Oleh :
Dr. Ir. TJAHJO ARIANTO, S.H.,MHum.
Jakarta, 23 AGUSTUS 1954
Sarjana Teknik Geodesi UGM 1981
Sarjana Hukum 1994
Magister Ilmu Hukum 2000
Doktor Ilmu Hukum 2010
(Hukum Pertanahan)
HP. - 08567357706 – 0274 554328
Alamat: jl. Kaliurang km. 5,5 Gg. Kelapa Gading No. 101
Yogyakarta
email: tjahjoarianto@gmail.com
http://hukumpertanahansurveikadastral.blogspot.com/
RIWAYAT PEKERJAAN:
Kasi Pengukuran & Pendaf. Tanah Kab. Jember 1989-1994
Kasi Pengukuran & Pendaf. Tanah Kab. Sidoarjo 1994-1995
Kasi Pengukuran & Pendaf. Tanah Jakarta Timur 1995-1999
Kasi Tata Pendaftaran Hak Atas Tanah BPN Pusat 1999-2001
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Jember 2001- 2006
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gresik 2006- 2008
Kepala Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan BPN
Provinsi Jawa Timur merangkap Kepala Kantor Pertanahan
Surabaya2 2008 -2009 2 010 sekarang
Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Dosen Magister Ilmu Hukum Univ. Atmajaya Yogyakarta
Dosen Magister Teknik Geodesi/ Geomatika UGM ,
Dosen Program Pendidikan Khusus PPAT BPN RI
KONSULTAN HUKUM PERTANAHAN
HUKUM PERTANAHAN
Kajian perbandingan hukum membuktikan, setiap sistim hukum
mengenal perbedaan tegas antara Hukum Pertanahan (LAND
LAW) dengan Hukum Agraria (AGRARIAN LAW)
Hukum Pertanahan mengatur tanah sebagai benda tetap / tidak
bergerak bertalian erat dengan hukum harta kekayaan
sedangkan
Hukum Agraria mengatur perbuatan hukum untuk mengolah serta
memanfaatkan tanah dalam hal ini benda-benda di atas tanah
dikategorikan sebagai benda bergerak.
Pada hukum pertanahan, tanah dibedakan jenisnya menurut
kedudukan hukum serta subjek pemegang hak yang berhak
memiliki dan mengurusnya.
HUKUM AGRARIA bagian HUKUM PERTANAHAN
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan dalam pasal 30 ayat (2). syarat subjek hak
HGB HAPUS KARENA DITERLANTARKAN
Pasal 40 UUPA
Hak guna-bangunan hapus karena:
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena
sesuatu
syarat tidak dipenuhi;
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka
waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2). menjadi WNA
HGB HAPUS KARENA DITERLANTARKAN
HGB/HGU dicabut karena diterlantarkan
maka HAT dan Hak Prioritas untuk
mendapat HAT itu lagi yang hapus,
sedangkan Hak Kepemilikan / hak
kepunyaan TIDAK
HAT dapat dicabut oleh BPN tetapi hak
kepemilikan / hak kepunyaan hanya hapus
oleh oleh PUTUSAN Pengadilan Umum.
oki .. TANAH HARUS DIPELIHARA
Memelihara tanah, termasuk menambah
kesuburannya serta mencegah
kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap
orang, badan hukum atau instansi yang
mempunyai hubungan hukum dengan
tanah itu, dengan memperhatikan pihak
yang ekonomis lemah.
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960.
TANAH YANG HILANG / MUSNAH
Apabila pemegang hak atas tanah melakukan
melakukan pengurukkan atau reklamasi sesudah
peristiwa musnahnya tanah, sehingga batas-batas
bidang tanahnya kembali semula seperti dalam Surat
Ukur, tidak serta merta hak atas tanahnya kembali
seperti semula, hal ini merupakan resiko dari pemilik
tanah yang tidak memelihara batas tanahnya. Tanah
hasil reklamasi tersebut statusnya menjadi tanah yang
dikuasai oleh Negara.
TANAH YANG HILANG / MUSNAH
Tanah-tanah yang hilang secara alami, akibat abrasi pantai,
tenggelam atau hilang karena longsor, tertimbun atau
gempa bumi, atau pindah ke tempat lain karena pergeseran
tempat (land slide) maka tanah-tanah tersebut dinyatakan
hilang dan haknya hapus dengan sendirinya. Selanjutnya
pemegang haknya tidak dapat minta ganti rugi kepada
siapapun dan tidak berhak menuntut apabila di kemudian
hari di atas bekas tanah tersebut dilakukan
reklamasi/penimbunan dan/atau pengeringan
TANAH TIMBUL
Tanah timbul terbentuk karena
peristiwa alam yang terjadi secara
perlahan dan bertahap ataupun
secara cepat. Tanah timbul dapat
terbentuk di tepi sungai, bekas
sungai atau di pantai tepi laut.
TANAH TIMBUL
Di tepi sungai tanah timbul terbentuk dari tanah hasil erosi dari tepi
sungai dan mengendap di tepi lainnya lainnya, atau bekas sungai
yang arahnya berpindah jalur.
Tanah timbul di tepi laut atau pantai terbentuk karena sungai
membawa lumpur dari tanah hasil erosi dari hulu.
Lumpur yang di bawa aliran sungai ke laut sesampainya muara oleh
ombak air laut di dorong dan dihempaskan ke pantai dan terjadilah
endapan yang terus menerus sehingga terbentuk daratan baru.
Tanah timbul statusnya menjadi tanah yang dikuasai negara
Tanah Negara.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta TANAH TIMBUL disebut WEDI
KENGSER statusnya TANAH HAK MILIK SULTAN
Jenis hak Atas tanah
• Pasal 16 UUPA
• Hak-hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) ialah
–hak milik,
–hak guna usaha,
–hak guna bangunan
–hak pakai,
PASAL 19 UU No. 5/ 1960 (UUPA)
• (1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh
wilayah Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
• (2) Pendaftaran tersebut meliputi:
• a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak- hak atas tanah dan peralihan
hak-hak tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda-bukti-hak, yang
• berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
HAK PENGELOLAAN
Pertama kali disebut dalam Peraturan Menteri Agraria
Nomor 9 Tahun 1965 yang mengatur tentang pelaksanaan
konversi hak penguasaan atas tanah negara dan tanah
pemerintah yang dikuasai oleh instansi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah menjadi hak pakai bila tanah
tersebut digunakan sendiri dan menjadi hak pengelolaan
bila selain dipergunakan sendiri oleh instansi tersebut dapat
diberikan dengan sesuatu hak tertentu kepada pihak ketiga
dengan persyaratan tertentu melalui perjanjian.
BADAN HUKUM YANG BOLEH HAK MILIK
Pasal 21 ayat (1) UUPA hanya warga-negara Indonesia dapat mempunyai hak milik.
Pasal 21 ayat (2) UUPA diberikan pengecualian, yaitu bahwa Pemerintah dapat menetapkan badan-
badan hukum yang dapat mempunyai hak milik.
PP 38/1963 tentang
Penunjukan Badan-Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah
Pasal 1 PP No. 38/1963, badan-badan hukum yang dapat mempunyai tanah DENGAN hak milik,
yaitu:
a.Bank-bank yang didirikan oleh Negara (selanjutnya disebut Bank
Negara);
b. Perkumpulan-perkumpulan Koperasi Pertanian yang didirikan
berdasar atas Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 (Lembaran-
Negara Tahun 1958 No. 139);
c. Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri
Pertanian/Agraria, setelah mendengar Menteri Agama;
d. Badan-badan sosial, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria,
setelah mendengar Menteri Kesejahteraan Sosial.
e.
BADAN HUKUM YANG BOLEH HAK MILIK
HAK MILIK
HAK GUNA BANGUNAN
HAK PAKAI
HAK GUNA BANGUNAN DI ATAS HPL
RUSUN di Hak Pengelolaan
Tanah Bersama dgn SUBYEK HAK SARUSUN
HAK MILIK, tidak dapat dimiliki Badan Hukum
atau warga negara asing, kecuali badan
hukum yg ditunjuk oleh PP No. 38 Th 1963
HAK GUNA BANGUNAN, dapat dimiliki
perorangan/ badan hukum Indonesia. Tidak
dapat dimiliki WNA
HAK PAKAI, dapat dimiliki oleh WNA atau
badan hukum asing yg mempunyai
perwakilan di Indonesia
PERTELAAN
Gambar dgn uraian yg jelas ttg batas
masing masing SRS, dlm arah
horisontal dan vertikal, bagian
bersama, benda bersama dan tanah
bersama, berserta nilai perbandingan
proporsionalnya
PERTELAAN ini harus disahkan oleh
Bupati / Walikota, untuk DKI Jakarta
Nilai Perbandingan PROPORSIONAL
Angka yg menunjukkan perbandingan
antara SRS terhadap hak atas bagian
bersama, benda bersama, dan tanah
bersama, dihitung berdasrkan luas atau
nilai satuan rumah susun ybs terhadap
jumlah luas bangunan atau nilai tumah
susun secara keseluruhan pada waktu
penyelenggara pembangunan utk pertama
kalinya memperhitungkan biaya
AKTA PEMISAHAN
Setelah diperoleh IZIN LAYAK HUNI
sekarang IZIN LAIK FUNGSI
peneyelengaara pembangunan wajib
melakukan pemisahan atas SARUSUN,
bagian bersama, benda bersama dan tanah
bersama dgn PERTELAAN yg jelas
dalam bentuk AKTA yg disahkan oleh
Pemerintah Kabupaten / Kota atau
Gubernur utk DKI Jakarta
IZIN Laik FUNGSI
Kawasan Perdagangan :
PT. Kereta Api diberikan HPL
Rumah Susun Pertokoan Pusat Grosir Pasar Turi Surabaya
PT. Pelindo
Rumah Susun Pertokoan Jembatan Merah Surabaya
BANK TANAH
KawasaN Perkebunan :
(wacana/ bisa direncanakan)
Perum Perhutani atau Kementerian Kehutanan mengajukan
permohonan HPL ke BPN.
HPL atas nama Perum Perhutani.
Perum Perhutani dapat membuat perjanjian penggunaan tanah dgn
investor perkebunan. Investor akan diberikan Hak Pakai di
atas HPL tidak dengan HGU
Tanah tetap milik Perum Perhutani.
KONSOLIDASI TANAH
Konsolidasi tanah merupakan kegiatan penataan kembali bentuk, luas
dan letak, penguasaan, pemilikan, dan penggunaan tanah, sehingga
tertata rapi dilengkapi sarana prasarana dan semua kapling menghadap
jalan
Konsolidasi tanah adalah upaya penataan kembali penguasaan,
penggunaan dan pemilikan tanahn oleh masyarakat melalui usaha
bersama utk membangun lingkungan siap bangun dan menyediakan
kapling tanah matang sesuai dgn rencana tata ruang yg ditetapkan
Pemerintah Kabupaten/Kota (Menurut UU No. 4/1992 ttg. Perumahan
dan Permukiman)
Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan
kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan
tanah bagi kepentingan pembangunan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat (Menurut Peraturan Kepala BPN No. 4
Tahun 1991)
Jenis KONSOLIDASI TANAH
1. KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN
WIlayah permukiman kumuh
Wilayah permukiman yg tumbuh pesat secara alami
Wilayah permukiman yg mulai tumbuh
Wilayah yg direncanakan menjadi permukiman baru
Wilayah kosong di pinggiran kota yg diperkirakan akan berkembang pesat menjadi
daerah permukiman
Lokasi pernah ada izin lokasi tetapi tidak tuntas pengadaan tanahnya
2. KONSOLIDASI TANAH VERTIKAL RUMAH SUSUN mengapa harus konsolidasi
tanah vertikal?
3. KONSOLIDASI TANAH PERTANIAN
Wilayah potensial dapat memperoleh pengairan tetapi belum tersedia jaringan irigasi
Wilayah yg jaringan irigasinya telah tersedia tetapi pemanfatannya belum merata
Wilayah pengairan cukup baik, namun masih perlu ditunjang pengadaan jaringan
memadai.
Sumbangan Tanah Untuk
Pembangunan (STUP)
Diperoleh dari peserta Konsolidasi Tanah
secara musyawarah dan digunakan untuk :
1 Prasarana Jalan
2 Fasilitas Sosial
3 Fasilitas Umum
4 TPBP (Tanah Pengganti Biaya
Pelaksanaan)
MANFAAT KONSOLIDASI TANAH
1. Memenuhi kebutuhan lingkungan yang teratur, tertib dan sehat
2. Keuntungan estetika/keindahan view yang lebih baik kepada pemilik tanah
3. Meningkatkan pemerataan pembangunan (membangun tanpa menggusur)
4. Menghindari ekses negatif yang mungkin timbul dalam proses penataan
dan penyediaan tanah
5. Mempercepat pertumbuhan wilayah
6. Menertibkan administrasi pertanahan
7. Menghemat biaya dari pemerintah
8. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas penggunaan tanah
9. Meningkatkan harga tanah
PERNYATAAN PELEPASAN HAK