Anda di halaman 1dari 39

GAMBARAN SARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH

DAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BELALAU


KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH : DAYU AUDINA


NIM 1913451002

KARYA TULIS ILMIAHKEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TANJUNGKARANG PRODI D3 SANITASI
TAHUN 2022

i
GAMBARAN SARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BELALAU
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2022

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan Pada program Diploma III sanitasi Kemenkes
TanjungKarang

DISUSUN OLEH : DAYU AUDINA


NIM 1913451002

KARYA TULIS ILMIAHKEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TANJUNGKARANG PRODI D3 SANITASI
TAHUN 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN SARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BELALAU
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2022

Penulis
DAYU AUDINA / NIM : 1913451002
Telah diperiksa dan disetuji tim pembimbing karya tulis ilmiah program Diploma
III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang Jurusan Kesehatan
Lingkungan.

Bandar Lampung,……….. 2022

Tim Pembimbing KTI

Pembimbing I

WibowoAdy Sapta,ST.,M.Kes

Pembimbing II

Mei Ahyanti.,SKM.,M.,Kes

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul
“GAMBARAN SARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BELALAU KABUPATEN
LAMPUNG BARAT TAHUN 2022”
Dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Warjidin Aliyanto, SKM.,M.KeS., selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Tanjung Karang.
2. Bapak Ahmad Fikri, ST.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
3. Bapak Wibowo Ady Sapta, ST., M.Kes., selaku Ketua Prodi DIII Sanitasi
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. dan selaku pembimbing utama
kami telah memberikan petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Mei Ahyanti., SKM., Kesselaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

Semoga proposal tugas akhir ini dapat menjadi salah satu jalan berkah dan
memberikan manfaat kepada seluruh pihak dan terutama kepada pembaca.

Bandar Lampung, 30 Desember 2021

Dayu Audina

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................6
E. Ruang Lingkup ............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Perilaku kesehatan........................................................................................7
B. Pengertian PHBS........................................................................................11
C. PHBS diberbagai tatanan...........................................................................12
D. Mencuci tangan memakai sabun................................................................13
E. Kantin sehat dan bersih..............................................................................14
F. Menggunakan jamban sehat dan bersih.....................................................15
G. Membuang sampah pada tempatnya..........................................................16
H. Kerangka Teori...........................................................................................18
I. Kerangka Konsep.......................................................................................19
J. Definisi Operasional...................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...........................................................................................23
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.....................................................................23
C. Populasi Dan Sampel.................................................................................23
D. Pengumpulan Data.....................................................................................25
E. Pengolahan Data Dan Analisis Data..........................................................26
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Nomor tabel halaman


Tabel 1 Jumlah Sekolah Di Kecamatan Belalau......................................................4
Tabel 2 Definisi Oprasional..................................................................................20

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor gambar halaman


Gambar 1 kerangka teori........................................................................................18
Gambar 2 kerangka konsep ...................................................................................19

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Gambaran Sarana Penunjang Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten
Lampung Barat
Lampiran 2 Cheklist Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan

PHBS yang tertuang dalam Peraturan 2269∕MENKES∕PER∕XI2011 yang mengatur

upaya peningkatan PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola

manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan

serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan

masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya

sehingga masyrakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam

meningkatkan status kesehatannya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan dan hak asasi

manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras

dengan yang tercangkup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948

di sepakati antara lain bahwa di perolehnya derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,

agama, politik yang di anut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan

yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki perilaku yang

memperhatikan kesehatan (Maryunani, 2013꞉1).

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang diperaktikkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu∕ kelompok dapat menolong

dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

derajat kesehatan masyrakat (Dinkes jabar,2010).

1
2

Sekolah adalah sebagai sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan. Hal

ini disebabkan karena banyaknya data yang menyebutkan bahwa munculnya

sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), misalnya

diare, kecacingan dan anemia ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.

Dampak lainnya dari kurang dilaksanakan PHBS di antaranya yaitu suasana

belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor,

menurunnya semangat dan prestasi belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu,

penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat

dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan sekolah (UKS). Dengan

menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru di sekolah, maka akan

membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sekolah sehat (kemenkes,2014).

Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan,

dan lain-lain), sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat

menciptakan institusi pendidikan Ber-PHBS, dari kegiatan di atas yang menjadi

penunjang PHBS yang berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan yaitu

mencangkup antara lain:

1. Mencuci tangan menggunakan sabun

2. Kantin sehat dan bersih

3. Menggunakan jamban sehat

4. Membuang sampah di tempat sampah (Maryunani, 2013꞉150).

Puskesmas kenali terletak di Jl.Ranjai Pasal No 178 Kenali Kecamatan

Belalau yang mempunyai 10 desa dengan luas wilayah 217,93km dengan jumlah
3

penduduk 307.294 jiwa. Jarak dengan ibukota kabupaten pesisir barat 20.5 km.

Jarak dengan ibu kota propinsi 241.42 km. wilayah kerja puskesmas kenali

meliputi: desa kenali, desa bumi agung, desa serungkuk, desa kejadian, desa

bedudu, desa sukarame, desa hujung, desa sukamakmur, desa pajar agung, desa

turgak (kemendikbud. 2021).

No Nama Penyakit Jumlah


1. Diare 177
2. TBC 106

Dari data yang diperoleh dari puskesmas kenali Kecamatan Belalau

Kabupaten Lampung Barat Diare termasuk penyakit terbesar dalam 10 penyakit

terbesar pada tahun 2021 yang berbasis lingkungan diantaranya꞉ diare, TBC,

kecacingan dan lain-lain(Profil Puskesmas Kenali, 2021).

Menurut WHO diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami

buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Ada

ribuan jenis organisme yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menjadi

penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada 4 penyebab jenis bakteri penyebab

diare yaitu: campylobacter, salmonella, shigella, dan E.Coli. secara umum agent

penyebab diare dapat berupa bakteri,virus,parasit(jamur cacing dan protozoa).

Keracunan makanan dan minuman yang mengandung bakteri maupun bahan

kimia serta akibat penurunan daya tahan tubuh (immuno defisiensi). Penularan

kuman penyakit diare dapat ditularkan melalui antara lain: air dan makanan yang

tercemar, tangan yang kotor, berak sembarangan tempat, dan botol susu yang

kurang bersih. Dampak dari pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang

PHBS menjadi salah satu faktor penyebab tingginya penyakit berbasis

lingkungan seperti diare, kecacingan, dan lain- lain.


4

Salah satu yang menjadi faktor penyebab diare anak karena anak

mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, hygiene makanan yang buruk,

kebiasaan makan anak, benda benda yang masuk kedalam mulut anak, serta

jajanan yang biasanya dikonsumsi disekolah. Kebiasaan jajan ini dapat

memperburuk keadaan gizi anak karena anak yang suka salah dalam memilih

jajanan, seperti makanan instan yang banyak mengandung pewarna serta bahan

pengawet selain itu kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan (Moehyi, 2017).

Tabel 1

JUMLAH
No NAMA SEKOLAH NPSN STATUS
SISWA
1 SS SD 1 KENALI 10803824 NEGERI 103
2 SD 2 KENALI 10803791 NEGERI 194
3 SD 1 BEDUDU 10809959 NEGERI 77
4 SD 2 BEDUDU 10803747 NEGERI 51
5 SD 1 KEJADIAN 10803440 NEGERI 56
6 SD 1 SUKARAME 10810232 NEGERI 67
7 SD 1 PAJAR AGUNG 10803680 NEGERI 42
8 SD 1 HUJUNG 10803406 NEGERI 27
9 SD 1 BUMI AGUNG 10803613 NEGERI 60
10 SD 1 SUKA MAKMUR 10803613 NEGERI 54
Jumlah seluruh siswa: 731
Keterarangan :

NPSN: Nomor Kepala Sekolah Nasional

Beberapa masalah di beberapa sekolah dasar di Kecamatan Belalau

Kabupaten Lampung Barat di mana pada saat survey dapat dikatakan bahwa

kebiasaan anak disekolah yang kurang bisa memahami arti kebersihan akan

menimbulkan dampak negatif seperti membuang sampah tidak pada tempatnya.

Sampah yang berserakan akan menimbulkan lalat berdatangan dan bisa membawa

bibit penyakit. Anak sekolah dasar merupakan anak yang masih dalam masa

pertumbuhan dan mereka sangat aktif bergerak sehingga saat mereka membeli

jajan sewaktu istirahat selalu berlarian dan terkadang membuang bungkus


5

makanan asal membuang saja tidak pada tempatnya. Hal inilah yang sudah

melekad pada murid

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah karya tulis ini adalah Gambaran Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar

Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya perilaku siswa dalam mencuci tangan dengan air mengalir

dan sabun di Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung

Barat

b. Diketahui perilaku siswa di kantin Sekolah Dasar Kecamatan Belalau

Kabupaten Lampung Barat

c. Diketahuinya perilaku siswa dalam penggunaan jamban sehat di Sekolah

Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat

d. Diketahuinya perilaku siswa dalam membuang sampah pada tempatnya di

Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat


6

D. Manfaat penelitia

1. Bagi penelitian

Dapat menambah wawasan maupun pengalaman setelah melakuakan

penelitian mengenai PHBS di Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Lampung

Barat.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru- guru di Sekolah Dasar Kecamatan

Belalau Kabupaten Lampung Barat untuk menerapkan PHBS bagi siswa∕

siswi agar terhindar dari penyakit.

3. Bagi institusi

Memberikan wawasan mengenai pentingnya menerapkan PHBS di

sekolah dasar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi perilaku hidup bersih dan sehat

tentang mencuci tangan menggunakan sabun, jajan dikantin sekolah, jamban

bersih, membuang sampah di tempatnya. Pada siswa∕siswi Sekolah Dasar

Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan. batasan ini mempunyai dua unsur pokok

yakni respons dan stimulus atau perangsangan. respons atau reaksi manusia, baik

bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap). Maupun bersifat aktif (tindakan

yang nyata atau praktis). Sedangkan stimulus atau rangsangan disisni terdiri

empat unsur pokok, yakni꞉ sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan

lingkungan. Perilaku kesehatan itu mencangkup꞉

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia

berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi

penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun

aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit

tersebut.

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respons seseorang

terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan

modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap

fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya

yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan

fasilitas, petugas, dan obat-obatan.

7
8

c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons seseorang

terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini

meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita terhadap makanan

serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengolahan

makanan, dan sebagainya, sehubungan kebutuhan tubuh kita.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respons seseorang terhadap

lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini

seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri (Notoatmodjo, 2014,139) .

Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan

dinamakan model Gordon sesuai dengan nama pencetusnya. Model gordon ini

menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia menggambarkan

terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang mempunyai titik

tumpu di tengah-tengahnya, yakni Lingkungan (Environment). Pada kedua

ujung batang tadi terdapat pemberat, yakni Agen (Agent) dan Pejamu (Host).

Sumber: Epidemiologi Penyakit Menular, 2017

a. Agent/penyebab penyakit

Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi.

Agent dapat berupa benda hidup, tidak hidup, energi, dan lain sebagainya,

yang dalam jumlah berlebih atau kurang merupakan sebab utama dalam

terjadinya penyakit. Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima


9

kelompok yaitu:

1) Agen biologis, yaitu virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa dan metazoa.

2) Agen nutrisi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan

lainnya

3) Agen fisik, yaitu panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya

dan kebisingan.

4) Agen kimiawi dapat bersifat endogen seperti asidosis, diabetes

(hiperglikemia), uremia dan bersifat eksogen seperti zat kimia, alergen,

gas, debu dan lainnya.

5) Agen mekanis berupa gesekan, benturan, pukulan yang dapat

menimbulkan kerusakan jaringan pada tubuh host (pejamu).

b. Host/pejamu

Host adalah populasi atau organisme yang memiliki resiko untuk sakit.

Element host ini sangat penting dalam proses terjadinya penyakit ataupun

dalam pengendaliannya, karena ia sangat bervariasi keadaannya bila dilihat

dari aspek sosial ekonomi budaya, keturunan, lokasi geografis, dan

lainnya. Host juga akan sangat menentukan kualitas lingkungan yang ada

dengan cara-cara perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan taraf

pengetahuan, sikap, dan budaya hidupnya. Faktor host sangat kompleks

dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik yang

dimiliki oleh masing-masing individu. Karakteristik tersebut, yaitu umur,

jenis kelamin, ras, dan genetik.


10

c. Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti

perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi,

umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan

dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan

aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan, dan

sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar

manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

Lingkungan hidup dapat dibagi menjadi 3 golongan satu sama lain saling

mempengaruhi secara timbal balik, yaitu :

a) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan

manusia sepanjang waktu dan masa, serta memegang peran penting

dalam proses terjadinya penyakit pada masyarakat, seperti

kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim kemarau

dapat menimbulkan penyakit diare.

b) Lingkungan biologis

Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan,

hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang

dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoar infeksi, vektor

penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan manusia dengan

lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi

ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan

biologis maka manusia akan menjadi sakit


11

c) Lingkungan sosial

Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan dan

menimbulkan gejala psikosomatik seperti stres, insomnia, depresi dan

lainnya.

Gordon berpendapat bahwa :

a) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent

(penyebab) dan manusia (host)

b) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan

karakteristik agent dan host (baik individu/kelompok)

c) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi,

dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung

pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan fisik,

sosial, ekonomi, dan biologis)

B. Pengertian PHBS

PHBS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas

dan menjadi sasaran luaran dalam menyelenggaraan pembangunan kesehatan,

seperti yang disebutkan pada Rencana Strategis(Renstra) Kementerian Kesehatan

tahun 2010-2014 (Kemenkes, 2011). Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang

hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencangkup perubahan

lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyrakat

sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku

hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan,

keluarga dan masyrakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas


12

mandi, cuci dan kakus dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi

adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap

perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS (Maryunani,

2013,2).

Sekumpulan kegiatan perilaku seseorang dalam kegiatan sehari hari dengan

pedoman perilaku sehat meliputi 5 ruang lingkup yaitu:

1. PHBS di Rumah Tangga

2. PHBS di Institusi Pendidikan

3. PHBS di Tempat Kerja

4. PHBS di Tempat Umum

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

C. PHBS Diberbagai Tatanan

PHBS di tatanan sekolah dilakukan melalui pendekatan tatanan, karena setiap

orang hidup dalam tatanannya, yang saling mempengaruhi dan menimbulkan

interaksi dinamis antar berbagai pribadi dalam tatanannya, sehingga diharapan

dapat memacu peningkatan perilaku positif antar anggota dalam tatanan tersebut.

Memantau, menilai dan mengukur tingkat kemajuan tatanan adalah lebih mudah

di bandingkan dengan perorangan (Maryunani, 2013꞉28).

PHBS di Sekolah Dasar meliputi:

a. Mencuci tangan pakai sabun

b. Kantin sehat dan bersih

c. Menggunakan jamban sehat

d. Membuang sampah di tempat sampah


13

D. Mencuci Tangan Pakai Sabun

Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat- tempat

yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup ampuh yang dapat

menghindarkan anak dari kuman- kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan

mencuci tangan.

Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat

dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan

untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasaan sehat mencuci tangan

dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan

mencegah penyakit (Hasyim,2009).

1. Waktu harus mencuci tangan:

a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah꞉ memegang uang, memegang

binatan, berkebun, dan lain-lain)

b. Sesudah buang air besar

c. Setelah menceboki anak

d. Sebelum makanan dan menyuapi anak

e. Sebelum memegang makanan

f. Sebelum menyusui bayi.

2. Manfaaat mencuci tangan yaitu :

a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, disntri, kolera dll

c. Tangan menjadi bersih dan bebas kuman

3. Cara mencuci tangan yang baik dan benar yaitu :

a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
14

b. Bersihkan telapak tangan, punggung tangan, dan pergelangan tangan

c. Bersihkan juga sela sela jari

d. Setelah itu keringkan dengan lap bersih (Depkes RI, 2001).

E. Kantin Sehat Dan Bersih

Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat

membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat,hal ini sesuai

dengan penelitian yang di lakukan di Bogor dimana telah ditemukan salmonella

paratyphi A di 25%- 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini

mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain

pencemaran mikrobiologis, pencemaran kimiawi yang umum ditemukan pada

makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP)

ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat Boron), formalin

(pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada

tekstil), dan methanilyellow pewarna kuning pada testil (judwarwanto, 2008).

Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang tempat,

harus di kantin sekolah karena:

a. Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin kebersihannya,

terbebas dari zat- zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.

b. Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan

siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.

c. Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan

peralatan makanan.

d. Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air

kotor.
15

e. Adanya pengawasan secara teratur oleh guru siswa komite sekolah.

F. Menggunakan Jamban Sehat dan Bersih

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh

tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh (Adnani, 2011:63). Beberapa

penyakit yang dapat disebabkan oleh tinja manusia antara lain: thypus, disentri,

kolera, bermacam- macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita),

schistosomiasis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012:184).

1. Syarat jamban sehat

a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum

dengan lubang penampungan minimal 10 meter)

b. Tidak berbau

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus

d. Tidak mencemari tanah disekitarnya

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

f. Di lengkapi dinding dan atap pelindung

g. Penerangan dan ventilasi yang cukup

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

i. Tersedia air, sabun dan alat pembersih (Sumantri, 2010:94).

2. Jenis-jenis jamban yang digunakan

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi

menyimpan kotoran∕tinja kedalam tanah dan mengendapkan kotoran ke

dasar lubang.Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar

tidak berbau.
16

2. Jamban tangku septik∕leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungan nya berupa

tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses

penguraian ∕dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan

resapan (Maryunani, 2013:94).

G. Membuang Sampah Pada Tempatnya

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi

oleh manusia, atau benda yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan

manusia dan dibuang (Notoatmodjo, 2012:190).

Berbagai cara pembuangan dan pengelolaan sampah:

1. Cara pembuangan sampah dahulu:

a. Dengan di bakar

b. Di buang ke lubang galian

c. Di buat kompos

2. Cara pembuangan sampah sekarang:

Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang

ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang

dikenal dengan istilah 3R(reduce, reuse, dan recycle), yaitu:

1. Reduce

Adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume

sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan

pencegahan.Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang

sedikit mungkin di buang.


17

2. Reuse

yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk

keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misalnya botol sirop

di gunakan kembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap.

3. Recycle

Adalah pemanfaatan limbah melalui pengelolaan fisik atau kimia,

untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain.

Misalnya sampah organik diolah menjadi kompos, besi bekas di olah

kembali menjadi barang-barang seni dari besi, dan lain-lain

(Maryunani, 2013:125).
18

H. Kearangka Teori

Agent∕ penyebab
Penyebab penyakit ini adalah
parasit dan bacillus

Perilaku
- Perilaku CTPS
- Perilaku jajan
PBL Diare
- Perilaku BABS
- Perilaku buang sampah

Enviromental∕ Lingkungan

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Epidemiologi Penyakit Menular, 2017
19

I. Kerangka Konsep

Perilaku
- Perilaku CTPS
- Perilaku jajan PBL
- Perilaku BABS Diare
- Perilaku buang sampah

Gambar 2.2

Kerangka konsep
20

F. Definisi Operasional

Nama Definisi Cara Alat Hasil Skala


No
Variable Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Perilaku mencuci tangan Kebiasaan siswa dalam Pengamatan Kuesioner 1. Baik jika siswa Ordinal
membersihkan tangan wawancara checklist menggunakan air
menggunakan air mengalir dan bersih yang
sabun mengalir,
menggunakan
6 langkah cuci tangan yang benar sabun dan
yaitu: mengikuti 6
1. Basahi tangan, gosok langkah mencuci
sabun pada telapak tangan tangan
kemudian usap dan gosok 2. Kurang baik jika
kedua telapak tangan hanya
secara lembut dengan arah menggunakan air
memutar saja atau
2. Usap dan gosok juga menggunakan air
kedua punggung tangan dan sabun tetapi
secatra bergantian tidak mengikuti 6
3. Gosok sela- sela jari langkah mencuci
tangan hingga bersih tangan
4. Bersihkan ujung jari
secara bergantian dengan
posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu
jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke
21

telapak tangan kemudian


gosok perlahan. Bilas
dengan air bersih dan
keringkan
2. Perilaku jajan di kantin Kebiasaan siswa dalam membeli Pengamatan Kuesioner 1. Baik jika makanan Ordinal
sekolah makanan yang sehat, makanan wawancara checklist di kantin dengan
yang tertutup dan yang tidak kondisi tertutup
dijamah oleh serangga yang tidak dijamah
oleh serangga
2. Tidak baik jika
makanan di kantin
dengan kondisi
tidak tertutup yang
bisa dijamah oleh
serangga
3. Perilaku pengunaan kebiasaan siswa dalam Pengamatan Kuesioner 1. Baik jika setelah Ordinal
jamban bersih dan sehat mempergunakan dan menjaga wawancara checklist BAB dan BAK
kebersihan jamban yang ada di dibersihkan
sekolah. 2. Tidak baik jika
setelah BAB dan
BAK tidak di
bersihkan
22

4. Perilaku membuang Kebiasaan siswa dalam Pengamatan Kuesioner 1. Baik jika setiap Ordinal
sampah membuang sampah pada tempat wawancara checklist siswa membuang
yang telah disediakan di sekolah sampahnya pada
tempatnya
2. Tidak baik jika
siswa tidak
membuang sampah
di tempat sampah
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif yang

menggambarkan perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar Kecamatan

Belalau Kabupaten Lampung Barat tahun 2022.

B. Waktu dan Tempat penelitian

Waktu :pada Bulan Februari-Maret Tahun 2022.

Tempar : Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas V dan VI

bahwa usia 10-11 sudah bisa di ajak berkomunikasi dengan baik. Sekolah

Dasar di Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat yang berjumlah

10 sekolah dengan jumlah populasi keseluruhan yaitu 731 siswa∕siswi dari

kelas I- VI.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun

teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling menggunakan

cluster yaitu dari 10 sekolah di Kecamatan Belalau sampel yang diambil

yaitu 3 Sekolah Dasar dari 30% jumlah sekolah di Kecamatan Belalau

secara random yaitu:

1. SD 1 Kenali dengan jumlah siswa kelas V-VI yaitu 40 siswa

23
24

2. SD 2 Kenali dengan jumlah siswa kelas V-VI yaitu 66 siswa

3. SD 1 Bedudu dengan jumlah siswa kelas V-VI yaitu 31 siswa

Dari 3 sekolah di atas jumlah siswa nya:137 siswa.

Dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

N
n=
N ¿¿

Keterangan:

n :Jumlah Sample

N :Jumlah Populasi

d¿ :Tingkat penyimpangan yang di inginkan (0,1)

berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sample yang akan di teliti adalah

N
n=
N ¿¿

731 731
n= = = 87 Sampel
731¿ ¿ 8,31

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada saat dilakukan pengumpulan data

adalah Sistematik Random Sampling. Sistematik random sampling adalah metode yang

digunakan dengan cara membagi jumlah seluruh anggota populasi dengan jumlah

sampel yang dibutuhkan. Hasil tersebut merupakan interval sampel. Dalam rumus

dituliskan sebagai berikut: (Masturch and T. 2018)

N
K=
n

731
n=
87

n= 8,40 (dibulatkan keatas) → 9


25

D. Variabel Penelitian

Tatanan sarana perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar

Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat: sarana pelaksanaan PHBS di

sekolah yaitu:

a. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir

b. Kantin sekolah

c. Jamban sehat dan bersih

d. Membuang sampah di tempat sampah

E. Pengumpulan data

1. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan perilaku hidup bersih

dan sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung

Barat.

Pengamat atau observasi dibagi menjadi 4 yaitu CTPS, kantin sehat,

jamban sehat dan bersih, membuang sampah pada tempatnya,

Pengamatan dilakukan dengan hasil pengamatan yang sudah ada di

proscek dengan cara wawancara guru dan siswa∕siswi tentang PHBS di

sekolah dasar.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer didapat dari hasil checklist pertanyaaan

dan wawancara dengan guru Sekolah Dasar Kecamatan Belalau

Kabupaten Lampung Barat.


26

3. Data Sekunder

merupakan data yang diperoleh dari sumber- sumber sekunder yang

berfungsi sebagai pendukung data primer. Data sekunder yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah dokumen- dokumen maupun arsip yang

berkaitan dengan sarana dan prasarana PHBS melalui sebagai sumber,

maupun photo yang dihasilkan sendiri.

F. Pengolahan Data dan Analis Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari observasi kemudian diolah dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Editing yaitu pengoreksian kembali data data yang diperoleh

sehingga data yang di dapat adalah data yang sebenarnya.

b. Cleaning yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan kembali

data- data yang diperoleh. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah ada kesalahan ketika memasukkan data.

c. Tabulating yaitu memasukkan data kedalam table untuk kemudian

diberi penjelasan (narasi).

2. Analisis data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

yang diperoleh dari hasil kuesioner, ceklis di Sekolah Dasar Kecamatan

Belalau Kabupaten Lampung Barat tahun 2022, yang di deskripsikan dan

akan dibandingkan dengan Dasar Hukum Peraturan Menteri Kesehatan


27

Republik Indonesia No: 2269∕Menkes∕Per∕XI∕2011 Tentang pedoman

pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik, 2013. Perilaku Hidup bersih Dan Sehat (PHBS),Jakarta.


CV.TransInfoMedia.218halaman
Notoatmodjo, Soekidjo, 2014. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni,
RinekaCipta,Jakarta.413 halaman
Kemenkes,RI 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.2269∕
MENKES∕ PER∕ XI∕ 2011.Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat(PHBS).Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Moehyi, S (2017).Dasar- dasar Ilmu Gizi 2.Jakarta.Pustaka Kemang
Dinkes Jabar. 2010. Buku Saku Pelaksanaaan PHBS Bagi Sekolah. Jawa Barat:
Dinas Kesehatan
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumatri.2010. Kesehatan lingkungan. Jakarta: kencana Prenada media.
Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyrakat. Nuha Medika. Jogyakarta
Dapartemen Kesehatan RI.2001. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan rumah
Sakit. Jakarta : Dapartemen Kesehatan RI
Judarwanto W. 2008. Perilaku makan anak sekolah. Direktorat Bina Gizi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia.
Puskesmas Kenali 2021. Profil puskesmas kenali, Lampung Barat
28

Lampiran

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN SARANA PENUNJANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) SISWA∕SISWI SEKOLAH DASAR KECAMATAN

BELALALU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2022

Petunjuk Pengisian

1. Isilah nama,umur,jenis kelamin,kelas,dan alamat anda

2. Nama dapat di isi dengan menggunakan inisial

3. Bacalah pertanyaaan dan teliti dan berikan tanda check list(√ ) pada

pilihan jawaban anda

A.Identitas Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Kelas :
29

CEKLIS SURVEY PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI


SEKOLAH

1. Asal Sekolah :
Berikan tanda ceklis √ pada jawaban yang bener di bawah ini
Pengamat 1
Uraian Indikator PHBS Ya Tidak keterangan
perilaku cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan memakai sabun
a. Apakah anda mencuci
tangan pada air yang
mengalir?
b. Apakah anda mencuci
tangan menggunakan
sabun?
c. Apakah anda
menggunakan 6 langkah
mencuci tangan
d. Apakah anda mencuci
tangan sebelum dan
sesudah makan ?
e. Menurut anda kebiasaan
mencuci tangan yang baik
adalah setelah bermain?
f. Menurut anda kebiasaan
mencuci tangan yang baik
adalah setelah memegang
benda kotor?

Keterangan:
30

- Perilaku baik: jika menjawab benar memperoleh skor 1


- Perilaku kurang: jika menjawab tidak benar memperoleh skor 0
Pengamat 2
Perilaku kantin sehat Ya Tidak Keterangan
a. Menurut anda makan
dikantin menggunakan
piring dan sendok yang
bersih adalah cara yang
baik?
b. Menurut anda jajanan yang sudah
melewati kadaluarsa berbahaya
bagi kesehatan atau tidak?
c. Menurut anda jika
makanan yang tidak
tertutup dan dihinggapi
lalat apakah dapat
menyebabkan penyakit
d. Menurut anda apakah kita
harus jajan makanan yang
bersih?
Pengamat 3
Perilaku penggunaan jamban bersih Ya Tidak Keterangan
dan sehat
a. Menurut anda jika wc
dalam keadaan bau yang
tidak sedap itu baik?
b. Menurut anda apakah
harus selalu tersedia air
bersih di wc
c. Menurut anda setelah BAB
dan BAK harus
dibersihkan
d. Menurut anda apakah di
wc memerlukan tempat
sampah
Pengamat 4
Perilaku membuang sampah Ya Tidak Keterangan
a. Menurut anda apakah
mengambil sampah yang
berserakan dilingkungan
sekolah dan membuangnya
ditempat sampah itu baik?
b. Apakah anda membuang
sampah pada tempat yang
telah disediakan ( tempat
31

sampah) ?
c. Menurut anda, membuang
sampah di tempat sampah
adalah perilaku yang baik?
d. Apakah anda senang
melihat sekolah mu bersih?
TOTAL SEKOR

Anda mungkin juga menyukai