Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PASCA TAMBANG

LANDASAN HUKUM

TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG

A. PROFIL WILAYAH PT KPC


I. Lokasi Kesampaian Daerah
II. Luas Kepemilikan Dan Peruntukan Lahan
a. Luas Wilayah IUP
b. Kualitas Batubara
B. KUALITAS BATUBARA KPC
C. DESKRIPSI KEGIATAN PENAMBANGAN
I. Operasi Penambangan
II. Proses Penambangan
a. Persiapan Penambangan
b. Penambangan
c. Pengolahan
d. Penambangan Batubara
e. Pengolahan Batubara
f. Stockpile Batubara
g Paska Tambang KPC
h. Penanaman
III. Proses Penutupan Tambang
VI. Proses Pasca Tambang
a. Hasil RPT & Reklamasi KPC
V. KESIMPULAN

A. PROFIL WILAYAH PT KPC


I.

LOKASI KESAMPAIAN DAERAH


Operasi KPC terletak di sekitar Sangatta,

ibukota Kabupaten Kutai Timur (Kutim), di


provinsi Kalimantan Timur Indonesia. Kota ini di
Sangatta, 50 km sebelah utara khatulistiwa di
pantai timur Pulau Kalimantan, 180 kilometer
sebelah utara ibukota propinsi Samarinda dan
310 km sebelah utara dari pusat penduduk utama
Balikpapan.
Secara geografis daerah tersebut berada
pada koordinat 03322.8- 03405.1 Lintang
Utara dan 1173054.8 1173133.6 Bujur
timur.

II. KEPEMILIKAN DAN PERUNTUKAN LAHAN


a. LUAS WILAYAH IUP
PT. KALTIM PRIMA COAL, perusahaan pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur yang
didirikan dengan akte No 28 tanggal 9 maret 1982dan medandapat pengesahan dari Mentri Kehakiman RI sesuai dengan Surat
Keputusan No Y.A 5/208/25 tangal 16 Maret 1982.
Sejak awal beroperasi pada tahun 1992, KPC merupakan perusahaan modal asing yang dimiliki oleh British Petroleun
Internasional Ltd dan Rio Tinto of Australian dengan saham masing-masing 50%. Berdasarkan Perjanjian Kontrak Karya Pengusaha
Pertambangan Batubara PKP2B (izin PKP2B no. J2/Ji. D4/16/82) tertanggal 8 April 1982, pemerintah meberikan izin kepada KPC
untuk melaksanakan eksplorasi, produksi dan memasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai dengan tahun 2021. wilayah
mencakup daerah seluas 90.938 ha.
Persetujuan kelayakan lingkungan melalui Surat Keputusan Bupati Kutai Timur No.660.5/K.205/2010 tertanggal 15 Maret
2010, perihal kelayakan lingkungan kegiatan pertambangan batubara kapasitas produksi hingga 70 Juta Ton/Tahun.

B. Kualitas Batubara KPC


Prima
Coal
Total Moisture (as received)
Inherent Moisture (air dried)
Ash (air dried)
Volatile Matter (air dried)
Total Sulphur

%
%
%
%
%

Calorific Value
Gross as received
kcal/kg
Gross air dried
kcal/kg
Hardgrove Grindability Index

Pinang
Coal

Melawan
Coal

10.5
5.0
5.0
41.0
0.60

14.0-19.0
9.0-13.0
6.0
40.0
0.60

23.5
18.0
2.5
38.0
0.20

6700
7100
48

5700-6300
6100-6700
46

5350
5750
45

C. DESKRIPSI KEGIATAN PENAMBANGAN


I. Operasi Penambangan

I. Operasi Penambangan

PROSES PENAMBANGAN
PERSIAPAN PENAMBANGAN

EKPLORASI, Sampai akhir tahun 2004, dari luas konsensi yang dimiliki seluas 90.960 hektar, baru sekitar 32.590
hektar atau 36% telah dieksplorasi. Saat ini kegiatan eksplorasi didukung oleh 6 unit pengebor.
Selain untuk mendapatkan data keberadaan batubara,
dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh
batuan penutup, untuk mengetahui sifat keasaman dari
batuan tersebut. Hasil analisa laboratorium ini akan
digunakan sebagai masukkan bagi pembuatan model
penyebaran batuan berdasarkan sifat keasamannya, dan
akan digunakan sebagai acuan untuk kegiatan operasional
pemindahan dan penimbunan batuan penutup dikemudian
hari.

PROSES PENAMBANGAN

PEMBUKAAN LAHAN, dilakukan dengan alat berbobot ringan, untuk menghindari terjadinya pemadatan tanah.
Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan kegiatan pengambilan tanah, yang selanjutnya akan dilakukan penggalian
batubara.
Sampai akhir tahun 2004, luas lahan terbuka adalah 6.952 hektar (7.6% dari daerah konsensi). Sisa lahan terbuka masih
digunakan untuk kegiatan penambangan dan penyediaan fasilitas pendukung, seperti kantor dan bengkel.
Sebelum

kegiatan

pembukaan

lahan

dimulai,

dilakukan kegiatan identifikasi dan dokumentasi flora


dan fauna yang ada di daerah tersebut. Beberapa
jenis spesies tanaman penting dikoleksi sebagai bibit
tanaman bagi kegiatan rehabilitasi nanti.

PROSES PENAMBANGAN
MANAJEMEN TANAH, Setiap hari sekitar 11.000 bcm tanah
dipindahkan, dengan menggunakan 17 truk yang didukung oleh 4
alat muat (back hoe) dan 7 alat dorong (dozer). Tanah yang
dipindahkan selanjutnya ditempatkan di daerah yang akan
direhabilitasi atau disimpan sementara.

PELEDAKAN dilakukan dengan menggunakan ANFO


(Amonium Nitrat Fuel Oil) dengan komposisi rata-rata 94%
Amonium Nitrat (60.160 ton) dan 6% solar (3.840 ton atau
4,267 juta liter).

PROSES PENAMBANGAN

PENAMBANGAN BATUBARA
Penambangan di KPC sejak awal dilakukan dengan metode konvensional yang merupakan kombinasi pemboran &
peledakan.
KPC telah mengidentifikasi 2.945 miliar ton sumber batu bara dan lebih dari 634 juta ton cadangan batu bara.
Saat ini PT KPC mengoperasikan Tambang batubara terbuka di 8 pit di Sangatta. Lima pit dioperasikan oleh KPC dan
tiga pit dioperasikan oleh kontraktor (Pama dan Thiess).
Produksi batu bara PT KPC pada 2005 mencapai 28 juta ton atau di bawah target sebesar 32 juta ton. Dari pit Bengalon,
produksi yang terealisir sekitar 1 juta ton dari target yang sebesar 3 juta ton.
Target produksi batu bara KPC pada tahun 2006 sekitar 36 juta ton. Jumlah itu diperoleh dari Sangatta sebesar 30 juta
ton dan dari Bengalon sekitar 6 juta ton.

PENGOLAHAN BATUBARA

BATUBARA DIPISAHKAN ATAS JENISNYA.


DIPISAHKAN DALAM 4 CRUSHER DENGAN MASING-MASING
KAPASITAS 1,000 T/JAM.

PENCUCIAN BATUBARA BERKAPASITAS 1.5 JUTA TONNES/TAHUN.

STOCKPILE BATUBARA

OVERLAND CONVEYOR
Pengiriman batubara ke pelabuhan melalui ban berjalan
(conveyor) tunggal sepanjang 13 Km.
Kapasitas 4,000 ton per jam.
Batubara memerlukan 27 menit untuk menempuh 13 km jarak
ke pelabuhan.

PASKA PENAMBANGAN KPC

PENIMBUNAN BATUAN PENUTUP & KONTROL SEDIMEN, Penimbunan dilakukan dengan mengikuti tata cara yang
tercantum dalam Spesifikasi Rehabilitasi. Tinggi setiap timbunan adalah 10 m dengan kemiringan lereng akhir 1 : 4.
Batuan yang berpotensi menghasilkan asam (Potential Acid Forming = PAF) ditempatkan dibagian terbawah dari timbunan.
Batuan ini harus diselimuti oleh batuan yang tidak berpotensi menghasilkan asam (Non Acid Forming = NAF). Hal ini
dilakukan untuk mencegah terbentuknya air asam batuan.
KOLAM PENGENDAP SEDIMEN, Berfungsi untuk
mengendapkan sedimen yang terbawa akibat aliran air
permukaan, sehingga air yang masuk ke sungai penerima
mempunyai kualitas yang sesuai dengan baku mutu
lingkungan. Pengambilan contoh air di 7 titik pantau
kepatuhan dan analisa laboratorium dilakukan setiap hari
untuk memastikan parameter air yang tertuang dalam baku
mutu lingkungan bisa terpenuhi.

PENANAMAN
Penanaman diawali dengan penebaran benih tanaman penutup tanah (cover crop), untuk mencegah terjadinya erosi.
Kemudian dilakukan penananam tanaman pelindung dan selanjutnya tanaman keras khas Kalimantan seperti Meranti,
Kapur dan Ulin. Tanaman yang digunakan sebagian besar diproduksi oleh Nursery Environment Department.
Perawatan

tanaman

di

daerah

rehabilitasi dilakukan secara rutin, agar


tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pekerjaan meliputi pemberian pupuk
dan

pembersihan

mengetahui

gulma.

Untuk

perkembangan

daerah

rehabilitasi secara menyeluruh.

III. PROSES PENUTUPAN TAMBANG


Proses Penutupan Tambang KPC adalah :
a. Reklamasi
b. Pemantauan Lingkungan
c. Rehabilitas Lahan
d. Remediasi Material berbahaya
e. Pembokaran fasilitas tambang
f. Program pemberdayaan masyarakat
Program RPT telah disampaikan kepada
Pemerintah KPC telah dapat rekomendasi
persetujuan dari Bupati Kutai Timur dengan
surat No 1104/Distamb-1.1/x/2009 tertanggal
14 Oktober 2009

Dokumen Rencana Penupan Tambang KPC telah disetujui Dep.ESDM tahun 2011. Dalam dukumen
tersebut berisikan :
- Salah satu lahan bekas tambang saat ini difungsikan untuk wisata dengan membangun fasilitasfasilitas yang menunjang kegiatan wisata seperti :
a. Pemonndokan
b. Perahu wisata
c. Sarana bermain anak-anak
d. Areal painball
- Pusat pelatihan untuk perternakan sapi terdapat di area bekas tambang yang dilengkapi gedung
sarana diklat, kandang sapi area perternakan, pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk biogas dan
rumah pengomposan yang saatnya dikelola oleh KPC. Untuk menunjang Rehabilitasi lahan pasca
tambang KPC juga memiliki 200.000 bibit yang sudah siap ditanam dan juga tersedia bibit yang
masih dalam tahap penyemaian.

VI. PROGRAM PASCA TAMBANG KPC


A. RENCANA PROGRAM PASCA TAMBANG

NO

Program

1 Budidaya jeruk
2 Pengembang kakao
3 Pengembangan nilam

4 Perikanan air tawar


5 Perternakan sapi terpadu

Bentuk Kegiatan
Distribusi Sebayak 29.888 bibit jeruk dan pembukaan lahan baru
seluas 309 Ha
Temu petani kakao seluruh kutai timur, identifikasi potensi
produksi kakao
KPC bersama dengan pemerintah daerah kutai timur dan komite
pechole borneo melakukan kegiatan agribisnis nilam serta
melakukan pengembangan sms-gateway
pedamping kelompok dan pemberian stimulasi berupa 299.500
ekor bibit ikan dan pakan sebanyak 6000 kg
pemagangan masyarakat lokal, pembangunan kandang sapi kap.
110 ekor sapi, unit biogas kebun rumput 4 Ha

HASIL RPT DAN REKLAMASI KPC

Salah satu tanaman jenis macaranga


conifera
di dalam kawasan reklamasi bekas
tambang
batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC),
Sangatta,
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan
Timur,
Sabtu, 15 Juni 2013. Luas lahan dalam
program
reklamasi tambang ini mencapai 22

KESIMPULAN
Rencana kegiatan reklamasi dan pasca tambang diajukan sejak
sebelum kegiatan operasi penambangan dilakukan. Kegiatan
reklamasi dilakukan sejak produksi tambang dimulai. Perinsipprinsip reklamasi dan pasca tambang meliputi lingkungan hidup
dan konservasi.
Proses dan pengawasan dari reklamasi dan
pasca tambang merupakan integrasi dan pemerintah,
perusahaan dan masyarakat sekitar. Sanksi bagi perusahaan
yang tidak melakukan kegiatan pasca tambang antara lain
peringatan tertulis, pemberentian kegiatan penambangan
hingga pencabutan izin.

Anda mungkin juga menyukai