Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An. W UMUR 4 TAHUN


DENGAN FEBRIS DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO LABUAN
KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

Oleh :
Wildayanti
NIM. 238211285

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN IIK STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR TAHUN 2023

i
PERSETUJUAN
Laporan Praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit An. W
Umur 4 Tahun Dengan Febris” di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah, telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan
pada:

Hari/ Tanggal :

Donggala,
Mahasiswa

Wildayanti

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb) (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIDN: 714098904 NIP 199111252017042002

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang

selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Pada Balita Sakit An. W Umur 4 Tahun Dengan Febris Di Puskesmas Sintuvu

Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah”.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada

kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam

selama menyelesaiakn studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

3. Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V

Kebidanan dan selaku pembimbing Akademik yang sangat berjasa dan telah

memberikan dedikasinya terhadap program studi ini.

4. Bdn. Kartika Yulidia, S.Tr.Keb selaku pembimbing Lahan dengan keluasan

ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan

dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih jauh dari

iii
kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Donggala, 13 November 2023

Penulis

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i

iv
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Dasar Balita......................................................................5
2.1.1 Pengertian Balita.................................................................5
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang................................................5
2.1.3 Gangguan Kesehatan Pada Balita.......................................7
2.2 Konsep Dasar Febris.....................................................................8
2.2.1 Pengertian Febris................................................................8
2.2.2 Etiologi................................................................................8
2.2.3 Patofisiologi........................................................................9
2.2.4 Manifestasi Klinis Febris..................................................10
2.2.5 Komplikasi Febris.............................................................11
2.2.6 Penatalaksanaan................................................................11
2.2.7 Penatalaksanaan Febris.....................................................12
2.3Protokol Kesehatan Covid-19......................................................12
2.4 Kajian Jurnal...............................................................................12
2.5Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan............................15
2.5.1 Pengertian.........................................................................15
2.5.2 Proses Asuhan Kebidanan.................................................15
2.6 Pathway.......................................................................................18

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................19


3.1 Data Dasar...................................................................................19
3.2 Analisa/Diagnosa........................................................................25

v
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................25
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................26
3.5 Evaluasi.......................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................29
BAB V PENUTUP........................................................................................33
5.1 Kesimpulan.................................................................................33
5.2 Saran...........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................36

vi
BAB I
PENDALUHUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2020 menunjukkan Angka

Kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, dan

sudah memenuhi target Millennium Development Goals (MDGs) 2020

sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2020).

Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2019 sebesar 11,54 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan dengan

tahun 2018 sebesar 11,80 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita

(AKABA) di Provinsi Sulawesi Tengah juga sudah melampaui target MDG’s

tahun 2020 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidupn(Dinkes Sulteng, 2020).

Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2015 sebesar 1,5 per 1000

kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,6 per 1000

kelahiran hidup. Namun masih ada lebih dari 19 anak meninggal setiap

tahunnya di Kabupaten Luwuk. Penyebabnya adalah anak-anak dari keluarga

miskin yanng terkena penyakit yang mudah di cegah dan di obati seperti

pneumonia, diare dan demam atau febris (Dinkes Kabupaten Luwuk, 2014).

Demam dalam istilah medis dikenal sebagai febris, yaitu suatu kondisi

umum yang terjadi terutama pada anak-anak. Penangan febris pada anak

sangat tergantung pada orang tua. Hasil penelitian terdahulu memperlihatkan

hampir 80% orang tua mempunyai “fobia” febris. Febris adalah suatu

keadaan dimana suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 38 ⁰c (Ardinasari,

2016).

1
Febris merupakan suatu gejala yang menyertai penyakit lain. biasanya

merupakan adanya tanda infeksi pada tubuh anak, dan dapat memicu

timbulnya kejang. Tingginya suhu pemicu kejang bervariasi pada setiap anak,

kejang dapat terjadi pada suhu yang terlalu tinggi, antara 38 ⁰C - 40 ⁰C

tergantung kondisi masing-masing anak (Ardinasari, 2016).

Kejang dapat menyebabkan gangguan lain seperti resiko persisten

bakterimia, resiko meningitis, dan risiko ke arah keseriusan penyakit lainnya

(Suriadi, dkk, 2015). Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan pada tanggal 13 November 2023 di dapatkan data dari

bulan Mei 2021 sampai Mei 2022 jumlah balita sakit yang berkunjung

sebanyak 282 balita, di antaranya adalah balita sakit febris sebanyak 53

(18,8%), ISPA sebanyak 124 (44%), diare sebanyak 83 (29,4%), pneumonis

22 (7,8%) dimana setiap bulan terjadi kasus balita dengan febris.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Febris Pada Anak W

Umur 4 Tahun di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaen Donggala

Sulawesi Tengah” dengan pendekatan manajemen Kebidanan Varney yang

diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang baik dan benar.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu Menerapkan dan mengembangkan pola pikir

dalam megambil keputusan guna menentukan asuhan Neonatus, Bayi

balita dan Apras secara komprehensif.

2
1.2.2 Tujuan Khusus

Dalam melakukan asuhan kebidanan pada An. “W” Umur 4 Tahun,

diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang:

1) Melakukan pengkajian data pada An. “W” Umur 4 Tahun Dengan

Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah.

2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada An. “W”

Umur 4 Tahun Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

3) Mengantisipasi masalah potensial pada An. “W” Umur 4 Tahun

Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

4) Mengidentifikasi kebutuhan segera pada An. “W” Umur 4 Tahun

Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

5) Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan padaAn. “W”

Umur 4 Tahun Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

6) Melaksanakan tindakan yang akan dilakukan padaAn. “W” Umur 4

Tahun Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

7) Mengevaluasi pelaksanaan kebidanan padaAn. “W” Umur 4 Tahun

Dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

3
1.3 Manfaat

1. Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori

yang didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan

praktek klinik.

2. Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada An. “W”Umur 4

TahunDengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

3. Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang

membutuhkan asuhan kebidanan dan perbandingan pada penanganan

kasus tumbuh kembang bayi.

4. Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada An. “W”Umur4 TahunDengan Febrisdi Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Balita

2.1.1 Pengertian

Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan

karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0- 1

tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan

3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2

tahun (Septiari, 2014).

Anak Balita adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun

(Sudarmoko, 2013). Menurut Penulis, balita adalah anak yang

menginjak usia 1 sampai 5 tahun dengan karekteristik pertumbuhan dan

perkembangan.

2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang Balita

Manggiasih (2016) mengelompokkan tahapan tumbuh kembang

balita sebagai berikut:

1) Umur 12-15 bulan

a) Berjalan naik dan turun tangga.

b) Berjalan sambil berjinjit.

c) Menangkap dan melempar bola

d) Menyebut nama bagian tubuh.

e) Melakukan pembicaraan.

2) Umur 15-18 bulan

a) Bermain di luar rumah

5
b) Bermain air.

c) Menendang bola.

d) Bercerita tentang gambar di buku / majalah.

e) Permainan telepon-teleponan.

f) Menyebut berbagai barang.

3) Umur 18-24 bulan

a) Melompat.

b) Melatih keseimbangan tubuh.

c) Mendorong permainan dengan kaki.

d) Melihat acara televisi.

e) Mengerjakan perintah sederhana.

f) Berbicara tentang apa yang dilihatnya.

4) Umur 24-36 bulan

a) Latihan menghadapi rintangan.

b) Melompat jauh.

c) Melempar dan menangkap bola besar.

d) Menyebut nama lengkap anak.

e) Berbicara tentang diri anak.

f) Menyebut berbagai jenis pakaian.

5) Umur 36-48 bulan.

a) Menangkap bola kecil dan melemparkan kembali.

b) Berjalan mengikuti garis lurus.

c) Melompat dengan satu kaki.

d) Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran / majalah

6
e) Bercerita mengenai dirinya.

f) Bercerita melalui album foto

6) Umur 48-60 bulan

a) Lomba karung.

b) Main engklek.

c) Melompat tali.

d) Belajar mengingat-ingat

e) Mengenal angka.

f) Mengenal huruf dan simbol.

g) Mengenal musim.

h) Membaca majalah.

2.1.3 Gangguan Kesehatan Pada Balita

Menurut sudarmoko (2013), penyakit pada balita sebagai berikut:

1) Alergi/biduran

2) Asma

3) Batuk

4) Cacar air

5) Cacingan

6) Campak

7) Demam

8) Diare

9) Defisiensi Gizi

10) Influenza

11)Kejang Demam

7
12) Mimisan

13) Sakit Kuning

2.2 Konsep Dasar Febris

2.2.1 Pengertian

Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal

(Suriadi, dkk, 2013). Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan

suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur

suhu di hipotalamus yang di pengaruhi oleh interleukin-1 (Sodikin,

2014).

Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas normal,

yaitu diatas 38⁰C (Riandita, 2015). Febris adalah salah satu keluhan

yang paling sering di kemukakan, yang terdapat pada berbagai penyakit

baik infeksi maupun non-infeksi (Matondang dkk, 2013).

Febris adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 38⁰C yang

terdapat pada berbagai penyakit.

2.2.2 Etiologi

Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua jenis

pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal

dari luar tubuh dan berkemampuan untuk merangsang interleukin-1.

Sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan memiliki

kemampuan untuk merangsang febris dengan mempengaruhi kerja

pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 2014).

Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan menjadi dua.

Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus,

8
parasit, atau mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh

faktor non infeksi antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris

hanya bisa disebabkan oleh alergi terhadap benda-benda tertentu seperti

serbuk sari dari pohon, ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan

jamur (Sudarmoko, 2013).

2.2.3 Patofisiologi

Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen.

Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan

difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang

memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian

mencerna hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukin-1 ke

dalam cairan tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen endogen).

Mekanisme febris terlihat jelas pada saat interleukin-1 sudah

sampai ke hipotalamus akan menimbulkan febris dengan cara

meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8– 10 menit (Sodikin,

2014). Febris sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada “set

point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau tumor

(Sudarmoko, 2013).

Sewaktu febris berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis

tergantung dari fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris

berlangsung, yaitu:

1) Fase I (awitan dingin atau menggigil) Pada fase awal ini febris akan

disertai dengan:

a) Peningkatan denyut jantung.

9
b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.

c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.

d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.

e) Merasakan sensasi dingin.

f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.

g) Rambut kulit berdiri.

h) Pengeluaran keringat berlebihan.

i) Peningkatan suhu tubuh.

2) Fase II (proses febris)

a) Proses menggigil hilang

b) Kulit terasa hangat (panas).

c) Merasa tidak panas (dingin).

d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan.

e) Peningkatan rasa haus.

f) Dehidrasi ringan sampai berat.

g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf.

h) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang).

3) Fase III (pemulihan) Saat fase pemulihan maka akan disertai:

a) Kulit tampak merah dan hangat.

b) Berkeringat.

c) Mengigil ringan.

d) Kemungkinan mengalami dehidrasi.

2.2.4 Manifestasi Klinis Febris

Menurut Suriadi, Yuliani (2013), gejala demam sebagai berikut:

10
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38⁰C).

2) Menggigil.

3) Berkeringat.

4) Gelisah atau lethargy

5) Tidak ada nafsu makan

6) Nadi dan pernapasan cepat.

7) Kejang

2.2.5 Komplikasi Febris

Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan

Yuliani (2013), yaitu:

1) Kejang.

2) Risiko persisten bakteremia.

3) Risiko meningitis.

4) Risiko ke arah keseriusan penyakit.

2.2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan febris menurut Sodikin (2014) sebagai berikut:

1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.

2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.

3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis.

4) Monitor temperatur secara ketat.

5) Hindari kompres alkohol dan air es.

6) Kompres hangat (Tepid Water Sponge) dengan cara:

a) Menyiapkan air hangat

b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan

11
mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak.

c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering).

d) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal

2.2.7 Penatalaksanaan Febris

Menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut:

1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk

demam ≥ 38,5⁰C.

2) Obati penyebab lain dari demam

3) Nasihati kapan kembali segera

4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam

5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih

lanjut.

2.3 Protokol Kesehatan Yang Diterapkan Faskes Menurut IBI 2019

1. Petugas Kesehatan Wajib menggunakan APD sesuai dengan standar

pencegahan penyebaran virus Covid-19.

2. Pasien yang berkunjung ke Faskes harus menggunakan Masker

3. Mencuci tangan dengan benar

4. Menjaga jarak 1 meter

2.4 Kajian Jurnal

Jurnal 1

Judul

- Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada Balita W Umur 4 Tahun Dengan

Demam Tifoid Di RSUD Surakarta

12
Penulis

- Desi Fantri Nurwahyuti

Pembahasan

- Latar belakang: Angka kejadian demam tifoid di negara berkembang

seperti Indonesia mencapai 500/100.000 penduduk dan angka

kematiannya tinggi. RSUD Surakarta di tahun 2015 telah merawat

sebanyak 1742 pasien balita dengan 7,63% adalah balita sakit dengan

demam tifoid.Tujuan: Untuk mempelajari dan memahami asuhan

kebidanan pada kasus demam tifoid di RSUD Surakarta secara

komprehensif. Metode: Observasional deskriptif dengan pendekatan studi

kasus. Subjek penelitian balita W dengan demam tifoid. Tempat RSUD

Surakarta. Cara pengambilan data melalui wawancara, observasi langsung

dan studi dokumen rekam medik. Analisis data dilakukan secara deskriptif

berdasarkan 7 langkah Varney. Hasil: Balita W datang dengan keluhan

demam naik turun sejak 7 hari yang lalu, mual - muntah dan nafsu makan

menurun. Lidah kotor, bibir kering, pecah – pecah, perut kembung dan

nyeri ulu hati. Titer S.Thypi O dalam darah 1/320. Pasien diberikan terapi

simptomatik dan antibiotik selama 5 hari. Kondisi pasien membaik

ditandai dengan KU baik, kesadaran composmetis, anak tidak demam

dalam 24 jam terakhir dan nafsu makan membaik. Kesenjangan tidak

dilakukan observasi output dan monitor gejala laboratoris. Kesimpulan:

Balita W dengan demam tifoid telah mendapat terapi simptomatik dan

antibiotik selama 5 hari, mengalami perbaikan KU. Tidak dilakukan

observasi output dan monitor gejala laboratoris.

13
Jurnal 2

Judul

- Asuhan Kebidanan Pada Balita A Umur 3,5 Tahun Dengan Demam Tifoid

Di RSUD Surakarta

Penulis

- Sri Tanjung

Pembahasan

- Latar Belakang: Penyakit tifoid merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia dan anak merupakan usia rentan terkena penyakit

ini. RSUD Surakarta di tahun 2013 telah merawat sebanyak 2800 pasien

balita dengan 2,25% adalah balita sakit dengan demam tifoid. Tujuan:

Untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus demam

tifoid di RSUD Surakarta secara komprehensif. Metode: Observasional

deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian balita A

dengan demam tifoid. Tempat: RSUD Surakarta. Cara pengambilan data

melalui wawancara, observasi langsung dan studi dokumen rekam medik.

Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan 7 langkah Varney.

Hasil: Balita A datang dengan keluhan panas sejak 6 hari yang lalu, mual,

muntah dan tidak nafsu makan. Titer S.Thypi O dalam darah 1/320. Pasien

diberikan terapi simptomatik dan antibiotik selama 5 hari. Kondisi pasien

membaik ditandai dengan KU baik dan perbaikan secara klinis. Terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik berupa tidak dilakukan observasi

intake/output dan pemantauan gejala laboratoris serta pemeriksaan

laboratorium hanya dilakukan pada hari pertama pasien dirawat.

14
Kesimpulan: Balita A dengan demam tifoid sedang mendapat terapi

simptomatik dan antibiotik selama 5 hari, mengalami perbaikan KU.

Terdapa kesenjangan berupa tidak dilakukan observasi intake/output dan

pemantauan gejala laboratoris serta pemeriksaan laboratorium hanya

dilakukan pada hari pertama pasien dirawat

2.5 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Balita Sakit

2.5.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu

keputusan yang berfokus pada klien (Maryunani, 2016).

2.5.2 Proses Asuhan Kebidanan

Adapun tujuh langkah proses manajemen menurut Rismalinda (2014):

a. Langkah 1: Pengkajian

Mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk

mengevaluasi pasien. Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat,

pemeriksaan fisik sesuai indikasi, meninjau kembali proses

perkembangan keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit

terdahulu, dan meninjau kembali data hasil laboratorium dan laporan

penelitian terkait secara singkat, data dasar yang diperlukan adalah

semua data yanng berasal dari semua sumber informasi yang

berkaitan dengan kondisi pasien (Varney, 2013).

15
b. Langakah II: Interpretasi Data

Bermula dari data dasar menginterpretasi data untuk kemudian

diproses menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan

kesehatan yang identifikasi khusus (Varney, 2013).

c.Langkah III: Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan

masalah dan diagnosis saat ini berkenan dengan tindakan antisipasi,

pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh,

dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul

(Varney, 2013). Pada kasus balita dengan febris diagnosa potensial

terjadi kejang demam (Sodikin, 2014).

d. Langkah IV: Antisipasi atau Tindakan Segera

Mencerminkan sifat kesinambungan proses penatalaksanaan,

yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan

prenatal periodik (Varney, 2013). Pada kasus balita dengan kejang

demamkolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak dalam pemberian

diazepam intervena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg BB, dengan dosis

maksimal 20 mg dan diazepam per rektal dengan dosis 5 mg (10 kg)

diberikan perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam

waktu 3-5 menit (Sihaloho, 2015).

e.Langkah V: Rencana Tindakan

Mengembangkan sebuah rencana keperawatan yang menyeluruh

ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah sebelumnya (Varney,

2013).

16
f. Langkah VI: Pelaksanaan

Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langkah

ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim anggota

kesehatan yang lain. Apabila tidak dapat melakukannya sendiri,

bidan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa implementasi

benar-benar dilakukan.

g. Laksana VII: Evaluasi

Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah perawatan yang

dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi

kebutuhan ibu, seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua

tentang masalah, diagnosis maupun kebutuhan perawatan kesehatan

(Varney, 2013).

17
2.6 Pathway

AgenInfeksius Dehidrasi
MetodeInflamasi

Monosit/
MakrofagCairan TubuhKehilangan

SitokinPirogen
PenurunanCairan
Interior

MempengaruhiHipoth
alamus Anterior

FEBRIS

PeningkatanEvaporasi Peningkatan
Suhu

Mk: Resiko Kurang Mk: Hipertermi


Cairan

Gangguan Rasa
Nyaman

Kurang Pengetahuan

Mk: Ansietas Mk: DefisitNutrisi

18
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An.“W” UMUR 4 TAHUN
DENGAN FEBRIS DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO LABUAN
KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

1. PENGKAJIAN DATA
1.1 DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas
Nama : By Muhammad Wildan
Nama panggilan : Wildan
Umur : 4 Tahun
Tanggal/jam lahir : 10 Desember 2018, pukul 03.45 WIT
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Dx Medis : -
Tanggal MRS : -
Tanggal Pengkajian : 13 November 2023
No register : 2320220515

Nama Ayah : Ny F Nama Ibu : Ny R


Umur : 22 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/ : Kaili/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
bangsa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Rp. 3.500.000 Penghasilan : -
Alamat : Desa Labuan Alamat : Desa Labuan
panimba panimba

19
1.1.2 Alasan Kujungan/keluhan utama
- Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya
panas sejak semalam tanggal 12 November 2023 pukul 21.30
Wita, rewel, tidak mau makan dan minum sedikit.
1.1.3 Riwayat Kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
- Keluhan saat hamil: T1 Mual muntah, nafsu makan menurun.
- TM II: Tidak ada keluhan
- TM III: Ibu mnegatakan nyeri Punggung dan sering BAK.
- Ibu melakukan pemeriksaan hamil sebanyak 4 kali di
Puskesmas Luwuk, ibu sudah mendapatkan suntik TT
sebelum menikah dan TT2 7 bulan kehamilan.
- Selama hamil ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti
merokok, minum alkohol/jamu.
b. Natal
- Bayi lahir spt Bayi Laki-laki, lahir tanggal 10 Desember
2018, BB: 3300Gram, PB: 50cm, bayi ditolong oleh bidan.
c. Postnatal
- Bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu Ibu) tanpa diberikan
MPASI (Makanan Tambahan).
1.1.4 Riwayat Masa Lampau
a. Penyakit-penyakit waktu kecil
- Tidak ada
b. Pernah dirawat di rumah sakit
- Tidak pernah
c. Penggunaan obat-obatan
- Tidak ada
d. Tindakan (Misalnya operasi atau tindakan lain)
- Tidak ada
e. Alergi
- Tidak ada

20
f.Kecelakaan
- Tidak ada
g. Imunisasi
- Hb0 : 6 jam setelah lahir
- BCG : 10 Januari 2019
- Pentavalen 1 : 10 Maret 2019
- Pentavalen 2 : 10 April 2019
- Pentavalen 3 : 10 Mei 2019
- Polio 1 : 10 Januari 2019
- Polio 2 : 10 Maret 2019
- Polio 3 : 10 April 2019
- Polio 4 : 10 Mei 2019
- Campak : 10 Oktober 2019
- Imunisasi lainnya : IPV tanggal 10 Mei 2019,
- DPT Lanjutan : 10 Mei 2020
- Campak lanjutan : 10 November 2020
1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
- Ibu mengatakan keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak
suami tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC,
hepatitis ataupun riwayat penyakit menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, Asma.
1.1.6 Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh anak
- Ibu mengatakan dirinya mengasuh anaknya dengan dibantu
suami dan mertuanya.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
- Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga yang lain terbina
dengan baik.
c. Hubngan dengan teman sebaya
- Ibu mengatakan hubungan anaknya dengan teman sebaya
baik.

21
d. Pembawaan secara umum
- Ibu mengatakan anaknya selalu ceria dan aktif.
e. Lingkungan Rumah
- Ibu mengatakan lingkungan rumahnya aman, letak rumah
berdeatan dengan rumah yang lain.
1.1.7 Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
- Nutrisi yang diberikan: Ibu mengatakan anaknya hanya
minum ASI sesuai dengan Keinginan anaknya dan makanan
nasi ditambah sayur sup/kuang bening, ikan goreng serta
ditambah makanan ringan (pudding, buah dan ciki”).
1) Pagi Jam : 06.00 WIT
Sebelum Sakit: Ibu mengatakan anaknya minum Susu
Formula dan makan nasi, sayur bening dan
telur goreng.
Selama Sakit: Ibu mengatakan anaknya hanya minum
Susu Formula.
2) Siang Jam : 12.00 WIT
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan anaknya minum Susu
Formula, makan nasi, kuang bening dan ayam goreng serta
makan pudding.
Selama Sakit : Ibu mengatakan nafsu makan anaknya
berkurang dan hanya minum Susu Formula saja.
3) Malam Jam : 18.30 WIT
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan anaknya makan bubur
kacang hijau, nasi, ikan goreng, sayur sup setengah porsi dan
ASI sebelum tidur.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya rewel dan tidak
mau maka hanya minum susu Formula.
b. Istrahat/Tidur
1) Sebelum Sakit

22
a) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam
b) Tidur malam : ibu mengatakan tidur malam ± 8 Jam,
terkadang bangun untuk minum dan ngompol.
2) Selama sakit
a) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 Jam
b) Tidur malam : ibu mengatakan tidur malam ± 5-6 jam,
kadang terbangun karena menangis, minum dan
ngompol.
c. Mandi
1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali
sehari, ganti baju sewaktu-waktu ketika baju kotor terkena
kencing, berak atau keringat dan selesai mandi.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak dimandikan
karena masih demam dan hanya dibasuh air hangat.
d. Aktivitas/bermain
1) Sebelumnya Sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif dan
ceria serta merespon jika dipanggil.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak aktif dan
lemah, sering menangis, kurang merespon jika dipanggil.
e. Eliminasi
1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya BAB 2-3 kali
sehari dengan konsisten lembek berwarna kuning, BAK 5-6
kali sehari dengan konsisten cair berwarna kuning jernih.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 1-2 Kali
sehar, konsiten lunak, warna kuning kecoklatan dan BAK 6-7
kali sehari, warna kuning pekat dan bau khas,
1.1.8 Keadaan Kesehatan saat ini
a. Diagnosa medis : Febris
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Status nutrisi : Cukup
d. Status hidrasi : Tidak ada
e. Obat-obatan : Proris syr, Amoxicilin syr.

23
f. Aktifitas : Ibu Klien mengatakan anaknya rewel, tidak
mau main.
g. Hasil pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
pemeriksaan
h. X-Ray : Tidak dilakukan pemeriksaan.

1.2 DATA OBJEKTIF


1.2.1 Keadaan Umum : Cukup
1.2.2 Kesadaran : Composmentis
1.2.3 Tanda-tanda Vital
- Nadi : 110x/m
- Pernafasan : 36x/m (saat menangis)
- Suhu : 38,9⁰c
- Tinggi Badan : 95 cm
- Berat Badan sebelum sakit : 13 kg
- Berat Badan Selama sakit : 12,5 kg
1.2.4 Pemeriksaan Fisik
- Kepala
 Muka : Bersih, tidak ada oedema, agak pucat, teraba
hangat dan tidak terdapat bercak-bercak seperti campak.
 Mata : kanan dan kiri simetris, kelopak mata cekung,
conjungtiva berwarna merah muda dan sklera sedikit merah.
 Telinga : kana dan kiri simetris, tidak ada cairan nanah yang
keluar.
 Hidung : hidung simetris dan tidak ada benjolan.
 Mulut : bibir kering dan lidah sedikt kotor.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tenggorokan berwarna merah.
- Pemeriksaan Thorax/Dada : Simetris, bunyi nafas teratur dan
tidak ada retraksi.
- Pemeriksaan Abdomen : tidak ada benjolan dan sedikit
kembung.

24
- Punggung : Normal
- Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas) : Simetris,
tidak ada oedema, tidak ada kelainan baik tangan dan kaki bisa
bergerak.
- Pemeriksaan Integumen : Tidak dilakukan
- Pemeriksaan neurologi : Iya meliputi Motorik kasar dan
halus.
1.2.4 Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Adaptasi sosial: An. W dapat bermain dengan teman sebaya dan
sepupunya serta orang sekitar.
- Bahasa : An. W sudah mampu berbicara dengan
jelas
- Motorik kasar : An. Wbisa naik sepeda roda tiga, bisa
melompat tali, bisa berlari, belajar mengingat-ingat, belajar
mengenal angka.

2. Analisa Data/Diagnosa
- An. W Umur 4 Tahun dengan Febris.
Diagnosa Potensial
- Terjadinya Kejang Demam

3. Rencana Asuhan
Tanggal : 13 November 2023
1) Jalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Rasional/ agar terjalin keterbukaan antara klien dan bidan sehingga
mendapatkan informasi yang sebenarnya yang akan berpengaruh pada
penatalaksanaan
2) Gunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Rasional/ Memutusnya penyebaran Virus Covid -19.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh anak
Rasional/Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya
migroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat terkontaminasi
4) Beritahun ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya

25
Rasional/agar ibu dan keluarga tidak terlalu cemas dengan keadaan
anaknya.
5) Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
Rasional/agar panas anaknya segera turun.
6) Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Rasional/agar anaknya tidak kekurangan cairan.
7) Berikan Terapi Obat kepada Klien
Rasional/Untuk meredakan keluhan yang dirasakkan klien.
8) Beritahu ibu untuk kontrol ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika kondisi
anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Rasional/Agar bisa memantau keadaan anak

4. Implementasi
Tanggal : 13 November 2023 Pukul : 10.30 Wita
1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan Komunikasi Teuperatik sudah terjalin
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R : 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Hasil: Ibu sudah mengerti keadaan anaknya dan ibu merasa cemas
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Hasil: Ibu mengerti

26
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr 3x 5ml, Amoxicilin
syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika
kondisi anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Hasil: Ibu mengerti
5. Evaluasi
Tanggal : 13 November 2023 Pukul : 11.00 WITA
Subyektif - Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena
badannya panas sejak semalam tanggal 11 November
2023 pukul 21.30 Wita, rewel, tidak mau makan dan
minum sedikit.
Obyektif a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R: 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Assesment - An. W Umur 4 Tahun dengan Febris.
Planning 1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan Komunikasi Teuperatik sudah terjalin
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
-N : 110 x/menit
-R : 36 x/menit (saat menangis)

27
-S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Hasil: Ibu sudah mengerti keadaan anaknya dan ibu
merasa cemas
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya
pakaian yang tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak
minum.
Hasil: Ibu mengerti
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr
3x 5ml, Amoxicilin syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas
Kesehatan jika kondisi anak belum stabil dan bila ada
keluhan.
Hasil: Ibu mengerti

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi

An. “W” Umur 4 Tahun dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7

langkah yaitu, pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual,

identifikasi diagnosa atau masalah potensial, perlunya tindakan segera atau

kolaborasi, merencanakan asuhan yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan,

dan evaluasi. Adapun penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Identifikasi Data Dasar

Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar yang merupakan tahap awal

dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara waancara dan observasi

langsung. Hasil pengkajian pada tanggal 13 November 2023 diperoleh hasil

bahwa ibu mengatakan anaknya umur 4 tahun, panas sejak kemarin sore, rewel

dan mau makan dan minum sedikit. Data Objektif: keadaan umum cukup,

kesadaran composmentis, Nadi 110x/menit, Respirasi 36 x/menit (saat menangis),

Suhu 38,9⁰C.

Sedangkan menurut Riandita (2013), Febris adalah suatu keadaan di mana

suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 38⁰C. Keluhan yang dirasakan balita

biasanya adalah suhu meningkat, gelisah, rewel, susah minum, nafsu makan

berkurang. Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan.

Langkah 2 : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Interpretasi data dalam asuhan kebidanan ditemukan diagnosa An. W Umur 4

tahun dengan febris. Masalah yang ditemukan pada balita adalah tentang

29
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. Kebutuhan berdasarkan

masalah yang timbul yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian

makanan sedikit tapi sering dan pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian

minum susu, teh manis atau air putih sesering mungkin.

Menurut Suriadi (2013), kebutuhan balita dengan febris yaitu memberikan

cairan oral yang adekuat, peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi serta

memberikan kompres hangat pada balita. Sehingga antara teori dan praktik tidak

ada kesenjangan.

Langkah 3 : Diagnosa Potensial

Dalam diagnosa potensial ini muncul karena adanya permasalahan atau

diagnosa yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada kasus balita dengan febris

diagnosa potensial yaitu terjadi kejang demam (Suriadi, 2013). Pada kasus An. W

umur 4 tahun dengan febris diagnosa potensialnya tidak muncul karena

penanganan dan antisipasi yang baik dari tenaga kesehatan. Pada kasus ini ada

kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada teori terdapat kejang.

Langkah 4 : Tindakan Segera/Kolaborasi

Antisipasi yang dilakukan pada An.W umur 4 tahun dengan febris yaitu

pemberian obat penurun panas paracetamol syr 3x 5ml, Amoxicilin syr 3x 5ml

sendok takar yang diberikan bidan sesuai dengan anjuran dokter sehingga tidak

dilakukan kolaborasi dengandokter spesialis anak dalam pemberian antipiretik.

Sedangkan, pada kasus balita sakit febris kolaborasi dengan dokter umum dalam

pemberiaan antipiretik yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml 3x1 maksimal

pemberian 6 kali dalam sehari (Sodikin,2014). Sehingga antara teori dan peraktek

tidak ada kesenjangan.

30
Langkah 5 : Rencana Asuhan

Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana tindakan

berdasarkan identifikasi masalah lain yang mungkin terjadi. Perencanaan tindakan

berdasarkan tujuan yang akan dicapai disertai kriteria keberhasilannya. Adapun

rencana tindakan pada kasus An. “W” adalah:

1) Jalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien

2) Gunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.

3) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh anak

4) Beritahun ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya

5) Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis

6) Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.

7) Berikan Terapi Obat kepada Klien

8) Beritahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika kondisi

anak belum stabil dan bila ada keluhan.

Langkah 6 : Pelaksanaan

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh

seperti telah di uraikan pada langkah kelima secara efesien dan aman. Pelaksanaan

asuhan pada balita febris yaitu : Memberikan informasi pada ibu tentang hasil

pemeriksaan anaknya (keadaan umum: Cukup, kesadaran : Composmentis, N :

110 x/menit, R : 36 x/menit, S : 38,9⁰C, BB:12,5 kg, Menganjurkan pada ibu

untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis agar panas anaknya segera turun,

Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar tidak

kekurangan cairan, Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan

ketiak anaknya dengan air hangat dirumah, Menganjurkanpada ibu untuk

31
memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol syrup 120mg/5

ml sehari 3x sehari, Amoxicilin syr 3x sehari 5ml, sendok takar secara teratur

yang diberikan bidan sesuai dengan anjuran dokter sehingga tidak dilakukan

kolaborasi dengan dokter spesialis umum dalam pemberian antipiretik. Sehingga

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Langkah 7 : Evaluasi

Langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan kebidanan yang

bertujuan intik menilai sejauh mana keberhasilan dalam memberikan.

Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Suriadi, (2013) adalah keadaan

umum baik, panas turun dan tidak kejang. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada

An. W umur 4 tahun dengan febris selama kurang lebih 2 hari didapatkan hasil

keadaan umum anak baik, panas turun dari 38,9⁰C menjadi 36,6⁰C, dan tidak

terjadi kejang pada anak. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada An. W Umur 4 Tahun dengan

Febris, maka dapat disimpulkan:

1. Telah dilaksanakan pengmpulan data dasar pada An. W Umur 4 Tahun

dengan Febris Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah.

2. Telah dilaksanankan perumusan diagnos/masalah actual An. W Umur 4

Tahun dengan hasil anak rewel, suhu tubuh 38,9⁰c, nafsu makan menurun,

bibir kering dan lidah agak kotor dengan pengumpulan data secara akurat

dan teliti, sehingga didapatkan diagnose kebidanan pada An. W dengan

Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan.

3. Telah dilaksanankan perumusan diagnose/masalah potensial pada An. W

Umur 4 Tahun Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah, dengan hasil potensial Kejang Demam tidak terjadi.

4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada An. W Umur 4

Tahun Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah dengan hasil tidak dilakukan tidakan segera.

5. Telah menetapkan rencana tindakan Asuhan Kebidanan pada An. W Umur

4 Tahun Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah dengan hasil akan berikan terapi obat, serta Memberikan

Informasi tentang Demam dan Kebersihan Lingkunga kepada klien.

33
6. Telah melaksanakan tindakan Asuhan yang telah dilaksanakan An. W

Umur 4 Tahun Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah di

rencanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya

hambatan.

7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada An. W Umur 4

Tahun Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah dengan hasil yaitu asuhan yang telah diberikan berhasil

dengan anak tidak rewel lagi, suhu tubuh normal.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menambah referensi-referensi terkait

dengan dengan tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan anak

Pra Sekolah.

5.2.2 Bagi Institusi

Institusi diharapkan dapat meningkatkan teori-teori terbaru dan

update tentang tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan Anak

Pra Sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa Profesi Kebidanan.

5.2.3 Bagi Lahan Praktek

1) Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan

standart.

2) Diharapkan petugas kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap

pasien.

34
3) Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang secara

menyeluruh pada neonatus, bayi, dan balita.

5.2.4 Bagi Pasien

1) Diharapkan klien dan petugas dapat terjalin kerja sama yang baik

sehingga terjalin rasa saling percaya dan yakin akan asuhan yang

diberikan.

2) Diharapkan mampu memenuhi anjuran dari petugas kesehatan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ardinasari E, 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak.
Jakarta: Penerbit Bestari
Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta Atika,
Dyah P.D. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit An. A Umur 3 Tahun
dengan Febris di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali. KTI
DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Dinkes Kabupaten
Karanganyar, 2014.
Profil Kesehatan Kabupaten Luwuk Banggai Tahun 2020. Luwuk Banggai.
Buku ajarAsuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Maryunani, 2016. Manajemen Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Medika.
Matondang C.S, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak,
Edisi 5. Jakarta: PT Sagung Seto Muslihatun W.N,
Septiari, 2013. Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sihaloho U.K, 2015. Kejang Demam Kompleks. Jurnal Kedokteran 2015.
Universitas Lampung
Sodikin, 2014. PrinsipPerawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudarmoko, 2013. Pegangan Wajiib Kesehatan Balita. Yogyakarta: Gelar
Sujarweni, 2014.
Suriadi, 2013. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung Seto
Susilowati.

36
DOKUMENTASI

37
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Wildayanti
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Institusi : IIK Strada Indonesia Kediri Jawa Timur

Telah mendapat persetujuan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penyusunan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita
Dan Apras di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi
Tengah”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Melakukan Asuhan Kebidanan
3. Bahaya yang akan timbul ; Tidak ada bahaya potensial bagi responden.
4. Hak undur diri ; Responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia
menjadi responden tanpa ada paksaan apapun.
5. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan Penyusunan Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan tersebut. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran bersedia
menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.

Donggala,13 November 2023 Responden


Peneliti

(...........................................) (......................................)
NIM. Saksi,

Lampiran 2: Format SAP

38
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Identitas kegiatan

1. Tema /JuduL penyuluhan : Penanganan Febris

2. Sasaran Kegiatan : Balita Sakit

3. Tempat kegiatan : di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

4. Hari/tanggal/jam : 13 November 2023, 12.00 Wita

B. Proses Kegiatan

1. Tujuan penyuluhan

1) Penanganan Febris pada Balita Sakit

2. Pokok-pokok Materi

1) Pengertian tentang Febris

2) Etiologi

3) Patofisiologi

4) Manifestasi Klinis Febris

5) Komplikasi Febris

6) Penatalaksanaan

7) Penatalaksanaan Febris

3. Metode Penyuluhan : Metode Ceramah dan Tanya Jawab

4. Media Penyuluhan : 1. Leafleat.

5. Tahap kegiatan:

Tahapan Estimasi

No waktu

1 Pembukaan: 5 menit

1. Memberi Salam

39
2. Memfokuskan materi dengan bercerita.
3. Memjelaskan Tujuan Pembelajaran
2 Inti 15 menit
1. Pengertian tentang Febris
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis Febris
5. Komplikasi Febris
6. Penatalaksanaan
7. Penatalaksanaan Febris
3 Penutup 5 menit

1. Memberi waktu klien untuk bertanya terkait


dengan Febris.
2. Menjawab Pertanyaan dari Klien
3. Memberi salam penutup

6. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

 Kesiapan Materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan Media: Leafleat

 Ada pasien.

2. Evaluasi Proses

 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan

 Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

 Suasana penyuluhan.

 Ada pasien.

3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat

40
 Pengertian tentang Febris
 Etiologi
 Patofisiologi
 Manifestasi Klinis Febris
 Komplikasi Febris
 Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Febris

MATERI
A. Pengertian Febris

41
Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal (Suriadi,
dkk, 2013). Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di
atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus
yang di pengaruhi oleh interleukin-1 (Sodikin, 2014).
Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas normal, yaitu
diatas 38⁰C (Riandita, 2015). Febris adalah salah satu keluhan yang paling
sering di kemukakan, yang terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi
maupun non-infeksi (Matondang dkk, 2013).
Febris adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 38⁰C yang terdapat pada
berbagai penyakit.
B. Etiologi
Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua jenis pirogen
yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh
dan berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan pirogen
endogen berasal dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk
merangsang febris dengan mempengaruhi kerja pusat pengatur suhu di
hipotalamus (Sodikin, 2014).
Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan menjadi dua.
Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus, parasit,
atau mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh faktor non
infeksi antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris hanya bisa
disebabkan oleh alergi terhadap benda-benda tertentu seperti serbuk sari dari
pohon, ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan jamur (Sudarmoko,
2013).
C. Patofisiologi
Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Saat
mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula
dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan
bakteri, dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh (zat pirogen
leukosit/pirogen endogen).
Mekanisme febris terlihat jelas pada saat interleukin-1 sudah sampai ke

42
hipotalamus akan menimbulkan febris dengan cara meningkatkan temperatur
tubuh dalam waktu 8– 10 menit (Sodikin, 2014). Febris sering kali dikaitkan
dengan adanya gangguan pada “set point” hipotalamus oleh karena infeksi,
alergi, endotoxin atau tumor (Sudarmoko, 2013).
Sewaktu febris berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis
tergantung dari fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris
berlangsung, yaitu:
1) Fase I (awitan dingin atau menggigil) Pada fase awal ini febris akan
disertai dengan:
a) Peningkatan denyut jantung.
b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.
c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.
d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.
e) Merasakan sensasi dingin.
f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.
g) Rambut kulit berdiri.
h) Pengeluaran keringat berlebihan.
i) Peningkatan suhu tubuh.
2) Fase II (proses febris)
a) Proses menggigil hilang
b) Kulit terasa hangat (panas).
c) Merasa tidak panas (dingin).
d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan. \
e) Peningkatan rasa haus.
f) Dehidrasi ringan sampai berat.
g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf.
h) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang).
3) Fase III (pemulihan) Saat fase pemulihan maka akan disertai:
a) Kulit tampak merah dan hangat.
b) Berkeringat.
c) Mengigil ringan.
d) Kemungkinan mengalami dehidrasi.

43
D. Manifestasi Klinis Febris
Menurut Suriadi, Yuliani (2013), gejala demam sebagai berikut:
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38⁰C).
2) Menggigil.
3) Berkeringat.
4) Gelisah atau lethargy
5) Tidak ada nafsu makan
6) Nadi dan pernapasan cepat.
7) Kejang
E. Komplikasi Febris
Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan Yuliani
(2013), yaitu:
1) Kejang.
2) Risiko persisten bakteremia.
3) Risiko meningitis.
4) Risiko ke arah keseriusan penyakit.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan febris menurut Sodikin (2014) sebagai berikut:
1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.
2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.
3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis.
4) Monitor temperatur secara ketat.
5) Hindari kompres alkohol dan air es.
6) Kompres hangat (Tepid Water Sponge) dengan cara:
7) Menyiapkan air hangat
8) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengkompresnya
di daerah dahi, dada, dan ketiak.
9) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering).
10) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal

F. Penatalaksanaan Febris
Menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu Balita

44
Sakit (MTBS) sebagai berikut:
1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk
demam ≥ 38,5⁰C.
2) Obati penyebab lain dari demam
3) Nasihati kapan kembali segera
4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih
lanjut.

45
46
LEAFLEAT

47
48
SOAP

Nama Pasien : An. W

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 13 November 2023

Stase : Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

Diagnosa : An. W Umur 4 Tahun dengan Febris

Subyektif Obyektif Assessment Planning


- Ibu mengatakan ingin a. Keadaan Umum : Cukup - An. ”W” Umur 4 Tahun 1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
memeriksakan anaknya b. Kesadaran : Composmentis Dengan Febris. Hasil: Hubungan Komunikasi Teuperatik sudah terjalin
karena badannya panas
c. TTV 2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
sejak semalam tanggal 12
November 2023 pukul 21.30 - N : 110 x/menit Hasil: Sudah digunakan
Wita, rewel, tidak mau - R : 36 x/menit (saat menangis) 3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
makan dan minum sedikit
- S : 38,9⁰C Hasil: Sudah dilakukan
- BB : 12,5 kg 4) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
a) Keadaan Umum : Cukup
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
-N : 110 x/menit
-R : 36 x/menit (saat menangis)
- S: 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Hasil: Ibu sudah mengerti keadaan anaknya dan ibu merasa cemas

49
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang
tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Hasil: Ibu mengerti
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr 3x 5ml,
Amoxicilin syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan
jika kondisi anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Hasil: Ibu mengerti

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn

50

Anda mungkin juga menyukai