100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
589 tayangan48 halaman
Disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (selaku Ketua BKPRD) pada Rapat Koordinasi Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Tahun 2014 "Membangun Efektifitas Kinerja Kelembagaan Penataan Ruang Daerah dalam Mendukung Terwujudnya Keberhasilan Pembangunan Daerah" di Bali, 7-9 Mei 2014
Judul Asli
Kinerja BKPRD dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang di Provinsi Sumatera Barat
Disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (selaku Ketua BKPRD) pada Rapat Koordinasi Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Tahun 2014 "Membangun Efektifitas Kinerja Kelembagaan Penataan Ruang Daerah dalam Mendukung Terwujudnya Keberhasilan Pembangunan Daerah" di Bali, 7-9 Mei 2014
Disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (selaku Ketua BKPRD) pada Rapat Koordinasi Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Tahun 2014 "Membangun Efektifitas Kinerja Kelembagaan Penataan Ruang Daerah dalam Mendukung Terwujudnya Keberhasilan Pembangunan Daerah" di Bali, 7-9 Mei 2014
( ISU KEBENCANAAN SERTA ASPEK MITIGASI BENCANA DALAM RENCANA TATA RUANG) Disampaikan pada acara Rakornas BKPRD Tahun 2014 Nusa Dua Provinsi Bali 8 Mei 2014 H. ISU KEBENCANAAN SERTA ASPEK MITIGASI BENCANA DALAM RENCANA TATA RUANG KONDISI ALAM SUMATERA BARAT 4 Gambaran Umum Wilayah Sumatera Barat Letak Geografis dan Administasi Batas administrasi : Utara : Provinsi Sumatera Utara Timur : Provinsi Riau dan Jambi Selatan : Provinsi Bengkulu Barat : Samudera Hindia 0 0 54' Lintang Utara - 3 0 30' LS 98 0 36' - 101 0 53' Bujur Timur Jumlah penduduk : 5.886.977 jiwa (2013) Luas Daerah : 42.297 km2
(km 2 ) (%) 1. Kepulauan Mentawai 6.011,35 14,20 2. Pesisir Selatan 5.794,95 13,70 3. Solok 3.738,00 9,00 4. Sawahlunto-sijunjung 3.130,80 7,40 5. Tanah Datar 1.336,00 3,10 6. Padang Pariaman 1.328,79 3,10 7. Agam 2.232,30 5,20 8. 50 Kota 3.354,30 7,90 9. Pasaman 4.447,63 10,50 10. Solok Selatan 3.346,20 7,90 11. Dharmasraya 2.961,13 7,00 12. Pasaman Barat 3.387,77 8,00 13. Padang 694,96 1,60 14. Solok 57,64 0,13 15. Sawahlunto 273,45 0,70 16. Padang Panjang 23 0,07 17. Bukittinggi 25,24 0,10 18. Payakumbuh 80,43 0,20 19. Pariaman 73,36 0,20 42.297,30 100,00 No. Kabupaten/Kota Total Luas Wilayah KABUPATEN KOTA 4 P E T A
A D M I I S T R A S I
P R O V .
S U M B A R
PENGGUNAAN LAHAN: 60 % KAWASAN HUTAN 40 % KWS NON HUTAN 2012 - 2032 PETA KONDISI TOPOGRAFI DAN GEOLOGI BAGIAN TENGAH PROVINSI SUMATERA BARAT 1. SECARA GEOLOGIS BANYAK TERDAPAT STRUKTUR GEOLOGI (SALAH SATU YANG TERKENAL: PATAHAN SEMANGKA) 2. TERDAPAT GUNUNG API; 4 BUAH, 3. TERDAPAT 8 DAS DAN ANAK SUNGAI 606 4. TERDAPAT DANAU SEBANYAK 4 BUAH
SEBAGIAN BESAR WILAYAH MERUPAKAN PEGUNUNGAN DAN PERBUKITAN
PETA RAWAN BENCANA RAWAN LONSOR
BAHAYA GN. API
RAWAN BANJIR
ABRASI PANTAI TUJUAN PENATAAN RUANG PROVINSI SUMATERA BARAT
Terwujudnya Keterpaduan Pola Ruang Provinsi Sumatera Barat Sampai Tahun 2032 Melalui Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Dengan Tetap Memperhatikan Ekosistem Alam dan Daya Dukung Wilayah Secara Berkelanjutan
BIDANG STATISTIK & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN 10 POLA DAN STRUKTUR RUANG PROV. SUMATERA BARAT Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat Pusat Kegiatan USULAN RTRWP PKN 1. Kota Padang PKW 1. Kota Sawahlunto 2. Kota Bukittinggi 3. Kota Pariaman 4. Kota Tuapejat 5. Kota Solok PKWp 6. Kota Lb. Sikaping 7. Kota Payakumbuh 8. Kota Pulau Punjung 9. Tapan 10. Kota Simpang. Empat PKL 1. Kota Lubuk. Basung 2. Kota Padang Panjang 3. Kota Batu Sangkar 4. Kota Muaro Sijunjung 5. Kota Aro Suka 6. Kota Painan 7. Kota Padang Aro 8. Kota Lubuk Alung 9. Kota Sarilamak 10. Kota Parit Malintang 13 PETA STRUKTUR RUANG PETA POLA RUANG 1 2 3
PETA KAWASAN STRATEGIS PROV SUMBAR
VISI DAN MISI RPJMD 2010-2015 Yang diorientasikan dari TATA RUANG 1.Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah 2.Mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional 3.Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, dan berkualitas tinggi; 4.Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis kerakyatan, berdayasaing regional dan global 5.Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
RTRW SEBAGAI ACUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PROV. SUMATERA BARAT
1. ACUAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD); 2. ACUAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 3. ACUAN/DASAR DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN LAINNYA DI DAERAH
RTRW SEBAGAI BAGIAN ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH HARUS DIRENCANAKAN DENGAN BAIK DAN DIAWASI PEMANFAATAN SEHINGGA TIDAK TERJADI SALAH PENGGUNAAN YANG BERAKIBAT RUSAK LINGKUNGAN SUMBERDAYA ALAM BKPRD (BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH) DIPERLUKAN BADAN KORRDINASI PENGELOLA Sekretariat BKPRD BKPRD PROVINSI Pokja Perencanaan Tata Ruang Pokja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berada pada Bappeda Provinsi.
Dipimpin oleh Sekretaris Bappeda Provinsi Ketua : Kabid. Tata Ruang pada Bappeda Wakil : Kabid./Kasudin yang membidangi tata ruang Sekretaris : Kasubbid pada Bappeda Anggota : SKPD terkait tata ruang Ketua : Kabid./Kasudin yang membidangi tata ruang Wakil : Kabag. Hukum Sekretaris : Kasie/Kasubbid pada dinas yang membidangi tata ruang Anggota : SKPD terkait tata ruang T U G A S a. menyiapkan bahan tugas BKPRD; b. menyusun jadwal dan agenda; c. melakukan fasilitasi kegiatan BKPRD; d. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja; e. mengolah data dan informasi; f. menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang kabupaten; g. menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang kabupaten; dan h. menerima pengaduan masyarakat. a. memberikan masukan dalam rangka pelaksanaan kebijakan penataan ruang kabupaten; b. melakukan fasilitasi penyusunan RTR dengan mempertimbangkan KLHS; c. melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka penerapan rencana tata ruang; d. melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan dalam RTR dengan RPJP/M; e. menyiapkan bahan persetujuan substansi teknis; dan f. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD. a. memberikan masukan dalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; b. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap penegakkan perda RTR; c. melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang; d. melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang; dan e. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD. dibantu oleh 18 Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat 1 Pesisir Selatan Perda Nomor 07 Tahun 2011, tgl 02 Februari 2011 2 Pasaman Perda Nomor 06 Tahun 2011, tgl 27 Juli 2011 3 Sijunjung Perda Nomor 5 Tahun 2012, tgl 5 April 2012 4 Tanah Datar Perda Nomor 2 Tahun 2012, tgl 31 Mei 2012 5 Dharmasraya Perda Nomor 10 Tahun 2012, tgl 19 Oktober 2012 6 Padang Pariaman Perda Nomor 5 Tahun 2011, tgl 14 November 2011 7 Solok Selatan Perda Nomor 8 Tahun 2012 tgl 12 Desember 2012 8 Agam Perda Nomor 13 Tahun 2011 tgl 13 Desember 2011 9 Pasaman Barat Perda Nomor 18 Tahun 2012 tgl 17 Desember 2012 10 Lima Puluh Kota Perda Nomor 7 Tahun 2012 tgl 20 Desember 2012 11 Solok Perda Nomor 1 Tahun 2013 tgl 14 Maret 2013 12 Kepulauan Mentawai Sudah mendapatkan Persetujuan substansi dari kementerian PU dan sedang dalam proses pembahasan dengan DPRD Kab. Kepulauan Mentawai untuk mendapatkan kesepakatan bersama DRPD dengan Bupati Kep. Mentawai. Pemprov Sumbar telah melakukan upaya-upaya percepatan pembahasan,antara lain pedampingan, dan surat teguran Gubernur kepada Bupati. NO NAMA DAERAH PERDA Propinsi Sumatera Barat Perda Nomor 13 Tahun 2012 tanggal 27 november 2012 No NAMA DAERAH PERDA Kota di Provinsi Sumatera Barat 1 Payakumbuh Perda Nomor 1 Tahun 2012 tgl 25 Jan 2012 2 Bukittinggi Perda Nomor 6 Tahun 2011 tgl Januari 2011 3 Padang Perda Nomor 4 Tahun 2012 tgl29 Juli 2012 4 Sawahlunto Perda Nomor 8 Tahun 2012 tgl 25 Oktober 2012 5 Pariaman Perda Nomor 21 Tahun 2012 tgl 7 November 2012 6 Solok Perda Nomor 13 Tahun 2012 tgl 6 Desember 2012 7 Padang Panjang Perda Nomor 2 Tahun 2013 tgl 11 Maret 2013 Lanjutan Tahun 2014 program kerja yang telah disusun BKPRD meliputi : 1. Koordinasi antar Kelompok kerja serta Kabupaten / Kota dalam pemanfaatan dan pengendalian Ruang (Rakor BKPRD I dan II) 2. Penyusunan dan Pembahasan Dokumen Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Detail Tata Ruang Kab/Kota 3. Penyiapan Regulasi terkait dokumen Tata Ruang 4. Monitoring dan Pengendalian Ruang 5. Pembinaan Penataan Ruang 6. Pemantapan dan Penyiapan data terkait penataan ruang
KABUPATEN /KOTA YANG TELAH MENYUSUN RDTR Kabupaten Agam (RDTR Kawasan Lubuk Basung) Kabupaten Limapuluh Kota (RDTR Kawasan Pusat Kota Sarilamak) Kabupaten Pasaman (RDTR Kawasan Perkotaan Lubuk Sikaping) Kabupaten Pasaman Barat (RDTR Pusat Ibukota Simpang Ampek, RTR Kawasan Lembah Melintang) Kabupaten Solok (RDTR Pusat Ibukota Aro Suka) Kabupaten Pesisir Selatan ( RDTR Pusat Ibukota Painan) Kabupaten Padang Pariaman (Zoning Regulation Ibukota Kabupaten Pemekaran Kota Parik Malintang Kab. Padang Pariaman) Kota Sawahlunto (RDTR Kota Lama Sawahlunto, RDTR Kota Talawi Silungkang, RDTR Kawasan Perkantoran) Kota Payakumbuh (RDTR KOTA PAYAKUMBUH) Kota Bukittinggi (RDTR Kawasan Padang Luar Birugo, Zoning Regulation Kawasan Baso dan Sekitarnya Perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam) Kota Pariaman (RDTR Kota Pariaman) Kota Solok (RDTR Pusat Kota Solok) NO KAWASAN STRATEGIS PROVINSI 1 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis ITBM (Indarung, Teluk Bayur, Bungus, Mandeh) 2 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Provinsi Sumatera Barat - Provinsi Sumatera Utara Kawasan Silapiang Kab. Pasaman Barat 3 Zoning Regulation Kawasan Strategis Sungai Rumbai Kab. Dharmasraya 4 Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Strategis Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota 5 Penyusunan RTR, Zoning Regulation Kawasan Strategis Danau Singkarak 6 Penyusunan RTR Kawasan Strategis Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang 7 Penyusunan RTR dan Zoning Regulation Kawasan Strategis Danau Maninjau 8 Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Strategis Lunang Silaut 9 Penyusunan RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aie Putiah Kabupaten Solok Selatan PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG 1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) a. Terbatasnya tenaga auditor dan PPNS tata ruang. b. Terbatasnya tenaga yang memiliki kompetensi di bidang tata ruang dalam BKPRD c. Terbatasnya tenaga fungsional di bidang penataan ruang. d. Seringnya mutasi pejabat yang menangani penataan ruang. e. Belum optimalnya keberadaan PPNS sebagai aparatur penegakan Perda RTRW 2. Peran dan fungsi kelembagaan BKPRD sebagai wadah koordinasi penataan ruang daerah a. Belum optimalnya keberadaan BKPRD (BKPRD masih berjalan secara kasuistik, tidak dilaksanakan secara rutin) b. Kurangnya koordinasi antar BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. c. Belum terwujudnya sinkronisasi kepentingan sektoral dalam pemanfaatan ruang yang menyebabkan konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Masih terjadi pemahaman yang berbeda terhadap UU 26 tahun 2007 terkait dengan revisi Tata Ruang, sehingga dirasakan menghambat aktivitas pembangunan. d. Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang diindikasikan dengan masih adanya alih fungsi peruntukan lahan yang tidak sesuai dengan RTRW. e. Terbatasnya dukungan anggaran kegiatan BKPRD dalam mengkoordinasikan penataan ruang 3. Mekanisme Revisi Perda RTRW a. Tidak sinkronnya dokumen teknis, Perda, dan album peta RTRW menyebabkan penyimpangan dalam pemanfaatan penataan ruang. b. Kurangnya sosialisasi mekanisme revisi Perda RTRW pada Pemda kabupaten/kota, sehingga sebagian besar kab/kota yang mengajukan revisi belum mengetahui mekanisme seharusnya c. Adanya kegiatan nasional yang tidak sinkron dengan RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota untuk dilaksanakan pembangunan di daerah. 4. Pendelegasian kewenangan pembahasan substansi RDTR a. Belum diberikannya balasan surat terkait permohonan pendelegasian kewenangan Perda oleh Kemen PU pada Gubernur Sumatera Barat. Dimana Provinsi Sumatera Barat telah memenuhi 75% dari persyaratan yang ada, salah satunya 90% RTRW Prov dan RTRW kab/kota di Prov. Sumbar telah perda Lanjutan SECARA GEOLOGIS PROVINSI SUMATERA BARAT MERUPAKAN DAERAH RAWAN GEMPA BUMI, TERUTAMA DI JALUR GUNUNG BERAPI. HAL INI TERKAIT DENGAN KONDISI FISIK PULAU SUMATERA SEBAGAI GREAT SUMATRA FAULT DI SEPANJANG PESISIR BARAT SUMATERA DAN MENTAWAI FAULT DI KEPULAUAN MENTAWAI YANG SALING MENDESAK SEHINGGA TERJADI GERAKAN DI LEMPENG BESAR DAN MICRO PLATE. KONDISI TERSEBUT MENJADIKAN RENTAN TERHADAP BENCANA ALAM SEPERTI TANAH LONGSOR, LETUSAN GUNUNG BERAPI, DAN DAN GEMPA BUMI YANG BERPOTENSI TERJADINYA GELOMBANG TINGGI DAN/ATAU TSUNAMI SELAMA INI JENIS BENCANA ALAM DI PROVINSI INI TENTUNYA MENJADI KENDALA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DIDALAM RTRTW PROVINSI SUMATERA BARAT , BENCANA ALAM MERUPAKAN SALAH SATU ISU STRATEGIS, DIMANA MEMPUNYAI PENGARUH LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH PROVINSI , HAL INI DISEBABKAN: JENIS DAERAH RAWAN BENCANA ALAM YANG ADA DI SUMATERA BARAT : 1. KAWASAN RAWAN LONGSOR, 2. KAWASAN BANJIR, 3. KAWASAN RAWAN GELOMBANG PASANG, 4. KAWASAN RAWAN BENCANA GEOLOGI DAN GUNUNG API, 5. KAWASAN RAWAN ABRASI, 6. KAWASAN RAWAN TSUNAMI) DALAM RTRW PROVINSI SUMATERA BARAT PENGELOLAAN ADAPTASI DAN MITIGASI YANG DILAKUKAN PADA KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM YANG ADA DIATAS SEBAGAI BERIKUT : 1. MENGINVENTARISASI KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM DI PROVINSI SUMATERA 2. BARAT SECARA LEBIH AKURAT; 3. PENGATURAN KEGIATAN MANUSIA DI KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM UNTUK MELINDUNGI MANUSIA DARI BENCANA YANG DISEBABKAN OLEH ALAM MAUPUN SECARA TIDAK LANGSUNG OLEH PERBUATAN MANUSIA; 4. MELAKUKAN UPAYA UNTUK MENGURANGI /MENIADAKAN RESIKO BENCANA ALAM SEPERTI MELAKUKAN PENGHIJAUAN PADA LAHAN KRITIS; 5. MELAKUKAN SOSIALISASI BENCANA ALAM PADA MASYARAKAT, TERUTAMA MASYARAKAT YANG BERADA PADA /DEKAT DENGAN DAERAH RAWAN BENCANA ALAM.
6. SELURUH RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN/ KOTA DI PROV. SUMATERA BARAT SUDAH MENGATUR MENGENAI KAWASAN RAWAN BENCANA ; 7. Telah disusun MASTERPLAN KAWASAN BENCANA TSUNAMI PANTAI BARAT SUMATERA BARAT ( Pesisir Selatan Pasaman Barat) ; 8. Akan disusun RTR KAWASAN STRATEGIS BENCANA ERUPSI GUNUNG TALANG; & RTR KAWASAN STRATEGIS ERUPSI GUNUNG MERAPI;
1. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENANGANAN DAMPAK BENCANA ALAM 2. PROGRAM PENANGANAN TANGGAP DARURAT PASCA BENCANA 3. PROGRAM PENINGKATAN MITIGASI BENCANA 4. PROGRAM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA
B E N C A N A
L O K A S I
GEMPA
TSUNAMI
BANJIR
G. API
LONGSOR
KEBAKARAN
REKOMENDASI PEMBENTUKAN BPBD KOTA PADANG POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KOTA PARIAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KOTA BUKITTINGGI POTENSI POTENSI POTENSI POTENS BPBD TIPE A KOTA PD. PANJANG POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KOTA PAYAKUMBUH POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B KOTA SAWAHLUNTO POTENSI POTENSI BPBD TIPE B KOTA SOLOK POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B KAB.PD. PARIAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. AGAM POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. PAS. BARAT POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. PASAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. 50 KOTA POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. TANAH DATAR POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. SOLOK POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. SOLSEL POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. PESSEL POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A KAB. SWL/SJJ POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B KAB.DHARMASRAYA POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B KAB. MENTAWAI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A POTENSI BENCANA DISUMATERA BARAT Dari 19 Kab dan Kota di Sumatera Barat 15 diantaranya memiliki Potensi Banjir dan 17 Kota Kabupaten memiliki Potensi Bencana Longsor LAMPIRAN 6 Maret 2007 gempa melanda wilayah Solok, Tanah Datar dan Bukit Tinggi, dengan korban 10 orang tewas; 30 September 2009 melanda wilayah Padang, Pariaman dan Agam, dengan korban 1.115 orang meninggal, 135.299 rumah rusak berat, 65.306 rumah rusak sedang, dan 78.591 rumah rusak ringan; 25 oktober 2010 melanda wilayah Kepulauan Mentawai dan diikuti oleh Tsunami dengan korban 408 orang meninggal. Peristiwa Gempabumi dan Tsunami KORBAN AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 Gempabumi Sumatera Barat 30 September 2009 mengakibatkan : 1. KORBAN JIWA a. Meninggal Dunia 1.195 orang b. Luak Berat 619 orang c. Luka ringan 1.179 orang 2. KERUSAKAN INFRASTRUKTUR: a. 249.833 unit rumah rusak (114.797 unit rusak berat) b. 2.512 unit fasilitas pendidikan (9.051 lokal) c. 1.010 unit fasilitas pemerintahan d. 2.104 unit fasilitas ibadah e. 177 km jalan f. 4.980 m jembatan g. 25 unit hotel h. sarana irigasi, pasar dan bangunan lain i. putusnya jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan jaringan air bersih.
Disamping kerusakan sarana fisik tersebut di atas juga berdampak pada psikologis sendi- sendi kehidupan lainnya seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat 36 DAMPAK GEMPA TEJADI 30 SEPTEMBER 2009 Kantor : DINAS PRASARANA JALAN TATA RUANG DAN PERMUKIMAN SUMATERA BARAT Lokasi : Kantor Bappeda Prov Sumbar Bencana alam di wilayah Lembah Anai TSUNAMI MENTAWAI Penyebab Kejadian Gempa 7,2 Skala Richter Senin, 25 Oktober 2010 pukul 21:42:20 WIB Sumber gempa: 78 Km Barat Daya Pulau Pagai Selatan, Kep. Mentawai, Sumatera Barat Kedalaman 10 km TEKTONIK MENTAWAI 42 Sta. 01 Sta. 02 Sta. 03 Pemodelan Tsunami Akibat Megathrust Mentawai Potensi gempabumi 8,9 SR, 20-35 menit kemudian disusul tsunami di Kota Padang tinggi 6-10 meter dan sampai pada jarak 2-5 km. Jumlah penduduk yang terpapar 1,3 juta jiwa. Dengan menggunakan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.637 jiwa hilang, dan 103.225 jiwa luka-luka. Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Minangkabau dan lainnya hancur. ESCAPE BUILDING Infrastruktur pendidikan 1. Pembangunan baru sekolah yang rusak berat/roboh dilakukan dengan bangunan baru yang ramah bencana serta dilengkapi area untuk tempat evakuasi
2. Sekolah yang rusak sedang direhabilitasi untuk ramah bencana dengan penguatan struktur dan dinding Infrastruktur Publik 1. Rumah sakit dan tempat publik (pasar, kantor pemerintah) yang rusak berat dibangun dengan perbaikan struktur serta difungsikan sebagai tempat evakuasi
2. Kantor Dinas Pekerjaan Umum dibangun sebagai model (percontohan) pemanfaatan teknologi modern (seismic reduction/peredam getaran gempa) KonsultasiPublikDokumenRTRKSPDanauSingkaraktanggal1Maret2013 FasilitasiRencanaPerubahanPerdaRTRWKab.PadangPariamanDenganBKPRDProv. Sumbartanggal29September2013 BATAS EDITING