Anda di halaman 1dari 14

Penyelamatan dan Pengelolaan Mata Air untuk Air Baku

Disampaikan oleh :

Direktur Air Tanah dan Air Baku

Bimbingan Teknis Penyusunan Profil Mata Air Prioritas


Bogor, 16 Juni 2021

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1. ASPEK LEGAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
2. ISU DAN TANTANGAN PENYEDIAAN AIR BAKU
OUTLINE 3. PENGELOLAAN MATA AIR UNTUK AIR BAKU
4. PENUTUP
1. ASPEK LEGAL PENGELOLAAN SDA • Air di permukaan bumi
selalu tetap. Tidak
SIKLUS bertambah atau berkurang.
HIDROLOGI • Jumlah cadangan air yang
begitu besar di muka bumi
tidak semua terdistribusi
merata tergantung kondisi
geografis, topografis, dsb
• Meningkatnya kebutuhan air
tidak terlepas dari
pertumbuhan jumlah
penduduk dan meningkatnya
kebutuhan pendukung
lainnya (contoh : kawasan
industri)
• Sementara perubahan iklim
dan pencemaran lingkungan
turut menyebabkan
menurunnya cadangan air
3
UU NO 17 TAHUN 2019 TENTANG SUMBER DAYA AIR

1 Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya

KETENTUAN 2 Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air
UMUM laut yang berada di darat.
Pasal 1

3 Air Permukaan adalah semua Air yang terdapat pada permukaan tanah.

4 Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.

Prioritas Hak Atas Air

1. Kebutuhan pokok sehari-hari


PRIORITAS ATAS AIR 2. Pertanian Rakyat
Pasal 8 ayat 2 3. Penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari melalui Sistem Penyediaan Air Minum
Pengelolaan Sumber Daya Air
(Pasal 21-43, UUSDA)

SUMBER DAYA AIR


• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Operasi Pemeliharaan
• Pemantauan Evaluasi
SUMBER AIR MATA AIR

Mata air merupakan aliran yang muncul ke permukaan tanah secara alami yang disebabkan oleh terpotongnya aliran
air tanah oleh bentuk topografi setempat dan keluar dari batuan.

Pembentukan mata air dipengaruhi oleh factor-faktor geologi, seperti morfologi, litologi, struktur geologi, dan tata
guna lahan setempat.

Menurut jenisnya, mata air digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Mata air depresi (depresion springs): terbentuk karena permukaan tanah memotong muka air tanah
2. Mata air rekahan/struktur sesar (fracture fault springs) : munculdari struktur rekahan atau jalur sesar
3. Mata air kontak (contact springs) : muncul pada kontak batuan impermiable (batuan tersier) dan permeable
(batuan kuarter)
4. Mata air artesis

Kondisi daerah resapan air (recharge area) sangat mempengaruhi debit mata air dan kuantitas airnya selain itu tata
guna lahan pada daerah resapan juga berpengaruh langsung terhadap bagian air hujan yang masuk ke dalam tanah
sebagai aliran air tanah (sumber mata air).
2. ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN SDA
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DI INDONESIA

Ketersediaan Air

Kebutuhan Air

7
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN AIR TANAH (MATA AIR) UNTUK AIR BAKU

ISU TANTANGAN
• Hilangnya sumber-sumber mata air sehingga • Mengutamakan pemanfaatan air tanah untuk
debit mata air mulai menurun, sedangkan memenuhi hak dasar – kebutuhan air keseharian
kebutuhan masyarakat akan air bersih terus yang bersih dan sehat apabila sumber air
meningkat kuantitas, kualitas maupun permukaan tidak tersedia
kontinyuitasnya; • Mengendalikan pemanfaatan air tanah untuk
menjamin keberlanjutan ketersediaan air tanah
• Ketidak seimbangan tata air dimana terjadinya sebagai fungsi sosial, ekonomi dan ekosistem air
bencana banjir pada waktu musim hujan dan
bencana kekeringan pada waktu musim • Pengelolaan lahan yang baik di wilayah hulu-hilir
untuk mempertahankan kondisi hidrologis
kemarau. sumber air.
• Kerusakan lingkungan di daerah • Penanganan masalah lahan kritis dan konservasi
imbuhan/resapan air karena pengundulan sumber daya air melalui Pendekatan yang holistic
hutan dan alih fungsi lahan menjadi kebun • Penyediaan data dan jaringan informasi air tanah
musiman dan permukiman menyebabkan terpadu, anda,l dan berkesinambungan.
menurunannya kemampuan resapan air tanah
• Pelaksanaan program konservasi lahan dan
• Keterbatasan penyediaan air bersih oleh sumber daya air yang menyeluruh dan inovatif
pemerintah mengakibatkan masyarakat akan
berupaya melakukan pemboran air tanah • Penyediaan SDM, peralatan, dan biaya dengan
memberdayakan masyarakat, swasta, dan
pemerintah
3. PENGELOLAAN MATA AIR DAN AIR TANAH UNTUK AIR BAKU
A. KONSERVASI MATA AIR

v Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada mata air (UUSDA, Pasal 26) untuk meningkatkan debit imbuhan
v Kegiatan perencanaan pemanfaatan mata air dilakukan sebagai dasar untuk pendayagunaan mata air pada suatu satuan
wilayah sebaran mata air tertentu. Perencanaan pemanfaatan ini harus dibuat berdasarkan data inventarisasi dan evaluasi
potensi mata air.
v Adapun data-data penting yang dibutuhkan dalam upaya konservasi air terdiri dari :
ü Delineasi daerah resapan (recharge area) untuk mengetahui secara pasti batasan wilayah yang harus dilindungi atau
dikelola untuk mempertahankan debit dan kualitas mata air menjaga keberlanjutan pemanfaatan mata air.
ü Data debit penurapan mata air yang dibandingkan dengan debit mata air secara alamiah untuk mengetahui efisiensi
pemanfaatan mata air untuk memenuhi kebutuhan air domestik, industri, PLTA, pertanian/ perikanan, dan atau
peruntukan lainnya.
ü Data lain yang berkaitan dengan ekosistem mata air, yaitu : tata guna lahan dan keanekaragaman hayati di wilayah
pada radius 200 meter dari lokasi mata air, daerah resapan (recharge area), dan daerah pelepasan (discharge area)
v Penggunaan metode Konservasi Tanah dan Air (KTA) dengan cara memasukan aliran permukaan sebesar mungkin ke
dalam tanah agar ketersediaan air tanah dapat terjamin dan menjaga pasokan debit mata air sehingga tetap lestari
v Pembuatan bangunan Penangkap Mata Air (PMA) untuk melindungi mata air dari sumber pencemaran dan dilengkapi
dengan bak penampung yang berada dekat dengan lokasi keluarnya air dengan ketinggian yang sesuai agar air dapat
didistribusikan dengan baik.
B. PENDAYAGUNAAN MATA AIR

v Pendayagunaan sumber daya air meliputi air permukaan pada mata air (UU SDA Pasal 29), terdiri dari
kegiatan perencanaan, desain teknis, dan konstruksi penurapan mata air. Setiap tahap kegiatan
pendayagunaan mata air ini harus dilakukan dengan mengikuti petunjuk teknis penurapan mata air yang
ditetapkan oleh lembaga yang berkompeten;
v Perencanaan pemanfaatan mata air untuk memenuhi kebutuhan tertentu harus dilakukan dengan
mempertimbangkan:
ü Kebutuhan mata air jangka panjang berdasarkan kondisi pemanfaatan yang telah ada dan rencana
pengembangan mata air di masa mendatang sehingga dapat didayagunakan secara berkelanjutan
ü Debit mata air yang keluar secara alamiah ditangkap dengan teknis penurapan yang benar.Debit mata air
yang keluar secara alamiah ditangkap dengan teknis penurapan yang benar.
ü Kemanfaatan untuk masyarakat sehingga selain manfaat ekonomi harus ada manfaat sosial yang dapat
dirasakan oleh masyarakat.
ü Konservasi daerah resapan agar menjamin keberlanjutan manfaat.
v Pendayagunaan air dari mata air diprioritaskan untuk : (1) air minum, (2) rumah tangga, (3) peternakan dan
pertanian sederhana, (4) industri, (5) irigasi, (6) pertambangan, (7) kegiatan perkotaan, dan (8) kepentingan
lainnya; namun dapat disesuaikan berdasarkan kondisi spesifik masyarakat sekitar;
C. PENGENDALIAN PEMANFAATAN MATA AIR
v Pengendalian pemanfaatan mata air dilakukan melalui : Perizinan,
Pengawasan, dan Pemantauan.
v Proses perizinan harus ditetapkan dan diikuti dengan mempertimbangkan
hak-hak kepemilikan lahan dan hak-hak pengelolaan mata air.
v Kegiatan pengawasan meliputi : (a) Pengawasan pentaatan terhadap
ketentuan teknis yang tercantum dalam perizinan; (b) Pengawasan
pentaatan terhadap ketentuan dalam AMDAL; (c)Pengawasan terhadap
kemungkinan terjadinya kerusakan ekosistem mata air
v Pemantauan mata air dilakukan secara berkala dan kontinyu, antara lain
melalui : (a) pemantauan debit dan kualitas mata air; (b) perubahan
penggunaan lahan di daerah resapan; (c ) perubahan penggunaan lahan di
sekitar mata air; (d) dampak lingkungan akibat pemanfaatan air
v Pentingnya penataan dan penegakan ketentuan tenknis penurapan
mataair mencakup bangunan penangkap mata air, jaringan transmisi,
reservoir distribusi, dan jaringan distribusi
v Perlindungan daerah sekitar mata air (radius 200 meter) untuk menjaga
agar sistem penangkap air tidak terganggu
4. PENUTUP

a) Upaya perlindungan mata air untuk memulihkan, menjaga serta melindungi mata air dan
untuk meningkatkan suplai air tanah baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitas perlu
dilakukan secara terus menerus melalui kegiatan Penyelamatan Sumber Mata Air .
b) Konsep perlindungan mata air dilakukan melalui spektrum keruangan yang lebih luas, tidak
hanya daerah sekitar titik mata air saja, tetapi juga meliputi seluruh Daerah Tangkapan Air
(DTA) mata air (springshed).
c) Perlindungan juga dapat dilihat dari sudut pandang infrastruktur dan kawasan melalui
perlindungan terhadap struktur bangunan, misalnya bangunan penampung air sedangkan
dari sudut pandang kawasan merujuk kepada perlindungan mata air secara spasial, baik
sekitar titik mata air maupun Daerah Tangkapan Air (DTA) mata air.
d) Penetapan kawasan sekitar mata air pada rencana tata ruang sebagai bagian dari kawasan
lindung sumber air
e) Pengaturan zonasi secara spasial melalui pembagian zona perlindungan sebagai dasar
penentuan strategi perlindungan, terdiri atas: titik lokasi mata air berada, daerah sekitar
mata air, dan DTA mata air (springshed).
f) Integrasi, Koordinasi, Sinkronisasi,dan Sinergi antar berbagai pihak dan program
g) Penguatan Kemitraan Konservasi Mata Air melalui Gerakan Perlindungan Mata Air.
Pemerintah sebagai pemegang otoritas perlindungan mata air berkewajiban menjaga
kelestarian mata air dengan penguatan dan pelibatan para pemangku kepentingan non-
pemerintah dan masyarakat, khususnya yang mendapatkan manfaat dari kelestarian mata
air.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai