Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AMARULLAH ABDURAHMAN

NIM : 2204070035

PRODI : KEHUTANAN

KELAS : KEHUTANAN 2

TUGAS PENDIDIKAN KONSERVASI

1.Sumber video :https://youtu.be/HKxoTTZtCQc

A.Situasi Hutan Indonesia

Kedaan hutan yang berada di indonesia yang di ketahui sejauh ini memang sangat mengecewakan .
Seperti di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Contonnya di hutan Kalimantan: Dalam konteks
kajian kehutanan untuk daerah Kalimantan, posisi hutan Kalimantan Selatan benar-benar tidak
diperhitungkan. Sebabnya, karena sudah habis, setidak-tidaknya hampir habis dan jika masih ada, itu
pun tak seberapa jumlahnya sehingga hutan kalimantan ini sudah hampir tidak di anggan
lagi .Padahal, tahun 2003 deforestasi di Kalimantan menjadi salah satu catatan besar dunia. Memang
di atas angka, deforestasi hutan Kalimantan Selatan tak sebanding dengan tiga provinsi lainnya. Dari
deforestasi seluruh Indonesia 3,6 juta hektar (ha) per tahun, Kalimantan Tengah menyumbang
400.000 ha per tahun, Kalimantan Barat 250.000 ha per tahun, Kalimantan Timur 200.000 ha per
tahun, dan Kalsel hampir tidak ada. Namun, Kalsel sebagai provinsi yang masih memiliki beberapa
industri perkayuan hingga kini masih eksis dengan kapasitas produksi 2,14 juta meter kubik per
tahun. Luas kawasan hutan berdasar Perda Kalsel Nomor 9 Tahun 2000 masih tercatat lumayan, 1,66
juta ha. Terdiri atas 574.637 ha hutan lindung, 176.615 ha hutan wisata, 212.177 hutan produksi
terbatas, 627.672 ha hutan produksi, dan 67.902 ha hutan produksi konversi. Kini, luas kawasan
hutan itu diperkirakan tinggal 1,2 juta ha. Namun, data Forest Watch Indonesia (FWI) tahun 1990-an
mencatat kawasan hutan di Kalsel yang tak teralokasikan tinggal 667.951 ha dari total wilayah Kalsel
lebih dari tiga juta ha. Sisanya merupakan hutan terdegradasi dan hutan yang sudah gundul. Meski
demikian, tidak ada yang mencari solusi soal kondisi kawasan hutan di Kalsel yang di beberapa
tempat kini mulai menurun. Tapi, di beberapa lokasi yang masih dianggap berhutan, penebangan liar
terus berlangsung. Hal yang mengejutkan adalah sebagian besar kayu yang diangkut merupakan
kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang langka dan dilindungi. Selain dilarang diperdagangkan
antarpulau, kayu ulin dengan diameter 60 sentimeter juga dilindungi dan dilarang ditebang
berdasarkan Surat Keterangan Menteri Pertanian Nomor 54/Kpts/Um/2/1972. Diduga, di balik
pencurian kayu ulin itu ada jaringan penyelundupan antarpulau yang lama beroperasi dan
mengirimkan hasil tebangan ke luar pulau.

B.Akibat Penebangan Liar

Saat ini, hanya kurang dari separuh Indonesia yang memiliki hutan, merepresentasikan penurunan
signifikan dari luasnya hutan pada awalnya. Antara 1990 dan 2005, negara Indonesia telah
kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Penurunan hutan-
hutan primer yang kaya secara biologi ini adalah yang kedua di bawah Brazil pada masa itu, dan
sejak akhir 1990an, penggusuran hutan primer makin meningkat hingga 26 persen. Kini, hutan-hutan
Indonesia adalah beberapa hutan yang paling terancam di muka bumi.
Jumlah hutan-hutan di Indonesia sekarang ini makin turun dan banyak dihancurkan akibat
penebangan hutan, penambangan, perkebunan agrikultur dalam skala besar, kolonisasi, dan
aktivitas lain yang substansial, seperti memindahkan pertanian dan menebang kayu untuk bahan
bakar. Luas hutan hujan semakin menurun, mulai tahun 1960an ketika 82 persen luas negara
ditutupi oleh hutan hujan, menjadi 68 persen di tahun 1982, menjadi 53 persen di tahun 1995, dan
49 persen saat ini.

2.Kaitan dengan aktor

Sebagai aktor konservasi kita sebagai generasi penerus bangsa seharunya lebih peka terhadap
berbagai masalah lingkungan terutama pada penebamgan liar

A.Pemerintah
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ida Bagus Putera Parthama, saat ini sudah ada peningkatan
signifikan dalam pengurangan penebangan hutan liar di Indonesia. Ini, karena adanya
penerapan dua cara yang dianggap ampuh dalam mengurangi penebangan liar. "Ada dua cara
mengurangi terjadinya penebangan liar yakni hard dan soft. Hard sendiri seperti penangkapan,
penyitaan langsung yang dilakukan oleh petugas hutan, dan soft meliputi edukasi dan progarm
setifikasi projek," ucapnya saat ditemui VIVA dalam Seminar and Consultative Round Table
“Boosting International trade in certified wood products from Indonesia, Selasa 6 Maret 2018

B.Masyarakat

1. menanamkan kesadaran pentingnya hutan

2.Menghilangkan kebiasan ladang berpindah pindah

3.Kebiasan menanam pohon

4.Tidak menebang pohon sembarangan

Tindakan yang dapat Pencegahan Penebangan Hutan


Hutan-hutan Indonesia menghadapi masa depan yang suram. Walau negara tersebut memiliki
400 daerah yang dilindungi, namun kesucian dari kekayaan alam ini seperti tidak ada. Dengan
kehidupan alam liar, hutan, tebing karang, atraksi kultural, dan laut yang hangat, Indonesia
memiliki potensi yang luar biasa untuk eko-turisme, namun sampai saat ini kebanyakan
pariwisata terfokus pada sekedar liburan di pantai. Sex-tourism merupakan masalah di beberapa
bagian negara, dan pariwisata itu sendiri telah menyebabkan permasalahan-permasalahan
sosial dan lingkungan hidup, mulai dari pembukaan hutan, penataan bakau, polusi. Melihat
dampak dari penebangan hutan secara liar tersebut,maka perlu adanya suatu cara untuk
mencegah terjadinya hal tersebut. Dalam hal ini, penulis ingin memberikan kontribusi dalam
menyikapi adanya penebangan hutan tersebut dengan cara pendekatan secara neo-humanis.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa pendekatan neo-humanis dalam mencegah dan
mengurangi terjadinya penebangan hutan secara liar :

1. Penduduk lokal biasanya bergantung pada penebangan hutan di hutan hujan untuk kayu
bakar dan bahan bangunan. Pada masa lalu, praktek-praktek semacam itu biasanya tidak terlalu
merusak ekosistem. Bagaimanapun, saat ini wilayah dengan populasi manusia yang besar,
curamnya peningkatan jumlah orang yang menebangi pohon di suatu wilayah hutan hujan bisa
jadi sangat merusak. Sebagai contoh, beberapa wilayah di hutan-hutan di sekitar kamp-kamp
pengungsian di Afrika Tengah (Rwanda dan Congo) benar-benar telah kehilangan seluruh
pohonnya. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan kepada penduduk
setempat tentang betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan semua umat.

2. Dalam hal penebangan hutan secara konservatif, denagn cara menebang pohon yang sudah
tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan masih berproduktif ditebang.
Selain itu, sebaiknya masyarakat sekitar perlu diberi arahan dalam penebangan pohon, di
antaranya larangan untuk menebang pohon yang sebagai plasa nutfah. Selanjutnya, setiap
menebang satu pohon, harus seerag menaggabti denagn menamam pohon kembali sebanyak
satu pohon.

3. Melakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang mengatur tentang pengelolaan hutan
menuju sistem hukum yang responsif yang didasari prinsip-prinsip keterpaduan, pengakuan hak-
hak asasi manusia, serta keseimbangan ekologis, ekonomis, dan pendekatan neo-humanisme.

4. Selanjutnya perlu adanya suatu program peningkatan peranan masyarakat dalam


pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian hutan. Tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat
lokal harus diselenggarakan dan difasilitasi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kepedulian
lingkungan di kalangan masyarakat, seperti pelatihan pengendalian kerusakan hutan bagi
masyarakat dan pelatihan lingkungan hidup untuk para tokoh dalam masyarakat.

KESIMPULAN:

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas.
Hutan juga sangat berarti untuk kita semua. Namun, jika kita melakukan hal seperti penebangan
liar. Semua, bencana yang terjadi di Indonesia adalah hasil dari ulah manusia itu sendiri. Makin
hari makin sedikit hutan yang berada di Indonesia. Bahkan, hutan di Kalimantan yang pernah
menjadi salah satu hutan terbesar di dunia bisa, hilang gelarnya hanya karena, ulah manusia –
manusia. Itu semua bisa kita cegah dengan pendekatan neo-humanis.

Anda mungkin juga menyukai