Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

Dampak penebangan liar di indonesia

Di susun oleh :
Nama : Diah Ayu Septi Amalia
Kelas : XI KA 1

SMK NEGERI 5 KOTA BEKASI


Tahun ajaran 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Hutan merupakan paru paru dunia yang dimana keberadaannya sangat penting diatas muka bumi
ini, yang dimana hutan dapat menghasilkan hal hal yang dibutuhkan di dalam kehidupan. Batang
kayu yang dapat digunakan untuk membuat meja, kursi, lemari dan lain lain, adapun hutan yang
menghasilkan buah seperti kelapa sawit untuk membuat minyak goreng. Dalam maksud lain hutan
dalam kehidupan dan dunia sangat berperan penting bagi keberlangsungan seluruh makhluk hidup
diatas muka bumi ini.

Namun, pada kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari sering sekali ditemukan banyaknya
kelalaian manusia terhadap lingkungan terbuka atau hutan. Banyaknya penebangan liar dan
penggundulan hutan tidak sah dan melanggar aturan yang berlaku, tidak sedikit satwa yang tinggal
di dalam hutan yang di tebang secara liar kehilangan tempat tinggalnya dan masyarakat yang tinggal
di daerah sekitaran mengalami dampak pencemaran yang cukup besar seperti polusi udara,
pencemaran air, bahkan sampai tanah longsor. Hutan memiliki banyak sekali manfaat bagi
keberlangsungan hidup di atas muka bumi ini, mulai dari oksigen yang dihasilkan, pengurangan
polusi di udara, pemenuhan ekosistem yang baik dan banyak hal lain yang berguna bagi kehidupan
makhluk hidup lainnya.

Namun, banyak sekali tangan tangan manusia yang tidak bertanggung jawab atas perusakan
terhadap hutan dan pencemaran yang terjadi setelahnya. Jika saja mereka menebang sesuai
keperluan dan melakukan reboisasi maka hutan tidak akan gundul dan tidak ada pencemaran serta
dampak negatif yang terjadi di lingkungan maupun peradaban dunia.

I. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
yang ada adalah bagaimana dampak dari penebangan liar dan bagaimana menanganinya

II. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui bagaimana penebangan hutan boleh dilakukan
2. Untuk mengetahui bagaimana penebangan liar dapat terjadi
3. Untuk mengetahui bagaimana penanggulangannya
III. Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagaimana kita harus peduli terhadap lingkungan
2. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi penebangan liar
3. Mengetahui bagaimana dampak buruknya penebangan liar
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa Inggris, penebangan liar dikenal dengan istilah illegal logging. Illegal logging
merupakan sebuah kegiatan penebangan, pendistribusian, hingga penjualan kayu secara tidak sah
atau tanpa ada izin, sehingga menjadi sebuah bentuk ancaman bagi lingkungan dan kelestarian
diatas muka bumi ini. Kegiatan penebangan liar dipercaya ada di 4 tempat seperti kawasan aliran
sungai Amazon, Rusia, Asia Tenggara, Afrika Tengah, dan beberapa negara Balkan.

Di sungai Amazon, Brazil tercatat sekitar 80% kegiatan penebangan liar terjadi dengan melanggar
hukum dan tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlaku. Khususnya untuk kayu
mahogany atau yang biasa dikenal dengan kayu mahoni yang termasuk ke dalam golongan kayu
yang mahal harganya. Indonesia merupakan salah satu negara yang tercatat sering melakukan
penebangan hutan liar. Pada tahun 1998 tercatat ada 40% kasus dari total seluruh kasus
penebangan adalah penebangan hutan liar.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki masalah besar tentang penebangan hutan liar
yang tak kunjung usai. Dari data bank dunia tercatat sejak tahun 1985 hingga 1997, indonesia telah
kehilangan sekitar 1,5 juta hektar hutan pertahun. Penyebab terjadinya penebangan hutan liar
adalah meningkatnya kebutuhan kayu di pasar lokal maupun internasional serta lemahnya
penegakkan hukum di indonesia, sehingga kegiatan seperti penebangan liar ini sangat mudah
dilakukan.

Berdasarkan hasil dari GFW dan FWI luas hutan di indonesia semakin mengalami penurunan yaitu
40% dalam kurun waktu 50 tahun dari total jumlah kawasan hutan se-indonesia, sedangkan data
daei departemen kehutanan pada tahun 2006 tercatat sebanyak 59 juta hektar dari total
keseluruhan 120,35 juta hektar hutan di indonesia sudah rusak dan tidak berfungsi secara optimal
lagi. Nilai tersebut setara dengan deforestasi 2,83 juta pertahun, jika hal ini terus terjadi indonesia
akan kehilangan hutan di beberapa tahun mendatang.
Berikut adalah data contoh kasus penebangan hutan yang terindikasi sebagai penebangan liar yang
terjadi di indonesia

Daerah Alasan
Kabupaten gunung mas Daerah tersebut terindikasi sebagai kasus penebangan liar pada
dan kabupaten Pulau hutan dengan luas hutan seluas 70 hektar. Dengan tujuan perluasan
pisau, Kalimantan lahan pertambangan, tepatnya di kecamatan sepang simin. Area
Tengah yang digunakan untuk penebangan liar seluas 65 kali lebih besar dari
lapangan sepak bola, akibatnya area ini hilang (deforestasi).
Kabupaten Pesisisr Di Kecamatan Lunang, Pancung soal, Basa Ampek Balai Tapan.
selatan, Sumatera Barat Sumatera barat seluas 58 hektar ini berdekatan dengan perkebunan
kelapa sawit indikator terduga adalah pembukaan lahan untuk
memperluas perkebunan kelapa sawit.
Kecamatan Monta Pembukaan lahan seluas 14 hektar ini digunakan untuk pembuatan
Kabupaten Dompu lahan pertanian dan bercocok tanam di daerah hutan lindung dan
kecamatan Hu’u produksi, hal tersebut memicu terjadinya banjir dikawasan tersebut
Kabupaten Bima,
Nusa Tenggara Barat

Diatas merupakan beberapa contoh kasus penebangan hutan di Indonesia yang terindikasi sebagai
penebangan liar, Adapun aturan dan hukum yang berlaku yaitu :

Dalam Pasal 47 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, perlindungan hutan dan
Kawasan hutan merupakan usaha untuk :

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan,Kawasan hutan, dan hasil hutan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama serta
penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan,
Kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan
denganpengelolaan hutan.

Penebangan hutan secara liar merupakan hal yang dilarang dalam pasal 17 ayat (1) huruf b UU P3H
yang dimana setiap orang dilarang melakukan penambangan di Kawasan hutan tanpa izin dari
Menteri, larangan ini berlaku pada perorangan maupun korporasi. Bagi para pelanggar akan ditindak
pidana tanpa terkecuali sebagai berikut ;

- Jika dilakukan perseorangan maka akan ditindak pidana penjara sesingkat-singkatnya 3 (tiga)
tahun dan selambat-lambatnya adalah 5 (lima) tahun, dan denda sedikitnya Rp.
1.500.000.000 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dan sebanyak-banyaknya sebesar Rp.
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah)
- Jika dilakukan oleh korporasi maka akan ditindak pidana penjara sesingkat-singkatnya 8
(delapan) tahun penjaradan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) tahun, dan denda
sedikitnya Rp. 20.000.000.000 (dua puluh miliar rupiah) dan sebanyak-banyaknya sebesar
Rp. 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah)
Banyak sekali dampak buruk yang terjadi akibat penebangan hutan secara liar ini, bukan hanya
merusak alam dan lingkungan sekitar namun masih banyak hal lainnya yang sangat merugikan sekali
pastinya. Manusia yang terlibat baik perseorangan ataupun korporasi banyak yang masih acuh dan
tidak peduli dengan kelestarian alam dan dampak buruk yang terjadi setelah perbuatan tidak
bertanggung jawab mereka, pada nyatanya banyak sekali bencana dan dampak yang timbul yang
terjadi akibat perbuatan mereka seperti :

A. Ketidak seimbangan hutan akibat penebangan hutan secara liar ini akan menurunkan
kemampuan hutan sebagai produsen oksigen, penahan air, memicu terjadinya bencana alam
dan masalah lingkungan seperti banjir dan tanah longsor.
B. Kerugian bagi kehidupan juga terjadi karena penebangan liar ini sehingga keseimbangan dan
kelestarian hutan serta lingkungan sekitar tidak lagi terjaga. Secara tidak langsung
menambah masalah seperti munculnya pemanasan global dan lain sebagainya
C. Menghilangkan kesuburan tanah sebabnya selama masih ada pohon, pohonlah yang
menjadi tempat atau wadah penyimpanan air bagi si tanah. Pohon di tebang secara illegal
maka tempat si tanah menyimpan air telah hilang yang dimana Ketika terkena sinar matahari
akan menguap dan menyebabkan tanah kering dan gersang.
D. Menurunnya sumber daya air, sebagaimana diketahui bahwa pohon adalah peran penting
bagi penjagaan dan pelestarian sumber air yang amat penting di muka bumi. Jika pohon
terus di tebangi maka mempengaruhi sumber air.
E. Pemicu munculnya bencana alam, hutan adalah bagian terpenting diatas muka bumi karena
sebagai produsen oksigen hutan juga merupakan penahan bagi bencana alam. Belakangan
ini bnayak sekali kasus penebangan liar yang mengakibatkan rusaknya penahan tersebut
yang menyebabkan terjadinya tanah longsor, banjir, dan sebagainya.

Adapun upaya pelestarian hutan sebagai berikut :

a. Reboisasi atau penanaman hutan kembali,istilah ini sangat sering digunakan apalagi dalam
permasalahan seperti ini. Penanaman hutan kembali diharapkan dapat mengembalikan
ekosistem yang rusak akibat penebangan ini dan mengembalikan kualitas pohon seperti
awal.
b. Memperkuat hukum yang sudah ada dan yang sudah berlaku, dengan memberikan larangan
dam himbauan kepada seluruh masyarakat.
c. Melakukan tebang pilih, memilih pohon yang akan ditebang dan tidak sembarangan pohon
bisa di tebang.
d. Melakukan tebang tanam, jika menebang satu pohon maka melakukan penanaman Kembali
satu pohon saat itu untuk menggantikan fungsi dari pohon yang telah ditebang.
e. Memberikan sanksi yang setimpal unntuk pelaku penebangan liar dengan tujuan agar si
pelaku merasa jera dengan perbuatannya.
BAB III
KESIMPULAN
Penebangan liar terjadi bukan hanya di Indonesia namun, beberapa negara pun mengalami hal yang
sama dengan tujuan yang sama pula yaitu pemenuhan kebutuhan pasar. Diatas ada beberapa
contoh kasus penebangan hutan yang terindikasi sebagai penebangan liar yang bertujuan untuk
kepentingan komersial. Beberapa penebangan hutan memiliki tujuan yang positif dan beberapa
masih ada yang bertujuan negative. Tidak semuahal yang buruk akan selalu buruk begitupun
sebaliknya. Setiap kegiatan yang kita lakukan akan selalu ada dampak positif dan negative. Dari
contoh yang ada tujuan antara yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda.

Penebangan hutan memang perlu dilakukan namun tidak sembarangan apalagi secara liar tanpa
adanya izin ataupun pertanggungjawaban dari pihak penebang. Alangkah lebih baiknya jika adanya
perencanaan penebangan hutan biarlah secara resmi dengan adanya surat izin dan
pertanggungjawabannya dengan menanamkannya Kembali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
melestarikan dan memperbaiki kestabilan alam.

Anda mungkin juga menyukai