Anda di halaman 1dari 10

ALUMINIUM HIDROKSIDA

ALUMINUM HYDROXIDE

1. Nama
Golongan
Garam anorganik; garam basa lemah
(5)
; basa anorganik
(8)
Sinonim / Nama Dagang
(2,6,7,8,11)

Aluminum hydrate; Aluminum trihydrate; Hydrated alumina; Alumina trihydrate;
Hydrated aluminum oxide; Alumina hydrate; Aluminic acid; Aluminum (III)
hydroxide; Aluminum hydroxide dried gel; Aluminum oxide-3H
2
O; Aluminum
oxide hydrate; Aluminum oxide trihydrate; Alpha-alumina trihydrate; Aluminum
trihydoxide; Alusal; Amphojel; Higilite; Hydral; AlH
3
O
3
; Aluminum hydroxide
powder reagent; Aluminum trihydroxide; Trihydroxyaluminum; Alumigel;
Amphogel; Almogastrin; Hychol 705; Hydrafil; Hydral 705; Hydral 710; Liquigel;
Martinal; Reheis F 1000; Ascriptin; Trihydrated alumina; Alhydrogel;
Alugelibye; Boehmite; Amorphous alumina; Alcoa 331; Alcoa C 30BF; AF 260;
Alpha-alumina trihydrate; Amberol ST 140F; Baco AF 260; British aluminum
AF 260; P 30 BF; PGA
Nomor Identifikasi
(2,3,4,5,6,7,8,11)

Nomor CAS : 21645-51-2
Nomor OHS : 00934
Nomor (EC) EINECS : 244-492-7
Nomor RTECS : BD0940000

2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Alumunium hidroksida
Deskripsi
(5,6,8,11)

Padatan berbentuk serbuk kristal, granul, atau gel berwarna putih, tidak
berbau; Berat molekul 78,01 g/mol; Rumus molekul Al(OH)
3
; Titik lebur 300
o
C
(572 F); Berat jenis (air=1) 2,423; Larut dalam pelarut alkali, asam klorida,
asam sulfat, asam kuat dengan adanya air; Tidak larut dalam air dingin,
alkohol.
Frasa resiko, frasa keamanan, dan tingkat bahaya
Peringkat NFPA (skala 0-4)
(4,5,6,7,8)

Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif
Klasifikasi EC
(7,11)
:
Xi = Iritan
R36 = Menyebabkan iritasi pada mata
S24/25 = Hindarkan terkena mata dan kulit
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar
air dan cari pertolongan medis
S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat

3. Penggunaan
Digunakan sebagai adsorbent, pengemulsi, penukar ion, digunakan pada
kromatografi, mordan untuk pencelupan
(10)
, dalam pembuatan kaca, kertas,
tembikar, tinta cetak, bahan pelumas, deterjen, kain tahan air
(10)
. Sebagai
media penyaring
(10)
. Digunakan sebagai serbuk pengering
(11)
dan sebagai gel
kering dalam industri obat
(10)
. Digunakan dalam pembuatan antiperspirant,
pasta gigi
(10)
. Digunakan sebagai pemurni komponen serum tertentu
(1)
,
antasida
(9,10)
dan antihiperfosfatemik
(10)
. Di bidang veteriner digunakan
sebagai vaksin adjuvant, antasida, dan pelindung saluran pencernaan anjing
(10)
.

4. Identifikasi bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Jika terkena mata dapat mengiritasi mata,
jika terkena kulit dapat mengiritasi kulit, jika terhirup dapat mengiritasi saluran
pernafasan, jika tertelan dapat mengiritasi saluran pencernaan
(6,7)
.
Organ sasaran : Tidak diketahui
(4,8)
.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi saluran pernafasan
(8)
.
Kontak dengan kulit
Iritasi
(8)
.
Kontak dengan mata
Iritasi
(8)
.
Tertelan
Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti
(8)
.
Paparan jangka panjang
Terhirup
Kerusakan paru-paru
(8)
.
Kontak dengan kulit
Tidak tersedia informasi
(8)
.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi
(8)
.
Tertelan
Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti
(8)
.

5. Stabilitas dan Reaktivitas


Reaktivitas : Stabil pada suhu dan tekanan
normal
(8)
. Dapat menyerap karbon
dioksida di udara
(5,10,11)
. Dapat
membentuk gel jika bahan terkena
dengan air dalam jangka waktu
panjang
(5,10,11)
. Dapat menyerap
asam
(5,10,11)
.
Kondisi yang harus dihindarkan : Hindarkan pembentukan debu
(8)
,
kelembaban
(5)

Tidak tercampurkan (tancampurkan) : Halo karbon
(8)
, bahan
pengoksidasi kuat
(11)
, asam kuat
(11)
, air
(11)
.
Aluminium hidroksida dengan
Karet terklorinasi : Pada pemanasan menimbulkan
reaksi kuat atau ledakan
(8)
Bismut : Reaksi berbahaya
(5)
Bahaya dekomposisi : Terdekomposisi pada suhu
>200
o
C
(1)
.
Produk dekomposisi termal:
Berbagai produk dekomposisi
(8)
,
membentuk oksida aluminium
(5)
Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi
(8)

6. Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku
(8)
.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan
(8,11)
.
Simpan dalam wadah tertutup rapat
(8)
.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik
(6,7,11)
.
Jangan disimpan pada suhu di atas 24
o
C (75,2 F)
(6)
.
Hindarkan dari kerusakan fisik
(5)
.

7. Toksikologi


Toksisitas
Data pada manusia
(8,11)
TDL
0
oral- anak-anak 79 gm/kg/2 tahun intermittent; TDL
0
oral- anak-anak 122
gm/kg/4 hari; TDL
0
tidak dilaporkan-bayi 39 gm/kg/24 hari intermittent
Data pada hewan
(8,11)
LDL
0
intraperitoneal-tikus 150 mg/kg; TDL
0
oral-tikus 8040 mg/kg/67 hari
kontinyu
Data karsinogen
Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP atau CA Prop 65 tidak terdaftar sebagai
bahan karsinogenik
Data reproduksi
Bahaya reproduktif: oral-wanita hamil (1-40 minggu) 84 gm/kg, menimbulkan
gangguan fisik pada bayi baru lahir
(3)
.
Informasi ekologis
Tidak terbiodegradasi
(1)
.

8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup

Aluminium hidroksida: Debu bahan ini dapat menyebabkan iritasi membran
mukosa. Menghirup debu halus yang mengandung aluminium hidroksida dapat
menyebabkan berkurangnya kapasitas paru-paru pada manusia serta
menyebabkan pernafasan cepat dan dangkal yang akan tetap bertahan
selama beberapa waktu setelah pasien berada di tempat yang berudara
normal
(8)
.
Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dengan gejala batuk dan nafas
pendek
(5)
.
Kontak dengan kulit
(8)
Aluminium hidroksida: Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi.
Kontak dengan mata

Aluminium hidroksida: Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi
(8)
.
Dapat menyebabkan mata merah dan nyeri
(5)
.
Tertelan

Aluminium hidroksida: Menelan bahan ini dapat menyebabkan demam,
konstipasi, dan perubahan warna pada feses. Aspirasi bahan ke dalam paru-
paru dapat menyebabkan pneumonitis kimiawi
(8)
.
Dapat menyebabkan osteomalakia, mempengaruhi metabolisme, darah,
kontraksi otot, perubahan aktivitas motorik, dan mempengaruhi hati
(6)
.
Keracunan kronis
Terhirup
(8)
Aluminium hidroksida: Paparan jangka panjang debu yang mengandung
alumunium dapat menyebabkan fibrosis paru non-nodular, emfisema,
pneumothoraks, dan enselofati (jarang terjadi).
Kontak dengan kulit
(8)
Aluminium hidroksida: Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan mata
(8)
Aluminium hidroksida: Tidak tersedia informasi.
Tertelan
(8)
Aluminium hidroksida: Dapat menyebabkan hipofosfatemia. Menelan senyawa
aluminium secara berulang dapat menyebabkan konstipasi.

9. Pertolongan Pertama
Terhirup
(8,11)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat
dengan udara bebas. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau
pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
(8,11)
Segera cuci mata dengan air yang banyak selama 15 menit dengan sesekali
membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi
bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
(8,11)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai tidak ada
bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit). Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan

Jangan dirangsang muntah. Jika pasien dalam keadaan sadar, dapat diberikan
2-4 gelas air atau susu. Jangan berikan apapun melalui mulut pada pasien
yang tidak sadarkan diri
(7,11)
. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih
rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
(8)
.
Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatis dan penunjang
(7)
.
10. Penatalaksaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
- Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30
menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut)
- Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat atau sabun minimal 10 menit
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok
- lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati agar tidak
menghirupnya.
- keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran pencernaan :
Tidak direkomendasikan
(9)
.
Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik
(9)
.

11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri
(8)

Batas paparan alumunium hidroksida:
6 mg/m
3
DFG MAK (debu halus)
(8)
1,5 mg/m
3
MAK
(11)

TWA: 2 mg/m
3
USA ACGIH
(3)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan
(8)
.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja
(8)
.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia
(8)
.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia
(8)
.
Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat,
kemungkinan diperlukan perlindungan saluran pernafasan. Perlindungan
saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan
petunjuk peringatan sebelum penggunaan
(8)
.
Setiap respirator debu, kabut, dan uap
(8)
.
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi penyaring partikulat
berefisiensi tinggi
(8)
.
Setiap respirator pemurni udara, bertenaga yang dilengkapi penyaring
debu, kabut, dan uap
(8)
.
Setiap respirator pemurni udara, bertenaga yang dilengkapi penyaring
partikulat berefisiensi tinggi
(8)
.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh dan
dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah
(8)
.
Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh
(8)
.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan
(8)
.
Media pemadam kebakaran: Gunakan media pemadam kebakaran yang
sesuai di sekitar api
(4,8)
. Semprotan air, bahan kimia kering, karbon dioksida
atau busa kimia
(11)
.
Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa
dilakukan tanpa adanya risiko. Hindarkan menghirup bahan atau produk
samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya
berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah
(8)
.

13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan yang banyak: Kumpulkan tumpahan bahan ke dalam wadah yang
sesuai untuk dibuang. Hindarkan pembentukan debu. Bersihkan residu bahan
menggunakan vacuum dengan penyaring partikulat berefisiensi tinggi
(8)
.
Tumpahan sedikit: Gunakan peralatan yang memadai untuk memasukkan
tumpahan bahan ke dalam wadah yang sesuai. Gunakan air untuk
membersihkan area tumpahan, lalu dibuang sesuai peraturan yang berlaku
(6)
.

14. Daftar Pustaka
1. http://www.brenntag-
biosector.com/en/downloads/MSDS/Alhydrogel_85_2__EP__MSDS_2_gen
eration.pdf
2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0373.htm
3. http://www.biobasic.com/product/pdf/MSDS/MSDS.AB0023
Aluminum%20Hydroxide.pdf
4. http://www.sciencestuff.com/msds/C1179.html
5. http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs//MSDS/J/JTBake
r/Docs/wcd00002/wcd002db.htm
6. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922853
7. http://fscimage.fishersci.com/msds/00934.htm
8. OHS. 1997. MDL Information System. Inc Donelson Pike. Nashville
9. http://www.toxinz.com/Spec/2377374
10. ONeil, M.J (Ed).2006. The Merk Index, 14th ed. USA: Merk&Co., Inc
11. http://www.guidechem.com/msds/21645-51-2.html

Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai