Anda di halaman 1dari 22

Penerapan Sanksi Tindak Pidana Illegal logging Dikawasan Hutan Lindung Menurut

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009


Falya Kiara Hafia
Universitas Jambi
falyaakiaraa@gmail.com

Abstrack
Forests still cover about 30% of the world's land area, but grasslands the size of
Panama are being lost every year. It is no stranger to us that environmental problems are
the result of human actions. The exploitation of natural resources can cause changes to
ecosystems that can affect their sustainability. Exploitation of land that exceeds the limit
without regard to its sustainability can lead to disasters that can be detrimental to
humans themselves. The majority of Indonesia's population who depend on aspects of
farming and farming are the cause of the great pressure on vegetated land, therefore the
number of vacant land is increasing. This paper was made based on Law Number 32 of
2009 using a descriptive analytical method. The research aims to comprehensively
describe various legal facts regarding the object of writing the article, namely
"Implementation of Sanctions for Illegal Logging in Protected Forest Areas". The
government in this matter should supervise this activity. In Law Number 32 of 2009
Article 20 Paragraph (1) it is stated that: "Determination of the occurrence of
environmental pollution is measured through environmental quality standards".
Keywords: illegal logging, monitoring, environmental damage

Abstrak
Hutan masih menutupi sekitar 30% dari luas daratan dunia, tetapi padang rumput
seukuran Panama hilang setiap tahun. Tidak asing lagi bagi kita, bahwa persoalan
lingkungan adalah dampak dari perbuatan manusia. Dalam pengeksploitasian sumber
daya alam dapat menyebabkan perubahan atas ekosistem yang dapat mempengaruhi
kelestariannya. Pengeksploitasian lahan yang melampaui batas tanpa memperdulikan
kelestariannya dapat mendorong terjadinya bencana yang dapat merugikan manusia itu
sendiri. Mayoritas penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada aspek
Bertani dan bercocok tanam adalah penyebab terjadinya tekanan yang besar pada lahan
bervegetasi, oleh sebab itu jumlah lahan kosong semakin meningkat. Tulisan ini dibuat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dengan menggunakan metode
deskriptif analitis. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan berbagai fakta hukum
secara komperhensif mengenai objek penulisan artikel, yakni “Penerapan Sanksi Tindak
Pidana Illegal logging Dikawasan Hutan Lindung”. Pemerintah dalam masalah ini
sebaiknya melakukan pengawasan dalam kegiatan ini. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2009
Pasal 20 Ayat
(1) dikemukakan bahwa: “Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur
melalui baku mutu lingkungan hidup”.
Kata kunci : illegal logging, pengawasan, kerusakan lingkungan

A. PENDAHULUAN
Para pencinta lingkungan di seluruh dunia telah lama menggemakan
peringatan tentang polusi dan perusakan alam. Salah satu masalah lingkungan
utama adalah illegal logging. Masalah hutan dapat dilihat terutama di negara-
negara beradab. Ahli lingkungan percaya bahwa illegal logging menyebabkan
konsekuensi negatif bagi tanah dan manusia. Tanpa hutan tidak akan ada
kehidupan di bumi, perlu dipahami siapa yang mempengaruhi pelestariannya.
Namun, kayu telah menjadi komoditas yang sangat mahal. masalah illegal logging
bisa sulit dicapai pencegahannya. Mungkin banyak tidak menyadari bahwa seluruh
hidupnya bergantung pada hutan yang dilindungi. Namun, hutan yang sudah lama
menjadi fungsi yang sangat bermanfaat. Hutan dapat dipersonifokasikan sebagak
pencari nafkah dan kekuatan alam yang memberi kehidupan. Bagi mereka, pohon
yang dirawat dengan hati-hati dicintai. Di semua negara, illegal logging besar-
besaran terjadi di setiap sudut dunia. Masalah dengan kehutanan adalah
perusakan pohon telah membunuh banyak spesies tumbuhan dan hewan.
Keseimbangan ekologi di alam terganggu. Lingkungan yang harmonis ini menjadi
dasar interaksi banyak spesies flora dan fauna. Selain pohon, tumbuhan perdu,
lumut, serangga, hewan dan mikroorganisme juga penting keberadaannya. Hutan
menempati lebih dari setengah luas taman hijau. Para ilmuwan memperkirakan
bahwa sekitar 80% spesies hewan telah musnah tanpa lingkungan normal. Di
beberapa daerah seperti Afrika Barat atau Madagaskar, sekitar 90% hutan telah
hilang. Situasi tragis lebih dari 40% pohon ditebang di Amerika Selatan.
Penghancuran kekayaan tersebut menyebabkan bencana lingkungan.
Area hijau penting bagi individu, tidak hanya karena mengontrol siklus air
dan menyediakan oksigen untuk semua organisme. Didalam hutan terdapat lebih
dari 200 spesies pohon buah-buahan dan berry dan semak-semak, serta biji-bijian,
tumbuhan obat dan jamur yang dapat dimakan. Banyak hewan, seperti badak
hitam, musang, belibis atau hewan lainnya. Untuk memajukan kesejahteraan
umum diperlukan suatu tindakan khususnya terhadap pelestarian dan
pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Dalam Undang- undang
dasar 1945 menyatakan bahwa : “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Sifat hubungan antara alam dan manusia telah berubah
sepanjang sejarah. Untuk pertama kalinya, orang mulai berpikir serius tentang
pengelolaan alam yang rasional di suatu tempat di pertengahan abad ke-20.
Tekanan antropogenik pada lingkungan memuncak selama ini. memiliki dua
definisi. Menurut yang pertama, pengelolaan alam dipahami sebagai serangkaian
tindakan untuk penggunaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi, industri, peningkatan kesehatan atau kebutuhan manusia lainnya. Jiwa
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berlandaskan semangat sosial, yang menetapkan penguasa seperti sumber daya
alam menjadi kepentingan public kepada negara. Dalam undang-undang ini
diartikan bahwa dalam pelaksanaan kehidupan bernegara pemerintah merupakan
pemegang mandat utama di Indonesia. Dalam memegang mandat ini pmerintah
dan untuk terciptanya peraturan perundangundangan yang telah dijelaskan Pasal
33 Undang-Undang Dasar 1945 seharusnya pemerintah memiliki legitimasi yang
sah untuk mengontrol kebijakan yang diciptakan dan dilaksanakan.1
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPLH) sebagaimana telah diubah dan diperbaharui oleh Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan

1
Kuntana Magnar, Inna Junaenah, dan Giri Ahmad Taufk, Tafsir MK Atas Pasal 33 UUd 1945: (Studi
Atas Putusan MK Mengenai Judicial Review UU No. 7/2004, UU No. 22/2001, dan UU No. 20/2002),
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 1, Februari 2010, hlm, 112.
atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-
Undang merupakan payung hukum di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang
menjadi landasan untuk pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dewasa ini.
Dengan demikian Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Undang-Undang Kehutanan adalah landasan penentu terjadinya
pengelolaan lingkungan hidup dan menjadi dasar penyesuaian kepada pergantian
atas peraturan yang ditentukan sebelumnya, juga menetapkannya sebagai dasar
yang bulat dan utuh di dalam sistem yang telah dibuat. Kala itu 10% daratan
Indonesia dirancangkan menjadi Kawasan konservasi. Tapi pada faktanya banyak
dijumpai illegal logging, eksploitasi lahan dan tidak tanggap dalam mereboisasi.
Tidak asing lagi bagi kita, bahwa persoalan lingkungan adalah dampak dari
perbuatan manusia. Dalam pengeksploitasian sumber daya alam dapat
menyebabkan perubahan atas ekosistem yang dapat mempengaruhi
kelestariannya. Pengeksploitasian lahan yang melampaui batas tanpa
memperdulikan kelestariannya dapat mendorong terjadinya bencana yang dapat
merugikan manusia itu sendiri. Mayoritas penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya pada aspek Bertani dan bercocok tanam adalah
penyebab terjadinya tekanan yang besar pada lahan bervegetasi, oleh sebab itu
jumlah lahan kosong semakin meningkat. Pengalihan fungsi menjadi beberapa hal
berakibat pada menipisnya kayu yang berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi,
selain itu penurunan jumlah air juga menjadi dampak atas dirobohkannya pohon –
pohon besar sungai. wilayah tersebut juga akan lebih mudah terkena karena daya
tampungnya berkurang. Penjarahan lahan ini terjadi kala krisis ekonomi melanda
pada Tahun 1997. Dugaan lainnya penjarahan ini terjadi saat iklim reformasi
terjadi di Indonesia, yakni adanya konflik agraria antara pemerintah dan
masyarakat. Seiring berkembangnya pembangunan sektor industri, manusia juga
tidak sadar akan bahaya pencemaran terhadap lingkungan yang dihasilkan dari
perindustrian tersebut. Pencemaran yang kini dirasakan berbarengan erat dengan
teknologi mekanisme, industrialisasi dan pola hidup yang mewah dan
konsumtif.2

2
N.H.T, Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Erlangga,2004), hlm.29
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Apa landasan hukun yang menjadi dasar untuk tindakan illegal logging itu
terjadi ?
2. Siapa yang dapat mempertanggung jawabkan atas illegal logging ini ketika
terjadi banjir ?
3. Bagaimana penyelesaian masalah hukum yang timbul akibat dari illegal logging
terhadap lingkungan dan masyarakat, dan cara penyelesaiannya?
Tulisan ini dibuat berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian bertujuan untuk
menggambarkan berbagai fakta hukum secara komperhensif mengenai objek
penulisan artikel, yakni “Penerapan Sanksi Tindak Pidana Illegal logging
Dikawasan Hutan Lindung”

B. Pembahasan
Alasan Terjadinya Tindakan Illegal logging
Pada prinsipnya makna dari alasan tindakan illegal logging adalah sesuatu
yang ada didalam diri manusia dan berhasil mendorong manusia untuk merusak
kawasan hutan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (2) tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mengatur adanya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. 3

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 20 Ayat (1) dikemukakan bahwa:


“Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu
lingkungan hidup”.4 Selanjutnya, jenis alasan yang menyebabkan penebangan
pohon di seluruh dunia dijelaskan sebagai berikut :

3 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4 Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup
1. Membuat lahan pertanian
kenaikan harga produk pertanian merangsang kegiatan penebangan. Secara
umum, ketika orang yang memperoleh bahan mentah yang berasal dari
tumbuhan melalui pertanian ingin meningkatkan keuntungannya, hal ini
menyebabkan banyaknya dorongan untuk melakukan penebangan pohon yang
meningkat secara signifikan. Berdasarkan alasan tersebut, sekitar 60% pohon
ditebang untuk mengubah lahan umum menjadi lahan pertanian. Pertanian
tebang-dan-bakar berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada lahan
hutan. Semua ini akan memungkinkan tanaman tumbuh sampai semua unsur
hara dari tanah habis.
2. Eksploitasi hutan dan kayu bakar
kstraksi sumber daya dari kawasan hutan untuk mendapatkan kayu, buah atau
gabus tidak dianggap sebagai alasanillegal logging. Eksploitasi hutan ini juga
mempercepat proses degradasi, karena membuka jalur baru untuk
memudahkan akses. Mereka melakukan ini dengan mensubsidi biaya
pemotongan tutupan vegetasi dan menyiapkan lahan untuk melanjutkan
penanaman biji-bijian atau penggembalaan. Pemanenan kayu bakar dan bahan
bakar berbasis kayu lainnya terus terfokus pada hutan kering panas dan
kawasan hutan yang terdegradasi

Dampak Dari Illegal Logging Hutang Lindung


Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari illegal logging ini tidak hanya karena
kerugian finansial akibat hilangnya pohon, tetapi lebih kepada ekonomi dalam arti
luas, seperti hilangnya peluang untuk memanfaatkan keragaman produk di masa
depan (opprotunity cost). Akibat dari illegal logging juga menyebabkan tanah
terlalu banyak menyerap sinar matahari sehingga menjadi sangat kering dan
gersang. Hingga unsur hara dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan dapat
menyapu nutrisi dari tanah. Oleh karena itu, ketika tanah kehilangan banyak unsur
hara, maka reboisasi menjadi sulit dan penanaman di lahan menjadi tidak mungkin
dilakukan. Pohon sangat berperan dalam menjaga siklus air, melalui akar pohon
menyerap air yang kemudian dialirkan ke daun kemudian menguap dan terlepas
ke lapisan atmosfer. Ketika pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang,
tidak
ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, sehingga pada akhirnya
menyebabkan penurunan sumber daya air. Meskipun hutan hujan tropis hanya
menutupi 6% permukaan bumi, namun sekitar 80-90% spesies ada di dalamnya.
Akibat penebangan pohon secara besar-besaran, ada sekitar 100 spesies hewan
yang berkurang setiap harinya, keanekaragaman hayati di berbagai daerah hilang
secara besar-besaran, banyak makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan
menghilang dari muka bumi. Illegal logging juga mempengaruhi pemanasan global.
Pohon berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan
untuk menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein penyusun pohon, dalam
proses biologi ini disebut fotosintesis. Ketika illegal logging terjadi, banyak pohon
yang dibakar, ditebang, mengakibatkan pelepasan karbon dioksida di dalamnya,
menyebabkan tingginya kadar karbon dioksida di atmosfer. Melihat dampak yang
sangat buruk tersebut, maka konservasi hutan perlu dan harus segera
dilaksanakan. Eksploitasi hutan secara terus menerus yang berlangsung hingga
saat ini tanpa disertai dengan penanaman kembali menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak.
Macam2 Illegal logging diantaranya pemanenan, pengangkutan, pembelian
atau penjualan kayu yang melanggar hukum. Prosedur penebangan itu sendiri
mungkin ilegal, termasuk menggunakan cara yang korup untuk mendapatkan
akses ke hutan; ekstraksi tanpa izin atau dari kawasan lindung; pemotongan
spesies yang dilindungi; atau pengambilan kayu melebihi batas yang disepakati.
Illegal logging juga dapat berupa Ilegalitas yang terjadi selama pengangkutan,
seperti pemrosesan dan ekspor ilegal; deklarasi palsu ke bea cukai; penghindaran
pajak dan biaya lainnya, dan sertifikasi penipuan. Penyebab illegal logging
bermacam-macam. Kelemahan dalam tata kelola hutan di negara produsen
biasanya merupakan penyebab langsungnya. Namun, negara konsumen
berkontribusi terhadap masalah ini dengan mengimpor kayu dan produk kayu
tanpa memastikan bahwa sumbernya legal.
Masalah tata kelola termasuk kelembagaan yang lemah dan sumber daya
yang terbatas, yang mengakibatkan kurangnya penegakan hukum serta kapasitas
yang terbatas untuk perencanaan penggunaan lahan. Di banyak negara, kerangka
hukumnya tidak jelas atau kontradiktif, sehingga sulit jika bukan tidak mungkin
untuk beroperasi secara legal. Dalam beberapa situasi, hukum tidak diterima,
misalnya, di mana pemerintah dianggap tidak sah atau di mana hukum adat
berlaku dan sistem hukum formal bertentangan dengan ini.

Dampak Dari Illegal Logging Dikawasan Hutan Lindung Terhdap Manusia


Hutan masih menutupi sekitar 30% dari luas daratan dunia, tetapi padang
rumput seukuran Panama hilang setiap tahun. Hutan hujan dunia bisa hilang
seluruhnya dalam waktu satu tahun dengan laju illegal logging saat ini. Berikut
adalah dampak illegal logging terhadap manusia.
1. Erosi tanah
Erosi tanah adalah salah satu dampak manusia dari illegal logging. Hal ini
karena erosi tanah dapat berdampak negatif terhadap perpindahan penduduk dari
satu tempat ke tempat lain, produksi pertanian bahkan akses terhadap air minum.
Illegal logging melemahkan dan merusak tanah. Tanah berhutan umumnya lebih
kaya bahan organik, serta lebih tahan terhadap erosi, kondisi cuaca buruk, dan
peristiwa cuaca ekstrem. Ini terutama terjadi karena akar membantu menahan
pohon ke tanah, dan penutup pohon yang menghalangi sinar matahari membantu
tanah mengering secara perlahan. Akibatnya, illegal logging mungkin berarti tanah
menjadi semakin rapuh, membuat daerah tersebut lebih rentan terhadap bencana
alam seperti tanah longsor dan erosi. Hutan yang tidak terganggu oleh serasah
tanaman permukaan memiliki tingkat erosi yang minimal. Tingkat erosi
disebabkan oleh illegal logging, karena mengurangi jumlah penutup serasah yang
melindungi dari limpasan permukaan. Tingkat erosi adalah sekitar 2 metrik ton
per kilometer persegi. Ini bisa menjadi keuntungan di tanah hutan hujan yang
sangat tercuci. Kehutanan sendiri juga meningkatkan erosi melalui pembangunan
jalan (hutan) dan penggunaan peralatan mekanis.
2. Efek Hidrologi
Siklus air adalah salah satu dampak manusia dari illegal logging. Pohon
mengekstraksi air tanah melalui akarnya dan melepaskannya ke atmosfer. Ketika
sebagian hutan ditebangi, pohon-pohon tidak lagi mengeluarkan air ini,
menghasilkan iklim yang jauh lebih kering. Illegal logging mengurangi kadar air
tanah dan air tanah serta kelembaban atmosfer. Tanah kering mengurangi jumlah
air yang dapat diekstraksi oleh pohon. Illegal logging mengurangi kohesi tanah.
Menyusutnya tutupan hutan mengurangi kemampuan lanskap untuk mencegat,
mempertahankan, dan menghasilkan curah hujan. Alih-alih menjebak curah hujan
yang merembes ke dalam sistem air tanah, kawasan illegal logging menjadi sumber
limpasan air permukaan, yang mengalir jauh lebih cepat daripada aliran bawah
tanah. Hutan kembali ke atmosfer sebagian besar air yang jatuh sebagai presipitasi
melalui transpirasi. Sebaliknya, ketika suatu area digunduli, hampir semua curah
hujan hilang menjadi limpasan. Pergerakan air permukaan yang lebih cepat dapat
menyebabkan banjir bandang dan banjir yang lebih lokal daripada yang terjadi di
tutupan hutan. Illegal logging juga berkontribusi terhadap berkurangnya
evapotranspirasi. Hal ini mengurangi kelembapan atmosfer, yang dalam beberapa
kasus memengaruhi tingkat curah hujan di area yang gundul karena angin, karena
air hilang sebagai limpasan dan dikembalikan langsung ke laut daripada didaur
ulang ke hutan bawah angin. Akibatnya, ada tidaknya pohon dapat mengubah
jumlah air di permukaan, tanah atau air tanah atau atmosfer. Hal ini pada
gilirannya mengubah tingkat erosi dan ketersediaan air untuk fungsi ekosistem
atau jasa manusia. Illegal logging di dataran rendah menggeser pembentukan
awan dan curah hujan ke ketinggian yang lebih tinggi. Illegal logging mengganggu
pola cuaca normal, menghasilkan cuaca yang lebih panas dan kering,
menyebabkan peningkatan kekeringan, penggurunan, gagal panen, mencairnya es
di kutub, banjir pesisir, dan perpindahan sistem vegetasi utama. Illegal logging
jelas mempengaruhi iklim regional dan global karena mempengaruhi aliran angin,
aliran uap air dan penyerapan energi matahari.
3. Banjir
Dampak tambahan illegal logging pada manusia termasuk banjir pesisir.
Pohon membantu tanah menahan air dan tanah lapisan atas, yang menyediakan
nutrisi yang kaya untuk menopang kehidupan hutan tambahan. Tanpa hutan,
tanah terkikis dan hanyut, memaksa petani untuk melanjutkan siklus. Tanah
terlantar yang ditinggalkan akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan ini
lebih rentan terhadap banjir, terutama di daerah pesisir.
4. Keanekaragaman hayati
Pemanasan global dan perubahan iklim adalah beberapa dampak illegal
logging pada manusia, karena pohon mengurangi jumlah sinar matahari yang
mencapai tanah, memberikan suhu lingkungan global. Pohon juga bertindak
sebagai penyerap karbon dioksida, penyumbang utama pemanasan global dan
perubahan iklim, karena pohon menyerap karbon dioksida dan beberapa gas
rumah kaca ini, serta melepaskan oksigen. Ketika pohon dihancurkan, sejumlah
besar gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfer, yang meningkatkan laju pemanasan
global. Hutan yang sehat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan bertindak
sebagai penyerap karbon yang berharga. Area illegal logging kehilangan
kapasitasnya dan melepaskan lebih banyak karbon. Selain itu, membakar atau
membakar pohon dan tanaman hutan terkait melepaskan CO2 dalam jumlah besar.
2 Meningkatkan laju pemanasan global dan akibatnya perubahan iklim. Menurut
para ilmuwan, illegal logging tropis melepaskan 1,5 miliar ton karbon ke atmosfer
setiap tahun.
5. Pemanasan global dan perubahan iklim
Salah satu dampak manusia dari illegal logging adalah penggurunan. Lahan
berjejer pepohonan yang dulunya bisa dihuni dibiarkan kosong, menyebar ke
seluruh wilayah, di mana sebagian besar kawasan hutan berangsur-angsur
berubah menjadi gurun. Illegal logging dikenal sebagai salah satu penyebab utama
penggurunan. Illegal logging meningkatkan efek rumah kaca dengan mengurangi
jumlah gas rumah kaca yang diserap oleh pohon, yang pada gilirannya
meningkatkan tingkat penguapan dan evapotranspirasi serta meningkatkan suhu,
menyebabkan musim kering yang panjang dan dengan demikian meningkatkan
kekeringan. Tanah mengandung kelembapan yang perlu dilestarikan, dan hal ini
dapat dilakukan bila ada tutupan hutan yang cukup. Tanah ditutupi dengan
pepohonan yang membantu tanah mempertahankan kelembapan. Namun, ketika
tanah terkena suhu tinggi tanpa adanya pohon, tanah menjadi panas dan
kehilangan kelembaban dari tanah, mengganggu siklus air, yang dapat membatasi
atau bahkan mencegah curah hujan di daerah tertentu, yang kemudian
menyebabkan penggurunan.
6. Desertifikasi
Salah satu dampak manusia dari illegal logging adalah penggurunan. Lahan
berjejer pepohonan yang dulunya bisa dihuni dibiarkan kosong, menyebar ke
seluruh wilayah, di mana sebagian besar kawasan hutan berangsur-angsur
berubah menjadi gurun. Illegal logging dikenal sebagai salah satu penyebab utama
penggurunan. Illegal logging meningkatkan efek rumah kaca dengan mengurangi
jumlah gas rumah kaca yang diserap oleh pohon, yang pada gilirannya
meningkatkan tingkat penguapan dan evapotranspirasi serta meningkatkan suhu,
menyebabkan musim kering yang panjang dan dengan demikian meningkatkan
kekeringan. Tanah mengandung kelembapan yang perlu dilestarikan, dan hal ini
dapat dilakukan bila ada tutupan hutan yang cukup. Tanah ditutupi dengan
pepohonan yang membantu tanah mempertahankan kelembapan. Namun, ketika
tanah terkena suhu tinggi tanpa adanya pohon, tanah menjadi panas dan
kehilangan kelembaban dari tanah, mengganggu siklus air, yang dapat membatasi
atau bahkan mencegah curah hujan di daerah tertentu, yang kemudian
menyebabkan penggurunan.
7. Gunung Es Mencair
Mencairnya gunung es adalah salah satu dampak manusia dari illegal logging.
Illegal logging kutub mengganggu lapisan es. Illegal logging membuat tutup es
terkena suhu yang meningkat, menyebabkannya mencair. Hal ini menyebabkan
peningkatan pencairan, yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan permukaan
laut atau laut. Ini pada gilirannya mengubah pola cuaca yang menyebabkan
perubahan iklim dan banjir hebat.
8. Kehidupan Orang di beberapa Daerah Terganggu
Jutaan orang di seluruh dunia didukung oleh hutan di seluruh dunia. Konon,
banyak yang bergantung pada perburuan hutan, obat-obatan, praktik pertanian
petani, dan sebagai bahan untuk bisnis lokal seperti karet dan kelapa sawit.
Namun, karena pohon-pohon ini sebagian besar dipanen oleh perusahaan besar,
salah satu dampak serius dari illegal logging yang mengganggu mata pencaharian
petani kecil dan dengan demikian mengganggu mata pencaharian penduduk
setempat adalah manusia yang membutuhkan perhatian segera.
9. Kualitas hidup yang rendah
Jutaan orang di seluruh dunia didukung oleh hutan di seluruh dunia. Konon,
banyak yang bergantung pada perburuan hutan, obat-obatan, praktik pertanian
petani, dan sebagai bahan untuk bisnis lokal seperti karet dan kelapa sawit.
Namun, karena pohon-pohon ini sebagian besar dipanen oleh perusahaan besar,
salah satu dampak serius dari illegal logging yang mengganggu mata pencaharian
petani kecil
dan dengan demikian mengganggu mata pencaharian penduduk setempat adalah
manusia yang membutuhkan perhatian segera.
10. Hilangnya habitat
Hilangnya habitat adalah salah satu dampak manusia dari illegal logging.
70% spesies hewan dan tumbuhan darat hidup di hutan. Pohon di hutan hujan
yang menjadi tempat berlindung bagi beberapa spesies juga mengatur suhunya.
Pembukaan kawasan hutan memaparkan planet ini pada kondisi yang tidak
menguntungkan, yang mengarah pada perusakan habitat banyak spesies, dengan
hutan yang menopang kehidupan bagi beragam komunitas hewan dan tumbuhan.
Hal ini menyebabkan tumbuhan dan hewan tersebut beradaptasi dengan kondisi
buruk dan bermigrasi ke padang rumput yang lebih hijau atau mati jika tidak dapat
beradaptasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa illegal logging telah
mengakibatkan pemaparan dan perusakan banyak spesies yang sangat berguna
bagi keberlangsungan ekosistem.
11. Rendahnya Hasil Pertanian
Akibatnya, illegal logging menyebabkan pola curah hujan bervariasi yang
menyebabkan panas ekstrem atau hujan lebat. Hal ini mengganggu masa tanam
dan panen, terutama di pedesaan. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi hasil
panen sehingga menghasilkan produk yang lebih rendah. Illegal logging juga
memaparkan tanah pada kondisi ekstrem yang membunuh mikroba, membantu
tanaman tumbuh dan berkembang, dan menurunkan hasil pertanian. Illegal
logging juga menyebabkan erosi yang menghanyutkan tanaman, mengurangi hasil
pertanian bersih, menyebabkan kerawanan pangan, membuat hasil pertanian yang
rendah menjadi salah satu dampak manusia dari illegal logging.
12. Efek Kesehatan
Dampak kesehatan merupakan salah satu dampak illegal logging terhadap
manusia. Illegal logging mengganggu keseimbangan alam. Illegal logging
membunuh banyak spesies tumbuhan dan hewan yang membantu menghasilkan
obat-obatan dan secara tidak langsung mencegah paparan penyakit pada manusia.
Illegal logging juga memaparkan tumbuhan dan hewan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, termasuk penyakit zoonosis. Illegal logging juga dapat
menciptakan jalur bagi spesies eksotik untuk berkembang biak, seperti jenis siput
tertentu, yang berkorelasi dengan peningkatan kasus schistosomiasis. Penyakit
yang berhubungan dengan hutan termasuk malaria, penyakit Chagas (juga dikenal
sebagai trypanosomiasis Amerika), trypanosomiasis Afrika (penyakit tidur),
leishmaniasis, penyakit Lyme, HIV dan Ebola. Meskipun sebagian besar penyakit
menular baru yang menyerang manusia adalah penyakit menular. Virus SARS-
CoV19 yang menyebabkan pandemi COVID-2 saat ini bersifat zoonosis dan
kemunculannya mungkin terkait dengan hilangnya habitat karena perubahan
kawasan hutan dan perluasan populasi ke kawasan hutan, yang keduanya
mengurangi paparan manusia terhadap satwa liar.
13. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi merupakan salah satu dampak manusia dari illegal logging.
Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), setengah dari PDB dunia bergantung pada
alam. Menurut sebuah laporan dari konferensi Konvensi Keanekaragaman Hayati
(CBD) 2008 di Bonn, kerusakan hutan dan aspek alam lainnya dapat mengurangi
separuh standar hidup orang miskin dunia hingga 7 tahun dan mengurangi PDB
global sekitar 7%. Hasil hutan, seperti kayu dan kayu bakar, diketahui memainkan
peran kunci dalam masyarakat manusia dibandingkan dengan air dan tanah, yang
merupakan bagian besar dari perekonomian baik di negara maju maupun negara
berkembang. Di negara-negara maju saat ini, kayu digunakan untuk membangun
rumah dan bubur kayu digunakan untuk kertas. Diperkirakan 1 miliar orang di
negara berkembang bergantung pada kayu untuk pemanas dan memasak.
Konversi hutan menjadi pertanian dan pengembangan produk kayu telah
menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi akan menyebabkan kerugian
pendapatan jangka panjang dan penurunan produktivitas biologis jangka panjang.
Penebangan liar merugikan ekonomi berbagai negara miliaran dolar setiap
tahunnya. Proses baru untuk mendapatkan kayu menyebabkan lebih banyak
kerusakan ekonomi dan menghabiskan banyak uang yang dihabiskan oleh mereka
yang bekerja di penebangan.

Masalah Hukum Yang Timbul Dari Tindakan Illegal logging Dikawasan Hutan
Lindung Dan Langkah-Langkah Untuk Melawan Tindakan Illegal logging
Masalah utama dari illegal logging adalah bahwa seluruh ekosistem musnah
tanpa adanya pepohonan. Dua dari tiga pohon telah menghilang dari muka bumi
dalam 10.000 tahun keberadaan manusia. Terutama di bawah banyak baja yang
ditebang pada abad pertengahan ketika semakin banyak ruang dibangun dan
dibudidayakan. Tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya dan
sekarang setiap tahun 13 juta hektar hutan, dan setengahnya hancur. illegal
logging adalah masalah lingkungan yang paling mendesak bagi mereka yang
masyarakat, sumber daya alam dan mata pencaharian bergantung pada kehutanan.
Menerapkan undang-undang untuk mencegah kayu yang ditebang secara ilegal
masuk ke pasar arus utama adalah peluang yang sangat jelas. Pemerintah dalam
masalah ini sebaiknya melakukan pengawasan dalam kegiatan ini sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 36 UU No.32 Tahun 2009. 5 Izin lingkungan diterbitkan
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pengawasan yang dilakukan Pemerintah dalam kegiatan tumpangsari ini apabila
dilakukan secara tidak serius dan akhirnya kegiatan tumpangsari ini menimbulkan
suatu bencana yang merugikan masyarakat maka dapat diberikan sanksi
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 112 UU No.32 Tahun 2009.6
Dalam memastikan tegaknya hukum, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa. 7 Dukungan pemerintah
ini sejalan dengan dukungan langsung yang diberikan kepada masyarakat yang
berupaya melindungi sumber daya dan kehidupan serta mata pencaharian mereka.
Kombinasi praktis dan politis adalah cara Progresi dalam melakukan sesuatu. Ini
adalah tanda penting dari solidaritas pemerintah kepada masyarakat yang hidup
dalam ketidakadilan yaitu penebangan liar. pemerintah bekerja sama dengan para
petani dan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dari tanahnya karena
dampak illegal logging, yang menghadapi kekerasan dan intimidasi dari para
penebang dan yang memerangi korupsi para pejabat yang menutup mata. Semua
ini

5 Pasal 36 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
6 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo,

Jakarta. 1983), h.7


7 Pasal 112 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup
dimungkinkan karena ada permintaan dan pasar untuk kayu tersebut. Ada tiga
gagasan utama untuk memecahkan masalah itu. Pertama-tama, kita harus
melakukan sistem illegal logging di tanah yang tidak subur. Kedua, konservasi
tanah. Ketiga, larangan membakar hutan. Roeslan Saleh, menyatakan bahwa :
Dalam membicarakan tentang pertanggungjawaban pidana, tidaklah dapat
dilepaskan dari satu dua aspek yang harus dilihat dengan pandangan-pandangan
falsafah. Satu diantaranya adalah keadilan, sehingga pembicaraan tentang
pertanggungjawaban pidana akan memberikan kontur yang lebih jelas.
Pertanggungjawaban pidana sebagai soal hukum pidana terjalin dengan keadilan
sebagai soal 8Pemerintah harus tegas dalam menghukum penyelundupan kayu
atau penebangan pohon secara ilegal dari hutan dan cagar alam sebagai pencurian
yang memenuhi syarat. Pemerintah harus memuat undang-undang yang memiliki
tujuan yang jelas dalam melindungi hutan diantaranya harus memuat beberapa hal
sebagai berikut :
1. Hutan masyarakat dan hutan lindung merupakan sumber daya alam penting
negara yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang,
2. Hutan masyarakat dan hutan lindung merupakan sumber vital kayu
gelondongan dan produk kayu lainnya yang sangat penting bagi perekonomian
nasional sebagai penghasil dolar utama negara;
3. Kewajiban setiap warga negara untuk melindungi hutan masyarakat dan cagar
alam dari penebangan sembarangan, penggundulan yang tidak masuk akal dan
perusakan sembarangan yang merugikan generasi sekarang dan yang akan
datang;
4. Adanya pencegahan perusakan dan illegal logging lebih lanjut untuk
melestarikan hutan publik yang tersisa dan cadangan hutan untuk warisan
negara;
5. Baik secara alami maupun yuridis, yang secara langsung atau tidak langsung
menebang, mengumpulkan, membuang, atau menyelundupkan kayu atau hasil
hutan lainnya, baik dari hutan masyarakat, hutan suaka, dan hutan masyarakat
lainnya, baik dengan izin atau menyewa, atau dari lahan hutan milik pribadi
yang melanggar undang-undang, aturan dan peraturan yang ada bersalah atas

8 Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta,


1982, hal. 10.
kejahatan yang memenuhi syarat sebagaimana didefinisikan dan dihukum
berdasarkan Pasal 112 UU No.32 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap
pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
peraturan perundangundangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 71 dan Pasal 72, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa
manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Masyarakat
juga dalam masalah ini berhak mengajukan gugatan jika mereka merasa
dirugikan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 91 UU No.32 Tahun 2009.9

C. KESIMPULAN
Illegal logging masih sering terjadi. Tidaka. Ini memiliki banyak masalah.
Ketika semua orang mengerti bahwa hutan memberi mereka kehidupan normal,
mungkin mereka akan lebih berhati-hati terhadap yang biasa disebut paru-paru
dunia. Setiap orang berkontribusi pada pelestarian hutan dengan melakukan
setidaknya dengan satu tanaman pohon. Pemerintah harus memuat undang-
undang yang memiliki tujuan yang jelas dalam melindungi hutan berdasarkan
Pasal 112 UU No.32 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap pejabat
berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan
perundangundangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
dan Pasal 72, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Masyarakat juga dalam masalah ini
berhak mengajukan gugatan jika mereka merasa dirugikan sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 91 UU No.32 Tahun 2009. Baik secara alami maupun
yuridis, yang secara langsung atau tidak langsung menebang,

9 Pasal 91 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
mengumpulkan, membuang, atau menyelundupkan kayu atau hasil hutan lainnya,
baik dari hutan masyarakat, hutan suaka, dan hutan masyarakat lainnya,
Daftar Pustaka

Artiker, Buku, Dan Laporan


Soekanto Soerjono, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, Jakarta:
Raja Grafindo, Jakarta. 1983.
Siahaan, N, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan , Jakarta: Erlangga,2004
Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1982

Peraturan Dan Putusan Hukum


Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen ke tiga), Penabur Ilmu.
Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen ke empat), Penabur Ilmu.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi
Undang-Undang
cek
ORIGINALITY REPORT

37 %
SIMILARITY INDEX
37%
INTERNET SOURCES
12%
PUBLICATIONS
17%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

ejournal.sthb.ac.id
1
Internet Source
11%
2
id.wikitrev.com
Internet Source
6%
3
www.ejournal-s1.undip.ac.id
Internet Source
4%
4
alfredaped.blogspot.com
Internet Source
2%
5
ms.deafety.org
Internet Source
2%
6
fitrykuspitarini.wordpress.com
Internet Source
1%
7
digilib.uinsgd.ac.id
Internet Source
1%
8
repository.ub.ac.id
Internet Source
1%
9
eprints.binadarma.ac.id
Internet Source
1%
10
www.scribd.com
Internet Source 1%
11
123dok.com
Internet Source 1%
12
wanaswara.com
Internet Source 1%
13
anyflip.com
Internet Source 1%
14
manajemen.uma.ac.id
Internet Source <1 %
15
repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source <1 %
16
murobbs.muropaketti.com
Internet Source <1 %
17
e-journal.uajy.ac.id
Internet Source <1 %
18
repository.warmadewa.ac.id
Internet Source <1 %
19
ojs.uma.ac.id
Internet Source <1 %
20 repository.uin-suska.ac.id
Internet Source <1 %
21
academicjournal.yarsi.ac.id
Internet Source <1 %
<1 %
22 eprints.ung.ac.id
Internet Source

23 repository.unair.ac.id
Internet Source <1 %
24 repository.unhas.ac.id
Internet Source <1 %
25 repository.ubaya.ac.id
Internet Source <1 %
26 repository.uinbanten.ac.id
Internet Source <1 %
27 jakarta.indymedia.org
Internet Source <1 %
28 dev8.watyuting.com
Internet Source <1 %
29 eprints.umm.ac.id
Internet Source <1 %
30 lib.ui.ac.id
Internet Source <1 %
31 ms.iliveok.com
Internet Source <1 %
32 nadyaelianna.wordpress.com
Internet Source <1 %
33 repository.usahid.ac.id
Internet Source <1 %
34
www.pammieslife.com
Internet Source <1 %
35
www.slideshare.net
Internet Source <1 %
36
archive.org
Internet Source <1 %
37
ejournal.uncen.ac.id
Internet Source <1 %
38
zoelonline.wordpress.com
Internet Source <1 %

Exclude quotes
Exclude matches Off

Off Exclude bibliography

Off

Anda mungkin juga menyukai