Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN YURIDIS EMPIRIS TERHADAP SK IPHPS LAHAN TANI

HUTAN
DESA GERLANG KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG

PROPOSAL SKRIPSI
Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana hukum

Oleh:
MAHFUD SAEPUDIN
2018090005

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2021
IDENTITAS PENELITI

Nama : Mahfud saepudin

Tempat/tgl lahir : Batang, 30 november 2000

NIM : 2018090005

Alamat : dukuh wonoprio Rt 07 Rw 02, desa gerlang, kecamatan blado,


kabupaten batang

Jenis kelamin : laki-laki

Prodi : Ilmu hukum

Fakultas : Syari’ah dan hukum

Riwayat Pendidikan : SD N gerlang

SMP N 4 Blado satu atap

SMA Takhasus Al-qur’an Kalibeber, mojotengah, wonosobo

Demikian daftar Riwayat hidup ini dilihat dengan sebenarnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Penulis

Mahfud saepudin
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................... i

IDENTITAS PENELITI......................................................................... ii

DAFTATR ISI......................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................... 8
C. Tujuan dan manfaat penelitian......................................................
D. Kajian Pustaka...............................................................................
E. Kerangka teori...............................................................................
F. Metode penelitian..........................................................................
G. Sistematika pembahasan................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

OUTLINE SKRIPSI..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia era globalisasi ditandai dengan perkemabangan yang semakin pesat


dengan munculnya perkembangan-perkembangan IPTEK, salah satunya adalah
perkembangan hukum yang semakin hari semakin banyaknya muncul peraturan-
peraturan hukum. Dimana dalam bidang IPTEK hukum ini bukanlah hal yang
mudah dan sederhana, melainkan suatu kegiataan yang sensitive dan penuh
tantangan. Hukum adalahsistem yang sangat penting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan kemasyarakatan dalam berbagai cara dan bertindak
sebagai perantara utama dalam dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana dan sebagai pengatur tatanan dalam
masyarakat dalam hukum perdata, hukum juga digunakan pembagunan nasional
dalam upaya meningkatkan tatanan yang tertib dalam masyarakat dan
meningkatkan sumber daya sebuah negara.

Salah satu bidang dalam ilmu hukum yang mempelajari sebuah tatanan
masyarakat dalam beraktivitas dengan sebuah keberadaan alam adalah hukum
lingkungan, hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum sendiri merupakan
salah satu bidang ilmu yang strategis karena didalam hukum lingkungan
mempunyai banyak segi yaitu salah satunya segi hukum administrasi, segi
hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum
lingkungan memnpunyai memiliki aspek yang yang lebih kompleks, sehingga
untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan tanpad
mengetahui dasar dari hukum pidana ataupun hukum perdata, karena hubungan
antra hukum lingkungan dengan hukum yang lain sangat erat kaitanya sehingga
tidak bisa dipisahkan dengan hukum yang lain. Dalam pengertian yang
sederhana, hukum lingkungn dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur
tatanan lingkungan(lingkungan hidup), dimana hukum lingkungan mencakup
semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatanya
yang terdapat dalam ruang manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan
hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad lainya. Sedangkan dalam
pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi pada lingkungan
atau environment oriented law, sedang hukumlingkungan secara klasik lebih
menekankan pada orientasi penggunan lingkungan atau use oriented law1.

Dalam pembagunan dibidan hukum, setiap tahunya akan muncul hukum-


hukum baru yang dimana mengatur suatu pertuaran-peraturan yang ada dalam era
globalisai ini semakin banyaknya pertambahan penduduk, maka dengan semkain
bertambahnya populasi penduduk akan membuat tingkat ekonomi yang semakin
menurun, disebabkan adanya lapangan pekerjaan yang tiap tahunya semakin
menipis karena daya saing yang semakin tinggi dalam lowongan pekerjaan
sehingga Sebagian yang kalah dalam persaingan lowongan pekerjaan memilih
untuk bekerja sendiri, seperti bertani, nelayan, berwiraswasta, dan lain
sebagainya, dikarenakan banyaknya peningkatan jumlah populasi penduduk serta
meningkatnya daya persaingan lowongan pekerjaan maka banyak orang yang
berusaha mandiri, akan tetapi di era globalisasi ini banyak lahan yang dijadikan
rumah, kantor, dan Gedung-gedung lainya. Maka dari itu banyak program
pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusianya dan pendapatan
negara salah satunya adalah dengan cara pembukaan hutan untuk dijadikan lahan
pertanian, Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di
wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling
penting.

Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999


adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di
pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan

1
Akhmaddhian, S. (2016). Penegakan Hukum Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia (Studi Kebakaran Hutan Tahun 2015). UNIFIKASI: Jurnal Ilmu Hukum, 3(1).
dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang
menempati daerah yang cukup luas2.

Pohon adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun.


Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim
saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak
berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu
kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi
lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika
kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna
yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya.
Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan
(hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk
bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan. Hutan sebagai suatu
ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih
banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
budi daya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil
oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi
penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat
penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.

Pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi ”bumi air dan kekayaan alam
yang terkandung dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat” bisa dilihat bahwasanya tampak terlihat jelas bagaimana
konsep tersebut didalam konstitusi negara republic Indonesia tidak terlepas dari
besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, hak menguasai
negara ini diwujudkan dalam bentuk kewenagan yang dimiliki negara terhadap
sumber daya alam. Kewenangan tersebut memiliki peran vital dalam rangka
terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang baik, maka dengan pengelolaan
sumber daya alam yang baik ditunjang juga sebuah aturan dengan aturan-aturan
yang mendukung, maka negara bisa dapat memperoleh manfaat besar dari potensi

2
Indonesia, Presiden Republik. "Undang Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang: Kehutanan." Sekretariat Negara.
Jakarta (1999).
sumber daya alam yang dimiliki dari segi ketersediaan. Sedangkan sumber daya
alam sendiri diklarifikasikan menjadi dua yaitu sumber daya alam yang dapat
diperbarui(renewable resource) dan sumber alam yang tidak dapat
diperbarui(non-renewable resource), dan hutan sendiri termasuk sumber daya
alam yang dapat diperbarui, artinya ketersediaan atas sumber daya hutan dapat
terjamin apabila dikelola secara baik dan benar3. Dalam undang-undang nomor
28 tahun 1985 tentang perlindungan hutan yang kemudian pemerintah mengganti
dengan PP nomor 45 tahun 2004 yang dimana kegiataan perlindungan hutan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan hutan, hal ini terdapat
pada pasal 2 PP nomor 45 tahun 2004 dinyatakan bahwa perlindungan hutan
merupakan bagian dari pengelolaan hutan itu sendiri. Kegiataan perlindungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada wilayah hutan dalam unit
atau kesatuan pengelolaan hutan konservansi(KPHK)4, dan unit atau kesatuan
pengelolaan hutan produksi(KPHP). Dalam pasal 1 ayat (1) peraturan pemerintah
nomor 45 tahun 2004 tentang perlindungan hutan, perlindungan hutan adalah
usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, Kawasan hutan dan
hasil hutan yang disebabkan adanya perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-
daya alam, hama, dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak
negara, masyarakat dan perorangan atas hutan5, Kawasan hutan, hasil hutan
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dasar
adanya hukum dalam perlindungan hutan ialah undang-undang nomor 41 tahun
1999 tentang hutan, peraturan pemerintah nomor 45 tahun 2004 tentang
perlindungan hutan, dalam undang-undang nomor 41 tahun1999 tentang hutan
pada pasal 23-26 bahwasanya dalam pemanfaatan hutan bertujuan untuk
memperoleh manfaat yang optimis bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara
berkeadilan dengan tetap menjaga kelesterianya, serta dalam pemanfaatan
Kawasan hutan pada semua Kawasan hutan kecuali pada hutan cagar alam serta
zona inti dan zona rimba pada taman nasional, dalam pemanfaatan Kawasan
hutan diatur sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku dan
pemanfaatan hutan dapat berupa berupa kawsan hutan, pemanfaatan hutan
3
Putra Astiti, T. I. Implementasi Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 Dalam Berbagai Perundang-undangan Tentang
Sumberdaya Alam. Jurnal Magister Hukum Udayana, 4(1), 44179.
4
Indonesia, Presiden Republik. "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2004 Tentang
Perlindungan Hutan." (2004).
5
Kehutanan, D. (2004). Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan. Jakarta:
Dephut.
lindung dilaksanakan melalui pemberian izin usaha pemanfaatan hutan, izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan, dan izin pemanfataan hasil hutan bukan
kayu, dalam pasal 43 ayat (1) “bahwasanya setiap orang yang memiliki,
mengelola, dan memanfaatkan hutan yang kritis atau tidak produktif, wajib
melaksanakan rehabilitasi hutan untuk bertujuan perlindungan dan konvensi”
serta dalam pasal 50 ayat (2) bahwasanya “ setiap orang yang diberikan izin
usaha pemanfaatan hutan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha
pemanfaatan usaha hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta izin pemanfaatan hasil
hutann dilarang melakukan kegiataan yang dapat menimbulkan kerusakan hutan.6

Menurut UU No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup7 dan PP


No 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan hidup, amdal
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiataan
yang diperlukan bagi proses pengembalian keputusan tentang penyelengaraan
usaha8. Maka dari itu penulis akan membahas terhadap SK IPHPS nomor 4973
terhadap uraian undang-undang diatas.

6
Akhmaddhian, S. (2013). Peran pemerintah daerah dalam mewujudkan hutan konservasi berdasarkan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Studi di Kabupaten Kuningan). Jurnal Dinamika
Hukum, 13(3), 446-456.
7
Indonesia, P. R., & Nusantara, W. (1997). Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang: Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Lembar Negara RI Tahun,(3699).
8
INDONESIA, P. R. (1999). Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang: Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun, (59).
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja undang-undang yang melandasi terbitnya SK IPHPS desa
Gerlang Kecamatan Blado, Kabupaten Batang?
b. Bagaimana implementasi hukum oleh masyarakat Gerlang dalam
pengelolaan SK IPHPS nomor 4973/MENHLK-PSKL/PKPS/PSL
0/7/2018 terhadap undang-undang yang melandasi?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana undang-undang yang melandasi adanya SK
IPHPS.
b. Menguraikan bagaimana adanya ini dengan undang-undang yang ada serta
fakta masyarakat dalam mengimplementasikan adanya SK IPHPS.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, diharapkan hasil penelitian ini


dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis
Penulisan laporan akhir ini menjelaskam hasil penelitian dapat bermanfaat
serta memberikan membangun pemikiran atau memperkaya konsep-
konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan terkait masalah kecelakaan lalu lintas
yang mengakibatkan korban meninggal dunia, bagi mahasiswa yaitu
sebagai pemicu dalam mendewasakan cara berpikir dan secara teoritis
dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga di masa yang akan dating
mampu bersaing.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis daari penulisan laporan akhir ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui dan memecahkan masalah-masalah hukum yang sedang marak
terjadi dikalangan masyarakat umum terkait masalah pengelolaan hutan
menjadi lahan pertanian yang tidak menimbulkan kerugian bagi negara
dan bisa menjaga kelestarian alam, sehingga masyarakat bisa mendapatkan
keuntungan dan negara pun bisa mendapatakan keuntungan juga dan tidak
melanggar hukum.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk melaksanakan suatu peraturan perundang-undangan dengan baik
sehingga dapat menimbulkan kesalahan agar dapat tercapainya suatu
keadilan serta kepastian hukum
D. KAJIAN PUSTAKA
1. Jurnal Jimmy Henry, Fakultas Hukum universitas Atma Jaya Yogyakarta
berjuful”aspek hukum perlindungan hutan dan masyarakat adat terhadap
pertambangan batu bara dikampung tukul kecamatan tering kabupaten kutai
barat Kalimantan timur “ didalam jurnal ini membahas tentang Aspek hukum
mengenai peraturan pemerintah baik dari tingkat pusat sampai dengan daerah
terkait dengan perlindungan hutan dan masyarakat adat sudah berjalan sesuai
dengan ketentuan yang ada, hanya saja dalam praktek dan pelaksanaannya
masih kurang maksimal dan tidak konsisten. Hal ini disebabkan karena adanya
tumpang tindih antar peraturan-peraturan pemerintah yang dibuat baik oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengenai kawasan hutan dan
hak ulayat masyarakat adat. Pelaksanaan perlindungan hutan dan masyarakat
adat terhadap pertambangan batu bara di Kabupaten Kutai Barat mengalami
beberapa kendala, yaitu kurangnya komitmen pemerintah daerah pada
umumnya dan instansi-instansi yang terkait pada khususnya, mengenai
tanggung jawab terhadap tugas dan kewjibannya sebagai pelaksana tugas
Negara, dalam hal perlindungan dan pelayan masyarakat, serta kurangnya
kearifan lokal dan peran serta masyarakat adat dalam melakukan perlindungan
hutan.
2. Jurnal Dewi Gunawati,S.H,M.Hum, Progdi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS berjudul ” Urgensitas Harmonisasi Hukum Perlindungan
dan Pengelolaan Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim Global” dalam
jurnal ini membahas Urgensitas Harmonisasi Hukum Perlindungan dan
Pengelolaan Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim Global Melalui Program
REDD+ dikaji dari a.Perspektif Filosofis, merujuk pada Teori Negara Hukum
Kesejahteraan oleh Espring Enderson, bahwa peran aktif negara dalam
konteks perlindungan dan pengelolaan hutan adalah bahwa negara
berkewajiban melakukan perlindungan dan pengelolaan hutan dalam upaya
mitigasi perubahan iklim di Kementrian Kehutanan sampai dengan tingkat
tapak (unit pengelolaan kawasan hutan). Kompetensi atau kewenangan
tersebut berwujud kewenangan: pertama, mengatur dan mengurus segala
sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; kedua,
menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan
sebagai bukan kawasan hutan; Ketiga, mengatur dan menetapkan hubungan-
hubungan hukum antara orang dengan hutan ,serta mengatur perbuatan-
perbuatan hukum mengenai kehutanan.Merujuk pada Teori Keadilan, John
Rawls, Fenomena perubahan iklim global merupakan akibat dari gaya hidup
atau perilaku manusia dalam bentuk pola produksi dan pola eksesif dan tidak
ramah lingkungan.Konsumsi energi fosil yang berlebihan mengakibatkan
krisis ekologi yang berdampak pada terjadinya pemanasan global sehingga
memicu perubahan iklim global. Dikaji dari teori keadilan, John Rawls
keadilan yang dimaknai sebagai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan bersama. Dalam struktur masyarakat dimana keadilan sebagai
masalah utama maka perlunya dirumuskan dan diberikan sederet alasan pada
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah struktur dasar masyarakat
yang adil yang mana prinsip-prinsip keadilan tersebut harus mendistribusikan
prospek mengenai pemenuhan kebutuhan dasar. b.Perspektif Yuridis,merujuk
pada teori sistem hukum , (i) Dari aspek substansi dalam sistem hukum,
adanya ketidaksinkronan antara regulasi pengaturan perlindungan dan
pengelolaan hutan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No. 5 Tahun
1990 dan Undang-Undang No.32 Tahun 2004, Undang-Undang No.5 Tahun
1990 dan Undang-Undang No.27 Tahun 2007, Undang-undang No.41 Tahun
1999 dan Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2008.
3. Skripsi CHRESTELLA HANA GRISELDA, fakultas hukum Universitas
Atma Jaya Yogyakarta berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
KAWASAN HUTAN LINDUNG SEI ULU LAJAI YANG DI JADIKAN
KAVLING SIAP BANGUN (KSB) OLEH PT. PRIMA MAKMUR BATAM DI
KOTA BATAM” skripsi ini membahas pembabatan Kawasan hutan yang
dijadikan kavling siap pakai yang terjadi dikota batam, perlindungan hukum
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam terutama Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung (KPHL) Unit II Kota Batam ialah dengan memberikan surat
peringatan nomor 522/113/DLHK/KPHL-BTM/12/20 kepada PT.Prima
Makmur Batam , namun hal itu tidak diindahkan oleh PT tersebut,sehingga
KPHL pun turun tangan untuk memasang papan larangan diwilayah lahan
yang digunakan oleh PT.PMB untuk kegiatan pemabangunan KSB ilegal yang
bertuliskan bahwa kawasan ini merupakan kawasan hutan lindung berdasarkan
SK MLHk RI. No. SK/76/men-LHK/-II/2015. Upaya yang akan dilakukan
oleh Pemerintah Kota Batam agar hal seperti ini tidak terjadi lagi ialah dengan
mempercepat penyelesaian tata batas hutan di Kota Batam dan mempercepat
pengesahan RTRW Kota Batam, serta melakukan pencegahan dengan
memberikan peringatan baik dalam bentuk teguran kegiatan ataupun patroli
lapangan saja.

E. KERANGKA TEORI
1. Teori kehutanan
Berdasarkan undang-undang republic Indonesia no 41 tahun 1999 tentang
kehutanan, definisi kehutanan adalah system pengurusan yang bersangkut
paut dengan hutan, dan hasil hutan yang diselengarakan secara terpadu.
Menurut simon (1998) perkembangan pengertian kehutanan dapat
dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu kategori kehutan konvensional
dan kategori kehutanan modern(sosial).
- Kategori kehutanan konvensional adalah penambangan kayu atau
timber extraction (TE) dan perkebunan kayu atau timber
management (TM).
- Kategori kehutanan modern(sosial) adalah pengelolaan hutan
sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM) dan
pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem
management (FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain
Sustainable Forestry Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan
hutan tersebut, secara evolutif berkembang, sejak dari mulai
penambangan kayu (TE) hingga sampai pada pengelolaan
ekosistem hutan (FEM).
2. Teori penegakan hukum lingkungan
Pengertian Penegakan Hukum Lingkungan: merupakan upaya untuk
mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan dalam ketentuan
hukum lingkungan yang berlaku secara umum dan individual, melalui
pengawasan dan penerapan sanksi administrasi, gugatan perdata, dan
pidana. Penegakan hukum administrasi lingkungan bersifat preventif
(pengawasan) dan represif(sanksi administrasi) untuk menegakkan
peraturan perundang-undangan lingkungan. Penegakan hukum lingkungan
administrasi dapat diterapkan terhadap kegiatan yang melanggar
persyaratan perizinan dan peraturan perundang-undangan.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka metode yang


digunakan adalah metode penelitian yuridis normative, penelitian yuridis
normative yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji berbagai macam
aturan hukum yang bersifat formal seperti undang-undang, literatur-literatur yang
bersifat teoritisyang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang menjadi
pokok pembahasan. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan,
yaitu dengan mempelajari buku-buku, jurnal, peraturan perundang-undangan dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Sumber data
a. Bahan hukum primer, terdiri atas:
1. Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di
pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan
tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain,
yang menempati daerah yang cukup luas.
2. pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi ”bumi air dan kekayaan alam
yang terkandung dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat” bahwasanya bagaimana konsep tersebut didalam
konstitusi negara republic Indonesia tidak terlepas dari besarnya potensi
sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, hak menguasai negara ini
diwujudkan dalam bentuk kewenagan yang dimiliki negara terhadap sumber
daya alam. Kewenangan tersebut memiliki peran vital dalam rangka
terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang baik, maka dengan
pengelolaan sumber daya alam yang baik ditunjang juga sebuah aturan dengan
aturan-aturan yang mendukung, maka negara bisa dapat memperoleh manfaat
besar dari potensi sumber daya alam yang dimiliki dari segi ketersediaan.
Sedangkan sumber daya alam sendiri diklarifikasikan menjadi dua yaitu
sumber daya alam yang dapat diperbarui(renewable resource) dan sumber
alam yang tidak dapat diperbarui(non-renewable resource), dan hutan sendiri
termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui, artinya ketersediaan atas
sumber daya hutan dapat terjamin apabila dikelola secara baik dan benar.
3. undang-undang nomor 28 tahun 1985 tentang perlindungan hutan yang
kemudian pemerintah mengganti dengan PP nomor 45 tahun 2004 yang
dimana kegiataan perlindungan hutan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengelolaan hutan, hal ini terdapat pada pasal 2 PP nomor 45
tahun 2004 dinyatakan bahwa perlindungan hutan merupakan bagian dari
pengelolaan hutan itu sendiri. Kegiataan perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan pada wilayah hutan dalam unit atau kesatuan
pengelolaan hutan konservansi(KPHK), dan unit atau kesatuan pengelolaan
hutan produksi(KPHP). Dalam pasal 1 ayat (1) peraturan pemerintah nomor
45 tahun 2004 tentang perlindungan hutan, perlindungan hutan adalah usaha
untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, Kawasan hutan dan hasil
hutan yang disebabkan adanya perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-
daya alam, hama, dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak
negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, Kawasan hutan, hasil hutan
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dasar
adanya hukum dalam perlindungan.
4. UU No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan PP No 27
tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan hidup, amdal adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiataan yang
diperlukan bagi proses pengembalian keputusan tentang penyelengaraan usaha
pengelolaan hutan.
5. SK IPHPS NOMER 4973/MENHLK-PSKL/PKPS/PSL 0/7/2018 tentang
pemberian izin pemanfaatan hutan perhutanan kepada Lembaga masyarakat
desa hutan Gerlang asri.
b. Bahan sekunder
bahan selunder sendiri berasal dari fakta-fakta dilapangan masyarakat gerlang
dalam pengelolaan hutan, serta tanggung jawab masyarakat terhadap di
terbitkanya SK, dan juga kesadaraan masyrakat dalam menjalani hukum-
hukum diatas.
3. Teknik pengumpulan data
a. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari bahan hukum primer
terdiri atas undang-undang dasar 1945, Undang-Undang tentang Kehutanan
Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi ”bumi air dan kekayaan
alam yang terkandung dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat”. undang-undang nomor 28 tahun 1985 tentang
perlindungan hutan yang kemudian pemerintah mengganti dengan PP nomor
45 tahun 2004 yang dimana kegiataan perlindungan hutan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari pengelolaan hutan, hal ini terdapat pada pasal 2 PP
nomor 45 tahun 2004 dinyatakan bahwa perlindungan hutan merupakan
bagian dari pengelolaan hutan itu sendiri. UU No 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup dan PP No 27 tahun 1999 tentang analisis
mengenai dampak lingkungan hidup, amdal adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha atau kegiataan yang diperlukan bagi proses
pengembalian keputusan tentang penyelengaraan usaha pengelolaan hutan.
b. Observasi dilapangan di desa gerlang kecamatan blado kabupaten
batang dengan menganalisi perbuatan masyrakat terhadap berlakunya SK
tersebut. Dimana hutan yang dijadikan menjadi lahan pertanian
4. Teknik Analisa data
Data yang terkumpula dan tersusun secara sistematis kemudian dianalisis
dengan metode kualitatif, yaitu mengungkapkan dan memahami kebenaran
masalah dan pembahasan dengan menafsirkan data yang diperoleh dari hasil
penelitian, lalu data tersebut diuraikan dalam bentuk-bentuk kalimat-kalimat
yang disusun secara terperinci, sistematis dan analisis sehingga akan
mempermudah dalam penarikan suatu kesimpulan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan skripsi yang berkudul” TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
SK IPHPS LAHAN TANI HUTANDESA GERLANG KECAMATAN
BLADO KABUPATEN BATANG” untuk lebih mempermudah dalam
penyusunan penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, kajian Pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : memuat tinjauan umum yang meliputi gambaran umum tentang
pengelolaan hutan menjadi lahan pertanian yang sesuai dengan undang-
undang.
BAB III : memuat hasil penelitian dan pembahsan yang meliputi, gambaran
umum tentang lokasi penelitian, data tentang adanya SK perhutani, proses
analisis data SK dengan undang-undang, faktor adanya pengelolaan hutan
menjadi lahan pertanian, dan implementasi masyarakat dengan adanya SK
tersebut.
BAB IV : memuat tentang analisis dari hasil penelitian yang telah dijabarkan
dalam bab ini penulis menganalisis tentang fakto-faktor yang menyebabkan
adanya penegloalan hutan menjadi lahan pertanian dan terbitnya SK
MENHALK.
BAB V : memuat penutup berisi kesimpulan yang ditarik hasil dari jawaban
permasalahan yang telah dirumuskan, serta saran yang berkaitan denga
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Outline skripsi
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan dan manfaat
D. Kajian Pustaka
E. Kerangka teori
F. Metode penelitian
G. Sistematika pembahasan

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN HUTAN

A. Pengertian hutan
B. Pengelolaan hutan
C. Jenis-jenis hutan
D. Undang-undang kehutanan
E. Bentuk-bentuk sanksi pengeloalan hutan
F. Hak-hak masyarakat dalam mengelola hutan
G. Perawatan dan hasil hutan
H. Ganti rugi
I. Kesengajaan dan kealpaan
J. Disiplin dalam mengelola hutan

BAB III : HASIL PENELITIAN PEMBAHSAN

A. Tinjauan umum tentang lokasi penelitian


1. Gambaran umum hutan blok terbis dan blok wates
2. Awal mula adanya SK pengelolan hutan menjadi lahan tani
B. Data adanya pengeloalan masyarakat terhadap hutan di desa Gerlang
C. Proses terbitnya SK.4973/MENHLK di Desa Gerlang
D. Bentuk-bentuk pertanggungjawaban masyarakat terhadap SK
1. Implementasi masyrakat
2. Urgensi adanya SK
3. Keuntungan masyarakat dan Negara
4. Manfaat alam
E. Faktor penyebab terjadinya pengelolaan hutan menjadi lahan pertanian
1. Bencana alam
2. Kondisi lahan
3. Kelalaian manusia
4. Kondisi lingkungan sekitar
F. Pertanggung jawaban SK dengan beberapa undang-undang yang mengatur
tentang hutan

BAB IV : ANALISIS PEMBAHASAN

A. Analisis undang-undang yang melandasi terbitnya SK IPHPS desa Gerlang


Kecamatan Blado, Kabupaten Batang
B. Analisi implementasi hukum oleh masyarakat Gerlang dalam pengelolaan
SK IPHPS nomor 4973/MENHLK-PSKL/PKPS/PSL 0/7/2018 terhadap
undang-undang yang melandasi

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai