Anda di halaman 1dari 7

MgSO4 (Magnesium Sulfat Heptahidrat)

1. Nama
Golongan : Garam
Sinonim / Nama Dagang : Magnesium sulfate (1:1) heptahydrate;
Magnesium sulfate heptahydrate (MgSO4.7H2O);
Sulfuric acid, magnesium salt (1:1), heptahydrate;
Magnesium(II), sulfate, heptahydrate; Sulfuric acid
magnesium salt (1:1), heptahydrate; Magnesium
sulphate heptahydrate; Magnesium Sulfate 7H2O;
magnesium sulfate hydrate (1:1:7)
Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 10034-99-8
Nomor OHS : -
Nomor RTECS : OM4508000
Nomor Indeks EC : 231-298-2
Nomor EINECS : 242-691-3

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan : Magnesium sulfate heptahydrate

Deskripsi : Bentuk padat, putih, tidak berbau, tekanan uap


<0.1 mm Hg @ 200C, kerapatan uap < 0.01, titik
leleh 1124 0C, titik didih 330C at 760 mmHg, suhu
dekomposisi 1124 oC, kelarutan dalam air 710 g/L,
gravitasi spesifik 2,66, rumus molekul
MgSO4.7H2O, berat molekul 246.4564, kerapatan
1,678, pH 5-8.2 (dalam 5% larutan air)

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4) :

Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah

Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar


Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

Klasifikasi EC :

R36 = Mengiritasi mata

R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan

R38 = Mengiritasi kulit

S36 = Gunakan pakaian pelindung yang sesuai

S37 = Gunakan kacamata pelindung yang sesuai

S39 = Gunakan pelindung mata dan wajah

S24/25 = Hindari kontak kulit dan mata

3. Penggunaan

Magnesium Sulfat Heptahydrate digunakan dalam bahan peledak, korek api,


air mineral, pembuatan kapas pembobotan dan sutra, meningkatkan aksi
pemutihan kapur terklorinasi, pembuatan mutiara dan kertas buram,
Magnesium Sulfat Heptahydrate telah digunakan dalam media sederhana untuk
mempertahankan konsentrasi rendah E. coli yang digunakan dalam uji
profesiensi bakteriologis air.

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Bahaya utama terhadap kesehatan : Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit,
iritasi saluran pernapasan dan pencernaan. Sifat toksikologi dari bahan ini
belum sepenuhnya diselidiki. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat.
Organ sasaran: sistem syaraf pusat, saluran cerna.

Rute paparan

Paparan jangka pendek : Terhirup, dapat menyebabkan iritasi saluran


pernapasan, kontak dengan kulit, dapat
menyebabkan iritasi kulit, kontak dengan mata,
dapat mengiritasi ringan pada mata, tertelan,
dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan
dengan mual, muntah dan diare.

Paparan jangka panjang : Paparan jangka panjang dapat menyebabkan


depresi system syaraf pusat

5. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil dibawah kondisi tekanan dan suhu normal

Kondisi yang harus dihindarkan: Bahan yang tidak tercampurkan, debu


material, panas berlebih

Tak tercampurkan: Bahan pengoksidasi kuat, bila dipanaskan dengan


ethoxyethynl alcohol dapat meledak

Bahaya dekomposisi produk: Asap dan gas mengiritasi dan beracun , oksida
sulfur (SOx), termasuk oksida sulfur dan belerang dioksida, oksida magnesium

Polimerisasi: Tidak akan terjadi

6. Penyimpanan

a. Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan


standard yang berlaku.
b. Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang baik
c. Simpan pada wadah yang tertutup rapat
d. Jauhkan dari bahan yang tidak tercampurkan

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia:

a. TDLo oral-pria : 183mg/kg/4H-I (183mg/kg); memberi efek


gastrointestinal : "hypermotiliti, diare"
b. TDLo intraduodenal-wanita : 5344mg/kg (5344mg/kg)

Data pada hewa : Tidak tersedia data

Data Karsinogenik:

a. IARC : Tidak terdaftar


b. ACGIH : Tidak terdaftar
c. NTP : Tidak terdaftar
d. OSHA : Tidak tersedia informasi

Data Tumorigenik: Tidak tersedia informasi

Data Mutagenik: Tidak tersedia informasi

Data Reproduksi: Tidak tersedia informasi

Informasi Ekologi: Tidak tersedia informasi

8. Pertolongan Pertama

Terhirup

Bila aman memasuki area, segera pindahkan ke area udara segar. Bila perlu
gunakan kantong masker berkatup. Jika napas berhenti lakukan bantuan
penapasan/berikan oksigen, dan jika kerja jantung berhenti lakukan CPR.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Observasi medis
dalam satu atau dua hari setelah terpapar direkomendasikan, agar efek terhadap
jantng dan paru-paru dapat tertunda.

Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci


dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama kurang lebih 15). Bila
perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata

Lepaskan lensa kontak (apabila pasien/korband menggunakannya) dan cuci


mata dengan air mengalir yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), sekurang-kurangnya selama 15 menit, dengan sesekali membuka
kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia
yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jika pasien
dalam keadaan sadar, bersihkan area disekitar mulut, berikan 2 -4 gelas susu
atau air untuk diminum. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi
minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk


menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan
kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat
diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai
maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 g/kg BB

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:


i. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
ii. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
iii. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
iv. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
v. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
vi. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

i. Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.


ii. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
iii. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
iv. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
v. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
vi. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Proteksi mata: Gunakan kacamata pelindung terhadap percikan kimia


seperti yang dijelaskan oleh OSHA dan peraturan wajah perlindungan dalam
29 CFR 1.910,133 atau Standar Eropa EN166.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang sesuai untuk mencegah kontak


dengan kulit
Respirator: gunakan respirator yang memenuhi 29 OSHA ini CFR 1.910,134
dan persyaratan Z88.2 ANSI atau Standar Eropa EN 149 harus diikuti bila
kondisi tempat kerja mewajibkan penggunaan respirator.

Manajemen Pemadam Kebakaran

Zat tidak mudah terbakar, paling tepat untuk memadamkan api di sekitarnya.
Gunakan semprotan air, kimia kering, karbon dioksida, atau busa yang tepat.

Manajemen Tumpahan

Vakum atau sapu material beserta wadahnya ke dalam tempat pembuangan


yang sesuai. Hindari kondisi yang menghasilkan debu. Sediakan ventilasi.

Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)

Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI

Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai