LANDASAN HUKUM
%
%
%
%
%
Calorific Value
Gross as received
kcal/kg
Gross air dried
kcal/kg
Hardgrove Grindability Index
Pinang
Coal
Melawan
Coal
10.5
5.0
5.0
41.0
0.60
14.0-19.0
9.0-13.0
6.0
40.0
0.60
23.5
18.0
2.5
38.0
0.20
6700
7100
48
5700-6300
6100-6700
46
5350
5750
45
I. Operasi Penambangan
PROSES PENAMBANGAN
PERSIAPAN PENAMBANGAN
EKPLORASI, Sampai akhir tahun 2004, dari luas konsensi yang dimiliki seluas 90.960 hektar, baru sekitar 32.590
hektar atau 36% telah dieksplorasi. Saat ini kegiatan eksplorasi didukung oleh 6 unit pengebor.
Selain untuk mendapatkan data keberadaan batubara,
dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh
batuan penutup, untuk mengetahui sifat keasaman dari
batuan tersebut. Hasil analisa laboratorium ini akan
digunakan sebagai masukkan bagi pembuatan model
penyebaran batuan berdasarkan sifat keasamannya, dan
akan digunakan sebagai acuan untuk kegiatan operasional
pemindahan dan penimbunan batuan penutup dikemudian
hari.
PROSES PENAMBANGAN
PEMBUKAAN LAHAN, dilakukan dengan alat berbobot ringan, untuk menghindari terjadinya pemadatan tanah.
Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan kegiatan pengambilan tanah, yang selanjutnya akan dilakukan penggalian
batubara.
Sampai akhir tahun 2004, luas lahan terbuka adalah 6.952 hektar (7.6% dari daerah konsensi). Sisa lahan terbuka masih
digunakan untuk kegiatan penambangan dan penyediaan fasilitas pendukung, seperti kantor dan bengkel.
Sebelum
kegiatan
pembukaan
lahan
dimulai,
PROSES PENAMBANGAN
MANAJEMEN TANAH, Setiap hari sekitar 11.000 bcm tanah
dipindahkan, dengan menggunakan 17 truk yang didukung oleh 4
alat muat (back hoe) dan 7 alat dorong (dozer). Tanah yang
dipindahkan selanjutnya ditempatkan di daerah yang akan
direhabilitasi atau disimpan sementara.
PROSES PENAMBANGAN
PENAMBANGAN BATUBARA
Penambangan di KPC sejak awal dilakukan dengan metode konvensional yang merupakan kombinasi pemboran &
peledakan.
KPC telah mengidentifikasi 2.945 miliar ton sumber batu bara dan lebih dari 634 juta ton cadangan batu bara.
Saat ini PT KPC mengoperasikan Tambang batubara terbuka di 8 pit di Sangatta. Lima pit dioperasikan oleh KPC dan
tiga pit dioperasikan oleh kontraktor (Pama dan Thiess).
Produksi batu bara PT KPC pada 2005 mencapai 28 juta ton atau di bawah target sebesar 32 juta ton. Dari pit Bengalon,
produksi yang terealisir sekitar 1 juta ton dari target yang sebesar 3 juta ton.
Target produksi batu bara KPC pada tahun 2006 sekitar 36 juta ton. Jumlah itu diperoleh dari Sangatta sebesar 30 juta
ton dan dari Bengalon sekitar 6 juta ton.
PENGOLAHAN BATUBARA
STOCKPILE BATUBARA
OVERLAND CONVEYOR
Pengiriman batubara ke pelabuhan melalui ban berjalan
(conveyor) tunggal sepanjang 13 Km.
Kapasitas 4,000 ton per jam.
Batubara memerlukan 27 menit untuk menempuh 13 km jarak
ke pelabuhan.
PENIMBUNAN BATUAN PENUTUP & KONTROL SEDIMEN, Penimbunan dilakukan dengan mengikuti tata cara yang
tercantum dalam Spesifikasi Rehabilitasi. Tinggi setiap timbunan adalah 10 m dengan kemiringan lereng akhir 1 : 4.
Batuan yang berpotensi menghasilkan asam (Potential Acid Forming = PAF) ditempatkan dibagian terbawah dari timbunan.
Batuan ini harus diselimuti oleh batuan yang tidak berpotensi menghasilkan asam (Non Acid Forming = NAF). Hal ini
dilakukan untuk mencegah terbentuknya air asam batuan.
KOLAM PENGENDAP SEDIMEN, Berfungsi untuk
mengendapkan sedimen yang terbawa akibat aliran air
permukaan, sehingga air yang masuk ke sungai penerima
mempunyai kualitas yang sesuai dengan baku mutu
lingkungan. Pengambilan contoh air di 7 titik pantau
kepatuhan dan analisa laboratorium dilakukan setiap hari
untuk memastikan parameter air yang tertuang dalam baku
mutu lingkungan bisa terpenuhi.
PENANAMAN
Penanaman diawali dengan penebaran benih tanaman penutup tanah (cover crop), untuk mencegah terjadinya erosi.
Kemudian dilakukan penananam tanaman pelindung dan selanjutnya tanaman keras khas Kalimantan seperti Meranti,
Kapur dan Ulin. Tanaman yang digunakan sebagian besar diproduksi oleh Nursery Environment Department.
Perawatan
tanaman
di
daerah
pembersihan
mengetahui
gulma.
Untuk
perkembangan
daerah
Dokumen Rencana Penupan Tambang KPC telah disetujui Dep.ESDM tahun 2011. Dalam dukumen
tersebut berisikan :
- Salah satu lahan bekas tambang saat ini difungsikan untuk wisata dengan membangun fasilitasfasilitas yang menunjang kegiatan wisata seperti :
a. Pemonndokan
b. Perahu wisata
c. Sarana bermain anak-anak
d. Areal painball
- Pusat pelatihan untuk perternakan sapi terdapat di area bekas tambang yang dilengkapi gedung
sarana diklat, kandang sapi area perternakan, pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk biogas dan
rumah pengomposan yang saatnya dikelola oleh KPC. Untuk menunjang Rehabilitasi lahan pasca
tambang KPC juga memiliki 200.000 bibit yang sudah siap ditanam dan juga tersedia bibit yang
masih dalam tahap penyemaian.
NO
Program
1 Budidaya jeruk
2 Pengembang kakao
3 Pengembangan nilam
Bentuk Kegiatan
Distribusi Sebayak 29.888 bibit jeruk dan pembukaan lahan baru
seluas 309 Ha
Temu petani kakao seluruh kutai timur, identifikasi potensi
produksi kakao
KPC bersama dengan pemerintah daerah kutai timur dan komite
pechole borneo melakukan kegiatan agribisnis nilam serta
melakukan pengembangan sms-gateway
pedamping kelompok dan pemberian stimulasi berupa 299.500
ekor bibit ikan dan pakan sebanyak 6000 kg
pemagangan masyarakat lokal, pembangunan kandang sapi kap.
110 ekor sapi, unit biogas kebun rumput 4 Ha
KESIMPULAN
Rencana kegiatan reklamasi dan pasca tambang diajukan sejak
sebelum kegiatan operasi penambangan dilakukan. Kegiatan
reklamasi dilakukan sejak produksi tambang dimulai. Perinsipprinsip reklamasi dan pasca tambang meliputi lingkungan hidup
dan konservasi.
Proses dan pengawasan dari reklamasi dan
pasca tambang merupakan integrasi dan pemerintah,
perusahaan dan masyarakat sekitar. Sanksi bagi perusahaan
yang tidak melakukan kegiatan pasca tambang antara lain
peringatan tertulis, pemberentian kegiatan penambangan
hingga pencabutan izin.