Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH SEDERHANA

Pencegahan Kebakaran Hutan di


Indonesia dan Peranan Generasi
Muda di Dalam Upaya
Pencegahan Kebakaran Hutan

Oleh :
Jason Jimmy Amadeus Palenewen

PROVIBSI SULAWESI UTARA


SEKOLAH CITRA KASIH MANADO
2015
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hutan adalah salah satu penyumbang oksigen di dunia, Indonesia


memiliki 130 juta hektare hutan yang adalah rumah bagi 12 persen
species mamalia dunia, 7.3 persen species reptile dan amfibi, serta 17
persen species burung dari seluruh dunia, diyakini masih banyak
species

yang

tersembunyi

belum

ditemukan

di

dalam

hutan

Indonesia, Sebuah contoh nyata misalnya, data WWF menunjukkan


antara tahun 1994-2007 saja ditemukan lebih dari 400 spesies baru
dalam dunia sains di hutan Pulau Kalimantan. Kondisi ini menetapkan
Indonesia sebagai salah satu Negara dengan keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia.
Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia termasuk di
dalamnya hutan Indonesia secara total menyimpan 289 gigaton
karbon dan memegang peranan penting menjaga kestabilan iklim
dunia.
Sayangnya kerusakan hutan di tanah air cukup memprihatinkan.
Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia,
sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap
tahunnya. Data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di
Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang atau
terbakar.
Pada musim kemarau di Indonesia tahun ini, terjadi peristiwa
alam El Nio yang menyebabkan kekeringan di hampir setiap wilayah
di Indonesia yang menyebabkan kebakaran hutan menjadi ganas yang

membakar berjuta-juta hektare hutan dan lahan, yang menyebabkan


satwa kehilangan rumah mereka, ratusan ribu orang terkena penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dan tidak sedikit yang
meninggal karena menghirup asap dari kebakaran hutan.
Semua dirugikan karena kebakaran hutan, ada banyak cara yang
bisa dilakukan untuk mencegah hal ini untuk terulang kembali.

B. TUJUAN PENULISAN
Untuk

mendukung

langkah-langkah

pemerintah

mencegah

kebakaran hutan di Indonesia dan memberi saran serta mengajak


generasi muda untuk melestarikan dan menjaga hutan.

C. PERUMUSAN MASALAH
Salah satu penyebab kebakaran hutan adalah ulah manusia yang
ingin semuanya secara instan, seperti untuk membebaskan lahan dari
pepohonan (di hutan dan lahan) mereka membakarnya agar supaya
lebih mudah membersihkan lahan tersebut untuk berbagai macam
alasan.
Hal ini menyebabkan polusi udara yaitu asap yang dihasilkan oleh
pembakaran tersebut, asap itu bukan hanya polusi tetapi juga jika
terjadi pembakaran tidak sempurna dalam istilah ilmiah maka akan
dihasilkan carbon monoxide yang bisa langsung menghentikan
peredaran darah di tubuh dan mengakibatkan kematian.
Generasi muda Indonesia dituntut untuk mengambil tindakan
dengan kemauan sendiri (inisiatif) untuk mencegah kebakaran hutan.

BAB II
PEMBAHASAN

Kebakaran hutan berimbas kepada kerugian bagi semua pihak,


mulai dari sakit penyakit, aktivitas terganggu, ekonomi lumpuh, petani
tidak bisa bertani, pemadaman listrik, kegiatan belajar mengajar
terganggu, polusi, dan hal-hal yang lain yang sangat merugikan
masyarakat terutama pemerintah.

Problematika kebakaran hutan selalu terjadi setiap tahun pada


musim panas, tak pernah masalah ini absen pada agenda tahunan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tidakkah ada cara untuk
menghentikan masalah yang merugikan miliyaran rupiah kepada
pemerintah yang uang tersebut bisa diapakai untuk hal-hal produktif
lainnya seperti infrastruktur, bantuan sosial, pembangunan wilayah
perbatasan, dan lain-lain.
Tahun ini musim panas menjadi lebih parah dengan fenomena El
Nio yang membawa gelombang panas yang menjadikan panas lebih
panas di seluruh wilayah di Indonesia, hal ini menjadikan kebakaran
hutan

lebih

ganas,

di

pulau

Kalimantan,

dengan

tanah

yang

mengandung batubara, tentu menjadi lebih parah, di Sumatera dan


Kalimantan terdapat spesies binatang yang terancam punah dan
hanya terdapat di Indonesia, seperti Orang Utan, Gajah Sumatera,
Harimau Sumatera, dan Badak Sumatera.
Kedua pulau besar ini bukan hanya rumah bagi manusia tetapi
rumah bagi hewan-hewan yang terancam punah ini, dan mereka
tinggal di hutan, dimana mereka akan tinggal jika hutan rumah
mereka sudah terbakar habis, inilah yang menyebabkan mereka
masuk ke perumahan penduduk atau sawah-sawah para petani dan
akhirnya mereka diburu dan mati padahal mereka tidak tau untuk
kemana lagi.
Bukan hanya itu, Negara-negara tetangga seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, dan Filipina harus menanggung beban asap
kebakaran hutan kiriman dari Indonesia, Singapura harus meliburkan

semua sekolah karena kondisi asap yang sudah berbahaya untuk


kesehatan, seperti juga di beberapa wilayah di Malaysia.
Cara mencegah kebakaran hutan adalah untuk mengadili tegas
oknum-oknum yang membakar hutan antara lain perusahaan dan
perseorangan.

Presiden

Joko

Widodo

telah

mencabut

izin

dari

perusahaan-perusahaan yang telah membakar hutan dan menjerat


denda pidana maupun uang, oknum perseorangan juga telah diadili,
semua berawal dengan hukum (pasal-pasal), jika hukum tegas
melarang maka perusahaan-perusahaan itu bisa dicegah untuk
membakar hutan, seperti ada kasus di Kalimantan bahwa untuk
membakar hutan untuk membebaskan lahan hanya diperlukan izin
dari Lurah atau Kades, ini adalah salah satu contoh ketidaktegasan
hukum yang berlaku di Indonesia. Jika hukum sudah tegas maka perlu
dilakukan antisipasi juga, seperti membangun sekat kanal untuk
mencegah menyebarnya kebakaran hutan.
Sebagai generasi muda Indonesia, kita bisa menggencarkan
program reboisasi untuk menanam kembali lahan-lahan yang dulunya
hutan tetapi sekarang gundul, satu orang satu pohon saja bisa berarti
banyak hal buat generasi penerus setelah kita. Jika kita adalah
pengurus OSIS maka kita bisa membuat program-program yang bisa
bermanfaat bagi alam terutama hutan yaitu seperti program-program
yang bertema Back to Nature atau kembali kepada alam, seperti
penanaman

pohon,

Seminar

tentang

Hutan

oleh

Kementerian

Kehutanan/aktivis lingkungan, sosialisasi pentingnya hutan, dan lainlain.

Dengan membantu melestarikan hutan, kita bisa memberi


kehidupan bagi orang lain, seperti yang dikatakan oleh tokoh nasional
dari Sulawesi Utara Dr. Gerungan Saul Samuel Jozias Ratulangi atau
kerap dipanggil Sam Ratulangi,

Sitou Timou Tumou Tou Manusia

hidup untuk menghidupi orang lain, menghidupi berartian bukan


hanya menghidupi tetapi mendidik dan menjadi berkat bagi orang
lain.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indonesia yang nihil kebakaran hutan merupakan dambaan warga
Indonesia, kebakaran hutan sangat merugikan masyarakat maupun
pemerintah, apakah ini nasib bangsa kita selama bertahun-tahun?
Tentu tidak, banyak cara yang bisa dilakukan baik pemerintah,
masyarakat, dan generasi muda penerus bangsa untuk mencegah
terjadinya kebakaran hutan.

B. SARAN
Untuk

mewujudkan

Indonesia

nihil

kebakaran

hutan

maka

diperlukan kerja keras baik Pemerintah dan dari semua Masyarakat


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai