 22,39% ada siswa/I yang
memiliki bekas suntikan dikulitnya.
j. Distribusi frekuensi keadaan kuku.
Diagram 17.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Kuku Siswa/I SD Negeri
2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kelainan Kuku

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 50,75% kuku siswa/I


tidak sehat, sedangkan 49,25% kuku siswa/I sudah sehat.
k. Distribusi frekuensi mandi.
Diagram 18.5 Distribusi Frekuensi Mandi Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Frekuensi Mandi
33

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 97,01% siswa/I mandi 2


kali sehari, sedangkan 2,99% siswa/I mandi 1 kali sehari.
l. Distribusi frekuensi penggunaan sabun mandi.
Diagram 19.5 Distribusi Frekuensi Pengunaan Sabun Mandi Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Penggunaan Sabun Mandi

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 100% siswa/I mandi


dengan menggunakan sabun.
m. Distribusi frekuensi mengganti pakaian.
Diagram 20.5 Distribusi Frekuensi Mengganti Pakaian Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Mengganti Pakaian
34

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 98,51% siswa/I


mengganti pakaian setelah mandi, sedangkan 1,49% siswa/I tidak
mengganti pakaian setelah mandi.
n. Distribusi frekuensi penggunaan handuk yang bergantian.
Diagram 21.5 Distribusi Frekuensi Penggunaan Handuk yang
Bergantian Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari
Semarang 2017 (n=67).
Penggunaan Handuk

Berdasarkan diagram 13.5 didapatkan bahwa 97,01% siswa/I mandi 2


kali sehari, sedangkan 2,99% siswa/I mandi 1 kali sehari.

D. Kesehatan Penglihatan
1. Distribusi frekuensi Kesehatan Mata Luar.
Diagram 22.5 Distribusi Frekuensi Kesehatan Mata Luar Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kesehatan Mata Luar


35

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 100% siswa/I memiliki


kesehatan mata luar yang baik..
2. Distribusi frekuensi Tajam Penglihatan.
Diagram 23.5 Distribusi Frekuensi Tajam Penglihatan Siswa/I SD
Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Tajam Penglihatan

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 97,01% siswa/I


memiliki tajam penglihatan yang normal, namun 2,99% siswa/I memiliki
kelainan refraksi pada mata.
3. Distribusi frekuensi Penggunaan Kacamata
Diagram 24.5 Distribusi Frekuensi Penggunaan Kacamata Luar
Siswa/I SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Penggunaan Kacamat
36

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 100% siswa/I memiliki


kesehatan mata luar yang baik..
4. Distribusi frekuensi Buta Warna
Diagram 25.5 Distribusi Frekuensi Buta Warna Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Buta Warna

Berdasarkan diagram 13.5 didapatkan bahwa 100% siswa/I tidak ada


yang memiliki kelainan buta warna.

E. Kebersihan Telinga
1. Distribusi frekuensi Kesehatan Telinga Luar.
Diagram 26.5 Distribusi Frekuensi Kesehatan Telinga Luar Siswa/I
SD Negeri 2 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Telinga Luar
37

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 73,13% telinga siswa/I


dalam keadaan sehat sedangkan 26,87% telinga siswa/I terdapat daki.
2. Distribusi frekuensi Telinga Dalam
Diagram 27.5 Distribusi Frekuensi Telinga Dalam Siswa/I SD Negeri 2
Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Telinga Dalam

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa 62,69% siswa/I


memiliki teelinga dalam yang sehat, namun 37,31% terdapat serumen
pada telinga siswa/I.

F. Pemeriksaan Gigi dan Mulut


1. Distribusi frekuensi keadaan celah Bibir
38

Diagram 28.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Celah Bibir atau Langit-


langit (sumbing) di SD Negeri 02 Rowosari Semarang
2017 (n=67).

Celah Bibir

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 100% keadaan celah bibir


atau sumbing tidak ada.
2. Distribusi frekuensi keadaan sudut mulut
Diagram 29.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Luka Pada Sudut Mulut
di SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67)

Sudut Mulut

3. Distribusi frekuensi kejadian sariawan


39

Diagram 30.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Sariawan di SD Negeri


02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Sariawan

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 97,01 % tidak ada yang


mengalami sariawan, sedangkan 2,99 % ada yang mengalami sariawan.
4. Distribusi frekuensi kondisi lidah
Diagram 31.5 Distribusi Frekuensi Kondisi Lidah Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kondisi Lidah

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 97,01 % keadaan lidah siswa/I


tidak kotor, sedangkan 2,99 % keadaan lidah siswa/I kotor.
40

5. Distribusi frekuensi karies/gigi berlubang


Diagram 32.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Gigi Berlubang Siswa/I
di SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Karies/Gigi Berlubang

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 58, 21 % keadaan gigi siswa/I


berlubang atau karies, sedangkan 41, 79 % gigi siswa/I tidak berlubang.
6. Distribusi frekuensi gusi berdarah
Diagram 33.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Gusi Berdarah Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Gusi Berdarah

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 98,51% siswa/I tidak


mengalami gusi berdarah, sedangkan 1,49% siswa/I mengalami gusi
berdarah.
7. Distribusi frekuensi kejadian gusi bengkak
41

Diagram 34.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Gusi Bengkak Siswa/I di


SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Gusi Bengkak

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 100% tidak ada kejadian gusi


tidak bengkak
8. Distribusi frekuensi keadaan gigi kotor
Diagram 35.5 Distribusi Frekuensi Keadaan Gigi Kotor Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Gigi Kotor

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 80,60 % keadaan gigi siswa/I


tidak kotor, sedangkan 19, 40 % keadaan gigi siswa/I kotor.
42

9. Distribusi frekuensi kejadian karang gigi


Diagram 36.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Karang Gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Karang Gigi

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 73, 13 % tidak ada kejadian


siswa/I dengan karang gigi, sedangkan 26, 87 % terdapat siswa/I dengan
karang gigi.
10. Distribusi frekuensi keadaan susunan gigi
Diagram 37.5 Distribusi Frekuensi keadaan susunan gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Susunan Gigi
43

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 70,15% siswa/I memiliki


susunan gigi depan teratur, sedangkan 29,85% siswa/I memiliki susunan
gigi depan tidak teratur.

G. Kebersihan Gigi
1. Distribusi frekuensi kebiasaan gosok gigi
Diagram 38.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Gosok Gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).
Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 92,54% siswa/I memiliki
Kebiasaan Gosok Gigi

kebiasaan gosok gigi 2 x sehari, 48% memiliki kebiasaan gosok kebiasaan


gosok gigi 1 x sehari, 2,99% memiliki kebiasaan gosok gigi 3x sehari.
2. Distribusi frekuensi waktu gosok gigi
Diagram 39.5 Distribusi Frekuensi Waktu Gosok Gigi Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Waktu Gosok Gigi


44

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 61,19% waktu gosok gigi


bersamaan dengan mandi, 25,37 % waktu gosok gigi sebelum tidur
malam, 13,43 % waktu gosok gigi setelah makan pagi.
3. Distribusi frekuensi penggunaan pasta gigi
Diagram 40.5 Distribusi Frekuensi Penggunaan Pasta Gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Penggunaan Pasta Gigi

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 95,52% siswa/I menggunakan


pasta gigi, sedangkan 4,48% siswa/I tidak menggunakan pasta gigi.
4. Distribusi frekuensi penggunaan sikat gigi
Diagram 41.5 Distribusi Frekuensi Penggunaan Sikat Gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Penggunaan Sikat Gigi


45

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 98,51 % menggunakan sikat


gigi sendiri, sedangkan 1,49 % tidak menggunakan sikat gigi sendiri..

H. Gaya Hidup

1. Distribusi frekuensi kebiasaan sarapan


Diagram 42.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Sarapan Gigi Siswa/I di
SD Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kebiasaan Sarapan

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 58,21 % selalu sarapan, 32,84


% kadang-kadang sarapan, 8,96 % tidak pernah sarapan.
2. Distribusi frekuensi kebiasaan jajan
Diagram 43.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Jajan Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Kebiasaan Jajan
46

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 76,12% selalu jajan,


sedangkan 23,88 % kadang-kadang jajan.
3. Distribusi frekuensi risiko merokok
Diagram 44.5 Distribusi Frekuensi Risiko Merokok Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Risiko Merokok

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 80,60% tidak resiko


merokok, sedangkan 19,40% resiko merokok.
47

4. Distribusi frekuensi kebiasaan jajan


Diagram 45.5 Distribusi Frekuensi Konsumsi Alkohol Siswa/I di SD
Negeri 02 Rowosari Semarang 2017 (n=67).

Konsumsi alkohol

Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 100% tidak resiko minum-


minuman beralkohol dan napza.

C. Analisa Data
No. Hari/Tanggal Data Masalah
1. Jumat, 08 Desember Wawancara Kurangnya program
2017 a. Kepala sekolah dalam pelayanan
mengatakan pelayanan UKS
UKS di sekolah belum
terbentuk.
b. Kepala sekolah
mengatakan untuk ruang
UKS, alat kesehatan UKS
dulu pernah ada beberapa
alat kesehatan namun rusak
karena bangunan sekolah
yang sempat rusak dan ikut
merusak alat-alat kesehatan
yang ada
48

No. Hari/Tanggal Data Masalah


c. Kepala sekolah
mengatakan untuk
sementara UKS hanya di
kelola oleh guru penjaskes.
d. Kepala sekolah
mengatakan tidak ada rapat
koordinasi kegiatan
maupun penyusunan
program UKS
Windshield survey:
a. Hasil observasi tidak
terdapat ruang UKS di
SDN 02 Rowosari. Hanya
terdapat satu tempat tidur
diruangan dekat kantin.
2. Jumat, 08 Desember Wawancara: Kurang optimalnya
2017 a. Hasil wawancara ada 2 budaya perilaku
tempat cuci tangan di SDN hidup bersih dan
2 Rowosari namun karena sehat di sekolah
siswa/I sering tidak
menggunakan dengan baik
sabun cuci tangan sering
disimpan
b. Siswa/I SDN 2 Rowosari
sudah disediakan tempat
sampah namun siswa/I
masih membuang sampah
sembarangan.
Windshield survey:
a. Hasil windshield survey
49

No. Hari/Tanggal Data Masalah


terdapat sampah yang
berserakan dilingkungan
sekolah
b. Terdapat tempat khusus
untuk mencuci tangan
siswa. Namun tidak bisa
berfungsi dengan baik.
Angket:
a. Berdasarkan diagram
didapatkan bahwa 58,21 %
selalu sarapan, 32,84 %
kadang-kadang sarapan,
8,96 % tidak pernah
sarapan
b. Berdasarkan diagram
didapatkan bahwa 76,12%
selalu jajan, sedangkan
23,88 % kadang-kadang
jajan.
c. Berdasarkan diagram
didapatkan bahwa 80,60%
tidak resiko merokok,
sedangkan 19,40% resiko
merokok.
1. Jumat, 08 Desember Wawancara: Kerusakan gigi
2017 a. Kepala sekolah
mengatakan terdapat
beberapa siswa/I yang
mendapatkan pengobatan
rujukan ke puskesmas
50

No. Hari/Tanggal Data Masalah


dengan masalah kesehatan
gigi berlubang yang
berjumlah 14 siswa/I.
b. Kepala sekolah
mengatakan siswa/I yang
dirujuk merupakan
Windshield Survey
a. Terlihat siswa/I
mengkonsumsi makanan
yang manis seperti coklat,
permen, dan es yang
mengandung bahan
perwarna.
b. Beberapa siswa/I
mengalami karies gigi.
Angket
a. Berdasarkan hasil angket
didapatkan bahwa 58,21%
keadaan gigi siswa/I
berlubang atau karies,
sedangkan 41,79% gigi
siswa/I tidak berlubang.

2. Jumat, 08 Desember Wawancara Risiko terjadinya


2017 a. Kepala sekolah diare
mengatakan bahwa sudah
disediakan tempat cuci
tangan namun oleh siswa/I
malah dijadikan tempat
bermain sehingga sabun
cuci tangan disimpan dan
51

No. Hari/Tanggal Data Masalah


hanya akan dikeluarkan
ketika dibutuhkan.
b. Siswa/I juga mengatakan
lebih memilih jajan-
jajanan dipinggir jalan
daripada kantin sekolah.
Wind Shield Survey
a. Terlihat siswa/I beberapa
memiliki kuku yang
panjang dan kotor serta
kurang menjaga kerapian.
b. Saat observasi tampak
siswa/I yang berolahraga
tidak mengganti pakaian
untuk melanjutkan
pembelajaran.
c. Siswa/I juga banyak yang
jajan dari kantin diluar
sekolah yang kebersihan
nya tidak Jumlah kamar
mandi ada 3 kamar dengan
ukuran masing-masing
kurang lebih 1 x 2 meter,
kamar mandi
menggunakan closet model
jongkok.
Angket
a. Didapatkan hasil dari
pemeriksaan kuku terdapat
49,25% kuku siswa/I tidak
sehat.
b. Terdapat sebanyak 76,12%
52

No. Hari/Tanggal Data Masalah


siswa/I selalu jajan di
Sekolah.

3. Jumat, 08 Desember Wawancara : Risiko Infeksi


2017 a. Kepala sekolah Saluran Pernafasan
mengatakan pengolahan Akut (ISPA)
sampah dilakukan dengan
cara dibakar.
Wind Shield Survey
a. Hasil observasi yang
dilakukan oleh
mahasiswa/I lingkungan
terdapat banyak sampah
dan berdebu.
b. Terdapat beberapa ruang
kelas jendelanya tidak
dibuka.
Angket
a. Didapatkan data sebesar
19,40% siswa/I berisiko
merokok.
D. Prioritas Masalah Keperawatan
MASALAH
NO A B C D E F G H I J K L M N
KESEHATAN
Kurangnya program
1. 5 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 5 49 1
dalam pelayanan UKS
Kurang optimalnya
budaya perilaku hidup
2. 5 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 4 48 2
bersih dan sehat di
sekolah
3. Kerusakan gigi 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 47 3
4. Risiko terjadinya diare 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 45 4
Risiko Infeksi Saluran
5. Pernafasan Akut 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 44 5
(ISPA)
Ket:

A. Risiko terjadi
B. Risiko parah
C. Potensi ntuk pendidikan kesehatan
D. Minat masyarakat
E. Kemungkinan diatasi
F. Sesuai proram
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas kesehatan
K. Sumber daya
L. Sesuai dengan peran peran perawat
M. Skor total
N. Urutan prioritas

E. Diagnosa Keperawatan
Keterangan pembobotan
1. Kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
1. Sangat rendah
ditandai dengan: 2. Rendah
- Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 58,213.% selalu
Cukupsarapan, 32,84
4. Tinggi
% kadang-kadang sarapan, 8,96 % tidak pernah5.sarapan
Sangat tinggi
- Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 76,12% selalu jajan,
sedangkan 23,88 % kadang-kadang jajan.
- Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 80,60% tidak resiko
merokok, sedangkan 19,40% resiko merokok.
54

2. Kerusakan gigi ditandai dengan:


- Berdasarkan hasil angket didapatkan bahwa 58,21% keadaan gigi
siswa/I berlubang atau karies, sedangkan 41,79% gigi siswa/I tidak
berlubang
3. Risiko terjadinya diare ditandai dengan:
- Didapatkan hasil dari pemeriksaan kuku terdapat 49,25% kuku siswa/I
tidak sehat.
- Terdapat sebanyak 76,12% siswa/I selalu jajan di Sekolah.
4. Risiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ditandai dengan:
- Didapatkan data sebesar 19,40% siswa/I berisiko merokok.
F. Intervensi Keperawatan
56

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
57

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
58

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
59

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
60

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
61

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
62

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
63

Diagnosa Tujuan
Rencana
No. Keperawatan Strategi Sumber Waktu Tempat Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan
Komunita Umum Khusus
1. Kurangnya Setelah a. Mengetahui Penyuluhan Penkes Mahasiswa Senin, 18 SDN 2 a. Guru dan a. Terwujudnya Mahasiswa
program dalam dilakukan tujuan usaha mengenai Desember Rowosari pengurus peran sekolah
pelayanan UKS tindakan kesehatan usaha 2017 UKS dalam
ditandai dengan keperawatan sekolah kesehatan mampu meningkatkan
Wawancara komunitas b. Mengetahui sekolah mengetah kesehatan
a. Kepala sekolah selama 1 sasaran usaha ui tujuan
mengatakan minggu kesehatan UKS
pelayanan diharapkan sekolah b. Guru dan
UKS di guru c. Mengetahui pengurus
sekolah belum khususnya program UKS
terbentuk. pengurus pokok usaha mampu
b. Kepala sekolah UKS dapat kesehatan mengetah
mengatakan mengetahui sekolah ui sasaran
untuk ruang mengenai d. Mengetahui usaha
UKS, alat pengolahan peran sekolah kesehatan
kesehatan UKS UKS dalam sekolah
dulu pernah meningkatkan c. Guru dan
ada beberapa kesehatan pengurus
alat kesehatan UKS
namun rusak mampu
karena mengetah
bangunan ui
sekolah yang program
sempat rusak pokok
dan ikut UKS
merusak alat- d. Guru dan
alat kesehatan pengurus
yang ada UKS
c. Kepala sekolah mampu
mengatakan mengetah
struktur ui peran
BAB IV
PEMBAHASAN

Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya


manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia
mempunyai produktivitas kerja yang optimal diperlukan derajat kesehatan yang
tinggi. Manusia tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar, akhirnya
menjadi beban dalam masyarakat. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak kanak bahkan sejak
dalam kandungan.
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah) yang merupakan hal penting
dalam meningkatkan kualitas fisik penduduk (Depkes, 2010). Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di sekolah
tersebut, UKS juga merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan
secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam
menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari.
Pada usia anak sekolah dasar penyakit yang sering dihadapi biasanya
berkaitan dengan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai
sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan (Depkes,
2007). Berdasarkan data departemen kesehatan tahun 2010 diperoleh bahwa
masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak sekolah dasar adalah kurang
gizi sebesar 13%, penyakit karies dan periodontal anak usia 5-14 tahun sebesar
21%.
Upaya institusi pendidikan untuk mencetak seseorang perawat yang
profesional, mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang
diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara
65

resmi mahasiswa melakukan praktek kesehatan sekolah di SD N 2 Rwosari


Kecamatan Tembalang Kota Semarang mulai 10 Desember 2017 sampai
dengan 23 Desember 2017 dengan melakukan berbagai kegiatan sekolah
khususnya bidang kesehatan.

A. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi
keperawatan tentang mekanisme perijinan praktek, peraturan praktek dan
tugas yang harus dijalankan. Selanjutnya dilakukan proses persiapan yang
lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang mahasiswa hadapi adalah
ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal untuk dapat
dilaksanakan pada praktek dilapangan, sehingga muncul strategi-strategi baru
dari mahasiswa untuk memgimplementasikan konsep kesehatan sekolah
secara nyata.

B. Tahap Pelaksanaan
Sistem pelaksanaan menggunakan langkah-langkah mulai dari
mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah atau kebutuhan (diagnosa
keperawatan), menetapkan tujuan, mengidentifikasi kriteria hasil, dan memilih
intervensi yang akan dilakukan, serta mengevaluasi efektivitas rencana
keperawatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan dengan
menentukan apakah masalah sudah terselesaikan atau belum.
Meskipun digunakan istilah pengkajian, identifikasi masalah,
perencanaan, implementasi, serta evaluasi secara terpisah, pada kenyataannya
pelaksanaannya kelima elemen ini berjalan seiring dan saling berhubungan
tidak bisa dipisahkan.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap sekolah untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh sekolah dapat ditentukan.
66

Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,


pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan dan prioritas masalah.
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada sekolah sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik serta faktor lingkungan yang mempengaruhi.
Pengumpulan data meliputi: Sesuai dengan teori pengkajian tersebut,
kelompok melakukan pengkajian dengan metode: pengamatan atau
observasi, wawancara atau anamnesa, dan penyebaran angket.
Observasi atau pengamatan yang dilakukan ditujukan untuk
mengetahui kondisi sekolah, lokasi sekolah, gambaranh secara umum
sekolah. Wawancara atau anamnesa dilakukan pada pihak sekolah untuk
mengkaji data kesehtan mrid di sekolah, kondisi kantin, pelaksanaan UKS
di sekolah dan penyakit yang sering terjadi pada murid.
Pelaksanaan pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data
kesehatan sekolah. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data
kesehatan komunitas dengan wawancara, Winshield Survey, dan
penyebaran kuesioner dengan materi pertanyaan dan telah dikonsultasikan
ke pembimbing komunitas akademik.
Sistem pengkajian dengan Winshield Survey digunakan untuk
memperoleh data dasar lingkungan sekolah SD Rowosari 02 Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Sedangkan untuk memperoleh data kesehatan
sekolah digunakan metode wawancara dengan pihak sekolah. Kuesioner
yang digunakan untuk melakukan pengkajian, terlebih dahulu dikonsulkan
kepada pembimbing akademik. Dalam pelaksanaan penyebaran kuesioner
dilakukan oleh mahasiswa. Beradasarkan pengumpulan data didapatkan
murid mengisi kuesioner pada waktu istirahat.
` Respon yang diberikan murid SD sangat antusias saat dilakukian
pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik, sehingga keseluruhan proses
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik. Strategi yang
67

digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan pihak sekolah


dalam memberikan waktu luang bagi siswa dalam mengisi kuesioner dan
pelaksanaan pemeriksaan fisik.
Setelah pengumpulan data tersebut, dilakukan pengelompokan data
yang sesuai untuk mendukung analisa data. Pada saat melakukan tahap
pengkajian ini terdapat kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman
dalam memperoleh data kesehatan sekolah.
a. Kekuatan
1) Hubungan saling percaya
Hubungan saling percaya dengan sekolah berhasil dijalin
semenjak pertama kali Mahasiswa melakukan kontak langsung saat
pengkajian di sekolah.
2) Peran Serta Sekolah
Setelah dilakukan pendekatan pada murid akhirnya
masyarakat mengerti dan menerima kehadiran Mahasiswa dan
membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam
pengumpulan data pada setiap tahap pengkajian.
b. Kelemahan
1) Penerimaan Sekolah
Pada awal kegiatan sebagian pihak sekolah sangat
merespon kegiatan yang akan dilakukan, hal ini terlihat pada saat
pelaksanaan lokmin I sekoah, namun tidak semua guru dapat hadir.
2) Waktu dan Tenaga
Waktu dan tenaga saat pelaksanaan pengkajian diperlukan
waktu 1 hari dalam pengkajian karena hanya memakai kelas 3, 4
dan 5.
c. Kesempatan
1) Perijinan
Adanya ijin dari Kepala sekoalah bagi Mahasiswa Program
Profesi Ners UNIMUS untuk melaksanakan praktek keperawatan
kesehatan sekolah di SD N 02 Rowosari Kecamatan Tembalang.
68

2) Dukungan Puskesmas
Puskesmas mendukung praktek keperawatan sekolah yang
dilakukan Mahasiswa Program profesi Ners UNIMUS sebagai
tangan panjang Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan
bagi murid di SD N 02 Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang.
2. Penentuan Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah
Berdasarkan data yang didapat dari pengkajian di SD N 02
Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang di dapatkan tiga
diagnosa keperawatan sekolah. Berdasarkan prioritas yang telah dilakukan
bersama pihak sekolah saat Lokmin I, masalah-masalah tersebut yaitu :
a. Ketidakefektifan pelaksanaan UKS
Hasil wawancara dengan kepala sekolah di dapatkan Kepala sekolah
mengatakan
pelayanan UKS di sekolah belum terbentuk, Kepala sekolah
mengatakan untuk ruang UKS, alat kesehatan UKS dulu pernah ada
beberapa alat kesehatan namun rusak karena bangunan sekolah yang
sempat rusak dan ikut merusak alat-alat kesehatan yang ada, Kepala
sekolah mengatakan untuk sementara UKS hanya di kelola oleh guru
penjaskes dan Kepala sekolah mengatakan tidak ada rapat koordinasi
kegiatan maupun penyusunan program UKS. Hasil Windshield survey
yaitu Hasil observasi tidak terdapat ruang UKS di SDN 02 Rowosari.
Hanya terdapat satu tempat tidur diruangan dekat kantin.
b. Kerusakan Gigi
Hasil wawancara didapatkan Kepala sekolah mengatakan terdapat
beberapa siswa/I yang mendapatkan pengobatan rujukan ke
puskesmas dengan masalah kesehatan gigi berlubang yang berjumlah
14 siswa/I. Hasil Windshield Survey didapatkan Terlihat siswa/I
mengkonsumsi makanan yang manis seperti coklat, permen, dan es
yang mengandung bahan perwarna. Tampak gigi beberapa siswa kotor.
Beberapa siswa/I mengalami karies gigi. Hasil Angket didapatkan
69

80,60 % keadaan gigi siswa/I tidak kotor, sedangkan 19, 40 %


keadaan gigi siswa/I kotor.Berdasarkan hasil angket didapatkan bahwa
58,21% keadaan gigi siswa/I berlubang atau karies, sedangkan
41,79% gigi siswa/I tidak berlubang. 73, 13 % tidak ada kejadian
siswa/I dengan karang gigi, sedangkan 26, 87 % terdapat siswa/I
dengan karang gigi. 92,54% siswa/I memiliki kebiasaan gosok gigi 2 x
sehari, 48% memiliki kebiasaan gosok kebiasaan gosok gigi 1 x
sehari, 2,99% memiliki kebiasaan gosok gigi 3x sehari. 61,19%
waktu gosok gigi siswa bersamaan dengan mandi, 25,37 % waktu
gosok gigi sebelum tidur malam, 13,43 % waktu gosok gigi setelah
makan pagi.
c. Kurangnya budaya hidup bersih dan sehat di sekolah
Hasil Wawancara didapatkan Kepala sekolah mengatakan bahwa
sudah disediakan tempat cuci tangan namun oleh siswa/I malah
dijadikan tempat bermain sehingga sabun cuci tangan disimpan dan
hanya akan dikeluarkan ketika dibutuhkan. Siswa/I SDN 2 Rowosari
sudah disediakan tempat sampah namun siswa/I masih membuang
sampah sembarangan. Terdapat 6 siswa yang tertangkap merokok di
lingkungan sekolah. Hasil Windshield survey didapatkan Terdapat
sampah yang berserakan dilingkungan sekolah, Terdapat tempat
khusus untuk mencuci tangan siswa. Namun tidak difungsikan dengan
baik oleh siswa. Tampak siswa tidak mencuci tangan setelah makan.
Terlihat siswa/I beberapa memiliki kuku yang panjang dan kotor serta
kurang menjaga kerapian. Siswa/I juga banyak yang jajan dari kantin
diluar sekolah. Hasil angket didapatkan Berdasarkan diagram
didapatkan bahwa 76,12% selalu jajan, sedangkan 23,88 % kadang-
kadang jajan. Berdasarkan diagram didapatkan bahwa 80,60% tidak
resiko merokok, sedangkan 19,40% resiko merokok. Didapatkan hasil
dari pemeriksaan kuku terdapat 49,25% kuku siswa/I tidak sehat.
71,64% keadaan rambut sehat dan 28,36% keadaan rambut tidak
sehat.
3. Perencanaan
70

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dan disajikan


dalam pertemuan dengan pihak sekolah pada saat lokmin I dan II.
Mahasiswa menetapkan 3 masalah atau diagnosa keperawatan sesuai
dengan data yang terkumpul.
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan
kesehatan dapat disepakati saat lokakarya mini I dan II. Perencanaan
kegiatan disusun untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Strategi
yang digunakan mencakup pendidikan kesehatan (Health Promotion),
kerja sama atau kemitraan (Partnership), dan pemberdayaan
(empowering). Pendekatan ini dilakukan melalui musyawarah bersama
pihak sekolah diruang kelas sekolah SD N 02 Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang untuk menyusun rencana kegiatan (POA).
Penyusunan rencana kegiatan dihadiri oleh kepala sekoah dan guru
kelas. Pada tahap perencanaan ini dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan meliputi:
a. Kekuatan
Dukungan dan peran serta aktif pihak sekolah dalam menyusun
rencana kegiatan guna perencanaan kegiatan dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan sekolah yang optimal dan mandiri.
b. Kelemahan
Kurangnya kehadiran guru sehingga ada beberapa yang masih
belum memahami mengenai rencana yang akan dilaksakan di
lingkungan sekolah oleh pihak sekolah.
c. Ancaman
Ancaman yang ditemukan pada tahap perencanaan:
Ketidak hadiran wali kelas sehingga mempengaruhi motivasi
muridnya, selain itu juga memudahkan dukungan penyediaan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan yang
direncanakan.
Adapun rencana yang disepakati oleh Mahasiswa dengan pihak
sekolah antara lain:
71

a. Masalah: Ketidakefektifan Pelaksanaan UKS


Rencana kegiatan:
1) Pembentukan struktur pelaksana UKS SD N 02 Rowosari
2) Pengusulan SK struktur organisasi
3) Penyusunan program kerja UKS mengacu pada triase UKS
4) Setting ruang UKS dan sarana prasaran UKS
5) Optimalisasi peran dokter kecil
b. Masalah: Kerusakan Gigi
Rencana kegiatan:
1) Pendidikan kesehatan mengenai pentingnya kebersihan gigi, faktor
penyebab kerusakan gigi, bahaya kerusakan gigi, pencegahan
kerusakan gigi.
2) Mendemostrasikan mengenai cara brushing atau sikat gigi yang
benar.
3) Pengusulan rujukan kepada orangtua ke puskesmas bagi siswa/I
yang mengalami kerusakan gigi.
c. Masalah: Kurangnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
Rencana kegiatan:
1) Mendemontsrasikan cara cuci tangan denagn menggunakan 6
langkah cuci tangan
menurut WHO.
2) Pendidikan kesehatan mengenai jajanan sehat dan pemilahan
sampah
3) Pemberdayaan kader sekolah dalam sekolah atau pemantaun
kebersihan diri
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan keperawatan kesehatan sekolah di SD N 02
Rowosari Kecamatan Tembalang Semarang difokuskan pada tiga tingkat
pencegahan, yaitu: pencegahan primer, skunder dan tersier. Kegiatan yang
telah dilakukan meliputi: penyuluhan kesehatan, demonstrasi, pengaktifan
kembali kader sekolah.
Pelaksanakan rencana tindakan dengan menggunakan metode
melibatkan murid sdan pihak sekolah secara aktif dimotori oleh wali kelas
untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Hanya pada
72

kegiatan penyuluhan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari


Mahasiswa yang ditunjuk.

Masalah
Kegiatan Waktu Tempat
Kesehatan

Ketidakefektifan Pembentukan struktur Sabtu, 16 Desember 2017 Ruang Kelas di


pelaksanaan UKS pelaksana UKS SD N (07.00-12.00 WIB) SD N 02
02 Rowosari Rowosari

Pengusulan SK struktur Sabtu, 16 Desember 2017 Ruang Kelas di


organisasi (07.00-12.00 WIB) SD N 02
Rowosari

Penyusunan program Sabtu, 16 Desember 2017 Ruang Kelas di


kerja UKS mengacu (07.00-12.00 WIB) SD N 02
pada triase UKS Rowosari

Setting ruang UKS dan Sabtu, 16 Desember 2017 Ruang Kelas di


sarana prasaran UKS (07.00-12.00 WIB) SD N 02
Rowosari

Optimalisasi peran Sabtu, 16 Desember 2017 Ruang Kelas di


dokter kecil (07.00-12.00 WIB) SD N 02
Rowosari

Kerusakan gigi Pendidikan kesehatan Senin, 18 Desember 2017 Ruang Kelas di


mengenai pentingnya (07.00-10.30 WIB) SD N 02
kebersihan gigi, faktor Rowosari
penyebab kerusakan
gigi, bahaya kerusakan
gigi, pencegahan
kerusakan gigi.

Mendemostrasikan Senin, 18 Desember 2017 Ruang Kelas di


mengenai cara brushing (07.00-10.30 WIB) SD N 02
atau sikat gigi yang Rowosari
benar.
73

Masalah
Kegiatan Waktu Tempat
Kesehatan

Pengusulan rujukan Senin, 18 Desember 2017 Ruang Kelas di


kepada orangtua ke (07.00-10.30 WIB) SD N 02
puskesmas bagi Rowosari
siswa/I yang
mengalami kerusakan
gigi.

Kurangnya budaya Mendemontsrasikan Selasa, 19 Desember Ruang Kelas di


hidup bersih dan cara cuci tangan 2017 (07.00-12.00 WIB) SD N 02
sehat di sekolah denagn menggunakan 6 Rowosari
langkah cuci tangan
menurut WHO.

Pendidikan kesehatan Rabu, 20 Desember 2017 Ruang Kelas di


mengenai jajanan sehat (07.00-12.00 WIB) SD N 02
dan pemilahan sampah Rowosari

Pemberdayaan kader Kamis, 21 Desember Ruang Kelas di


sekolah dalam sekolah 2017 (07.00-12.00 WIB) SD N 02
atau pemantaun Rowosari
kebersihan diri

5. Evaluasi
Tahap akhir asuhan keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi ini
dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan yang dicapai dengan cara
diarahkan pada penilaian program yang direncanakan dan dibandingkan
dengan hasilnya. Evaluasi ini digunakan sebagai dasar penyusunan
rencana tindak lanjut. Evaluasi dilakukan sesuai teori dengan
menggunakan evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Tindakan keperawatan sebagian besar dapat dilakukan dengan baik oleh
murid dan pihak sekolah yang bekerjasama dengan mahasiswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi:
a. Kekuatan
Murid dan pihak sekolah mempunyai motivasi untuk peningkatan
kesehatan.
74

b. Kelemahan
Peserta berbicara sendiri dengan teman lainnya saat penjelasan materi.
c. Kesempatan
Pihak Sekolah dan Puskesmas Rowosari sudah tahu dan mendukung
pelaksanaan kegiatan.
d. Ancaman
Keterbatasan peralatan sehingga banyak waktu yang terbuang karena
kurangnya peralatan yang dimiliki penyuluh.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Mahasiswa dapat
diketahui masalah kesehatan sekolah bisa terpecahkan secara keseluruhan,
sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi tidak menimbulkan masalah baru.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengukur keberhasilan
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan
menganalisisnya sebagai berikut:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur merupakan evaluasi terhadap persiapan-
persiapan yang diperlukan selama pelaksanakan kegiatan, meliputi :
pre-planning, kontrak waktu, dan media yang digunakan. Dari
keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan, telah mempersiapkan
pre-planning, kontrak waktu dengan warga, dan media yang digunakan
disiapkan dengan baik.
Dengan adanya evaluasi terhadap struktur kegiatan, akan
memberi arah pada kemantapan persiapan yang harus dilakukan
sehingga perencanaan kegiatan akan lebih matang, dapat memilih
waktu yang tepat serta media sesuai dengan jumlah dan karakteristik
sasaran.
b. Evaluasi Proses
Pentingnya melakukan evaluasi proses kerja adalah untuk
mengetahui suatu kegiatan yang dilakukan dari seberapa besar
partisipasi audience atau sasaran dalam mengikuti kegiatan, hal ini
75

sangat berhubungan dengan topik yang tertuang, kebutuhan sekolah,


serta media yang dibutuhkan.
Pada setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sebagian besar
telah ditentukan topiknya dengan mempertimbangkan kebutuhan
sekolah, serta pengkajian yang dilakukan secara sistematis berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan.
Akan tetapi, evaluasi proses yang dilakukan menonjolkan
kualitasnya saja, karena batasan evaluasi lebih condong pada ada
tidaknya kriteria yang ditentukan saat sebelum pelaksanaan kegiatan,
namun evaluasi ini akan lebih sempurna apabila diukur juga secara
kualitasnya dengan cara mengobservasi lebih lanjut terhadap setiap
item yang terdapat pada evaluasi proses.
c. Evaluasi Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada akhir kegiatan
terutama pada kegiatan latihan rentang gerak senam pencegahan stroke
dan senam lansia di RW II Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang
Semarang terjadi peningkatan pengetahuan tentang Ketidakefektifan
Pelaksanaan UKS, Kerusakan Gigi dan Kurangnya perilaqku hidup
bersih dan sehat
Pada setiap item kegiatan yang telah dilaksanakan masih ada
sebagian belum dapat mencapai hasil yang maksimal, hal ini mungkin
karena ada beberapa faktor penghambat sebagaimana yang dijelaskan
pada evaluasi hasil kegiatan, sehingga dalam kegiatan ini masih
memerlukan adanya tindak lanjut agar tidak mengalami kemunduran
atau kembalinya pada keadaan seperti sebelum dilakukan tindakan.
6. Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut dimusyawarahkan bersama antara wali kelas
dan kepala sekolah yang dituangkan dalam POA tindak lanjut. Penyusunan
kegiatan tindak lanjut dilakukan dalam kegiatan terminasi. Adanya POA
tindak lanjut diharapkan seluruh kegiatan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah sehingga murid
76

menjadi mandiri dalam memelihara, mempertahankan dan meningkatkan


derajat kesehatan yang optimal. Adapun rencana tindak lanjut yang telah
disepakati antara lain:
77

Masalah
Kegiatan Waktu
kesehatan

Ketidakefektifan a. Murid Satu minggu sekali


pelaksanaan UKS 1) Melakukan kegiatan pemeriksaan rutin oleh
dokter kecil kepada teman kelas sebagai salah
satu cara optimalisasi peran dokter kecil sebagai
anggota UKS.
b. Sekolah Satu minggu sekali
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan
program kerja.
c. Puskesmas Satu bulan sekali
Melakukan pemantauan secara rutin dalam
pelaksanaan UKS di sekolah.
Kerusakan gigi a. Siswa Satu minggu sekali
1) Melakukan pemeriksaan rutin gigi dan mulut
oleh dokter kecil kepada teman kelas.
b. Sekolah Satu bulan sekali
Melakukan pengusulan rujukan kepada orangtua ke
puskesmas bagi siswa yang mengalami kerusakan
gigi.
c. Puskesmas Satu bulan sekali
Melakukan pelayanan bagi siswa dengan masalah
kesehatan kerusakan gigi.

Kurangnya budaya a. Siswa Satu minggu sekali


hidup bersih dan Memberikan motivasi bagi teman sebaya oleh
sehat di sekolah anggota UKS dalam melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan
benar, memakan jajanan sehat dan membuang
sampah dengan benar.
78

Masalah
Kegiatan Waktu
kesehatan

b. Sekolah Satu Minggu Sekali


Memberikan motivasi bagi siswa dalam
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
seperti mencuci tangan dengan benar, memakan
jajanan sehat dan membuang sampah dengan benar.
c. Puskesmas Satu bulan sekali
Melakukan pemantauan seara rutin dalam
pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai