Penyuntin
DrH.g:
Eka ,
. SuhardiM.Si
INVENTARIS TUMBUHAN
(Tingkat Pohon)
DI UNIVERSITAS PAKUAN
TAHUN 2021
Disusun oleh :
Azahra Fadila, Febriana Baharsah, Aulia Nuroktafaedi,
Wanna Rosa, Silvia Endrawati, Syifa Rahma, Ulan
Kurniawati, Nessa Amelia, Naviga, Nida Al-madyan,
Dwiyan, Muhammad Rafli, Safrina Aqwa Hafidya, Anindita
Aulya Pertiwi, Rosi Purwaningsih, Hendra Lesmana,Siti
Rohmawati, Dinda Rahma Dinta.
Penerbit :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
Universitas Pakuan
INVENTARIS TUMBUHAN
(Tingkat Pohon)
DI UNIVERSITAS PAKUAN
TAHUN 2021
Edisi Pertama, 2021
Pengarang :
Azahra Fadila, Febriana Baharsah, Aulia Nuroktafaedi, Wanna Rosa,
Silvia Endrawati,
Syifa Rahma, Ulan Kurniawati, Nessa Amelia, Naviga, Nida Al-
madyan, Dwiyan, Muhammad Rafli, Safrina Aqwa Hafidya, Anindita
Aulya Pertiwi, Rosi Purwaningsih, Hendra Lesmana,Siti Rohmawati,
Dinda Rahma Dinta.
Editor :
Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo, Dra. Triastinurmiatiningsih, M.Si.
Desain Cover:
Azahra Fadila & Silvia Endrawati
Penerbit :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pakuan
Alamat :
Jalan Pakuan No 1 Ciheuleut,
Kelurahan Tegallega,
Kecamatan Kota Bogor Tengah Kota Bogor – 16144
Email : lppm@unpak.ac.id
ISBN : 978-623-98005-1-2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................i
Ucapan Terima Kasih....................................................ii
Daftar Isi......................................................................iii
Pendahuluan.................................................................v
Asam Jawa (Tamarindus indica L.).................................1
Matoa (Pometia pinnata J.R.Forst&G.Forst)....................2
Biola Cantik (Ficus lyrata Warb.)....................................3
Beringin (Ficus retusa L.)...............................................4
Jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.)Alston)...............5
Sirsak (Annona muricata L.)...........................................6
Rambutan (Nephelium lappaceum L.).............................7
Mangga (Mangifera indica L.)........................................8
Kelapa (Cocos nucifera L.).............................................9
Jambu mete (Anacardium occidentale L.).......................10
Belimbing (Averhoa carambola L.)..................................11
Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium Walp.)....................12
Trembesi (Albizia saman (Jacq). Merr)...........................13
Ketapang (Terminalia catappa L.).................................14
Pohon kupu-kupu (Bauhini purpurea L.).........................15
Bintaro (Carbera manghas L).........................................16
Ketapang kencana
(Terminalia mantaly H.Perrier).......................................17
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.).........................18
Jati putih (Gmenalia arborea Roxb.)...............................19
Litsea cordata (Jack.) Hook.f. .......................................20
Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.)........................21
Nangka (Artocarpus heterophylus Lam.).........................22
Bungur (Lagerstroemia speciose (L.) Pers).....................23
Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)..............................24
Tanjung (Mimusops elengi L.)........................................25
Beringin kimeng (Ficus microcarpus L.f.)........................26
Mahoni (Switenia marcophylla King)...............................27
Pachira (Pachira aquatic Aubl.)......................................28
iv
Pendahuluan
Habitus pohon berukuran sedang hingga besar. Sistem perakaran tunggang. Batang,
berkayu keras, tinggi mencapai 50 meter dengan diameter batang kurang lebih 1,8
meter, batang berbentuk silinder, percabang simpodial. Daun, majemuk, menyirip
berseling, anak daun berbentuk jorong panjang kurang lebih 30-40 cm dan lebar 8-
15 cm, ujung lancip, pangkal membundar, tulang daun menyirip, tepi daun bergigi,
permukaan daun halus. Daun muda berwarna merah dan sesudah tua berubah
menjadi hijau. Bunga, majemuk tersusun dalam malai yang muncul di ujung
ranting, mahkota sedikit berbulu dibagian luarnya dan kelopak bunga sedikit
menyatu, berjumlah banyak dan berwarna putih kekuningan, putik bertangkai
dengan pangkal membulat berwarna putih. Buah, berbentuk bulat melonjong,
berukuran panjang 1,5 -5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit buah licin dan berwarna
kuning kehijauan saat muda, menjadi warna cokelat jika sudah matang. Biji
berbentuk bulat dan berwarna cokelat muda sampai kehitaman.
3
Habitus pohon besar. Sistem perakaran tunggang serta memiliki akar gantung
keluar dari cabang yang dapat berkembang membentuk batang. Batang,
berkayu lunak berbentuk silindris atau tidak beraturan, percabangan simpodial.
Daun, tunggal, berbentuk bundar telur, ujung daun meruncing, pangkal daun
tumpul, pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun mengkilat
dan berwarna hijau. Bunga, majemuk tersusun dalam bentuk sikonium,
tumbuh di ketiak daun. Buah, merupakan buah semu. Setelah masak kuning
kemerahan dan banyak dimakan satwa khususnya burung pemakan buah,
berbentuk bulat dan berwarna hijau saat muda.
5
Habitus pohon kecil – sedang. Sistem perakaran tunggang. Batang berkayu yang
keras, tingginya mencapai 3-10 meter, berbentuk silindris, berwarna cokelat serta
terdapat banyak bercak dan memiliki tekstur yang kasar, batang tegak lurus,
sistem percabangan simpodial. Daun jambu air merupakan daun tunggal tersusun
berhadapan, berbentuk jorong, ujung daun berbentuk runcing, pangkal daun
berbentuk membundar, memiliki pertulangan menyirip, tepi daun rata, daging
daun tipis, permukaan daun mengkilat, dan warna hijau tua. Bunga majemuk
tersusun dalam malai mulai muncul di ketiak daun atau bagian ranting yang tidak
berdaun, bagian kelopak memiliki ukuran 4 cm berbentuk seperti corong,
berkelamin dua, benang sari berwarna putih dan memiliki banyak helai kurang
lebih mencapai 20 helai dan berukuran 4-5 cm, putik berwarna hijau pucat. dan
termasuk bunga lengkap. Buah tipe buni, bentuknya bulat telur ketika muda
berwarna hijau kecoklatan, setelah masak merah mengkilap. Biji berbentuk
seperti ginjal berwarna putih dan berubah menjadi cokelat, biji berukuran 1-2 cm,
Akar,
coklat kehitaman. berakar tunggang berwarna coklat, dapat
6
Sumber: myGarden.org
Rambutan (
N ephe
l ium
lappaceum L.)
Sumber: ternakmadu.com
Habitus pohon sedang. Sistem perakaran tunggang. Batang berkayu keras, bisa
tumbuh hingga mencapai 15 meter dengan diameter 40-60 cm, berbentuk
silindris, berwarna cokelat, batang tegak lurus, sistem percabangan simpodial.
Daun majemuk menyirip, anak daun berbentuk bundar telur, ujung anak daun
meruncing, pangkal daun tumpul, memiliki pertulangan menyirip, tepi daun
rata, daging daun tipis seperti perkamen, permukaan daun mengkilat, dan warna
daun hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam malai muncul pada ujung
8
Sumber:wildlifeofhawaii.com
Habitus pohon sedang. Sistem perakaran serabut. Batang berkayu, tingginya dapat
mencapai 20 meter dengan diameter 20-30 cm, berbentuk silindris, berwarna
kelabu, tumbuh batang tegak lurus, tidak bercabang. Daun majemuk menyirip, anak
daun berbentuk pita, di tengah-tengah anak daun terbentuk ibu tulang anak daun
yang keras disebut lidi, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, tulang daun
sejajar, tepi daun rata, daging daun tipis seperti perkamen, permukaan daun
mengkilat, dan warna daun hijau tua berubah menjadi coklat saat menjelang gugur.
Bunga majemuk tertutupi oleh seludang, terdapat pada ketiak daun, bunga jantan
terdiri dari 3 helai mahkota, 3 helai kelopak, dan 6 helai benang sari, bunga betina
terdiri atas kelopak bunga berjumlah 5, benang sari terdiri atas 6 helai, dasar buah
terdiri atas 3 ruang dan 1 bakal biji, berkelamin ganda, dan termasuk bunga tidak
lengkap. Buah tipe batu, berwarna hijau, buah kelapa tersusun dari kulit buah yang
licin dan keras, terdapat tempurung kelapa berwarna hitam kecoklatan, daging buah
berwarna putih serta mengandung minyak dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan dan diekstrak menjadi santan.
10
Jambu Mete
( Anacardium occidentale
L. )
Jambu Mete
( Anac
a rdium
occidentale L. )
Sumber: identify.plantnet.org
Sumber: pixabay.com
Pucuk
Pohon
Habitus Kupu-Kupu
pohon ( Bauhinia
besar. Tanaman purpurea
ini mempunyai akarL.tunggang.
) Batang, berkayu
keras, berbentuk silindris dengan arah tumbuh tegak lurus dapat mencapai tinggi
40 meter, dengan diameter 1,5 meter, percabang monopodial, bertajuk lebar
danrindang model percabangan secara mendatar dan bertingkat – tingkat. Daun,
tunggal berbentuk bundar telur dengan panjang 8-38 cm dan lebar 5-19 cm,
ujung yang membundar hingga tumpul dengan tangkai daun pendek, pangkal
Pohon
daun Kupu-Kupu
menyempit, ( Bauhinia
tulang daun purpurea
menyirip dan L. ) di kiri kanan ibu
terdapat kelenjar
tulang daun, tepi daun rata, mengkilap, kasar, dan berwarna hijau tua, menjadi
kemerahan saat hendak gugur. Bunga, tunggal, bentuknya menyerupai lonceng,
berwarna putih, krem, hingga kuning, bunga ketapang tidak memiliki mahkota
tetapi terdapat kelopak yang berjumlah 5 helai untuk setiap bunga, kelamin
15
sumber : krb.lipi.com
Sumber : ciriciripohon.com
Habitus pohon kecil sedang. Sistem perakaran tunggang. Batang berkayu agak
lunak, berbentuk silinder dengan kulit berserat halus atau bersisik dan berwarna
abu-abu atau coklat muda, pada pohon yang sudah tua kulit batang mengelupas,
sistem percabangan monopodial. Daun tunggal berbentuk bundar telur dengan
panjang 13-75 cm dan lebar 10-40 cm letak daun berseling, ujung daun
meruncing pangkal daun membundar, tulang daun menyirip dengan tepi daun
rata, permukaan daun halus dan berwarna hijau. Bunga berkelamin dua dan
berwarna putih kekuningan, tersusun dalam tandan. Buah berbentuk bulat telur
dengan ujung runcing, terbungkus oleh kulit berdaging berukuran 5-20 cm,
struktur luar terbentuk dari kelopak, bagian tengah buah tebal, dan bagian
dalam keras memiliki ruang biji berjumlah 4. Biji keras, berukuran 16-25 mm,
permukaan licin.
21
sumber : planterandforester.com
Habitus pohon besar. Sistem perakaran tunggang. Tinggi dapat mencapai 20-30
m. Batang berbentuk silindris dan kulit batang coklat abu – abu, kasar dan
bergetah putih bila dilukai, diameter batang mencapai 100 cm, sistem
percabangan monopodial. Daun tunggal berseling, berbentuk bundar telur
memanjang, ujung daun membundar pangkal daun membundar tulang daun
menyirip, tepi daun rata, permukaan halus dan berwarna hijau tua berubah
menjadi kuning kemerahan saat gugur. Bunga majemuk semu yang tersusun
dalam berbentuk bonggol terletak di ketiak daun atau cabang dan batang,
berwarna kuning berbentuk seperti perahu, berkelamin dua. Buah berbentuk
lonjong, memiliki daging buah yang tebal dan berwarna kuning. Biji banyak,
bertekstur licin dan keras.
24
Sumber:
bungabunga.co.id
Sumber : kehati.jogjaprov.go.id
Habitus pohon besar. Akar papan atau banir. Tinggi pohon bisa mencapai 40
m. Batang memiliki tajuk yang bulat dan batang berbentuk silindris dengan
warna abu-abu kecokelatan, mengeluarkan getah bening kemerahan ketika
dilukai. Daun majemuk menyirip gasal atau berseling, terdiri atas anak daun
yang berjumlah 5-15 helai daun dengan tangkai daun berbentuk silindris dan
memanjang, ujung daun meruncing dan pangkal daun melingkar, pertulangan
menyirip, tepi daun merata, pada permukaan daun mengkilap, berbulu dan
berwarna hijau. Bunga majemuk bertandan, berkelamin ganda, berwarna
kuning, terletak pada ujung dari ranting atau pada ketiak daun, memiliki
kelopak bunga yang bebentuk lonceng, mahkota berbentuk bulat telur. Buah
berbentuk bulat pipih dikelilingi sayap tipis seperti kertas termasuk ke dalam
polong-polongan, bakal buah memiliki rambut lebat, tangkai pendek, dan
bakal biji berjumlah 2-6.
26
Habitus pohon kecil. Sistem perakaran tunggang yang bercabang. Batang lunak,
berbentuk silindris, arah tumbuh lurus keatas, tipe percabangan monopodial.
Daun tunggal, berbentuk lanset, ujung dan pangkal daun meruncing
bergerombol dibagian ujung ranting, pertulangan daun menyirip, tepi daun rata,
permukaan seperti kulit, berwarna hijau muda dan hijau tua. Bunga majemuk
tersusun dalam malai, muncul di ujung ranting, memiliki bentuk menyerupai
terompet, tangkai bunga silindris, mahkota berwarna putih hingga merah
keunguan, alat kelamin kepala sari, termasuk bunga tidak lengkap, warna
bervariasi mulai dari putih hingga ungu kemerahan. Kuncup bunga terpilin
(contortay). Tipe buah bumbung yang hanya berjumlah satu atau dua buah,
membentuk tabung yang panjang, berwarna hitan kecokelatan ketika sudah tua
dan berwarna hijau ketika masih muda. Biji berbentuk bulat, memiliki sayap dan
berwarna putih kotor.
33
Habitus pohon besar, tinggi total mencapai 30 m, banyak dibuat bonsai. Sistem
perakaran tunggang. Batang, berkayu lunak, berbentuk silindris atau tidak
beraturan karena sering terdiri atas akar gantung yang mencapai tanah dan
berkembang menjadi batang, arah tumbuh tegak lurus ke atas, tipe percabangan
menyebar tidak beraturan. Daun tunggal, berbentuk lonjong, ujung daun
meruncing, pangkal daun meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi daun
rata, penampang daun sedikit tebal, permukaan daun mengkilap, daun
berwarna hijau tua. Bunga majemuk, tersusun dalam sikonium yang
menggerombol dan muncul di ketiak daun. Buah, berbentuk bulat telur,
berwarna kuning kehijauan. Biji, kulit biji keras, berwarna putih kekuningan,
berbentuk bulat terdapat dalam setiap ruang buah.
37
DAFTAR PUSTAKA
Afrianingsih, Sri dan Ginantra, I Ketut (2019). Jenis-Jenis Tanaman
dan Pengelolaan di hotel berbintang Kawasan Pariwisata
Ubub.
Boer, E & M, S, M, Sosef, 1998, General Part of Ficus,
Plant Resources of South East Asia, Timber Trees, Backhuys
Publisher, Leiden, p, 233-238.
Dalimartha Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor
: Trobus Agriwidya.
Darwis, 2004. Perlindungan Tanaman, Hama Penyakit dan Gulma.
Surabaya: Usaha Tani Nasional.
Gilman, E, F & Watson, D, G, 2011, Syzygium oleana, Forest
Service Departement of Agriculture, United States
Hamidi, A. and Robiansyah, I. 2018. Dipterocarpus littoralis. The
IUCN Red List of Threatened Species 2018:
e.T33376A125628315.
Hasnunidah, N., & Juli Wiono, W. (2019). Botani Tumbuhan
Tinggi.
Hendromono , Dkk. Informasi Keseesuaian Jenis Pohon Untuk
Hutan Tanaman di Sumatra dan Kalimantan. 2006. Bogor :
Puslitbang BP2K.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta :
Badan Litbang Kehutanan.
Joko Ridho Witono, Yuzammi, dkk (Ed). 2017. Koleksi Tumbuhan
Buah Kebun Raya Katingan. Jakarta: LIPI Press.
Ngearnsaengsaruay, C., Middleton, D. J., & Chayamarit, K. 2011. A
revision of the genus Litsea Lam.(Lauraceae) in Thailand. Thai
Forest Bulletin (Botany), (39), 40-119.
Ningsih, MI. 2009. Klasifikasi Hewan. Bandung: Pringgandani.
DAFTAR PUSTAKA
42