Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMU ALAIKUM

WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
HUTAN
NAMA: NUGRAH PRATAMA
NIS : 1215334
KELAS: IX.1
GURU : Hj. FATIMAH, S.Pd
Loading ...
Pembahasan :

Apakah hutan itu?


Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut,
dan memelihara kesuburan tanah.
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang telah ditentukan
oleh pemerintah untuk dilindungi dari segala macam aktivitas manusia
yang mengakibatkan kerusakan hutan atau kehilangan fungsi hutan,
seperti mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Fungsi Hutan
1)      Pelestarian Plasma Nutfah
2)      Penahan dan Penyaring
3)      Penyerap Partikel Timbal dan Debu Semen
4)      Peredam Kebisingan
5)      Mengurangi Bahaya Hujan Asam
6)      Penyerap Karbon-monoksida
7)      Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen
8)      Penahan Angin
9)      Penyerap dan Penapis Bau
10)    Mengatasi Penggenangan
11)    Mengatasi Intrusi Air Laut dan Abrasi
12)    Produksi Terbatas
13)    Ameliorasi Iklim
14)    Pelestarian Air Tanah
15)    Penapis Cahaya Silau
16)    Mengurangi Stress, Meningkatkan Pariwisata dan Pencinta Alam
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Hutan
1)  Kebakaran Hutan
 Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi

topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan


manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah
faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan
sebagai berikut:
 Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang

berpindah-pindah. Perladangan berpindah merupakan upaya


pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan
lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena
cepat, mudsah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk
perladangan tersebut umumnya sangat terbatas dan
terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun
(Dove, 1988).
 Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan

Hutan (HPH)  untuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa


sawit.
2) Penebangan hutan secara sembarangan.
Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi
gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar
semakin marak terjadi.
3) Penegakan Hukum yang Lemah
Menteri Kehutanan Republik Indonesia M.S.Kaban SE.MSi
menyebutkan bahwa lemahnya penegakan hukum di Indonesia
telah turut memperparah kerusakan hutan Indonesia. Menurut
Kabag penegakan hukum barulah menjangkau para pelaku di
lapangan saja. Biasanya mereka hanya orang-orang upahan yang
bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya
4) Mentalitas Manusia.
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki
otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan
pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang
maupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena manusia sering menganggap dirinya sebagai ciptaan yang
lebih sempurna dari yang lainnya. Pemikiran antrhroposentris
seperti ini menjadikan manusia sebagai pusat. Bahkan posisi
seperti ini sering ditafsirkan memberi lisensi kepada manusia
untuk “menguasai” hutan.
Dampak Kerusakan Hutan
1)  Efek Rumah Kaca (Green house effect).
Hutan merupakan paru-paru bumi yang mempunyai
fungsi mengabsorsi gas Co2. Berkurangnya hutan dan
meningkatnya pemakaian energi fosil (minyak, batu
bara, dll) akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di
atmosfer yang menyelebungi bumi. Gas ini makin lama
akan semakin banyak, yang akhirnya membentuk satu
lapisan yang mempunyai sifat seperti kaca yang mampu
meneruskan pancaran sinar matahari yang berupa energi
cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak dapat dilewati
oleh pancaran energi panas dari permukaan bumi.
Akibatnya energi panas akan dipantulkan kembali
kepermukaan bumi oleh lapisan Co2 tersebut, sehingga
terjadi pemanasan di permukaan bumi. Inilah yang
disebut efek rumah kaca.
2) Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan
radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di
bumi. Di tengah-tengah kerusakan hutan, meningkatnya zat-
zat kimia di bumi akan dapat menimbulkan rusaknya lapisan
ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan lubang-lubang pada
lapisan ozon yang makin lama dapat semakin bertambah
besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan
menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan
kanker kulit dan kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.
3) Kepunahan Species
Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di
dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti
keanekaragaman ini tidak lagi dapat dipertahankan bahkan
akan mengalami kepunahan. Dalam peringatan Hari
Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang lalu Departemen
Kehutanan mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia
kehilangan satu species (punah) dan kehilangan hampir 70%
habitat alami pada sepuluh tahun terakhir ini.
4)  Merugikan Keuangan Negara.
Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik,
jujur dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi
yang terjadi adalah sebaliknya. Misalnya tahun 2003 jumlah produksi
kayu bulat yang legal (ada ijinnya) adalah sebesar 12 juta m3/tahun.
Padahal kebutuhan konsumsi kayu keseluruhan sebanyak 98 juta
m3/tahun. Data ini menunjukkan terdapat kesenjangan antara pasokan
dan permintaan kayu bulat sebesar 86 juta m3. Kesenjangan teramat
besar ini dipenuhi dari pencurian kayu (illegal loging). Dari praktek
tersebut diperkirakan kerugian yang dialami Indonesia mencapai Rp.30
trilyun/tahun. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan sektor
kehutanan dianggap masih kecil yang akhirnya mempengaruhi
pengembangan program pemerintah untuk masyarakat Indonesia.
5)  Banjir.
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini,
disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya
hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air
(catchment area). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di
waktu musim hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim
kemarau, akibat kerusakan hutan makin hari makin berkurang luasnya.
Cara Melestarikan Hutan
Menurut Bapak SBY :
1. Kita terus berupaya menjaga kelestarian hutan primer agar hutan itu bisa
menyerap CO2 yang disebut carbon capture. Dengan menjaga hutan itu kita
juga menjaga kelestarian biodiversity yang luar biasa yang ada di negeri
kita
2. Harus terus bekerja untuk memberantas pembalakan liar, memerangi
illegal logging. Illegal logging yang untung adalah perusahaan-perusahaan
yang menggunduli hutan itu dengan keuntungan yang berlipat ganda.
3. Mencegah kerusakan dan menata penggelolaan lahan gambut. Ini harus
dilakukan, sebab kalau tidak maka akan terjadi emisi CO2 yang tidak kecil.
4. Kita juga terus melakukan penghutanan kembali, reboisasi, reforestation,
dengan tujuan kita ingin mengembalikan dan terus meningkatkan luasan
hutan di negara kita
5. Gerakan nasional menanam dan memelihara pohon yang tahun lalu sudah
kita awali, kita mulai dengan sasaran 1 miliar pohon setiap tahun. Hasilnya
tidak akan kita rasakan dua sampai tiga tahun dari sekarang.
6. Melakukan pencegahan dan menanggulangi kebakaran hutan. Kebakaran
hutan ini bisa karena alam, karena panas yang luar biasa, tapi kadang-
kadang juga karena kecerobohan masyarakat sehingga hutan terbakar.
Menurut Sumber Lain :
1. Melakukan Reboisasi.
Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita dapat kembali
hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
2. Menerapkan Sistem Tebang Pilih.
Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini
dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar – besaran.
Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam
melakukan penebangan hutan.
3. Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.
System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang
kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap
terjaga keberadaannya.
4. Melakuakan Penebangan secara Konservatif.
Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon
yang sudah tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan
produktif di tebang.
5. Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan
Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya. Pemerintah harus ikut turun tangan
dalam pelestarian hutan ini. Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang
berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan
kesalahan mereka lagi.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA,
KIRANYA KRITIK DAN
SARAN SANGAT SAYA
PERLUKAN

Mohon maaf jika ada yang


kurang berkenan

Salam Pelajar Indonesia

Nugrah Pratama
Creative design presentation by,
Nugrah Pratama Designer Presentations
2014

Anda mungkin juga menyukai