Dosen Pengampu : Dr. Abdul Kadir Sabaruddin S.H., S.Ag, M.P., M.Hum
Disusun Oleh :
Nama : Dwi Asriani
NIM : 2008016093
Puji Syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Saya dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Hukum lingkungan yang berjudul “UPAYA
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAKAN HUTAN
ATAU DEFORESTASI DI INDONESIA” dengan baik dan lancar. Penulisan
maklah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester yang diberikan
oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Lingkungan.
Penyusun,
Dwi Asriani
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................ 9
PENUTUP ...................................................................................................... 17
Kesimpulan ........................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa waktu belakang ini isu lingkungan hidup lagi marak dibicarakan,
hal ini dikarenakan banyaknya pengrusakan yang terjadi terhadap lingkungan
terutama deforestasi. Sehingga muncul sebuah pertanyaan mengapa deforestasi
masih sering terjadi? Apakah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti
lingkungan hidup bagi masyarakat, bahkan yang lebih luas lagi bagi bangsa dan
negara? Atau bahkan mungkin Negara sebagai pemegang kekuasaan juga abai
dalam menegakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
1
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2 Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal. 2
4
kegiatan penindakan terhadap setiap pelanggaran atau penyimpangan terhadap
peraturan perundang-undangan.
3
Berdasarkan data Food And Organization Of the United Nations, 2020
4
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK
5
M.Yasir said and Ifrani. 2019. “pidana kehutanan Indonesia,” Nusa Media, Bandung.
5
langkah awal pemanfaatan hutan sebagai penambah devisa sebesar-besarnya bagi
negara.6
6
Fatma Ulfatun Najicha and I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani. 2018. “Politik Hukum
Perundang-Undangan Kehutanan Dalam pemberian Izin Kegiatan Pertambangan Di
Kawasan Hutan Ditinjau Dari Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
berkeadilan,” Jurnal hukum dan Pembangunan ekonomi. Vol.5 no. 1 119-34.
7
Najicha and Handayani, “Politik Hukum Perundang-Undangan Kehutanan Dalam
Pemberian izin Kegiatan Pertambangan Di Kawasan Hutan ditinjau Dari strategi
pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkeadilan.”
6
komprehensif perlu dilakukan untuk menekan laju deforestasi, karena apabila tidak
dilakukan Indonesia diprediksi akan kehilangan hutan. Penegakan hukum
lingkungan terkhusus kehutanan perlu diwujudkan dengan baik mengingat masalah
lingkungan yang semakin meningkat.
8
Herpita Wahyuni, suranto, 2021. Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar Terhadap
Pemanasan Global di Indonesia. Jurnal Ilmiah ilmu Pemerintahan Vol. 6 No. 1. 149-150.
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia?
2. Bagaimana Realita Kondisi Hutan di Indonesia yang menyebabkan
terjadinya Deforestasi?
3. Bagaimana Upaya Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Perusakan
Hutan atau Deforestasi ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam makalah ini adalahsebagai berikut:
8
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
9
penegakan hukum lingkungan kepidanaan dan keperdataan bertujuan selain untuk
pemulihan lingkungan, juga untuk menghukum pelaku pencemaran dan/atau peru-
sakan lingkungan.9
Pasal 84
1. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau
di luar pengadilan.
2. Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan secara suka rela oleh
para pihak yang bersengketa.
3. Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian
sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu
atau para pihak yang bersengketa.
Pasal 85
1. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup diluar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai:
a. Bentuk dan besarnya ganti rugi Tindakan pemulihan akibat pencemaran
dan/atau perusakan.
b. Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran
dan/atau perusakan dan/atau
c. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
2. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak pidana
lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
9
Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal. 205
10
Baca Lebih Lanjut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 84, 85, dan 86 yang menjelaskan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup.
10
3. Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup diluar pengadilan dapat
digunakan jasa mediator dan/ atau arbiter untuk membantu menyelesaikn sengketa
lingkungan hidup.
Pasal 86
1. Masyarakat dapat membentuk lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa
lingkungan hidup dan bersifat bebas dan tidak berpihak.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi pembentukan lembaga
penyedia jasa penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang bersifat bebas dan
tidak berpihak.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa
lingkungan hidup diatur dengan Peraturan Pemerintah.
11
Lihat Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
12
N.H.T, Siahaan, Op.Cit, 2009, Hal. 310.
11
d. Akhir penyelesaian (putusan) melalui sistem litigasi adalah
memposisikan para pihak dalam posisi menang atau kalah (win or lose).
Pada Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 telah menjelaskan bahwa
lingkungan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk menyejahterakan
masyarakat. Tetapi hal itu sepertinya tidak relevan dengan kenyataan yang ada.
Indonesia menjadi negara yang hutannya paling cepat mengalami kerusakan.
Deforestasi di Indonesia sebagian besar merupakan akibat dari sistem politik dan
ekonomi yang buruk15. Para penguasa menganggap sumber daya alam, khususnya
hutan, sebagai sumber pendapatan yang dapat dieksploitasi untuk kepentingan
13
Anggraeni Arif, 2010. Analis Yuridis Pengrusakan Hutan (Deforestasi) Dan Degradasi
Hutan Terhadap Lingkungan. Jurispurudentie 3. XIV+394.
14
www.greenpeace.org/seasia
15
Anggraeni Arif, 2010. Analisis Yuridis Perusakan Hutan (Deforestasi) Dan Degradasi
Hutan terhadap Lingkungan Jurisprudentie 3 XIV+394.
12
politik dan keuntungan pribadi. Tidak heran hal tersebut terjadi, karena Indonesia
selama lebih dari 30 tahun terakhir terbukti bahwa produksi hasil hutan dan hasil
perkebunannya memberikan keuntungan yang tinggi.
1. Merusak Hutan
Tidak sedikit hutan ditebang karena dijadikan lahan perkebunan kelapa
sawit. Hal ini dikarenakan terbatsnya lahan perkebunan kelapa sawit.
16
Ibid.
13
Padahal dengan menebang hutan dapat menghasilkan emisi dan memicu
gas rumah kaca.
2. Mengancam Hewan yang tinggal di Hutan
Defortasi menyebabkan hewan kehilangan habitat aslinya. Di Indonesia
banyak hewan-hewan yang menjadi korban dari kerusakan hutan. Hal
ini yang menjadikan populasi satwa endemik di Indonesia semakin
menurun.
3. Menciptakan emisi karbondioksida
Pembukaan perkebunan kelapa sawit sering kali dilakukan dengan
membakar hutan. Opsi ini dipilih karena lebih cepat, padahal hasil dari
membakar hutan akan melepas gas emisi karbondioksida dan tentu saja
dapat berbahaya bagi kesehatan.
4. Menyebabkan erosi pada tanah
Penebangan hutan akan menjadikan tanah kehilangan vegetasi
pelindung dan membuat tanah menjadi tidak stabil. Akibatnya
menyebabkan terjadinya erosi. Apabila dibiarkan tanah akan rusak dan
bisa longsor sewaktu-waktu. Tanah yang tersapu ke aliran air akan
menyebabkan sedimental dan pandangkalan sungai.
17
Ibid
14
Adanya lembaga independen Greenpeace dapat menjadi solusi terkait kebijakan
pemerintah yang dapat mengancam kelestarian lingkungan hidup.
18
Wikipedia “Penegakan Hukum Terhadap illegal logging”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembalakan_liar. Diakses 30 Mei 2022.
15
dikatakan, bahwa politik atau kebijakan hukum pidana juga merupakan bagian dari
kebijakan penegakan hukum (law enforcement policy).
19
Hakunix, “illegal logging”. http://hakunix.blogspot.com/. Diakses 30 Mei 2022.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Deforestasi adalah kondisi luas hutan yang mengalami penurunan yang
disebabkan oleh konvensi lahan untuk infrastrukur, permukiman, pertanian,
pertambangan, dan perkebunan.
- Penyebab yang mencolok dari deforestasi hutan Indonesia adalah lonjakan
pembangunan perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit. Banyaknya
permintaan sawit menjadikan perusahaan sawit terus berupaya memberikan
yang terbaik, termasuk dalam pengembangan dan perluasan perkebunan
kelapa sawit. Padahal pengembangan dan perluasan perkebunan kelapa
sawit dapat merubah bentang alam lahan sehingga menyebabkan kerusakan
fungsi lingkungan.
- Upaya Penegakan Hukum Lingkungan dapat dilakukan secara Preventif dan
Secara represif. Upaya Preventif dapat dilakukan melalui pengawasan dan
pembinaan oleh pejabat administrasi negara (aspek hukum administrasi),
sedangkan secara Represif dapat dilakukan melalui pemberian sanksi atau
jalur pengadilan untuk mengakhiri pelanggaran, pemulihan lingkungan, dan
ganti rugi kepada korban pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
17
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BUKU
M. Yasir Said, S.H. Dr. Irfani, S.H., M.H. (2019), Pidana Kehutanan Indonesia:
Pergeseran Delik Kehutanan Sebagai Premium Remedium. Edisi I, Nusa
Media, Bandung.
18
JURNAL
Fatma Ulfatun Najicha and I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani. 2018. “Politik
Hukum Perundang-Undangan Kehutanan Dalam pemberian Izin Kegiatan
Pertambangan Di Kawasan Hutan Ditinjau Dari Strategi Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang berkeadilan,” Jurnal hukum dan Pembangunan
ekonomi. Vol.5 no. 1 119-34.
Herpita Wahyuni dan Suranto. 2021. “Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar
Terhadap Pemanasan Global di Indonesia.” Jurnal Ilmiah ilmu
Pemerintahan Vol. 6 No. 1. 149-150.
SUMBER INTERNET
Food and Agriculture Organization of United Nations. 2020. A Frash perspective
Global Forest Resources assesment. https://www.fao.org/forest-resorces-
assessment/2020/en/. Diakses 30 Mei 2022.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2019. “Hutan dan Deforestasi
Indonesia . https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2435. Diakses 30
Mei 2022.
19