Anda di halaman 1dari 48

KINERJA BKPRD DALAM PENYELANGGARAAN PENATAAN

RUANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT


( ISU KEBENCANAAN SERTA ASPEK MITIGASI BENCANA DALAM RENCANA TATA RUANG)
Disampaikan pada acara Rakornas BKPRD Tahun 2014
Nusa Dua Provinsi Bali 8 Mei 2014
H. ISU KEBENCANAAN SERTA ASPEK MITIGASI BENCANA DALAM RENCANA
TATA RUANG
KONDISI ALAM
SUMATERA BARAT
4
Gambaran Umum Wilayah Sumatera Barat
Letak Geografis dan Administasi
Batas administrasi :
Utara : Provinsi Sumatera Utara
Timur : Provinsi Riau dan Jambi
Selatan : Provinsi Bengkulu
Barat : Samudera Hindia
0
0
54' Lintang Utara - 3
0
30' LS
98
0
36' - 101
0
53' Bujur Timur
Jumlah penduduk : 5.886.977 jiwa (2013)
Luas Daerah : 42.297 km2

(km
2
) (%)
1. Kepulauan Mentawai 6.011,35 14,20
2. Pesisir Selatan 5.794,95 13,70
3. Solok 3.738,00 9,00
4. Sawahlunto-sijunjung 3.130,80 7,40
5. Tanah Datar 1.336,00 3,10
6. Padang Pariaman 1.328,79 3,10
7. Agam 2.232,30 5,20
8. 50 Kota 3.354,30 7,90
9. Pasaman 4.447,63 10,50
10. Solok Selatan 3.346,20 7,90
11. Dharmasraya 2.961,13 7,00
12. Pasaman Barat 3.387,77 8,00
13. Padang 694,96 1,60
14. Solok 57,64 0,13
15. Sawahlunto 273,45 0,70
16. Padang Panjang 23 0,07
17. Bukittinggi 25,24 0,10
18. Payakumbuh 80,43 0,20
19. Pariaman 73,36 0,20
42.297,30 100,00
No. Kabupaten/Kota
Total
Luas Wilayah
KABUPATEN
KOTA
4
P
E
T
A

A
D
M
I
I
S
T
R
A
S
I

P
R
O
V
.

S
U
M
B
A
R

PENGGUNAAN LAHAN:
60 % KAWASAN HUTAN
40 % KWS NON HUTAN
2012 - 2032
PETA KONDISI TOPOGRAFI DAN GEOLOGI
BAGIAN TENGAH PROVINSI SUMATERA BARAT
1. SECARA GEOLOGIS
BANYAK TERDAPAT
STRUKTUR GEOLOGI
(SALAH SATU YANG
TERKENAL: PATAHAN
SEMANGKA)
2. TERDAPAT GUNUNG API;
4 BUAH,
3. TERDAPAT 8 DAS DAN
ANAK SUNGAI 606
4. TERDAPAT DANAU
SEBANYAK 4 BUAH

SEBAGIAN BESAR
WILAYAH MERUPAKAN
PEGUNUNGAN DAN
PERBUKITAN


PETA RAWAN
BENCANA
RAWAN LONSOR

BAHAYA GN. API

RAWAN BANJIR

ABRASI PANTAI
TUJUAN
PENATAAN RUANG
PROVINSI SUMATERA BARAT

Terwujudnya Keterpaduan Pola Ruang Provinsi
Sumatera Barat Sampai Tahun 2032 Melalui
Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Dengan
Tetap Memperhatikan Ekosistem Alam dan Daya
Dukung Wilayah Secara Berkelanjutan


BIDANG STATISTIK & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
10
POLA DAN STRUKTUR RUANG
PROV. SUMATERA BARAT
Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat
Pusat Kegiatan
USULAN
RTRWP
PKN 1. Kota Padang
PKW
1. Kota Sawahlunto
2. Kota Bukittinggi
3. Kota Pariaman
4. Kota Tuapejat
5. Kota Solok
PKWp
6. Kota Lb. Sikaping
7. Kota Payakumbuh
8. Kota Pulau Punjung
9. Tapan
10. Kota Simpang. Empat
PKL
1. Kota Lubuk. Basung
2. Kota Padang Panjang
3. Kota Batu Sangkar
4. Kota Muaro Sijunjung
5. Kota Aro Suka
6. Kota Painan
7. Kota Padang Aro
8. Kota Lubuk Alung
9. Kota Sarilamak
10. Kota Parit Malintang
13
PETA STRUKTUR
RUANG
PETA POLA
RUANG
1
2
3

PETA KAWASAN
STRATEGIS PROV
SUMBAR

VISI DAN MISI RPJMD 2010-2015
Yang diorientasikan dari TATA RUANG
1.Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan
berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak
Basandi Kitabullah
2.Mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional
3.Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, dan
berkualitas tinggi;
4.Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis
kerakyatan, berdayasaing regional dan global
5.Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan

RTRW SEBAGAI ACUAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DI PROV. SUMATERA BARAT

1. ACUAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
(RPJPD);
2. ACUAN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
3. ACUAN/DASAR DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN
LAINNYA DI DAERAH

RTRW
SEBAGAI BAGIAN ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
HARUS DIRENCANAKAN DENGAN BAIK DAN DIAWASI
PEMANFAATAN SEHINGGA TIDAK TERJADI SALAH PENGGUNAAN
YANG BERAKIBAT RUSAK LINGKUNGAN SUMBERDAYA ALAM
BKPRD
(BADAN KOORDINASI PENATAAN
RUANG DAERAH)
DIPERLUKAN BADAN KORRDINASI
PENGELOLA
Sekretariat BKPRD
BKPRD PROVINSI
Pokja Perencanaan
Tata Ruang
Pokja Pemanfaatan dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Berada pada Bappeda Provinsi.

Dipimpin oleh Sekretaris Bappeda
Provinsi
Ketua : Kabid. Tata Ruang pada
Bappeda
Wakil : Kabid./Kasudin yang
membidangi tata ruang
Sekretaris : Kasubbid pada Bappeda
Anggota : SKPD terkait tata ruang
Ketua : Kabid./Kasudin yang
membidangi tata ruang
Wakil : Kabag. Hukum
Sekretaris : Kasie/Kasubbid pada dinas
yang membidangi tata ruang
Anggota : SKPD terkait tata ruang
T U G A S
a. menyiapkan bahan tugas
BKPRD;
b. menyusun jadwal dan agenda;
c. melakukan fasilitasi kegiatan
BKPRD;
d. mengoordinasikan pelaksanaan
kegiatan pada kelompok kerja;
e. mengolah data dan informasi;
f. menyiapkan dan
mengembangkan informasi tata
ruang kabupaten;
g. menyiapkan laporan
pelaksanaan koordinasi
penataan ruang kabupaten; dan
h. menerima pengaduan
masyarakat.
a. memberikan masukan dalam rangka
pelaksanaan kebijakan penataan ruang
kabupaten;
b. melakukan fasilitasi penyusunan RTR
dengan mempertimbangkan KLHS;
c. melakukan fasilitasi penyusunan
program dan pembiayaan dalam rangka
penerapan rencana tata ruang;
d. melakukan fasilitasi pengintegrasian
program pembangunan dalam RTR
dengan RPJP/M;
e. menyiapkan bahan persetujuan
substansi teknis; dan
f. menginventarisasi dan mengkaji
permasalahan dalam perencanaan serta
memberikan alternatif pemecahannya
untuk dibahas dalam sidang pleno
BKPRD.
a. memberikan masukan dalam rangka
perumusan kebijakan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
b. melakukan fasilitasi pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan
terhadap penegakkan perda RTR;
c. melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan
pemanfaatan ruang;
d. melakukan fasilitasi pelaksanaan
penertiban pemanfaatan ruang; dan
e. menginventarisasi dan mengkaji
permasalahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang serta
memberikan alternatif pemecahannya untuk
dibahas dalam sidang pleno BKPRD.
dibantu oleh
18
Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat
1 Pesisir Selatan Perda Nomor 07 Tahun 2011, tgl 02 Februari 2011
2 Pasaman Perda Nomor 06 Tahun 2011, tgl 27 Juli 2011
3 Sijunjung Perda Nomor 5 Tahun 2012, tgl 5 April 2012
4 Tanah Datar Perda Nomor 2 Tahun 2012, tgl 31 Mei 2012
5 Dharmasraya Perda Nomor 10 Tahun 2012, tgl 19 Oktober 2012
6 Padang Pariaman Perda Nomor 5 Tahun 2011, tgl 14 November 2011
7 Solok Selatan Perda Nomor 8 Tahun 2012 tgl 12 Desember 2012
8 Agam Perda Nomor 13 Tahun 2011 tgl 13 Desember 2011
9 Pasaman Barat
Perda Nomor 18 Tahun 2012 tgl 17 Desember 2012
10 Lima Puluh Kota Perda Nomor 7 Tahun 2012 tgl 20 Desember 2012
11 Solok
Perda Nomor 1 Tahun 2013 tgl 14 Maret 2013
12 Kepulauan Mentawai
Sudah mendapatkan Persetujuan substansi dari kementerian PU
dan sedang dalam proses pembahasan dengan DPRD Kab.
Kepulauan Mentawai untuk mendapatkan kesepakatan bersama
DRPD dengan Bupati Kep. Mentawai.
Pemprov Sumbar telah melakukan upaya-upaya percepatan
pembahasan,antara lain pedampingan, dan surat teguran
Gubernur kepada Bupati.
NO NAMA DAERAH PERDA
Propinsi Sumatera Barat
Perda Nomor 13 Tahun 2012
tanggal 27 november 2012
No NAMA DAERAH PERDA
Kota di Provinsi Sumatera Barat
1 Payakumbuh Perda Nomor 1 Tahun 2012 tgl 25 Jan 2012
2 Bukittinggi Perda Nomor 6 Tahun 2011 tgl Januari 2011
3 Padang Perda Nomor 4 Tahun 2012 tgl29 Juli 2012
4 Sawahlunto Perda Nomor 8 Tahun 2012 tgl 25 Oktober 2012
5 Pariaman Perda Nomor 21 Tahun 2012 tgl 7 November 2012
6 Solok Perda Nomor 13 Tahun 2012 tgl 6 Desember 2012
7 Padang Panjang Perda Nomor 2 Tahun 2013 tgl 11 Maret 2013
Lanjutan
Tahun 2014 program kerja yang telah disusun BKPRD meliputi :
1. Koordinasi antar Kelompok kerja serta Kabupaten / Kota dalam
pemanfaatan dan pengendalian Ruang (Rakor BKPRD I dan II)
2. Penyusunan dan Pembahasan Dokumen Kawasan Strategis Provinsi
dan Rencana Detail Tata Ruang Kab/Kota
3. Penyiapan Regulasi terkait dokumen Tata Ruang
4. Monitoring dan Pengendalian Ruang
5. Pembinaan Penataan Ruang
6. Pemantapan dan Penyiapan data terkait penataan ruang

KABUPATEN /KOTA YANG TELAH MENYUSUN RDTR
Kabupaten Agam (RDTR Kawasan Lubuk Basung)
Kabupaten Limapuluh Kota (RDTR Kawasan Pusat Kota Sarilamak)
Kabupaten Pasaman (RDTR Kawasan Perkotaan Lubuk Sikaping)
Kabupaten Pasaman Barat (RDTR Pusat Ibukota Simpang Ampek, RTR Kawasan
Lembah Melintang)
Kabupaten Solok (RDTR Pusat Ibukota Aro Suka)
Kabupaten Pesisir Selatan ( RDTR Pusat Ibukota Painan)
Kabupaten Padang Pariaman (Zoning Regulation Ibukota Kabupaten Pemekaran
Kota Parik Malintang Kab. Padang Pariaman)
Kota Sawahlunto (RDTR Kota Lama Sawahlunto, RDTR Kota Talawi Silungkang,
RDTR Kawasan Perkantoran)
Kota Payakumbuh (RDTR KOTA PAYAKUMBUH)
Kota Bukittinggi (RDTR Kawasan Padang Luar Birugo, Zoning Regulation Kawasan
Baso dan Sekitarnya Perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam)
Kota Pariaman (RDTR Kota Pariaman)
Kota Solok (RDTR Pusat Kota Solok)
NO KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
1
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis ITBM (Indarung, Teluk Bayur, Bungus,
Mandeh)
2
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Provinsi Sumatera Barat - Provinsi
Sumatera Utara Kawasan Silapiang Kab. Pasaman Barat
3
Zoning Regulation Kawasan Strategis Sungai Rumbai Kab. Dharmasraya
4
Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Strategis Pangkalan Koto Baru
Kabupaten Lima Puluh Kota
5
Penyusunan RTR, Zoning Regulation Kawasan Strategis Danau Singkarak
6
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau
Talang
7
Penyusunan RTR dan Zoning Regulation Kawasan Strategis Danau Maninjau
8
Penyusunan Zoning Regulation Kawasan Strategis Lunang Silaut
9
Penyusunan RTR Kawasan Ekowisata Taluak Aie Putiah Kabupaten Solok
Selatan
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Terbatasnya tenaga auditor dan PPNS tata ruang.
b. Terbatasnya tenaga yang memiliki kompetensi di bidang tata ruang dalam BKPRD
c. Terbatasnya tenaga fungsional di bidang penataan ruang.
d. Seringnya mutasi pejabat yang menangani penataan ruang.
e. Belum optimalnya keberadaan PPNS sebagai aparatur penegakan Perda RTRW
2. Peran dan fungsi kelembagaan BKPRD sebagai wadah koordinasi penataan ruang
daerah
a. Belum optimalnya keberadaan BKPRD (BKPRD masih berjalan secara kasuistik, tidak
dilaksanakan secara rutin)
b. Kurangnya koordinasi antar BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c. Belum terwujudnya sinkronisasi kepentingan sektoral dalam pemanfaatan ruang yang
menyebabkan konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Masih terjadi pemahaman
yang berbeda terhadap UU 26 tahun 2007 terkait dengan revisi Tata Ruang, sehingga
dirasakan menghambat aktivitas pembangunan.
d. Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
yang diindikasikan dengan masih adanya alih fungsi peruntukan lahan yang tidak
sesuai dengan RTRW.
e. Terbatasnya dukungan anggaran kegiatan BKPRD dalam mengkoordinasikan penataan
ruang
3. Mekanisme Revisi Perda RTRW
a. Tidak sinkronnya dokumen teknis, Perda, dan album peta RTRW menyebabkan
penyimpangan dalam pemanfaatan penataan ruang.
b. Kurangnya sosialisasi mekanisme revisi Perda RTRW pada Pemda kabupaten/kota,
sehingga sebagian besar kab/kota yang mengajukan revisi belum mengetahui
mekanisme seharusnya
c. Adanya kegiatan nasional yang tidak sinkron dengan RTRW provinsi dan RTRW
kabupaten/kota untuk dilaksanakan pembangunan di daerah.
4. Pendelegasian kewenangan pembahasan substansi RDTR
a. Belum diberikannya balasan surat terkait permohonan pendelegasian
kewenangan Perda oleh Kemen PU pada Gubernur Sumatera Barat. Dimana
Provinsi Sumatera Barat telah memenuhi 75% dari persyaratan yang ada, salah
satunya 90% RTRW Prov dan RTRW kab/kota di Prov. Sumbar telah perda
Lanjutan
SECARA GEOLOGIS PROVINSI SUMATERA BARAT MERUPAKAN
DAERAH RAWAN GEMPA BUMI, TERUTAMA DI JALUR GUNUNG
BERAPI. HAL INI TERKAIT DENGAN KONDISI FISIK PULAU
SUMATERA SEBAGAI GREAT SUMATRA FAULT DI SEPANJANG
PESISIR BARAT SUMATERA DAN MENTAWAI FAULT DI KEPULAUAN
MENTAWAI YANG SALING MENDESAK SEHINGGA TERJADI
GERAKAN DI LEMPENG BESAR DAN MICRO PLATE. KONDISI
TERSEBUT MENJADIKAN RENTAN TERHADAP BENCANA ALAM
SEPERTI TANAH LONGSOR, LETUSAN GUNUNG BERAPI, DAN DAN
GEMPA BUMI YANG BERPOTENSI TERJADINYA GELOMBANG TINGGI
DAN/ATAU TSUNAMI
SELAMA INI JENIS BENCANA ALAM DI PROVINSI INI TENTUNYA
MENJADI KENDALA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN
BUDIDAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DIDALAM RTRTW PROVINSI SUMATERA BARAT , BENCANA ALAM
MERUPAKAN SALAH SATU ISU STRATEGIS, DIMANA MEMPUNYAI
PENGARUH LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG TERHADAP
PERKEMBANGAN WILAYAH PROVINSI , HAL INI DISEBABKAN:
JENIS DAERAH RAWAN BENCANA ALAM YANG ADA DI SUMATERA BARAT :
1. KAWASAN RAWAN LONGSOR,
2. KAWASAN BANJIR,
3. KAWASAN RAWAN GELOMBANG PASANG,
4. KAWASAN RAWAN BENCANA GEOLOGI DAN GUNUNG API,
5. KAWASAN RAWAN ABRASI,
6. KAWASAN RAWAN TSUNAMI)
DALAM RTRW PROVINSI SUMATERA BARAT PENGELOLAAN ADAPTASI DAN MITIGASI
YANG DILAKUKAN PADA KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM YANG ADA DIATAS
SEBAGAI BERIKUT :
1. MENGINVENTARISASI KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM DI PROVINSI SUMATERA
2. BARAT SECARA LEBIH AKURAT;
3. PENGATURAN KEGIATAN MANUSIA DI KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM UNTUK
MELINDUNGI MANUSIA DARI BENCANA YANG DISEBABKAN OLEH ALAM MAUPUN
SECARA TIDAK LANGSUNG OLEH PERBUATAN MANUSIA;
4. MELAKUKAN UPAYA UNTUK MENGURANGI /MENIADAKAN RESIKO BENCANA ALAM
SEPERTI MELAKUKAN PENGHIJAUAN PADA LAHAN KRITIS;
5. MELAKUKAN SOSIALISASI BENCANA ALAM PADA MASYARAKAT, TERUTAMA
MASYARAKAT YANG BERADA PADA /DEKAT DENGAN DAERAH RAWAN BENCANA ALAM.


6. SELURUH RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN/ KOTA DI PROV.
SUMATERA BARAT SUDAH MENGATUR MENGENAI KAWASAN RAWAN BENCANA ;
7. Telah disusun MASTERPLAN KAWASAN BENCANA TSUNAMI PANTAI BARAT SUMATERA
BARAT ( Pesisir Selatan Pasaman Barat) ;
8. Akan disusun RTR KAWASAN STRATEGIS BENCANA ERUPSI GUNUNG TALANG; & RTR
KAWASAN STRATEGIS ERUPSI GUNUNG MERAPI;

1. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENANGANAN DAMPAK BENCANA ALAM
2. PROGRAM PENANGANAN TANGGAP DARURAT PASCA BENCANA
3. PROGRAM PENINGKATAN MITIGASI BENCANA
4. PROGRAM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA

B E N C A N A

L O K A S I

GEMPA

TSUNAMI

BANJIR

G. API

LONGSOR

KEBAKARAN

REKOMENDASI
PEMBENTUKAN BPBD
KOTA PADANG POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KOTA PARIAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KOTA BUKITTINGGI POTENSI POTENSI POTENSI POTENS BPBD TIPE A
KOTA PD. PANJANG POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KOTA PAYAKUMBUH POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B
KOTA SAWAHLUNTO POTENSI POTENSI BPBD TIPE B
KOTA SOLOK POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B
KAB.PD. PARIAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. AGAM POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. PAS. BARAT POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. PASAMAN POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. 50 KOTA POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. TANAH DATAR POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. SOLOK POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. SOLSEL POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. PESSEL POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
KAB. SWL/SJJ POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B
KAB.DHARMASRAYA POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE B
KAB. MENTAWAI POTENSI POTENSI POTENSI POTENSI BPBD TIPE A
POTENSI BENCANA DISUMATERA BARAT
Dari 19 Kab dan Kota di Sumatera Barat 15 diantaranya memiliki Potensi Banjir
dan 17 Kota Kabupaten memiliki Potensi Bencana Longsor
LAMPIRAN
6 Maret 2007 gempa melanda
wilayah Solok, Tanah Datar dan
Bukit Tinggi, dengan korban 10
orang tewas;
30 September 2009 melanda
wilayah Padang, Pariaman dan
Agam, dengan korban 1.115 orang
meninggal, 135.299 rumah rusak
berat, 65.306 rumah rusak sedang,
dan 78.591 rumah rusak ringan;
25 oktober 2010 melanda wilayah
Kepulauan Mentawai dan diikuti
oleh Tsunami dengan korban 408
orang meninggal.
Peristiwa Gempabumi dan Tsunami
KORBAN AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009
Gempabumi Sumatera Barat 30 September
2009 mengakibatkan :
1. KORBAN JIWA
a. Meninggal Dunia 1.195 orang
b. Luak Berat 619 orang
c. Luka ringan 1.179 orang
2. KERUSAKAN INFRASTRUKTUR:
a. 249.833 unit rumah rusak (114.797 unit
rusak berat)
b. 2.512 unit fasilitas pendidikan (9.051
lokal)
c. 1.010 unit fasilitas pemerintahan
d. 2.104 unit fasilitas ibadah
e. 177 km jalan
f. 4.980 m jembatan
g. 25 unit hotel
h. sarana irigasi, pasar dan bangunan lain
i. putusnya jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, dan jaringan air bersih.

Disamping kerusakan sarana fisik tersebut di
atas juga berdampak pada psikologis sendi-
sendi kehidupan lainnya seperti pendidikan,
ekonomi, dan sosial budaya masyarakat
36
DAMPAK GEMPA TEJADI 30 SEPTEMBER 2009
Kantor : DINAS PRASARANA JALAN TATA RUANG DAN PERMUKIMAN
SUMATERA BARAT
Lokasi : Kantor Bappeda Prov Sumbar
Bencana alam di wilayah Lembah Anai
TSUNAMI MENTAWAI
Penyebab Kejadian
Gempa 7,2 Skala
Richter
Senin, 25 Oktober
2010 pukul 21:42:20
WIB
Sumber gempa:
78 Km Barat Daya
Pulau Pagai
Selatan, Kep.
Mentawai,
Sumatera Barat
Kedalaman 10 km
TEKTONIK MENTAWAI
42
Sta. 01
Sta. 02
Sta. 03
Pemodelan Tsunami Akibat Megathrust Mentawai
Potensi gempabumi 8,9 SR, 20-35
menit kemudian disusul tsunami di
Kota Padang tinggi 6-10 meter dan
sampai pada jarak 2-5 km.
Jumlah penduduk yang terpapar 1,3 juta jiwa. Dengan menggunakan skenario terburuk,
diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.637 jiwa hilang, dan 103.225 jiwa luka-luka.
Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Minangkabau dan lainnya hancur.
ESCAPE BUILDING
Infrastruktur pendidikan
1. Pembangunan baru sekolah
yang rusak berat/roboh
dilakukan dengan bangunan
baru yang ramah bencana serta
dilengkapi area untuk tempat
evakuasi

2. Sekolah yang rusak sedang
direhabilitasi untuk ramah
bencana dengan penguatan
struktur dan dinding
Infrastruktur Publik
1. Rumah sakit dan tempat
publik (pasar, kantor
pemerintah) yang rusak
berat dibangun dengan
perbaikan struktur serta
difungsikan sebagai
tempat evakuasi

2. Kantor Dinas Pekerjaan
Umum dibangun sebagai
model (percontohan)
pemanfaatan teknologi
modern (seismic
reduction/peredam
getaran gempa)
KonsultasiPublikDokumenRTRKSPDanauSingkaraktanggal1Maret2013
FasilitasiRencanaPerubahanPerdaRTRWKab.PadangPariamanDenganBKPRDProv.
Sumbartanggal29September2013
BATAS EDITING

Anda mungkin juga menyukai