Anda di halaman 1dari 54

ASPEK HUKUM &

ADMINISTRASI PROYEK

Dosen:
Umar Ma’ruf
HUKUM
AGRARIA/
PERTANAHAN
Umar Ma’ruf
(Blora, 17-2-1968)
1991: - SH Fakultas Hukum UNISSULA
- Dosen FH UNISSULA
- Pengacara/Advokat, Direktur Kantor Advokat UMAR MF & Partners
1994-1996: Ketua BKBHM FH UNISSULA
1995-2000: Sekretaris Jurusan Hk. Acara FH UNISSULA
1996: Sp. N. (Spesialis Notariat) Program Notariat UNDIP
2000: M. Hum. (Magister Humaniora) Pasca Sarjana UGM
2000-2006: Ketua Bagian Hukum & Masyarakat UNISSULA
2001: Sekretaris LPPM UNISSULA
2001: Pendiri MH UNISSULA
2001-2005: Sekretaris MH UNISSULA
2003 : Lektor Kepala
2005-2009: Wakil Dekan I FH UNISSULA
2006-2016: Ketua Serikat Pengacara Indonesia (SPI) Smg
2006-Skrng: Pengajar PKPA PERADI
2008: Dosen Bersertifikat/Pembina Utama Muda/IV.C
2010: Doktor dari Program Doktor Ilmu Hukum UNDIP
2012-2016: Dewan Penasehat DPC PERADI Semarang
2012-Skrng: Dosen MTS, MKn dan PDIH UNISSULA
2017-2021: Ketua Program Magister (S-2) Ilmu Hukum UNISSULA
2018-2022: Sekretaris Senat UNISSULA
Dasar Hukum Agraria
 Ps. 33 ayat (3) UUD 1945
 UU 5/60: Peraturan Dasar Pokok2 Agraria (UUPA)
 UU 56/60: Penetapan Luas tanah Pertanian
 UU 20/61: Pencabutan Hak2 Tanah
 UU 4/96: Hak Tanggungan
 UU 41/04: Wakaf
 UU 2/11: Rumah Susun
 UU 2/12: Pngdan Tnh Bg Pembgn Utk Keptg Umum
 PP 40/96: HGU, HGB, dan HP
 PP 24/97: Pendaftaran Tanah
 PP 37/98 jo PP 24/16: Peraturan Jabatan PPAT
Hukum Agraria?
 Kaidah2 Hukum baik tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur
Agraria

Agraria?
 KBBI : Ager (Tanah), Agrarius
(perladangan, persawahan,
pertanian);
 UUPA: Bumi, Air, dan Ruang Angkasa
 Dalam Arti Luas: Hukum Agraria adalah
Hukum yang mengatur tentang Bumi, Air,
dan Ruang Angkasa (BARA);
 Dalam Arti Sempit: Hukum Agraria adalah
Hukum yang mengatur tentang
Pertanahan atau Hukum
Pertanahan/Hukum Tanah;
 Di dalam UUPA yang banyak diatur adalah
tentang pertanahan.
TEORI VENN AGRARIA
Kalau kita menyebut istilah agraria
bukan hanya menyangkut soal
tanah melainkan juga menyangkut
perairan, tanah di bawah perairan,
dan udara serta kekayaan-
kekayaan yang terkandung di
dalamnya
Cakupan Teori Venn Agraria
1. Bumi mencakup benda di atas bumi,
benda yang ditanam di bumi, benda
di tubuh bumi;
2. Air mencakup perairan lautan,
perairan pedalaman, bumi di bawah
perairan;
3. Ruang angkasa mencakup angkasa
di atas perairan dan angkasa di atas
bumi.
Kelompok Hukum Agraria
(Dlm Arti Luas)
 Hukum Tanah (Pertanahan) (Hukum
Agraria Dalam Arti Sempit);
 Hukum Air;
 Hukum Pertambangan;
 Hukum Perikanan;
 Hukum Penguasaan Atas Tenaga dan
Unsur2 Dalam Ruang Angkasa;
Apa itu Tanah?
 Atas dasar hak menguasai dari Negara
sebagai yang dimaksud dalam pasal 2
ditentukan adanya macam-macam hak
atas permukaan bumi, yang disebut
tanah, yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang-
orang lain serta badan-badan hukum (Ps.
4 ayat <1> UUPA)
TANAH?
 Permukaan bumi. (Ps. 4 <1> UUPA)
 Termasuk tubuh bumi dan air serta ruang
yang ada di atasnya sekedar diperlukan
untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah itu
dalam batas-batas menurut undang-undang
dan peraturan-peraturan hukum lain.{Ps.
4(2) UUPA}
Hukum Pertanahan
 Hukum yang mengatur Hak-hak penguasaan
atas tanah termasuk tubuh bumi dan air serta
ruang yang ada di atasnya sekedar diperlukan
untuk kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah tersebut.
 Hukum Pertanahan mrpkn bagian Hukum
Agraria, krn selain Hkm Pertanahan Hkm
Agraria (Mnrt UUPA) meliputi: Hkm Air, Hkm
Pertambangan, Hkm Perikanan, Hkm
Penguasaan ats Tenaga & Unsur2 Dlm Ruang
Angkasa.
PLURALITAS HKM PERTANAHAN
MASA KOLONIAL
 Tanah Hak Barat: Mendasarkan
hkm Barat (KUHPdt)
 Tanah Hak Swapraja:
Mendasarkan Hkm
Kerajaan/Kesultanan
 Tanah Hak Adat: Mendasarkan
Hkm Adat
DASAR FILOSIFIS HTn MASA
KOLONIAL
 Tanah Barat: Individualistik
Liberal
 Tanah Swapraja: Feodal

 Tanah Adat: Komunalistik religius


KONDISI TANAH MASA KOLONIAL
 Tanah Hak Barat: (hampir) Semua Terdaftar (H.
Eigendom, H. Erfpacht, H. Opstal, H. Gebruik)).
 Tanah Hak Swapraja: Ada yg terdaftar [grant sultan,
grant controleur, hak konsesi, HO (Huur
overeenskoms), dll], Bnyk yg belum terdaftar.
 Tanah Hak Adat: (hampir) semua Belum terdaftar
(Ulayat, HMA), ada yg terdaftar ttp utk pungut pajak
(Landrente, Pajak Bumi, Verponding Indonesia, Girik,
Petuk, Ketitir, dll).
 Tanah Hak Cipt HB: Agrarische Eigendom, Landerijen
bezitrecht (Tanah Partikelir).
Wilayah-wilayah Swapraja di bawah Hindia-Belanda
Tahun 1930
UNIFIKASI HUKUM
AGRARIA/PERTANAHAN
 Berdasarkan UUPA (UU
5/60) telah terjadi unifikasi
hukum pertanahan.
 Yaitu: Hukum Tanah
Indonesia berdasarkan
Hukum Adat
TUJUAN UUPA
Konsepsi Dasar Hk. Pertanahan
 Kenasionalan Unifikasi Hukum;
 Bersumber Utama Hukum Adat;
 HMN atas Tnh Negara Bukan Pemilik Tnh;
 Pengakuan Hak Ulayat;
 Semua Hak atas tnh berfungsi Sosial;
 Hanya WNI & BH ttt yg bisa mempunyai HM;
 Kesempatan yg sama bagi WN utk mendapatkan
HAT;
 Landreform;
 Perncnaan peruntukan, penggunaan, persediaan
Tnh.
Hak Penguasaan Atas Tanah
 Hak Bangsa Indonesia;
 Hak Menguasai dari Negara;

 Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat;

 Hak-Hak Perorangan/Individual:

a. Hak-hak Atas Tanah & HM Sarusun.

b. Wakaf.

c. Hak Jaminan atas Tanah.


Hak Bangsa (Ps. 1 <1-3> UUPA)
 Hak Penguasaan atas tanah tertinggi;
 Unsur Kepunyaan & Tugas kewenangan;
 Subyek Haknya: seluruh rakyat Indonesia;
 Tanah yg dihaki: Semua tanah yg ada di
NKRI;
 Sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa;
 Bersifat abadi sepanjang bangsa
Indonesia masih ada.
HMN atas Tanah
 UUD 1945 Ps. 33 (3): Bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
 Penjelasan: Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung dalam bumi adalah pokok-
pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
UUPA Psl 2 (2):
HMN meliputi wewenang:
a. Mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penggunaan, persediaan,
pemeliharaan BARA;
b. Menentukan dan mengatur hub. hkm
antara orang2 dng BARA;
c. Menentukan dan mengatur hub. hkm
antara orang2 & perbuatan2 hkm BARA
Karakteristik HMN atas Tanah
 Bersifat publik semata >< Asas Domein;
 Pemegang Haknya: NKRI sebagai Organisasi
Kekuasaan Seluruh Rakyat Indonesia yang
selanjutnya dipegang oleh Pemerintah (Pusat);
 Tanah yg dihaki: Semua tanah dalam NKRI;
 Tidak ada istilah “Res Nullius”;
 Tercipta sejak 18 Agustus 1945;
 Tdk akn hapus spnjng NKRI ada;
 Tidak bisa dipindahkan (tp bisa dilimpahkan &
diberikan) kepada pihak lain;
Dilimpahkan Siapa?
 Pemerintahan Daerah;
 Masyarakat Hukum Adat;

 Badan otorita, Perusahaan Negara


dan Perusahaan Daerah: Hak
Pengelolaan (HPL)
HMN oleh PEMDA?
 UUPA Psl 2(4) :
HMN Pelaksanaannya bs dikuasakan ke
Daerah swatantra dan masyarakat hkm
adat sekedar diperlukan;
 Penjelasan Psl 2(4):
HMN tugas Pemerintah (pusat) yg hanya
bisa di-medebewind-kan.
Pengaturan Lebih Lanjut HMN
 UU 22/99: Pertanahan kewenangan wajib
pemerintahan daerah.
 Tap MPR IX/2001: Desentralisasi Pembagian
Kewenangan SDA.
 Keppres 34/2003: 9 kewenangan bidang pertanahan
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
 UU 32/04: Pelayanan pertanahan urusan wajib
pemerintahan daerah.
 Perpres 10/06: 21 Fungsi pertanahan pada BPN.
 PP 38/07: 9 sub. Bid. pertanahan dibagi antara
pemerintah pusat dan daerah
 Perpres 17/15 jo 20/15: Fungsi Kemen ATR/BPN
Pembagian Kewenangan Pertanahan
Mnrt PP 38/2007
 Pemberian izin Lokasi;
 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
 Penyelesaian sengketa tanah garapan;
 Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan;
 Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee;
 Penetapan Tanah Ulayat;
 Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
 Izin membuka tanah;
 Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten/kota.
FUNGSI Kemen ATR
(Perpres 17/15)
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang:
 Tata ruang, infrastruktur keagrariaan/pertanahan,
 Hubungan hukum keagrariaan/pertanahan,
 Penataan agraria/pertanahan,
 pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan
ruang dan penguasaan tanah, serta
 penanganan masalah agraria/pertanahan,
pemanfaatan ruang, dan tanah;
11 Fungsi BPN (Perpres 20/15)
 penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei,
pengukuran, dan pemetaan;
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan
hak tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan
masyarakat;
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan
tanah;
 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan
Lanjutan
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
BPN;
 pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan BPN;
 pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan
pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di
bidang pertanahan;
 pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pertanahan; dan
 pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pertanahan.
HAK ULAYAT
 Serangkaian wewenang & kewajiban masy hkm
adat yg berhubungan dgn tnh yg terletak di
wilayahnya;
 Unsur: kepunyaan & Tugas kewenangan
mengatur;
 Pemegang Haknya: Masyarakat Hkm adat;
 Pelaksanaan: dilimpahkan kepada Kepala
adat/Tetua adat;
 Tnh yg dihaki: tanah di teritorinya;
 Pelaksanaan disesuaikan kepentingan nasional
Hak-Hak Atas Tanah
 Diberikan kpd & dipunyai oleh orang
perorang, bersama-sama, dan Badan Hukum;
 HAT Primer: Hak Milik, HGU, HGB, HP; HM
Sarusun;
 HAT Sekunder: H. Sewa, Hak membuka
Tanah, Hak memungut Hasil Hutan;
 HAT Sementara: Hak Gadai, Hak Usaha Bagi
Hasil, Hak menumpang, Hak Sewa untuk
usaha pertanian.
Perbedaan Jenis HAT
HAK WAKAF
 Ditentukan Dlm Ps. 49 UUPA: Perwakafan Tanah Milik
dilindungi;
 Diatur lebih lanjut dlm UU No. 41/04: Wakaf
 Pihaknya: Wakif, Nadzir, BWI
 Dilakukan dgn Ikrar Wakaf dihadapan PPAIW
selanjutnya di daftarkan di Kantor Pertanahan
Sertifikat Wakaf
 Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf
sesuai dengan fungsinya.
 Tidak bisa dialihkan dan dijadikan jaminan utang.
 Bisa ditukargulingkan untuk kepentingan umum.
HAK PENGELOLAAN (HPL)
 Penjelasan Umum Romawi II angka (2) UUPA: .... atau
memberikannya dalam pengelolaan kepada sesuatu Badan
Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah Swatantra);
untuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing
 PP 8/53 Tentang Penguasaan Tanah2 Negara: (HPL)
merupakan tanah yang dikuasai oleh negara (tanah negara) yg
selain dipergunakan untuk kepentingan instansi pemegang hak
(Daerah Swatantra), dimaksudkan juga untuk dapat diberikan
dengan sesuatu hak kepada pihak ketiga.
 PMNA 9/65: Tnh Negara yg digunakan sendiri oleh instansi
pemerintah dikonversi menjadi HP, jika dimaksudkan juga
untuk diberikan dgn sesuatu hak kepada pihak ketiga, maka
dikonversi menjadi HPL
 Permendagri 5/74: Penyediaan Tanah utk keperluan
Perusahaan dalam bentuk HPL.
HAK PENGELOLAAN (HPL)
 Permendagri No. 1/1977: Hak pengelolaan berisi wewenang:
a. merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan,
b. Menggunakan tanah tersebut utk keperluan pelaksanaan usahanya,
c. menyerahkan bagian-bagian dari pada tanah itu kepada pihak ketiga
menurut persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan pemegang hak
tersebut, yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu
dan keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian hak atas tanah
kepada pihak ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh pejabat-pejabat
yang berwenang, sesuai dengan peraturanperundangan yang berlaku.

 PP 40/96, PMNA/Ka.BPN 9/99, UU 20/2011: “HPL adalah


HMN yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan
kepada pemegangnya”;

 Bukan Hak Atas Tanah;


 Tidak bisa dialihkan dan tidak bisa dijadikan jaminan utang
Hak Jaminan Atas Tanah
(UU No. 4/1996)
 Hak Tanggungan;
 Bersifat assesoir krn perjanjian pokoknya
adalah Hutang piutang (kredit);
 Asas Droit de preferent & Droit de Suite;
 Obyeknya: HM; HGB; HGU; HP; HM Sarusun;
Bangunan, Tanaman, Hasil karya yg melekat
pd tanah; Cunstruction Loan;
 APHT oleh PPAT & Pendaftaran di Kantor
Pertanahan.
Pendaftaran Tanah
 Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
serta hak-hak tertentu yang membebaninya
Tujuan Pendaftaran Tanah
a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah,
satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar
agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
pemegang hak yang bersangkutan;
b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan
mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah
terdaftar;
c. untuk terselenggaranya tertib administrasi
pertanahan.
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
 Terdiri kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dan
pemeliharaan data pendaftaran tanah.
 Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui
pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah
secara sporadik.
 Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi:
a. pengumpulan dan pengolahan data fisik;
b. pembuktian hak dan pembukuannya;
c. penerbitan sertifikat;
d. penyajian data fisik dan data yuridis;
e. penyimpanan daftar umum dan dokumen.
 Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi:
a. pendaftaran peralihan dan pembebanan hak;
b. pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya.
PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM
(UU No. 2 Tahun 2012 jo.
Perpres 71 th 2012, jo <40 Th
2014/30 Th 2015, 148 Th
2015>)
 Pengadaan Tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi
ganti kerugian yang layak dan adil kepada
pihak yang berhak.
 Kepentingan Umum adalah kepentingan
bangsa, negara, dan masyarakat yang
harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum bertujuan:
menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa, negara, dan
masyarakat dengan tetap
menjamin kepentingan hukum
Pihak yang Berhak.
Kriteria Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
 pertahanan dan keamanan nasional;
 jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun
kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;
 waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum,
saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan
lainnya;
 pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
 infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;
 pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga
listrik;
 jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;
 tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
 rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;
 fasilitas keselamatan umum;
 tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;
 fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau
publik;
 cagar alam dan cagar budaya;
 kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;
 penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau
konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dengan status sewa;
 prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah
Daerah;
 prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan
pasar umum dan lapangan parkir umum.
Tahapan Pengadaan Tanah
 Perencanaan oleh instansi yg memerlukan
tanah;
 Persiapan oleh instansi yg memerlukan
tanah & Pemprov;
 Pelaksanaan oleh BPN; dan
 penyerahan hasil dari BPN kepad Instansi
yg memerlukan tanah.
 rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;
 fasilitas keselamatan umum;
 tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;
 fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau
publik;
 cagar alam dan cagar budaya;
 kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;
 penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau
konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dengan status sewa;
 prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah
Daerah;
 prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan
pasar umum dan lapangan parkir umum.
Perencanaan Pengadaan Tanah
 Didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas
pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah Instansi
yang bersangkutan ;
 Melakukan studi kelayakan dan disusun dokumen perencanaan
Pengadaan Tanah, yang paling sedikit memuat:
a. maksud dan tujuan rencana pembangunan;
b. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Nasional dan Daerah;
c. letak tanah;
d. luas tanah yang dibutuhkan;
e. gambaran umum status tanah;
f. perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
g. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
h. perkiraan nilai tanah; dan
i. rencana penganggaran.
Persiapan Pengadaan Tanah
 Instansi yang memerlukan tanah bersama
pemerintah provinsi berdasarkan dokumen
perencanaan Pengadaan Tanah
melaksanakan:
a. pemberitahuan rencana pembangunan;
b. pendataan awal lokasi rencana
pembangunan; dan
c. Konsultasi Publik rencana pembangunan
Pelaksanaan
a. inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah;
b. penilaian Ganti Kerugian;
c. musyawarah penetapan Ganti Kerugian;
d. pemberian Ganti Kerugian; dan
e. pelepasan tanah Instansi.
Penyerahan Hasil
 Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil Pengadaan Tanah
kepada Instansi yang memerlukan tanah setelah:
a. pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak
dan Pelepasan Hak dan/atau,
b. pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di pengadilan
negeri
 Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai melaksanakan
kegiatan pembangunan setelah dilakukan serah terima hasil
Pengadaan Tanah;
 Instansi yang memperoleh tanah wajib mendaftarkan tanah
yang telah diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
IZIN LOKASI
(Permen ATR/Ka.BPN 5/15)
 diberikan kepada perusahaan yang akan
menanamkan modal (Perorangan, PMDN,
PMA);
 Jangka 3 th (diperpanjang 1 th bila sdh peroleh
50% dari luas tanah yang ditunjuk);
 sarana untuk memperoleh HAT (JB, TM, Ganti
rugi atau cara lain);
 Tidak mengurangi hak Pemilik utk mengalihkan
pd pihak lain;
 Ssdh diperoleh tnh menjadi Hak Perusahaan
utk usaha sbgmn izin yg diberikan.
TERIMA KASIH &
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai