Anda di halaman 1dari 180

SOAL UJIAN ADVOKAD

Marasi Sihaloho Partnership

Advokat & Legal Consultant

Contoh Soal Ujian Advokat 2011

MATERI UNDANG-UNDANG ADVOKAT

1. Didalam pasal 32 (3) diatur profesi advokat yang terhimpun dalam Peradi
berjumlah
a. 6 organisasi advokat
b. 7 organisasi advokat
c. 8 organisasi advokat
d. 9 organisasai advokat

Jawaban C
Pasal 32 (3)
Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat Indonesia
(IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI),
Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia
(SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia
(APSI)

2. Yang tidak terhimpun dalam organisasi advokat


a. Asosiasi pengacara syariah indonesia
b. Serikat pengacara indonesia
c. Himpunan advokat dan pengacara indonesia
d. Peradin
Jawaban D
Pasal 32 (3)
Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat Indonesia
(IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI),
Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia
(SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar
Modal (HKHPM) dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI)

3. Undang undang advokat 18 tahun 2003 berlaku tanggal


a. 5 april 2003
b. 5 april 2004
c. 5 april 2001
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 36
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 5 April 2003

4. Menurut Pasal 13 organisasi advokat diminta untuk membentuk pengawasan berupa


a. Lembaga Pengawas
b. Komisi pengawas
c. Dewan pengawas
d. Komisi advokat
Jawaban B
Pasal 13
Pelaksanaan Pengawasan sehari-hari dilakukan oleh Komisi Pengawas yang dibentuk
oleh Organisasi Advokat

5. Pasal 29 mengatur buku daftar anggota yang wajib dilaporkan kepada Mahkamah
Agung dan menteri setiap
a. Satu tahun
b. Perubahan
c. Pergantian pengurus
d. Satu bulan
Jawaban A
Pasal 29(4)
Setiap 1(satu) Organisasi Advokat melaporkan pertambahan dan atau perubahan
jumlah anggotanya kepada Mahkamah Agung dan Menteri.

6. Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan
menurut pasal 10
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang telah berkekuatan hukum tetap, karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan hukuman 4 tahun
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10
Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan:
a. permohonan sendiri;
b. dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap, karena melakukan
tindak
pidana yang diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun atau berlebih; atau
c. berdasarkan keputusan organisasi advokat
7. Menurut pasal 12 pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh
a. Organisasi advokat
b. Menteri
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban A
Pasal 12 (1)
Pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh organisasi advokat
8. Penindakan terhadap advokat dengan jenis tindakan dalam pasal 7 dilakukan oleh
a. Organisasi advokat
b. Dewan kehormatan
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban B
Pasal 12 (2)
Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan keputusan dewan
kehormatan organisasi advokat

9. Pengertian Advokat sebagaimana disebut dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun


2003 tentang Advokat adalah ...
a. Orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan
yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang ini
b. Orang yang telah diangkat oleh Organisasi Advokat yang bertugas memberi jasa
hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-undang
c. Orang yang berprofesi memberi pelayanan hukum yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-undang
d. Jawaban A, B, C adalah benar

10. Berdasarkan pasal 28 ayat (3) UU Advokat, Pimpinan Organisasi Advokat dilarang
melakukan rangkap jabatan sebagai ...
A. Pimpinan Dewan Kehormatan
B. Pimpinan Partai Politik
C. Pimpinan DPR/MPR
D. Pimpinan Organisasi Terlarang

11. Wilayah hukum kerja praktek seorang advokat berdasarkan Undang-Undang No 18


tahun 2003 ...
A. Semua wilayah hukum pengadilan di seluruh Indonesia
B. Terbatas pada wilayah hukum Pengadilan Tinggi setempat
C. Terbatas hanya wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat
D. Advokat sendiri bisa bebas memilih wilayah tertentu suatu Pengadilan
Tinggi/Pengadilan Negeri
12. Pada tanggal 21 Desember 2004 dibentuk suatu wadah sebagai wujud nyata dari
kesatuan dan persatuan para Advokat Indonesia, yaitu ...
A. Persatuan Advokat Indonesia ( PERADIN )
B. Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia ( HAPI )
C. Perhimpunan Advokat Indonesia ( PERADI )
D. Komite Kerja Advokat Indonesia ( KKAI )

13. Dalam Undang-Undang Advokat diatur mengenai Hak Immunitas Advokat, Hak
Imunitas advokat adalah...
a. Hak Advokat untuk memperoleh informasi atau data dari instansi pemerintah guna
kepentingan suatu perkara
b. Hak Advokat untuk menolak suatu perkara jika diyakini tidak ada dasar hukumnya
c. Hak Advokat untuk dilindungi dari tuntutan pidana atau perdata ketika ia menjalankan
tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang
pengadilan
d. Jawan A dan B benar

14. Undang-undang Advokat memberikan kewenangan yang cukup besar kepada


Organisasi Advokat, antara lain kewenangan untuk ...
A. Mengadakan ujian bagi calon Advokat
B. Melakukan pengangkatan Advokat
C. Melakukan tindakan pemberhentian Advokat dari profesinya
D. Semua Jawaban Benar
15. Pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh ...
A. Mahkamah Agung (MA)
B. Menteri Hukum dan HAM
C. PERADI
D. Pengadilan Negeri setempat yang membawahi wilayah hukum kerjanya
MATERI KODE ETIK ADVOKAT

16. Menurut pasal 33 UU No.18 tahun 2003 kode etik advokat dan ketentuan tentang
Dewan Kehormatan profesi mempunyai kekuatan hukum sejak
a. 23 Mei 2002
b. 23 mei 2003
c. 5 april 2003
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 33
Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang telah
ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI),
Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum
Indonesia (AKHI), dan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada
tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis
menurut Undang- Undang ini sampai ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh
Organisasi Advokat.

17. Menurut pasal 3 Kode etik advokat indonesia, advokat dapat menolak untuk memberi
nasihat dan bantuan hukum karena
a. Bertentangan dengan hati nuraninya
b. Tidak sesuai dengan keahliannya
c. Tidak ada dasar hukumnya
d. A dan B benar
Jawaban D
Pasal 3 a.
Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap
orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh
karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya,
tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan,
suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.

18. Menurut pasal 4 hubungan dengan klien, advokat tidak dibenarkan


a. Menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang
b. Membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu
c. Melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat tidak
menguntungkan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 4
a. Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan
jalan damai.
b. Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang diurusnya.
c. Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.
d. Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib mempertimbangkan
kemampuan klien.
e. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
f. Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian yang
sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
g. Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada
dasar hukumnya.
h. Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh
klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya
hubungan antara Advokat dan klien itu.
i. Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat
yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat
menimbulkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak
mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
j. Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus
mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingankepentingan tersebut,
apabila dikemudian hari timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
k. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan
kerugian kepentingan klien.

19. Menurut pasal 5 hubungan dengan teman sejawat


a. Keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan
kode etik advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan
b. Hubungan harus dilandasi sikap saling hormat
c. Tidak dipekenankan merebut klien dari rekan sejawat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 5
a. Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling menghormati,
saling menghargai dan saling mempercayai.
b. Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain
dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan katakata yang tidak sopan
baik secara lisan maupun tertulis.
c. Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan
dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa
dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain.
d. Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman
sejawat.
e. Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan klien untuk
memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.
f. Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat yang baru,
maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan keterangan yang
penting untuk
mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak retensi Advokat terhadap klien
tersebut.
g. Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau dengan kliennya

20. Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara menurut pasal 8 apabila
a. Timbul perbedaan dan tidak tercapai kesepakatan tentang cara penanganan perkara
b. Karena tidak sesuai dengan keahliannya
c. Bertentangan dengan hati nuraninya
d. Jawaban b dan c benar
Jawaban A
Pasal 8
diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan tentang cara
penanganan perkara dengan
kliennya.

21. Selambatnya dalam waktu berapa hari teradu harus memberikan jawabannya secara
tertulis kepada Dewan Kehormatan
a. 3 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. 7 hari
Jawaban C
Pasal 13
2. Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus
memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu.

22. Didalam pasal 14 setiap dilakukan persidangan majelis dewan kehormatan diwajibkan
membuat atau menyuruh membuat berita acara persidangan yang disahkan dan
ditandatangani oleh
a. Panitera
b. Ketua Majelis
c. Majelis
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 14
4. Setiap dilakukan persidangan, Majelis Dewan Kehormatan diwajibkan membuat atau
menyuruh membuat berita acara persidangan yang disahkan dan ditandatangani oleh
Ketua Majelis yang menyidangkan perkara itu.

23. Menurut pasal 18 pemeriksaan tingkat banding, pengajuan banding beserta memori
banding adalah wajib harus disampaikan dalam waktu
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 18
2. Pengajuan permohonan bandng beserta Memori Banding yang sifatnya wajib, harus
disampaikan melalui Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dalam waktu 21 (dua puluh
satu) hari sejak tanggal yang bersangkutan menerima salinan keputusan.

24. Menurut pasal 8 advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai hakim atau
penitera dari suatu lembaga peradilan tidak dibenarkan menangani perkara yang
diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja selama
a. 5 tahun
b. 4 tahun
c. 3 tahun
d. 2 tahun
Jawaban C
Pasal 8
h. Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera dari suatu
lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang atau menangani perkara yang
diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia
berhenti dari pengadilan tersebut.

25. Menurut pasal 13 pemeriksaan tingkat pertama oleh dewan kehormatan


cabang/daerah, pengadu dan yang teradu
a. Harus hadir secara pribadi
b. Tidak dapat menguasakan kepada orang lain
c. Jka dikehendaki dapat didampingi oleh penasehat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 13
7. Pengadu dan yang teradu:
a. Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain, yang
jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh penasehat.
b. Berhak untuk mengajukan saksisaksi dan bukti-bukti.
26. Menurut pasal 13 jika dalam waktu 21 hari teradu tidak memberikan jawaban tertulis,
dewan kehormatan menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa
apabila dalam waktu….. Maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya
a. 21 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban B
Pasal 13
3. Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari tersebut teradu tidak memberikan jawaban
tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan pemberitahuan kedua
dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
surat peringatan tersebut ia tetap tidak memberikan jalaban tertulis, maka ia dianggap
telah melepaskan hak jawabnya.

27. Apabila teradu dalam pasal 13 telah dipanggil sampai…..tidak datang tanpa alasan
yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. Semua salah
Jawaban B
Pasal 13
kalinya salah satu pihak tidak hadir:
a. Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat belas)
hari dengan memanggil pihak yang tidak hadir secara patut.
b. Apabila pengadu yang telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan
yang sah, pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan lagi
atas dasar yang sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah berpendapat bahwa
materi pengaduan berkaitan dengan kepentingan umum atau kepentingan organisasi.
c. Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan yang
sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu.
d. Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang teradu, yang
mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.

28. Menurut pasal 16 sifat pelanggaran berat tidak mengindahkan dan tidak menghormati
ketentuan kode etikatau bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras
masih mengulangi pelanggaran kode etik disebut
a. Pemecatan
b. Pemberhentian sementara
c. Peringatan keras
d. Peringatan biasa
Jawaban B
Pasal 16
c. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya berat,
tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau bilamana setelah
mendapat sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran
kode etik.

29. Advokat menurut pasal 10 uu advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesiya
secara tetap karena
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang mempunyai kekuatan hokum tetap karena tidak pidana yang
diancam dengan hukuman 4 tahun atau lebih
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10
(1) Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena
alasan:
a. permohonan sendiri;
b. dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun atau lebih; atau
c. berdasarkan keputusan Organisasi Advokat.
(2) Advokat yang diberhentikan berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), tidak berhak menjalankan profesi Advokat.

30. Sanksi atas pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia berupa ...
a. Teguran, peringatan keras atau pemecatan keanggotaaan dari organisasi profesi
b. Peringatan biasa, peringatan keras, pemecatan sementara untuk waktu tertentu atau
pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi
c. Teguran, skorsing atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi
d. Teguran lisan, teguran tertulis, pemecatan sementara untuk waktu tertentu atau
pemecatan dari keanggotaaan organisasi

Jawaban : B
Pasal 16
Hukuman yang diberikan dalam keputusan dapat berupa:
- Peringatan biasa.
- Peringatan keras.
- Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu.
- Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.
MATERI ACARA PERDATA

31. Suatu perselisihan tidak termasuk kewenangan Pengadilan Negeri, pernyataan


tersebut diatas
a. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi absolut
b. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi relatif
c. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi absolut
d. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi relatif
Jawaban A
Pasal 134
Jika perselisihan suatu perkara yang tidak termasuk kekuasaan pengadilan negeri,
maka pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu dapat dimintakan supaya
hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa dan hakimpun wajib pula mengakuinya
karena jabatannya.

32. Sebelum dimulai dengan pembacaan surat gugatan, maka hakim


a. Mengusahakan perdamaian 130 HIR
b. Memerintahkan pihak untuk berdamai
c. Meminta penggugat untuk membaca gugatan
d. Tidak wajib mengusahakan perdamaian
Jawaban A
Pasal 130(1) jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang maka
pengadilan negeri
dengan pertolongan ketua mencoba akan memperdamaikan mereka.

33. Putusan Pengadilan tanpa dihadiri oleh pihak Tergugat menurut pasal 125 HIR disebut
a. Putusan Sela
b. Putusan Verstek
c. Putusan Kontradiktoir
d. Putusan Verzet
Jawaban B
Pasal 125
Jika tergugat tidak datang pada hari perkara itu akan diperiksa, atau tidak pula
menyuruh orang lain menghadap mewakilinya, meskipun ia dipanggil dengan patut,
maka gugatan itu diterima dengan tidak hadir (verstek) kecuali kalau nyata kepada
pengadilan negeri, bahwa pendakwaan itu melawan hak atau tidak beralasan.

34. Menurut Pasal 129 HIR terhadap putusan tanpa kehadiran, tergugat dapat mengajukan
a. Verstek
b. Verzet
c. Derdenverset
d. Banding
Jawaban B
Pasal 129
Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak menerima putusan itu
dapat
memajukan perlawanan(verzet) atas keputusan itu.

35. Alat bukti dalam hukum acara perdata diatur dalam Pasal 164 HIR terdiri atas
a. Surat
b. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah
c. Surat, saksi, persangkaan,pengakuan
d. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah, pemeriksaan setempat, keterangan
ahli
Jawaban B
Pasal 164
Maka yang disebut alat-alat bukti, yaitu Bukti dengan surat Bukti dengan saksi
Persangkaan persangkaan Pengakuan Sumpah
36. Pasal berapa dalam HIR mengatur tentang gugat balik
a. Pasal 120 HIR
b. Pasal 132 HIR
c. Pasal 136 HIR
d. Pasal 130 HIR
Jawaban B
Pasal 132 (b)(1)
Tergugat wajib memajukan gugatan melawan bersama-sama dengan jawabannya baik
dengan surat maupun dengan lisan

37. Pemilik barang bergerak yang barangnya ada ditangan orang lain dapat meminta
penyitaan:
a. Sita eksekusi
b. Sita conservatoir
c. Sita revindicatoir
d. Sita marital
Jawaban C
Sita revindicatoir

38. Menurut Pasal 390 HIR panggilan tergugat jika tidak ditemukan, maka surat panggilan
diserahkan kepada
a. Camat yang bersangkutan
b. Kepala sektor kepolisian yang bersangkutan
c. Bupati yang bersangkutan
d. Kepala desa yang
bersangkutan
Jawaban D
Pasal 390(1)
Tiap-tiap surat jurusita, kecuali yang akan disebut dibawah ini, harus disampaikan pada
orang yang bersangkutan sendiri ditempat diamnya atau tempat tinggalnya dan jika
tidak dijumpai disitu, kepada kepala desanya atau lurah bangsa tionghoa yang
diwajibkan dengan segera pemberitahukan surat jurusita itu pada orang itu sendiri,
dlam hal terakhir ini tidak perlu pernyataan menurut hukum.
39. Menurut 122 HIR surat panggilan hari sidang tidak boleh kurang dari
a. 3 hari
b. 7 hari
c. 14 hari
d. 30 hari
Jawaban A
Pasal 122
Ketika menentukan hari persidangan, ketua menimbang jarak antara tempat diam atau
tempat tinggal kedua belah pihak dari tempat pengadilan negeri bersidang dan kecuali
dalam hal perlu benar perkara itu dengan segera diperiksa dan hal ini disebutkan dalam
surat perintah, maka tempo antara hari pemanggilan kedua belah pihak dari hari
persidangan tidak boleh kurang
dari tiga hari kerja.

40. Surat Gugatan menurut 118 (1) harus diajukan didaerah tempat
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Benda
d. penanggung
Jawaban B
Pasal 118(1)
Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan negeri,
harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh penggugat atau
oleh wakilnya menurut pasal 123 kepada ketua pengadilan negeri didaerah hukum
siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak diketahui tempat diamnya tempat tinggal
sebetulnya.

41. Menurut pasal 118 (2) penggugat boleh memilih wilayah hukum tempat salah satu
tergugat, namun jika terdapat hubungan debitor utama dan penanggung dimanakah
gugatan diajukan
a. Tergugat
b. Penanggung
c. Penggugat
d. debitor
Jawaban D
Pasal 118(2)
Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal didalam itu dimajukan
kepada ketua pengadilan negeri ditempat tinggal salah seorang dari tergugat itu, yang
dipilih oleh penggugat. Jika tergugat tergugat satu sama lain dalam perhubungan
sebagai perutang utama dan penenggung, maka penggugatan itu dimasukkan kepada
ketua pengadilan negeri di tempat orang yang berhutang utama dari salah seorang dari
pada orang berutang utama itu, kecuali dalam hal yang ditentukan pada ayat 2 dari
pasal 6 reglemen tentang aturan hakim dan mahkamah serta kebijakan
kehakiman(R.O)

42. Jika tergugat tempat diamnya tidak diketahui menurut pasal 118 (3) dimanakah
gugatan diajukan
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Penanggung
d. Salah seorang tergugat
Jawaban A
Pasal 118(3)
Bilamana tempat diam dari dari tergugat tidak dikenal, maka surat gugatan itu
dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri ditempat tinggal penggugat atau salah
seorang daripada penggugat, atau jika surat gugat itu tentang barang tetap, maka surat
gugat itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri didaerah hukum siapa terletak
barang itu.

43. Putusan ketidakhadiran verstek dapat diajukan upaya perlawanan 14 hari setelah
pemberitahuan diatur dalam
a. 124 HIR
b. 125 HIR
c. 126 HIR
d. 129 HIR
Jawaban D
Pasal 129(1)
Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak menerima putusan itu
dapat
memajukan perlawanan atas keputusan itu.
Pasal 129(2)
Jika putusan itu diberitahukan kepada yang dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan itu
dapat diterima dalam tempo empat belas hari sesudah pemberitahuan itu. Jika putusan
itu tidak diberitahukan kepada yang dikalahkan itu sendiri maka perlawanan itu dapat
diterima sampai hari kedelapan sesudah peringatan yang tersebut pada pasal 196 atau
dalam hal tidak menghadap sesudah dipanggil dengan patut, smapai hari kedelapan
sesudah dijalankan keputusan surat perintah kedua yang tersebut pada pasal 197.
44. Unus testis nullus testis diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 169 HIR
Jawaban D
Pasal 169
Keterangan seorang saksi saja, dengan tidak ada suatu alat bukti yang lain
didalam hukum tidak dapat dipercaya.

45. Lembaga paksa badan diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban A
PERMA 1/ 2000

46. Class action diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban C
PERMA 1/ 2002

47. Mediasi diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban D
PERMA 2/ 2003

48. Ruang lingkup kasasi diatur dalam pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 perubahan UU No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melnggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan undang-undang
d. Semua benar
Jawaban D
pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 perubahan UU No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan undang-undang

49. Berdasarkan Pasal 164 HIR/284 RBG dikenal alat-alat bukti, yaitu ...
A. Alat Bukti Surat, Saksi, Pengetahuan Hakim, Keyakinan Hakim dan Sumpah
B. Alat Bukti Surat, Saksi, Yurisprudensi, Keyakinan Hakim dan Sumpah
C. Alat Bukti Surat, Saksi, Persangkaan, Keyakinan Hakim dan Sumpah
D. Alat Bukti Surat, Saksi, Persangkaan, Pengakuan dan Sumpah
Jawab : D
Pasal 164 HIR
Alat-alat bukti yaitu:
1. alat bukti tertulis/surat
2. alat bukti saksi
3. alat bukti persangkaaan
4. alat bukti pengakuan
5. alat bukti sumpah

50. Putusan yang amar putusnya adalah menghukum salah satu pihak yang berperkara
disebut ...
A. Putusan Deklaratoir
B. Putusan Konstitutif
C. Putusan Condemnatoir
D. Putusan Verstek
Jawab : C
- Putusan Diklatoir yaitu putusan yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu
sebagai keadaan yang resmi menurut hokum
- Putusan Konstitutif yaitu suatu putusan yang menciptakan/menimbulkan keadaan
hukum baru, berbeda dengan keadaan hukum sebelumnya.
- Putusan Condemnatoir yaitu putusan yang bersifat menghukum kepada salah satu
pihak untuk melakukan sesuatu, atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan, untuk
memenuhi prestasi
- Putusan Verstek adalah putusan yang dijatuhkan karena tergugat/termohon tidak
pernah hadir meskipun telah dipanggil secara resmi, sedang penggugat hadir dan
mohon putusan.

51. Dalam hukum acara perdata dikenal Putusan Serta Merta (uit voerbaar bij vooraad) yang
syarat dan tata caranya selain diatur dalam HIR, juga diatur dalam..
A. SEMA Nomor 3 Tahun 2000
B. SEMA Nomor 3 Tahun 2001
C. SEMA Nomor 3 Tahun 2002
D. SEMA Nomor 3 Tahun 2003
Jawab : A
Surat Edaran Mahkamah Agung RI No.3 tahun 2000 Mahkamah Agung telah
menetapkan tata cara, prosedur dan gugatan-gugatan yang bisa diputus dengan
putusan serta merta ( uitvoerbaar bij voorraad )

52. Jika dalam suatu perkara yang sedang berlangsung terdapat pihak ketiga yang dapat
menggabungkan diri kepada salah satu pihak, baik penggugat atau tergugat, maka
campuran pihak ketiga dalam perkara ini disebut ...
A. Intervensi
B. Voeging
C. Derden verzet
D. Vridjwaring
Jawab : B
- Tussenkomst (intervensi), mirip dengan vrijwaring namun perbedaannya adalah
pihak ketiga tersebut masuk atas kemauannya sendiri dan tidak memihak salah satu
pihak dan hanya mempertahankan kepentingannya sendiri.
- Voeging, masuknya pihak ketiga yang merasa berkepentingan atas ijin Majelis
Hakim untuk mencampuri perkara dengan memihak salah satu pihak.
- Vrijwaring, diatur dalam pasal 70-76 Rv, yang menyatakan bahwa pada saat
pemeriksaan di pengadilan, di luar kedua belah pihak, ada pihak ketiga yang ditarik
dalam perkara tersebut secara singkat tidak atas kemauannya sendiri
- Derden Verzet adalah Perlawanan pihak ketiga atas putusan pengadilan. Dimana
pihak ketiga merasa kepentingannya dilanggar atas putusan tersebut

53. Dalam menghadapi suatu perkara perdata, hakim diberikan wewenang untuk
mengupayakan perdamaian antara para pihak yang bersengketa. Dari beberapa pasal
dibawah ini, pasal berapakah yang mengatur tentang perdamaian ...
A. Pasal 118 HIR
B. Pasal 130 HIR
C. Pasal 132 HIR
D. Pasal 133 HIR
Jawab : B
Pasal 130 HIR

54. Amir mengajukan gugatan terhadap Budi, dengan tututan agar Budi segera
menyerahkan tanah yang telah dibeli Amir dari Budi. Namun ternyata diketahui bahwa
Amir belum melunasi pembayaran atas pembelian tanah tersebut kepada Budi.
Sehubungan dengan adanya gugatan dari Amir tersebut, maka guna mempertahankan
haknya dan meminta pelunasan pembayaran kepada Amir. Budi dapat melakukan
tindakan hukum, yaitu ...
A. Budi melakukan upaya derden verzet
B. Budi dapat mengajukan gugatan rekonpensi terhadap Amir
C. Budi tidak dapat menakukan upaya hukum apapun sampai gugatan yang
diajukan Amir tersebut diputus oleh majlis hakim
B. Budi dapat segera mengajukan gugatan baru dan terpisah
Jawab : B
Gugatan rekonvensi adalah gugatan balasan dari penggugat terhadap tergugat.

55. Kapan tindakan hukum sebagaimana dimaksud pada nomor 40 di atas dapat
diajukan ...
A. Diajukan bersamaan dengan jawaban
B. Dapat diajukan kapan pun
C. Dapat dalam tenggang waktu 7 hari setelah putusan pengadilan negeri
D. Dapat dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan pengadilan negeri
Jawab : A
Gugatan rekonvensi diajukan bersamaan pada saat tergugat mengajukan jawaban atas
gugatan.

56. Hukum Acara Perdata memberikan peluang untuk dicabutnya suatu gugatan dengan
syarat bahwa pencabutan tersebut dilakukan oleh ...
A. Dilakukan oleh penggugat secara sepihak, asalkan tergugat belum menyampaikan
jawaban
B. Dilakukan oleh penggugat secara sepihak, meskipun tergugat telah menyampaikan
jawaban
C. Dilakukan oleh penggugat atas persetujuan tergugat, meskipun tergugat belum
menyampaikan jawaban
D. Dapat dilakukan oleh penggugat ataupun tergugat, meskipun perkara yang
bersangkutan sedang dalam proses pemeriksaan.
Jawab : A
Gugatan dapat dicabut secara sepihak apabila tergugat belum memberikan jawaban
tetapi jika tergugat sudah memberikan jawaban maka pencabutan perkara harus
mendapat persetujuan tergugat (Pasal 271, 272 RV)

57. Eksepsi mengenai tidak berwenangnya pengadilan negeri untuk mengadili suatu
perkara perdata berkaitan dengan wilayah pengadilan disebut ...
A. Eksepsi kewenangan absolute
B. Eksepsi dilatoir
C. Eksepsi koompetensi relatif
D. Eksepsi peremtoir
Jawab : C
Kewenangan relatif pengadilan merupakan kewenangan lingkungan peradilan tertentu
berdasarkan yurisdiksi wilayahnya.

58. Kapan eksepsi kompetensi relatif dapat diajukan ...


A. Dapat diajukan selama proses pemeriksaan di pengadilan tingkat pertama masih
berlangsung
B. Diajukan bersamaan dengan jawaban pertama terhadap pokok perkara
C. Dapat diajukan dalam pemeriksaan di pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding
D. Dapat diajukan kapanpun, baik pada tingkat pertama, tingkat banding, maupun tingkat
kasasi.
Jawab : B
eksepsi kompetensi relative diajukan bersamaan dengan jawaban pertama terhadap
pokok perkara.

59. Sita Revindicatoir (revindicatoir beslag) dapat dimintakan terhadap ...


A. Barang yang tidak bergerak milik pihak ketiga yang dikuasai tergugat
B. Barang tidak bergerak milik penggugat yang dikuasai oleh tergugat
C. Barang bergerak milik penggugat yang dikuasai oleh tergugat
D. Barang bergerak milik pihak ketiga yang dikuasai tergugat
Jawab : B
Sita revindicatoir adalah penyitaan atas barang bergerak milik penggugat yang dikuasai
oleh tergugat (revindicatoir berasal dari kata revindicatoir, yang berarti meminta kembali
miliknya).

60. Dalam praktek sering dijumpai bahwa penyitaan telah dilakukan terhadap harta
kekayaan milik pihak ketiga. Upaya hukum yang dapat dilakukan pihak ketiga untuk
mempertahankan hak dan kepentingannya tersebut adalah ...
A. Perlawanan
B. Gugatan
C. Derden verzet
D. Verzet
Jawab : C
Derden verzet atau perlawanan pihak ketiga merupakan hak yang diberikan pasal 165
ayat 6 HIR atau pasal 379 Rv bagi seseorang yang tidak terlibat dalam suatu proses
perkara, untuk menentang suatu tindakan yang merugikan kepentingannya. Tindakan
itu karena adanya suatu putusan yang dilawannya.
MATERI ACARA PIDANA
61. Menurut pasal 138 Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik
segera mempelajari dan meneliti dalam waktu
a. 20 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban C
Pasal 138(1)
Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik segera mempelajari
dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib memberithaukan kepada penyidik
apakah hasil penyidikan itu sudah lengkap atau belum.

62. Penyidik harus sudah menyampaikan berkas perkara yang belum lengkap kepada
penuntut umum untuk dilengkapi dalam waktu
a. 14 hari
b. 7 hari
c. 21 hari
d. 3 hari
Jawaban A
Pasal 138(2)
Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap, penuntut umum mengembalikan
berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan
untuk dilengkapi dan dalam waktu empat belas hari sejak tanggal penerimaan berkas,
penyidik harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada penuntut
umum.

63. Yang berwenang melakukan penyitaan sebagaimana dalam pasal 38 KUHAP adalah
a. Penyidik
b. Penuntut Umum
c. Penasehat Hukum
d. Jawaban a,b, dan c semua benar
Jawaban A
Pasal 38
Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan
negeri setempat.
64. Menurut pasal 35 kecuali dalam halhal tertangkap tangan penyidik dilarang memasuki
dan melakukan penggeledahan pada saat-saat
a. Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR, DPR atau DPRD
b. Tempat di mana sedang berlangsung upacara keagamaan
c. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan
d. Jawaban a, b dan c semua
Jawaban D
Pasal 35
Kecuali dalam hal tertangkap tangan, penyidik tidak diperkenankan memasuki:
Ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat,Dewan
Perwakilan atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
Tempat dimana sedang berlangsung ibadah dan atau upacara keagamaan benar
Ruang dimana Sedang berlangsung sidang pengadilan
65. Menurut pasal 86 apabila seseorang telah melakukan tindak pidana di luar negeri dan
dapat diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka pengadilan yang berwenang
mengadili
a. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
b. Pengadilan Negeri setempat tersangka dilahirkan
c. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
d. Pengadilan Negeri tempat tersangka berdomisili di Indonesia
Jawaban C
Pasal 86
Apabila seorang melakukan tindak
pidana di luar negeri yang dapat diadili
menurut hukum republik Indonesia
maka pengadilan negeri Jakarta pusat
yang berwenang mengadili.
66. Dalam Pasal 22 (1) KUHAP jenis penahan yaitu:
a. Penahanan Rutan
b. Penahanan rumah dan penahanan kota
c. Penahanan badan
d. Jawaban a, b benar
Jawaban D
Pasal 22(1)
Jenis Penahanan dapat berupa:
Penahanan rumah tahanan negara
Penahanan rumah
Penahanan kota

67. Sebagaimana dalam pasal 69 KUHAP penasehat hukum berhak menghubungi


tersangka sejak
a. Saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan
b. Setelah ditahan oleh Kejaksaan
c. Setelah berkas dilimpahkan ke Pengadilan negeri
d. Saat tersangka akan disidangkan pertama kali
Jawaban A
Pasal 69
Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat ditangkap atau ditahan
pada semua tingkat pemeriksaan menurut tatacara yang ditentukan undang-undang ini.
68. Mahkamah Agung berwenang melakukan penahan:
a. 110 hari
b. 100 hari
c. 90 hari
d. 60 hari
Jawaban A
Pasal 28
Setelah waktu seratus sepuluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa
harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.

69. Dalam hal dakwaan kurang lengkap/sempurna. Pasal 144 KUHAP memberi
kemungkinan kepada penuntut umum untuk melakukan perubahan surat dakwaan.
Berapa kali dan kapan selambat-lambatnya harus sudah diserahkan kembali ke
pengadilan sebelum sidang dimulai
a. Satu kali dan selambatlambatnya 7 hari
b. Dua kali dan selambatlambatnya 14 hari
c. Berkali-kali dan selambatlambatnya 7 hari
d. Tiga kali dan selambatlambatnya 7 hari
Jawaban A
Pasal 144(2)
Pengubahan surat dakwaan dapat dilakukan hanya satu kali selambatlambatnya tujuh
hari sebelum sidang dimulai

70. Alasan-alasan untuk kasasi menurut 253 KUHAP dibawah ini dibenarkan, kecuali:
a. Tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau diterapkan tidak sebagaimana
mestinya.
b. Cara mengadili yang tidak dilaksanakan menurut ketentuan
c. Pengadilan melampaui batas wewenangnya
d. Berat ringannya hukuman atau besar-kecilnya jumlah denda yang dijatuhkan
Jawaban D
253 KUHAP
a. Tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau diterapkan tidak sebagaimana
mestinya.
b. Cara mengadili yang tidak dilaksanakan menurut ketentuan
c. Pengadilan melampaui batas wewenangnya

71. Menurut Pasal 245 KUHAP berapa jangka waktu untuk mengajukan permohonan
kasasi kepada panitera pengadilan Negeri yang memutus perkara setelah putusan
tersebut diberitahukan kepada Terdakwa
a. 7 Hari
b. 14 Hari
c. Tidak ada tenggang waktu
d. 30 hari
Jawaban B
Pasal 245
Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah
memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu empat belas hari sesidah
putusan pengadilan
yang dimintakan kasasi itu diberitahukan kepada terdakwa.

72. Panitera Pengadilan Negeri mengirimkan salinan putusan Perkara yang dimintakan
banding dan berkas perkara serta surat bukti ke Pengadilan Tinggi dalam jangka waktu
(236 KUHAP)
a. 7 hari sejak permintaan banding diajukan
b. 14 hari sejak permintaan banding diajukan
c. 30 hari sejak permintaan banding diajukan
d. A,b,c semuanya salah
Jawaban B
Pasal 236
Selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari sejak permintaan banding diajukan, panitera
mengirimkan salinan putusan Perkara yang dimintakan banding dan berkas perkara
serta surat
bukti ke Pengadilan Tinggi
73. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum menurut pasal 259 KUHAP diajukan oleh
a. Jaksa Penuntut Umum
b. Majelis Hukum
c. Jaksa Agung
d. Terdakwa
Jawaban C
Jaksa Agung

74. Berikut ini adalah wewenag Praperadilan kecuali


a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
d. Sah atau tidaknya suatu penggeledahan
Jawaban D
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
75. Pengurangan masa tahanan terhadap hukuman pidana yang dijatuhkan dapat
dilakukan dengan cara mengurangkan jenis tahanan itu sendiri (pasal 22 ayat 5
KUHAP, dimana semakin ringan jenis tahanan, semakin kecil jumlah pengurangannya.
Untuk tahanan kota berapa jumlah pengurangan masa penahannya
a. Sama dengan jumlah masa tahanan
b. Setengah dari masa tahanan
c. Sepertiga dari masa tahanan
d. Seperlima dari masa tahanan
Jawaban D
Seperlima dari masa tahanan 20 Seorang saksi wajib mengucapkan sumpah/janji
sebelum memberikan kesaksian (pasal 160 ayat 3 KUHAP).
76. Apa akibat hukumnya seorang saksi yang memberikan kesaksian tanpa mengucapkan
sumpah/janji:
a. Batal demi hukum
b. Gugur
c. Tidak mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah
d. Hanya sebagai petunjuk bagi hakim
Jawaban D
Hanya sebagai petunjuk bagi hakim

77. Dalam menjatuhkan pidana kepada seorang tersangka/terdakwa hakim harus


memenuhi minimum pembuktian yang diatur dalam pasal 183 KUHAP. Prinsip minimum
pembuktian tersebut adalah
a. Keyakinan hakim
b. Keyakinan hakim dan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
c. Keyakinan hakim dan alat bukti
d. Keyakinan hakim dan pengakuan
Jawaban B
Pasal 183
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
78. Pasal 275 KUHAP mengatur masalah biaya perkara dan ganti kerugian. Dalam hal
terpidana lebih dahulu satu orang dalam suatu tindak pidana, kepada siapa biaya
perkara dan ganti kerugian tersebut dibebankan
a. Secara sendiri-sendiri
b. Dibebankan secara berimbang
c. Dibebankan kepada negara
d. Tergantung tuntutan jaksa
Jawaban C
Pasal 275
Apabila lebih dari satu orang dipidana dalam satu perkara, maka biaya perkara dan
atau ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 274 dibebankan kepada
mereka bersama-sama secara berimbang.

79. Penggeledahan menurut pasal 33 KUHAP harus dengan izin


a. Ketua Pengadilan
b. Kajari
c. Ketua Pengadilan Negeri
d. Mahkamah Agung
Jawaban C
Pasal 33
Dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat penyidik dalam melakukan
penyidikan dapat mengadakan penggeledahan rumah yang diperlukan.

80. Penyitaan menurut Pasal 38 KUHAP dilakukan dengan izin


a. Kapolri
b. Ketua Pengadilan Negeri
c. Kejaksaan
d. Ketua Pengadilan Tinggi
Jawaban B
Pasal 38
Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan
negeri setempat.

81. Dalam asas peradilan yang cepat, tepat, dan biaya ringan sebagaimanan ketentuan
pasal 67 KUHAP bahwa terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding
terhadap putusan pengadilan tingkat pertama, kecuali
a. Putusan bebas
b. Putusan lepas
c. Jawaban a dan b semua benar
d. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum
Jawaban C
Pasal 67
Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan
hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan
pengadilan dalam acara cepat.

82. Berdasarkan ketentuan pasal 135 KUHAP penyidik dapat melakukan penggalian
mayat. Adapun yang dimaksud dengan penggalian mayat adalah
a. Pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan cara penguburannya
b. Penggalian dari tanah atau kuburan makam
c. Pengambilan mayat dari tempat pembakaran mayat maupun goa tempat penyimpaan
mayat
d. Jawaban a, b dan c semua
benar
Jawaban A
Penjelasan Pasal 135
Yang dimaksud dengan penggalian mayat termasuk pengambilanmayat dari semua
jenis tempat dan cara penguburan.

83. Tersangka yang tidak dapat hadir menghadap penyidik menurut ketentuan pasal 113
dilakukan di tempat kediaman tersangka
a. Penyidik sendiri yang datang
b. Apabila tersangka dengan
alasan yang patut dan wajar yang tidak dapat datang
c. Tersangka bertempat tinggal jauh
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Pasal 113
Jika seorang tersangka atau saksi yang dipanggil memberi alasan yang patut
melakukan pemeriksaan ke tempat kediaman tersangka dan wajar bahwa ia tidak dapat
datang kepada penyidik yang melakukan pemeriksaan, penyidik itu datang ke tempat
kediamannya.

84. Menurut pasal 19 KUHAP terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak
pidana dengan dasar bukti permulaan yang cukup dapat dilakukan penangkapan untuk
paling lama____hari
a. Satu hari
b. Dua puluh hari
c. Empat puluh hari
d. Enam puluh hari
Jawaban A
Pasal 19
Penangkapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dapat dilakukan untuk paling
lama satu hari.

85. Menurut pasal 21 KUHAP dibawah ini terdapat beberapa alas an dilakukannya
penahanan terhadap tersangka atau terdakwa,kecuali
a. Tersangka atau terdakwa diduga akan melarikan diri
b. Tersangka atau terdakwa dikwatirkan akan menghilangkan barang bukti
c. Tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara kurang dari lima tahun
d. Tersangka atau terdakwa diduga akan mengulangi tindak pidana
Jawaban C
Pasal 21(1)
Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka
atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang
cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawtiran bahwa tersangka
atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau
mengulangi tindak pidana.

86. Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis acara pemeriksaan sidang pengadilan dalam
hukum acara pidana, kecuali
a. Acara pemeriksaan biasa (152)
b. Acara pemeriksaan cepat (205)
c. Acara pemeriksaan luar biasa
d. Acara pemeriksaan singkat (203)
Jawaban C
Acara pemeriksaan luar biasa

87. Menurut pasal 233 KUHAP putusan perkara pidana pada pengadilan tingkat pertama
dapat dimintakan banding oleh
a. Hanya penuntut umum
b. Hanya terdakwa
c. Penuntut umum atau terdakwa
d. Penuntut umum bersamasama
dengan terdakwa
Jawaban C
Pasal 233(5)
Dalam hal pengadilan negeri menerima permintaan banding, baik yang diajukan oleh
penuntut umum atau terdakwa maupun yang diajukan oleh penuntut umum dan
terdakwa sekaligus maka panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang
satu kepada pihak yang lain.

88. Berdasarkan pasal 89 KUHAP badan peradilan yang berwenang untuk memeriksa dan
mengadili perkara koneksitas adalah
a. Peradilan Militer
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Tata Usaha Negara
d. Peradilan Umum
Jawaban D
Pasal 89
Tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk lingkungan
peradilan umum dan lingkungan peradilan militer, diperiksa dan diadili oleh pengadilan
dalam lingkungan peradilan umum kecuali jika menurut keputusan menteri pertahanan
dan keamanan dengan persetujuan menteri kehakiman perkara itu harus diperiksa dan
diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.

89. Menurut pasal 31 (1) KUHAP penangguhan penahanan itu dapat dilakukan
a. Karena permintaan tersangka atau terdakwa dan permintaan itu disetujui instansi
menahan dengan syarat-syarat dan jaminan yang ditetapkan
b. Adanya persetujuan dari tahanan untuk mematuhi syarat yang ditetapkan serta
memenuhi jaminan yang ditentukan
c. Jawaban a, b benar
d. Adanya keyakinan tersangka atau terdakwa melarikan diri
Jawaban A
Pasal 31(1)
Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim,
sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan
penahanan dengan dasar atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan
syarat yang ditentukan.

90. Menurut pasal 19 (2) dikatakan bahwa Tidak diperbolehkan melakukan penangkapan
terhadap
a. tersangka yang melakukan
tindak pidana pelanggaran
b. Tersangka melakukan
kejahatan ringan
c. Tersangka melakukan
pelanggaran sedang
d. Jawaban a, b, dan c benar
Jawaban A
Pasal 19(2)
Terhadap tersangka pelaku pelanggaran tidak diadakan penangkapan kecuali dalam
hal ia telah dipanggil secara sah dua kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan itu
tanpa alasan yang sah.
MATERI UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA

91. Menurut pasal pasal 49 UU no. 3 tahun 2006 terdapat tambahan bagi pengadilan
agama berwenang memeriksa
a. Semua benar
b. Zakat
c. Infaq
d. Ekonomi syariah
Jawaban A
Pasal 49
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.

92. Menurut pasal 66 cerai telak diajukan pemohon pada


a. Tempat kediaman termohon
b. Jika termohon berdiam diluar negeri diajukan ketempat diam pemohon
c. Dalam hal keduanya diluar negeri maka diajukan ketempat mereka
melangsungkan perkawinan atau jakarta pusat
d. Semuanya benar
Jawaban D
Pasal 66
(1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan
permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar
talak.
(2) Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon, kecuali
apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan
bersama tanpa izin pemohon.
(3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan diajukan
kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.
(4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka
permohonan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
(5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama
suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun
sesudah ikrar talak diucapkan.

93. Menurut pasal 73 gugatan perceraian diajukan


a. Tempat kediaman penggugat
b. Jika penggugat bertempat tinggal diluar negeri, diajukan kedaerah hukum
tergugat
c. Jika keduanya diluar negeri diajukan ketempat perkawinan dilangsungkan atau
Jakarta Pusat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 73
(1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat
dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.
(2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian
diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
(3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka
gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
94. Menurut pasal 57 UU No. 7 tahun 1989 merupakan kekhususan putusan atau
penetapan peradilan, yaitu terdapat
a. Demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa
b. Bismillahirrahmanirrahim
c. Keduanya benar
d. Keduanya salah
Jawaban C
Pasal 57
(1) Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA.
(2) Tiap penetapan dan putusan dimulai dengan kalimat
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti dengan DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA.
(3) Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

95. Menurut pasal 4 UU. No 1 tahun 1974 tentang perkawinan pengadilan hanya akan
memberikan izin kepada suami yang akan beristri lebih dari satu jika
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan

96. Waktu tunggu bagi seorang janda menurut Pasal 39 PP No. 9 tahun 1975 adalah
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan

97. Biaya perkara menurut pasal 89 dibebankan kepada


a. Tergugat
b. Termohon
c. Penggugat dan pemohon
d. A dan b benar
Jawaban C
Pasal 89
(1) Biaya perkara dalam bidang perkawinan dibebankan kepada
penggugat atau pemohon.

98. Hak istri untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada suami dengan cara suami
bersedia menalak istri dengan suatu imbalan pengganti disebut
a. Khuluk
b. Iwadl
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban A
Khuluk

99. Menurut pasal 76 perselisihan yang tajam dan terus menerus antara suami istri disebut
a. syiqaq
b. Khuluk
c. Iwadl
d. Talak bain
Jawaban A
Pasal 76
(1) Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan syiqaq, maka untuk
mendapatkan putusan
perceraian harus didengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau
orang-orang yang dekat dengan suami istri.
(2) Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang sifat persengketaan antara
suami istri
dapat mengangkat seorang atau lebih dari keluarga masing-masing pihak ataupun
orang lain untuk menjadi hakam.

100. Menurut pasal 88 apabila sumpah dilakukan oleh suami maka penyelesaian cerai
dengan alasan zina dilaksanakan dengan cara
a. Khuluk
b. lian
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban B
Pasal 88
(1) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan
oleh suami, maka
penyelesaiannya dapat dilaksanakan dengan cara li'an.
(2) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan
oleh istri maka penyelesaiannya dilaksanakan dengan hukum acara yang berlaku.
MATERI UNDANG-UNDANG ACARA TATA USAHA NEGARA

101. Peradilan tata usaha negara diatur dalam


a. UU No. 9 tahun 2004
b. UU No. 5 tahun 1986
c. UU No. 4 tahun 2004
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Undang-undang Nomor 9 Tahun2004 tentang perubahan undang-undang nomor 5 thun
1986 tentang peradilan tata usaha negara

102. Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara adalah
a. Yang merupakan perbuatan hukum perdata
b. Yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
c. Yang masih memerlukan persetujuan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut undang-
undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan
Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan
Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-
undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat hokum pidana
Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan
berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia
Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah mengenai hasil
pemilihan umum.

103. Menurut pasal 53 alasan yang dapat digunakan dalam mengajukan gugatan TUN
adalah...
a. Keputusan tata usaha Negara yang digugat bertentangan dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku
b. Keputusan tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban C
Pasal 53(2)
Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah:
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik.

104. Yang dimaksud obyek sengketa TUN dalam pasal 1 (3) adalah
a. Penetapan tertulis
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan
perundangundangan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 1(3)
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.

105. Alat bukti dalam Peradilan Tata usaha Negara menurut pasal 100 adalah....
a. Surat atau tulisan
b. Keterangan ahli dan saksi
c. Pengakuan dan pengetahuan hakim
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 100
Alat Bukti ialah:
Surat atau tulisan
Keterangan ahli
Keterangan saksi
Pengakuan para pihak
Pengetahuan hakim.

106. Selama belum diputus oleh pengadilan maka keputusan tata usaha negara itu harus
dianggap menurut hukum diatur dalam
a. Pasal 67
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban A
Pasal 67
(1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata
Usaha Negara serta tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat.
(2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata
Usaha Negara itu
ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai
ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan sekaligus dalam
gugatan dan
dapat diputus terlebih dahulu dari pokok sengketanya.
(4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :
a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata Usaha
Negara yang digugat itu tetap
dilaksanakan;
b. tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka pembangunan
mengharuskan
dilaksanakannya keputusan tersebut.

107. Gugatan PTUN terdapat tahap pemeriksaan pendahuluan yaitu


a. Pemeriksaan segi administrative (53)
b. Rapat permusyawaratan (62)
c. Pemeriksaan Persiapan (63)
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 53
(1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.
(2)Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik.
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan
suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa gugatan
yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal :
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh
penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat
permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan memanggil kedua
belah pihak untuk mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh Panitera
Pengadilan atas perintah Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan
perlawanan kepada
Pengadilan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh Pengadilan, maka penetapan
sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan pokok gugatan akan
diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya hukum.
Pasal 63
(1) Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Hakim wajib mengadakan
pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang kurang jelas.
(2) Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim:
a. wajib memberi nasihar kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan
melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu tiga puluh hari;
b. dapat meminta penjelasan kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
bersangkutan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a
penggugat belum menyempurnakan gugatan, maka Hakim menyatakan dengan
putusan bahwa gugatan tidak dapat diterima.
(4). Terhadap putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dapat digunakan
upaya hukum, tetapi dapat diajukan gugatan baru.

108. Menurut pasal 62 jika didalam rapat permusyawaratan dinyatakan gugatan tidak
termasuk sengketa tun maka upaya hukum
a. Perlawanan
b. Banding
c. Kasasi
d. Peninjauan kembali
Jawaban A
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan
suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbanganpertimbangan bahwa gugatan
yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal :
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh
penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat
permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan memanggil kedua
belah pihak untuk mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh Panitera
Pengadilan atas perintah Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan
perlawanan kepada
Pengadilan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh Pengadilan, maka penetapan
sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan pokok gugatan akan
diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya hukum.

109. Subyek sengketa tun diatur dalam pasal 1 angka 4 yaitu


a. Orang
b. Badan hukum privat
c. Badan atau pejabat tun
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 1
4. Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata
Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara, baik
di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;

110. Didalam rapat permusyawaratan jika terdapat penetapan yang berisi penolakan maka
penggugat berhak melakukan
a. Mengajukan gugatan baru
b. Perlawanan
c. Banding
d. Kasasi
Jawaban B
Perlawanan
MATERI HUKUM ACARA PERBURUHAN

111. Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau


gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh karena adanya
perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja
dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam suatu perusahaan disebut
a. Perselisihan hubungan industrial
b. Perselisihan hak
c. Perselisihan kepentingan
d. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
Jawaban A
Pasal 1 (1)
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau
serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

112. Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak adalah
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban C
Pasal 1(4)
Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan
oleh salah satu pihak.

113. Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pembuatan dan perubahan syaratsyarat kerja yang diterapkan
dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban B
Pasal 1(3)
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena
tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-
syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.

114. Majelis hakim menurut pasal 103 UU 2 tahun 2004 wajib memberikan putusan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam waktu
a. 30 hari
b. 60 hari
c. 50 hari
d. 90 hari
Jawaban C
Pasal 103
Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak
sidang pertama.

115. Dalam perselisihan hubungan industrial diupayakan penyelesaiannya melalui


perundingan bipartit diselesaikan dalam tenggang waktu ...
A. 30 hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya perundingan
B. 30 hari terhitung sejak tanggal dimulainya perundingan
C. 20 hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya perundingan
D. 20 hari terhitung sejak tanggal dimulainya perundingan
Jawab : A
Pasal 3 ayat (2) UU No. 2 Tahun 2004
Penyelesaian perselisihan melalui bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)harus
diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya
perundingan.
116. Menurut pasal 32 Kesepakatan para pihak yang berselisih dinyatakan tertulis
dalam
a. Perjanjian penunjukkan
b. Surat perjanjian arbitrase
c. Putusan arbitrase
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 32(2) UU No.2 Tahun 2004
Kesepakatan para pihak yang berselisihsebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dinyatakan secara tertulis dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat rangkap 3 dan
masing-masing pihak mendapatkan satu yang mempunyai kekuatan hukum yang sama
117. Gugatan oleh pekerja/buruh atas pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
pengusaha dapat diajukan dalam jangka waktu ...
A. 7 hari sejak diterimanya keputusan pemutusan hubungan kerja tersebut dari pihak
pengusaha
B. 14 hari sejak diterimanya keputusan pemutusan hubungan kerja tersebut dari pihak
pengusaha
C. 3 bulan sejak diterimanya keputusan pemutusan hubungan kerja tersebut dari pihak
pengusaha
D. 1 tahun sejak diterimanya keputusan pemutusan hubungan kerja tersebut dari pihak
pengusaha
Jawab : D
Pasal 82
Gugatan oleh pekerja/buruh atas pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 159 dan Pasal 171 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjan, dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 1 (satu) tahun sejak
diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pihak pengusaha

118. Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan
ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan ...
A. Perselisihan Hak dan PHK
B. Perselisihan Kepentingan
C. Perselisihan Antar Serikat Pekerja
D. Perselisihan Perburuhan
Jawab : C
Pasal 56
Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:
a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;
d. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

118. Jika dalam perselisihan hubungan industrial terdapat perkara perselisihan kepentingan
dan juga terdapat perkara perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan
Hubungan Industrial berkewajiban untuk memutus terlebih dahulu ...
A. Perkara perselisihan kepentingan
B. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
C. Dapat memutus perkara perselisihan kepentingan ataupun perkara perselisihan
pemutusan hubungan kerja, tergantung kepada pertimbangan hakim yang
bersangkutan
D. Dapat memutus perkara perselisihan kepentingan ataupun perkara perselisihan
pemutusan hubungan kerja dengan melihat kepada kehendak para pihak
Jawab : A
Pasal 86
Dalam hal perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan diikuti dengan
perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan Hubungan Industrial wajib
memutus terlebih dahulu perkara perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan.

120. Tenggang waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial pada pengadilan


hubungan industrial adalah ...
A. 50 hari sejak sidang pertama
B. 30 hari sejak sidang pertama
C. 50 hari sejak sidang pertama, bila belum selesai dapat diperpanjang tidak
lebih dari 14 hari
D. 30 hari sejak sidang pertama, bila belum selesai dapat diperpanjang tidak lebih dari
14 hari
Jawab : A
Pasal 103
Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak
sidang pertama.

Diposkan oleh Lammarasi Sihaloho, SH.


Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Konsultasi Hukum Gratis

Bagi anda yang mengalami atau ingin mengetahui permasalahan hukum dapat melakukan
konsultasi secara Gratis melalui Hp. 0816 172 172 01 atau Email :
haloho_junior@yahoo.com

Arsip Blog

• ▼ 2011 (21)
o ► April (14)

o ► Juni (5)

o ► September (1)

o ▼ Oktober (1)

 Contoh Soal Ujian Advokat 2011

• ► 2013 (4)

Entri Populer

• Peradilan Hak Asasi Manusia


• PERBUATAN BERLANJUT (VOORTGEZETTE HANDELING)

• Contoh Prediksi Soal Ujian Profesi Advokat 2013_Acara Pidana

• FORMALITAS SURAT GUGATAN

• KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SISTEM


KETATANEGARAAN RI

Pengikut

SOAL - UJIAN ADVOKAT -PKPA 2008

PEMBAHASAN
SOAL - UJIAN
ADVOKAT 2008
Djoko S Associates
Indrawan Dwi Yuriutomo, S.H.
www.geocities.com/ilmuhukum
IndrawanDwiYuriutomo/Copyright@DjokoSAssociates/ilmuhukum@yahoo.com

MATERI UJIAN :
1. Peran, Fungsi & Perkembangan Organisasi
Advokat;
2. Kode Etik Advokat;
3. Hukum Acara Perdata;
4. Hukum Acara Pidana;
5. Hukum Acara Perdata Agama;
6. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara;
7. Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial;
dan
8. Ujian Esai Hukum Acara Perdata atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (pilih salah satu).

Cara melakukan Try-out secara independent


1. Ambil kertas kosong tuliskan nomor 1 sampai 40;
2. Jawab seluruh soal dalam waktu 2.5 jam;
3. Jika ketujuh soal telah di kerjakan cocokan jawaban;
4. Jika anda mengerjakan 7 x 40 soal = 280 soal telah anda
kerjakan;
5. Bandingkan hasilnya dengan soal PKPA yang hanya 120
soal;
6. Seluruh soal tanpa pembahasan berbentuk presentasi
power point dapat di download dari

MATERI UNDANG-UNDANG ADVOKAT


NO SOAL PEMBAHASAN
1 Didalam pasal 32 (3) diatur profesi
advokat yang terhimpun dalam Peradi
berjumlah
a. 6 organisasi advokat
b. 7 organisasi advokat
c. 8 organisasi advokat
d. 9 organisasai advokat
Jawaban C
Pasal 32 (3)
Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang ini,
dijalankan bersama oleh Ikatan
Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan
Pengacara
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
(AKHI), Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI)
2 Yang tidak terhimpun dalam organisasi advokat
a. Asosiasi pengacara syariah indonesia
b. Serikat pengacara indonesia
c. Himpunan advokat dan pengacara indonesia
d. Peradin
Jawaban D
Pasal 32 (3)
Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan
Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum
Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi
Pengacara Syariah Indonesia (APSI)

3. Undang undang advokat 18 tahun 2003 berlaku tanggal


a. 5 april 2003
b. 5 april 2004
c. 5 april 2001
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 36
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 5 April 2003

4. Menurut Pasal 13 organisasi advokat diminta untuk membentuk pengawasan berupa


a. Lembaga Pengawas
b. Komisi pengawas
c. Dewan pengawas
d. Komisi advokat
Jawaban B
Pasal 13
Pelaksanaan Pengawasan sehari-hari dilakukan oleh Komisi Pengawas yang dibentuk oleh
Organisasi Advokat
5. Kewajiban memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma diatur dalam
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban A
Pasal 22
Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma kepada pencari keadilan yang
tidak mampu

6 Advokat yang menjalankan tugas dalam sidang pengadilan dalam menangani perkara pidana
wajib mengenakan atribut diatur dalam
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban D
Pasal 25
Advokat yang menjalankan tugas dalam sidang pengadilan dalam menangani perkara pidana
wajib mengenakan atribut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
7 Advokat asing dilarang beracara disidang pengadilan, berpraktik dan/atau membuka kantor
jasa hukum atau perwakilannya di
Indonesia
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban B
Pasal 23
Advokat asing dilarang beracara disidang pengadilan, berpraktik dan/atau membuka kantor jasa
hokum atau perwakilannya di Indonesia
8 Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan kepada kliennya
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban C
Pasal 21
Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan
9 Wilayah kerja advokat meliputi seluruh wilayah negara republic Indonesia
a. Pasal 5
b. Pasal 7
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban A
Pasal 5(2)
Wilayah kerja Advokat meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia
10 Sebelum menjalankan profesinya advokat wajib bersumpah di siding terbuka Pengadilan
Tinggi wilayah domisili hukumnya
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 7
d. Pasal 4
Jawaban D
Pasal 4
Sebelum menjalankan profesinya, advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji
dengan sungguh-sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya
11 Advokat yang telah diangkat dapat mengkhususkan diri pada bidang tertentu dengan
persyaratan yang ditentukan
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 3
d. Pasal 4
Jawaban C
Pasal 3(2)
Advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
12 Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi
hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh
organisasi advokat
a. Pasal 5
b. Pasal 3
c. Pasal 2
d. Pasal 4
Jawaban C
Pasal 2
Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi
hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh
organisasi advokat
13 Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang undang ini
a. Pasal 4
b. Pasal 2
c. Pasal 1
d. Pasal 3
Jawaban C
Pasal 1(1)
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang ini.
14 Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 7
d. Pasal 4
Jawaban A
Pasal 5(1)
Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan.
15 Pasal 29 mengatur buku daftar anggota yang wajib dilaporkan kepada Mahkamah Agung dan
menteri setiap
a. Satu tahun
b. Perubahan
c. Pergantian pengurus
d. Satu bulan
Jawaban A
Pasal 29(4)
Setiap 1(satu) Organisasi Advokat melaporkan pertambahan dan atau perubahan jumlah
anggotanya kepada Mahkamah Agung dan Menteri.
16 Ketentuan organisasi advokat diatur dalam
a. Pasal 28
b. Pasal 29
c. Pasal 30
d. Semua benar
Jawaban D
BAB X
Organisasi Advokat Pasal 28-30
17 Ketentuan pasal 23 (4) mengenai persyaratan dan tata cara mempekerjakan advokat asing
serta kewajiban memberikan jasa hokum secara Cuma-Cuma kepada dunia pendidikan diatur
dalam
a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Keputusan menteri
Jawaban D
Pasal 23(4)
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara mempekerjakan advokat asing serta kewajiban
memberikan jasa hukum secara Cuma-Cuma kepada dunia pendidikan dan penelitian hokum
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri
18 Pasal 22 mengatur ketentuan bantuan hukum yang diatur lebih lanjut dalam
a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Keputusan menteri
Jawaban A
Pasal 22(2)
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemebrian bantuan hokum secara Cuma-Cuma
sebagaiman dimaksud pada ayat 1 diatur lebih dengan Peraturan Pemerintah
19 Pasal 21 mengatur besarnya honorarium berdasarkan
a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Persetujuan kedua belah pihak
Jawaban D
Pasal 21(2)
Besarnya honorarium atas Jasa hokum sebagaiman dimaksud pada ayat(1) ditetapkan secara
wajar berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.
20 Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan menurut
pasal 10
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang telah berkekuatan hukum tetap, karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan hukuman 4 tahun
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10
Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan:
a. permohonan sendiri;
b. dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap, karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun atau berlebih; atau
c. berdasarkan keputusan organisasi advokat
21 Menurut pasal 12 pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh
a. Organisasi advokat
b. Menteri
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban A
Pasal 12 (1)
Pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh organisasi advokat
22 Penindakan terhadap advokat dengan jenis tindakan dalam pasal 7 dilakukan oleh
a. Organisasi advokat
b. Dewan kehormatan
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban B
Pasal 12 (2)
Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan keputusan dewan kehormatan organisasi
advokat
23 Jasa hukum adalah jasa hukum yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien diatur dalam
a. Pasal 1 (1)
b. Pasal 1 (2)
c. Pasal 1 (3)
d. Pasal 1 (4)
Jawaban B
Pasal 1(2)
Jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hokum klien.
24 Klien adalah orang, badan hokum atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari advokat
a. Pasal 1 (1)
b. Pasal 1 (2)
c. Pasal 1 (3)
d. Pasal 1 (4)
Jawaban C
Pasal 1(3)
Klien adalah orang, badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari advokat.
25 Advokat asing adalah advokat berkewarganegaraan asing yang menjalankan profesinya
diwilayah negara republik Indonesia berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. Pasal 1 (5)
b. Pasal 1 (6)
c. Pasal 1 (7)
d. Pasal 1 (8)
Jawaban D
Pasal 1(8)
Advokat asing adalah advokat berkewargananegaraan asing yang menjalankan profesinya
diwilayah negara Republik Indonesia berdasarkan persyaratan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
26 Kantor advokat dapat mempekerjakan advokat asing sebagai karyawan atau tenaga ahli dalam
bidang hokum asing atas izin pemerintah dengan rekomendasi organisasi advokat
a. Pasal 23 (1)
b. Pasal 23 (2)
c. Pasal 23 (3)
d. Pasal 23 (4)
Jawaban B
Pasal 23(2)
Kantor Advokat dapat mempekerjakan advokat asing sebagai karyawan atau tenaga ahli dalam
bidang hukum asing atas izin pemerintah dengan rekomendasi organisasi advokat.
27 Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang
pengadilan
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban A
Pasal 16
Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam siding pengadilan.
28 Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak
yang berwenang dan atau masyarakat
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban C
Pasal 18(2)
Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang
berwenang dan/atau masyarakat.
29 Advokat berhak atas kerahasian hubungan dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas
dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan
atas komunikasi elektronik
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban D
Pasal 19(2)
Advokat berhak atas kerahasian hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas
dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan
atas komunikasi elektronik advokat.
30 Pimpinan organisasi advokat tidak dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik
a. Pasal 26
b. Pasal 25
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban C
Pasal 28(3)
Pimpinan organisasi advokat tidak dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik, baik
ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
31 Dalam mengadili dewan kehormatan membentuk majelis yang susunannya terdiri atas unsur
dewan kehormatan, pakar atau ahli di bidang hukum dan tokoh masyarakat
a. Pasal 26
b. Pasal 27
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban B
Pasal 27(4)
Dalam mengadili sebagaimana dimaksud pada ayat(2), Dewan Kehormatan membentuk majelis
yang susunannya terdiri atas unsure dewan kehormatan, pakar atau tenaga ahli dibidang hukum
dan tokoh masyarakat.
32 Advokat yang menjadi pejabat Negara tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan
a. Pasal 20
b. Pasal 21
c. Pasal 22
d. Pasal 23
Jawaban A
Pasal 20(3)
Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan tersebut.
33 Keanggotaan komisi pengawas terdiri atas unsur advokat senior, para ahli dan masyarakat
a. Pasal 11
b. Pasal 12
c. Pasal 13
d. Pasal 14
Jawaban C
Pasal 13(2)
Keanggotaan komisi pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsure advokat
senior, para ahli/akademisi, dan masyarakat
34 Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh organisasi advokat
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban D
Pasal 9(1)
Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh Organisasi Advokat
35 Pembelaan diri advokat dapat ditemui dalam
a. Pasal 1
b. Pasal 7
c. Pasal 17
d. Pasal 1(6) dan 7(3)
Jawaban D
Pasal 1(6)
Pembelaan diri adalah hak dan kesempatan yang diberikan kepada Advokat untuk
mengemukakan alas an serta sanggahan terhadap hal-hal yang merugikan dirinya di dalam
menjalankan profesinya ataupun kaitannya dengan organisasi profesi.
Pasal 7(3)
Sebelum advokat dikenai tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.
36 Untuk dapat diangkat menjadi advokat harus memenuhi persyaratan,
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban B
Pasal 3
Untuk dapat diangkat menjadi advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. warga negara republic Indonesia
b. bertempat tinggal di Indonesia
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
d. berusia sekurang-kurangnya 25 tahun
e. berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi
hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
g. magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menereus pada
kantor advokat
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5(lima) tahun atau lebih
i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil dan
mempunyai integritas yang tinggi
37 Pengangkatan advokat dan penghentian profesi dilakukan oleh organisasi advokat diatur
dalam
a. Pasal 2
b. Pasal 9
c. Pasal 4
d. Pasal 2 (2) dan 9(1)
Jawaban D
Pasal 2(2)
Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisasi advokat
Pasal 9(1)
Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh organisasi advokat.
Undang-undang No. 18 tahun 2003 terdiri dari
a. 26 Pasal
b. 35 Pasal
c. 36 Pasal
d. 39 Pasal
Jawaban C
36 Pasal

Bab XI
Keentuan Pidana

39 Ketentuan pidana tidak memiliki kekuatan hukum berdasarkan putusan mahkamah konstitusi
a. Pasal 30
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban B
Pasal 31
Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi advokat dan bertindak seolah-
oleha sebagai advokat, tetapi bukan advokat sebagaimana diatur dalam undangundang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000
(lima puluh juta) rupiah.
40 Advokat yang dapat menjalankan pekerjaan profesi advokat adalah yang diangkat sesuai
dengan ketentuan undang-undang
a. Pasal 29
b. Pasal 30
c. Pasal 28
d. Pasal 32
Jawaban B
Pasal 30
Advokat yang dapat menjalankan pekerjaan profesi advokat adalah yang diangkat sesuai dengan
ketentuan undang-undang ini.

MATERI KODE ETIK ADVOKAT


1 Menurut pasal 33 UU No.18 tahun 2003 kode etik advokat dan ketentuan tentang Dewan
Kehormatan profesi mempunyai kekuatan hukum sejak
a. 23 Mei 2002
b. 23 mei 2003
c. 5 april 2003
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 33
Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat
Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat
Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan mempunyai
kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang- Undang ini sampai ada ketentuan
yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.
2 Menurut pasal 3 Kode etik advokat indonesia, advokat dapat menolak untuk memberi nasihat
dan bantuan hukum karena
a. Bertentangan dengan hati nuraninya
b. Tidak sesuai dengan keahliannya
c. Tidak ada dasar hukumnya
d. A dan B benar
Jawaban D
Pasal 3 a.
Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap orang yang
memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan
keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan
karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan
kedudukan sosialnya.
3 Menurut pasal 2 Kepribadian advokat dalam menjalankan tugasnya menjunjung tinggi hukum
a. Undang-undang dasar republic indonesia
b. Kode etik advokat
c. Sumpah jabatannya
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2
Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang
tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum,
Undang-undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.
4 Menurut pasal 4 hubungan dengan klien, advokat tidak dibenarkan
a. Menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang
b. Membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu
c. Melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat tidak menguntungkan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 4
a. Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan
damai.
b. Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai
perkara yang sedang diurusnya.
c. Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan
menang.
d. Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib mempertimbangkan kemampuan
klien.
e. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
f. Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan perhatian yang sama seperti
terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.
g. Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar
hukumnya.
h. Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara
kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Advokat
dan klien itu.
i. Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak
menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak
mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
j. Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus mengundurkan
diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingankepentingan tersebut, apabila dikemudian hari
timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
k. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian
kepentingan klien.
5. Menurut pasal 5 hubungan dengan teman sejawat
a. Keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan kode etik
advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan
b. Hubungan harus dilandasi sikap saling hormat
c. Tidak dipekenankan merebut klien dari rekan sejawat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 5
a. Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling menghormati, saling
menghargai dan saling mempercayai.
b. Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain dalam sidang
pengadilan, hendaknya tidak menggunakan katakata yang tidak sopan baik secara lisan maupun
tertulis.
c. Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan
Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak
dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain.
d. Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman sejawat.
e. Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat menerima
perkara itu setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan klien untuk
memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.
f. Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat yang baru, maka
Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan keterangan yang penting untuk
mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak retensi Advokat terhadap klien tersebut.
g. Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau dengan kliennya

6 Dalam tentang sejawat asing bahwa advokat asing yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku menjalankan profesinya di Indonesia tunduk serta wajib mentaati kode
etik diatur dalam
a. pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban A
Pasal 6
Advokat asing yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan
profesinya di Indonesia tunduk kepada serta wajib mentaati Kode Etik ini.
7 Surat yang dikirim oleh advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu perkara dapat
ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali surat-surat yang bersangkutan
dibumbuhi catatan “sans prejudice” diatur
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban B
Pasal 7
a. Surat-surat yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu perkara dapat
ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali surat-surat yang bersangkutan dibuat
dengan membubuhi catatan "Sans Prejudice ".
8 Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang adalah dilarang termasuk
pemasangan papan nama dengan ukuran dan atau bentuk yang berlebihan diatur dalam
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban C
Pasal 8
b. Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang adalah dilarang termasuk
pemasangan papan nama dengan ukuran dan! atau bentuk yang berlebih-lebihan.
9 Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara menurut pasal 8 apabila
a. Timbul perbedaan dan tidak tercapai kesepakatan tentang
cara penanganan perkara
b. Karena tidak sesuai dengan keahliannya
c. Bertentangan dengan hati nuraninya
d. Jawaban b dan c benar
Jawaban A
Pasal 8
diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan tentang cara penanganan
perkara dengan
kliennya.
10 Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada dewan kehormatan dimana teradu menjadi
anggota
a. Pasal 10
b. Pasal 11
c. Pasal 12
d. Pasal 13
Jawaban C
Pasal 12
1. Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik Advokat
harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dewan Kehormatan
Cabang/Daerah atau kepada dewan Pimpinan Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat
dimana teradu menjadi anggota. 11 Selambatnya dalam waktu berapa hari teradu harus
memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan
a. 3 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. 7 hari
Jawaban C
Pasal 13
2. Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus memberikan
jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan,
disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu.
12 Didalam pasal 14 setiap dilakukan persidangan majelis dewan kehormatan diwajibkan
membuat atau menyuruh membuat berita acara persidangan yang disahkan dan ditandatangani
oleh
a. Panitera
b. Ketua Majelis
c. Majelis
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 14
4. Setiap dilakukan persidangan, Majelis Dewan Kehormatan diwajibkan membuat atau
menyuruh membuat berita acara persidangan yang disahkan dan ditandatangani oleh Ketua
Majelis yang menyidangkan perkara itu.
13 Sidang dilakukan secara tertutup sedangkan keputusan diucapkan dalam sidang terbuka
a. Pasal 11
b. Pasal 12
c. Pasal 13
d. Pasal 14
Jawaban D
Pasal 14
5. Sidang-sidang dilakukan secara tertutup, sedangkan keputusan diucapkan dalam sidang
terbuka.
14 Keputusan ditandatangani oleh ketua dan semua anggota majelis diatur dalam
a. Pasal 12
b. Pasal 13
c. Pasal 14
d. Pasal 15
Jawaban D
Pasal 15
(5) Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan semua Anggota Majelis, yang apabila berhalangan
untuk menandatangani keputusan, hal mana disebut dalam keputusan yang bersangkutan.
15 Pemberian saksi pemberhentian sementara waktu tertentu harus diikuti larangan untuk
menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka pengadilan diatur dalam
a. Pasal 12
b. Pasal 13
c. Pasal 15
d. Pasal 16
Jawaban D
Pasal 16
3. Pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti larangan untuk
menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka pengadilan.
16 Menurut pasal 18 pemeriksaan tingkat banding, pengajuan banding beserta memori banding
adalah wajib harus disampaikan dalam waktu
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 18
2. Pengajuan permohonan bandng beserta Memori Banding yang sifatnya wajib, harus
disampaikan melalui Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari
sejak tanggal yang bersangkutan menerima salinan keputusan.
17 Pada tanggal 23 mei 2002 kode etik berlaku sejak tanggal ditetapkan diatur dalam
a. Pasal 24
b. Pasal 23
c. Pasal 22
d. Pasal 21
Jawaban A
Pasal 24
Kode Etik Advokat ini berlaku sejak tanggal berlakunya Undang-undang tentang Advokat
18 Keputusan Dewan Kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak diucapkan dalam
sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak
a. Pasal 19
b. Pasal 20
c. Pasal 21
d. Pasal 22
Jawaban A
Pasal 19
2. Keputusan Dewan kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak diucapkan dalam sidang
terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak dimana hari, tanggal dan waktunya telah
diberitahukan sebelumnya kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
19 Dewan Kehormatan Pusat secara prorogasi dapat menerima permohonan pemeriksaan
langsung dilampiri surat persetujuan kedua belah pihak
a. Pasal 18
b. Pasal 19
c. Pasal 20
d. Pasal 21
Jawaban A
Pasal 18
12. Dewan Kehormatan Pusat secara prorogasi dapat menerima permohonan pemeriksaan
langsung dari suatu
perkara yang diteruskan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah asal saja permohonan seperti
itu dilampiri surat persetujuan dari kedua belah pihak agar perkaranya diperiksa langsung oleh
Dewan Kehormatan Pusat.
20 Menurut kepribadian advokat, Seorag advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki
jabatan negara tidak dibenarkan untuk berpraktek dan tidak diperkenankan
namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban B
Pasal 3
i. Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan Negara (Eksekutif,
Legislatif dan judikatif) tidak dibenarkan untuk berpraktek sebagai Advokat dan tidak
diperkenankan namanya dicantumkan
atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu perkara yang sedang
diproses/berjalan selama ia menduduki jabatan tersebut.
21 Dalam hubungan dengan klien, Hak retensi advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak
akan menimbulkan kerugian kepentingan klien
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban C
Pasal 4
k. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian
kepentingan klien.
22 Dalam hubungan dengan teman sejawat , diatur dalam
a. Pasal 4
b. Pasal 5
c. Pasal 6
d. Pasal 7
Jawaban B
Pasal 5
a. Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling menghormati, saling
menghargai dan saling mempercayai.
b. Advokat jika membicarakan teman
sejawat atau jika berhadapan satu
sama lain dalam sidang pengadilan,
hendaknya tidak menggunakan katakata
yang tidak sopan baik secara lisan
maupun tertulis.
c. Keberatan-keberatan terhadap
tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik
Advokat harus diajukan kepada Dewan
Kehormatan untuk diperiksa dan tidak
dibenarkan untuk disiarkan melalui
media massa atau cara lain.
d. Advokat tidak diperkenankan
menarik atau merebut seorang klien
dari teman sejawat.
e. Apabila klien hendak mengganti
Advokat, maka Advokat yang baru
hanya dapat menerima perkara itu
setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada Advokat
semula dan berkewajiban
mengingatkan klien untuk memenuhi
kewajibannya apabila masih ada
terhadap Advokat semula.
f. Apabila suatu perkara kemudian
diserahkan oleh klien terhadap Advokat
yang baru, maka Advokat semula wajib
memberikan kepadanya semua surat
dan keterangan yang penting untuk
mengurus perkara itu, dengan
memperhatikan hak retensi Advokat
terhadap klien tersebut.
23 Hak imunitas seorang advokat diatur
dalam
a. Pasal 6 tentang sejawat asing
b. Pasal 7 cara bertindak menangani perkara
c. Pasal 8 ketentuan lain tentang kode etik
d. Pasal 5 hubungan dengan teman sejawat
Jawaban B
Pasal 7
g. Advokat bebas mengeluarkan
pernyataan-pernyataan atau pendapat
yang dikemukakan dalam sidang
pengadilan dalam rangka pembelaan
dalam suatu perkara yang menjadi
tanggung jawabnya baik dalam sidang
terbuka maupun dalam sidang tertutup
yang dikemukakan secara proporsional
dan tidak berkelebihan dan untuk itu
memiliki imunitas hukum baik perdata
maupun pidana.
24 Menurut pasal 8 advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai hakim atau penitera dari
suatu lembaga peradilan tidak dibenarkan menangani perkara yang diperiksa pengadilan
tempatnya terakhir bekerja selama
a. 5 tahun
b. 4 tahun
c. 3 tahun
d. 2 tahun
Jawaban C
Pasal 8
h. Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera dari suatu lembaga
peradilan, tidak
dibenarkan untuk memegang atau menangani perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya
terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.
25 Menurut pasal 13 pemeriksaan tingkat pertama oleh dewan kehormatan cabang/daerah,
pengadu dan yang teradu
a. Harus hadir secara pribadi
b. Tidak dapat menguasakan kepada orang lain
c. Jka dikehendaki dapat didampingi oleh penasehat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 13
7. Pengadu dan yang teradu:
a. Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain, yang jika
dikehendaki masing-masing
dapat didampingi oleh penasehat.
b. Berhak untuk mengajukan saksisaksi dan bukti-bukti.
26 Menurut pasal 13 jika dalam waktu 21 hari teradu tidak memberikan jawaban tertulis, dewan
kehormatan menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam
waktu….. Maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya
a. 21 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban B
Pasal 13
3. Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari tersebut teradu tidak memberikan jawaban tertulis,
Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan
bahwa apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari
sejak tanggal surat peringatan tersebut ia tetap tidak memberikan jalaban tertulis, maka ia
dianggap telah melepaskan hak jawabnya.
27 Apabila teradu dalam pasal 13 telah dipanggil sampai…..tidak datang tanpa alasan yang sah,
pemeriksaan
diteruskan tanpa hadirnya teradu
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. Semua salah
Jawaban B
Pasal 13
kalinya salah satu pihak tidak hadir:
a. Sidang ditunda sampai dengan
sidang berikutnya paling lambat 14
(empat belas) hari dengan memanggil
pihak yang tidak hadir secara patut.
b. Apabila pengadu yang telah
dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak
hadir tanpa alasan yang sah,
pengaduan dinyatakan gugur dan ia
tidak dapat mengajukan pengaduan
lagi atas dasar yang sama kecuali
Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
berpendapat bahwa materi pengaduan
berkaitan dengan kepentingan umum
atau kepentingan organisasi.
c. Apabila teradu telah dipanggil
sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa
alasan yang sah, pemeriksaan
diteruskan tanpa hadirnya teradu.
d. Dewan berwenang untuk
memberikan keputusan di luar
hadirnya yang teradu, yang
mempunyai kekuatan yang sama
seperti keputusan biasa.
28 Cara pengambilan keputusan diatur dalam
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban B
Pasal 15
(1) Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pengaduan, pembelaan, surat-surat bukti dan
keterangan saksi-saksi maka Majelis Dewan Kehormatan mengambil Keputusan yang dapat
berupa:
a. Menyatakan pengaduan dari pengadu tidak dapat diterima;
b. Menerima pengaduan dari pengadu dan mengadili serta menjatuhkan sanksisanksi kepada
teradu;
c. Menolak pengaduan dari pengadu.
(2) Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasarnya dan menunjuk
pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.
(3) Majelis Dewan Kehormatan mengambil keputusan dengan suara terbanyak dan
mengucapkannya dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang
bersangkutan, setelah sebelumnya
memberitahukan hari, tanggal dan
waktu persidangan tersebut kepada
pihak-pihak yang bersangkutan.
(4) Anggota Majelis yang kalah dalam
pengambilan suara berhak membuat
catatan keberatan yang dilampirkan
didalam berkas perkara.
(5) Keputusan ditandatangani oleh
Ketua dan semua Anggota Majelis,
yang apabila berhalangan untuk
menandatangani keputusan, hal mana
disebut dalam keputusan yang
bersangkutan.
29 Menurut pasal 16 sifat pelanggaran berat tidak mengindahkan dan tidak menghormati
ketentuan kode etikatau bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras masih
mengulangi pelanggaran kode etik disebut
a. Pemecatan
b. Pemberhentian sementara
c. Peringatan keras
d. Peringatan biasa
Jawaban B
Pasal 16
c. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya berat, tidak
mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau bilamana
setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran
kode etik.
30 Sebagai satu-satunya wadah organisasi Advokat berdasarkan UU Advokat, eksistensi
PERADI juga telah dikuatkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi No. 014/PUUIV/ 2006
tanggal 30 November 2006.
�� Benar
�� Salah
Jawaban A
Benar
31 Advokat dapat diberhentikan oleh organisasi Advokat diatur dalam Undang-undang No. 18
tahun 2003
a. Pasal 7
b. Pasal 9
c. Pasal 10
d. Pasal 11
Jawaban B
Pasal 7
(1) Jenis tindakan yang dikenakan terhadap Advokat dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan;
d. pemberhentian tetap dari profesinya.
(2) Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Dewan Kehormatan
Organisasi Advokat.
(3) Sebelum Advokat dikenai tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.
32 Advokat menurut pasal 10 uu advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesiya secara
tetap karena
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang mempunyai kekuatan hokum tetap karena tidak pidana yang diancam
dengan hukuman 4 tahun atau lebih
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10
(1) Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena alasan:
a. permohonan sendiri;
b. dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun atau lebih; atau
c. berdasarkan keputusan Organisasi Advokat.
(2) Advokat yang diberhentikan berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tidak berhak menjalankan profesi Advokat.
33 Ketua umum organisasi peradi adalah otto hasibuan siapakah ketua organisasi peradi
a. Hary ponto
b. Denny kailimang
c. Leonard p simorangkir
d. Semua salah
Jawaban B
Denny kailimang
34 Dalam waktu paling lama 2 tahun setelah berlakunya undang-undang ini organisasi advokat
telah terbentuk
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban A
Pasal 32
(1) Advokat, penasihat hukum, pengacara praktik dan konsultan hukum yang telah diangkat pada
saat Undang-undang ini mulai berlaku, dinyatakan sebagai Advokat sebagaimana diatur dalam
Undang-
Undang ini.
(2) Pengangkatan sebagai pengacara
praktik yang pada saat Undang-
Undang ini mulai berlaku masih dalam
proses penyelesaian, diberlakukan
ketentuan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
(3) Untuk sementara tugas dan
wewenang Organisasi Advokat
sebagaimana dimaksud dalam
Undangundang ini, dijalankan bersama
oleh Ikatan Advokat Indonesia
(IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia
(AAI), Ikatan Penasihat Hukum
Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat
dan Pengacara Indonesia (HAPI),
Serikat Pengacara Indonesia (SPI),
Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
(AKHI), Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi
Pengacara Syariah Indonesia (APSI).
(4) Dalam waktu paling lambat 2 (dua)
tahun setelah berlakunya Undang-
Undang ini, Organisasi Advokat telah
terbentuk.
35 Setiap advokat wajib menjadi anggota organisasi advokat
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 30
d. Pasal 29
Jawaban C
Pasal 30
(1) Advokat yang dapat menjalankan
pekerjaan profesi Advokat adalah yang
diangkat sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang ini.
(2) Setiap Advokat yang diangkat
berdasarkan Undang-Undang ini wajib
menjadi anggota Organisasi Advokat.
36 Maksud dan tujuan organisasi advokat adalah untuk meningkatkan kualitas
profesi advokat,
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban C
Pasal 28
satu-satunya wadah profesi Advokat
yang bebas dan mandiri yang dibentuk
sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang ini dengan maksud dan tujuan
untuk meningkatkan kualitas profesi
Advokat.
(2) Ketentuan mengenai susunan
Organisasi Advokat ditetapkan oleh
para Advokat dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
(3) Pimpinan Organisasi Advokat tidak
dapat dirangkap dengan pimpinan
partai politik, baik di tingkat Pusat
maupun di tingkat Daerah.
37 Organisasi advokat berwenang mengadakan pendidikan khusus profesi advokat
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 2
Jawaban D
Pasal 2
(1) Yang dapat diangkat sebagai
Advokat adalah sarjana yang berlatar
belakang pendidikan tinggi hukum dan
setelah mengikuti pendidikan khusus
profesi Advokat yang dilaksanakan oleh
Organisasi Advokat.
(2) Pengangkatan Advokat dilakukan
oleh Organisasi Advokat.
(3) Salinan surat keputusan
pengangkatan Advokat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada Mahkamah Agung dan Menteri.

38 Peradi dibentuk pada tanggal 21 desember 2004


a. Benar
b. salah
Jawaban A
Benar
39 Kode etik advokat disahkan oleh 7 organisasi pada tanggal 23 mei 2003
a. Benar
b. salah
Jawaban A
Kode etik advokat disahkan oleh 7
organisasi pada tanggal 23 mei 2003
40 Dihotel dana solo pada tanggal 30 agustus 1964 dibentuk persatuan advokat indonesia
a. Benar
b. salah
Jawaban A
Benar

MATERI ACARA PERDATA


1 Suatu perselisihan tidak termasuk kewenangan Pengadilan Negeri, pernyataan tersebut diatas
a. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi absolut
b. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi relatif
c. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi absolut
d. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi relatif
Jawaban A
Pasal 134
Jika perselisihan suatu perkara yang tidak termasuk kekuasaan pengadilan negeri, maka pada
setiap waktu dalam
pemeriksaan perkara itu dapat dimintakan supaya hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa dan
hakimpun wajib pula mengakuinya karena jabatannya.
2 Sebelum dimulai dengan pembacaan surat gugatan, maka hakim
a. Mengusahakan perdamaian 130 HIR
b. Memerintahkan pihak untuk berdamai
c. Meminta penggugat untuk membaca gugatan
d. Tidak wajib mengusahakan perdamaian
Jawaban A
Pasal 130(1) jika pada hari yang
ditentukan itu, kedua belah pihak
datang maka pengadilan negeri
dengan pertolongan ketua mencoba
akan memperdamaikan mereka.
3 Putusan Pengadilan tanpa dihadiri oleh pihak Tergugat menurut pasal 125 HIR disebut
a. Putusan Sela
b. Putusan Verstek
c. Putusan Kontradiktoir
d. Putusan Verzet
Jawaban B
Pasal 125
Jika tergugat tidak datang pada hari
perkara itu akan diperiksa, atau tidak
pula menyuruh orang lain menghadap
mewakilinya, meskipun ia dipanggil
dengan patut, maka gugatan itu
diterima dengan tidak hadir (verstek)
kecuali kalau nyata kepada pengadilan
negeri, bahwa pendakwaan itu
melawan hak atau tidak beralasan.

4 Menurut Pasal 129 HIR terhadap putusan tanpa kehadiran, tergugat dapat mengajukan
a. Verstek
b. Verzet
c. Derdenverset
d. Banding
Jawaban B
Pasal 129
Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak menerima putusan itu dapat
memajukan perlawanan(verzet) atas keputusan itu.
5. Alat bukti dalam hukum acara perdata diatur dalam Pasal 164 HIR terdiri atas
a. Surat
b. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah
c. Surat, saksi, persangkaan,pengakuan
d. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah, pemeriksaan setempat, keterangan ahli
Jawaban B
Pasal 164
Maka yang disebut alat-alat bukti, yaitu Bukti dengan surat Bukti dengan saksi Persangkaan-
persangkaan Pengakuan Sumpah
6 Pasal berapa dalam HIR mengatur tentang gugat balik
a. Pasal 120 HIR
b. Pasal 132 HIR
c. Pasal 136 HIR
d. Pasal 130 HIR
Jawaban B
Pasal 132 (b)(1)
Tergugat wajib memajukan gugatan melawan bersama-sama dengan jawabannya baik dengan
surat maupun dengan lisan
7 Pemilik barang bergerak yang barangnya ada ditangan orang lain dapat meminta penyitaan:
a. Sita eksekusi
b. Sita conservatoir
c. Sita revindicatoir
d. Sita marital
Jawaban C
Sita revindicatoir

8 Menurut Pasal 390 HIR panggilan tergugat jika tidak ditemukan, maka surat panggilan
diserahkan kepada
a. Camat yang bersangkutan
b. Kepala sektor kepolisian yang bersangkutan
c. Bupati yang bersangkutan
d. Kepala desa yang
bersangkutan
Jawaban D
Pasal 390(1)
Tiap-tiap surat jurusita, kecuali yang akan disebut dibawah ini, harus disampaikan pada orang
yang bersangkutan sendiri ditempat diamnya atau tempat tinggalnya dan jika tidak
dijumpai disitu, kepada kepala desanya
atau lurah bangsa tionghoa yang
diwajibkan dengan segera memberitahukan surat jurusita itu pada orang itu sendiri, dlam hal
terakhir ini tidak perlu pernyataan menurut hukum.
9 Terhadap barang yang telah diletakkan sita Jaminan
a. Dititipkan kepada kepala desa
b. Dititipkan di pengadilan
c. Diserahkan kepada penggugat
d. Tetap dikuasai
Jawaban D
Tetap dikuasai
10 Putusan yang dapat mengabulkan lebih dari pada yang dituntut
a. Tidak dapat dibenarkan
b. Dapat dibenarkan asal didasarkan pada suatu surat bukti
c. Dapat dibenarkan asal tergugat mengakui dalil pengugat
d. Dapat dibenarkan asal masih
dalam posita
Jawaban A
Tidak dapat dibenarkan
11 Menurut 122 HIR surat panggilan hari sidang tidak boleh kurang dari
a. 3 hari
b. 7 hari
c. 14 hari
d. 30 hari
Jawaban A
Pasal 122
Ketika menentukan hari persidangan,
ketua menimbang jarak antara tempat
diam atau tempat tinggal kedua belah
pihak dari tempat pengadilan negeri
bersidang dan kecuali dalam hal perlu
benar perkara itu dengan segera
diperiksa dan hal ini disebutkan dalam
surat perintah, maka tempo antara hari
pemanggilan kedua belah pihak dari
hari persidangan tidak boleh kurang
dari tiga hari kerja.
12 Persetujuan yang dicapai bahwa mereka secara langsung berperkara di muka pengadilan
banding yang berlaku sebagai tingkat pertama menurut 424 – 426 RV disebut
a. Interventie
b. Prorogasi
c. Rekonpensi
d. gugatan
Jawaban B
Prorogasi
13 Surat Gugatan menurut 118 (1) harus diajukan didaerah tempat
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Benda
d. penanggung
Jawaban B
Pasal 118(1)
Gugatan perdata, yang pada tingkat
pertama masuk kekuasaan pengadilan
negeri, harus dimasukkan dengan surat
permintaan yang ditandatangani oleh
penggugat atau oleh wakilnya menurut
pasal 123 kepada ketua pengadilan
negeri didaerah hukum siapa tergugat
bertempat diam atau jika tidak
diketahui tempat diamnya tempat
tinggal sebetulnya.
14 Menurut pasal 118 (2) penggugat boleh memilih wilayah hukum tempat salah satu tergugat,
namun jika terdapat hubungan debitor utama dan penanggung dimanakah gugatan diajukan
a. Tergugat
b. Penanggung
c. Penggugat
d. debitor
Jawaban D
Pasal 118(2)
Jika tergugat lebih dari seorang,
sedang mereka tidak tinggal didalam
itu dimajukan kepada ketua pengadilan
negeri ditempat tinggal salah seorang
dari tergugat itu, yang dipilih oleh
penggugat. Jika tergugat tergugat satu
sama lain dalam perhubungan sebagai
perutang utama dan penenggung,
maka penggugatan itu dimasukkan
kepada ketua pengadilan negeri di
tempat orang yang berhutang utama
dari salah seorang dari pada orang
berutang utama itu, kecuali dalam hal
yang ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6 reglemen tentang aturan hakim dan mahkamah serta
kebijakan kehakiman(R.O)
15 Jika tergugat tempat diamnya tidak diketahui menurut pasal 118 (3) dimanakah gugatan
diajukan
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Penanggung
d. Salah seorang tergugat
Jawaban A
Pasal 118(3)
Bilamana tempat diam dari dari
tergugat tidak dikenal, maka surat
gugatan itu dimasukkan kepada ketua
pengadilan negeri ditempat tinggal
penggugat atau salah seorang
daripada penggugat, atau jika surat
gugat itu tentang barang tetap, maka
surat gugat itu dimasukkan kepada
ketua pengadilan negeri didaerah
hukum siapa terletak barang itu.
16 Bagaimanakah ketentuan gugatan lisan diatur dalam HIR
a. 120 HIR
b. 118 HIR
c. 119 HIR
d. 123 HIR
Jawaban A
Pasal 120
Bilamana penggugat buta huruf, maka
surat gugatnya yang dapat
dimasukkannya dengan lisan kepada
ketua pengadilan negeri, yang
mencatat gugat itu atau menyuruh
mencatatnya.
17 Dimanakah proses pencatatan gugatan diatur didalam HIR
a. 118 HIR
b. 119 HIR
c. 120 HIR
d. 121 HIR
Jawaban D
Pasal 121(1)
Sesudah surat gugat yang dimasukkan
itu atau catatan yang diperbuat itu
dituliskan oleh panitera dalam daftar
yang disediakan untuk itu, maka ketua
menentukan hari dan jamnya perkara
itu akan diperiksa di muka pengadilan
negeri, dan ia memerintahkan
memanggil kedua belah pihak supaya
hadir pada waktu itu, disertai oleh
saksi-saksi yang dikehendakinya untuk
diperiksa, dan dengan membawa
segala surat-surat keterangan yang
hendak dipergunakannya.
18 Yang mengatur cara beracara secara prodeo adalah
a. 120 HIR
b. 121 HIR
c. 237 HIR
d. 390 HIR
Jawaban C
Pasal 237
Orang-orang yang demikian yang
sebagai penggugat atau sebagai
tergugat hendak berperkara akan
tetapi tidak mampu membayar biaya
perkara dapat diberikan izin untuk
berperkara dengan tak berbiaya.
19 Terhadap pihak –pihak yang berperkara juru sita diwajibkan memanggilnya diatur dalam
a. 388 HIR
b. 237 HIR
c. 390 HIR
d. 120 HIR
Jawaban A
Pasal 388
Semua jurusita dan suruhan yang
dipekerjakan pada majelis pengadilan
dan pegawai umum pemerintah
mempunyai hak yang sama dan
diwajibkan untuk menjalankan
penggilan, pemberitahuan dan semua
surat jurusita yang lain, juga
menjalankan perintah hakim dan
keputusan-keputusan.
20 Putusan ketidakhadiran verstek dapat diajukan upaya perlawanan 14 hari setelah
pemberitahuan diatur dalam
a. 124 HIR
b. 125 HIR
c. 126 HIR
d. 129 HIR
Jawaban D
Pasal 129(1)
Tergugat yang dihukum sedang ia
tidak hadir (verstek) dan tidak
menerima putusan itu dapat
memajukan perlawanan atas
keputusan itu.
Pasal 129(2)
Jika putusan itu diberitahukan kepada
yang dikalahkan itu sendiri, maka
perlawanan itu dapat diterima dalam
tempo empat belas hari sesudah
pemberitahuan itu. Jika putusan itu
tidak diberitahukan kepad yang
dikalahkan itu sendiri maka perlawanan
itu dapat diterima sampai hari
kedelapan sesudah peringatan yang
tersebut pada pasal 196 atau dalam hal
tidak menghadap sesudah dipanggil
dengan patut, smapai hari kedelapan
sesudah dijalankan keputusan surat
perintah kedua yang tersebut pada
pasal 197.
21 Menurut pasal 226 HIR permintaan sita terhadap barang tidak tetap dapat dimintakan disebut
a. Sita jaminan
b. Sita revindicatoir
c. Sita conservatoir
d. Sita marital
Jawaban B
Pasal 226(1)
Orang yang empunya barang yang
tidak tetap, dapat meminta dengan
surat atau dengan lisan kepada ketua
pengadilan negeri yang didaerah
hukumnya tempat tinggal orang yang
memegang barang itu supaya barang
itu disita
22 Ketentuan sita jaminan diatur dalam
a. 197 HIR
b. 227 HIR
c. 226 HIR
d. 130 HIR
Jawaban A
Pasal 197(1)
Jika sudah lewat tempo yang
ditentukan itu, dan yang dikalahkan
belum juga memenuhi keputusan itu,
atau ia jika dipanggil dengan patut
tidak datang menghadap, maka ketua
oleh karena jabatannya memberikan
perintah dengan surat, supaya disita
sekalian banyak barang-barang yang
tidak tetap dan jika tidak ada, atau
ternyata tidak cukup sekian banyak
barang tetap kepunyaan orang yang
dikalahkan itu sampai dirasa cukup
akan pengganti jumlah uang tersebut
didalam keputusan itu dan ditambah
pula dengan semua biaya untuk
menjalankan keputusan itu.
23 Apabila penggugat tidak hadir meskipun dipanggil secara patut maka surat gugatan dianggap
gugur diatur dalam
a. 129 HIR
b. 126 HIR
c. 125 HIR
d. 124 HIR
Jawaban D
Pasal 124
Jika penggugat tidak dapat menghadap
pengadilan negeri pada hari yang
ditentukan itu meskipun ia dipanggil
dengan patut, atau tdak pula
menyuruh orang lain menghadap
mewakilinya, maka surat gugatnya
dianggap gugur dan penggugat
dihukum biaya perkara, akan tetapi
penggugat berhak memasukan
gugatannya sekali lagi, sesudah
membayar lebih dahulu biaya perkara
yang tersebut tadi.
24 Pasal 125(2), 133 dan 136 HIR mengatur tentang
a. Eksepsi absolut
b. Gugatan rekopensi
c. Eksepsi relatif
d. Jawaban a dan c
Jawaban C
Pasal 125(2)
Akan tetapi jika tergugat didalam surat
jawabannya, didalam surat jawabannya
yang tersebut pada pasal 121,
mengemukan perlawanan (eksepsi)
bahwa pengadilan negeri tidak
berkuasa memeriksa perkaranya, maka
meskipun ia sendiri atau wakilnya tidak
hadir, ketua pengadilan negeri wajib
memberi keputusan tentang
perlawanan itu, sesudah didengarnya
penggugat dan hanya jika perlawanan
itu tidak diterima, maka ketua
pengadilan negeri memutuskan
tentang perkara itu.
Pasal 133
Jika tergugat dipanggil menghadap
pengadilan negeri sedang ia menurut
aturan pasal 118 tidak menghadap
hakim maka ia dapat meminta pada
hakim, jika hal itu dimajukan sebelum
sidang pertama, supaya hakim
menyatakan bahwa ia tidak berkuasa,
surat gugat itu tidak akan diperhatikan
lahi jika tergugat telah melahirkan
sesuatu perlawanan lain.
Pasal 136
Perlawanan yang hendak dikemukakan
oleh tergugat (exceptie) kecuali
tentang hal hakim tidak berkuasa tidak
akan dikemukakan dan ditimbang
masing masing tetapi harus
dibicarakan dan diputuskan bersamasma
dengan pokok perkara.
25 Didalam setiap putusan ditentukan hukuman membayar perkara diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 182 HIR
d. 169 HIR
Jawaban C
Pasal 182
Hukuman membayar biaya itu dapat
meliputi lebih dari:
Biaya kantor panitera dan biaya
materai yang perlu dipakai dalam
perkara
Biaya saksi, seorang ahli
Biaya pemeriksaan setempat
Gaji pegawai yang disuruh melakukan
panggilan
26 Menurut pasal 184 HIR keputusan harus ditandatangani oleh
a. Hakim
b. Pengacara
c. Panitera
d. Ketua majelis dan panitera
Jawaban D
Pasal 184(4)
Keputusan-keputusan itu
ditandatangani oleh ketua dan panitera
27 Putusan sela harus diucapkan sebagaimana dengan putusan akhir di muka sidang namun tidak
dibuat tersendiri tetapi dicatat dalam berita
acara sidang
a. 185 HIR
b. 184 HIR
c. 187 HIR
d. 136 HIR
Jawaban A
Pasal 185(1)
Keputusan yang bukan keputusan
terakhir sungguhpun harus diucapkan
didalam persidangan juga, tidak
diperbuat masing-masing sendiri, tetapi
hanya dilakukan dalam surat
pemberitaan persidangan.
28 Pelaksanaan putusan lebih dahulu atau uitvoebar bij voorraad dinyatakan dalam
a. 181 HIR
b. 180 HIR
c. 187 HIR
d. 185 HIR
Jawaban B
Pasal 180(1)
Ketua pengadilan negeri dapat
memerintahkan supaya keputusan itu
dijalankan dahulu biarpun ada
perlawanan atau bandingnya jika ada
surat yang syah, suatu surat tulisan
yang menurut aturan yang berlaku
dapat diterima sebagai bukti atau jika
ada hukuman lebih dahulu dengan
keputusan yang sudah mendapat
kekuasaan pasti demikian juga jika
dikabulkan tuntutan dahulu, lagi pula di
dalam perselisihan tentang hak
kepunyaan.
29 Siapa yang yang mempunyai hak diwajibkan membuktikan hak tersebut merupakan prinsip
pembuktian diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban C
Pasal 163
Barang siapa yang mengatakan ia
mempunyai hak, atau ia menyebutkan
suatu perbuatan untuk menguatkan
haknya itu, atau untuk membantah hak
orang lain itu harus membuktikan
adanya hak itu atau adanya kejadian
itu.
30 Alat bukti surat, saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban A
Pasal 164
Maka yang disebut alat-alat bukti,
yaitu:
Bukti dengan surat
Bukti dengan saksi
Persangkaan-persangkaan
Pengakuan
sumpah
31 Dimanakah pengaturan akta otentik
a. 164 HIR
b. 165 HIR
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban B
Pasal 165
Surat(akte) yang sah, ialah suatu surat
yang diperbuat demikian oleh atau
dihadapan pegawai umum yang
berkuasa untuk membuatnya, menjadi
bukti yang cukup bagi kedua belah
fihak dan ahli warisnya dan sekalian
orang yang mendapat hak
daripadanya, tentang segala hal yang
disebut di dalam surat itu dan juga
tentang yang ada dalam surat itu
sebagai oemberitahuan sahaja, dalam
hal terakhir ini hanya jika yang
diberitahukan itu berhubungan
langsung dengan perihal
padasurat(akte) ini.
32 Unus testis nullus testis diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 169 HIR
Jawaban D
Pasal 169
Keterangan seorang saksi saja, dengan
tidak ada suatu alat bukti yang lain
didalam hukum tidak dapat dipercaya.
33 Lembaga paksa badan diatur dalam
a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban A
PERMA 1/ 2000
34 Class action diatur dalam
a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban C
PERMA 1/ 2002
35 Mediasi diatur dalam
a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban D
PERMA 2/ 2003
36 Ruang lingkup kasasi diatur dalam pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 perubahan UU No. 14
tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melnggar hukum yang
berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan undang-undang
d. Semua benar
Jawaban D
pasal 30 UU No. 5 tahun 2004
perubahan UU No. 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung
a. Tidak berwenang atau
melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau
melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang
diwajibkan undang-undang
37 Pemeriksaan setempat diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 153 HIR
Jawaban D
Pasal 153
38 Pelaksanaan putusan diatur dalam
a. 197 HIR (membayar sejumlah uang)
b. 225 HIR (melakukan suatu perbuatan)
c. 1033 RV (mengosongkan barang tidak bergerak)
d. Semua benar
Jawaban D
a. 197 HIR (membayar sejumlah uang)
b. 225 HIR (melakukan suatu perbuatan)
c. 1033 RV (mengosongkan barang tidak bergerak)
39 Sahnya gugatan perwakilan kelompok sebagaimana dituangkan dalam suatu penetapan
pengadilan diatur dalam
a. Pasal 5 PERMA 1/ 2000
b. Pasal 5 PERMA 1/ 2001
c. Pasal 5 PERMA 1/ 2002
d. Pasal 5 PERMA 2/ 2003
Jawaban D
Pasal 5 PERMA 2/ 2003 Sahnya
gugatan perwakilan kelompok
sebagaimana dituangkan dalam suatu
penetapan pengadilan
40 Setiap orang berhak memperoleh bantuan hukum diatur dalam pasal 37
a. UU No. 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman
b. UU No. 5 tahun 2004
perubahan No. 14 tahun 1985
tentang mahkamah agung
c. UU No. 8 tahun 2004
perubahan UU No. 2 tahun
1986 tentang peradilan umum
d. UU No. 18 tahun 2003 tentang
advokat
Jawaban A
Pasal 37 UU No. 4 tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman
Setiap orang yang tersangkut perkara
berhak memperoleh bantuan hukum.
MATERI ACARA PIDANA
1 Menurut pasal 138 Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik segera
mempelajari dan meneliti dalam waktu
a. 20 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban C
Pasal 138(1)
Penuntut umum setelah menerima
hasil penyidikan dari penyidik segera
mempelajari dan menelitinya dan
dalam waktu tujuh hari wajib
memberithaukan kepada penyidik
apakah hasil penyidikan itu sudah
lengkap atau belum.
2 Penyidik harus sudah menyampaikan berkas perkara yang belum lengkap kepada penuntut
umum untuk dilengkapi dalam waktu
a. 14 hari
b. 7 hari
c. 21 hari
d. 3 hari
Jawaban A
Pasal 138(2)
Dalam hal hasil penyidikan ternyata
belum lengkap, penuntut umum
mengembalikan berkas perkara kepada
penyidik disertai petunjuk tentang hal
yang harus dilakukan untuk dilengkapi
dan dalam waktu empat belas hari
sejak tanggal penerimaan berkas,
penyidik harus sudah menyampaikan
kembali berkas perkara itu kepada
penuntut umum.
3 Yang berwenang melakukan penyitaan sebagaimana dalam pasal 38 KUHAP adalah
a. Penyidik
b. Penuntut Umum
c. Penasehat Hukum
d. Jawaban a,b, dan c semua benar
Jawaban A
Pasal 38
Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh
penyidik dengan surat izin ketua
pengadilan negeri setempat.
4 Menurut pasal 35 kecuali dalam halhal tertangkap tangan penyidik dilarang memasuki dan
melakukan penggeledahan pada saat-saat
a. Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR, DPR atau
DPRD
b. Tempat di mana sedang berlangsung upacara keagamaan
c. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan
d. Jawaban a, b dan c semua
Jawaban D
Pasal 35
Kecuali dalam hal tertangkap tangan,
penyidik tidak diperkenankan
memasuki:
Ruang dimana sedang berlangsung
sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat,Dewan Perwakilan atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
Tempat dimana sedang berlangsung
ibadah dan atau upacara keagamaan
benar
Ruang dimana sedang berlangsung
sidang pengadilan
5. Menurut pasal 86 apabila seseorang telah melakukan tindak pidana di luar negeri dan dapat
diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka pengadilan yang berwenang mengadili
a. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
b. Pengadilan Negeri setempat tersangka dilahirkan
c. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
d. Pengadilan Negeri tempat
tersangka berdomisili di
Indonesia
Jawaban C
Pasal 86
Apabila seorang melakukan tindak
pidana di luar negeri yang dapat diadili
menurut hukum republik Indonesia
maka pengadilan negeri Jakarta pusat
yang berwenang mengadili.
6 Dalam Pasal 22 (1) KUHAP jenis penahan yaitu:
a. Penahanan Rutan
b. Penahanan rumah dan
penahanan kota
c. Penahanan badan
d. Jawaban a, b benar
Jawaban D
Pasal 22(1)
Jenis Penahanan dapat berupa:
Penahanan rumah tahanan negara
Penahanan rumah
Penahanan kota
7 Sebagaimana dalam pasal 69 KUHAP penasehat hukum berhak menghubungi tersangka sejak
a. Saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan
b. Setelah ditahan oleh Kejaksaan
c. Setelah berkas dilimpahkan ke Pengadilan negeri
d. Saat tersangka akan disidangkan pertama kali
Jawaban A
Pasal 69
Penasihat hukum berhak menghubungi
tersangka sejak saat ditangkap atau
ditahan pada semua tingkat
pemeriksaan menurut tatacara yang
ditentukan undang-undang ini.
8 Mahkamah Agung berwenang melakukan penahan:
a. 110 hari
b. 100 hari
c. 90 hari
d. 60 hari
Jawaban A
Pasal 28
Setelah waktu seratus sepuluh hari
walaupun perkara tersebut belum
diputus, terdakwa harus sudah
dikeluarkan dari tahanan demi hukum.
9 Dalam hal dakwaan kurang lengkap/sempurna. Pasal 144 KUHAP memberi kemungkinan
kepada penuntut umum untuk melakukan perubahan surat dakwaan. Berapa kali dan kapan
selambat-lambatnya harus sudah diserahkan kembali ke pengadilan sebelum sidang dimulai
a. Satu kali dan selambatlambatnya 7 hari
b. Dua kali dan selambatlambatnya 14 hari
c. Berkali-kali dan selambatlambatnya 7 hari
d. Tiga kali dan selambatlambatnya 7 hari
Jawaban A
Pasal 144(2)
Pengubahan surat dakwaan dapat
dilakukan hanya satu kali selambatlambatnya
tujuh hari sebelum sidang
dimulai
10 Dalam pasal berapa bantuan hokum terhadap tersangka/terdakwa diatur dalam KUHAP
a. Pasal 50 – 68 KUHAP
b. Pasal 69 – 74 jo Pasal 54 KUHAP
c. Pasal 75 KUHAP
d. Pasal 76 KUHAP
Jawaban B
Pasal 69 – 74 jo Pasal 54 KUHAP
11 Alasan-alasan untuk kasasi menurut 253 KUHAP dibawah ini dibenarkan, kecuali:
a. Tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya.
b. Cara mengadili yang tidak dilaksanakan menurut ketentuan
c. Pengadilan melampaui batas wewenangnya
d. Berat ringannya hukuman atau besar-kecilnya jumlah denda yang dijatuhkan
Jawaban D
253 KUHAP
a. Tidak diterapkannya suatu
peraturan hukum atau
diterapkan tidak sebagaimana
mestinya.
b. Cara mengadili yang tidak
dilaksanakan menurut
ketentuan
c. Pengadilan melampaui batas
wewenangnya
12 Menurut Pasal 245 KUHAP berapa jangka waktu untuk mengajukan permohonan kasasi
kepada panitera pengadilan Negeri yang memutus perkara setelah putusan tersebut diberitahukan
kepada Terdakwa
a. 7 Hari
b. 14 Hari
c. Tidak ada tenggang waktu
d. 30 hari
Jawaban B
Pasal 245
Permohonan kasasi disampaikan oleh
pemohon kepada panitera pengadilan
yang telah memutus perkaranya dalam
tingkat pertama, dalam waktu empat
belas hari sesidah putusan pengadilan
yang dimintakan kasasi itu
diberitahukan kepada terdakwa.
13 Menurut Pasal 230 KUHAP, dimanakah letak Panitera dalam tata cara dan tata tertib
persidangan
a. Belakang sisi kanan dari tempat hakim ketua Majelis sidang
b. Sisi kanan depan dari tempat Hakim Ketua
c. Sisi kiri depan dari tempat Hakim Ketua
d. Berdampingan bersama Hakim Majelis Sidang
Jawaban A
Belakang sisi kanan dari tempat
hakim ketua Majelis siding

14 Menurut Pasal 270 KUHAP pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap adalah
a. Eksekutor pengadilan
b. Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri
c. Jaksa
d. Juru Sita
Jawaban C
Pasal 270
Pelaksanaan putusan pengadilan
yang telah memperolah kekuatan
hukum tetap dilakukan oleh Jaksa
yang untuk itu panitera
mengirimkan salinan surat putusan
kepadanya.
15 Panitera Pengadilan Negeri mengirimkan salinan putusan Perkara yang dimintakan banding
dan berkas perkara serta surat bukti ke Pengadilan Tinggi dalam jangka waktu (236 KUHAP)
a. 7 hari sejak permintaan banding diajukan
b. 14 hari sejak permintaan banding diajukan
c. 30 hari sejak permintaan banding diajukan
d. A,b,c semuanya salah
Jawaban B
Pasal 236
Selambat-lambatnya dalam waktu 14
hari sejak permintaan banding
diajukan, panitera mengirimkan salinan
putusan Perkara yang dimintakan
banding dan berkas perkara serta surat
bukti ke Pengadilan Tinggi
16 Permohonan kasasi demi kepentingan hukum menurut pasal 259 KUHAP diajukan oleh
a. Jaksa Penuntut Umum
b. Majelis Hukum
c. Jaksa Agung
d. Terdakwa
Jawaban C
Jaksa Agung
17 Berikut ini adalah wewenag Praperadilan kecuali
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
d. Sah atau tidaknya suatu penggeledahan
Jawaban D
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau
penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
c. Permintaan ganti kerugian atau
rehabilitasi
18 Dalam pasal berapa lembaga praperadilan diatur dalam KUHAP
a. Pasal 1 butir 10 jo, pasal 77 – 83 KUHAP
b. Pasal 1 butir 12 jo, pasal 233 – 269 KUHAP
c. Pasal 1 butir 9 jo, Pasal 102 – 136 KUHAP
d. Pasal 1 butir 7 jo, pasal 145 – 232 KUHAP
Jawaban A
Pasal 1 butir 10 jo, pasal 77 – 83 KUHAP
19 Pengurangan masa tahanan terhadap hukuman pidana yang dijatuhkan dapat dilakukan
dengan cara mengurangkan jenis tahanan itu
sendiri (pasal 22 ayat 5 KUHAP, dimana semakin ringan jenis tahanan, semakin kecil jumlah
pengurangannya. Untuk tahanan kota berapa jumlah pengurangan masa penahannya
a. Sama dengan jumlah masa tahanan
b. Setengah dari masa tahanan
c. Sepertiga dari masa tahanan
d. Seperlima dari masa tahanan
Jawaban D
Seperlima dari masa tahanan
20 Seorang saksi wajib mengucapkan sumpah/janji sebelum memberikan kesaksian (pasal 160
ayat 3 KUHAP).
Apa akibat hukumnya seorang saksi yang memberikan kesaksian tanpa mengucapkan
sumpah/janji:
a. Batal demi hukum
b. Gugur
c. Tidak mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah
d. Hanya sebagai petunjuk bagi
hakim
Jawaban D
Hanya sebagai petunjuk bagi hakim
21 Dalam menjatuhkan pidana kepada seorang tersangka/terdakwa hakim harus memenuhi
minimum pembuktian yang diatur dalam pasal 183 KUHAP. Prinsip minimum pembuktian
tersebut adalah
a. Keyakinan hakim
b. Keyakinan hakim dan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
c. Keyakinan hakim dan alat bukti
d. Keyakinan hakim dan pengakuan
Jawaban B
Pasal 183
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-
22 Pasal 275 KUHAP mengatur masalah biaya perkara dan ganti kerugian. Dalam hal terpidana
lebih dahulu satu orang dalam suatu tindak pidana, kepada siapa biaya perkara dan ganti
kerugian tersebut dibebankan
a. Secara sendiri-sendiri
b. Dibebankan secara berimbang
c. Dibebankan kepada negara
d. Tergantung tuntutan jaksa
Jawaban C
Pasal 275
Apabila lebih dari satu orang dipidana
dalam satu perkara, maka biaya
perkara dan atau ganti kerugian
sebagaimana dimaksud dalam pasal
274 dibebankan kepada mereka
bersama-sama secara berimbang.
23 Penggeledahan menurut pasal 33 KUHAP harus dengan izin
a. Ketua Pengadilan
b. Kajari
c. Ketua Pengadilan Negeri
d. Mahkamah Agung
Jawaban C
Pasal 33
Dengan surat izin ketua pengadilan
negeri setempat penyidik dalam
melakukan penyidikan dapat
mengadakan penggeledahan rumah
yang diperlukan.
24 Penyitaan menurut Pasal 38 KUHAP dilakukan dengan izin
a. Kapolri
b. Ketua Pengadilan Negeri
c. Kejaksaan
d. Ketua Pengadilan Tinggi
Jawaban B
Pasal 38
Penyitaan hanya dapat dilakukan o
leh
penyidik dengan surat izin ketua
pengadilan negeri setempat.
25 Yang mengatur mengenai penahan oleh penyidik di KUHAP, yaitu
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 24
d. Pasal 25
Jawaban C
Pasal 24
Perintah penahanan yang diberikan leh
penyidik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 20, hanya berlaku paling lama
dua puluh hari.
26 Dalam asas peradilan yang cepat, tepat, dan biaya ringan sebagaimanan ketentuan pasal 67
KUHAP bahwa terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama, kecuali
a. Putusan bebas
b. Putusan lepas
c. Jawaban a dan b semua benar
d. Putusan lepas dari segala
tuntutan hukum
Jawaban C
Pasal 67
Terdakwa atau penuntut umum berhak
untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali
terhadap putusan bebas, lepas dari
segala tuntutan hukum yang
menyangkut masalah kurang tepatnya
penerapan hukum dan putusan
pengadilan dalam acara cepat.
27 Berdasarkan ketentuan pasal 135 KUHAP penyidik dapat melakukan penggalian mayat.
Adapun yang dimaksud dengan penggalian mayat adalah
a. Pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan cara penguburannya
b. Penggalian dari tanah atau kuburan makam
c. Pengambilan mayat dari tempat pembakaran mayat maupun goa tempat penyimpaan mayat
d. Jawaban a, b dan c semua
benar
Jawaban A
Penjelasan Pasal 135
Yang dimaksud dengan penggalian
mayat termasuk pengambilanmayat
dari semua jenis tempat dan cara
penguburan.
28 Tersangka yang tidak dapat hadir menghadap penyidik menurut ketentuan pasal 113
dilakukan di tempat kediaman tersangka
a. Penyidik sendiri yang datang
b. Apabila tersangka dengan
alasan yang patut dan wajar yang tidak dapat datang
c. Tersangka bertempat tinggal jauh
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Pasal 113
Jika seorang tersangka atau saksi yang
dipanggil memberi alasan yang patut
melakukan pemeriksaan ke
tempat kediaman tersangka
dan wajar bahwa ia tidak dapat datang
kepada penyidik yang melakukan
pemeriksaan, penyidik itu datang ke
tempat kediamannya.
29 Menurut pasal 19 KUHAP terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak pidana
dengan dasar bukti permulaan yang cukup dapat dilakukan penangkapan untuk
paling lama____hari
a. Satu hari
b. Dua puluh hari
c. Empat puluh hari
d. Enam puluh hari
Jawaban A
Pasal 19
Penangkapan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 17 dapat dilakukan untuk
paling lama satu hari.
30 Menurut pasal 21 KUHAP dibawah ini terdapat beberapa alas an dilakukannya penahanan
terhadap tersangka atau terdakwa,kecuali
a. Tersangka atau terdakwa diduga akan melarikan diri
b. Tersangka atau terdakwa dikwatirkan akan menghilangkan barang bukti
c. Tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara kurang dari lima tahun
d. Tersangka atau terdakwa diduga akan mengulangi
tindak pidana
Jawaban C
Pasal 21(1)
Perintah penahanan atau penahanan
lanjutan dilakukan terhadap seorang
tersangka atau terdakwa yang diduga
keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti yang cukup, dalam
hal adanya keadaan yang menimbulkan
kekhawtiran bahwa tersangka atau
terdakwa akan melarikan diri, merusak
atau menghilangkan barang bukti dan
atau mengulangi tindak pidana.
31 Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis acara pemeriksaan sidang pengadilan dalam hukum
acara pidana, kecuali
a. Acara pemeriksaan biasa (152)
b. Acara pemeriksaan cepat (205)
c. Acara pemeriksaan luar biasa
d. Acara pemeriksaan singkat (203)
Jawaban C
Acara pemeriksaan luar biasa
32 Menurut pasal 233 KUHAP putusan perkara pidana pada pengadilan tingkat pertama dapat
dimintakan banding oleh
a. Hanya penuntut umum
b. Hanya terdakwa
c. Penuntut umum atau terdakwa
d. Penuntut umum bersamasama
dengan terdakwa
Jawaban C
Pasal 233(5)
Dalam hal pengadilan negeri menerima
permintaan banding, baik yang
diajukan oleh penuntut umum atau
terdakwa maupun yang diajukan oleh
penuntut umum dan terdakwa
sekaligus maka panitera wajib
memberitahukan permintaan dari pihak
yang satu kepada pihak yang lain.
33 Berdasarkan pasal 89 KUHAP badan peradilan yang berwenang untuk memeriksa dan
mengadili perkara koneksitas adalah
a. Peradilan Militer
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Tata Usaha Negara
d. Peradilan Umum
Jawaban D
Pasal 89
Tindak pidana yang dilakukan
bersama-sama oleh mereka yang
termasuk lingkungan peradilan umum
dan lingkungan peradilan militer,
diperiksa dan diadili oleh pengadilan
dalam lingkungan peradilan umum
kecuali jika menurut keputusan menteri
pertahanan dan keamanan dengan
persetujuan menteri kehakiman
perkara itu harus diperiksa dan diadili
oleh pengadilan dalam lingkungan
peradilan militer.
34 Menurut pasal 31 (1) KUHAP penangguhan penahanan itu dapat dilakukan
a. Karena permintaan tersangka
atau terdakwa dan permintaan
itu disetujui instansi menahan
dengan syarat-syarat dan
jaminan yang ditetapkan
b. Adanya persetujuan dari
tahanan untuk mematuhi
syarat yang ditetapkan serta
memenuhi jaminan yang
ditentukan
c. Jawaban a, b benar
d. Adanya keyakinan tersangka
atau terdakwa melarikan diri
Jawaban A
Pasal 31(1)
Atas permintaan tersangka atau
terdakwa, penyidik atau penuntut
umum atau hakim, sesuai dengan
kewenangan masing-masing, dapat
mengadakan penangguhan penahanan
dengan dasar atau tanpa jaminan uang
atau jaminan orang berdasarkan syarat
yang ditentukan.
35 Menurut pasal 19 (2) dikatakan bahwa Tidak diperbolehkan melakukan penangkapan
terhadap
a. tersangka yang melakukan
tindak pidana pelanggaran
b. Tersangka melakukan
kejahatan ringan
c. Tersangka melakukan
pelanggaran sedang
d. Jawaban a, b, dan c benar
Jawaban A
Pasal 19(2)
Terhadap tersangka pelaku
pelanggaran tidak diadakan
penangkapan kecuali dalam hal ia telah
dipanggil secara sah dua kali berturutturut
tidak memenuhi panggilan itu
tanpa alasan yang sah.
36 Berapa kali permohonan kasasi dapat dilakukan menurut pasal 247 (4) KUHAP
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Berkali –kali
d. Tidak ada batas
Jawaban A
Pasal 247(4)
Permohonan kasasi hanya dapat
dilakukan satu kali.
37 Menurut pasal 1 ayat 3 KUHAP Penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia
atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
a. Yang diberi wewenang umum oleh Undang Undang Nomor 8 tahun 1981 untuk melakukan
penyidikan
b. Yang diberi wewenang khusus oleh peraturan pemerintah
untuk melakukan penyidikan
c. Yang diberi wewenang khusus umum oleh undang-undang
Nomor 8 tahun 1981 untuk melakukan penyidikan
d. Yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk
melakukan penyidikan
Jawaban D
Pasal 1 (3)
Penyidik pembantu adalah pejabat
kepolisian negara Republik Indonesia
yang karena diberi wewenang tertentu
dapat melakukan tugas penyidikan
yang diatur dalam undang-undang ini.
38 Menurut Pasal 263 KUHAP yang berhak mengajukan permohonan peninjauan kembali
a. Korban/Keluarga Korban
b. Terpidana/Pengacaranya
c. Terpidana/ahliwarisnya
d. Terpidana/Jaksa
Jawaban C
Pasal 263(1)
Terhadap putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, kecuali putusan bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum,
terpidana atau ahli warisnya dapat
mengajukan permintaan peninjauan
kembali kepada Mahkamah Agung.
39 Jangka waktu masa penahanan yang diperbolehkan undang-undang bagi instansi penyidik
menurut pasal 24 KUHAP
a. 20 + 40 hari
b. 30 + 60 hari
c. 30 + 20 hari
d. 20 + 30 hari
Jawaban A
Pasal 24(1)
Perintah penahanan yang diberikan
oleh penyidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 hanya berlaku paling
lama dua puluh hari
(2)
Jangka waktu sebagaimana tersebut
pada ayat(1) apabila diperlukan guna
kepentingan pemeriksaan yang belum
selesai, dapat diperpanjang oleh
penuntut umum yang berwenang
untuk paling lama empat puluh hari.

40 Berikut ini adalah alat bukti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP, kecuali
a. Keterangan Saksi, Keterangan ahli, Surat, petunjuk dan keterangan terdakwa
b. Keterangan ahli
c. Surat, petunjuk dan keterangan terdakwa
d. Semua salah
Jawaban A
Pasal 184
(1)
Alat bukti yang sah ialah:
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan Terdakwa
(2)
Hal yang secara umum sudah diketahui
tidak perlu dibuktikan

MATERI UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA


1 Menurut pasal 54 Undang undang peradilan agama berlaku hukum acara perdata diatur dalam
undang-undang
a. No. 7 tahun 1989
b. No. 3 tahun 2006
c. No. 1 tahun 1974
d. A dan B benar
Jawaban D
undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas undangundang nomor 7 tahun 1989
tentang peradilan agama Pasal 54
Hukum Acara yang berlaku pada
Pengadilan dalam lingkungan
Peradilan Agama adalah Hukum Acara
Perdata yang berlaku pada Pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Umum,
kecuali yang telah diatur secara
khusus dalam Undang-undang ini.
2 Menurut pasal pasal 49 UU no. 3 tahun 2006 terdapat tambahan bagi pengadilan agama
berwenang memeriksa
a. Semua benar
b. Zakat
c. Infaq
d. Ekonomi syariah
Jawaban A
Pasal 49
Pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.

3 Kewenangan kompetensi absolute diatur dalam


a. Pasal 49
b. Pasal 66
c. Pasal 73
d. Tidak ada yang benar
Jawaban A
Pasal 49
Pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.

4 Menurut pasal 66 cerai telak diajukan pemohon kepada


a. Tempat kediaman termohon
b. Jika termohon berdiam diluar
negeri diajukan ketempat diam
pemohon
c. Dalam hal keduanya diluar
negeri maka diajukan
ketempat mereka
melangsungkan perkawinan
atau jakarta pusat
d. Semuanya benar
Jawaban D
Pasal 66
(1) Seorang suami yang beragama
Islam yang akan menceraikan istrinya
mengajukan permohonan kepada
Pengadilan untuk mengadakan sidang
guna menyaksikan ikrar talak.
(2) Permohonan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) diajukan
kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman
termohon, kecuali apabila termohon
dengan sengaja meninggalkan tempat
kediaman yang ditentukan bersama
tanpa izin pemohon.
(3) Dalam hal termohon bertempat
kediaman di luar negeri, permohonan
diajukan kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman pemohon.
(4) Dalam hal pemohon dan termohon
bertempat kediaman di luar negeri,
maka permohonan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat perkawinan mereka
dilangsungkan atau kepada
Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
(5) Permohonan soal penguasaan
anak, nafkah anak, nafkah istri, dan
harta bersama suami istri dapat
diajukan bersama-sama dengan
permohonan cerai talak ataupun
sesudah ikrar talak diucapkan.
5. Menurut pasal 73 gugatan perceraian diajukan
a. Tempat kediaman penggugat
b. Jika penggugat bertempat tinggal diluar negeri, diajukan kedaerah hukum tergugat
c. Jika keduanya diluar negeri diajukan ketempat perkawinan dilangsungkan atau Jakarta Pusat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 73
(1) Gugatan perceraian diajukan oleh
istri atau kuasanya kepada Pengadilan
yang daerah hukumnya meliputi
tempat kediaman penggugat, kecuali
apabila penggugat dengan sengaja
meninggalkan tempat kediaman
bersama tanpa izin tergugat.
(2) Dalam hal penggugat bertempat
kediaman di luar negeri, gugatan
perceraian diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman tergugat.
(3) Dalam hal penggugat dan
tergugat bertempat kediaman di luar
negeri, maka gugatan diajukan
kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat
perkawinan mereka dilangsungkan
atau kepada Pengadilan Agama
Jakarta Pusat.
6 Dalam perubahan UU No. 3 tahun 2006, apabila terjadi sengketa hak milik yang subyek
hukumnya orangorang yang beragama islam, obyek sengketa diputus bersama-sama oleh
peradilan agama diatur dalam
a. pasal 49
b. Pasal 50
c. Pasal 51
d. Pasal 52
Jawaban B
Pasal 50
(1) Dalam hal terjadi sengketa hak
milik atau sengketa lain dalam
perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49, khusus mengenai objek
sengketa tersebut harus diputus lebih
dahulu oleh pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum.
(2) Apabila terjadi sengketa hak milik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang subjek hukumnya antara orangorang
yang beragama Islam, objek
sengketa tersebut diputus oleh
pengadilan agama bersama-sama
perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49.
(3). Di antara Pasal 52 dan Pasal 53
disisipkan satu pasal bait yakni Pasal
52A, yang berbunyi
sebagai berikut:
7 Menurut pasal 57 UU No. 7 tahun 1989 merupakan kekhususan putusan atau penetapan
peradilan, yaitu terdapat
a. Demi keadilan berdasarkan
ketuhanan yang maha esa
b. Bismillahirrahmanirrahim
c. Keduanya benar
d. Keduanya salah
Jawaban C
Pasal 57
(1) Peradilan dilakukan DEMI
KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA.
(2) Tiap penetapan dan putusan
dimulai dengan kalimat
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti
dengan DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA.
(3) Peradilan dilakukan dengan
sederhana, cepat, dan biaya ringan.
8 Menurut pasal 4 UU. No 1 tahun 1974 tentang perkawinan pengadilan hanya akan memberikan
izin kepada suami yang akan beristri lebih dari satu jika
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Istri tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan
atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
9 Waktu tunggu bagi seorang janda menurut Pasal 39 PP No. 9 tahun 1975 adalah
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan
10 Menurut pasal 38 UU No 1 tahun 1974 putusnya perkawinan disebabkan
a. Kematian
b. Perceraian
c. Atas keputusan pengadilan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Kematian
b. Perceraian
c. Atas keputusan pengadilan
11 Menurut pasal 55 UU No 1 tahun 1974, asal-usul seorang anak hanya dapat dibuktikan
dengan akte kelahiran yang autentik
a. Benar
b. salah
Jawaban A
Benar
12 Gugatan perceraian dinyatakan gugur apabila suami atau isti meninggal sebelum adanya
putusan pengadilan diatur dalam
a. Pasal 66
b. Pasal 73
c. Pasal 79
d. Pasal 80
Jawaban C
Pasal 79
Gugatan perceraian gugur apabila
suami atau istri meninggal sebelum
adanya putusan Pengadilan.
13 Apabila kedua belah pihak bertempat tinggal diluar negeri maka penggugat pada sidang
perdamaian harus menghadap secara pribadi
a. Pasal 82
b. Pasal 83
c. Pasal 84
d. Pasal 85
Jawaban A
Pasal 82
(1) Pada sidang pertama pemeriksaan
gugatan perceraian, Hakim berusaha
mendamaikan kedua pihak.
(2) Dalam sidang perdamaian
tersebut, suami istri harus datang
secara pribadi, kecuali apabila salah
satu pihak bertempat kediaman di
luar negeri, dan tidak dapat datang
menghadap secara pribadi dapat
diwakili oleh kuasanya yang secara
khusus dikuasakan untuk itu.
(3) Apabila kedua pihak bertempat
kediaman di luar negeri, maka
penggugat pada sidang perdamaian
tersebut harus menghadap secara
pribadi.
(4) Selama perkara belum diputuskan,
usaha mendamaikan dapat dilakukan
pada setiap sidang pemeriksaan.
14 Menurut pasal 84 UU peradilan agama dalam berapa hari akta cerai harus diberikan
a. 30 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban C
Pasal 84
(4) Panitera berkewajiban
memberikan akta cerai sebagai surat
bukti cerai kepada para pihak
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
terhitung setelah putusan yang
memperoleh kekuatan hukum tetap
tersebut diberitahukan kepada para
pihak.
15 Perceraian dengan alasan zina diatur dalam
a. Pasal 66
b. Pasal 73
c. Pasal 79
d. Pasal 87
Jawaban D
Pasal 87
(1) Apabila permohonan atau gugatan
cerai diajukan atas alasan salah satu
pihak melakukan zina, sedangkan
pemohon atau penggugat tidak dapat
melengkapi bukti-bukti dan termohon
atau tergugat menyanggah alasan
tersebut, dan Hakim berpendapat
bahwa permohonan atau gugatan itu
bukan tiada pembuktian sama sekali
serta upaya peneguhan alat bukti
tidak mungkin lagi diperoleh baik dari
pemohon atau penggugat maupun
dari termohon atau tergugat, maka
Hakim karena jabatannya dapat
menyuruh pemohon atau penggugat
untuk bersumpah.
(2) Pihak termohon atau tergugat
diberi kesempatan pula untuk
meneguhkan sanggahannya dengan
cara yang sama.
16 Biaya perkara menurut pasal 89 dibebankan kepada
a. Tergugat
b. Termohon
c. Penggugat dan pemohon
d. A dan b benar
Jawaban C
Pasal 89
(1) Biaya perkara dalam bidang
perkawinan dibebankan kepada
penggugat atau pemohon.
17 Biaya perkara yang diatur dalam pasal 90 dirinci untuk
a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai
b. Biaya untuk para saksi
c. Biaya untu pemeriksaan
setempat dan pemanggilan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 90
(1) Biaya perkara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89, meliputi:
a. biaya kepaniteraan dan biaya
meterai yang diperlukan untuk
perkara tersebut;
b. biaya untuk para saksi, saksi ahli,
penerjemah, dan biaya pengambilan
sumpah yang diperlukan
dalam perkara tersebut;
c. biaya yang diperlukan untuk
melakukan pemeriksaan setempat dan
tindakan-tindakan lain yang
diperlukan pengadilan dalam perkara
tersebut; dan
d. biaya pemanggilan, pemberitahuan,
dan lain-lain atas perintah pengadilan
yang berkenaan
dengan perkara tersebut.
(2) Besarnya biaya perkara diatur oleh
Mahkamah Agung.
18 Pengecualian pasal 66 cerai talak permohonan diajukan ke pangadilan agama ditempat
kediaman pemohon jika
a. Istri dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama
b. Kepergiannya tanpa persetujuan dan izin suami (termohon)
c. Semua salah
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Pasal 66
(1) Seorang suami yang beragama
Islam yang akan menceraikan istrinya
mengajukan permohonan kepada
Pengadilan untuk mengadakan sidang
guna menyaksikan ikrar talak.
(2) Permohonan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) diajukan
kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman
termohon, kecuali apabila termohon
dengan sengaja meninggalkan tempat
kediaman yang ditentukan bersama
tanpa izin pemohon.
(3) Dalam hal termohon bertempat
kediaman di luar negeri, permohonan
diajukan kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman pemohon.
(4) Dalam hal pemohon dan termohon
bertempat kediaman di luar negeri,
maka permohonan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat perkawinan mereka
dilangsungkan atau kepada
Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
(5) Permohonan soal penguasaan
anak, nafkah anak, nafkah istri, dan
harta bersama suami istri dapat
diajukan bersama-sama dengan
permohonan cerai talak ataupun
sesudah ikrar talak diucapkan.
19 Yang menjadi dasar gugatan cerai talak menurut pasal 19 PP 9/75 dan pasal 39 UU No1/74
adalah
a. Salah satu pihak zina, pemabok, meninggalkan selama 2 tahun
b. Mendapat hukuman 5 tahun, melakukan peganiyaan
c. Salah satu pihak cacat badan, terjadi perselisihan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Salah satu pihak zina,
pemabok, meninggalkan
selama 2 tahun
b. Mendapat hukuman 5 tahun,
melakukan peganiyaan
c. Salah satu pihak cacat badan,
terjadi perselisihan
20 Pemeriksaan perkara cerai dilakukan tertutup diatur dalam
a. Pasal 68 untuk cerai talak
b. Pasal 80 untuk cerai gugat
c. Pasal 87
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Pasal 68
(1) Pemeriksaan permohonan cerai
talak dilakukan oleh Majelis Hakim
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah berkas atau surat
permohonan cerai talak didaftarkan di
Kepaniteraan.
(2) Pemeriksaan permohonan cerai
talak dilakukan dalam sidang tertutup.
Pasal 80
(1) Pemeriksaan gugatan perceraian
dilakukan oleh Majelis Hakim
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah berkas atau surat
gugatan perceraian didaftarkan di
Kepaniteraan.
(2) Pemeriksaan gugatan perceraian
dilakukan dalam sidang tertutup.
21 Menurut pasal 71 penetapan ikrar talak
a. Dapat dimintakan banding
b. Dapat dimintakan kasasi
c. Tidak dapat dimintakan banding dan kasasi
d. Dapat dimintakan banding dan
kasasi
Jawaban C
Pasal 71
(1) Panitera mencatat segala hal ihwal
yang terjadi dalam sidang ikrar talak.
(2) Hakim membuat penetapan yang
isinya menyatakan bahwa perkawinan
putus sejak ikrar talak diucapkan dan
penetapan tersebut tidak dapat
dimintakan banding atau kasasi.
22 Menurut pasal 70 terhadap penetapan cukup alasan perceraian istri
a. Dapat dimintakan banding
b. Dapat dimintakan kasasi
c. Tidak dapat dimintakan
banding dan kasasi
d. Dapat dimintakan banding dan
kasasi
Jawaban A
Pasal 70
(1) Pengadilan setelah berkesimpulan
bahwa kedua belah pihak tidak
mungkin lagi didamaikan dan telah
cukup alasan perceraian, maka
Pengadilan menetapkan bahwa
permohonan tersebut dikabulkan.
(2) Terhadap penetapan sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1), istri
dapat mengajukan banding.
(3) Setelah penetapan tersebut
memperoleh kekuatan hukum tetap,
Pengadilan menentukan hari sidang
penyaksian ikrar talak, dengan
memanggil suami dan istri atau
wakilnya untuk menghadiri sidang
tersebut.
(4) Dalam sidang itu suami atau
wakilnya yang diberi kuasa khusus
dalam suatu akta otentik untuk
mengucapkan ikrar talak,
mengucapkan ikrar talak yang dihadiri
oleh istri atau kuasanya.
(5) Jika istri telah mendapat panggilan
secara sah atau patut, tetapi tidak
datang menghadap sendiri atau tidak
mengirim wakilnya, maka suami atau
wakilnya dapat mengucapkan ikrar
talak tanpa hadirnya istri atau
wakilnya.
(6) Jika suami dalam tenggang waktu
6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari
sidang penyaksian ikrar talak, tidak
datang menghadap sendiri atau tidak
mengirim wakilnya meskipun telah
mendapat panggilan secara sah atau
patut maka gugurlah kekuatan
penetapan tersebut, dan perceraian
tidak dapat diajukan lagi berdasarkan
alasan yang sama.

23 Jika suami dalam tenggang waktu 6 bulan sejak ditetapkan hari siding penyaksian ikrar talak
maka gugur
penetapan tersebut dan tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama diatur dalam
a. Pasal 63
b. Pasal 87
c. Pasal 70
d. Pasal 73
Jawaban C
Pasal 70
(1) Pengadilan setelah berkesimpulan
bahwa kedua belah pihak tidak
mungkin lagi didamaikan dan telah
cukup alasan perceraian, maka
Pengadilan menetapkan bahwa
permohonan tersebut dikabulkan.
(2) Terhadap penetapan sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1), istri
dapat mengajukan banding.
(3) Setelah penetapan tersebut
memperoleh kekuatan hukum tetap,
Pengadilan menentukan hari sidang
penyaksian ikrar talak, dengan
memanggil suami dan istri atau
wakilnya untuk menghadiri sidang
tersebut.
(4) Dalam sidang itu suami atau
wakilnya yang diberi kuasa khusus
dalam suatu akta otentik untuk
mengucapkan ikrar talak,
mengucapkan ikrar talak yang dihadiri
oleh istri atau kuasanya.
(5) Jika istri telah mendapat panggilan
secara sah atau patut, tetapi tidak
datang menghadap sendiri atau tidak
mengirim wakilnya, maka suami atau
wakilnya dapat mengucapkan ikrar
talak tanpa hadirnya istri atau
wakilnya.
(6) Jika suami dalam tenggang waktu
6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari
sidang penyaksian ikrar talak, tidak
datang menghadap sendiri atau tidak
mengirim wakilnya meskipun telah
mendapat panggilan secara sah atau
patut maka gugurlah kekuatan
penetapan tersebut, dan perceraian
tidak dapat diajukan lagi berdasarkan
alasan yang sama.
24 Hak istri untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada suami dengan cara suami bersedia
menalak istri dengan suatu imbalan pengganti disebut
a. Khuluk
b. Iwadl
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban A
Khuluk
25 Menurut pasal 76 perselisihan yang tajam dan terus menerus antara suami istri disebut
a. syiqaq
b. Khuluk
c. Iwadl
d. Talak bain
Jawaban A
Pasal 76
(1) Apabila gugatan perceraian
didasarkan atas alasan syiqaq, maka
untuk mendapatkan putusan
perceraian harus didengar keterangan
saksi-saksi yang berasal dari keluarga
atau orang-orang yang dekat dengan
suami istri.
(2) Pengadilan setelah mendengar
keterangan saksi tentang sifat
persengketaan antara suami istri
dapat mengangkat seorang atau lebih
dari keluarga masing-masing pihak
ataupun orang lain untuk menjadi
hakam.
26 Orang yang ditetapkan pengadilan dari pihak keluarga suami atau pihak keluara istri untuk
mencari upaya
penyelesaian perselisihan disebut
a. Khuluk
b. Hakam
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban B
Hakam
27 Izin pisah tempat tinggal diatur dalam
a. Pasal 77
b. Pasal 87
c. Pasal 70
d. Pasal 73
Jawaban A
Pasal 77
Selama berlangsungnya gugatan
perceraian, atas permohonan
penggugat atau tergugat atau
berdasarkan pertimbangan bahaya
yang mungkin ditimbulkan,
Pengadilan dapat mengizinkan suami
istri tersebut untuk tidak tinggal
dalam satu rumah.
28 Upaya hukum banding menurut pasal 7 (4) UU no. 20 tahun 1947 permohonan banding tidak
dapat diterima jika tidak dibarengi dengan pembayaran biaya banding
a. Benar
b. Salah
Jawaban A
Benar
29 Tenggang waktu banding adalah 14 hari
a. Sejak putusan diucapkan apabila hadir
b. Sejak diberitahukan apabila pemohon banding tidak hadir
c. Tidak jelas
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Sejak putusan diucapkan apabila hadir
Sejak diberitahukan apabila pemohon
banding tidak hadir
30 Menurut pasal 62 Berita Acara pemeriksaan ditandatangani oleh
a. Seluruh majelis hakim
b. Ketua
c. Ketua dan panitera
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 62
(1) Segala penetapan dan putusan
Pengadilan, selain harus memuat
alasan-alasan dan dasar-dasarnya
juga harus memuat pasal-pasal
tertentu dari peraturan-peraturan
yang bersangkutan atau sumber
hukum tak tertulis yang dijadikan
dasar untuk mengadili.
(2) Tiap penetapan dan putusan
Pengadilan ditandatangai oleh Ketua
dan Hakim-hakim yang memutus
serta Panitera yang ikut bersidang
pada waktu penetapan dan putusan
itu diucapkan.
(3) Berita Acara tentang pemeriksaan
ditandatangani oleh Ketua dan
Panitera yang bersidang.
31 Menurut pasal 78 selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat
pengadilan dapat
a. Semua benar
b. Menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami
c. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan pendidikan anak
d. Menentukan hal hal yang perlu untuk harta
Jawaban A
Pasal 78
Selama berlangsungnya gugatan
perceraian, atas permohonan
penggugat, Pengadilan dapat:
a. menentukan nafkah yang
ditanggung oleh suami;
b. menentukan hal-hal yang perlu
untuk menjamin pemeliharaan dan
pendidikan anak;
c. menentukan hal-hal yang perlu
untuk menjamin terpeliharanya
barang-barang yang menjadi hak
bersama suami istri atau barangbarang
yang menjadi hak suami atau
barang-barang yang menjadi hak istri.
32 Menurut pasal 80 dan pasal 68 pemeriksaan oleh majelis dilakukan selambatnya
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 30 hari
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 68
(1) Pemeriksaan permohonan cerai
talak dilakukan oleh Majelis Hakim
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah berkas atau surat
permohonan cerai talak didaftarkan di
Kepaniteraan.
(2) Pemeriksaan permohonan cerai
talak dilakukan dalam sidang tertutup.
Pasal 80
(1) Pemeriksaan gugatan perceraian
dilakukan oleh Majelis Hakim
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari setelah berkas atau surat
gugatan perceraian didaftarkan di
Kepaniteraan.
33 Menurut pasal 88 apabila sumpah dilakukan oleh suami maka penyelesaian cerai dengan
alasan zina dilaksanakan dengan cara
a. Khuluk
b. lian
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban B
Pasal 88
(1) Apabila sumpah sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat
(1) dilakukan oleh suami, maka
penyelesaiannya dapat dilaksanakan
dengan cara li'an.
(2) Apabila sumpah sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat
(1) dilakukan oleh istri maka
penyelesaiannya dilaksanakan dengan
hukum acara yang berlaku.
34 Menurut pasal 30 UU 5 tahun 2004 kewenangan kasasi terbatas
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan peraturan perundang-undangan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan peraturan perundang-undangan
35 Menurut pasal 47 UU 14 tahun 1985 sebagaimana diubah UU 5 tahun 2004
a. Memori kasasi wajib
b. Memori kasasi tidak wajib
Jawaban A
Memori kasasi wajib
36 Menurut pasal 38 uu perkawinan uu 1 tahun 1974 perkawinan putus karena
a. Kematian
b. Perceraian
c. Keputusan pengadilan
d. Semua benar
Jawaban D
a. Kematian
b. Perceraian
c. Keputusan pengadilan
37 Menurut pasal 40 PP 9 tahun 1975, suami yang bermaksud untuk beristri lebih dari seorang
wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan
a. Benar
b. salah
Jawaban A
Benar
38 Alat bukti yang berlaku pada pengadilan agama sesuai dengan 164 hir
a. Alat bukti surat, keterangan saksi
b. Persangkaan , pengakuan
c. Sumpah
d. Semua benar
Jawaban D
a. Alat bukti surat, keterangan saksi
b. Persangkaan , pengakuan
c. Sumpah
39 Putusan pengadilan agama diatur menurut pasal
a. Pasal 60
b. Pasal 66
c. Pasal 73
d. Pasal 87
Jawaban A
Pasal 60
Penetapan dan putusan Pengadilan
hanya sah dan mempunyai kekuatan
hukum apabila diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum.
40 Putusan pengadilan agama harus berdasar alasan yang cukup diatur dalam
a. Pasal 60
b. Pasal 62
c. Pasal 73
d. Pasal 87
Jawaban B
Pasal 62
(1) Segala penetapan dan putusan
Pengadilan, selain harus memuat
alasan-alasan dan dasar-dasarnya
juga harus memuat pasal-pasal
tertentu dari peraturan-peraturan
yang bersangkutan atau sumber
hukum tak tertulis yang dijadikan
dasar untuk mengadili.
(2) Tiap penetapan dan putusan
Pengadilan ditandatangai oleh Ketua
dan Hakim-hakim yang memutus
serta Panitera yang ikut bersidang
pada waktu penetapan dan putusan
itu diucapkan.
(3) Berita Acara tentang pemeriksaan
ditandatangani oleh Ketua dan
Panitera yang bersidang.

MATERI UNDANG-UNDANG ACARA TATA USAHA NEGARA


1 Peradilan tata usaha negara diatur dalam
a. UU No. 9 tahun 2004
b. UU No. 5 tahun 1986
c. UU No. 4 tahun 2004
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D
Undang-undang Nomor 9 Tahun2004
tentang perubahan undang-undang
nomor 5 thun 1986 tentang peradilan
tata usaha negara
2 Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara adalah
a. Yang merupakan perbuatan
hukum perdata
b. Yang merupakan pengaturan
yang bersifat umum
c. Yang masih memerlukan persetujuan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian
Keputusan Tata Usaha Negara menurut
undang-undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan perbuatan hukum perdata
Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan pengaturan yang bersifat
umum
Keputusan Tata Usaha Negara yang
masih memerlukan persetujuan
Keputusan Tata Usaha Negar yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
dan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat
hokum pidana
Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan perundangundangan
yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara
mengenai tata usaha Tentara Nasional
Indonesia
Keputusan Komisi Pemilihan Umum
baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum.

3 Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara adalah
a. Yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan KUHAP yang bersifat hukum pidana
b. Yang dikeluarkan atas dasar
c. Mengenai tata usaha tentara nasional Indonesia
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian
Keputusan Tata Usaha Negara menurut
undang-undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang
hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
merupakan perbuatan hukum perdata
Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan pengaturan yang bersifat
umum
Keputusan Tata Usaha Negara yang
masih memerlukan persetujuan
Keputusan Tata Usaha Negar yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
dan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat
hokum pidana
Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan perundangundangan
yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara
mengenai tata usaha Tentara Nasional
Indonesia
Keputusan Komisi Pemilihan Umum
baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum.
4 Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara adalah
a. Keputusan komisi pemilihan umum baik di pusat maupun
didaerah mengenai hasil pemilihan umum
b. Yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Mengenai tata usaha tentara nasional Indonesia
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian
Keputusan Tata Usaha Negara menurut
undang-undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan perbuatan hukum perdata
Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan pengaturan yang bersifat
umum
Keputusan Tata Usaha Negara yang
masih memerlukan persetujuan
Keputusan Tata Usaha Negar yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
dan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat
hokum pidana
Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan perundangundangan
yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara
mengenai tata usaha Tentara Nasional
Indonesia
Keputusan Komisi Pemilihan Umum
baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum.
5. Menurut pasal 53 alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
a. Keputusan tata usaha Negara yang digugat bertentangan dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku
b. Keputusan tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban C
Pasal 53(2)
Alasan-alasan yang dapat digunakan
dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan asasasas
umum pemerintahan yang baik.
6 Menurut pasal 116
a. Dalam hal tergugat diwajibkan menerbitkan putusan namun selama 3 bulan tidak dilaksanakan
penggugat harus memajukan permohonan pelaksanaan putusan
b. Pejabat yang bersangkutan dikenakan upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa
dan sanksi administratif
c. Diumumkan dimedia massa cetak sejak tidak dipenuhinya ketentuan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 116(3)
Dalam hal tergugat ditetapkan harus
melaksanakan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 97
ayat (9) huruf b dan huruf c dan
kemudian setelah 3 (tiga) bulan
ternyata kewajiban tersebut tidak
dilaksanakannya, penggugat
mengajukan permohonan kepada
ketua pengadilan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 agar pengadilan
memerintahkan tergugat melaksanakan
putusan pengadilan tersebut.
(4)
Dalam hal tergugat tidak bersedia
melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap, terhadap pejabat yang
bersangkutan dikenakan upaya paksa
berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan atau sanksi adminitratif.
(5)
Pejabat yang tidak melaksanakan
putusan pengadilan sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 diumumkan
pada media massa cetak setempat oleh
panitera sejak tidak terpenuhinya
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat 3
7 Subyek sengketa Tun diatur dalam pasal:
a. Pasal 54
b. Pasal 53
c. Pasal 55
d. Pasal 56
Jawaban B
Pasal 53(1)
Orang atau badan hukum perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara
Dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada pengadilan yang berwenang
yang berisi tuntutan agar Keputusan
Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan atau di
rehabilitasi.
8 Yang dimaksud obyek sengketa TUN pasal 1 (3)
a. Penetapan tertulis
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundangundangan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 1(3)
Keputusan Tata Usaha Negara adalah
suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang berisi
tindakan hukum Tata Usaha Negara
yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
yang bersifat konkret, individual dan
final yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
9 Yang dimaksud obyek sengketa TUN
pasal 1 (3)
a. Berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan
peraturan perundangundangan
b. Bersifat konkrit individual dan final
c. Mengakibatkan akibat hokum bagi seseorang atau badan
hukum perdata
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 1(3)
Keputusan Tata Usaha Negara adalah
suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang berisi
tindakan hukum Tata Usaha Negara
yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
yang bersifat konkret, individual dan
final yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
10 Alat bukti menurut pasal 100
a. Surat atau tulisan
b. Keterangan ahli dan saksi
c. Pengakuan dan pengetahuan hakim
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 100
Alat Bukti ialah:
Surat atau tulisan
Keterangan ahli
Keterangan saksi
Pengakuan para pihak
Pengetahuan hakim.
11 Actor Sequuitur Forum rei pada sengketa TUN diatur didalam pasal
a. Pasal 54
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban A
Pasal 54
12 Upaya tidak langsung penyelesaian sengketa TUN diatur atau dikenal dengan upaya
administratif diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban A
Pasal 48
(1) Dalam hal suatu Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara diberi
wewenang oleh atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk
menyelesaikan secara administratif
sengketa Tata Usaha Negara tertentu,
maka batal atau tidak sah, dengan
atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
dan/administratif yang tersedia.
(2) Pengadilan baru berwenang
memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) jika seluruh upaya
administratif yang bersangkutan telah
digunakan
13 Setelah upaya administrasi ditempuh maka diajukan gugatan kepada pengadilan tinggi tata
usaha Negara diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban D
Pasal 51
(1) Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara bertugas dan berwenang
memeriksa dan memutus sengketa
Tata Usaha Negara di tingkat banding.
(2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara juga bertugas dan berwenang
memeriksa dan memutus di tingkat
pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antara
Pengadilan Tata Usaha Negara di
dalam daerah hukumnya.
(3) Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Ngara bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan di tingkat pertama
sengketa Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
48.
(4) Terhadap putusan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dapat diajukan permohonan kasasi.
14 Gugatan langsung jika tidak diatur mengenai upaya administrasi diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 53
d. Pasal 51
Jawaban C
Pasal 53
(1) Orang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi.
(2)Alasan-alasan yang dapat digunakan
dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan asasasas
umum pemerintahan yang baik.
15 Menurut pasal 55 gugatan dapat diajukan dalam waktu……terhitung sejak saat diterimanya
atau diumumkan keputusan badan atau pejabat tata usaha negara
a. 30 hari
b. 90 hari
c. 400 hari
d. 14 hari
Jawaban B
Pasal 55
Gugatan dapat diajukan hanya dalam
tenggang waktu sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara.
16 Syarat formil gugatan diatur dalam pasal 56 yaitu
a. Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan
penggugat
b. Nama, jabatan dan tempat kedudukan tergugat
c. Dasar gugatan sesuai pasal 53
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 56
(1) Gugatan harus memuat :
a. nama, kewarganegaraan, tempat
tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya;
b. nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat;
c. dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh Pengadilan.
(2) Apabila gugatan dibuat dan
ditandatangani oleh seorang kuasa
penggugat, maka gugatan harus
disertai surat kuasa yang sah.
(3) Gugatan sedapat mungkin juga
disertai Keputusan Tata Usaha Negara.
yang disengketakan oleh penggugat.
17 Alasan mengajukan gugatan yang diatur dalam pasal 53 ialah Keputusan tata usaha negara
yang digugat itu bertentangan
a. dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku
b. Dengan asas-asas pemerintahan yang baik
c. Jawaban a dan b
d. Melampaui kewenangannya
Jawaban C
Pasal 53
(1) Orang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi.
(2)Alasan-alasan yang dapat digunakan
dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan asasasas
umum pemerintahan yang baik.
18 Selama belum diputus oleh pengadilan maka keputusan tata usaha negara itu harus dianggap
menurut hukum diatur dalam
a. Pasal 67
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban A
Pasal 67
(1) Gugatan tidak menunda atau
menghalangi dilaksanakannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara serta tindakan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
digugat.
(2) Penggugat dapat mengajukan
permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha Negara itu
ditunda selama pemeriksaan sengketa
Tata Usaha Negara sedang berjalan,
sampai ada putusan Pengadilan yang
memperoleh kekuatan hukum tetap.
(3) Permohonan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dapat
diajukan sekaligus dalam gugatan dan
dapat diputus terlebih dahulu dari
pokok sengketanya.
(4) Permohonan penundaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :
a. dapat dikabulkan hanya apabila
terdapat keadaan yang sangat
mendesak yang mengakibatkan
kepentingan penggugat sangat
dirugikan jika Keputusan Tata Usaha
Negara yang digugat itu tetap
dilaksanakan;
b. tidak dapat dikabulkan apabila
kepentingan umum dalam rangka
pembangunan mengharuskan
dilaksanakannya keputusan tersebut.
19 Gugatan PTUN terdapat tahap pemeriksaan pendahuluan yaitu
a. Pemeriksaan segi administrative (53)
b. Rapat permusyawaratan (62)
c. Pemeriksaan Persiapan (63)
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 53
(1) Orang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi.
(2)Alasan-alasan yang dapat digunakan
dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan asasasas
umum pemerintahan yang baik.
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan,
Ketua Pengadilan berwenang
memutuskan dengan suatu penetapan
yang dilengkapi dengan pertimbangan
pertimbangan bahwa gugatan yang
diajukan itu dinyatakan tidak diterima
atau tidak berdasar, dalam hal :
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata
tidak termasuk dalam wewenang
Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 tidak
dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia
telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan
pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan
sebenarnya sudah terpenuhi oleh
Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya
atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana
dimaksud dalam ayat (1) diucapkan
dalam rapat permusyawaratan sebelum
hari persidangan ditentukan dengan
memanggil kedua belah pihak untuk
mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak
dilakukan dengan surat tercatat oleh
Panitera Pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan
sebgaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diajukan perlawanan kepada
Pengadilan dalam tenggang waktu
empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) diperiksa dan diputus
oleh Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut
dibenarkan oleh Pengadilan, maka
penetapan sebgaimana dimaksud
dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan
pokok gugatan akan diperiksa, diputus
dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai
perlawanan itu tidak dapat digunakan
upaya hukum.
Pasal 63
(1) Sebelum pemeriksaan pokok
sengketa dimulai, Hakim wajib
mengadakan pemeriksaan persiapan
untuk melengkapi gugatan yang
kurang jelas.
(2) Dalam pemeriksaan persiapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Hakim:
a. wajib memberi nasihar kepada
penggugat untuk memperbaiki gugatan
dan melengkapinya dengan data yang
diperlukan dalam jangka waktu tiga
puluh hari;
b. dapat meminta penjelasan kepada
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang bersangkutan.
(3) Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a penggugat belum
menyempurnakan gugatan, maka
Hakim menyatakan dengan putusan
bahwa gugatan tidak dapat diterima.
(4). Terhadap putusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) tidak dapat
digunakan upaya hukum, tetapi dapat
diajukan gugatan baru.

20 Menurut pasal 62 jika didalam rapat permusyawaratan dinyatakan tidak termasuk sengketa
tun maka upaya hukum
a. Perlawanan
b. Banding
c. Kasasi
d. Peninjauan kembali
Jawaban A
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan,
Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan suatu penetapan
yang dilengkapi dengan pertimbanganpertimbangan
bahwa gugatan yang
diajukan itu dinyatakan tidak diterima
atau tidak berdasar, dalam hal :
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata
tidak termasuk dalam wewenang
Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 tidak
dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia
telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan
pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan
sebenarnya sudah terpenuhi oleh
Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya
atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana
dimaksud dalam ayat (1) diucapkan
dalam rapat permusyawaratan sebelum
hari persidangan ditentukan dengan
memanggil kedua belah pihak untuk
mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak
dilakukan dengan surat tercatat oleh
Panitera Pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan
sebgaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diajukan perlawanan kepada
Pengadilan dalam tenggang waktu
empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) diperiksa dan diputus
oleh Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut
dibenarkan oleh Pengadilan, maka
penetapan sebgaimana dimaksud
dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan
pokok gugatan akan diperiksa, diputus
dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai
perlawanan itu tidak dapat digunakan
upaya hukum.
21 Pemeriksaan acara cepat diatur dalam
a. Pasal 68
b. Pasal 62
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban C
Pasal 98
(1) Apabila terdapat kepentingan
penggugat yang cukup mendesak yang
harus dapat disimpulkan dari alasanalasan
permohonannya, penggugat
dalam gugatannya dapat memohon
kepada Pengadilan supaya
pemeriksaan sengketa dipercepat.
(2) Ketua Pengadilan dalam jangka
waktu empat belas hari setelah
diterimanya permohonan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
mengeluarkan penetapan tentang
dikabulkan atau tidak dikabulkannya
permohonan tersebut.
(3) Terhadap penetapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat
digunakan upaya hukum.

22 Menurut pasal 97 apabila putusan berupa pengabulan gugatan maka kewajiban badan atau
pejabat tata usaha negara
a. Pencabutan keputusan tun yang bersangkutan
b. Dan menerbitkan keputusan yang baru
c. Membayar ganti rugi dan rehabilitasi
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 97
(1) Dalam hal pemeriksaan sengketa
sudah diselesaikan, kedua belah pihak
diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat yang
terakhir berupa kesimpulan masingmasing.
(2) Setelah kedua belah pihak
mengemukakan kesimpulan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
maka Hakim Ketua Sidang menyatakan
bahwa sidang ditunda untuk
memberikan kesempatan kepada
Majelis Hakim bermusyawarah dalam
ruangan tertutup untuk
mempertimbangkan segala sesuatu
guna putusan sengketa tersebut.
(3) Putusan dalam musyawarah majelis
yang dipimpin oleh Hakim Ketua
Majelis merupakan hasil permufakatan
bulat, kecuali jika setelah diusahakan
dengan sungguh-sungguh tidak dapat
dicapai permufakatan bulat, putusan
diambil dengan suara terbanyak.
(4) Apabila musyawarah majelis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
tidak dapat menghasilkan putusan,
permusyawaratan ditunda sampai
musyawarah majelis berikutanya.
(5) Apabil dalam musyawarah majelis
berikutnya tidak dapat diambil suara
terbanyak, maka suara terakhir Hakim
Ketua Majelis yang menentukan.
(6) Putusan Pengadilan dapat
dijatuhkan pada hari itu juga dalam
sidang yang terbuka untuk umum, atau
ditunda pada hari lain yang harus
diberitahukan kepada kedua belah
pihak.
(7) Putusan Pengadilan dapat berupa :
a. gugatan ditolak;
b. gugatan dikabulkan;
c. gugatan tidak diterima;
d. gugatan gugur.
(8) Dalam hal gugatan dikabulkan,
maka dalam putusan Pengadilan
tersebut dapat ditetapkan kewajiban
yang harus dilakukan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang
mengeluarkan Keputusan Tata Usaha
Negara.
(9) Kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam ayat (8) berupa :
a. pencabutan Keputusan Tata Usaha
Negara yang bersangkutan; atau
b. pencabutan Keputusan Tata Usaha
Negara yang bersangkutan dan
menerbitkan Keputusan Tata Usaha
Negara yang baru; atau
c. penerbitan Keputusan Tata Usaha
Negara dalam hal gugatan didasarkan
pada Pasal 3.
(10) Kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam ayat (9) dapat disertai
pembebanan ganti rugi.
(11) Dalam hal putusan Pengadilan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (8)
menyangkut kepegawaian, maka di
samping kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (9) dan ayat
(10), dapat disertai pemberian
rehabilitasi.
23 Subyek sengketa tun diatur dalam pasal 1 angka 4 yaitu
a. Orang
b. Badan hukum privat
c. Badan atau pejabat tun
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 1
4. Sengketa Tata Usaha Negara adalah
sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara antara orang atau
badan hukum perdata dengan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik
di pusat maupun di daerah, sebagai
akibat dikeluarkannya Keputusan Tata
Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
24 Obyek sengketa tun yang diatur dalam pasal 3 uu 5 tahun 1986 sebagaimana diubah uu 9
tahun 2004
a. Apabila badan atau pejabat tun tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon sedangkan hal itu merupakan kewajibannya
b. Jangka waktu yang ditentukan telah lewat
c. Setelah lewat jangka waktu 4 bulan
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 3
(1) Apabila Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan, sedangkan hal itu menjadi
kewajibannya, maka hal tersebut
disamakan dengan Keputusan Tata
Usaha Negara.
(2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon, sedangkan
jangka waktu sebagaimana ditentukan
data peraturan perundang-undangan
dimaksud telah lewat, maka Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara
tersebut dianggap telah menolak
mengeluarkan keputusan yang
dimaksud.
(3) Dalam hal peraturan perundangundangan
yang bersangkutan tidak
menentukan jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
maka setelah lewat jangka waktu
empat bulan sejak diterimnya
permohonan, Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang bersangkutan
dianggap telah mengeluarkan
keputusan penolakan.
25 Banding administratif diatur dalam
a. UU 20 tahun 1947
b. PP 30 tahun 1980
c. Pasal 122
d. Pasal 48
Jawaban B
PP 30 tahun 1980
26 Gugatan sengketa tun diatur dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 1 angka 5
c. Pasal 62
d. Jawaban a dan b
Jawaban D
Pasal 1
5. Gugatan adalah permohonan yang
berisi tuntutan terhadap Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara dan
diajukan ke Pengadilan untuk
mendapatkan putusan;
Pasal 56
(1) Gugatan harus memuat :
a. nama, kewarganegaraan, tempat
tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau
kuasanya;
b. nama, jabatan, dan tempat
kedudukan tergugat;
c. dasar gugatan dan hal yang diminta
untuk diputuskan oleh Pengadilan.
(2) Apabila gugatan dibuat dan
ditandatangani oleh seorang kuasa
penggugat, maka gugatan harus
disertai surat kuasa yang sah.
(3) Gugatan sedapat mungkin juga
disertai Keputusan Tata Usaha Negara.
yang disengketakan oleh penggugat.
27 Menurut uu 9 tahun 2004 dasar gugatan di peradilan tata usaha negara diatur dalam pasal56
a. Keputusan tata usaha Negara bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
b. Keputusan tata usaha Negara bertentangan dengan asas asas umum pemerintahan yang baik
c. Semua benar
Jawaban C
Pasal 56
(1) Gugatan harus memuat :
a. nama, kewarganegaraan, tempat
tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau
kuasanya;
b. nama, jabatan, dan tempat
kedudukan tergugat;
c. dasar gugatan dan hal yang diminta
untuk diputuskan oleh Pengadilan.
(2) Apabila gugatan dibuat dan
ditandatangani oleh seorang kuasa
penggugat, maka gugatan harus
disertai surat kuasa yang sah.
(3) Gugatan sedapat mungkin juga
disertai Keputusan Tata Usaha Negara.
yang disengketakan oleh penggugat.
28 Berperkara secara cuma-cuma diatur dalam pasal 60 diputuskan melaluibentuk
a. Penetapan
b. Keputusan
c. Permohonann
d. gugat
Jawaban A
Pasal 60
(1) Penggugat dapat mengajukan
permohonan kepada Ketua Pengadilan
untuk bersengeketa dengan cumacuma.
(2) Permohonan diajukan pada waktu
penggugat mengajukan gugatannya
disertai dengan surat keterangan tidak
mampu dari kepala desa atau lurah di
tempat kediaman pemohon.
(3) Dalam keterangan tersebut harus
dinyatkan bahwa pemohon itu betulbetul
tidak mampu membayar biaya
perkara.
29 Didalam rapat permusyawaratan jika terdapat penetapan yang berisi penolakan maka
penggugat berhak melakukan
a. Mengajukan gugatan baru
b. Perlawanan
c. Banding
d. Kasasi
Jawaban B
Perlawanan
30 Alat bukti yang dipergunakan dalam pembuktian ptun
a. Surat
b. Keterangan ahli
c. Keterangan saksi dan
Pengakuan
d. Semua benar jika ditambah
pengetahuan hakim
Jawaban D
a. Surat
b. Keterangan ahli
c. Keterangan saksi dan
Pengakuan
d. Semua benar jika ditambah
pengetahuan hakim
31 Pemeriksaan acara cepat yang diatur dalam pasal 99 dilakukan dengan hakim
a. Majelis
b. tunggal
Jawaban B
Pasal 99
(1) Pemeriksaan dengan acara cepat
dilakukan dengan Hakim Tunggal.
(2) Dalam hal permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (1) dikabulkan, Ketua Pengadilan
dalam jangka waktu tujuh hari setelah
dikeluarkannya penetapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2)menentukan hari, tempat, dan
waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan persiapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63.
(3) Tenggang waktu untuk jawaban
dan pembuktian bagi kedua belah
pihak, masing-masing ditentukan tidak
melebihi empat belas hari.
32 Menurut pasal 135 hakim adhoc diatur dengan
a. Undang-undang
b. Peraturan pemerintah
c. Keputusan presiden
d. Keputusan mahkamah agung
Jawaban B
Pasal 135
(1) Dalam hal Pengadilan memeriksa
dan memutus perkara Tata Usaha
Negara tertentu yang memerlukan
kealdian khusus, maka Ketua
Pengadilan dapat menunjuk seorang
Hakim Ad Hoc sebagai Anggota Majelis.
(2) Untuk dapat ditunjuk sebagai
Hakim Ad Hoc seseorang harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
kecuali huruf e dan huruf f.
(3) Larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c tidak
berlaku bagi Hakim Ad Hoc.
(4) Tata cara penunjukkan Hakim Ad
Hoc pada Pengadilan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan Pemerintah.
33 Dengan izin ketua pengadilan, penggugat, tergugat dan penasihat hukum dapat mempelajari
berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya yang bersangkutan di kepaniteraan
dan membuat kutipan seperlunya
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban A
Pasal 81
Dengan izin Ketua Pengadilan,
penggugat, tergugat, dan penasihat
hukum dapat mempelajari berkas
perkara dan surat-surat resmi lainnya
yang bersangkutan di kepaniteraan
dan membuat kutipan seperlunya.
34 Pejabat yang dipanggil sebagai saksi wajib datang sendiri di persidangan
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban B
Pasal 93
Pejabat yang dipanggil sebagai saksi
wajib datang sendiri di persidangan.
35 Putusan yang tidak diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
a. Putusan tidak sah
b. Putusan batal
c. Putusan tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban C
Putusan tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan hukum
36 Putusan pengadilan yang tidak memuat ketentuan pasal 109
a. Putusan tidak sah
b. Putusan batal
c. Putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 109
(1) Putusan Pengadilan harus memuat:
a. Kepala putusan yang berbunyi :
"DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA";
b. nama, jabatan, kewarganegaraan,
tempat kediaman, atau tempat
kedudukan para pihak yang
bersengketa;
c. ringkasan gugatan dan jawaban
tergugat yang jelas;
d. pertimbangan dan penilaian setiap
bukti yang diajukan dan hal yang
terjadi dalam persidangan selama
sengketa itu diperiksa;
e. alasan hukum yang menjadi dasar
putusan;
f. amar putusan tentang sengketa dan
biaya perkara;
g. hari, tanggal putusan, nama Hakim
yang memutus, nama Panitera, serta
keterangan tentang hadir atau tidak
hadirnya para pihak.
(2) Tidak dipenuhinya salah satu
ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dapat menyebabkan
batalnya putusan Pengadilan.
(3) Selambat-lambatnya tiga puluh hari
sesudah putusan Pengadilan
diucapkan, putusan itu harus
ditandatangani oleh Hakim yang
memutus dan Panitera yang turut
bersidang.
(4) Apabila Hakim Ketua Majelis atau
dalam hal pemeriksaan dengan acara
cepat Hakim Ketua Sidang berhalangan
menandatangani, maka putusan
Pengadilan ditandatangani oleh Ketua
Pengadilan dengan menyatakan
berhalangannya Hakim Ketua Majelis
atau Hakim Ketua Sidang tersebut.
(5) Apabila Hakim Anggota Majelis
berhalangan menandatangani, maka
putusan Pangadilan ditandatangani
oleh Hakim Ketua Majelis dengan
menyatakan berhalangannya Hakim
Anggota Majelis tersebut.
37 Menurut pasal 62, dalam rapat permusyawaratan ketua pengadilan berwenang memutuskan
suatu penetapan dalam hal
a. Gugatan tidak termasuk
wewenang pengadilan
b. Syarat gugatan yang dimaksud
dalam pasal 56 tidak dipenuhi
c. Apa yang dituntut sudah
terpenuhi oleh keputusan tata
usaha yang digugat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan,
Ketua Pengadilan berwenang
memutuskan dengan suatu penetapan
yang dilengkapi dengan pertimbanganpertimbangan
bahwa gugatan yang
diajukan itu dinyatakan tidak diterima
atau tidak berdasar, dalam hal :
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata
tidak termasuk dalam wewenang
Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 tidak
dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia
telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan
pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan
sebenarnya sudah terpenuhi oleh
Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya
atau telah lewat waktunya.
(2) a. Penetapan sebagimana
dimaksud dalam ayat (1) diucapkan
dalam rapat permusyawaratan sebelum
hari persidangan ditentukan dengan
memanggil kedua belah pihak untuk
mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak
dilakukan dengan surat tercatat oleh
Panitera Pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan
sebgaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diajukan perlawanan kepada
Pengadilan dalam tenggang waktu
empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) diperiksa dan diputus
oleh Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut
dibenarkan oleh Pengadilan, maka
penetapan sebgaimana dimaksud
dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan
pokok gugatan akan diperiksa, diputus
dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai
perlawanan itu tidak dapat digunakan
upaya hukum.
38 Terhadap penetapan rapat permusyawaratan dapat dilakukan upaya hukum
a. Banding
b. Kasasi
c. Perlawanan
d. Semua benar
Jawaban C
Perlawanan
39 Terhadap putusan pemeriksaan persiapan menurut pasal 63 dapat dilakukan upaya hukum
a. Banding
b. Mengajukan gugatan baru
c. Perlawanan
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 63
(1) Sebelum pemeriksaan pokok
sengketa dimulai, Hakim wajib
mengadakan pemeriksaan persiapan
untuk melengkapi gugatan yang
kurang jelas.
(2) Dalam pemeriksaan persiapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Hakim:
a. wajib memberi nasihar kepada
penggugat untuk memperbaiki gugatan
dan melengkapinya dengan data yang
diperlukan dalam jangka waktu tiga
puluh hari;
b. dapat meminta penjelasan kepada
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang bersangkutan.
(3) Apabila dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a penggugat belum
menyempurnakan gugatan, maka
Hakim menyatakan dengan putusan
bahwa gugatan tidak dapat diterima.
(4). Terhadap putusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) tidak dapat
digunakan upaya hukum, tetapi dapat
diajukan gugatan baru
40 Para pihak yang bersengketa dapat didampingi atau diwakili oleh seseorang atau beberapa
kuasa
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 57
d. Pasal 108
Jawaban C
Pasal 57
(1) Para pihak yang bersengketa
masing-masing dapat didampingi atau
diwakili oleh seorang atau beberapa
orang kuasa.
(2) Pemberian kuasa dapat dilakukan
dengan surat kuasa khusus atau dapat
dilakukan secara lisan di persidangan.
(3) Surat kuasa yang dibuat di luar
negeri bentuknya harus memenuhi
persyaratan di negara yang
bersangkutan dan diketahui oleh
Perwakilan Republik Indonesia di
negara tersebut, serta kemudian
diterjemaahkan ke dalam bahasa
Indonesia oleh penerjemah resmi.

MATERI HUKUM ACARA PERBURUHAN


NO SOAL PEMBAHASAN
1 Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh karena adanya
perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam suatu perusahaan disebut
a. Perselisihan hubungan industrial
b. Perselisihan hak
c. Perselisihan kepentingan
d. Perselisihan pemutusan
hubungan kerja
Jawaban A
Pasal 1 (1)
Perselisihan hubungan industrial adalah
perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja dan perselisihan antar
serikat pekerja/serikat buruh dalam
satu perusahaan.
2 Undang-undang tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial
a. UU 2 tahun 2004
b. UU 13 tahun 2003
c. UU 21 tahun 2000
d. UU 24 tahun 2003
Jawaban A
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
3 Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak adalah
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban C
Pasal 1(4)
Perselisihan pemutusan hubungan
kerja adalah perselisihan yang timbul
karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh
salah satu pihak.
4 Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pembuatan dan perubahan syaratsyarat kerja yang diterapkan dalam
perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban B
Pasal 1(3)
Perselisihan kepentingan adalah
perselisihan yang timbul dalam
hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai
pembuatan, dan atau perubahan
syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.

5. Apa yang dimaksud dengan Perusahaan


a. Setiap bentuk usaha berbadan
hukum atau tidak, milik orang
perserorangan, milik
persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja
dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain
b. Orang perseorangan,persekutuan
atau badan hukum yang
menjalankan suatu
peru
sahaan milik sendiri
c. Sama dengan b bukan miliknya
d. Salah semua
Jawaban A
Pasal 1(7)
a. Setiap bentuk usaha yang
berbadan hukum atau tidak,
milik orang perseorangan, milik
persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha usaha social dan usahausaha
lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan
orang lain dengan membayar
upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
6 Penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja dan perselisihan antar serikat pekerja hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah
a. Mediasi
b. Konsiliasi
c. Arbitrase
d. Perselisihan hubungan
industrial
Jawaban A
Pasal 1(11)
Mediasi hubungan industrial yang
selanjutnya disebut mediasi adalah
penyelesaian perselisihan hak,
perselisihan keperntingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan melalui musyawarah
yang ditengahi oleh seorang atau lebih
mediator yang netral.
7 Penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja hanya dalam
suatu perusahaan
a. Mediasi
b. Konsiliasi
c. Arbitarase
d. Perselisihan hubungan
industrial
Jawaban C
Pasal 1(15)
Arbitrase hubungan industrial yang
selanjutnya disebut arbitrase adalah
penyelesaian suatu perselisihan
kepentingan dan perselisihan antar
serikat pekerja/serikat buruh hanya
dalam satu perusahaan, diluar
pengadilan hubungan industrial melalui
kesepakatan tertulis dari para pihak
yang berselisih untuk menyerahkan
penyelesaian perselisihan kepada
arbiter yang putusannya mengikat para
pihak dan bersifat netral.
8 Para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinya
menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat lambatnya menurut pasal 13
a. 7 hari kerja
b. 14 hari kerja
c. 10 hari kerja
d. 30 hari kerja
Jawaban C
Pasal 13(2)(c)
Para pihak harus sudah memberikan
jawaban secara tertulis kepada
mediator yang isinya menyetujui atau
menolak anjuran tertulis dalam waktu
selambat-lambatnya 10 hari kerja
setelah menerima anjuran tertulis.
9 Majelis hakim menurut pasal 103 UU 2 tahun 2004 wajib memberikan putusan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial dalam waktu
a. 30 hari
b. 60 hari
c. 50 hari
d. 90 hari
Jawaban C
Pasal 103
Majelis hakim wajib memberikan
putusan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dalam waktu
selambat-lambatnya 50 (lima puluh)
hari kerja terhitung sejak sidang
pertama.
10 Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan hubungan kerja pada Mahkamah Agung
menurut pasal 115 selambat-lambatnya
a. 30 hari
b. 50 hari
c. 60 hari
d. 90 hari
Jawaban A
Penyelesaian perselisihan hak atau
perselisihan pemutusan hubungan
kerja pada Mahkamah Agung
selambat-lambatnya 30(tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal
penerimaan permohonan kasasi.
11 Organisasi yang dibentuk dari oleh dan untuk pekerja di dalam perusahaan maupun diluar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarga diatur dalam
a. UU 13 tahun 2003
b. UU 2 tahun 2004
c. UU 21 tahun 2000
d. UU 24 tahun 2003
Jawaban C
Undang-undang No.21 tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
12 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial meliputi perselisihan kepentingan dan
perselisihan antarserikat pekerja dalam suatu
perusahaan didalam pasal 29 disebut
a. Arbitrase
b. Konsiliasi
c. Mediasi
d. Semua benar
Jawaban A
Pasal 29
Penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui arbitrase meliputi
perselisihan kepentingan dan
perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan.
13 Arbiter yang berwenang menyelesaikan perselisihan hubungan industrial harus arbiter yang
a. Semua benar
b. Berada pada kantor instansi
c. Terdaftar pada kantor instansi
d. Ditetapkan oleh Menteri
Jawaban D
Pasal 1(16)
Arbiter hubungan industrial yang
selanjutnya disebut arbiter adalah
seorang atau lebih yang dipilih oleh
para pihak yang berselisih dari daftar
arbiter yang ditetapkan oleh Menteri
untuk memberikan putusan mengenai
perselisihan kepentingan, dan
perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase yang
putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.
14 Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang
a. Semua benar
b. Berada pada kantor instansi
c. Terdaftar pada kantor instansi
d. Ditetapkan oleh Menteri
Jawaban B
Pasal 8
Penyelesaian perselisihan melalui
mediasi dilakukan oleh mediator yang
berada di setiap kantor instansi yang
bertanggungjawab dibidang
ketenagakerjaan kabupaten/Kota.
15 Dalam pasal 15 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya dalam
waktu 30 hari kerja terhitung sejak
a. Semua benar
b. Menerima pelimpahan
c. Menerima permintaan
d. Penandatangan surat
Jawaban B
Pasal 15
Mediator menyelesaikan tugasnya
dalam waktu selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
menerima pelimpahan penyelesaian
perselisihan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (4)
16 Menurut pasal 25 Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari kerja sejak
a. Semua benar
b. Menerima pelimpahan
c. Menerima permintaan
d. Penandatangan surat
Jawaban C
Pasal 25
Konsiliator menyelesaikan tugasnya
dalam waktu selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
menerima permintaan penyelesaian
perselisihan.
17 Menurut pasal 40 atas kesepakatan para pihak, arbiter berwenang untuk memperpanjang
jangka waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak
a. 1 kali dan selambatnya 30 hari
b. 1 kali dan selambatnya 14 hari
c. 2 kali dan selambatnya 14 hari
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 40 ayat (3)
Atas kesepakatan para pihak, arbiter
berwenang untuk memperpanjang
jangka waktu penyelesaian perselisihan
hubungan industrial 1 (satu) kali
perpanjangan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja.
18 Hukum acara yang berlaku pada pengadilan Hubungan Industrial adalah Hukum Acara
Perdata diatur dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 58
d. Pasal 81
Jawaban B
Pasal 57
Hukum acara yang berlaku pada
pengadilan hubungan industrial adalah
hukum acara perdata yang berlaku
pada pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum, kecuali yang diatur
secara khusus dalam undang-undang
ini.

19 Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada pengadilan hubungan industrial


pada pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat pekeraja/buruh
bekerja diatur dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 82
d. Pasal 81
Jawaban D
Pasal 81
Gugatan perselisihan hubungan
industrial diajukan kepada pengadilan
hubungan industrial pada pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat pekeraja/buruh bekerja
20 Gugatan oleh Pekerja atas pemutusan hubungan kerja dapat diajukan hanya dalam tenggang
waktu 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pihak pengusaha diatur
dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 82
d. Pasal 81
Jawaban C
Gugatan oleh Pekerja atas pemutusan
hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalama pasal 159 dan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu
1 tahun sejak diterimanya atau
diberitahukannya keputusan dari pihak
pengusaha
21 Menurut pasal 101 putusan Mejelis hakim dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum,
tidak dipenuhinya ketentuan tersebut berakibat
a. Batalnya putusan
b. Dianggap gugur
c. Tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 101 (4)
Tidak dipenuhinya ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
berakibat putusan pengadilan tidak sah
dan tidak mempunyai kekuatan hukum
22 Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian hubungan industrial dalam waktu
selambatlambatnya….terhitung sejak sidang
pertama
a. 30 hari kerja
b. 50 hari kerja
c. Tidak ada batas waktu
d. Semua salah
Jawaban B
Pasal 102
Majelis hakim wajib memberikan
putusan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial selambatlambatnya 50 hari kerja terhitung sejak sidang pertama.
23 Menurut pasal 115 penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja
pada Mahkamah Agung selambatlambatnya
a. 30 hari kerja
b. 50 hari kerja
c. Tidak ada batas waktu
d. Semua salah
Jawaban A
Pasal 115
Penyelesaian perselisihan hak atau
perselisihan pemutusan hubungan
kerja pada Mahkamah Agung
selambat-lambatnya 30 hari kerja
terhitung sejak tanggal penerimaan
permohonan kasasi.
24 Pihak yang tidak memberikan pendapat dianggap menolak anjuran tertulis diatur dalam
a. Pasal 8
b. Pasal 13
c. Pasal 17
d. Pasal 29
Jawaban B
Pasal 13 (2) d
Pihak yang tidak memberikan
pendapatnya sebagaimana dimaksud
pada huruf c dianggap menolak
anjuran tertulis
25 Menurut pasal 33 para pihak yang berselisih dapat menunjuk
a. Arbiter tunggal
b. Sebanyak-banyaknya 3 orang
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban C
Pasal 33 ayat 2
Para pihak yang berselisih dapat
menunjuk arbiter tunggal atau
beberapa arbiter dalam jumlah gasal
sebanyk-banyknya 3 orang.
26 Menurut pasal 32 Kesepakatan para pihak yang berselisih dinyatakan tertulis dalam
a. Perjanjian penunjukkan
b. Surat perjanjian arbitrase
c. Putusan arbitrase
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 32(2) UU No.2 Tahun 2004
Kesepakatan para pihak yang
berselisihsebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 dinyatakan secara tertulis
dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat
rangkap 3 dan masing-masing pihak
mendapatkan satu yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama
27 Menurut pasal 38 tuntutan ingkar terhadap seorang arbiter tidak dapat diajukan perlawanan
apabila terbukti
a. Adanya hubungan kekeluargaan
b. Adanya hubungan kerja dengan salah satu pihak
c. Adanya hubungan kerja dengan kuasanya
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 38UU No.2 Tahun 2004
Putusan pengadilan negeri mengenai
tuntutan ingkar tidak dapat diajukan
perlawanan
28 Menurut pasal 52 terhadap putusan arbitrase, salah satu pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak ditetapkan
putusan arbiter, apabila putusan diduga mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Surat atau dokumen yang
diajukan dalam pemeriksaan
Jawaban D
Pasal 52 UU No.2 Tahun 2004
Terhadap putusan arbitrase, salah satu
pihak dapat mengajukan permohonan
pembatalan kepada Mahkamah Agung
dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari sejak ditetapkan putusan arbiter,
apabila putusan diduga mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Surat atau dokumen yang
dinyatakan palsu
b. Disembunyikan pihak lawan
c. Tipu muslihat
d. Semua benar
diajukan dalam pemeriksaan
dinyatakan palsu
b. Setelah putusan diambil
ditemukan dokumen yang
bersifat menentukan yang
disembunyikan pihak lawan
c. Putusan diambil dari tipu
muslihat yang dilakukan oleh
salah satu pihak dalam
pemeriksaan perselisihan
d. Putusan melampaui kekuasaan
arbiter hubungan industrial atau
e. Putusan bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan
29 Perselisihan hubungan industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui arbitrase tidak
dapat diajukan ke pengadilan hubungan industrial, diatur dalam
a. Pasal 53
b. Pasal 55
c. Pasal 81
d. Pasal 113
Jawaban A
Pasal 53 UU No.2 Tahun 2004
Perselisihan hubungan industrial yang
sedang atau telah diselesaikan melalui
arbitrase tidak dapat diajukan ke
pengadilan hubungan industrial
30 Menurut pasal 89 pemeriksaan dengan acara biasa dalam waktu selambat-lambatnya…..hari
kerja sejak penetapan majelis hakim harus sudah melakukan sidang pertama
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 3 hari
d. 30 hari
Jawaban A
Pasal 89 UU No.2 Tahun 2004
Dalam jangka waktu selambatlambatnya
7 (tujuh) hari kerja sejak
penetapan Majelis Hakim, maka ketua
Majelis Hakim harus sudah melakukan
sidang pertama
31 Menurut pasal 99 pemeriksaan dengan acara cepat tenggang waktu untuk jawaban dan
pembuktian tidak melebihi
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 3 hari
d. 30 hari
Jawaban B
Pasal 99(2) UU No.2 Tahun 2004
Tenggang waktu untuk jawaban dan
pembuktian kedua belah pihak masingmasing
ditentukan tidak melebihi
14(empat belas) hari kerja.
32 Putusan pengadilan hubungan industrial ditandatangani oleh hakim,hakim ad hoc dan panitera
pengganti diatur dalam
a. Pasal 103
b. Pasal 104
c. Pasal 106
d. Pasal 109
Jawaban B
Pasal 104 UU No.2 Tahun 2004
Putusan Pengadilan Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud
dalam pasal 103 ditandatangani oleh
hakim, hakim ad hoc dan panitera
pengganti
33 Sidang sah apabila dilakukan oleh Majelis Hakim sebagaimana dimaksud dalam pasal 88 ayat
1 diatur dalam
a. Pasal 92
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban A
Pasal 92 UU No.2 Tahun 2004
Sidang sah apabila dilakukan oleh
Majelis Hakim sebagaimana dimaksud
dalam pasal 88 ayat 1
34 Sidang majelis hakim terbuka untuk umum, kecuali Majelis hakim menetapkan lain diatur
dalam
a. Pasal 92
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban B
Pasal 95 UU No.2 Tahun 2004
Sidang Majelis Hakim Terbuka untuk
umum, kecuali Majelis Hakim
menetapkan lain
35 Dalam hal selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung dan putusan sela tidak juga
dilaksanakan
oleh pengusaha, hakim ketua sidang memerintahkan sita jaminan diatur dalam
a. Pasal 92
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban C
Pasal 96(3) UU No.2 Tahun 2004
Dalam hal selama pemeriksaan
sengketa masih berlangsung dan
putusan sela sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 tidak juga dilaksanakan
oleh pengusaha, hakim ketua sidang
memerintahkan sita jaminan dalam
sebuah penetapan pengadilan
hubungan industrial.
36 Menurut pasal 72 Tata cara pengangkatan, dan pemberhentian hakim adhoc diatur dalam
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden
Jawaban B
Pasal 72 UU No.2 Tahun 2004
Tata cara pengangkatan,
pemberhentian dengan hormat,
pemberhentian dengan tidak hormat,
dan pemberhentian sementara Hakim
Ad Hoc sebagaimana dimaksud dalam
pasal 67, pasal 68, dan pasal 69 diatur
dengan Peraturan Pemerintah
37 Tunjangan dan hak-hak lainya bagi hakim adhoc diatur dalam
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden
Jawaban D
Pasal 73 UU No.2 Tahun 2004
Tunjangan dan hak-hak lainnya bagi
Hakim Addhoc Pengadilan Hubungan
Industrial diatur dengan Keputusan
Presiden
38 Menurut pasal 61 Hakim pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri diangkat dan
diberhentikan berdasarkan
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Mahkamah Agung
d. Keputusan Presiden
Jawaban C
Pasal 61 UU No.2 Tahun 2004
Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri diangkat dan
diberhentikan berdasarkan Keputusan
Ketua Mahkamah Agung
39 Menurut pasal 63 Hakim adhoc pengadilan hubungan industrial diangkat dengan
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Mahkamah Agung
d. Keputusan Presiden
Jawaban D
Pasal 63(1) UUNo.2 Tahun 2004
Hakim Ad hoc Pengadilan Hubungan
Industrial diangkat dengan Keputusan
Presiden atas usul Ketua Mahkamah
Agung
40 Menurut pasal 28 Tata cara pendaftaran calon, pengangkatan konsiliator diatur
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden
Jawaban C
Pasal 28 UUNo.2 Tahun 2004
Tata cara pendaftaran calon,
pengangkatan, dan pencabutan
legitimasi konsiliator serta tata kerja
konsiliator serta tata kerja konsiliasi
diatur dengan keputusan menteri
Diposkan oleh Taufiq Nugroho,SH di 00.10
Label: Hukum

1 komentar:

Anonim mengatakan...

maksih atas bantuanya....

12 April 2011 22.00

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Latar Belakang
Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab memiliki peran
dan fungsi yang penting di samping lembaga peradilan dan instansi penegak hukum seperti
kepolisian dan kejaksaan. Melalui jasa hukum yang diberikan, Advokat menjalankan tugas
profesinya demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari
keadilan, termasuk usaha untuk memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak
fundamental mereka di depan hukum. Advokat sebagai salah satu pilar dalam menegakkan
supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlibat di jalur profesi di luar pengadilan.
Kebutuhan jasa hukum Advokat di luar proses peradilan pada saat sekarang semakin meningkat,
sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam
memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antarbangsa. Melalui pemberian
jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang, profesi Advokat
ikut memberi sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat serta pembaruan hukum
nasional khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan, termasuk dalam penyelesaian sengketa
di luar pengadilan.
Advokat sebagai salah satu pilar penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia merupakan
salah satu unsur sistem peradilan. Advokat memiliki peran, tugas dan fungsi yang demikian luas
dalam memberikan jasa profesional mereka kepada masyarakat. Advokat adalah orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Jasa
hukum yang diberikan Advokat berupa konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan
hukum klien baik orang, badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari
Advokat.

Syarat menjadi Advokat


1. Warga Negara Republik Indonesia
2. Bertempat tinggal di Indonesia
3. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
4. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun
5. Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
6. Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
7. Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor Advokat.
8. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.

Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)


Dalam rangka menyiapkan advokat yang profesional dan memiliki kompetensi di bidang hukum
maka sesuai dengan amanat UU Nomor 18 Tahun 2003 setiap calon advokat wajib mengikuti
pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat.
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, mengamanatkan bahwa salah satu
syarat menjadi Advokat adalah dengan mengikuti pendidikan khusus profesi advokat dan lulus
ujian advokat.
Dengan mempertimbangkan bahwa saat ini organisasi advokat bukan lembaga penyelenggara
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, maka salah satu Organisasi Pendiri PERADI bersama dengan lembaga penyelenggara
pendidikan dapat menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA).
Organisasi Pendiri tersebut adalah delapan organisasi advokat yang menjadi pendiri PERADI,
yaitu Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat
Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat
Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan
Hukum Pasar Modal (HKHPM), dan Asosiasi Pengacara Syari’ah Indonesia (APSI).

Format Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)


1. PKPA dilaksanakan dengan masa studi 60 jam;
2. Pada masa akhir studi dilakukan evaluasi untuk menilai apakah peserta didik memenuhi syarat
untuk mengikuti Ujian Profesi Advokat;
3. Bagi yang memenuhi syarat akan diberikan sertifikat dengan status berhak mengikuti ujian
profesi advokat;

Kurikulum Pendidikan Khusus Profesi Advokat

I. Materi Dasar
1. Fungsi dan Peran Organisasi Advokat
1.1. Sejarah dan bentuk-bentuk organisasi advokat di Indonesia;
1.2. Fungsi advokat dalam bantuan hukum:
a. pelaksana hak konstitusional
b. sebagai jembatan
c. standarisasi fungsi dan peran penegakan hukum yang dijalankan advokat
2. Sistem Peradilan Indonesia 1
2.1. Lingkup Peradilan di Indonesia:
a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Tata Usaha Negara (TUN)
d. Peradilan Militer
e. Peradilan Khusus
1) Peradilan Niaga
2) Peradilan Anak
3) Peradilan Hak Asasi Manusia (HAM)
4) Peradilan Pajak
5) Peradilan Perikanan
6) Peradilan Tindak Pisana Korupsi (Tipikor)
2.2. Asas-asas dan kaidah-kadiah hukum
2.3. Metode penemuan hukum
3. Kode Etik Profesi Advokat
3.1. Substansi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
3.2. Kode Etik Advokat Indonesia:
a. Kepribadian advokat
b. Hubungan advokat dengan klien
c. Hubungan advokat dengan teman sejawat
d. Cara bertindak menganani perkara
e. Ketentuan tentang kode etik dan pelaksanaannya
3.3. Dewan Kehormatan Advokat:
a. Ketentuan umum
b. Pengaduan dan tatacara pengaduan
c. Prosedur pemeriksaan tingkat pertama oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
d. Prosedur Pemeriksaan tingkat banding oleh Dewan Kehormatan Pusat
e. Cara pengambilan keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dan Dewan
Kehormatan Pusat
f. Sanksi-sanksi terhadap pelanggaraan Kode Etik Advokat Indonesia oleh advokat
g. Cara penyampaian salinan putusan
3.4. Contoh-contoh kasus

II. Materi Hukum Acara (Litigasi)


1. Hukum Acara Pidana
(Catatan: Metode pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
1.1. Surat panggilan
1.2. Surat kuasa penyidikan
1.3. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi tersangka
1.4. Surat penangguhan penahanan (dalam hal klien akan ditahan)
(dengan kemungkinan adanya pra-peradilan)
1.5. Acara persidangan di pengadilan negeri:
a. Surat kuasa
b. Panggilan sidang
c. Pembacaan dakwaan
d. Eksepsi
e. Acara pemeriksaan:
1) Formalitas persidangan
2) Tahapan acara pemeriksaan di pengadilan
3) Cara mengajukan keberatan
4) Mencatat pemeriksaan saksi dan saksi ahli
f. Pembacaan tuntutan
g. Pledoi
h. Replik (oleh jaksa)
i. Duplik (oleh terdakwa atau kuasa)
j. Acara pembacaan putusan
k. Pengambilan putusan
l. Menyatakan banding
1.6. Tingkat Banding
• Memori banding
• Kontra memori banding
1.7. Tingkat Kasasi
• Memori kasasi
• Kontra memori kasasi
1.8. Peninjauan Kembali:
• Akta peninjauan kembali
1.9. Contoh-contoh kasus
2. Hukum Acara Perdata
(Catatan: Metode Pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
2.1. Surat kuasa
2.2. Macam-macam gugatan: gugatan perdata biasa, gugatan class action/perwakilan, gugatan
legal standing, gugatan citizen law suit.
2.3. Mediasi
2.4. Persidangan (dalam hal perdamaian tidak tercapai) dengan kemungkinan tergugat tidak
hadir:
a. Sidang tanpa kehadiran tergugat
b. Pembuatan akta bukti dan acara pembuktian
c. Putusan verstek
d. Upaya verzet
2.5. Persidangan dengan dihadiri para pihak:
a. Jawaban tergugat (termasuk kemungkinan eksepsi)
b. Replik
c. Duplik
d. Pembuktian, termasuk: pembuatan akta bukti, cara mencatat keterangan saksi
e. Kesimpulan
f. Pembacaan putusan
g. Pengambilan putusan
h. Menyatakan banding
2.6. Tingkat Banding (upaya hukum dan prosedur pengajuannya)
a. Memori banding
b. Kontra memori banding
2.7. Tingkat Kasasi
a. Memori kasasi
b. Kontra memori kasasi
2.8. Peninjauan Kembali
• Akta peninjauan kembali
2.9. Contoh-contoh kasus
3. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
(Catatan: Metode Pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
3.1. Surat kuasa
3.2. Gugatan
3.3. Pemeriksaan persiapan dan perbaikan gugatan
3.4. Panggilan sidang
3.5. Acara sidang (tingkat pertama)
(Penundaan surat keputusan yang digugat jika permohonan dikabulkan)
a. Jawaban
b. Replik
c. Duplik
d. Acara pembuktian (termasuk pembuatan akta bukti)
e. Kesimpulan
f. Pembacaan putusan
g. Pengambilan putusan
h. Pernyataan banding
3.6. Tingkat Banding
a. Memori banding
b. Kontra memori banding
3.7. Tingkat Kasasi
a. Memori kasasi
b. Kontra memori kasasi
3.8. Contoh-contoh kasus
4. Hukum Acara Peradilan Agama
4.1. Ruang lingkup pengadilan agama
4.2. Dasar hukum
4.3. Kompetensi pengadilan agama
4.4. Prosedur dan mekanisme berperkara di pengadilan agama
4.5. Produk-produk pengadilan agama: putusan dan penetapan
4.6. Contoh-contoh kasus
5. Hukum Acara Mahkamah Kontitusi
5.1. Ruang lingkup kewenangan Mahkamah Konstitusi
5.2. Pengertian hak uji materiil dan formil
5.3. Perbedaan pengujian yang dilakukan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung
5.4. Para pihak dan obyek sengketa di Mahkamah Konstitusi
5.5. Prosedur beracara di Mahkamah Konstitusi
5.6. Format permohonan
5.7. Sifat putusan Mahkamah Konstitusi
5.8. Contoh-contoh kasus
6. Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial
6.1. Pengertian dan jenis-jenis perselisihan hubungan industrial
6.2. Hak-hak normatif pekerja:
a. Hak bersifat ekonomis
b. Hak bersifat politis
c. Hak bersifat medis
d. Hak bersifat sosial
6.3. Kedudukan dan kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial
6.4. Mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial menurut Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
6.5. Serikat Pekerja
6.6. Cara penyusunan kesepakatan kerja bersama
6.7. Contoh-contoh kasus
7. Hukum Acara Pesaingan Usaha
7.1. Pemahaman terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Persaingan Usaha
Tidak Sehat
7.2. Dunia Usaha dan Persaingan Tidak Sehat
7.3. Penentuan dan bentuk larangan (rule of reason dan per se-illegal)
7.4. Prinsip dan substansi larangan persaingan tidak sehat menurut UU Nomor 5 Tahun 1999:
a. Perjanjian yang dilarang
b. Kegiatan yang dilarang
c. Penyalahgunaan posisi dominan
7.5. Penggabungan (merger), konsolidasi, dan pengambilalihan (acqusition)
7.6. Tugas dan kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
7.7. Prosedur penanganan laporan di KPPU
7.8. Mekanisme penyelesaian persaingan usaha tidak sehat melalui KPPU
7.9. Sifat putusan KPPU dan upaya hukumnya
7.10. Contoh-contoh kasus
8. Hukum Acara Arbitrase dan Alternative Dispute Resolution (ADR)
(Catatan: Metode Pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
8.1. Surat kuasa
8.2. Pendaftaran gugatan
8.3. Penunjukan/pencalonan arbiter
8.4. Pemberitahuan kepada pihak lawan oleh sekretariat Badan Arbtrase Nasional Indonesia
(BANI)/Badan Arbitrase ad-hoc
8.5. Jawaban lawan dan penunjukan arbiter
8.6. Penunjukan arbiter ketua oleh para arbiter melalui BANI, sekaligus pemberitahuan biaya
arbiter kepada para pihak.
8.7. Acara mediasi:
- jika tercapai perdamaian, dibuat akta perdamaian
- jika perdamaian tidak selesai dilanjutkan acara arbitrase
8.8. Replik
8.9. Duplik
8.10. Pembuktian
8.11. Kesimpulan
8.12. Putusan
8.13. Pendaftaran putusan di pengadilan negeri
8.14. Eksekusi
Catatan:
Terbuka kemungkinan putusan arbitrase digugat melalui pengadilan negeri. Dalam hal demikian
terjadi, berlaku prosedur acara perdata umum.
9. Hukum Acara Pengadilan HAM
(Catatan: Metode Pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
9.1. Tugas dan wewenang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM)
9.2. Dasar Hukum Pengadilan HAM
9.3. Mekanisme penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat:
a. Tetap/permanen
b. Ad-hoc
9.4. Proses beracara pada Pengadilan HAM:
9.5. Perlindungan korban
9.6. Tatacara pemberian kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi terhadap korban pelanggaran
HAM yang berat (menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002)
9.7. Aspek-aspek pemulihan efektif bagi para korban
9.8. Hak-hak korban
9.9. Contoh-contoh kasus
10 Hukum Acara Pengadilan Niaga
(Catatan: Metode Pengajaran bersifat terapan, yaitu dengan bedah kasus tertentu)
10.1. Tugas dan wewenang Pengadilan Niaga
10.2. Dasar Hukum Pengadilan Niaga
10.3. Mekanisme beracara di Pengadilan Niaga:
a. Perkara kepailitan
b. Perkara Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
10.4. Hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam penyelesaian perkara di Pengadilan Niaga
10.5. Contoh-contoh kasus

III. Materi Non-Litigasi


1. Perancangan dan Analisa Kontrak
1.1. Pengertian, syarat, dan asas-asas kontrak bisnis
1.2. Bentuk-bentuk kontrak bisnis
1.3. Tahapan pembuatan kontrak
1.4. Anatomi kontrak
1.5. Klausula kontrak yang spesifik
1.6. Penyelesaian permasalahan dalam kontrak
1.7. Contoh-contoh dalam kontrak
2. Pendapat hukum (legal opinion) dan Uji Kepatutan dari Segi Hukum (legal due diligence)
2.1. Pengertian pendapat hukum dan uji kepatutan dari segi hukum
2.2. Ruang lingkup pendapat hukum dan uji kepatutan dari segi hukum
2.3. Prosedur dan mekanisme pembuatan pendapat hukum
2.4. Prosedur dan mekanisme pelaksanaan uji kepatutan dari segi hukum (termasuk obyek yang
diperiksa )
2.5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pendapat hukum dan pelaksanaan uji
kepatutan dari segi hukum
2.6. Format dan contoh dari dokumen pendapat hukum dan dokumen uji kepatutan dari segi
hukum
3. Organisasi Perusahaan, termasuk penggabungan (merger) dan pengambilalihan (acquisition)
3.1. Ruang lingkup aspek hukum korporasi
3.2. Prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Firma (Fa), Persekutuan
Comanditer (CV), Perusahaan Dagang (PD), koperasi, Yayasan, dan Perkumpulan
3.3. Dokumen-dokumen dasar korporasi
a. Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri
• Akta pendirian
• Surat keterangan domisili hukum
• Surat pendaftaran pajak
• Surat keterangan telah berbadan hukum dari Departemen Hukum dan HAM
• Surat izin usaha
• Tanda daftar perusahaan
b. Perusahaan Penanaman Modal Asing
• Letter of commitments
• Memo Kesepakatan (memorandum of understanding)
• Joint venture agreement
• Akta pendirian
• Letter of approval of location of land
• Letter of approval for investment
• Letter of ratification
• Surat keterangan domisili hukum
• Surat pendaftaran pajak
• Surat izin usaha
• Tanda daftar perusahaan
3.4.Prosedur penunjukan penjabat korporasi dan tugas-tugas dan pertanggungjawabannya
3.5. Pengertian penggabungan (merger) dan pengambilalihan (acquisition)
3.6. Prosedur dan permasalahan dalam penggabungan (merger) dan pengambilalihan
(acquisition)
3.7. Contoh-contoh kasus

IV. Materi Pendukung (Keterampilan Hukum)


1. Teknik Wawancara dengan Klien
Pengertian wawancara
1.1. Tujuan wawancara
1.2. Tempat wawancara
1.3. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk wawancara
1.4. Struktur wawancara
a. Pembukaan: menanyakan identitas klien
b. Materi utama wawancara (pokok)
1.5. Tehnik bertanya
1.6. Tehnik mendengar
1.7. Menanggapi pertanyaan dari klien
2. Penelusuran Hukum dan Dokumentasi Hukum
2.1. Hierarki perundang-undangan di Indonesia
2.2. Tehnik dan metode penelusuran dokumen hukum
a. secara manual
b. melalui internet
2.3. Tujuan penelusuran dokumen hukum
2.4. Sumber-sumber hukum
2.5. Rancangan dokumen hukum dalam rangka litigasi (surat kuasa, somasi, gugatan, eksepsi,
replik, duplik, dokumentasi bukti-bukti, kesimpulan, banding, kasasi, dan peninjauan kembali)
2.6. Contoh-contoh kasus
3. Argumentasi Hukum (legal reasoning)
3.1. Pengertian dan hakikat argumentasi hukum
3.2. Logika dan argumentasi hukum:
a. kesalahpahaman terhadap peran logika
b. Kesesatan (falacy)
c. Kekhususan logika hukum
3.3. Langkah-langkah masalah hukum:
a. Sruktur argumentasi hukum: lapisan logika, dialektik, prosedur atau hukum acara
b. Langkah-langkah analisa hukum:
1) pengumpulan data
2) klasifikasi dan identifikasi permasalahan
3) penemuan hukum
4) penerapan hukum
3.4. Contoh-contoh kasus

Biaya Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)


Biaya: Rp 3.000.000,00 – Rp 5.000.000,00

Minimum Kehadiran PKPA


Kehadiran sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) dari seluruh sesi PKPA. Peserta
yang memenuhi ketentuan kehadiran tersebut berhak mendapatkan sertifikat PKPA yang
dikeluarkan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI).

Daftar Penyelenggara Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)

Sumatera Utara

DPD IPHI Medan dan Universitas Dharmawangsa


Jl. K.L. Yos Sudarso No. 224 Medan
Telp: 061-6613783, Fax: 061-6615190
Jl. A. Yani VII No. 27 AB Medan 20111
Telp: 061-4516515, Fax: 061-4516515
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPC AAI Medan dan Fakultas Hukum Universitas Darma Agung


Jl. DR. T. D. Pardede No. 21 Medan
Telp: 061-4535613, Fax: 061-4535613
Jl. Multatuli komplek pertokoan, Taman Multatuli Indah Blok B No. 41 Medan
Telp: 061-4554625, Fax: 061-4536530
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPD IPHI Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen
Jl. Dr. Sutomo No. 4-A Medan
Telp: 061-4522922, Fax: 061-4571426
Jl. A. Yani VII No. 27 AB Medan 20111
Telp: (061) 4516515, Fax: (061) 4516515
Biaya: Rp 3.000.000,00

Riau

DPC AAI Pekanbaru dan Fakultas Hukum Universitas Islam Riau


Jl. Kaharuddin Nasution No. 113, Perhentian Marpuyan, Kec. Bukit Raya Kota Pekanbaru –
Riau
Telp: 0761-72126, Fax: 0761-72126
Biaya: Rp3.500.000,00
Bengkulu

DPD SPI Bengkulu dan Fakultas Hukum Hazairin Bengkulu


Jl. Ahmad Yani Bengkulu
Telp: 0734-342402, Fax: 0734-342402
Biaya: Rp3.500.000,00

Sumatera Selatan

DPC AAI Palembang dan Lembaga Pendidikan Hukum Indonesia Palembang


GRAHA HUKUM INDONESIA
Jl. Demang Lebar Daun No.08-H.30137.
Telp: 0711-444885, Fax: 0711-444885
Biaya Kelas Reguler: Rp.3.000.000,
Biaya Kelas Akhir Pekan: Rp.3.500.000,

Lampung

DPD SPI Lampung dan Fakultas Hukum Universitas Lampung


Jl. Anggrek No.19, Rawa Laut, Tanjungkarang Timur, Kota Bandar Lampung 35127.
Telp: 0721-256801, Fax: 0721-256801
Biaya: Rp3.000.000,00

DPC AAI Bandar Lampung dan Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung
Jl. Rasuna Said No. 9-A Bandar Lampung 35214
Telp: 0721-471560, Fax: 0721-471560
Biaya : Rp3.000.000,00

Jakarta

AKHI dan HKHPM dan Lembaga Manajemen, Keuangan dan Akuntansi Pasar Modal
LMKA Pasar Modal, Kampus Badan Diklat Keungan Depkeu
Jl. Purnawarman No. 99 Kebayoran Jakarta Selatan 12110
Telp: 021-7221901, Fax: 021-7257674
Biaya Pendidikan: Rp 5.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 100.000,00
Email : info@lmkapm.comWebsite : http://www.lmkapm.com/

DPP IPHI dan Center For Constitution, Human Rights, Economics, Intercultural, and Social
Studies (CCHREICSS) Indonesia
Jl. R. P. Soeroso (d/h Gondangdia Lama) No. 40 Menteng, Jakarta Pusat
Telp: 021-3916383, Fax: 021-3916392
Biaya: Rp 5.000.000,00

DPP HAPI dan CS Education Center


Jl. Aipda KS Tubun No. 132b & 134 Jakarta Barat 11410
Telp: 021-5362610, Fax: 021-5483134
Biaya: Rp 4.000.000,00

DPC IKADIN Jakarta Barat dan Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta
Gedung H Jl. Kyai Tapa Grogol Jakarta Barat
Telp: 021-5663232, Fax: 021-5637014
Biaya: Rp 5.000.000,00

DPP IKADIN dan Program Pascasarjana Universitas Jayabaya


Jl. Pulomas Selatan Kav. 23 By Pass Jakarta 13210
Telp: 021-4700906, Fax: 021-4700906
Biaya untuk Umum: Rp 4.500.000,00
Biaya untuk Alumni: Rp 4.000.000,00

DPP HAPI dan Lembaga Pendidikan Hukum dan Manajemen M. Mahendradatta Jakarta
R.S. Fatmawati No. 22 FG, Cipete Selatan Jakarta 12410
Telp: 021-7503995, Fax: 021-7657225
Biaya: Rp 4.000.000,00

DPP IKADIN dan Fakultas Hukum Universitas Borobudur


Jl. Raya Kalimalang No. 1 Jakarta
Telp: 021-8613877, Fax: 021-8613872
Biaya: Rp 4.500.000,00

DPP IKADIN dan Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul


Jl. Terusan Arjuna, tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11470
Telp: 021-5674223, Fax: 021-5674248
Website: http://www.indonusa.ac.id/
Biaya Pendidikan: Rp 4.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 150.000,00

AKHI dan HKHPM dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya


Gedung I. J. Kasimo, Lantai 3 Jl. Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930
Telp: 021-5703306, Fax: 021-5708970
Biaya: Rp 5.000.000,00

DPC IKADIN Bekasi dan Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun


Jl. Pemuda I Kav. 97 Rawamangun Jakarta Timur
Telp: 021-4702564, Fax: 021-4702564
Biaya: Rp 4.000.000,00

DPP IKADIN dan FHP Education of Law


Menara Karya Lt. 28 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X- 5 Kav. 1-2 Jakarta Selatan
Telp: 021-57895943, Satria: 0856-91346646, Fax: 021-57895888
Website: www.fhpedulaw.com
Biaya: Rp4.000.000,00

Yan Apul & Founners


Jl. H. Agus Salim 57 Jakarta Pusat
Telp: 021-3915938, (021) 31931626, Fax: 021-3915930
Biaya: Rp 4.500.000,00

DPP IKADIN dan Pusat Penunjang Profesi Hukum (”P3H”)


Jl. A.M. Sangaji No. 29 Jakarta Pusat 10130
Telp: 021-30027010, 021-6332322, Fax: 021-30027015, 021-6332322
Biaya: Rp 4.000.000,00

DPP IKADIN dan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia


Jl. Diponegoro No. 82-86 Jakarta Pusat
Telp: 021-3904464, Fax: 021-3904462
Biaya: Rp 5.000.000,00

DPP AAI dan Program Pasca Sarjana Universitas Pelita Harapan


Wisma Slipi Lt. 4 Jl. Let Jenderal S. Parman Kav. 12 Jakarta
Telp: 021-5359488, Fax: 021-5326177
Biaya: Rp5.000.000,00

DPC IKADIN Bekasi dan Lembaga Pendidikan Advokat IKADIN Bekasi


Komplek Ruko Sentra Niaga Bekasi
Telp: 021-8849697, Fax: 021-8849697
Biaya: Rp3.500.000,00

DPP IKADIN dan Lembaga Pendidikan Hukum Jakarta Study Center


Jl. Biak No. 1A – Roxy Jakarta Pusat
Telp: 021-6330056, Fax: 021-6330058
Biaya: Rp 5.000.000,00

DPW APSI DKI Jakarta dan Fakultas Syari’ah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gedung Fakultas Syari’ah dan Hukum Lt. 5
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang
Telp: 021-93849337, Fax: 021-72790305
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPD SPI DKI Jakarta dan Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular
Jl. Pemuda Kav. 721 Jakarta Timur 13000
Telp: 021-47868906, Fax: 021-47862909
Biaya: Rp 4.500.000,00

Asosiasi Penasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia


Jl. Raya Pasar Minggu No. 1B Km. 17,7 Lt. 3 Jakarta 12740
Telp: 021-7942155, Fax: 021-7942155
Biaya: Rp 4.000.000,00

Jawa Barat

DPP IPHI dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon


Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132
Telp: 0231-481264, Fax: 0231-481264
Biaya Kelas Reguler: Rp 3.500.000,00
Biaya Kelas Eksekutif: Rp 4.000.000,00

DPC AAI Cirebon dan LSHAM Cirebon dan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945
Cirebon
Jl. Perjuangan No. 17 By Pass P.O. BOX 120 Cirebon
Telp: 0231-481945, Fax: 0231-485345
Biaya: Rp.3.000.000,00

Jawa Tengah

DPD IPHI Jawa Tengah dan Fakultas Hukum Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis Bae P.O. BOX 53 Kudus 59301
Telp: 0291-438229, Fax: 0291-431515
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPP IKADIN dan Lembaga Pendidikan Advokat Fiducea


Jl. Trisula No. 11 Kauman Surakarta 57112
Telp: 0271-634744, Fax: 0271-634744
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPD IPHI Jawa Tengah dan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Jl. Pemuda No. 70 Semarang
Telp: 024-3546280, Fax: 024-8446280
Biaya: Rp 3.000.000,00

DPP IKADIN dan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro


Jl. Imam Bardjo SH No. 1-3 Semarang
Telp: 024-8316870, Fax: 024-8316870
Biaya: Rp 3.000.000,00

DPC AAI dan Program Magister Hukum Universitas Diponegoro Semarang


Jl. Hayam Wuruk 5 Lt. 2 Semarang
Telp: 024-8310885, Fax: 024-8310885
Website: www.undiplaw.com
Jl. Sumbawa No. 5 Semarang
Telp: 024-8414845, Fax: 024-8414845
Biaya Pendidikan: Rp3.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 100.000,00

Jawa Timur

DPC AAI Malang Malang dan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya


Jl. Mayjen Haryono 169 Malang
Telp: 0341-553898, Fax: 0341-566505
Biaya: Rp4.000.000,00

DPC IPHI Malang dan Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan


Jl. S. Supriadi Malang
Telp: 0341-801488, Fax: 0341-801488
Biaya: Rp3.000.000,00

DPC IKADIN Surabaya dan Fakultas Hukum Universitas Airlangga


Sekretariat Magister Hukum Unair – Gedung B
Jl. Darmawangsa Dalam Surabaya
Telp: 031-5023151 Ext. 140, 031-5022787
email: mh.fhunair@yahoo.com
Contact Person:
Sapta Aprilianto, S.H., M.H. (081332020228 / 031-70443004)
Faizal Kurniawan (031-70898827)
Biaya Pendidikan: Rp 4.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 200.000,00
Pembayaran tunai atau transfer ke rekening: 0148252315 BNI Cab. Unair
a.n. Didik Endro Purwoleksono

DPP HAPI dan Pendidikan dan Manajemen Mahendradatta


Jl. Karimata No. 6 Rt. 14 Rw. 03 Kelurahan Gubeng Kec. Gubeng Surabaya
Telp: 031-75163024, Fax: 021-7657225
Biaya: Rp 3.500.000,00

Fakultas Hukum Universitas Merdeka


Jl. Raya Dieng No. 62 Malang
Telp: 0341-580161, Fax: 0341-564994
Biaya: Rp 3.500.000,00

DPC AAI Surabaya dan Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Surabaya


Jl. Semolowaru 45 Surabaya
Telp: 031-5926014, Fax: 031-5926014
Jl. Walikota Mustajab No. 33 Surabaya
Telp: 031-5321270, Fax: 031-5463947
Biaya: Rp 4.000.000,00

DPC AAI Sidoarjo dan Fakultas Hukum Universitas Surabaya


Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya
Telp: 031-2981121, 2981125, 2981122
Fax: 031-2981121
Biaya Pendidikan: Rp 4.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 500.000,00

Yogyakarta

DPP IKADIN dan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia


Jl. Taman Siswa No. 158 Yogyakarta
Telp: 0274-379178, Fax: 0274-520662
Biaya: Rp 3.500.000,00

Kalimantan Selatan

Universitas Lambung Mangkurat


Jl. Brigjen H. Hasan Basry (Kayu Tangi) Banjarmasin
Telp: 0511-3305648, Fax: 0511-3305648
Biaya: Rp 4.000.000,00

Sulawesi Utara

DPD IPHI Sulawesi Utara dan fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Diponegoro No. 84 Mahakeret Barat Kota Manado
Telp: 0431-3332925
Biaya: Rp3.000.000,00

Maluku

DPD HAPI Propinsi Maluku dan CS Education Center Cabang Kota Ambon
Jl. Yan Paays No. 6 Kota Ambon
Telp: 0911-342754, Fax: 0911-342754
Jl. Aipda K. S. Tubun No. 132b / 134 Jakarta 11410
Telp: 021-5362610, Fax: 021-5483134
Biaya: Rp3.000.000,00

PKPA PERADI & DPC IKADIN SURABAYA & FAKULTAS HUKUM UNAIR

Dengan pertimbangan bahwa saat ini organisasi advokat bukan lembaga penyelenggara
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, maka IKADIN sebagai salah satu pendiri PERADI dan Fakultas Hukum Universitas
Airlangga sebagai lembaga yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan hukum
bekerjasamadengan PERADI akan menyelenggarakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat
(PKPA).
Persyaratan Mengikuti PKPA
1. Menyerahkan pas foto berwarna 4 x 6 cm sebanyak 5 lembar;
2. Sarjana Hukum atau sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dari perguruan
tinggi yang terakreditasi (PTIK, Syariah, STIH, dll);
3. Menyerahkan fotokopi ijazah Sarjana Hukum yang dilegalisir oleh instansi pendidikan yang
bersangkutan (3 lembar);
4. Menyerahkan transkrip akademik yang dilegalisir oleh instansi pendidikan yang bersangkutan
(3 lembar).

Biaya PKPA
Biaya Pendidikan / PKPA: RP 4.000.000,00
Biaya Pendaftaran: Rp 200.000,00
Pembayaran tunai atau
transfer ke Rekening: 0148252315
BNI Cab. Unair a.n. Didik Endro Purwoleksono

Waktu Pendaftaran
Angkatan II Tahun 2008: 9 Juni – 25 Juli 2008
Hari Senin – Jumat, Pukul 09.00 – 15.00

Tempat Pendaftaran
Sekretariat Magister Hukum Unair – Gedung B
Jl. Darmawangsa Dalam Surabaya
Telp: 031-5023151 Ext. 140, 031-5022787
email: mh.fhunair@yahoo.com
Contact Person:
Sapta Aprilianto, S.H., M.H. (081332020228 / 031-70443004)
Faizal Kurniawan (031-70898827)

Lokasi, Waktu & Fasilitas Penyelenggaraan PKPA


* Lokasi pendidikan diselenggarakan di Kampus Fakultas Hukum Unair Gedung B – Jalan
Dharmawangsa Dalam Selatan, Surabaya.
* Proses belajar mengajar PKPA Angkatan II Tahun 2008 dilakukan tanggal 28 Juli 2008 – 16
Agustus 2008 setiap Senin s/d Jumat jam 16.30 s/d 21.30 WIB
* Bagi para peserta PKPA disediakan fasilitas laboratorium yang dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan.
* Dalam hal diperlukan dapat digunakan fasilitas video conference.

Materi dan Pengajar / Instruktur

Materi Dasar
1. Peran dan Fungsi Organisasi Advokat => Ketua DPN PERADI
2. Sistem Peradilan Indonesia => Dr. Eman Ramelan, S.H., M.S.
3. Kode Etik Profesi Advokat => Ernanto Soedarno, S.H., Suhar Adi Konstanto, S.H., M.H.,
Djoko Sumarsono, S.H., CN.
Materi Hukum Acara (Litigasi)
4. Hukum Acara Pidana => Dr. Sudirman Sinabukke, S.H., C.N., M.Hum. dan Dr. Nur Basuki
M., S.H., M.Hum.
5. Hukum Acara Perdata => Prof. Dr. Basuki Rekso Wibowo, S.H., M.S. dan Fauzi Yusuf
Hasibuan, S.H., M.Hum.
6. Hukum Acara PTUN => Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
7. Hukum Acara Peradilan Agama => Hakim Pengadilan Tinggi Agama
8. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi => Hakim Mahkamah Konstitusi
9. Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial => Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
10. Hukum Acara Persaingan Usaha => Dr. Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M.
11. Hukum Acara Arbitrase dan Alternative Dispute Resolution (ADR) => Ismed Baswedan,
S.H.
12. Hukum Acara Pengadilan HAM => R. Herlambang P.W., S.H., M.A.
13. Hukum Acara Pengadilan Niaga => Sekjen DPN PERADI

Materi Non Litigasi


14. Perancangan Analisa Kontrak => Prof. Dr. H.M. Isnaeni, S.H., M.S. dan Dr. Y. Sogar
Simamora, S.H., M.Hum.
15. Pendapat Hukum (Legal Opinion) dan Uji Kepatutan dari Segi Hukum (Legal Audit) =>
Soemarjono, S.H.
16. Organisasi Perusahaan (termasuk Merger dan Akuisisi) => Prof. Dr. Rudhi Prasetya, S.H.

Materi Pendukung
17. Teknik Wawancara dengan Klien => DPN PERADI
18. Penelusuran Hukum dan Dokumentasi Hukum => DPN PERADI
19. Argumentasi Hukum (Legal Reasoning) => Prof. Dr Philipus M. Hadjon, S.H.
20. Manajemen Kantor Advokat => Prof. Dr. M. Zaidun, S.H., M.Si.

Catatan: nama-nama pengajar / instruktur tersebut bisa berubah.

PKPA PERADI & DPC ASOSIASI ADVOKAT INDONESIA (AAI) SIDOARJO &
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA

Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) bekerjasama dengan DPC Asosiasi Advokat


Indonesia (AAI) Sidoarjo . dan Fakultas Hukum Universitas Surabaya menyelenggarakan
Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan II.

Materi
Materi Dasar
1.Fungsi dan Peran Organisasi Advokat.
2.Sistem Peradilan Indonesia.
3.Kode Etik Profesi Advokat.
Materi Hukum Acara (Litigasi)
1. Hukum Acara Pidana.
2. Hukum Acara Perdata.
3. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara.
4. Hukum Acara Peradilan Agama.
5. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.
6. Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial.
7. Hukum Acara Persaingan Usaha.
8. Hukum Acara Arbitrase dan ADR.
9. Hukum Acara Pengadilan HAM.
10. Hukum Acara Pengadilan Niaga.
Materi Non Litigasi
1. Perancangan dan analisa kontrak.
2. Pendapat hukum (legal opinion) dan uji kepatutan dari segi hukum (legal due diligence)
3. Organisasi perusahaan, termasuk penggabungan (merger) dan pengambilalihan (acquisition).

Materi Pendukung
1. Teknik wawancara dengan klien.
2. Penelusuran hukum dan dokumentasi hukum.
3. Argumentasi hukum (legal reasoning).

Tenaga Pengajar
1. Denny Kailimang, S.H., M.H.
2. Dr. Haryono, S.H., MCL
3. Dr. Sudiman Sidabukke, S.H., C.N., M.Hum.
4. Dr. Harry Purwadi, S.H., M.H.
5. Dr. Lanny Kusumawati, Dra., S.H., M.Hum.
6. Dr. Ir. Bagio Atmojo, S.H., Sp. N., M.Hum.
7. Swandy Halim, S.H., M.Si.
8. Hazanudin Nasution, S.H.
9. Agus Pramudijono, S.H., M.Hum.
10. RR Onny Anny Anggriany, S.H.
11. A. Junaidi, S.H., M.H., LL.M.
12. Daniel Djoko Tarliman, S.H., M.S.
13. Hj. Ida Sampit Karo Karo, S.H., C.N., M.H.
14. Suhariwanto, S.H., M.Hum.
15. Drs. H. Akhmad Bisri Mustaqim, M.H.
16. H. Heru Susanto, S.H., M.Hum.
17. Suhartati, S.H., M.Hum.
18. Edi Supriyanto, S.H., M.H.
19. Yohanes Limardi Soenarjo, S.H., M.H.
20. Sriwati, S.H., M.Hum.
21. Hj. Hartini Mochtar Kasran, S.H., FCBArb.
22. Sarijanto, S.H.
23. R. H. Hardjo Sumitro, S.H.

Biaya Pendaftaran dan Pendidikan


- Biaya pendidikan : Rp 4.000.000,-
- Biaya pendaftaran : Rp 500.000,-
Batas akhir pelunasan biaya pendidikan: 13 Agustus 2008
Biaya tersebut diatas sudah termasuk course kit, makan malam dan coffee break.

Persyaratan Peserta
1.Pas photo berwarna 3 x 4 cm (3 lembar).
2.Fotocopy ijazah S1 yang telah dilegalisir (2 lembar).

Tempat Pendidikan
Fakultas Hukum Universitas Surabaya
Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya
Waktu Pendidikan
Tanggal 19 Agustus 2008 s.d. 4 September 2008
Senin s.d. Jumat : 17.00 – 22.15 WIB
Sabtu : 09.00 – 14.15 WIB

Waktu Pendaftaran
Tanggal : 9 Juni 2008 s.d. 13 Agustus 2008
atau lebih awal apabila tempat sudah penuh.
Senin s.d. Jumat : 09.00 s.d. 14.00 WIB
Sabtu : 09.00 s.d. 12.00 WIB

Tempat Pendaftaran
Fakultas Hukum Universitas Surabaya
Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya
Telepon : (031) 2981121, 2981125, 2981122
Fax : (031) 2981121
Contact person:
- Tatik (031-2981121)
- Sa’diyah (031-2981125)
- Sujayen (081.2302.3056)
- Tjahjadi (081.332.089.307)
- Agus Mulyo (081.330.600.808)
- Alief Bakhtiar (081.9380.00789)

PKPA PERADI & DPC ASOSIASI ADVOKAT INDONESIA (AAI) SURABAYA &
FAKULTAS HUKUM UNTAG SURABAYA

Persyaratan
Untuk mengikuti program ini, harus melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. Fotocopy Ijasah S-1 yang dilegalisir (2 lembar);
2. Fotocopy Transkrip Nilai yg dilegalisir (2 lembar);
3. Pasphoto berwarna terbaru, 4 X 6 : 5 lembar;
4. Pasphoto berwarna 3 X 4 : 2 lembar;
5. Mengisi Formulir Pendaftaran;
6. Mengisi Surat Pernyataan;
7. Fotocopy KTP, 2 (dua) lembar.

Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan tiap peserta sebesa Rp 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah), termasuk Hand Out/
Modul dan makan/ Coffee Break, yang dapat dibayar secara bertahap (tiga tahap):
1. Tahap 1 : Rp.1.500.000,- (Pada saat pendaftaran)
2. Tahap 2 : Rp.1.250.000,- (Paling lambat 31 Mei 2008)
3. Tahap 3 : Rp.1.250.000,- (Paling lambat 22 Juni 2008)

Tempat Pelaksanaan
Program Pendidikan Khusus ini dilaksanakan di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
Jl.Semolowaru Nomor 45 Surabaya – 60119, Telp./Fax. (031) 592 6014.

Waktu Pelaksanaan
Lama Pendidikan Khusus ini adalah 2 bulan, dan dilaksanakan pada setiap hari Hari Sabtu (pk.
12.30 s/d 17.30) dan Minggu (pk. 09.00 s/d 16.30 Wib.)
Kurikulum
Setiap peserta pendidikan diwajibkan untuk mengikuti seluruh materi yang berjumlah 29 sesi (1
sesi setara dengan 120 menit), dengan rincian sebagai berikut :

Materi Dasar
1. Sistem Peradilan Indonesia (1 sesi)
2. Kode Etik Profesi Advokat (3 sesi)
3. Fungsi & Peran Organisasi Advokat (1 sesi)
Jumlah: 5 sesi

Materi Hukum Acara


1. Hukum Acara Perdata (3 sesi)
2. Hukum Acara Pidana (3 sesi)
3. Hukum Acara PTUN (1 sesi)
4. Hukum Acara Peradilan Agama (1 sesi)
5. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (1 sesi)
6. Hukum Acara Perselisihan Hubungan Industrial (PHI (1 sesi)
7. Hukum Acara Persaingan Usaha (1 sesi)
8. Hukum Acara Arbitrase & ADR (1 sesi )
9. Hukum Acara Pengadilan HAM (1 sesi )
10. Hukum Acara Pengadilan Niaga (1 sesi )
Jumlah: 14 sesi

Materi Non Litigasi


1. Perancangan & Analisis Kontrak (2 sesi)
2. Legal Opinion & Legal Due deligence (2 sesi)
3. Organisasi Perusahaan (Merger & Akuisisi) (2 sesi)
Jumlah: 6 sesi

Materi Pendukung
1. Teknik Wawancara dengan Klien (1 sesi)
2. Penelusuran & Dokumentasi Hukum (1 sesi)
3. Argumentasi Hukum (1 sesi)
Jumlah: 3 sesi

Metode Pendidikan
Materi disampaikan sesuai dengan kisi-kisi materi dengan cara :
1. Kuliah Klasikal
2. Diskusi
3. Tugas/evaluasi

Dosen atau Instruktur


Tenaga pengajar dalam program ini berasal dari berbagai kalangan, baik praktisi maupun
akademisi yang memiliki kompetensi terhadap materi yang akan disampaikan, antara lain oleh:
Prof. Dr. Eko Sugitario, S.H., C.N., M.Hum. (Akademisi)
Deny Kailimang, S.H.., M.H. (DPN P PERADI)
Hari Pontoh, S.H., LL.M. (DPN PERADI)
Dr. Harijono, S.H.,Mcl. (Mahkamah Konstitusi)
Drs.Ec.R.Basuki P., SH., MM., MBA., MH. (Ketua AAI )
Agus Pramudijono, S.H.,Hum., MBA.(Wk. Ketua AAI)
Ismed Baswedan, S.H. (Arbiter)
Drs.H. Anshoruddin, S.H., M.A. (Hakim PTA Jawa Timur)
J. Subekti, S.H., M.M. (Akademisi)
Hardi Purwanto, S.H., M.H. (Hakim PHI Surabaya)
Eppy Kai Besi, S.H., M.Hum. (Akademisi)
Djunaedi, S.H. (KPPU)
Dr. Hari Purwadi, S.H., M.H. (Advokat)
Dipo W. Hariyono, S.H., M.Hum. (Akademisi)
H. Irit Suseno, S.H., M.H. (Advokat)
M. Jufri Achmad, S.H.,M.M. (Akademisi)
Saifullah, S.H. (Hakim PTUN Surabaya)
Dr. Tjandra Sridjaja Pradjonggo, S.H., M.Hum. (Advokat)
Dr. Soetanto Soepiadhy, S.H., M.Hum. (Akademisi)
Dr. H.A. Eddy Pranjoto, W.S. S.H., MPA.
Soebagio Wirosoemarto, S.H., M.Hum. (Hakim PT)
Soewandi Halim (PERADI)
Abdul Salam, S.H., MHum. (Advokat)

Tempat Pendaftaran
Setiap hari kerja jam 09.00-14.00 di Sekretariat Fakultas Hukum Untag Surabaya
Jl. Semolowaru No. 45 Surabaya – 60119
Telp./Fax. (031) 592 6014
Contact Person : Agung 081331143165, Wiwiek 08175282747

Ujian Profesi Advokat (UPA)


Ujian Profesi Advokat (UPA) merupakan suatu langkah wajib dan salah satu syarat yang harus
ditempuh dalam proses untuk dapat diangkat menjadi Advokat oleh Perhimpunan Advokat
Indonesia (PERADI).
Calon peserta ujian Profesi Advokat adalah para sarjana yang berlatar belakang pendidikan
tinggi hukum yang telah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) dan memiliki
Sertifikat PKPA yang dikeluarkan oleh PERADI (Vide Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat).
Ujian Profesi Advokat ini diselenggarakan oleh Panitia Ujian Profesi Advokat yang ditetapkan
oleh PERADI. Kelulusan dari ujian ini dan dipenuhinya kriteria-kriteria lainnya akan digunakan
sebagai dasar bagi calon Advokat untuk dapat diangkat sebagai Advokat di Indonesia.

Biaya Ujian Profesi Advokat: Rp 700.000,00


Biaya Mengulang Ujian: Rp 500.000,00

Perkiraan Persentase Materi Ujian Profesi Advokat

Soal Pilihan Ganda


1. Peran dan Fungsi Organisasi Advokat : 10 soal
2. Kode Etik Advokat Indonesia : 20 Soal
3. Hukum Acara Perdata : 30 soal
4. Hukum Acara Pidana : 30 Soal
5. Hukum Acara Peradilan Agama : 10 Soal
6. Hukum Acara Perselisihan Hubungan Industrial : 10 Soal
7. Hukum Acara Tata Usaha Negara : 10 Soal
Total Soal: 120 soal, Waktu: 120 menit

Soal Essay
Hukum Acara Perdata atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (pilih salah satu).
Waktu: 90 menit

Kasus Posisi
Pada tanggal 1 Januari 2002, PT ABC berkedudukan di Jakarta membuat Perjanjian Kredit
dengan PT Bank XYZ (“Bank”) yang berkedudukan di Jakarta. Dalam Perjanjian Kredit tersebut
diperjanjikan bahwa Bank akan memberikan pinjaman kepada PT ABC sebesar 10 miliar rupiah
dengan jangka waktu pengembalian selama 5 tahun.
Adapun untuk kepentingan Perjanjian Kredit tersebut PT ABC memberikan jaminan berupa
sebidang tanah Hak Milik yang terletak di Jakarta yang terdaftar atas nama Andi, Direktur PT
ABC yang bertempat tinggal di Jakarta, juga diberikan jaminan lain berupa saham yang dimiliki
oleh pemegang saham PT ABC serta jaminan pribadi dari para pemegang saham PT ABC.
Bahwa pada tanggal 1 Februari 2002, Bank telah menyerahkan pinjaman sebesar 10 miliar
rupiah tersebut kepada PT ABC dan terhitung sejak 1 bulan berikutnya PT ABC berkewajiban
untuk melakukan pembayaran secara angsuran kepada Bank sebesar 250 juta rupiah per bulan.
Bahwa ternyata setelah berjalan 2,5 tahun, PT ABC mulai tidak lancar melakukan pembayaran
atas fasilitas tersebut dan bahkan pada tahun ke-3 yaitu pada bulan Februari 2005, PT ABC sama
sekali tidak melakukan pembayaran padahal PT ABC masih memiliki kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada Bank sebesar 6 miliar rupiah.
Berkenaan dengan tindakan PT ABC tersebut, maka Pihak Bank telah beberapa kali
mengirimkan surat untuk mengingatkan dan meminta PT ABC segera melakukan pembayaran.
Namun kenyataannya PT ABC tidak juga melakukan kewajibannya tersebut. Oleh karena itu
Bank berkeinginan untuk melakukan upaya hukum.

Pilih 1 dari 3 soal dibawah ini

Soal No. 1
Sehubungan dengan tindakan PT ABC yang tidak lagi melakukan kewajiban pembayarannya
kepada Bank, maka Bank hendak mengajukan gugatan perdata terhadap PT ABC dan untuk itu
Bank menunjuk saudara sebagai kuasa hukum.
Berkaitan dengan hal di atas, maka saudara diminta untuk membuat:
a. SURAT KUASA dari Bank kepada Saudara untuk mengajukan gugatan perdata.
b. Gugatan perdata terhadap PT ABC.
Beberapa fakta yang perlu saudara perhatikan adalah
* Bahwa kerugian yang dialami Bank akibat tindakan PT ABC yang tidak memenuhi
pembayaran adalah sebesar 6.000.000.000, yang meliputi hutang pokok sebesar 5 miliar rupiah
dan bunga sebesar 1 milyar rupiah.
* Bahwa untuk menjamin pembayaran kewajiban PT ABC dan supaya gugatan yang diajukan
oleh Penggugat tidak sia-sia, maka Bank ingin melakukan sita jaminan terhadap harta kekayaan
tergugat.

Soal No. 2
Jika dalam Perjanjian Kredit tertanggal 1 Januari 2002 tersebut terdapat KLAUSUL
ARBITRASE yang mensyaratkan bahwa semua sengketa yang timbul akibat Perjanjian Kredit
akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan Bank berkeinginan
untuk menyelesaikan sengketanya ke BANI. Untuk hal tersebut saudara sebagai kuasa hukum
dari Bank diminta untuk membuat:
a. SURAT KUASA dari Bank kepada saudara untuk mengajukan PERMOHONAN
ARBITRASE.
b. Permohonan Arbitrase yang ditujukan kepada BANI.

Pelaksanaan Magang untuk Calon Advokat


Satu di antara persyaratan yang harus dilalui untuk menjadi advokat adalah mengikuti magang
selama 2 (dua) tahun terus-menerus di kantor advokat.

Persyaratan Kantor Advokat yang Menerima Magang Calon Advokat


Kantor Advokat yang dapat menerima magang adalah Kantor Advokat yang memenuhi syarat-
syarat di bawah ini:
a. Didirikan oleh seorang atau lebih Advokat yang telah terdaftar dalam Buku Daftar Anggota
PERADI;
b. Tersedianya Advokat yang dapat menjadi Advokat pendamping (“Advokat Pendamping”)
untuk para Calon Advokat yang menjalankan magang;
c. Bersedia menerbitkan surat keterangan magang (“Surat Keterangan Magang” –Contoh
terlampir sebagai Lampiran 1) yang isinya menjelaskan bahwa Calon Advokat telah menjalani
magang di Kantor Advokat dan menerangkan jangka waktu magang Calon Advokat;
d. Bersedia memberikan bukti-bukti bahwa Calon Advokat telah menjalani magang di Kantor
Advokat;
e. Bersedia membuat laporan berkala tentang pelaksanaan magang untuk disampaikan ke
PERADI setiap 6 (enam) bulan dan/atau pada saat Calon Advokat berhenti melakukan magang
di Kantor Advokat yang bersangkutan.

Persyaratan Advokat Pendamping dalam Magang Calon Advokat


Advokat yang dapat menjadi Advokat Pendamping harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Terdaftar dalam Buku Daftar Anggota;
b. Telah menjadi Advokat selama sedikitnya 7 (tujuh) tahun ketika akan mulai menjadi Advokat
Pendamping;
c. Tidak sedang cuti sebagai Advokat;
d. Tidak sedang menjalani sanksi pemberhentian sementara oleh Dewan Kehormatan PERADI;
e. Tidak sedang menjalani hukuman pidana.

Persyaratan Magang untuk Calon Advokat


Calon Advokat yang hendak menjalani magang wajib mengajukan permohonan magang kepada
Kantor Advokat yang memenuhi persyaratan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia;
b. Bertempat tinggal di Indonesia;
c. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
d. Lulusan pendidikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (“UU Advokat”);
e. Telah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang diselenggarakan oleh PERADI dan
telah lulus Ujian Advokat.

Ruang Lingkup Magang Calon Advokat


* Selama masa magang (2 tahun), Calon Advokat harus membuat sedikitnya 3 (tiga) laporan
persidangan perkara pidana yang bukan merupakan perkara sumir dan 6 (enam) Laporan Sidang
perkara perdata.
* Laporan-laporan Sidang tersebut adalah laporan atas setiap sidang yang dimulai pada sidang
pertama sampai dengan adanya putusan atas masing-masing perkara dimaksud. Perkara-perkara
dimaksud tidak harus merupakan perkara-perkara yang ditangani oleh Kantor Advokat tempat
Calon Advokat melakukan magang.
* Selain ruang lingkup persidangan perkara pidana dan perkara perdata tersebut, Kantor Advokat
dapat juga memberikan pembimbingan, pelatihan, dan kesempatan praktik di bidang lainnya
kepada Calon Advokat, antara lain:
a. Berpartisipasi dalam suatu pekerjaan kasus atau proyek, baik di bidang litigasi maupun non-
litigasi;
b. Melakukan riset hukum di dalam maupun di luar Kantor Advokat;
c. Menyusun konsep, laporan tentang pekerjaan yang dilakukannya berupa memo, minuta,
korespondensi e-mail, perjanjian-perjanjian, dan dokumen hukum lainnya;
d. Menerjemahkan peraturan, memo, artikel dari bahasa Indonesia ke bahasa asing ataupun
sebaliknya; dan/atau
e. Menganalisa perjanjian atau kontrak.
* Calon Advokat tidak dibenarkan memberikan jasa hukum secara langsung kepada klien, tetapi
semata-mata mendampingi/membantu Advokat Pendamping dalam memberikan jasa hukum.
* Pemberian magang oleh Kantor Advokat kepada Calon Advokat tidak berarti bahwa Calon
Advokat harus menjadi karyawan pada Kantor Advokat tempat ia melakukan magang.

Tugas Advokat Pendamping


Advokat Pendamping bertugas:
a. Memberikan bimbingan dan pembelajaran dalam berpraktik hukum;
b. Melakukan pengawasan terhadap kerja dan perilaku Calon Advokat yang menjalankan
magang agar Calon Advokat tersebut dapat memiliki pengalaman praktis yang mendukung
kemampuan, keterampilan, dan etika yang baik dalam menjalankan profesinya;
c. Mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan Calon Advokat selama menjalani magang, dan
melaporkannya kepada PERADI secara berkala;
d. Memastikan bahwa setiap Laporan Sidang adalah benar dan turut menandatangani Laporan
Sidang tersebut untuk nantinya disampaikan ke PERADI bersama dengan Laporan Berkala;
e. Melaporkan ke PERADI tentang adanya Calon Advokat yang sedang melakukan magang
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak Calon Advokat melakukan magang;
f. Dalam hal Advokat Pendamping bukan merupakan Advokat yang sekaligus berwenang
mewakili Kantor Advokat untuk menerbitkan Surat Keterangan Magang, maka Surat Keterangan
Magang wajib juga ditandatangani oleh Advokat Pendamping.

Surat Keterangan Magang


* Kantor Advokat akan menerbitkan Surat Keterangan Magang bagi Calon Advokat yang telah
selesai menjalankan masa magang di Kantor Advokat tersebut sesuai dengan lamanya waktu
Calon Advokat melakukan magang.
* Surat Keterangan Magang ini dapat dijadikan bukti bahwa Calon Advokat tersebut sudah
menjalani magang untuk memenuhi persyaratan magang sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3
ayat (1) huruf g UU Advokat.
* PERADI berwenang penuh untuk memverifikasi kebenaran Surat Keterangan Magang maupun
Laporan Berkala dan Laporan Sidang yang diajukan.
* Jika ternyata isi Surat Keterangan Magang dan atau Laporan Berkala dan/atau Laporan Sidang
ternyata tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, misalnya Calon Advokat ternyata
tidak pernah melakukan magang atau melakukan magang kurang dari jangka waktu yang
disebutkan dalam Surat Keterangan Magang, baik Advokat Pendamping yang menerbitkan Surat
Keterangan Magang dimaksud maupun Calon Advokat yang menggunakannya akan dikenai
sanksi berupa diberhentikan dari profesi advokat secara tetap. Apabila Calon Advokat dimaksud
belum diangkat sebagai Advokat, yang bersangkutan tidak akan pernah dapat diangkat sebagai
Advokat.

Link

http://peradi-sby.blogspot.com/
Posted by welin at 9:19 AM

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

0000000000000000000000000
KISI-KISI SOAL UJIAN PROFESI ADVOKAT
KISI-KISISOAL UJIAN PROFESI ADVOKAT
Disusun : AGUS P. PASARIBU, SH.
Hukum Acara Perdata
1. Kaukus adalah pertemuan antara pihak mediator dengan salah satu pihak
yang berperkara(diatur dalam SEMA NO. 2 Tahun 2003).2. Surat Kuasa Khusus dan surat kuasa
yang dibuat diluar negeri, harus memenuhi persyaratan, sbb :- Berbentuk tertulis (dapat
berbentuk otentik atau dibawah tangan) ;- Menyebutkan kompetensi relatif ;- Menyebutkan
identitas para pihak yang berperkara ;- Menyebutkan objek dan jenis sengketa yang
diperkarakan- Legalisasi dari KBRI atau Konsulat Jenderal setempat.3. Pengajuan gugatan
diajukan berdasarkan alternatif sebagai berikut :- Di Pengadilan Negeri tempat dimana tergugat
berdomisili (actor rei forum sequitur) ;- Jika Tegugat lebih dari satu orang maka gugatan dapat
diajukan di Pengadilan Negeridimana salah satu Tergugat berdomisli ;- Jika kediaman atau
tempat tinggal Tergugat tidak diketahui, maka gugatan diajukan diPengadilan Negeri dimana
Penggugat berdomisili, atau apabila yang digugata adalah barang tidak bergerak (tetap) maka
gugatan diajukan di Pengadilan Negeri dimana barangitu berada ;- Jika Tergugat tidak dikenal
atau tempat tinggal juga tidak diketahui, maka gugatandiajukan di Pengadilan Negeri tempat
salah satu Penggugat berdomisili;- Jika dalam suatu perjanjian telah ditentukan tempat
kedudukan berdomisili, makagugatan diajukan di tempat yang dipilih tersebut ;4. Voeging
adalah pihak ketiga yang masuk ke dalam suatu perkara yang sedang berjalandengan
menggabungkan diri kepada salah satu pihak, baik tergugat atau penggugat5. Vrijwaring adalah
ditariknya pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang berjalanuntuk melindungi
kepentinganya. Milsanya A menggugat B karena barang yang dibelidari B mengandung cacat
tersembunyi, maka untuk melindungi kepentingannya Bmenarik C untuk masuk ke dalam
perkara dengan alasan bahwa barang itu dibeli dari Cdan B tidak mengetahui adanya cacat
tersebut.6. Derden verzet adalah masuknya pihak ketiga untuk membela kepentingan
(haknya)sendiri ke dalam suatu perkara yang sedang berjalan

7. Gugatan rekonpensi diajukan bersama-sama dengan jawaban pertama.8. Syarat-syarat putusan


serta merta (uitvoerbaar bijvoeraad) diatur dalam SEMA No. 3Tahun 2003, antara lain :a. surat
bukti yang diajukan untuk membuktikan gugatan berupa akta otentik atau aktadibawah tangan
yang isi dan tanda tanganya diakui oleh pihak tergugat b. ada keputusan yang berkekuatan
hukum tetapc. ada gugatan provisi yang dikabulkand. objek gugatan adalah barang penggugat
yang dikuasai tergugat9. Surat Kuasa Khusus adalah kuasa yang bertujuan hanya mengenai satu
kepentingantertentu atau lebih (pasal 1795 KUHPerdata)10. Surat kuasa khusus harus memuat :-
Berbentuk akta otentik atau akta dibawah tangan- Menyebutkan kompetensi relatif -
Menyebutkan identitas para pihak - Menyebutkan objek dan jenis sengketa yang diperkarakan11.
Permohonan banding maupun kasasi diajukan paling lama dalam tenggang waktusetelah 14 hari
putusan di terima para pihak yang berperkara12. Conservatoir beslag : sita jaminan terhadap
barang milik pihak tergugat13. Revindikatoir beslag : sita jaminan terhadap barang penggugat
yang dikuasai olehtergugat atau pihak ketiga lainnya.14. Executorial beslag adalah sita eksekusi
yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Apabila
sebelumnya telah diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag).15. Pan beslag adalah sita gadai
yang diletakkan terhadap uang sewa dari benda-bendatak bergerak. Cnth : dalam sengketa hak
sewa.16. Maritaal beslag : sita terhadap harta bersama suami-istri17. Alasan permohonan sita
jaminan adalah :- Ada persangkaan yang beralasan bahwa orang yang berhutang selama
proses pemeriksaan perkara berupaya menggelapkan barang tetap maupun tidak tetap
denganmaksud menjauhkan barang tersebut dari penagih hutang.18. Alat-alat bukti dalam
perkara perdata :- Tulisan ;- Saksi-saksi ;- Persangkaan ;
- Pengakuan ;- Sumpah.19. Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat oleh atau dihadapan
seseorang pejabatumum yang berwenang untuk itu.20. Tergugat yang dihukum dengna putusan
diluar hadir (verstek) apabila tidak menerima putusan tersebut, maka dapat mengajukan upaya
hukum verzet.21. Pencabutan perkara perdata (gugatan) dapat dilakukan secara sepihak
sepanjangTergugat belum menyampaikan jawaban.22. Perbedaan antara gugatan permohonan
dengan gugatan voluntair adalah bahwagugatan permohonan mengikat secara sepihak kepada
pihak yang mengajukan yang produknya dalam bentuk penetapan, sedangkan gugatan voluntir
mengandung sengketaantara dua pihak atau lebih yang produknya dalam bentuk putusan.23.
Apabila Penggugat telah dipanggil secara patut (dua kali berturut-turut) namunPenggugat tidak
juga hadir dalam persidangan maka perkara akan diputus dengan putusan gugur, sebaliknya
apabila Tergugat yang tidak hadir maka perkara akan diputussecara verstek.24. Eksepsi dibagi
dua, yakni :- Eksepsi Kompetensi Absolut, adalah eksepsi yang menyangkut kewenangan
badan peradilan, yang dapat diajukan oleh para pihak yang berperkara selama
proses pemeriksaan berjalan, baik banding maupun kasasi.- Eksepsi Kompetensi relatif harus
diajukan pada jawaban pertama. Eksepsi ini terdiridari :a. Eksepsi Error in persona, eksepsi ini
dapat dalam bentuk subyek/pihak-pihak yangdigugat dan atau yang menggugat keliru/tidak
berwenang. b. Eksepsi plurium litis consortium, kesepsi ini adalah apabila pihak yang ditarik
sebagaitergugat tidak lengkap.c. Eksepsi Neb is in Idem (Res Judicata)d. Eksepsi Obscuur libe
(gugatan penggugat kabut/tidak jelas baik posita dan atau petitumnya).25. Pengertian Unus testis
nullus testis adalah larangan terhadap pengajuan saksi satuorang saja. Sedangkan pengertian
Testimonium de Auditu adalah kesaksian yangdiperoleh berdasarkan hasil pendengaran dari
orang lain.26. Dalam hal bukti akta asli tidak ada lagi (hilang) maka salinan lain yang
dapatdijadikan bukti dengan kekuatan pembuktian yang sama, berturut-turut, yaitu :- Grosse atau
salinan yang pertama dikeluarkan ;- Salinan yang dibuat dengan tidak ada bantuan hakim atau
tidak dihadiri kedua belah pihak ;

Upload

Browse
1
of 16

Kisi-kisi Soal Ujian Profesi Advokat

Ratings: (0)|Views: 2,977|Likes: 8


Published by borneo2013
untuk mendapatkan softfile dokumen ini hubungi email : satryawangsa@ymail.com
See More

- Pengakuan ;- Sumpah.19. Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat oleh atau dihadapan
seseorang pejabatumum yang berwenang untuk itu.20. Tergugat yang dihukum dengna putusan
diluar hadir (verstek) apabila tidak menerima putusan tersebut, maka dapat mengajukan upaya
hukum verzet.21. Pencabutan perkara perdata (gugatan) dapat dilakukan secara sepihak
sepanjangTergugat belum menyampaikan jawaban.22. Perbedaan antara gugatan permohonan
dengan gugatan voluntair adalah bahwagugatan permohonan mengikat secara sepihak kepada
pihak yang mengajukan yang produknya dalam bentuk penetapan, sedangkan gugatan voluntir
mengandung sengketaantara dua pihak atau lebih yang produknya dalam bentuk putusan.23.
Apabila Penggugat telah dipanggil secara patut (dua kali berturut-turut) namunPenggugat tidak
juga hadir dalam persidangan maka perkara akan diputus dengan putusan gugur, sebaliknya
apabila Tergugat yang tidak hadir maka perkara akan diputussecara verstek.24. Eksepsi dibagi
dua, yakni :- Eksepsi Kompetensi Absolut, adalah eksepsi yang menyangkut kewenangan
badan peradilan, yang dapat diajukan oleh para pihak yang berperkara selama
proses pemeriksaan berjalan, baik banding maupun kasasi.- Eksepsi Kompetensi relatif harus
diajukan pada jawaban pertama. Eksepsi ini terdiridari :a. Eksepsi Error in persona, eksepsi ini
dapat dalam bentuk subyek/pihak-pihak yangdigugat dan atau yang menggugat keliru/tidak
berwenang. b. Eksepsi plurium litis consortium, kesepsi ini adalah apabila pihak yang ditarik
sebagaitergugat tidak lengkap.c. Eksepsi Neb is in Idem (Res Judicata)d. Eksepsi Obscuur libe
(gugatan penggugat kabut/tidak jelas baik posita dan atau petitumnya).25. Pengertian Unus testis
nullus testis adalah larangan terhadap pengajuan saksi satuorang saja. Sedangkan pengertian
Testimonium de Auditu adalah kesaksian yangdiperoleh berdasarkan hasil pendengaran dari
orang lain.26. Dalam hal bukti akta asli tidak ada lagi (hilang) maka salinan lain yang
dapatdijadikan bukti dengan kekuatan pembuktian yang sama, berturut-turut, yaitu :- Grosse atau
salinan yang pertama dikeluarkan ;- Salinan yang dibuat dengan tidak ada bantuan hakim atau
tidak dihadiri kedua belah pihak ;

27. Yang tidak dapat di dengar sebagai saksi, antara lain :- Keluarga sedarah dan keluarga
semenda salah satu pihak yang berperkara ;- Istri atau suami salahs atu pihak meskipun sudah
bercerai ;- Anak-anak yang umurnya tidak diketahui dengan pasti bahwa mereka sudah berumur
15tahun ;- Orang gila, meskipun kadang-kadang ingatannya terang.28. Yang dapat
mengundurkan diri sebagai saksi, adalah :a. Saudara dan ipar salah satu pihak, baik laki-laki
maupun perempuan ; b. Keluarga sedarah dalam garis lurus dan saudara laki-laki/perempuan dari
suami/istrisalah satu pihak yang berperkara ;c. Orang yang karena kedudukannya dan
pekerjaannya atau jabatannya yang sah,diwajibkan merahasiakan sesuatu karena
jabatan/pekerjaannya tersebut.29. Terhadap putusan perdamaian tidak dapat dimintakan
banding.30. Keputusan hakim yang dijatuhkan tanpa kehadiran, tidak boleh dijalankan
sebelumempat belas hari sesudah pemberitahuan disampaikan.31. Dalam tiap-tiap perkara
tergugat berhak mengajukan tuntutan balik (rekonpensi),kecuali :- Bila penggugat semula itu
menuntut karena suatu sifat, sedang tuntutan balik itumengenai dirinya sendiri ;- Bila pengadilan
negeri yang memeriksa tuntutan asal tak berhak memeriks tuntutan balik itu, berhubung dengan
pokok perselisihan itu ;- Dalam perkara perselisihan tentang pelaksanaan putusan hakim”.32.
Dalam hal pihak yang kalah tidak mau menjalankan putusan pengadilan, maka hakimmenegur
pihak yang kalah untuk melaksanakan putusan paling lama delapan hari sejak dilakukan
peneguran tersebut.33. Alasan kasasi, antara lain :- Tidak berwenang atau melampaui batas
wewenang.- Salah menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku.- Lalai memenuhi
syarat yang ditetapkan dalam undang-undang.34. Alasan Peninjauan Kembali dalam perkara
perdata, antara lain :a. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
yang diketahuisetelah perkaranya diputus. b. adanya bukti baru (novum).c. apabila dikabulkan
sesuatu hal yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari padayang dituntut.d. apabila
mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkansebab-sebabnya.e.
Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama atas dasar yangsama oleh
pengadilan diberikan putusna yang bertentangan satu dengan yang lain.

f. Apabila suatu putusan hakim terdapat kehilafan dan kekeliruan yang nyata.35. Tenggang
waktu untuk Peninjauan Kembali adalah 180 hari, untuk :- Sejak diketahui adanya kebohongan.-
Sejak ditemukan bukti baru.- Alasan PK sebagaimana Poin c, d,dan f sejak putusan berkekuatan
hukum tetap- Alasan poin e, sejak putusan yang terakhir itu telah berkekuatan hukum tetap dan
telahdiberitahukan.36. Syarat pemanggilan sidang yang sah harus dilakukan dengan urutan
pemanggilansebagai berikut :- Pemanggilan disampaikan ke tempat tinggal Tergugat ;- Apabila
tergugat tidak diketahui, maka pemanggilan disampaikan kepada kepala desatempat tergugat
terakhir berdomisili ;- Apabila kedua hal tersebut diatas juga tidak diketahui, maka pemanggilan
dilakukanmelalui pengumuman di pengadilan negeri setempat ;- Terhadap tergugat yang berada
di luar negeri, maka pemanggilan dilakukan melalui pemerintah (menteri luar negeri) untuk
diterukan ke negara dimana Tergugat berada.37. Jangka waktu pemanggilan, meliputi :- 8 hari
apabila jarak tempat tinggal tergugat tidak jauh dari Pengadilan Negeri yang akanmemeriksa dan
mengadili perkara ;- 14 hari apabila tempat tinggal tergugat agak jauh dari Pengadilan Negeri
yang akanmemeriksa dan mengadili perkara ;- 21 hari apabila jarak tempat tinggal Tergugat jauh
dari Pengadilan Negeri ;catatan : Dalam hal sidang dilakukan dalam keadaan mendesak maka
pemanggilan tidak boleh kurang dari 3 hari.38. Jawaban (eksepsi) terhadap gugatan, dibagi
dua :- Eksepsi yang menyangkut kewenangan relatif hanya dapat diajukan pada saat
jawaban pertama ;- Eksepsi yang menyangkut kewenangan absolut dapat diajukan setiap saat
selama proses berperkara.39. Terhadap Putusan perdamaian tidak dapat dimintakan banding,
karena putusan perdamaian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap (in Krcaht van gewijde).40. Tergugat berhak mengajukan gugatan
rekonpensi dalam suatu gugatan, kecuali dalamhal :- Kalau Penggugat mengajukan gugatan
karena suatu sifat, sedangkan gugatan baliknyamengenai dirinay sendiri ;- Kalau Pengadilan
Negeri yang memeriksa gugatan a-quo tidak berhak untuk memeriksagugatan balik berhubungan
dengan pokok perkaranya ;- Dalam perkara tentang perselisihan menjalankan keputusan hakim.

- Jika dalam pemeriksaan pertama tidak diajukan gugatan balik, maka pada pemeriksaantingkat
banding gugatan balik tidak dapat diajukan.41. Pengertian testimodium de auditu adalah
kesaksian yang didasarkan pada hasil pendengaran dari orang lain, artinya saksi tidak melihat
dan mengalami sendiri tentang peristiwa yang menjadi sengketa.42. Permohonan provisos adalah
permohonan yang diajukan yang berisi tindakan hukumsementara, cnth : permohonan agar
menghentikan pembangunan di lahan sengketaselama pemeriksaan perkara masih berjalan atau
selama belum ada keputusan pengadilanyang berkekuatan hukum tetap.43. Permohonan sita
terhadap benda/barang apapun diperkenankan, kecuali pensitaanterhadap barang-barang yang
sekiranya dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau barang-barang yang merupakan alat
untuk mata pencaharian.44. Gugatan Class Action (CA) yakni gugatan yang didasarkan pada
kepentingan yangsama, berkenaan dengan fakta atau dasar hukum yang sama dan kesamaan
tuntutanhukum.45. Syarat-syarat untuk adanya gugatan nebis in idem, antara lain : Objek
tuntutan sama,Alasan (dasar hukum) yang sama, Subjek gugatan sama.46. Syarat substansi
gugatan :- Identitas para pihak - Posita (fundamentum petendi)- Petitum.47. Perbaikan gugatan
diperkenakan sepanjang tidak merugikan tergugat dalam membelahaknya. Dalam hal Penggugat
ingin mengadakan perubahan gugatan setelah Tergugatmemberikan jawaban, maka terlebih
dahulu harus meminta ijin kepada Tergugat.
Hukum Acara Pidana
1. Alat bukti dalam perkara pidana, berupa :- Keterangan saksi ;- Keterangan ahli ;- Surat ;-
Petunjuk ;- Keterangan Terdakwa.2. Fungsi pra-peradilan, antara lain :- sah atau tidaknya
penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan, penghentian

penuntutan.- Ganti rugi dan rehabilitasi.3. Putusan pra-peradilan tidak dapat dimintakan
banding. Putusannya berbentuk penetapan.4. Dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa
pengadilan, sedangkan pemeriksaan praperadilan belum selesai, maka dengan sendirinya
permintaan pra peradilan tersebutgugur.5. Seorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila telah
diputus bebas atau diputus lepasdari segala tuntutan hukum, yang putusannya telah berkekuatan
hukum tetap.6. Peradilan koneksitas adalah peradilan yang tindak pidananya dilakukan bersama-
samaoleh mereka yang termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilanmiliter.7.
Tenggang waktu penahanan, meliputi :1) Penyidik ------------------------------------- 20 hari2)
Diperpanjang Penuntut umum ----------- 40 hari3) Penuntut Umum ---------------------------- 20
hari4) Diperpanjang Ketuan PN ------------------ 30 hari5) Hakim PN yang memeriksa perkara
----- 30 hari6) Diperpanjang Ketua PN ------------------- 60 hari7) Hakim PT
----------------------------------- 30 hari8) Diperpanjang Ketua PT ------------------- 60 hari9) Hakim
MA ----------------------------------- 50 hari10) Diperpanjang Ketua MA ------------------ 60 hari8.
Penggeledaan, dapat dilakukan dengan syarat :- Ada Surat ijin dari Ketua Pengadilan Negeri
setempat.- Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam hal
pemilik rumah atau tersaksa menyetujui.- Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh
Kepala desa atau Ketualingkungannya dengan dua orang saksi dalam hal pemilik rumah atau
tersangka menolak atau tidak hadir.9. Dalam waktu 2 hari setelah dilakukan penggeledaan, maka
dibuat berita acaranya yangturunanya disampaikan kepada tersangka atau pemlik rumah yang
bersangkutan.10. Kecuali dalam hal tertanggap tangan, penyidik dilarang memasuki :- Ruang
sedang berlangsungnya sidang MPR, DPR, dan DPRD.- Tempat sedang berlangsung ibadah
keagamaan.- Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan.11. Yang dapat dikenakan
penyitaan adalah :- Benda atau tagihan tersangka yang diduga sebagian atau seluruhnya
diperoleh dari

Kisi-kisi Soal Ujian Profesi Advokat

Ratings: (0)|Views: 2,977|Likes: 8


Published by borneo2013
untuk mendapatkan softfile dokumen ini hubungi email : satryawangsa@ymail.com
See More
penuntutan.- Ganti rugi dan rehabilitasi.3. Putusan pra-peradilan tidak dapat dimintakan
banding. Putusannya berbentuk penetapan.4. Dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa
pengadilan, sedangkan pemeriksaan praperadilan belum selesai, maka dengan sendirinya
permintaan pra peradilan tersebutgugur.5. Seorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila telah
diputus bebas atau diputus lepasdari segala tuntutan hukum, yang putusannya telah berkekuatan
hukum tetap.6. Peradilan koneksitas adalah peradilan yang tindak pidananya dilakukan bersama-
samaoleh mereka yang termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilanmiliter.7.
Tenggang waktu penahanan, meliputi :1) Penyidik ------------------------------------- 20 hari2)
Diperpanjang Penuntut umum ----------- 40 hari3) Penuntut Umum ---------------------------- 20
hari4) Diperpanjang Ketuan PN ------------------ 30 hari5) Hakim PN yang memeriksa perkara
----- 30 hari6) Diperpanjang Ketua PN ------------------- 60 hari7) Hakim PT
----------------------------------- 30 hari8) Diperpanjang Ketua PT ------------------- 60 hari9) Hakim
MA ----------------------------------- 50 hari10) Diperpanjang Ketua MA ------------------ 60 hari8.
Penggeledaan, dapat dilakukan dengan syarat :- Ada Surat ijin dari Ketua Pengadilan Negeri
setempat.- Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam hal
pemilik rumah atau tersaksa menyetujui.- Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh
Kepala desa atau Ketualingkungannya dengan dua orang saksi dalam hal pemilik rumah atau
tersangka menolak atau tidak hadir.9. Dalam waktu 2 hari setelah dilakukan penggeledaan, maka
dibuat berita acaranya yangturunanya disampaikan kepada tersangka atau pemlik rumah yang
bersangkutan.10. Kecuali dalam hal tertanggap tangan, penyidik dilarang memasuki :- Ruang
sedang berlangsungnya sidang MPR, DPR, dan DPRD.- Tempat sedang berlangsung ibadah
keagamaan.- Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan.11. Yang dapat dikenakan
penyitaan adalah :- Benda atau tagihan tersangka yang diduga sebagian atau seluruhnya
diperoleh dari

tindak pidana.- Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana.-
Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi tindakan penyidikan.- Benda yang khusus
dibuat dan diperuntuhkan untuk melakukan tindak pidana- Benda lain yang mempunyai
hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.12. Penyidik adalah kepolisian dan
atau PNS yang diangkat menurut ketentuan UU13. Penyelidik adalah kepolisian14. Penangkapan
dapat dilakukan untuk paling lama satu hari15. Jenis penahan, meliputi :- Penahanan rumah ;-
Penahanan rumah tahanan negara ; dan,- Penahanan kota.16. Hal-hak tersangka atau terdakwa :-
Berhak segera mendapat pemeriksaan.- Berhak untuk diberitahukan secara jelas tentang apa yang
disangkakan atau didakwakan padanya.- Berhak memberikan keterangan secara bebas- Berhak
mendapat bantuan hukum- Berhak mendapat bantuan hukum cuma-cuma dalam hal terdakwa
dituntut/ diancam pidana lima belas tahun atau lebih.- Berhak mendapat juru bahasa dalam hal
tersangka atau terdakwa tidak mengerti.- Tersangka atau terdakwa yang ditahan berhak
diberitahukan kepada keluarganya atauorang lain yang serumah denganya tentang penahanan itu.
HUKUM ACARA P. H. INDUSTRIAL
1. Perundingan Bipartite maksimal 30 hari lamanya.- Konsiliasi maksimal 30 hari lamanya.-
Arbitrase maksimal 30 hari lamanya.- Ditingkat Pengadilan Negeri (PHI) 50 hari lamanya.-
Ditingkat MA maksimal 30 hari lamanya.2. Jenis perselisihan hubungan industrial, mencakup :-
Perselisihan hak ;- Perselisihan kepentingan ;- Perselisihan PHK ;- Perselisihan antara serikat
pekerja.
3. PHI berwenang untuk mengadili perkara :- Ditingkat pertama mengenai perselisihan hak ;-
Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan ;- Ditingkat pertama
mengenai PHK ;- Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antara serikat pekerja
dalam satu perusahaan.4. Mahkamah Agung berwenang mengadili perkara :- Mengenai
perselisihan hak ;- Mengenai perselisihan PHK.5. Setiap perundingan Bipartit harus dibuat
risalah yang ditandatangani para pihak.6. Dalam hal perselisihan hubungan industrial ditingkat
tripartit (mediasi), maka mediator harus mengeluarkan anjuran tertulis kepada para pihak paling
lambat 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan.7. Apabila penyelesaian perselisihan
hubungan industrial melalui mediasi gagal, maka para pihak berhak untuk memilih penyelesaian
melalui konsiliasi atau arbitrase.8. Dalam hal salah satu pihak menolak anjuran dari pihak
Mediator, maka dapatmengajukan gugatan.9. Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan
kepada Pengadilan Negeri yangdaerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh.10. Gugatan
pekerja atas PHK hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu 1 (satu) tahunsejak
diberitahukanya keputusan oleh pihak pengusaha.11. Gugatan harus dilampiri risalah
penyelesaian melalui mediasi.12. Hakim berkewajiban memeriksa isi gugatan, dan bila terdapat
kekurangan, makahakim meminta penggugat untuk menyempurnakannya.13. Gugatan yang
diajukan lebih dari satu penggugat dapat diajukan secara kolektif dengan memberikan kuasa
khusus.14. Dalam hal perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan diikuti
dengan perselisihan PHK, maka Pengadilan Hubungan Industrial wajib terlebih dahulu
memutusterlebih dahulu perkara perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan.15. Ketua
Pengadilan Negeri dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh) hari kerja setelahmenerima gugatan
harus sudah menetapkan majelis hakim yang terdiri dari satu oranghakim sebagai ketua majelis
dan dua orang hakim ad-hoc.16. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah sejak penetapan
majelis hakim, maka ketua

majelis hakim harus sudah melakukan sidang pertama.17. Sidang sah apabila dilakukan oleh
Majelis Hakim.18. Dalam hal para pihak tidak hadir, maka ditetapkan sidang berikutnya paling
lamaselambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal penundaan.19. Penundaan
ketidakhadiran salah satu pihak atau para pihak diberi sebanyak dua kali penundaan.20. Apabila
dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak pengusaha terbuktitidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 153 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003, maka
Hakim Ketua harus menjatuhkan putusan sela berupa perintahkepada pengusaha untuk
membayar upah beserta hak-hak lainnya yang bisa diterima pekerja yang bersangkutan.21.
Dalam hal selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung dan putusan sela tidak juga
dilaksanakan oleh pengusaha, maka Ketua Majelis sidang memerintahkan SitaJaminan dalam
sebuah Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial.22. Terhadap Putusan sela tidak dapat
diajukan perlawanan dan atau tidak dapatdigunakan upaya hukum.23. Apabila terdapat
kepentingan mendesak dari para pihak dan atau salah satu pihak,maka dapat dimohonkan
pemeriksaan sengketa dipercepat.24. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya
permohonan pemeriksaan cepat,Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan tentang
dikabulkan atau tidaknya permohonan.25. Dalam hal dikabulkannya permohonan pemeriksaan
cepat, Ketua Pengadilan Negeridalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah dikeluarkannya
penetapan, menentukanmajelis hakim, hari, tempat dan waktu sidang tanpa melalui proses
pemeriksaan.26. Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian kedua belah pihak, masing-
masingditentukan tidak melebihi 14 (empat belas) hari kerja.27. Selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja setelah salinan putusanditandantangani, panitera muda harus sudah menerbitkan
salinan putusan.28. Putusan PHI mempunyai kekuatan hukum tetap apabila tidak diajukan kasasi
dalamtenggang waktu selambat-lambatnya 14 (hari), sejak :§ Putusan dibacakan dalam sidang
majelis, (bagi pihak yang hadir) ; dan,§ Tanggal menerima pemberitahuan putusan (bagi yang
tidak hadir).29. Tenggang waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial tidak boleh lebih
dari

140 hari
HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
1. Wewenang absolut peradilan agama, mencakup :- Perkawinan.- Kewarisan, wasiat, hibah yang
dilakukan berdasarkan hukum islam.- Wakah dan sodaqah.2. Wewenang relatif (pengadilan
agaman mana yang berwenang mengadili perkara),dalam hal :- Cerai talak (suami pemohon),
apabila termohon sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa ijin pemohon atau
termohon bertempat tinggal di luar negeri, makagugatan diajukan di pengadilan agama tempat
pemohon berada ;- Cerai gugat (istri pemohon), gugatan diajukan di pengadilan agama tempat
penggugat berada, tetapi apabila penggugat sengaja meninggalkan tempat tinggal bersama tanpa
ijintergugat, maka gugatan diajukan di pengadilan agama dimana tergugat berada.- Dalam hal
termohon atau pemohon berada di luar negeri maka gugatan diajukan ditempat peradilan agama
yang mewilayahi perkawinan dahulu dilangsungkan.3. Alasan-alasan perceraian, dapat berupa :-
salah satu pihak dipidana.- tergugat megnalami cacat badan atau penyakit.- Syqaq (ribut terus
menerus).- zina4. Pembuktian dalam hal perceraian yang didasarkan pada alasan rebut terus
menerus(syqaq), maka saksi yang didegar adalah keluarga yang terdekat dan berasal dari
suamiistri.5. Putusan peradilan agama dimulai dengan kalimat “Bissmillahirrahmanirrahim”.
HUKUM ACARA PERADILAN MILITER
1. Penyidiknya adalah atasan yang berhak menghukum (ANKUM), Polisi Militer danOditur
Militer. Sedangkan pembantu penyidik adalah provost angkatan. Penuntutnyaadalah Oditur
Militer.

Anda mungkin juga menyukai