Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kelompok 9 :
Pengelolaan lingkungan hidup adalah usaha sadar untuk memelihara dan atau
melestarikan serta memperbaiki mutu lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan
manusia sebaik-baiknya. Pengelolaan lingkungan hidup mempunyai ruang lingkup yang
secara luas dengan cara beraneka ragam pula.
Secara garis besar ada 4 (empat) lingkup pengelolaan lingkungan hidup, meliputi :
1. Pengelolaan lingkungan secara rutin.
2. Perencanaan dini dalam pengelolaan lingkungan suatu daerah yang menjadi dasar dan
tuntutan bagi perencana pembangunan.
3. Perencanaan pengelolaan lingkungan berdasarkan perkiraan dampak lingkungan
yang akan terjadi sebagai akibat suatu proyek pembangunan yang direncanakan.
4. Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang
mengalami kerusakan karena alamiah maupun ulah manusia sendiri.
UU Nomor 32 Tahun 2009
● Upaya pelestarian lingkungan hidup menjadi kewajiban setiap warga negara, tanpa
terkecuali. Jika lingkungannya terjaga dengan baik, maka keberlangsungan hidup umat
manusia juga semakin terjamin.
● Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mengupayakan pelestarian lingkungan
hidup ialah melalui pembuatan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan serta Pengelolaan Lingkungan Hidup.
● Hal ini tercermin dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi:
"Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum."
● UU Nomor 32 Tahun 2009 berisikan 127 pasal dengan perlindungan serta pengelolaan
lingkungan hidup sebagai fokus utamanya.
Tujuan Perlindungan Serta Pengelolaan Lingkungan Hidup
Adapun tujuan dari upaya perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup, tercantum
dalam Pasal 3 UU Nomor 32 Tahun 2009, yakni:
1. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia.
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup serta kelestarian ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup.
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini serta masa depan.
7. Menjamin pemenuhan serta perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian
dari hak asasi manusia.
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
10. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Kasus Kerusakan
Lingkungan Hidup
● Pasal 98
Sejalan dengan Isi dari Pasal 22 ayat (1)
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
Meskipun UU PPLH secara khusus pasal tentang
kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara
pembakaran lahan pada :
paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh)
● Pasal 108 yang mana sebagai berikut: dalam tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga
Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling (sepuluh miliar rupiah).
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit 2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan
banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4
rupiah). (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
denda paling sedikit Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).
Pembuangan Limbah oleh
PT. Medco di Kabupaten Aceh Timur
❏ Perlu adanya pengawasan yang baik agar pihak perusahaan tidak dapat berbuat sesuatu
yang telah diatur dalam Undang-Undang.
❏ Pemerintah dalam upaya mengatasi kerusakan lingkungan akibat dari pembuangan
limbah sudah melakukan berbagai upaya agar perusahaan mematuhi segala bentuk
aturan hukum yang dihasilkan oleh produk pemerintah.
❏ Pemerintah daerah telah mensosialisasikan kepada perusahaan maupun masyarakat
sehingga pemerintah daerah telah menjalankan fungsinya sebagai penjaga efektivitas
dari berbagai aturan.
❏ Dalam hal menindaklanjuti laporan dari masyarakat maka dalam hal ini pemerintah harus
sigap dalam bertindak agar apa yang diharapkan oleh masyarakat dapat segera diatasi
oleh pemerintah daerah, namun oleh sebab itu peran pemerintah sangat penting dalam
mengambil kebijakan
Penerapan Sanksi terhadap
Pelanggaran Lingkungan Hidup
● Sanksi Pidana
Diatur dalam Pasal 98 ayat (1) UUPPLH, yang menyebutkan:
“setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampaui baku mutu udara ambient, baku mutu air, baku mutu
air laut, ataucriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”
Peran Masyarakat dan Kewajiban
Pemerintah dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peran Masyarakat dan Kewajiban Pemerintah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber : Lalu Sabardi, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, YUSTISIA Jurnal Hukum, Vol.3 (1), 2014, h.67-79.
Peran Masyarakat dan Kewajiban Pemerintah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber : Lalu Sabardi, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, YUSTISIA Jurnal Hukum, Vol.3 (1), 2014, h.67-79.
Peran Masyarakat dan Kewajiban Pemerintah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber : Lalu Sabardi, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, YUSTISIA Jurnal Hukum, Vol.3 (1), 2014, h.67-79.
Peran Masyarakat dan Kewajiban Pemerintah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sedangkan pasal 70 ayat (3) disebutkan bahwa peran masyarakat dilakukan untuk:
● Meningkatkan kepedulianm dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
● Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan
● Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat
● Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan
pengawasan sosial
● Mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Sumber : Lalu Sabardi, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, YUSTISIA Jurnal Hukum, Vol.3 (1), 2014, h.67-79.
Peran Masyarakat dan Kewajiban Pemerintah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam kerangka peran masyarakat dan negara, maka untuk melindungi hak atas
lingkungan yang baik dan sehat, telah diterapkan oleh pemerintah berbagai instrumen
ekonomik lingkungan hidup. Instrumen-instrumen hukum lingkungan yang berfungsi
sebagai sarana pencegahan pencemaran lingkungah akibat pertambangan meliputi:
● Baku Mutu Lingkungan (BML)
● Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
● Perijinan Lingkungan
● Instrumen ekonomik
● Audit Lingkungan.
Sumber : Lalu Sabardi, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, YUSTISIA Jurnal Hukum, Vol.3 (1), 2014, h.67-79.
TINDAK PIDANA
PELAKU PENCEMARAN
DAN PENGERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
Pengertian Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Sumber : Zairin Harahap, “Penerapan Sanksi Pidana di Bidang Lingkungan Hidup Menurut UUPLH”, Jurnal Hukum. Vol 12 (30), 2015, h. 275-276
Pengertian Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi Pencemaran lingkungan hidup adalah
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
serta makhluk hidup lainnya. zat,energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai tingkat
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
yang menimbuikan perubahan langsung ataup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan
tidak sifat fisik dan atau hayatinya yang
peruntukannnya.
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Sumber : Zairin Harahap, “Penerapan Sanksi Pidana di Bidang Lingkungan Hidup Menurut UUPLH”, Jurnal Hukum. Vol 12 (30), 2015, h. 275-276
Pengertian Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Dari ketiga komponen yang membentuk perilaku tindak pidana dapat dimaknai bahwa “tindak pidana
lingkungan hidup merupakan tindak pidana pelanggaran dari hukum tertulis pada lingkungan hidup yang
terkait dengan perbuatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup.
Ketentuan pidana UUPLH bersifat lex specialis (asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang
bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum) terhadap urusan-urusan di bidang lingkungan
hidup dan menjadi dasar dalam penegakan hukum pidana terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup.
Sumber : Zairin Harahap, “Penerapan Sanksi Pidana di Bidang Lingkungan Hidup Menurut UUPLH”, Jurnal Hukum. Vol 12 (30), 2015, h. 275-276
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Setiap orang yang karena kelalaiannya
perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
hidup, dipidana dengan pidana penjara paling dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
(tiga miliar rupiah) dan paling banyak miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 101 (1)
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 102
Pasal 103
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan
limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam
tidak melakukan pengelolaan sebagaimana
Pasal 59 ayat (4) (Pengelolaan limbah B3 wajib
dimaksud dalam Pasal 59 (Pengelolaan Limbah
mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau
Bahan Berbahaya dan Beracun), dipidana dengan
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya),
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
(satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling
denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 105
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 107
Pasal 106
Setiap orang yang memasukkan B3 yang dilarang
Setiap orang yang memasukkan limbah B3 ke menurut peraturan perundang–undangan ke dalam
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b
huruf d (memasukkan limbah B3 ke dalam (memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia), perundang-undangan ke dalam wilayah Negara
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 Kesatuan Republik Indonesia), dipidana dengan pidana
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima (lima belas) tahun dan denda paling sedikit
miliar rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 109
Pasal 108
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
Setiap orang yang melakukan pembakaran
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
(1) huruf h (melakukan pembukaan lahan dengan
(Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib
cara membakar), dipidana dengan pidana penjara
memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki
paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10
izin lingkungan), dipidana dengan pidana penjara
(sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga)
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling
tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
(satu miliar rupiah) dan paling banyak
rupiah).
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 111
Pasal 110
Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan
Setiap orang yang menyusun amdal tanpa izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan amdal atau
memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) (Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
huruf I (menyusun amdal tanpa memiliki dengan kewenangannya wajib menolak permohonan
sertifikat kompetensi penyusun amdal), dipidana izin lingkungan apabila permohonan izin tidak
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL) dipidana
dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
miliar rupiah). denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 113
Pasal 112
Setiap orang yang memberikan informasi palsu,
Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak
melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar
jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan
perundang-undangan dan izin lingkungan sebagaimana penegakan hukum yang berkaitan dengan perlindungan
dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72 (Pengawasan dan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
Sanksi Administratif), yang mengakibatkan terjadinya dalam Pasal 69 ayat (1) huruf j (memberikan informasi
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak
mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana informasi, atau memberikan keterangan yang tidak
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau benar)dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
rupiah). miliar rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 115
Pasal 114
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah,
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau menghalang-halangi, atau menggagalkan
kegiatan yang tidak melaksanakan paksaan pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan
pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling hidup dan/atau pejabat penyidik pegawai negeri
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak sipil dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 116 Ayat (2)
Pasal 116 Ayat (1)
Apabila tindak pidana lingkungan hidup
Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau
pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam
badan usaha; dan/atau b. orang yang memberi lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana
perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
atau orang yang bertindak sebagai pemimpin pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa
kegiatan dalam tindak pidana tersebut. memperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan
secara sendiri atau bersama-sama.
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 117
Pasal 119 (Regulasi Tambahan)
Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi
perintah atau pemimpin tindak pidana sebagaimana Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) huruf b, ancaman Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat
pidana yang dijatuhkan berupa pidana penjara dan dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata
denda diperberat dengan sepertiga. tertib berupa:
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak Pidana pelaku Pencemaran dan
Pengerusakan Lingkungan Hidup
Pasal 120 Ayat (1) (Regulasi Tambahan) Pasal 120 Ayat (2) (Regulasi Tambahan)
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kesimpulan
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, apabila hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya berjalan secara teratur dan merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi maka terbentuklah suatu komponen hidup
dan tak hidup yang berinteraksi secara teratur sebagai suatu kesatuan dan saling
mempengaruhi satu sama lain.