Oleh :
Wildayanti
NIM. 238211285
i
PERSETUJUAN
Laporan Praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit An. W
Umur 4 Tahun Dengan Febris” di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah, telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan
pada:
Hari/ Tanggal :
Donggala,
Mahasiswa
Wildayanti
Mengetahui
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Pada Balita Sakit An. W Umur 4 Tahun Dengan Febris Di Puskesmas Sintuvu
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan
Kebidanan dan selaku pembimbing Akademik yang sangat berjasa dan telah
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih jauh dari
iii
kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat berguna dan
Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
iv
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Dasar Balita......................................................................5
2.1.1 Pengertian Balita.................................................................5
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang................................................5
2.1.3 Gangguan Kesehatan Pada Balita.......................................7
2.2 Konsep Dasar Febris.....................................................................8
2.2.1 Pengertian Febris................................................................8
2.2.2 Etiologi................................................................................8
2.2.3 Patofisiologi........................................................................9
2.2.4 Manifestasi Klinis Febris..................................................10
2.2.5 Komplikasi Febris.............................................................11
2.2.6 Penatalaksanaan................................................................11
2.2.7 Penatalaksanaan Febris.....................................................12
2.3Protokol Kesehatan Covid-19......................................................12
2.4 Kajian Jurnal...............................................................................12
2.5Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan............................15
2.5.1 Pengertian.........................................................................15
2.5.2 Proses Asuhan Kebidanan.................................................15
2.6 Pathway.......................................................................................18
v
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................25
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................26
3.5 Evaluasi.......................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................29
BAB V PENUTUP........................................................................................33
5.1 Kesimpulan.................................................................................33
5.2 Saran...........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................36
vi
BAB I
PENDALUHUAN
Kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, dan
2019 sebesar 11,54 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan dengan
tahun 2018 sebesar 11,80 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2015 sebesar 1,5 per 1000
kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,6 per 1000
kelahiran hidup. Namun masih ada lebih dari 19 anak meninggal setiap
miskin yanng terkena penyakit yang mudah di cegah dan di obati seperti
pneumonia, diare dan demam atau febris (Dinkes Kabupaten Luwuk, 2014).
Demam dalam istilah medis dikenal sebagai febris, yaitu suatu kondisi
umum yang terjadi terutama pada anak-anak. Penangan febris pada anak
hampir 80% orang tua mempunyai “fobia” febris. Febris adalah suatu
2016).
1
Febris merupakan suatu gejala yang menyertai penyakit lain. biasanya
merupakan adanya tanda infeksi pada tubuh anak, dan dapat memicu
timbulnya kejang. Tingginya suhu pemicu kejang bervariasi pada setiap anak,
Sintuvu Roso Labuan pada tanggal 13 November 2023 di dapatkan data dari
bulan Mei 2021 sampai Mei 2022 jumlah balita sakit yang berkunjung
kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Febris Pada Anak W
1.2 Tujuan
2
1.2.2 Tujuan Khusus
Sulawesi Tengah.
3
1.3 Manfaat
praktek klinik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan
3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2
perkembangan.
e) Melakukan pembicaraan.
5
b) Bermain air.
c) Menendang bola.
e) Permainan telepon-teleponan.
a) Melompat.
b) Melompat jauh.
6
e) Bercerita mengenai dirinya.
a) Lomba karung.
b) Main engklek.
c) Melompat tali.
d) Belajar mengingat-ingat
e) Mengenal angka.
g) Mengenal musim.
h) Membaca majalah.
1) Alergi/biduran
2) Asma
3) Batuk
4) Cacar air
5) Cacingan
6) Campak
7) Demam
8) Diare
9) Defisiensi Gizi
10) Influenza
11)Kejang Demam
7
12) Mimisan
2.2.1 Pengertian
2014).
yaitu diatas 38⁰C (Riandita, 2015). Febris adalah salah satu keluhan
2.2.2 Etiologi
Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus,
8
parasit, atau mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh
faktor non infeksi antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris
serbuk sari dari pohon, ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan
2.2.3 Patofisiologi
2014). Febris sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada “set
(Sudarmoko, 2013).
tergantung dari fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris
berlangsung, yaitu:
1) Fase I (awitan dingin atau menggigil) Pada fase awal ini febris akan
disertai dengan:
9
b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.
b) Berkeringat.
c) Mengigil ringan.
10
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38⁰C).
2) Menggigil.
3) Berkeringat.
7) Kejang
1) Kejang.
3) Risiko meningitis.
2.2.6 Penatalaksanaan
11
mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak.
1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk
demam ≥ 38,5⁰C.
5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih
lanjut.
Jurnal 1
Judul
12
Penulis
Pembahasan
sebanyak 1742 pasien balita dengan 7,63% adalah balita sakit dengan
dan studi dokumen rekam medik. Analisis data dilakukan secara deskriptif
demam naik turun sejak 7 hari yang lalu, mual - muntah dan nafsu makan
menurun. Lidah kotor, bibir kering, pecah – pecah, perut kembung dan
nyeri ulu hati. Titer S.Thypi O dalam darah 1/320. Pasien diberikan terapi
13
Jurnal 2
Judul
- Asuhan Kebidanan Pada Balita A Umur 3,5 Tahun Dengan Demam Tifoid
Di RSUD Surakarta
Penulis
- Sri Tanjung
Pembahasan
ini. RSUD Surakarta di tahun 2013 telah merawat sebanyak 2800 pasien
balita dengan 2,25% adalah balita sakit dengan demam tifoid. Tujuan:
Hasil: Balita A datang dengan keluhan panas sejak 6 hari yang lalu, mual,
muntah dan tidak nafsu makan. Titer S.Thypi O dalam darah 1/320. Pasien
14
Kesimpulan: Balita A dengan demam tifoid sedang mendapat terapi
2.5.1 Pengertian
a. Langkah 1: Pengkajian
15
b. Langakah II: Interpretasi Data
2013).
16
f. Langkah VI: Pelaksanaan
ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim anggota
benar-benar dilakukan.
(Varney, 2013).
17
2.6 Pathway
AgenInfeksius Dehidrasi
MetodeInflamasi
Monosit/
MakrofagCairan TubuhKehilangan
SitokinPirogen
PenurunanCairan
Interior
MempengaruhiHipoth
alamus Anterior
FEBRIS
PeningkatanEvaporasi Peningkatan
Suhu
Gangguan Rasa
Nyaman
Kurang Pengetahuan
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT An.“W” UMUR 4 TAHUN
DENGAN FEBRIS DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO LABUAN
KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH
1. PENGKAJIAN DATA
1.1 DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas
Nama : By Muhammad Wildan
Nama panggilan : Wildan
Umur : 4 Tahun
Tanggal/jam lahir : 10 Desember 2018, pukul 03.45 WIT
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Dx Medis : -
Tanggal MRS : -
Tanggal Pengkajian : 13 November 2023
No register : 2320220515
19
1.1.2 Alasan Kujungan/keluhan utama
- Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya
panas sejak semalam tanggal 12 November 2023 pukul 21.30
Wita, rewel, tidak mau makan dan minum sedikit.
1.1.3 Riwayat Kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
- Keluhan saat hamil: T1 Mual muntah, nafsu makan menurun.
- TM II: Tidak ada keluhan
- TM III: Ibu mnegatakan nyeri Punggung dan sering BAK.
- Ibu melakukan pemeriksaan hamil sebanyak 4 kali di
Puskesmas Luwuk, ibu sudah mendapatkan suntik TT
sebelum menikah dan TT2 7 bulan kehamilan.
- Selama hamil ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti
merokok, minum alkohol/jamu.
b. Natal
- Bayi lahir spt Bayi Laki-laki, lahir tanggal 10 Desember
2018, BB: 3300Gram, PB: 50cm, bayi ditolong oleh bidan.
c. Postnatal
- Bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu Ibu) tanpa diberikan
MPASI (Makanan Tambahan).
1.1.4 Riwayat Masa Lampau
a. Penyakit-penyakit waktu kecil
- Tidak ada
b. Pernah dirawat di rumah sakit
- Tidak pernah
c. Penggunaan obat-obatan
- Tidak ada
d. Tindakan (Misalnya operasi atau tindakan lain)
- Tidak ada
e. Alergi
- Tidak ada
20
f.Kecelakaan
- Tidak ada
g. Imunisasi
- Hb0 : 6 jam setelah lahir
- BCG : 10 Januari 2019
- Pentavalen 1 : 10 Maret 2019
- Pentavalen 2 : 10 April 2019
- Pentavalen 3 : 10 Mei 2019
- Polio 1 : 10 Januari 2019
- Polio 2 : 10 Maret 2019
- Polio 3 : 10 April 2019
- Polio 4 : 10 Mei 2019
- Campak : 10 Oktober 2019
- Imunisasi lainnya : IPV tanggal 10 Mei 2019,
- DPT Lanjutan : 10 Mei 2020
- Campak lanjutan : 10 November 2020
1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
- Ibu mengatakan keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak
suami tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC,
hepatitis ataupun riwayat penyakit menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, Asma.
1.1.6 Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh anak
- Ibu mengatakan dirinya mengasuh anaknya dengan dibantu
suami dan mertuanya.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
- Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga yang lain terbina
dengan baik.
c. Hubngan dengan teman sebaya
- Ibu mengatakan hubungan anaknya dengan teman sebaya
baik.
21
d. Pembawaan secara umum
- Ibu mengatakan anaknya selalu ceria dan aktif.
e. Lingkungan Rumah
- Ibu mengatakan lingkungan rumahnya aman, letak rumah
berdeatan dengan rumah yang lain.
1.1.7 Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
- Nutrisi yang diberikan: Ibu mengatakan anaknya hanya
minum ASI sesuai dengan Keinginan anaknya dan makanan
nasi ditambah sayur sup/kuang bening, ikan goreng serta
ditambah makanan ringan (pudding, buah dan ciki”).
1) Pagi Jam : 06.00 WIT
Sebelum Sakit: Ibu mengatakan anaknya minum Susu
Formula dan makan nasi, sayur bening dan
telur goreng.
Selama Sakit: Ibu mengatakan anaknya hanya minum
Susu Formula.
2) Siang Jam : 12.00 WIT
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan anaknya minum Susu
Formula, makan nasi, kuang bening dan ayam goreng serta
makan pudding.
Selama Sakit : Ibu mengatakan nafsu makan anaknya
berkurang dan hanya minum Susu Formula saja.
3) Malam Jam : 18.30 WIT
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan anaknya makan bubur
kacang hijau, nasi, ikan goreng, sayur sup setengah porsi dan
ASI sebelum tidur.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya rewel dan tidak
mau maka hanya minum susu Formula.
b. Istrahat/Tidur
1) Sebelum Sakit
22
a) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam
b) Tidur malam : ibu mengatakan tidur malam ± 8 Jam,
terkadang bangun untuk minum dan ngompol.
2) Selama sakit
a) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 Jam
b) Tidur malam : ibu mengatakan tidur malam ± 5-6 jam,
kadang terbangun karena menangis, minum dan
ngompol.
c. Mandi
1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali
sehari, ganti baju sewaktu-waktu ketika baju kotor terkena
kencing, berak atau keringat dan selesai mandi.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak dimandikan
karena masih demam dan hanya dibasuh air hangat.
d. Aktivitas/bermain
1) Sebelumnya Sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif dan
ceria serta merespon jika dipanggil.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak aktif dan
lemah, sering menangis, kurang merespon jika dipanggil.
e. Eliminasi
1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya BAB 2-3 kali
sehari dengan konsisten lembek berwarna kuning, BAK 5-6
kali sehari dengan konsisten cair berwarna kuning jernih.
2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 1-2 Kali
sehar, konsiten lunak, warna kuning kecoklatan dan BAK 6-7
kali sehari, warna kuning pekat dan bau khas,
1.1.8 Keadaan Kesehatan saat ini
a. Diagnosa medis : Febris
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Status nutrisi : Cukup
d. Status hidrasi : Tidak ada
e. Obat-obatan : Proris syr, Amoxicilin syr.
23
f. Aktifitas : Ibu Klien mengatakan anaknya rewel, tidak
mau main.
g. Hasil pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
pemeriksaan
h. X-Ray : Tidak dilakukan pemeriksaan.
24
- Punggung : Normal
- Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas) : Simetris,
tidak ada oedema, tidak ada kelainan baik tangan dan kaki bisa
bergerak.
- Pemeriksaan Integumen : Tidak dilakukan
- Pemeriksaan neurologi : Iya meliputi Motorik kasar dan
halus.
1.2.4 Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Adaptasi sosial: An. W dapat bermain dengan teman sebaya dan
sepupunya serta orang sekitar.
- Bahasa : An. W sudah mampu berbicara dengan
jelas
- Motorik kasar : An. Wbisa naik sepeda roda tiga, bisa
melompat tali, bisa berlari, belajar mengingat-ingat, belajar
mengenal angka.
2. Analisa Data/Diagnosa
- An. W Umur 4 Tahun dengan Febris.
Diagnosa Potensial
- Terjadinya Kejang Demam
3. Rencana Asuhan
Tanggal : 13 November 2023
1) Jalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Rasional/ agar terjalin keterbukaan antara klien dan bidan sehingga
mendapatkan informasi yang sebenarnya yang akan berpengaruh pada
penatalaksanaan
2) Gunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Rasional/ Memutusnya penyebaran Virus Covid -19.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh anak
Rasional/Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya
migroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat terkontaminasi
4) Beritahun ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya
25
Rasional/agar ibu dan keluarga tidak terlalu cemas dengan keadaan
anaknya.
5) Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
Rasional/agar panas anaknya segera turun.
6) Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Rasional/agar anaknya tidak kekurangan cairan.
7) Berikan Terapi Obat kepada Klien
Rasional/Untuk meredakan keluhan yang dirasakkan klien.
8) Beritahu ibu untuk kontrol ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika kondisi
anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Rasional/Agar bisa memantau keadaan anak
4. Implementasi
Tanggal : 13 November 2023 Pukul : 10.30 Wita
1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan Komunikasi Teuperatik sudah terjalin
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R : 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Hasil: Ibu sudah mengerti keadaan anaknya dan ibu merasa cemas
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Hasil: Ibu mengerti
26
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr 3x 5ml, Amoxicilin
syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika
kondisi anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Hasil: Ibu mengerti
5. Evaluasi
Tanggal : 13 November 2023 Pukul : 11.00 WITA
Subyektif - Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena
badannya panas sejak semalam tanggal 11 November
2023 pukul 21.30 Wita, rewel, tidak mau makan dan
minum sedikit.
Obyektif a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
- N : 110 x/menit
- R: 36 x/menit (saat menangis)
- S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Assesment - An. W Umur 4 Tahun dengan Febris.
Planning 1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan Komunikasi Teuperatik sudah terjalin
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya.
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
-N : 110 x/menit
-R : 36 x/menit (saat menangis)
27
-S : 38,9⁰C
- BB : 12,5 kg
Hasil: Ibu sudah mengerti keadaan anaknya dan ibu
merasa cemas
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya
pakaian yang tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak
minum.
Hasil: Ibu mengerti
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr
3x 5ml, Amoxicilin syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas
Kesehatan jika kondisi anak belum stabil dan bila ada
keluhan.
Hasil: Ibu mengerti
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi
An. “W” Umur 4 Tahun dengan Febris di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan
langkah yaitu, pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual,
bahwa ibu mengatakan anaknya umur 4 tahun, panas sejak kemarin sore, rewel
dan mau makan dan minum sedikit. Data Objektif: keadaan umum cukup,
Suhu 38,9⁰C.
suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 38⁰C. Keluhan yang dirasakan balita
biasanya adalah suhu meningkat, gelisah, rewel, susah minum, nafsu makan
tahun dengan febris. Masalah yang ditemukan pada balita adalah tentang
29
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. Kebutuhan berdasarkan
makanan sedikit tapi sering dan pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian
memberikan kompres hangat pada balita. Sehingga antara teori dan praktik tidak
ada kesenjangan.
diagnosa yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada kasus balita dengan febris
diagnosa potensial yaitu terjadi kejang demam (Suriadi, 2013). Pada kasus An. W
penanganan dan antisipasi yang baik dari tenaga kesehatan. Pada kasus ini ada
kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada teori terdapat kejang.
Antisipasi yang dilakukan pada An.W umur 4 tahun dengan febris yaitu
pemberian obat penurun panas paracetamol syr 3x 5ml, Amoxicilin syr 3x 5ml
sendok takar yang diberikan bidan sesuai dengan anjuran dokter sehingga tidak
Sedangkan, pada kasus balita sakit febris kolaborasi dengan dokter umum dalam
pemberian 6 kali dalam sehari (Sodikin,2014). Sehingga antara teori dan peraktek
30
Langkah 5 : Rencana Asuhan
8) Beritahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan jika kondisi
Langkah 6 : Pelaksanaan
seperti telah di uraikan pada langkah kelima secara efesien dan aman. Pelaksanaan
asuhan pada balita febris yaitu : Memberikan informasi pada ibu tentang hasil
untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis agar panas anaknya segera turun,
Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar tidak
kekurangan cairan, Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan
31
memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol syrup 120mg/5
ml sehari 3x sehari, Amoxicilin syr 3x sehari 5ml, sendok takar secara teratur
yang diberikan bidan sesuai dengan anjuran dokter sehingga tidak dilakukan
Langkah 7 : Evaluasi
Langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan kebidanan yang
umum baik, panas turun dan tidak kejang. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada
An. W umur 4 tahun dengan febris selama kurang lebih 2 hari didapatkan hasil
keadaan umum anak baik, panas turun dari 38,9⁰C menjadi 36,6⁰C, dan tidak
terjadi kejang pada anak. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Sulawesi Tengah.
Tahun dengan hasil anak rewel, suhu tubuh 38,9⁰c, nafsu makan menurun,
bibir kering dan lidah agak kotor dengan pengumpulan data secara akurat
Sulawesi Tengah dengan hasil akan berikan terapi obat, serta Memberikan
33
6. Telah melaksanakan tindakan Asuhan yang telah dilaksanakan An. W
hambatan.
Sulawesi Tengah dengan hasil yaitu asuhan yang telah diberikan berhasil
5.2 Saran
dengan dengan tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan anak
Pra Sekolah.
update tentang tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan Anak
standart.
pasien.
34
3) Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang secara
1) Diharapkan klien dan petugas dapat terjalin kerja sama yang baik
sehingga terjalin rasa saling percaya dan yakin akan asuhan yang
diberikan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ardinasari E, 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak.
Jakarta: Penerbit Bestari
Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta Atika,
Dyah P.D. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit An. A Umur 3 Tahun
dengan Febris di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali. KTI
DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Dinkes Kabupaten
Karanganyar, 2014.
Profil Kesehatan Kabupaten Luwuk Banggai Tahun 2020. Luwuk Banggai.
Buku ajarAsuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Maryunani, 2016. Manajemen Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Medika.
Matondang C.S, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak,
Edisi 5. Jakarta: PT Sagung Seto Muslihatun W.N,
Septiari, 2013. Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sihaloho U.K, 2015. Kejang Demam Kompleks. Jurnal Kedokteran 2015.
Universitas Lampung
Sodikin, 2014. PrinsipPerawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudarmoko, 2013. Pegangan Wajiib Kesehatan Balita. Yogyakarta: Gelar
Sujarweni, 2014.
Suriadi, 2013. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung Seto
Susilowati.
36
DOKUMENTASI
37
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(...........................................) (......................................)
NIM. Saksi,
38
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Identitas kegiatan
B. Proses Kegiatan
1. Tujuan penyuluhan
2. Pokok-pokok Materi
2) Etiologi
3) Patofisiologi
5) Komplikasi Febris
6) Penatalaksanaan
7) Penatalaksanaan Febris
5. Tahap kegiatan:
Tahapan Estimasi
No waktu
1 Pembukaan: 5 menit
1. Memberi Salam
39
2. Memfokuskan materi dengan bercerita.
3. Memjelaskan Tujuan Pembelajaran
2 Inti 15 menit
1. Pengertian tentang Febris
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis Febris
5. Komplikasi Febris
6. Penatalaksanaan
7. Penatalaksanaan Febris
3 Penutup 5 menit
6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan Materi
Kesiapan SAP
Ada pasien.
2. Evaluasi Proses
Suasana penyuluhan.
Ada pasien.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat
40
Pengertian tentang Febris
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis Febris
Komplikasi Febris
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Febris
MATERI
A. Pengertian Febris
41
Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal (Suriadi,
dkk, 2013). Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di
atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus
yang di pengaruhi oleh interleukin-1 (Sodikin, 2014).
Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas normal, yaitu
diatas 38⁰C (Riandita, 2015). Febris adalah salah satu keluhan yang paling
sering di kemukakan, yang terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi
maupun non-infeksi (Matondang dkk, 2013).
Febris adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 38⁰C yang terdapat pada
berbagai penyakit.
B. Etiologi
Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua jenis pirogen
yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh
dan berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan pirogen
endogen berasal dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk
merangsang febris dengan mempengaruhi kerja pusat pengatur suhu di
hipotalamus (Sodikin, 2014).
Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan menjadi dua.
Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh kuman, virus, parasit,
atau mikroorganisme lain. Kedua, febris yang di sebabkan oleh faktor non
infeksi antara lain faktor alergi, dehidrasi pada anak. Febris hanya bisa
disebabkan oleh alergi terhadap benda-benda tertentu seperti serbuk sari dari
pohon, ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan jamur (Sudarmoko,
2013).
C. Patofisiologi
Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Saat
mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula
dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan
bakteri, dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh (zat pirogen
leukosit/pirogen endogen).
Mekanisme febris terlihat jelas pada saat interleukin-1 sudah sampai ke
42
hipotalamus akan menimbulkan febris dengan cara meningkatkan temperatur
tubuh dalam waktu 8– 10 menit (Sodikin, 2014). Febris sering kali dikaitkan
dengan adanya gangguan pada “set point” hipotalamus oleh karena infeksi,
alergi, endotoxin atau tumor (Sudarmoko, 2013).
Sewaktu febris berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis
tergantung dari fase febris nya. Ada 3 fase yang terjadi selama febris
berlangsung, yaitu:
1) Fase I (awitan dingin atau menggigil) Pada fase awal ini febris akan
disertai dengan:
a) Peningkatan denyut jantung.
b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.
c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.
d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.
e) Merasakan sensasi dingin.
f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.
g) Rambut kulit berdiri.
h) Pengeluaran keringat berlebihan.
i) Peningkatan suhu tubuh.
2) Fase II (proses febris)
a) Proses menggigil hilang
b) Kulit terasa hangat (panas).
c) Merasa tidak panas (dingin).
d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan. \
e) Peningkatan rasa haus.
f) Dehidrasi ringan sampai berat.
g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf.
h) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang).
3) Fase III (pemulihan) Saat fase pemulihan maka akan disertai:
a) Kulit tampak merah dan hangat.
b) Berkeringat.
c) Mengigil ringan.
d) Kemungkinan mengalami dehidrasi.
43
D. Manifestasi Klinis Febris
Menurut Suriadi, Yuliani (2013), gejala demam sebagai berikut:
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38⁰C).
2) Menggigil.
3) Berkeringat.
4) Gelisah atau lethargy
5) Tidak ada nafsu makan
6) Nadi dan pernapasan cepat.
7) Kejang
E. Komplikasi Febris
Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan Yuliani
(2013), yaitu:
1) Kejang.
2) Risiko persisten bakteremia.
3) Risiko meningitis.
4) Risiko ke arah keseriusan penyakit.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan febris menurut Sodikin (2014) sebagai berikut:
1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.
2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.
3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang tipis.
4) Monitor temperatur secara ketat.
5) Hindari kompres alkohol dan air es.
6) Kompres hangat (Tepid Water Sponge) dengan cara:
7) Menyiapkan air hangat
8) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengkompresnya
di daerah dahi, dada, dan ketiak.
9) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit kering).
10) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal
F. Penatalaksanaan Febris
Menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku Manajemen Terpadu Balita
44
Sakit (MTBS) sebagai berikut:
1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang untuk
demam ≥ 38,5⁰C.
2) Obati penyebab lain dari demam
3) Nasihati kapan kembali segera
4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih
lanjut.
45
46
LEAFLEAT
47
48
SOAP
49
5) Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang
tipis
Hasil: Ibu mengerti dengan anjuran bidan
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum.
Hasil: Ibu mengerti
7) Memberikan Terapi Obat kepada Klien (Paracetamol syr 3x 5ml,
Amoxicilin syr 3x 5ml).
Hasil: Sudah diberikan
8) Memberitahu ibu untuk control ulang 3 hari Ke Fasilitas Kesehatan
jika kondisi anak belum stabil dan bila ada keluhan.
Hasil: Ibu mengerti
50