6.
HOME
TENT SAVE
DONESIA SaveFOREST >>>
FOREST Custom Search
TENT SAVE "Penerapan AMDAL
DONESIA pada Pembangunan di Bidang Kehutanan"
FOREST
Irwanto, 2006
EE BOOKS 1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 17.504 pulau, tersebar dari Sabang hingga ke Merauke. Sejumlah besar
(lebih dari 10.000 buah) dari pulau-pulau tersebut adalah merupakan pulau-
pulau berukuran kecil. memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad
renik yang tinggi. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang berbeda dari satu
pulau ke pulau lainnya, bahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam
pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumber daya hayati dan tempat
hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem, yang masing-
masing menampilkan kekhususan pula dalam kehidupan jenis-jenis yang
terdapat didalamnya.
ilkan Uang Keanekaragaman hayati yang sangat tinggi merupakan suatu koleksi
ri blog atau yang unik dan mempunyai potensi genetik yang besar pula. Namun hutan
bsite anda yang merupakan sumberdaya alam ini telah mengalami banyak perubahan
dan sangat rentan terhadap kerusakan. Sebagai salah satu sumber devisa
negara, hutan telah dieksploitasi secara besar-besaran untuk diambil
kayunya. Ekploitasi ini menyebabkan berkurangnya luasan hutan dengan
sangat cepat. Keadaan semakin diperburuk dengan adanya konversi lahan
hutan secara besar-besaran untuk lahan pemukiman, perindustrian,
pertanian, perkebunan, peternakan serta kebakaran hutan yang selalu
terjadi di sepanjang tahun.
Dampak dari eksploitasi ini adalah terjadinya banjir pada musim
penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Dengan demikian jelas
terlihat bahwa fungsi hutan sebagai pengatur tata air telah terganggu dan
telah mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati yang ada
didalamnya.
Hutan sebagai ekosistem harus dapat dipertahankan kualitas dan
kuantitasnya dengan cara pendekatan konservasi dalam pengelolaan
ekosistem. Pemanfaatan ekosistem hutan akan tetap dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kehadiran keseluruhan fungsinya. Pengelolaan hutan
yang hanya mempertimbangkan salah satu fungsi saja akan menyebabkan
kerusakan hutan.
Laju kerusakan hutan di Indonesia diperkirakan mencapai 1,6 - 2 juta
ha per tahun, sedangkan kemampuan Pemerintah dengan Program Gerakan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan hanya mampu merehabilitasi sekitar 3 juta ha
dalam jangka waktu 5 tahun (2003-2007). Apabila kegiatan Gerhan ini berhasil
seluruhnya berarti masih tersisa sekitar 5 – 7 juta ha yang perlu direhabilitasi
untuk mengimbangi kerusakan hutan yang mencapai 8 - 10 juta ha dalam
jangka waktu 5 tahun.
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit Landsat 7 ETM+ tahun 2002-
2003, khusus di dalam kawasan hutan yaitu seluas 133,57 juta ha, kondisi
penutupan lahannya adalah Hutan 85,96 juta ha (64 %), Non hutan 39,09
juta ha (29 %) dan tidak ada data 8,52 juta ha (7 %) (BAPLAN, 2005). Ini berarti
sebenarnya hanya sekitar 85,96 juta ha yang dapat dikatakan hutan dari
kawasan hutan yang telah ditetapkan..
Pelaksanaan pembangunan kehutanan yang semakin meningkat dapat
menimbulkan dampak lingkungan yang mengandung resiko perubahan
3Pengertian Interkultural
Hamid Mowlana juga menyebutkan bahwa interkultural sebagaihuman flow across national
boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-
bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
Sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di
antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa juga menambahkan bahwa interkultural adalah
proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan
membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.