Anda di halaman 1dari 145

LATIHAN MATERI PILIHAN GANDA

UJIAN PROFESI ADVOKAT

A. HUKUM ACARA PIDANA


1. Salah satu hak terdakwa dalam hukum acara pidana adalah
mengajukan eksepsi, yang diajukan terhadap …..
A. Surat dakwaan jaksa kabur
B. Surat tuntutan Jaksa
C. Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian
D. Replik Jaksa
JAWABAN : A
PASAL 156 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum
mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili
perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan
harus dibatalkan, maka setelah diberi 2 kesempatan kepada penuntut
umum untuk menyatakan keberatan tersebut untuk selanjutnya
mengambil keputusan.

2. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum disampaikan oleh .....


A. Jaksa Penuntut Umum
B. Majelis Hakim
C. Jaksa Agung
D. Terdakwa
JAWABAN : C
PASAL 259 AYAT (1) KUHAP : Demi kepentingan hukum terhadap semua
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan
lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali
permohonanan kasasi oleh Jaksa Agung.

3. Penasihat Hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat


ditangkap atau ditahan. Dalam Pasal berapa hal ini diatur KUHAP …..
A. Pasal 20 KUHAP
B. Pasal 69 KUHAP
C. Pasal 197 KUHAP
D. Pasal 244 KUHAP

1
JAWABAN : B
PASAL 69 KUHAP : Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka
Sejak saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan
menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini.

4. Surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum harus


memenuhi dua syarat yaitu syarat formil dan materiil. Apabila syarat
formil tidak terpenuhi maka surat dakwaan tersebut …..
A. Batal demi hukum
B. Dapat dibatalkan
C. Batal saja
D. Harus diperbaiki oleh Penuntut Umum
PEMBAHASAN : B
SYARAT FORMIL 143 AYAT (2) HURUF A KUHAP : Penuntut Umum
membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta
berisi : nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

5. Surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum


berisi/memuat..…
A. Tempat tindak pidana dilakukan
B. Waktu tindak pidana dilakukan
C. Unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan
D. Jawaban A, B dan C benar
PEMBAHASAN : D
PASAL 143 AYAT (2) huruf B KUHAP : Uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan (unsur-unsur tindak
pidana) dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.

6. Keterangan saksi adalah apa yang saksi nyatakan disidang pengadilan


mengenai hal ……
A. Yang dilihat sendiri oleh Terdakwa
B. Yang dialami sendiri oleh Saksi
C. Yang didengar sendiri oleh Terdakwa
D. Yang diketahui sendiri oleh Penyidik

2
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 27 KUHAP : Keterangan saksi adalah salah satu alat
bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai
suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia
alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

7. Undang-undang yang mengatur Hukum Acara Pidana adalah …..


A. UU No. 18 Tahun 1981
B. UU No. 15 Tahun 1991
C. UU No. 8 Tahun 1981
D. UU No. 5 Tahun 1985
PEMBAHASAN : C
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Hukum
Acara Pidana, diundangkan dan ditetapkan di Jakarta, tanggal 31
Desember 1981, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3209.

8. Yang dapat dijadikan alasan penangguhan penahanan, kecuali ……


A. Tidak akan menghilangkan barang bukti
B. Tidak akan melarikan diri
C. Tidak akan mengulangi lagi tindak pidana
D. Atas permintaan keluarga Terdakwa
PEMBAHASAN: D

9. KUHAP menetapkan beberapa jenis penahanan, kecuali ……


A. Penahanan rumah tahanan negara
B. Penahanan penjara
C. Penahanan kota
D. Penahanan rumah
PEMBAHASAN : B
PASAL 22 AYAT (1) KUHAP : Jenis penahanan dapat berupa : Penahanan
rumah tahanan negara ; Penahanan Rumah dan Penahanan Kota.

10. Penyidik dapat menahan Tersangka tanpa perpanjangan paling lama ……


A. 20 hari
B. 30 hari
C. 60 hari
D. 90 hari
3
PEMBAHASAN : A
Pasal 24 ayat (1) KUHAP : Perintah penahanan yang diberikan oleh
penyidik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, hanya berlaku paling
lama dua puluh hari.

11. Berapa lama waktu diperlukan bagi penyidik, untuk menentukan


sikap apakah seorang Tersangka yang ditangkap, akan diteruskan
dengan penahanan atau tidak ……
A. 2 hari
B. 1 hari
C. 1 minggu
D. 2 minggu
PEMBAHASAN : B
PASAL 19 AYAT (1) KUHAP : Penangkapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, dapat dilakukan untuk paling lama satu hari.

12. Peran Penasehat Hukum, mendampingi Tersangka pada pemeriksaan


Penyidikan adalah …..
A. Ikut menentukan jalannya pemeriksaan
B. Bekerjasama dengan Penyidik
C. Melihat dan mendengar jalannya pemeriksaan
D. Memberikan jawaban kepada Penyidik
PEMBAHASAN : C
PASAL 115 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik sedang melakukan
pemeriksaan terhadap tersangka, penasihat hukum dapat mengikuti
jalannya pemeriksaan dengan cara melihat serta mendengar
pemeriksaan.

13. Penyidik telah selesai menyidik suatu perkara, selanjutnya berkas


perkara diserahkan kepada …..
A. Pengadilan Negeri
B. Tersangka
C. Kejaksaan/Penuntut Umum
D. Menunggu keputusan pengadilan
PEMBAHASAN : C

4
PASAL 110 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik telah selesai melakukan
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu
lepada penuntut umum.
14. Berkas perkara yang dipelajari/diteliti oleh Penuntut Umum (PU),
ternyata belum lengkap. Untuk itu tindakan Penuntut Umum ……
A. Melimpahkan berkas perkara tersebut ke Pengadilan Negeri untuk
disidangkan
B. Membuat surat dakwaan
C. Mengembalikan berkas perkara kepada Penyidik, disertai
petunjuk
D. Menyidangkan perkara tersebut ke Pengadilan Negeri
PEMBAHASAN : C
PASAL 110 AYAT (2) KUHAP : Dalam hal penuntut umum berpendapat
bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih kurang lengkap,
penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu kepada
penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.

15. Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai penyidik menyerahkan


…..
A. Tersangka
B. Tanggung jawab tersangka dan barang bukti kepada Kejaksaan/
Penuntut Umum
C. Barang bukti
D. Menunggu keputusan Jaksa Penuntut Umum
PEMBAHASAN : B
PASAL 110 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik telah selesai melakukan
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu
lepada penuntut umum.

16. Berapa lama proses pemeriksaan pra peradilan, sampai dengan


dijatuhkan putusan oleh Hakim …..
A. 3 hari
B. 7 hari
C. 1 minggu
D. 10 hari
PEMBAHASAN : B

5
PASAL 82 AYAT (1) Huruf c : Pemeriksaan tersebut dilakukan secara
cepat dan selambat-lambatnya tujuh hari hakim harus sudah
menjatuhkan putusannya.

17. Sebagai Pengganti visum et repertum dalam kasus pidana, Majelis


Hakim dapat juga mendengarkan keterangan yang diperoleh dari …..
A. Saksi a de charge
B. Saksi mahkota
C. Bukti-bukti tertulis yang dimiliki korban
D. Ahli
PEMBAHASAN : D
PASAL 179 AYAT (1) KUHAP : Setiap orang yang diminta pendapatnya
sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan.

18. Permohonan kasasi harus dinyatakan tidak dapat diterima, apabila …..
A. Diajukan lewat waktu 14 hari setelah putusan diterima
B. Tidak diajukan memori/risalah kasasi
C. Dikirim langsung tanpa melalui Pengadilan tingkat pertama
D. Semua pernyataan (a,b dan c) benar
PEMBAHASAN: D

19. Menurut KUHAP, proses persidangan setelah pembacaan dakwaan oleh


Penuntut Umum adalah …..
A. Pledoii
B. Tuntutan
C. Eksepsi
D.Pemeriksaan Terdakwa
PEMBAHASAN: C

Tata urutan persidangan perkara pidana di pengadilan negeri 

1) Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali


perkara tertentu dinyatakan tertutup untuk umum);

2) PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan


persidangan dalam keadaan bebas;

6
3) Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah
menerima salinan surat dakwaan;

4) Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia


untuk diperiksa di depan persidangan (kalau bersedia sidang
dilanjutkan);

5) Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat


Hukum (apabila didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau
tidak membawa sendiri akan ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam
hal terdakwa diancam dengan pidana penjara lima tahun atau
lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);

6) Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;

7) Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya


akan mengajukan eksepsi atau tidak;

8) Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan


dan sidang ditunda;

9) Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi


(replik);

10) Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;

11) Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara


(pembuktian)

12) Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi


korban);

13) Dilanjutkan saksi lainnya;

14) Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi


ahli Witness/expert)

15) Pemeriksaan terhadap terdakwa;

16) Tuntutan (requisitoir);

7
17) Pembelaan (pledoi);

18) Replik dari PU;

19) Duplik

20) Putusan oleh Majlis Hakim.

20. Dalam hal seorang Terdakwa terbukti bersalah telah melakukan


perbuatan pidana, tetapi Terdakwa tidak mempunyai kemampuan untuk
bertanggungjawab (idiot, sakit jiwa) maka putusan/vonis yang sesuai
adalah …..
A. Pembelaan
B. Pelepasan
C. Kurungan
D. Denda
PEMBAHASAN: B

21. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak dan


kewajiban berdasarkan undangundang kepada pejabat yang berwenang
tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana
disebut .....
A. Laporan
B. Kesaksian
C. Pengaduan
D. Pengakuan
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 24 KUHAP : Pemberitahuan yang disampaikan oleh
seorang karena hak dan kewajiban berdasarkan undang-undang kepada
pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan
terjadinya peristiwa pidana.

22. Umumnya penangkapan harus disertai dengan surat perintah


penangkapan, Namun penangkapan dapat dilakukan tanpa surat
perintah, yaitu dalam hal : …..
8
A. Terdapat bukti permulaan yang cukup
B. Jika tersangka tidak mau bekerja sama dengan penyidik
C. Tersangka tertangkap tangan
D. Terdapat upaya tersangka untuk menghilangkan barang bukti
PEMBAHASAN : C
PASAL 18 AYAT (2) KUHAP : Dalam hal tertangkap tangan penangkapan
dilakukan tanpa surat perintah, dengan ketentuan bahwa penangkap
harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada
kepada penyidik atau penyidik pembantu yang terdekat.

23. Di bawah ini terdapat beberapa alasan dilakukannya penahanan


terhadap tersangka atau terdakwa, kecuali : …..
A. Tersangka atau terdakwa diduga akan melarikan diri
B. Tersangka atau terdakwa dikhawatirkan akan menghilangkan barang
bukti
C. Tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara kurang dari lima tahun
D. Tersangka atau terdakwa diduga akan mengulangi tindak pidana
PEMBAHASAN : C
PASAL 21 AYAT (1) KUHAP : Perintah penahanan atau penahanan
lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang
diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup,
dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa
tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.

24. Jaksa Penuntut Umum dapat mengajukan saksi yang memberatkan,


saksi ini disebut sebagai saksi ……
A. Saksi a Charge
B. Saksi a De Charge
C. Saksi Testimoniumde auditu
D. Saksi Mahkota
PEMBAHASAN: A
Saksi memberatkan disebut juga saksi a charge. Saksi memberatkan
adalah saksi yang keterangannya memberatkan terdakwa dan
menguatkan pihak jaksa penuntut umum. Saksi a charge dipilih dan
diajukan oleh penuntut umum.
9
25. Yang dimaksud dengan istilah tertangkap tangan (opheerterdaad)
menurut KUHAP adalah :.....
A. Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan kejahatan
B. Tertangkapnya seseorang beberapa saat sesudah ia melakukan
kejahatan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 19 KUHAP : Tertangkap tangan adalah tertangkapnya
seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan
segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda
yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana
itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

26. Yang dimaksud dengan putusan lepas dari segala tuntutan hukum
adalah.....
A. Berdasarkan hasil pemeriksaan di pengadilan hakim berpendapat
bahwa kesalahan terdakwa atas perbuatan yg didakwakan kepadanya
tdk terbukti 22 secara sah & meyakinkan.
B. Berdasarkan hasil pembuktian di pengadilan hakim berpendapat
bahwa perbuatan yg didakwakan kepada terdakwa terbukti secara
sah & meyakinkan, namun perbuatan terdakwa tersebut menurut
hakim ternyata bukan termasuk sebagai perbuatan pidana
C. Jawaban a dan b benar
D. Jawaban a dan b salah
PEMBAHASAN : B
PASAL 191 AYAT (2) KUHAP : Jika pengadilan berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan
itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas
dari segala tuntutan hukum.

10
B. HUKUM ACARA PERDATA
27. Gugatan pada dasarnya diajukan pada Pengadilan Negeri ditempat
tinggalnya Tergugat, gugatan terhadap benda tak bergerak diajukan
pada…..
A. Pengadilan Negeri tempat tinggal Penggugat
B. Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih
C. Pengadilan Negeri dimana benda bergerak itu berada/terletak
D. Pengadilan Negeri yang berwenang
PEMBAHASAN : C
PASAL 118 AYAT (3) HIR : Bilamana tempat diam dari Tergugat tidak
dikenal, lagi pula tempat tinggal sebetulnya tidak diketahui, atau jika
Tergugat tidak dikenal, maka surat gugatan itu dimasukkan kepada
Ketua Pengadilan Negeri di tempat tinggal Penggugat atau salah seorang
dari pada Penggugat,atau jika surat gugat itu tentang tentang barang
gelap, maka surat gugat itu dimasukkan kepada Ketua Pengadilan Negeri
didaerah hukum siapa terletak barang itu. (FORUM REI SITAE)

28. Gugatan dinyatakan gugur apabila …..


A. Para pihak tidak hadir
B. Tergugat tidak hadir
C. Penggugat tidak hadir
D. Penggugat dan Tergugat tidak hadir
PEMBAHASAN : C
PASAL 124 HIR : Jika Penggugat tidak datang menghadap pengadilan
negeri pada hari yang ditentukan itu, meskipun ia dipanggil dengan
patut, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap mewakilinya,
maka surat gugatnya dianggap gugur dan Penggugat dihukum biaya
perkara ; akan tetapi Penggugat berhak memasukkan gugatannya sekali
lagi, sesudah membayar lebih dahulu biaya perkara yang tersebut tadi.

29. Gugatan diputus verstek apabila …..


A. Penggugat tidak hadir
B. Para pihak tidak hadir
C. Tergugat tidak hadir
D. Pihak-pihak hadir
PEMBAHASAN : C
11
PASAL 125 AYAT (1) HIR : Jika Tergugat tidak datang pada hari perkara
itu akan diperiksa, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap
mewakilinya, meskipun ia dipanggil dengan patut, maka gugatan itu
diterima dengan tak hadir (verstek), kecuali kalau nyata kepada
pengadilan negeri, bahwa pendakwaan itu melawan hak atau tidak
beralasan.

30. Campur tangan pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang
berlangsung dan tidak memihak disebut .....
A. Intervensi
B. Voeging
C. Tussenkomst
D. Vridjwaring
PEMBAHASAN : C
PASAL 279 – 282 RV (Reglement op de Burgelijke Rechtsvordering) dikenal
dua macam Interventia, yaitu : Menengahi (Tussenkomst) adalah dimana
pihak yang berkepentingan sebagai pihak ketiga dalam perkara perdata
yang sedang berlangsung dan membela kepentingannya sendiri dan oleh
karena itu melawan kepentingan kedua belah pihak yang sedang
berperkara. Menyertai (Voeging) adalah suatu aksi hukum oleh pihak
yang berkepentingan dengan jalan memasuki perkara perdata yang
sedang berlangsung antara Penggugat dan Tergugat untuk bersama-sama
Tergugat dalam menghadapi Penggugat.

31. Upaya hukum terhadap putusan verstek disebut …..


A. Banding
B. Kasasi
C. Verzet
D. Peninjauan Kembali
PEMBAHASAN : C
PASAL 129 AYAT (1) HIR : Tergugat yang dihukum sedang ia tak hadir
(verstek) dan tidak menerima putusan itu, dapat memajukan perlawanan
(Verzet) atas keputusan itu.

32. Gugatan atas dasar adanya cacat tersembunyi adalah .....


A. Actio in personam
B. Actio quanti minoris
12
C. Actio pauliana
D. Actio des aveu
PEMBAHASAN: B
Di dalam Pasal 1504 KUH Perdata, yaitu penjual diwajibkan
menanggung terhadap cacat tersembunyi pada benda yang dijual, yang
membuat benda itu tak sanggup untuk pemakaian yang dimaksud, atau
yang demikian mengurangi pemakaian itu, sehingga seandainya si
pembeli mengetahui cacat itu, ia sama sekali tidak akan membeli
bendanya, atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang
kurang. Akan tetapi menentukan ukuran adanya cacat tersembunyi
pada setiap orang akan berbeda, mungkin ada orang yang dapat
menerima benda yang dibelinya itu, walaupun menurut anggapan
pembeli lain benda itu terdapat adanya cacat tersembunyi. Adanya cacat
tersembunyi pada benda yang dibeli dapat mengakibatkan kerugian
pada pembeli karena tidak mendapatkan benda seperti yang diharapkan
sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan antara penjual dan pembeli
sebelumnya, dan akan mempunyai akibat hukum terhadap para pihak.
Berdasarkan Pasal 1507 KUH Perdata, pembeli dapat memilih
tindakan:
1) Mengembalikan bendanya dengan disertai tuntutan pengembalian
harga pembelian (actio redhibitoria), atau
2) Tetap memiliki bendanya dengan disertai tuntutan pengembalian
sebagian harga yang akan ditetapkan oleh hakim, setelah
mendengar ahli-ahli tentang benda itu (actio quanti minoris).

33. Didalam pemeriksaan perkara perdata yang dicari adalah kebenaran


formil, yang artinya …..
A. Kebenaran mutlak
B. Kebenaran relatif
C. Kebenaran yang didasarkan pada bukti-bukti formil
D. Kebenaran semu
PEMBAHASAN: C

34. Eksepsi adalah bantahan …..


A. Terhadap pokok perkara
B. Terhadap gugatan yang tidak menyangkut pokok perkara
C. Bantahan terhadap putusan
13
D. Bantahan terhadap penetapan
PEMBAHASAN: B

35. Teori yang mengajarkan bahwa fundamentum petendi harus pula


menjelaskan/menyebutkan peristiwa konkret yang menjadi sebab
timbulnya peristiwa hukum yang menjadi alasan gugatan adalah …..
A. Substantierings theorie
B. Individualserings theorie
C. Subjectiefrechtelijke theorie
D. Objectiefrechtelijke theorie
PEMBAHASAN: A
Fundamentum petendi adalah sebutan lain dari posita dalam
sebuah gugatan. Ia merupakan dalil yang menggambarkan adanya
hubungan yang menjadi dasar atau uraian dari suatu tuntutan. Untuk
mengajukan suatu tuntutan, seseorang harus menguraikan dulu alasan-
alasan atau dalil sehingga ia bisa mengajukan tuntutan seperti itu.
Karenanya, fundamentum petendi berisi uraian tentang kejadian perkara
atau duduk persoalan suatu kasus.
Dalam penyusunan posita dikenal adanya 2 teori terkait dengan
luasnya uraian dalam posita, yaitu:
1) Substantierings theorie,menurut teori ini, penyusunan posita
tidaklah cukup hanya menguraikan mengenai peristiwa dan
hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan, melainkan harus
diuraikan pula bagaimana sejarahnya sampai terjadi peristiwa dan
hubungan hukum itu.
2) Individualiseringtheorie,teori ini mengajarkan bahwa dalam
menyusun suatu posita adalah sudah dipandang cukup dengan
menguraikan peristiwa dan hubungan hukum tanpa menguraikan
secara detail sejarah dari peristiwa dan hubungan hukum tersebut.

36. Eksepsi terhadap kewenangan mengadili diajukan bersama-sama


dalam…..
A. Pokok perkara
B. Jawaban
C. Pembuktian
D. Gugatan
PEMBAHASAN: B

14
Pasal 125 ayat (2) dan Pasal 133 HIR mengatur bahwa pengajuan eksepsi
kewenangan relatif harus disampaikan pada sidang pertama dan
bersamaan pada saat mengajukan jawaban pertama terhadap materi
pokok perkara. Eksepsi kewenangan relatif hanya dapat diajukan
bersama-sama dengan penyampaian jawaban pertama.

37. Gugatan akan ditolak oleh hakim jika gugatan dalam keadaan …..
A. Kabur
B. Kurang Pihak
C. Tidak berdasarkan hukum
D. Telah lewat waktu
PEMBAHASAN: C

Dalam Hukum Acara Perdata, putusan pengadilan dapat berupa 3 hal


yakni:
1) Gugatan dikabulkan
Menurut pakar hukum acara perdata, M. Yahya Harahap,
dikabulkannya suatu gugatan adalah dengan syarat bila dalil
gugatnya dapat dibuktikan oleh penggugat sesuai alat
bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 1865 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (“KUHPerdata”)/Pasal 164 Het Herzien Inlandsch
Reglement (“HIR”). Dikabulkannya gugatan ini pun ada yang
dikabulkan sebagian, ada yang dikabulkan seluruhnya, ditentukan
oleh pertimbangan majelis hakim.
2) Gugatan di Tolak
Dalam bukunya, Hukum Acara Perdata (hal. 812), M. Yahya Harahap,
menyebutkan bahwa bila penggugat dianggap tidak berhasil
membuktikan dalil gugatannya, akibat hukum yang harus
ditanggungnya atas kegagalan membuktikan dalil gugatannya adalah
gugatannya mesti ditolak seluruhnya. Jadi, bila suatu gugatan tidak
dapat dibuktikan dalil gugatannya bahwa tergugat patut dihukum
karena melanggar hal-hal yang disampaikan dalam gugatan, maka
gugatan akan ditolak.
3) Gugatan TIdak dapat diterima/NO

15
Dijelaskan pula oleh M. Yahya Harahap (hal. 811), bahwa ada
berbagai cacat formil yang mungkin melekat pada gugatan, antara
lain, gugatan yang ditandatangani kuasa berdasarkan surat kuasa
yang tidak memenuhi syarat yang digariskan Pasal 123 ayat (1) HIR
jo. SEMA No. 4 Tahun 1996
a) gugatan tidak memiliki dasar hukum
b) gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi
atau plurium litis consortium;
c) gugatan mengandung cacat atau obscuur libel; atau
d) gugatan melanggar yurisdiksi (kompetensi) absolute atau relatif
dan sebagainya.
Menghadapi gugatan yang mengandung cacat formil (surat
kuasa, error in persona, obscuur libel, premature, kedaluwarsa, ne bis
in idem), putusan yang dijatuhkan harus dengan jelas dan tegas
mencantumkan dalam amar putusan: menyatakan gugatan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard/NO ).

Dasar pemberian putusan NO (tidak dapat diterima) ini dapat kita


lihat dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
No.1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April 1975 Jo Putusan Mahkamah
Agung RI No.565/K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1973, Jo Putusan
Mahkamah Agung RI No.1149/K/Sip/1979 tanggal 7 April 1979 yang
menyatakan bahwa terhadap objek gugatan yang tidak jelas, maka
gugatan tidak dapat diterima.

38. Putusan insidentiil adalah …..


A. Putusan akhir
B. Putusan yang mendahului putusan akhir
C. Putusan pokok perkara
D. Putusan deklatoir
PEMBAHASAN: B

39. Agenda acara pada hari sidang pertama dalam hukum acara perdata
yang dihadiri oleh kedua belah pihak, yaitu .....
A. Hakim mewajibkan para pihak agar menempuh mediasi
B. Hakim menjelaskan prosedur mediasi

16
C. Hakim menunda sidang untuk proses mediasi
D. Jawaban a, b dan c benar
PEMBAHASAN: D

40. Kapan gugatan rekonvensi itu harus diajukan …..


A. Pada saat mengajukan jawaban
B. Sesudah mengajukan jawaban
C. Sebelum putusan pokok perkara
D. Jawaban a, b dan c adalah benar
PEMBAHASAN: A

41. KUHPerdata mengatur hubungan hukum antara ….


A. Privat-privat
B. Privat-publik
C. Publik-publik
D. Notaris-Jaksa
PEMBAHASAN: A
42. Menurut hukum acara perdata, Tergugat adalah …..
A. Orang atau badan hukum yang menurut hukum diduga
melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain atau melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang
B. Orang atau badan hukum yang menurut hukum diduga melakukan
pelanggaran terhadap hak orang lain saja
C. Orang atau badan hukum yang menururt hukum diduga melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang saja
D. Semua Jawaban salah
PEMBAHASAN: A

43. Hukum acara perdata memberikan peluang untuk dicabutnya suatu


gugatan, dengan syarat bahwa pencabutan tersebut dilakukan oleh …..
A. Dilakukan oleh Penggugat secara sepihak, asalkan Tergugat
belum menyampaikan Jawaban
B. Dilakukan oleh Penggugat secara sepihak, meskipun Tergugat telah
menyampaikan Jawaban
C. Dilakukan oleh Penggugat atas persetujuan Tergugat, meskipun
Tergugat belum menyampaikan Jawaban

17
D. Dapat dilakukan oleh Penggugat ataupun Tergugat, meskipun
perkara yang bersangkutan sedang dalam proses pemeriksaan
PEMBAHASAN : A
Di dalam HIR atau Rbg tidak mengatur baik masalah perubahan gugatan
dan pencabutan gugatan. Menurut ketentuan RV. Pencabutan gugatan
yang telah diajukan di Pengadilan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Sebelum gugatan di periksa di persidangan, dalam kondisi seperti ini
penggugat tidak perlu meminta ijin kepada tergugat karena tergugat
belum mengetahui (Pasal 271 Rv).
2) Sebelum tergugat memberikan jawaban. Hal ini juga tidak perlu
meminta ijin kepada tergugat.
3) Sesudah tergugat memberikan jawaban, dalam keadaan ini kalau
penggugat akan mencabut gugatannya, maka harus seijin daari
tergugat. Apabila tergugat menyetujui, penggugat dapat mencabut
gugatannya dan apabila tergugat tidak menyetujui maka gugatan
akan terus dilanjutkan. Hal ini dikarenakan tergugat sudah merasa
diserang kepentinganya.

44. Eksepsi mengenai tidak berwenangnya Pengadilan Negeri untuk


mengadili suatu perkara perdata berkaitan dengan wilayah pengadilan
disebut …..
A. Eksepsi kewenangan absolut
B. Eksepsi dilatoir
C. Eksepsi kompetensi relatif
D. Eksepsi peremptoir
PEMBAHASAN : C
Kewenangan Relatif Adalah mengatur pembagian kekuasaan mengadili
antar Pengadilan yang serupa, tergantung dari tempat tinggal tergugat.
Pasal 118 HIR menyangkut kekuasaan relatif. Asas yang yang
menyangkut wewenang ini adalah ”Actor Sequitur Forum Rei” terhadap
asas Actor Sequitur Forum Rei terdapat beberapa pengecualian, misalnya
yang terdapat dalam Pasal 118 HIR itu sendiri :
a. Gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri setempat kediaman
tergugat, apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui.
b. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugatan diajukan
pada tempat tinggal salah satu tergugat, terserah pilihan dari
18
penggugat, jadi penggugat yang menentukan di mana ia akan
mengajukan gugatannya.
c. Akan tetapi dalam ad. 2 tadi, apabila pihak tergugat ada dua orang,
yaitu yang seorang misalnya adalah berhutang dan yang lain
penjaminnya, maka gugatan harus diajukan kepada Pengadilan
Negeri pihak yang berhutang. Sehubungan dengan hal ini perlu
dikemukakan, bahwa secara analogis dengan ketentuan yang termuat
dalam Pasal 118 ayat (2) bagian akhir ini, apabila tempat tinggal
tergugat dan turut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan di
tempat tinggal tergugat.
d. Apabila tempat tinggal dan tempat tergugat tidak dikenal, gugatan
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal penggugat
atau salah satu dari penggugat
e. Dalam ad. 4 apabila gugatan adalah mengenai barang tetap, dapat
juga diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana barang tetap
itu terletak.
f. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta gugatan
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih
oleh akte tersebut.

45. Sita Revindicatoir (revindicatoir beslag) dapat dimintakan terhadap .....


A. Barang tidak bergerak milik pihak ketiga yang dikuasai Tergugat
B. Barang tidak bergerak milik Penggugat yang dikuasai oleh Tergugat
C. Barang bergerak milik Penggugat yang dikuasai oleh Tergugat
D. Barang bergerak milik pihak ketiga yang dikuasai Tergugat
PEMBAHASAN : C
Pasal 226 HIR/260 RBg, Ketentuan Pasal 226 HIR tersebut dapat
diketahui bahwa untuk dapat diletakkan sita revindicatoir ini adalah :
a. Harus berupa barang bergerak.
b. Barang bergerak tersebut adalah merupakan barang milik penggugat
yang berada ditangan tergugat.
c. Permintaannya harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
d. Permintaan mana dapat diajukan secara lisan dan tertulis.
e. Barang tersebut harus diterangkan dengan seksama dan terperinci,
misalnya sebuah mobil sedan merek holden tahun 1974 Pol.No.D II-
AA, warna biru.

19
46. Dalam praktek sering dijumpai bahwa penyitaan telah dilakukan
terhadap harta kekayaan milik pihak ketiga. Upaya hukum yang dapat
dilakukan pihak ketiga untuk mempertahankan hak dan kepentingan
tersebut adalah.....
A. Perlawanan
B. Gugatan
C. Derden Verzet
D. Verzet
PEMBAHASAN : C
Dasar hukum mengenai verzet tidak diatur dalam HIR tapi dalam Pasal
378 dan 379 RV. Derden Verzet adalah suatu perlawanan terhadap
putusan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak ada sangkut pautnya
dengan perkara, akan tetapi karena merugikan pihaknya. Dalam
melakukan perlawanan jenis ini yang perlu diperhatikan adalah
kemampuan untuk membuktikan bahwa barang yang disita itu adalah
milik dari pelawan.
47. Apabila Hakim memutus perkara perdata dan ternyata didapati bahwa
surat kuasa penggugat tidak Sempurna, maka putusan perkara seperti ini
dapat …..
A. Ditolak
B. Diterima
C. Tidak dapat diterima
D. Ketiganya salah
PEMBAHASAN : C
Pasal 123 HIR/143 Rbg, menentukan bahwa surat kuasa yang dapat
digunakan untuk beracara di pengadilan, baik untuk mewakili
kepentingan pihak penggugat maupun pihak tergugat, harus merupakan
surat kuasa khusus atau istimewa. Hal demikian diatur dalam Surat
Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1959, tanggal 19 Januari 1959
Jo. Nomor 6 Tahun 1994, tanggal 14 Oktober 1994, yang menentukan
bahwa surat kuasa khusus adalah surat kuasa yang khusus tentang
subjeknya, objeknya, materi perkaranya, pengadilannya serta tingkat
proses perkaranya, yaitu tingkat pengadilan negeri, banding (pengadilan
tinggi) dan kasasi (mahkamah agung).

48. Untuk mewakili klien beracara di pengadilan disyaratkan menggunakan


surat kuasa yang bersifat .....
20
A. Umum dan khusus
B. Umum
C. Khusus
D. Semua benar
PEMBAHASAN : C
Berdasarkan Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi tetap Mahkamah
Agung No. 116 K/Aip/1973 tertanggal 16 September 1973 menyatakan
bahwa hanya surat kuasa khusus saja yang dapat digunakan dalam
beracara di depan pengadilan. Surat kuasa Khusus hanya dapat
digunakan dalam beracara dalam satu perkara saja, tidak bisa digunakan
keperluan lain diluar perkara tersebut. Berdasarkan Surat Edaran
Mahkamah Agung RI No. 31/P/169/M/1959 tanggal 19 Januari 1959
yang perlu dimuat dalam surat kuasa Khusus adalah : Identitas pemberi
dan penerima kuasa, yaitu nama lengkap, pekerjaan, alamat atau tempat
tinggal. Nama pengadilan tempat beracara, misalnya pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, Pengadilan negeri Jakarta Barat. Apa yang menjadi
sengketa pokok perkara, hal ini untuk menunjukan kekhususan perkara,
misal tentang jual beli tanah. Penelaah isi kuasa yang diberikan, di sini
menjelaskan hal ihwal apa saja yang boleh dilakukan oleh penerima
kuasa. Jadi di luar apa yang disebutkan dalam isi surat kuasa tidak boleh
dilakukan oleh penerima kuasa. Memuat hak Subtitusi, di sini untuk
mengantisipasi apabila penerima kuasa berhalangan sehingga dapat
dialihkan kepada orang lain.

49. Secara umum, Pasal 118 HIR menentukan asas “Actor Sequitor Forum
Rei”. Yang maksudnya adalah …..
A. Gugatan harus diajukan kepengadilan yang yurisdiksinya
melingkupi tempat tinggal Tergugat
B. Gugatan harus diajukan kepengadilan yang yurisdiksinya melingkupi
tempat tinggal Penggugat
C. Gugatan harus diajukan kepengadilan yang yurisdiksinya melingkupi
tempat tinggal saksi dan barang bukti
D. Gugatan harus diajukan kepengadilan yang yurisdiksinya melingkupi
tempat tinggal Penggugat dan Turut Tergugat
PEMBAHASAN : A
Pasal 118 HIR menyangkut kekuasaan relatif. Asas yang yang menyangkut
wewenang ini adalah ”Actor Sequitur Forum Rei” terhadap asas Actor
21
Sequitur Forum Rei terdapat beberapa pengecualian, misalnya yang
terdapat dalam Pasal 118 HIR itu sendiri :
a. Gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri setempat kediaman
tergugat, apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui.
b. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugatan diajukan
pada tempat tinggal salah satu tergugat, terserah pilihan dari
penggugat, jadi penggugat yang menentukan di mana ia akan
mengajukan gugatannya.
c. Akan tetapi dalam ad. 2 tadi, apabila pihak tergugat ada dua orang,
yaitu yang seorang misalnya adalah berhutang dan yang lain
penjaminnya, maka gugatan harus diajukan kepada Pengadilan Negeri
pihak yang berhutang. Sehubungan dengan hal ini perlu
dikemukakan, bahwa secara analogis dengan ketentuan yang termuat
dalam Pasal 118 ayat (2) bagian akhir ini, apabila tempat tinggal
tergugat dan turut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan di
tempat tinggal tergugat.
d. Apabila tempat tinggal dan tempat tergugat tidak dikenal, gugatan
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal penggugat
atau salah satu dari penggugat
e. Dalam ad. 4 apabila gugatan adalah mengenai barang tetap, dapat
juga diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana barang tetap
itu terletak.
f. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta gugatan
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih
oleh akte tersebut.

50. Unsur-unsur surat gugatan adalah….


A. Identitas para pihak, Fundamentum Petendi, dan Petitum
B. Identitas para pihak, gugatan dan tuntutan
C. Uraian tentang gugatan dan tuntutan
D. Uraian lengkap posita dan petitum
PEMBAHASAN: A

51. Sita jaminan (conservatoir beslag) dapat dimintakan terhadap : …..


A. Barang bergerak maupun barang tidak bergerak milik Tergugat
B. Barang bergerak maupun barang tidak bergerak milik Penggugat yang
dikuasai Tergugat
22
C. Barang bergerak milik Penggugat yang dikuasai Tergugat
D. Barang tidak bergerak milik Penggugat yang dikuasai Tergugat
PEMBAHASAN : A
Pasal 227 HIR/261 RBg, Mengenai Sita Conservatoir (Conservatoir Beslag)
diatur dalam Pasal 227 ayat (1) HIR yang intinya mengatur hal-hal : 1.
Harus ada sangka yang beralasan, bahwa tergugat sebelum putusan
dijatuhkan atau dilaksanakan mencari akal akan mengelapkan atau
melarikan barang-barangnya. 2. Barang yang disita itu merupakan barang
kepunyaan orang yang kena sita artinya bukan milik penggugat. 3.
Permohonan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang memeriksa
perkara yang bersangkutan. 4. Permohonan harus diajukan dengan surat
tertulis. 5. Sita Conservatoir (Conservatoir Beslag) dapat dilakukan atau
diletakan baik terhadap barang yang bergerak dan yang tidak bergerak.

52. Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata dapat


diajukan berdasarkan alasan .....
A. Ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan
B. Melanggar hukum yang berlaku
C. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
D. Semua benar
PEMBAHASAN: D

C. PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI ADVOKAT.


53. Saat ini ketentuan mengenai Advokat diatur dalam Undang-undang
Nomor.....
A. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2002
B. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2003
C. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002
D. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003
PEMBAHASAN : D
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, ditetapkan di
Jakarta tanggal 05 April 2003, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 49.

23
54. Di bawah ini adalah beberapa organisasi profesi Advokat yang
terhimpun dalam PERADI, kecuali …..
A. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)
B. Serikat Pengacara Indonesia (SPI)
C. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN)
D. Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN)
PEMBAHASAN : D
PASAL 32 AYAT (3) tentang Ketentuan Peralihan UU No. 18 Tahun 2003 :
untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh : IKADIN,
AAI, IPHI, HAPI, SPI, AKHI, HKHPM dan APSI.

55. Tugas seorang Advokat adalah memberikan jasa hukum, antara lain
meliputi hal-hal di bawah ini, kecuali …..
A. Memberikan Konsultasi Hukum
B. Memberikan Bantuan Hukum
C. Memberikan Pendidikan Hukum
D. Membela Kepentingan Hukum Klien
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 2 UU No. 18 Tahun 2003 : Jasa Hukum adalah jasa
yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien.

56. Induk Organisasi Advokat yang dibentuk oleh delapan organisasi


profesi advokat untuk memenuhi syarat Undang-undang Advokat adalah
…..
A. FKAI
B. PERADI
C. PERADIN
D. PUSBADHI
PEMBAHASAN : B
Deklarasi Advokat Indonesia, Jakarta 21 Desember 2004.

57. Wilayah kerja Advokat sesuai dengan Pasal 5 ayat (2) UU No. 18 Tahun
2003 adalah .....
A. Domisili Advokat tersebut
24
B. Domisili klien yang dibelanya
C. Domisili Advokat dan klien yang dibelanya
D. Seluruh wilayah Republik Indonesia
PEMBAHASAN : D
PASAL 5 AYAT (2) UU Nomor 18 Tahun 2003 : Wilayah kerja Advokat
meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

58. Sebelum lahirnya organisasi Advokat yang dibentuk oleh delapan


organisasi, maka delapan organisasi tersebut bersama-sama melakukan
kegiatan verifikasi / herregistrasi advokat dengan menggunakan nama
…..
A. IPHI (Ikatan Pengacara Hukum Indonesia)
B. AAI (Asosiasi Advokat Indonesia)
C. FKAI (Forum Komunikasi Advokat Indonesia)
D. KKAI (Komite Kerja Advokat Indonesia)
PEMBAHASAN: D

59. Istilah PERADI, Perhimpunan Advokat Indonesia dapat dilihat .....


A. Di dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
B. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
C. Deklarasi Advokat Indonesia, Jakarta 21 Desember 2004
D. Jawaban A, B, C, salah
PEMBAHASAN: C

60. Eksistensi seorang Advokat setelah keluarnya Undang-undang Nomor


18 Tahun 2003 sudah diakui statusnya sebagai …..
A. Institusi Hukum
B. Kuasa Hukum
C. Penegak Hukum
D. Pendekar Hukum
PEMBAHASAN : C
PASAL 5 AYAT (1) UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat berstatus sebagai
penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan.

25
61. Beberapa pasal dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat telah dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi dan
telah mendapat keputusan, Pasal-pasal tersebut adalah……
A. Pasal 12 tentang pengawasan dan Pasal 31 tentang ketentuan
pidana
B. Pasal 12 tentang pengawasan dan Pasal 23 tentang Advokat Asing
C. Pasal 32 tentang ketentuan peralihan
D. Jawaban B dan C adalah benar
PEMBAHASAN : A
Putusan MKRI No. 006/PUU-II/2004 Tanggal 13 Desember 2004.

62. Pengertian Advokat sebagaimana disebut dalam Undang-undang No. 18


Tahun 2003 tentang Advokat adalah .....
A. Orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-undang ini
B. Orang yang telah diangkat oleh Organisasi Advokat yang bertugas
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang
C. Orang yang berprofesi memberi pelayanan hukum yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang
D. Jawaban A, B, C adalah benar
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 1 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat adalah Orang yang
berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-
undang ini.

63. Berdasarkan Pasal 28 ayat (3) UU Advokat, Pimpinan Organisasi Advokat


tidak dapat dirangkap jabatan sebagai .....
A. Pimpinan Dewan Kehormatan
B. Pimpinan Partai Politik
C. Pimpinan DPR/MPR
D. Pimpinan Organisasi Terlarang
PEMBAHASAN : B

26
PASAL 28 AYAT (3) UU No. 18 Tahun 2003 : Pimpinan Organisasi Advokat
tidak dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik, baik ditingkat
pusat maupun di tingkat daerah.

64. Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi Advokat
dan bertindak seolah-olah sebagai Advokat, tetapi bukan Advokat
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, dipidana dengan pidana
penjara …..
A. Paling lama 5 tahun
B. Paling lama 7 tahun
C. 3 tahun
D. 2 tahun
PEMBAHASAN : A
PASAL 31 UU No. 18 Tahun 2003 : Setiap orang yang dengan sengaja
menjalankan pekerjaan profesi Advokat dan bertindak seolah-olah
sebagai Advokat, tetapi bukan Advokat sebagaimana diatur dalam
Undang-undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000 ,- (lima puluh juta)
rupiah. Pasal ini sudah tidak mempunyai kekuatan mengikat karena
sudah di Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi berdasarkan Putusan
MKRI No. 006/PUU-II/2004 Tanggal 13 Desember 2004.

65. Dalam Undang-undang Advokat diatur mengenai hak Immunitas


Advokat, yaitu : .....
A. Hak Advokat untuk memperoleh informasi atau data dari instansi
pemerintah guna kepentingan suatu perkara
B. Hak Advokat untuk menolak suatu perkara jika diyakini tidak ada
dasar hukumnya
C. Hak Advokat untuk dilindungi dari tuntutan pidana atau perdata
ketika ia menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan
D. Jawaban A dan B benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 16 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat tidak dapat dituntut baik
secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya
dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang
pengadilan. Jo. Pasal 7 huruf g Kode Etik : Advokat bebas mengeluarkan
27
pernyataanpernyataan atau pendapat yang dikemukakan dalam sidang
pengadilan dalam mengatur ketentuan tentang Hak Immunitas bagi
seorang Advokat.

66. Hakim, Jaksa, Kepolisian, Avokat sebagai penegak hukum selain diatur
oleh Undang-undang, mempunyai fungsi masing-masing .....
A. Hakim mewakili kepentingan negara, Jaksa dan Kepolisian
mewakili kepentingan Pemerintah, Advokat mewakili
kepentingan masyarakat
B. Hakim mewakili kepentingan pemerintah, Jaksa dan Kepolisian
mewakili kepentingan negara, Advokat mewakili kepentingan
masyarakat
C. Hakim mewakili kepentingan negara, Jaksa, Kepolisian dan Advokat
mewakili kepentingan masyarakat
D. Hakim, Jaksa, Kepolisian dan Advokat mewakili kepentingan
penegakkan hukum, mendapat keadilan, kemanfaatan dan kepastian
hukum
PEMBAHASAN: A

D. KODE ETIK PROFESI ADVOKAT


67. Profesi Advokat adalah profesi terhormat dan menjadi salah satu pilar
dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Dikenal
dengan istilah apakah “profesi terhormat” tersebut …..
A. Honour profession
B. Officium Juris
C. Officium Nobile
D. Respected Profession
PEMBAHASAN : C
PASAL 3 HURUF g Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat harus
senantiasa menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai profesi terhormat
(Officium nobile).

68. Besarnya honorarium Advokat yang diterima dari kliennya ditentukan


berdasarkan …..

28
A. Jumlah yang ditetapkan oleh Advokat dengan mempertimbangkan
unsur senioritas dan popularitas Advokat
B. Kemampuan Klien
C. Kesepakatan Advokat dengan Klien
D. Jenis perkara yang ia tangani dan kebutuhan dalam menangani
perkara itu
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 7 UU No. 18 Tahun 2003 Jo. Pasal 1 huruf f Kode Etik
Advokat Indonesia : Honorarium adalah Imbalan atas jasa hukum yang
diterima oleh Advokat berdasarkan kesepakatan dengan klien.

69. Bagaimanakah status Hukum Kode Etik yang ditetapkan pada tanggal 23
Mei 2002 setelah lahirnya UU Advokat .....
A. Tidak berlaku karena terdapat Kode Etik yang baru setelah lahirnya
UU Advokat
B. Berkekuatan hukum secara mutatis mutandis berdasarkan Pasal
33 UU Advokat
C. Wajib disempurnakan sesuai dengan Pasal 33 UU Advokat
D. Hanya mengikat bagi Advokat yang diangkat sebelum lahirnya UU
Advokat
PEMBAHASAN : B
PASAL 33 tentang Ketentuan Peralihan UU No. 18 66 Nomor 2003 : Kode
etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang
telah ditetapkan oleh IKADIN, AAI, IPHI, HAPI, SPI, AKHI, dan HKHPM,
pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan mempunyai kekuatan hukum
secara mutatis mutandis menurut Undang-undang ini sampai ada
ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.

70. Pasal 16 UU Advokat Jo. Pasal 7 huruf g Kode Etik mengatur ketentuan
tentang Hak Immunitas bagi seorang Advokat dalam lingkup .....
A. Pidana
B. Perdata
C. Perdata dan Pidana
D. Tata Usaha Negara
PEMBAHASAN : C
PASAL 16 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat tidak dapat dituntut baik
secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya
29
dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang
pengadilan. Jo. Pasal 7 huruf g Kode Etik : Advokat bebas mengeluarkan
pernyataanpernyataan atau pendapat yang dikemukakan dalam sidang
pengadilan dalam mengatur ketentuan tentang Hak Immunitas bagi
seorang Advokat.

71. Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile)
dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di
pengadilan sejajar dengan .....
A. Polisi
B. Pemerintah
C. Jaksa dan Hakim
D. Semua Benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 8 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Profesi Advokat
adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile) dan karenanya
dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar
dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada
dibawah perlindungan hukum Undang-undang dan Kode Etik ini.

72. Kode Etik Advokat ditetapkan di Jakarta pada tanggal .....


A. 23 Mei 2003
B. 23 Juni 2002
C. 23 Mei 2002
D. 23 Mei 2001
PEMBAHASAN : C
PASAL 24 Bab XII Ketentuan Penutup Kode Etik Advokat Indonesia
(KEAI): Kode etik advokat ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu sejak
tanggal 23 Mei 2002.

73. Surat koresponden yang diberi tanda “Sans Prejudice“ maksudnya


adalah…..
A. Surat tersebut dibuat tanpa adanya prasangka
B. Surat tersebut bersifat rahasia
C. Surat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti di muka
pengadilan
30
D. Surat tersebut harus ditunjukkan kepada hakim yang memeriksa
perkara
PEMBAHASAN : C
PASAL 7 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Surat-surat ini
yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu
perkara dapat ditunjukkan kepada Hakim apabila dianggap perlu kecuali
surat-surat yang bersangkutan dibuat dengan membubuhi catatan “Sans
Prejudice”.

74. Bolehkah seorang Advokat menolak calon kliennya …..


A. Boleh, dengan pertimbangan tidak sesuai dengan keahliannya dan
bertentangan dengan hati nuraninya
B. Tidak boleh, karena agama atau partai calon kliennya, lain dari yang
dimiliki oleh Advokat tersebut
C. Tidak boleh, karena Advokat adalah sebagai pemegang profesi bebas
D. Boleh, karena ada klien berarti ada rezeki
PEMBAHASAN : A
PASAL 3 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI): Advokat dapat
menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap
orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan
pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan
alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis
kelamin, keyakinan politik atau kedudukan sosialnya.

75. Jika seorang Advokat dijatuhi sanksi berupa pemberhentian sementara


untuk waktu tertentu, maka .....
A. Advokat tersebut hanya dapat menjalankan profesinya diluar sidang
B. Advokat tersebut hanya dapat memberikan konsultasi hukum
C. Advokat tersebut masih dapat menjalankan profesinya, baik di dalam
atau diluar sidang
D. Advokat tersebut tidak dapat menjalankan profesinya, baik di
dalam atau diluar sidang
PEMBAHASAN : D
PASAL 16 ANGKA 3 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Pemberian
sanksi Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti

31
larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka
pengadilan.

76. Sifat bantuan hukum yang diberikan Advokat pada teman sejawatnya
yang sedang didakwa dalam perkara pidana adalah.....
A. Wajib atas permintaan Advokat yang didakwa itu atau jika
ditunjuk oleh organisasi profesi
B. Boleh kalau Advokat yang didakwa bisa memenuhi honorarium yang
ia minta
C. Tidak Boleh karena Advokat adalah penegak hukum, maka ia tidak
seharusnya melanggar hukum
D. Wajib diminta ataupun tidak diminta oleh Advokat yang didakwa itu
PEMBAHASAN : A
PASAL 3 HURUF e Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat wajib
memberikan bantuan dan pembelaan hukum kepada teman sejawat
yang diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas
permintaannya atau karena penunjukkan organisasi profesi.

77. Berdasarkan Kode Etik Advokat, apakah mantan Hakim dibenarkan


untuk beralih profesi menjadi Advokat.....
A. Tidak dapat dibenarkan karena Advokat adalah profesi yang bebas
dan mandiri
B. Tidak dapat dibenarkan karena dapat menimbulkan conflict of
interest atau pertentangan kepentingan
C. Dapat, karena sama halnya dengan Advokat, hakim juga
berkedudukan sebagai penegak hukum
D. Dapat, namun dalam jangka waktu 3 tahun ia tidak dapat
menangani perkara yang ditanganinya di Pengadilan tempatnya
terakhir dia bekerja
PEMBAHASAN : D
PASAL 8 HURUF h Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat yang
sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera dari suatu
lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang atau menangani
perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja selama 3
(tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.

32
78. Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak hadir dalam
pemeriksaan tanpa alasan yang sah, maka sidang dugaan pelanggaran
kode etik .....
A. Dihentikan sampai pengadu bisa menghadirkan teradu
B. Dihentikan dan dipanggil untuk ketiga kalinya
C. Diteruskan tanpa kehadiran teradu
D. Diteruskan dengan acara memutuskan pengaduan tidak dapat
diteruskan
PEMBAHASAN : C
PASAL 13 ANGKA 9 huruf c Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Apabila
teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan
yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu.

79. Sanksi atas pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia berupa.....


A. Teguran, peringatan keras atau pemecatan keanggotaan dari
organisasi profesi
B. Peringatan biasa, peringatan keras, pemecatan sementara untuk
waktu tertentu atau pemecatan dari keanggotaan organisasi
profesi
C. Teguran, skorsing atau pemecatan dari keanggotaan organisasi
profesi
D. Teguran lisan, teguran tertulis, pemecatan sementara untuk waktu
tertentu atau pemecatan dari keanggotaan organisasi
PEMBAHASAN : B
PASAL 7 UU NO. 18 TAHUN 2003 tentang Advokat Jo. PASAL 16 ANGKA
1 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Hukuman yang diberikan dalam
keputusan dapat berupa : Peringatan biasa, peringatan keras, pemecatan
sementara untuk waktu tertentu atau pemecatan dari keanggotaan
organisasi profesi.

80. Dalam sidang pemeriksaan perkara pelanggaran Kode Etik Advokat, baik
pengadu maupun pihak yang teradu .....
A. Harus hadir secara pribadi, namun jika dikehendaki dapat diwakili
oleh penasehat
B. Harus hadir secara pribadi dan jika dikehendaki dapat didampingi
oleh penasehat

33
C. Tidak perlu hadir secara pribadi karena dapat memberikan kuasa
kepada Advokat
D. Tidak perlu hadir secara pribadi karena dapat memberikan kuasa
kepada orang lain
PEMBAHASAN : B
PASAL 13 ANGKA 7 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) :
Pengadu dan Teradu harus hadir secara pribadi dan tidak dapat
menguasakan kepada orang lain, yang jika dikehendaki masing-masing
dapat didampingi oleh penasihat.

81. Seorang Advokat dapat diberhentikan dari profesinya sebagai Advokat


berdasarkan keputusan.....
A. Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi setempat berdasarkan
pertimbangan Organisasi Advokat
B. Keputusan Ketua Mahkamah Agung
C. Keputusan Organisasi Advokat
D. Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi
PEMBAHASAN : C
PASAL 9 AYAT (1) UU No. 18 Tahun 2003, tentang Advokat : Advokat
dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh Organisasi
Advokat.

82. Keputusan Majelis Dewan Kehormatan Cabang/Daerah mengenai


pelanggaran Kode Etik yang dilakukan seorang Advokat adalah
bersifat…..
A. Final dan tidak dapat diajukan upaya banding
B. Belum final dan dapat diajukan upaya banding
C. Mengikat dan mempunyai kekuatan hukum tetap sejak diucapkan
dalam sidang terbuka
D. Mempunyai kekuatan hukum tetap sejak diberitahukan kepada para
pihak
PEMBAHASAN : B
PASAL 18 ANGKA 1 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI): Apabila
pengadu atau teradu tidak puas dengan keputusan Dewan Kehormatan

34
Cabang/Daerah, ia berhak mengajukan permohonan banding atas
keputusan tersebut kepada Dewan Kehormatan Pusat.

83. Keputusan Majelis Dewan Kehormatan Pusat mengenai pelanggaran Kode


Etik yang dilakukan seorang Advokat adalah bersifat.....
A. Final dan tidak dapat diajukan upaya banding
B. Belum final dan dapat diajukan upaya banding
C. Mengikat dan mempunyai kekuatan hukum tetap sejak diucapkan
dalam sidang terbuka
D. Mempunyai kekuatan hukum tetap sejak diberitahukan kepada para
pihak
PEMBAHASAN : C
PASAL 19 ANGKA 2 dan 3 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) :
Keputusan Dewan Kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak
diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak
dimana hari, tanggal dan waktunya telah diberitahukan sebelumnya
kepada pihak-pihak yang 81 bersangkutan ; Keputusan Dewan
Kehormatan Pusat adalah final dan mengikat yang tidak dapat diganggu
gugat dalam forum manapun, termasuk dalam MUNAS.

84. Apa yang dilakukan oleh seorang Advokat terlebih dahulu jika menerima
berkas perkara dari kliennya.....
A. Menyiapkan surat kuasa untuk segera ditandatangani
B. Meminta klien untuk membayar uang untuk menangani perkaranya
C. Langsung mempelajari berkas perkaranya
D. Menanyakan apakah berkas perkaranya pernah dikuasakan
kepada Kuasa Hukum atau orang lain
PEMBAHASAN : D
PASAL 5 HURUF d dan f Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : d. Advokat
tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman
sejawatnya ; f. Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien
terhadap Advokat yang baru, maka Advokat semula wajib memberikan
kepadanya semua surat dan keterangan yang penting untuk mengurus
perkara itu, dengan memperhatikan hak retensi Advokat terhadap Klien
tersebut.

35
E. HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA
85. Peradilan Tata Usaha Negara dibentuk dan diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan berupa ……
A. UU No. 5 Tahun 1960 direvisi dengan UU No. 8 Tahun 2004
B. UU No. 5 Tahun 1986 direvisi dengan UU No. 9 Tahun 2004
C. UU No. 5 Tahun 1988 direvisi dengan UU No. 9 Tahun 2004
D. UU No. 15 Tahun 1986 direvisi dengan UU No. 9 Tahun 2004
PEMBAHASAN : B
UU NO. 5 TAHUN 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, ditetapkan
di Jakarta, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77
sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 9 TAHUN 2004 tentang
Perubahan Atas UU NO. 5 TAHUN 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, ditetapkan di Jakarta tanggal 29 Maret 2004, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

86. Pada hakekatnya PTUN berkedudukan di …..


A. Di ibukota Kabupaten dan Propinsi
B. Di ibukota Kabupaten dan Pemerintah Kota
C. Di ibukota Propinsi dan Pemerintahan
D. Semuanya benar
PEMBAHASAN : A
PASAL 6 UU NO. 5 TAHUN 1986 : (1) Pengadilan Tata Usaha Negara
berkedudukan di kotamadya atau ibukota kabupaten, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten. (2) Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara berkedudukan di ibukota propinsi, dan
daerah hukumnya meliputi wilayah propinsi.

87. Tenggang waktu bagi pencari keadilan untuk dapat mengajukan gugatan
atas Keputusan TUN di Peradilan TUN …..
A. 40 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
B. 30 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
C. 60 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
D. 90 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
PEMBAHASAN : D
PASAL 55 UU NO. 5 TAHUN 1986 : Gugatan dapat diajukan hanya dalam
tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya
atau diumumkan Pejabat Tata Usaha Negara.
36
88. Apa yang dipersiapkan pada saat anda melakukan gugatan di Peradilan
TUN …..
A. Gugatan sedapat mungkin disertai Surat Keputusan TUN yang
disengketakan
B. Gugatan tidak dapat dikuasakan oleh seorang Advokat
C. Gugatan tidak perlu ditandatangani
D. Semua pihak yang terlibat harus digugat sebagaimana gugatan
melalui peradilan umum
PEMBAHASAN: A

89. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara mengenal istilah berikut ini,
kecuali …..
A. Dismissal Process
B. Perlawanan
C. Verstek
D. Putusan Pendahuluan/Sela
PEMBAHASAN: B

90. Dalam pemeriksaan persiapan, Hakim berwenang untuk…..


A. Mengajukan pertanyaan pada saksi Ahli
B. Menerima eksepsi dan jawaban Tergugat
C. Memanggil Saksi Ahli
D. Meminta Penggugat melengkapi alat bukti
PEMBAHASAN : D
PASAL 63 AYAT (2) HURUF a UU No. 5 Tahun 1986 : Dalam pemeriksaan
persiapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim : wajib memberi
nasihat kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan
melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu tiga
puluh hari.

91. Yang merupakan Objek Gugatan Peradilan Tata Usaha Negara dibawah
ini adalah….
A. Keputusan Komisi Pemilihan Umum
B. Keputusan yang bersifat umum
C. Keputusan yang merupakan perbuatan hukum perdata
D. Keputusan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
37
PEMBAHASAN : D
PASAL 2 UU NO. 5 TAHUN 1986 Jo. UU NO. 9 TAHUN 2004, Tidak
termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut
Undang-undang ini: 1. Keputusan TUN yang merupakan perbuatan
hukum. 2. Keputusan TUN yang merupakan pengaturan yang bersifat
umum. 3. Keputusan TUN yang mesih memerlukan persetujuan. 4.
Keputusan TUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan
KUHAP atau peraturan Perundang-undangan lain yang bersifat hukum
pidana. 5. Keputusan TUN yang dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 89 6. Keputusan TUN mengenai Tata Usaha
Tentara Nasional Indonesia. 7. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik
dipusat maupun didaerah mengenai hasil pemilihan umum.

92. Didalam Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dikenal Asas
”Presumption Justae Causa” yang artinya adalah .....
A. Prinsip praduga tak bersalah
B. Keputusan Tergugat haruslah dianggap salah sampai ada putusan
pengadilan yang syah
C. Keputusan Tergugat haruslah dianggap benar sampai ada putusan
pengadilan yang syah
D. Gugatan Penggugat haruslah dianggap benar sampai dengan adanya
putusan yang syah
PEMBAHASAN: C
93. Berikut ini adalah alasan untuk mengajukan Gugatan terhadap
keputusan Pejabat Tata Usaha Negara.....
A. Keputusan Pejabat TUN tidak sesuai dengan kehendak Penggugat
B. Keputusan Pejabat TUN bersifat umum
C. Keputusan Pejabat TUN didasarkan atas bukti dan pertimbangan
yang cukup
D. Keputusan Pejabat TUN bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik
PEMBAHASAN: D

94. Yang dimaksud dengan keputusan tata usaha negara adalah .....
A. Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan/pejabat tata usaha
negara
38
B. Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan/pejabat tata usaha
negara dan menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
C. Penetapan tertulis yang dikeluarkan badan/pejabat tata usaha
negara yang bersifat final, individual dan kongkrit
D. Penetapan tertulis yang dikeluarkan badan/pejabat tata usaha
negara yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku serta
menimbulkan akibat hukum, bersifat final, individual dan
kongkrit
PEMBAHASAN: D

F. HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA


95. Apabila yang dipanggil tidak diketahui tempat tinggalnya atau tidak jelas,
atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, maka dalam
perceraian, panggilan dilakukan …..
A. Lewat Bupati tempat tinggal Penggugat
B. Lewat Bupati tempat tinggal Tergugat
C. Menempelkan gugatan/permohonan atau surat panggilan pada
papan pengumuman Pengadilan Agama, dan mengumumkannya satu
atau beberapa surat kabar atau mass media lain
D. Semuanya Benar
PEMBAHASAN : D
PASAL 390 AYAT (3) HIR : Tentang orang-orang yang tidak diketahui
tempat diam atau tinggalnya dan tentang orang-orang yang tidak dikenal
maka surat jurusita itu disampaikan pada Bupati, yang dalam daerahnya
terletak tempat tinggal Penggugat dan dalam perkara pidana, yang dalam
daerahnya hakim yang berhak berkedudukan ; Bupati itu memaklumkan
surat jurusita itu dengan menempelkannya pada pintu umum kamar
persidangan dari hakim yang berhak itu.

96. Suatu perkawinan dapat putus disebabkan karena…..


A. Kematian
B. Perceraian
C. Atas Putusan Pengadilan
D. Semuanya benar
PEMBAHASAN : D

39
PASAL 38 UU NO. 1 TAHUN 1974 : Perkawinan dapat putus karena :
Kematian ; Perceraian dan ; Atas keputusan Pengadilan.

97. Peradilan Agama diatur dalam Undang-undang…..


A. UU No. 7 Tahun 1989 Juncto 8 Tahun 2006
B. UU No. 7 Tahun 1989 Juncto 3 Tahun 2006
C. UU No. 2 Tahun 1989 Juncto 3 Tahun 2006
D. UU No. 5 Tahun 1986 Juncto 5 Tahun 2004
PEMBAHASAN : B
UU NO. 7 TAHUN 1989 Tentang Peradilan Agama, ditetapkan di Jakarta
tanggal 29 Desember 1989, sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 3
TAHUN 2006 tentang Perubahan Atas UU NO. 7 TAHUN 1989 tentang
Peradilan Agama, ditetapkan di Jakarta tanggal 20 Maret 2006, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 22.

98. Dibawah ini adalah bidang-bidang sengketa orang beragama Islam yang
menjadi kewenangan Pengadilan Agama, kecuali…..
A. Perkawinan dan Perceraian
B. Kewarisan, Wasiat dan Hibah
C. Waqaf dan Shadaqah
D. Baitul Maal, Zakat dan Infaq
PEMBAHASAN : D
PASAL 49 AYAT (1) UU NO. 7 TAHUN 1989 : Pengadilan Agama bertugas
dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkaraperkara
ditingkat pertama antara orang-orang yang beragana Islam dibidang
Perkawinan, Perceraian, Kewarisan, Wasiat, Hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum islam, Wakaf dan Shadaqah.

99. Dalam putusan permohonan talak yang telah berkekuatan hukum tetap
dan telah ditetapkan sidang penyaksian ikrar talak, maka tenggang
waktu yang diberikan kepada Pemohon untuk mengikrarkan talaknya
adalah…… bulan
A. Tiga
B. Satu
C. Enam
D. Dua belas
PEMBAHASAN : C
40
PASAL 131 AYAT (4) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : “Bila suami tidak
mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam) bulan terhitung sejak
putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak baginya mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, maka hak suami untuk mengikrarkan talak
gugur dan ikatan perkawinan tetap utuh”.

100. Suatu perceraian dianggap telah terjadi beserta akibat hukumnya apabila
…..
A. Diucapkan ikrar talaknya oleh sisuami dihadapan dua orang saksi
B. Sejak putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang
tetap
C. Apabila amar putusan Pengadilan mengabulkan seluruh tuntutan
hak dari salah satu pihak yang berperkara
D. Apabila disaksikan dan disetujui oleh wali hakim
PEMBAHASAN : B
PASAL 34 AYAT (2) PP RI NO. 9 TAHUN 1975 : Suatu perceraian
dianggap terjadi beserta segala akibatakibatnya terhitung sejak saat
pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor pencatatan oleh Pegawai
Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung sejak
jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.

101. Waktu tunggu bagi seorang janda apabila perkawinan putus karena
kematian, waktu tunggu ditetapkan selama ….. Hari
A. 120
B. 125
C. 130
D. 135
PEMBAHASAN : C
PASAL 153 AYAT (2) HURUF a Kompilasi Hukum Islam (KHI) : “Waktu
tunggu bagi seorang janda ditentukan sebagai berikut : apabila
perkawinan putus karena kematian walaupun qobla al dukhul, waktu
tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga puluh) hari.

41
102. Biaya perkara dalam bidang perkawinan dibebankan kepada …..
A. Pihak Penggugat
B. Pihak yang Kalah
C. Pihak Tergugat
D. Pihak Penggugat dan Tergugat
PEMBAHASAN : A
PASAL 89 AYAT (1) UU NO. 7 TAHUN 1989 : Biaya perkara dalam
bidang-bidang Hukum Perkawinan dibebankan kepada
Penggugat/Pemohon.

103. Dalam Hukum Acara Peradilan Agama dikenal dengan Talak Ba’in
Kubraa. Apa arti dari Talak Bain Kubraa tersebut …..
A. Talak Kesatu
B. Talak kesatu dan Kedua
C. Talak yang terjadi untuk ketiga kalinya
D. Jawaban A dan B adalah Benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 120 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Talak Bain Kubraa adalah
talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat
dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali apabila
pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain
dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan habis masa
iddahnya.

104. Perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang
dicantumkan dalam Akta Nikah berupa janji talak yang digantungkan
kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang disebut …..
A. Khuluk
B. Talak Bain Kubraa
C. Taklik talak
D. Mut’ah
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 HURUF e Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Taklik talak ialah
Perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang
dicantumkan dalam Akta Nikah berupa janji talak yang digantungkan

42
kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang.

105. Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah maka
pihak yang berkepentingan dapat mengajukan perkara ke Pengadilan
Agama yaitu perkara …..
A. Cerai Talak
B. Cerai Gugat
C. Itsbat Nikah
D. Rujuk
PEMBAHASAN : C
PASAL 7 AYAT (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : 102 Dalam hal
perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan
istbat nikahnya ke Pengadilan Agama

106. Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas


mengenai hal-hal yang berkenaan …..
A. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian
B. Hilangnya Akta Nikah
C. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat
perkawinan
D. Jawaban A, B dan C adalah benar
PEMBAHASAN : D
PASAL 7 AYAT (3) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Itsbat nikah yang
dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal yang
berkenaan Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian ;
Hilangnya Akta Nikah ; Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya
salah satu syarat perkawinan ; Adanya perkawinan yang terjadi sebelum
berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 dan Perkawinan yang dilakukan oleh
mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut undang-
undang No. 1 Tahun 1974.

107. Jika upaya perdamaian terhadap pasangan suami isteri tidak tercapai,
maka perceraian hanya dapat dilakukan di ….
A. Dikantor KUA Setempat
B. Didepan Penghulu
C. Didepan sidang Pengadilan Agama
43
D. Didepan kedua orang tua
PEMBAHASAN : C
PASAL 115 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Perceraian hanya dapat
dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama
tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

108. Berikut ini yang tidak merupakan alasan perceraian adalah .....
A. Salah satu pihak zina
B. Salah satu pihak meninggalkan pihak lainnya selama 2 tahun
berturut-turut
C. Salah satu pihak melakukan kekejaman
D. Salah satu pihak tidak mempunyai pekerjaan tetap
PEMBAHASAN : D
PASAL 39 AYAT (2) UU NO. 1 TAHUN 1974 Jo. PASAL 19 PP NO. 9
TAHUN 1975 Jo. PASAL 116 Kompilasi Hukum Islam : Perceraian dapat
terjadi karena alasan-alasan : Salah satu pihak berbuat zina atau
menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar
disembuhkan ; salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua)
tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah
atau karena hal lain di luar kemampuannya ; salah satu pihak
mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih
berat setelah perkawinan berlangsung ; salah satu pihak melakukan
kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang
lain ; salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan
akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau
isteri ; antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga ; suami melanggar taklik talak ; peralihan agama atau
murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah
tangga.

109. Yang menyebabkan putusanya perkawinan antara suami isteri untuk


selamanya disebut .....
A. Li’an
B. Khuluk
C. Talak Ba’in Kubraa
D. Talak Sunny
44
PEMBAHASAN : A
PASAL 125 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Li’an menyebabkan
putusanya perkawinan antara suami isteri untuk selama-lamanya.

110. Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ke-Tuhanan Yang


Maha Esa. Berdasarkan ketentuan tersebut maka setiap penetapan dan
diputuskan oleh Pengadilan Agama haruslah dimulai dengan .....
A. Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Bismillahirrahmanirrahim diikuti dengan Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
C. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
D. Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Rahmat Tuhan diikuti dengan
Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
PEMBAHASAN : B
PASAL 57 AYAT (2) UU NO. 7 Tahun 1989 : Tiap penetapan dan putusan
dimulai dengan kalimat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti dengan
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

G. HUKUM ACARA PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


111. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial merupakan hukum formil dari Undang-undang …..
A. UU No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di
Perusahaan Swasta
B. UU No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan
C. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
D. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok
mengenai Tenaga Kerja
PEMBAHASAN : C

45
CUKUP JELAS ; UU NO. 13 TAHUN 2003 tentang Ketenagakerjaan
merupakan hukum Materiil, sedangkan penyelesaiannya diperiksa
berdasarkan UU NO. 2 TAHUN 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial sebagai hukum Formil.

112. Sebelum pengadilan hubungan industrial terbentuk, instansi manakah


yang berwenang menangani penyelesaian perselisihan hubungan
industrial .....
A. Pengadilan Negeri
B. Pengadilan Tata Usaha Negara
C. Arbitrase
D. P4D/P4P
PEMBAHASAN : D
PASAL 124 AYAT (1) UU NO. 2 TAHUN 2004 : Sebelum terbentuk
Pengadilan Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59, Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah dan Panitia
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat tetap melaksanakan fungsi
dan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

113. Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau peraturan terhadap ketentuan perundang-
undangan, Perjanjian kerja, Peraturan perusahaan atau Perjanjian kerja
sama disebut perselisihan .....
A. Kepentingan
B. Hak
C. PHK
D. Antar Serikat Pekerja atau Serikat Buruh
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 2 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Perselisihan Hak adalah
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau peraturan terhadap ketentuan perundang-
undangan, Perjanjian kerja, Peraturan perusahaan atau Perjanjian kerja
sama

46
114. Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 Perkara yang
menyangkut perselisihan Perburuhan di Perusahaan Swasta diperiksa
berdasarkan Undang-undang Nomor .....
A. UU No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di
Perusahaan Swasta
B. UU No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan
C. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
D. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok
mengenai Tenaga Kerja
PEMBAHASAN : B
CUKUP JELAS ; UU NO. 12 TAHUN 1964 tentang Pemutusan Hubungan
Kerja di Perusahaan Swasta merupakan hukum Materiil, sedangkan
penyelesaiannya diperiksa berdasarkan UU NO. 22 TAHUN 1957 tentang
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan sebagai hukum Formil.

115. Setelah pengadilan hubungan industrial telah terbentuk, terhadap


perselisihan hubungan industrial atau PHK yang diselesaikan P4P atau
lembaga lain yang setingkat dan belum diputus, maka yang berwenang
menyelesaikan adalah Pengadilan .....
A. P4P
B. Pengadilan Tata Usaha Negara
C. Pengadilan Hubungan Industrial
D. Mahkamah Agung
PEMBAHASAN : C
PASAL 124 AYAT (2) HURUF a : Dengan terbentuknya Pengadilan
Hubungan Industrial berdasarkan undang-undang ini, perselisihan
hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja yang telah
diajukan kepada Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah
atau lembagalembaga lain yang setingkat yang menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial atau pemutusan hubungan kerja dan
belum diputus, maka diselesaikan oleh Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri setempat.

116. Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat


mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak disebut perselisihan .....
47
A. Kepentingan
B. PHK
C. Hak
D. Antar Serikat Pekerja atau Serikat Buruh
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 4 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Perselisihan Pemutusan
Hubungan Kerja adalah Perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak.

117. Pengadilan Hubungan Industrial sebagai Hukum Formil, saat ini diatur
dalam Undang-undang .....
A. UU No. 13 Tahun 2003
B. UU No. 18 Tahun 2003
C. UU No. 2 Tahun 2004
D. UU No. 32 Tahun 2004
PEMBAHASAN : C Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2004, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 6.

118. Apa istilahnya perundingan antara pekerja/buruh atau Serikat


Pekerja/Serikat Buruh dengan Pengusaha untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial .....
A. Bipartit
B. Musyawarah mufakat
C. Tripartit
D. Musyawarah
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 10 UU NO. 2 Tahun 2004 : Perundingan Bipartit
adalah Perundingan antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial.

119. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk berunding sebagai


pengusaha dan pekerja dalam menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial .....
48
A. 10 hari
B. 20 hari
C. 30 hari
D. 60 hari
PEMBAHASAN : C
PASAL 3 AYAT (2) UU NO. 2 TAHUN 2004 : Penyelesaian perselisihan
melalui bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus
diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
dimulainya perundingan.

120. Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan PHK atau


perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh, hanya dalam satu
perusahaan melalui musyawarah disebut .....
A. Konsiliasi
B. Mediasi
C. Arbitrase
D. Advokasi
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 13 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Konsiliasi Hubungan
Indutrial yang selanjutnya disebut konsiliasi adalah penyelesaian
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antar serikat pekerja/serikat uruh hanya dalam satu
perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
konsiliator yang netral.

A. MATERI UNDANG-UNDANG ADVOKAT


1. Didalam pasal 32 (3) diatur profesi advokat yang terhimpun dalam Peradi
berjumlah
a. 6 organisasi advokat
b. 7 organisasi advokat
c. 8 organisasi advokat
d. 9 organisasai advokat
Jawaban C

49
Pasal 32 (3) Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh:
1) Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN),
2) Asosiasi Advokat Indonesia (AAI),
3) Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI),
4) Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI),
5) Serikat Pengacara Indonesia (SPI),
6) Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI),
7) Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dan
8) Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI)

2. Yang tidak terhimpun dalam organisasi advokat…


a. Asosiasi pengacara syariah indonesia
b. Serikat pengacara indonesia
c. Himpunan advokat dan pengacara indonesia
d. Peradin
Jawaban D
Pasal 32 (3) Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat
sebagaimana dimaksud dalam Undangundang ini, dijalankan bersama oleh
Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan
Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan
Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI).

3. Undang undang advokat 18 tahun 2003 berlaku tanggal…


a. 5 april 2003
b. 5 april 2004
c. 5 april 2001
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 36 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 5 April
2003

4. Menurut Pasal 13 organisasi advokat diminta untuk membentuk pengawasan


berupa….
a. Lembaga Pengawas
50
b. Komisi pengawas
c. Dewan pengawas
d. Komisi advokat
Jawaban B
Pasal 13 Pelaksanaan Pengawasan sehari-hari dilakukan oleh Komisi
Pengawas yang dibentuk oleh Organisasi Advokat.

5. Kewajiban memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma diatur dalam….


a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban A
Pasal 22 Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma
kepada pencari keadilan yang tidak mampu.

6. dvokat yang menjalankan tugas dalam sidang pengadilan dalam menangani


perkara pidana wajib mengenakan atribut diatur dalam…..
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban D
Pasal 25 Advokat yang menjalankan tugas dalam sidang pengadilan dalam
menangani perkara pidana wajib mengenakan atribut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

7. Advokat asing dilarang beracara disidang pengadilan, berpraktik dan/atau


membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia….
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban B

51
Pasal 23 Advokat asing dilarang beracara disidang pengadilan, berpraktik
dan/atau membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia.

8. Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan
kepada kliennya….
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban C
Pasal 21 Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah
diberikan

9. Wilayah kerja advokat meliputi seluruh wilayah negara republic Indonesia…


a. Pasal 5
b. Pasal 7
c. Pasal 21
d. Pasal 25
Jawaban A
Pasal 5(2) Wilayah kerja Advokat meliputi seluruh wilayah negara Republik
Indonesia

10. Sebelum menjalankan profesinya advokat wajib bersumpah di siding terbuka


Pengadilan Tinggi wilayah domisili hukumnya….
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 7
d. Pasal 4

Jawaban D
Pasal 4 Sebelum menjalankan profesinya, advokat wajib bersumpah menurut
agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di sidang terbuka
Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya.

11. Advokat yang telah diangkat dapat mengkhususkan diri pada bidang tertentu
dengan persyaratan yang ditentukan….
52
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 3
d. Pasal 4
Jawaban C
Pasal 3 (2) Advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan praktiknya dengan
mengkhususkan diri pada bidang tertentu sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

12. Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang
pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi
advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat…..
a. Pasal 5
b. Pasal 3
c. Pasal 2
d. Pasal 4
Jawaban C
Pasal 2 Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar
belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus
profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat.

13. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan undang undang ini…
a. Pasal 4
b. Pasal 2
c. Pasal 1
d. Pasal 3
Jawaban C
Pasal 1(1) Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan undang-undang ini.

14. Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin
oleh hukum dan 128 peraturan perundang-undangan….
a. Pasal 5
53
b. Pasal 6
c. Pasal 7
d. Pasal 4
Jawaban A
Pasal 5 (1) Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang
dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.

15. Pasal 29 mengatur buku daftar anggota yang wajib dilaporkan kepada
Mahkamah Agung dan menteri setiap…..
a. Satu tahun
b. Perubahan
c. Pergantian pengurus
d. Satu bulan
Jawaban A
Pasal 29(4) Setiap 1(satu) Organisasi Advokat melaporkan pertambahan dan
atau perubahan jumlah anggotanya kepada Mahkamah Agung dan Menteri.

16. Ketentuan organisasi advokat diatur dalam…..


a. Pasal 28
b. Pasal 29
c. Pasal 30
d. Semua benar
Jawaban D BAB X Organisasi Advokat Pasal 28-30

17. Ketentuan pasal 23 (4) mengenai persyaratan dan tata cara mempekerjakan
advokat asing serta kewajiban memberikan jasa hukum secara Cuma-Cuma
kepada dunia pendidikan diatur dalam……
a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Keputusan menteri
Jawaban D
Pasal 23 (4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara mempekerjakan
advokat asing serta kewajiban memberikan jasa hukum secara Cuma-Cuma
kepada dunia pendidikan dan penelitian hokum diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri.

54
18. Pasal 22 mengatur ketentuan bantuan hukum yang diatur lebih lanjut
dalam…
a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Keputusan menteri
Jawaban A Pasal 22 (2) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
pemberian bantuan hokum secara Cuma-Cuma sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 diatur lebih dengan Peraturan Pemerintah.

19. Pasal 21 mengatur besarnya honorarium berdasarkan….


a. Peraturan Pemerintah
b. Undang-undang
c. Organisasi advokat
d. Persetujuan kedua belah pihak
Jawaban D
Pasal 21(2) Besarnya honorarium atas Jasa hokum sebagaiman dimaksud
pada ayat(1) ditetapkan secara wajar berdasarkan persetujuan kedua belah
pihak.

20. Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara tetap karena
alasan menurut pasal 10…..
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang telah berkekuatan hukum tetap, karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan hukuman 4 tahun
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10 Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara
tetap karena alasan:
1) permohonan sendiri;
2) dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap, karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun
atau berlebih; atau
3) berdasarkan keputusan organisasi advokat.

21. Menurut pasal 12 pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh…..


55
a. Organisasi advokat
b. Menteri
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban A
Pasal 12 (1)Pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh organisasi advokat

22. Penindakan terhadap advokat dengan jenis tindakan dalam pasal 7 dilakukan
oleh…..
a. Organisasi advokat
b. Dewan kehormatan
c. Mahkamah agung
d. Komisi pengawas
Jawaban B
Pasal 12 (2) Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat
dikenakan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan keputusan dewan kehormatan organisasi advokat.

23. Jasa hukum adalah jasa hukum yang diberikan advokat berupa memberikan
konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien diatur dalam…..
a. Pasal 1 (1)
b. Pasal 1 (2)
c. Pasal 1 (3)
d. Pasal 1 (4)
Jawaban B Pasal 1 (2) Jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien.

24. Klien adalah orang, badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa
hukum dari advokat….
a. Pasal 1 (1)
b. Pasal 1 (2)
c. Pasal 1 (3)
d. Pasal 1 (4)
56
Jawaban C
Pasal 1(3) Klien adalah orang, badan hukum, atau lembaga lain yang
menerima jasa hukum dari advokat.

25. Advokat asing adalah advokat berkewarganegaraan asing yang menjalankan


profesinya diwilayah negara republik Indonesia berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan…..
a. Pasal 1 (5)
b. Pasal 1 (6)
c. Pasal 1 (7)
d. Pasal 1 (8)
Jawaban D
Pasal 1 (8) Advokat asing adalah advokat berkewargananegaraan asing yang
menjalankan profesinya diwilayah negara Republik Indonesia berdasarkan
persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan.

26. Kantor advokat dapat mempekerjakan advokat asing sebagai karyawan atau
tenaga ahli dalam bidang hukum asing atas izin pemerintah dengan
rekomendasi organisasi advokat….
a. Pasal 23 (1)
b. Pasal 23 (2)
c. Pasal 23 (3)
d. Pasal 23 (4)
Jawaban B
Pasal 23 (2) Kantor Advokat dapat mempekerjakan advokat asing sebagai
karyawan atau tenaga ahli dalam bidang hukum asing atas izin pemerintah
dengan rekomendasi organisasi advokat.

27. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan
pembelaan klien dalam sidang pengadilan…..
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban A

57
Pasal 16 Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana
dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan
pembelaan klien dalam siding pengadilan.

28. Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien
oleh pihak yang berwenang dan atau masyarakat…
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban C
Pasal 18 (2)
Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien
oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.

29. Advokat berhak atas kerahasian hubungan dengan klien, termasuk


perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau
pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi
elektronik….
a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban D
Pasal 19 (2) Advokat berhak atas kerahasian hubungannya dengan klien,
termasuk perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau
pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi
elektronik advokat.

30. Pimpinan organisasi advokat tidak dapat dirangkap dengan pimpinan partai
politik ….
a. Pasal 26
b. Pasal 25
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban C

58
Pasal 28(3) Pimpinan organisasi advokat tidak dapat dirangkap dengan
pimpinan partai politik, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.

31. Dalam mengadili dewan kehormatan membentuk majelis yang susunannya


terdiri atas unsur dewan kehormatan, pakar atau ahli di bidang hukum dan
tokoh masyarakat….
a. Pasal 26
b. Pasal 27
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban B Pasal 27(4) Dalam mengadili sebagaimana dimaksud pada ayat(2),
Dewan Kehormatan membentuk majelis yang susunannya terdiri atas unsure
dewan kehormatan, pakar atau tenaga ahli dibidang hukum dan tokoh
masyarakat.

32. Advokat yang menjadi pejabat Negara tidak melaksanakan tugas profesi
advokat selama memangku jabatan….
a. Pasal 20
b. Pasal 21
c. Pasal 22
d. Pasal 23
Jawaban A
Pasal 20 (3) Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas
profesi advokat selama memangku jabatan tersebut.

33. Keanggotaan komisi pengawas terdiri atas unsur advokat senior, para ahli dan
masyarakat….
a. Pasal 11
b. Pasal 12
c. Pasal 13
d. Pasal 14
Jawaban C
Pasal 13(2) Keanggotaan komisi pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas unsure advokat senior, para ahli/akademisi, dan masyarakat.

34. Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh organisasi
advokat….
59
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban D
Pasal 9 (1) Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh
Organisasi Advokat

35. Pembelaan diri advokat dapat ditemui dalam……


a. Pasal 1
b. Pasal 7
c. Pasal 17
d. Pasal 1 (6) dan 7 (3)
Jawaban D Pasal 1 (6) Pembelaan diri adalah hak dan kesempatan yang
diberikan kepada Advokat untuk mengemukakan alas an serta sanggahan
terhadap hal-hal yang merugikan dirinya di dalam menjalankan profesinya
ataupun kaitannya dengan organisasi profesi. Pasal 7(3) Sebelum advokat
dikenai tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.

36. Untuk dapat diangkat menjadi advokat harus memenuhi persyaratan….,


a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban B
Pasal 3 Untuk dapat diangkat menjadi advokat harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) warga negara republic Indonesia
2) bertempat tinggal di Indonesia
3) tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
4) berusia sekurang-kurangnya 25 tahun
5) berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1
6) lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
7) magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menereus pada kantor advokat

60
8) tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5(lima) tahun atau lebih
9) berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil dan mempunyai integritas
yang tinggi.

37. Pengangkatan advokat dan penghentian profesi dilakukan oleh organisasi


advokat diatur dalam….
a. Pasal 2
b. Pasal 9
c. Pasal 4
d. Pasal 2 (2) dan 9(1)
Jawaban D
Pasal 2(2) Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisasi advokat Pasal 9(1)
Advokat dapat berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh organisasi
advokat.

38. Undang-undang No. 18 tahun 2003 terdiri dari….


a. 26 Pasal
b. 35 Pasal
c. 36 Pasal
d. 39 Pasal
Jawaban C
36 Pasal Bab XI Keentuan Pidana.

39. Ketentuan pidana tidak memiliki kekuatan hukum berdasarkan putusan


mahkamah konstitusi….
a. Pasal 30
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban B
Pasal 31 Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi
advokat dan bertindak seolaholeha sebagai advokat, tetapi bukan advokat
sebagaimana diatur dalam undangundang ini, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh
juta) rupiah.

61
40. Advokat yang dapat menjalankan pekerjaan profesi advokat adalah yang
diangkat sesuai dengan ketentuan undang-undang….
a. Pasal 29
b. Pasal 30
c. Pasal 28
d. Pasal 32
Jawaban B
Pasal 30 Advokat yang dapat menjalankan pekerjaan profesi advokat adalah
yang diangkat sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

B. MATERI KODE ETIK ADVOKAT


1. Menurut pasal 33 UU No.18 tahun 2003 kode etik advokat dan ketentuan
tentang Dewan Kehormatan profesi mempunyai kekuatan hukum sejak….
a. 23 Mei 2002
b. 23 mei 2003
c. 5 april 2003
d. 5 april 2002
Jawaban A
Pasal 33 Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat
yang telah ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan
Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI),
Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan Himpunan Konsultan
Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan
mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-
Undang ini sampai ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi
Advokat.

2. Menurut pasal 3 Kode etik advokat indonesia, advokat dapat menolak untuk
memberi nasihat dan bantuan hukum karena….
a. Bertentangan dengan hati nuraninya
b. Tidak sesuai dengan keahliannya
c. Tidak ada dasar hukumnya
d. A dan B benar
62
Jawaban D
Pasal 3 a. Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan
hukum kepada setiap orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum
dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan
alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis
kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.

3. Menurut pasal 2 Kepribadian advokat dalam menjalankan tugasnya


menjunjung tinggi hukum..
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Kode etik advokat
c. Sumpah jabatannya
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 2 Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan
keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan
yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-
undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah
jabatannya.

4. Menurut pasal 4 hubungan dengan klien, advokat tidak dibenarkan…


a. Menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan
menang
b. Membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu
c. Melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat tidak
menguntungkan
d. Semua benar

Jawaban D
Pasal 4 :
1) Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan
penyelesaian dengan jalan damai.
2) Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat
menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang diurusnya.
63
3) Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara
yang ditanganinya akan menang.
4) Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib
mempertimbangkan kemampuan klien.
5) Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang
tidak perlu.
6) Advokat dalam mengurus perkara cuma-cuma harus memberikan
perhatian yang sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima
uang jasa.
7) dvokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya
tidak ada dasar hukumnya.
8) Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang
diberitahukan oleh klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga
rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Advokat dan klien itu.
9) Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya
pada saat yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas
itu akan dapat menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi
bagi klien yang bersangkutan, dengan tidak mengurangi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
10) Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih
harus mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan
kepentingankepentingan tersebut, apabila dikemudian hari timbul
pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
11) Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan
menimbulkan kerugian kepentingan klien.

5. Menurut pasal 5 hubungan dengan teman sejawat….


a. Keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan
dengan kode etik advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan
b. Hubungan harus dilandasi sikap saling hormat
c. Tidak dipekenankan merebut klien dari rekan sejawat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 5 :
1) Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling
menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

64
2) Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu
sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan
katakata yang tidak sopan baik secara lisan maupun tertulis.
3) Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan
Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan
melalui media massa atau cara lain.
4) Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari
teman sejawat.
5) Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya
dapat menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan
klien untuk memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat
semula.
6) Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat
yang baru, maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua
surat dan keterangan yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan
memperhatikan hak retensi Advokat terhadap klien tersebut.
7) Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau
dengan kliennya.

6. Dalam tentang sejawat asing bahwa advokat asing yang berdasarkan


peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan profesinya di
Indonesia tunduk serta wajib mentaati kode etik diatur dalam…
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban A
Pasal 6 Advokat asing yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku menjalankan profesinya di Indonesia tunduk kepada serta wajib
mentaati Kode Etik ini.
7. Surat yang dikirim oleh advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu
perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali
surat-surat yang bersangkutan dibumbuhi catatan “sans prejudice” diatur…
a. Pasal 6
b. Pasal 7
65
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban B
Pasal 7 a. Surat-surat yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya
dalam suatu perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu
kecuali surat-surat yang bersangkutan dibuat dengan membubuhi catatan
"Sans Prejudice ".

8. Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang adalah


dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran dan atau bentuk
yang berlebihan diatur dalam….
a. Pasal 6
b. Pasal 7
c. Pasal 8
d. Pasal 9
Jawaban C
Pasal 8 b. Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang
adalah dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran dan/atau
bentuk yang berlebih-lebihan.

9. Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara menurut pasal 8 apabila….


a. Timbul perbedaan dan tidak tercapai kesepakatan tentang cara
penanganan perkara
b. Karena tidak sesuai dengan keahliannya
c. Bertentangan dengan hati nuraninya
d. Jawaban b dan c benar
Jawaban A
Pasal 8 diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan
tentang cara penanganan perkara dengan kliennya.

10. Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada dewan kehormatan dimana


teradu menjadi anggota….
a. Pasal 10
b. Pasal 11
c. Pasal 12
66
d. Pasal 13
Jawaban C
Pasal 12 1. Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap
melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai
dengan alasanalasannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah atau
kepada dewan Pimpinan Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat dimana
teradu menjadi anggota.

11. Selambatnya dalam waktu berapa hari teradu harus memberikan jawabannya
secara tertulis kepada Dewan Kehormatan….
a. 3 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. 7 hari
Jawaban C
Pasal 13 2. Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak
teradu harus memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan
Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti
yang dianggap perlu.

12. Didalam pasal 14 setiap dilakukan persidangan majelis dewan kehormatan


diwajibkan membuat atau menyuruh membuat berita acara persidangan yang
disahkan dan ditandatangani oleh….
a. Panitera
b. Ketua Majelis
c. Majelis
d. Semua benar
Jawaban B
Pasal 14 4. Setiap dilakukan persidangan, Majelis Dewan Kehormatan
diwajibkan membuat atau menyuruh membuat berita acara persidangan yang
disahkan dan ditandatangani oleh Ketua Majelis yang menyidangkan perkara
itu.
13. Sidang dilakukan secara tertutup sedangkan keputusan diucapkan dalam
sidang terbuka…
a. Pasal 11
b. Pasal 12
c. Pasal 13
67
d. Pasal 14
Jawaban D
Pasal 14 5. Sidang-sidang dilakukan secara tertutup, sedangkan keputusan
diucapkan dalam sidang terbuka.

14. Keputusan ditandatangani oleh ketua dan semua anggota majelis diatur
dalam….
a. Pasal 12
b. Pasal 13
c. Pasal 14
d. Pasal 15
Jawaban D
Pasal 15 (5) Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan semua Anggota Majelis,
yang apabila berhalangan untuk menandatangani keputusan, hal mana
disebut dalam keputusan yang bersangkutan.

15. Pemberian saksi pemberhentian sementara waktu tertentu harus diikuti


larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka
pengadilan diatur dalam…
a. Pasal 12
b. Pasal 13
c. Pasal 15
d. Pasal 16
Jawaban D
Pasal 16 3. Pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu
harus diikuti larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun
dimuka pengadilan.

16. Menurut pasal 18 pemeriksaan tingkat banding, pengajuan banding beserta


memori banding adalah wajib harus disampaikan dalam waktu….
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 21 hari
d. Semua benar
Jawaban C
Pasal 18 2. Pengajuan permohonan bandng beserta Memori Banding yang
sifatnya wajib, harus disampaikan melalui Dewan Kehormatan
68
Cabang/Daerah dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal yang
bersangkutan menerima salinan keputusan.

17. Pada tanggal 23 Mei 2002 kode etik berlaku sejak tanggal ditetapkan diatur
dalam…
a. Pasal 24
b. Pasal 23
c. Pasal 22
d. Pasal 21
Jawaban A
Pasal 24 Kode Etik Advokat ini berlaku sejak tanggal berlakunya Undang-
undang tentang Advokat

18. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak


diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak….
a. Pasal 19
b. Pasal 20
c. Pasal 21
d. Pasal 22
Jawaban A
Pasal 19 2. Keputusan Dewan kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap
sejak diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak
dimana hari, tanggal dan waktunya telah diberitahukan sebelumnya kepada
pihak-pihak yang bersangkutan.

19. Dewan Kehormatan Pusat secara prorogasi dapat menerima permohonan


pemeriksaan langsung dilampiri surat persetujuan kedua belah pihak….
a. Pasal 18
b. Pasal 19
c. Pasal 20
d. Pasal 21
Jawaban A
Pasal 18 12. Dewan Kehormatan Pusat secara prorogasi dapat menerima
permohonan pemeriksaan langsung dari suatu perkara yang diteruskan oleh
Dewan Kehormatan Cabang/Daerah asal saja permohonan seperti itu dilampiri
surat persetujuan dari kedua belah pihak agar perkaranya diperiksa langsung
oleh Dewan Kehormatan Pusat.
69
20. Menurut kepribadian advokat, Seorang advokat yang kemudian diangkat
untuk menduduki jabatan negara tidak dibenarkan untuk berpraktek dan
tidak diperkenankan namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh
siapapun….
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban B
Pasal 3 i. Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu
jabatan Negara (Eksekutif, Legislatif dan judikatif) tidak dibenarkan untuk
berpraktek sebagai Advokat dan tidak diperkenankan namanya dicantumkan
atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu
perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia menduduki jabatan tersebut.

21. Dalam hubungan dengan klien, Hak retensi advokat terhadap klien diakui
sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian kepentingan klien….
a. Pasal 2
b. Pasal 3
c. Pasal 4
d. Pasal 5
Jawaban C
Pasal 4 k. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan
menimbulkan kerugian kepentingan klien.

22. Dalam hubungan dengan teman sejawat, diatur dalam….


a. Pasal 4
b. Pasal 5
c. Pasal 6
d. Pasal 7
Jawaban B
Pasal 5
1) Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling
menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

70
2) Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu
sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan
katakata yang tidak sopan baik secara lisan maupun tertulis.
3) Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan
Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan
melalui media massa atau cara lain.
4) Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari
teman sejawat.
5) Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya
dapat menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan
pemberian kuasa kepada Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan
klien untuk memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat
semula.
6) Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat
yang baru, maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua
surat dan keterangan yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan
memperhatikan hak retensi Advokat terhadap klien tersebut.

23. Hak imunitas seorang advokat diatur dalam….


a. Pasal 6 tentang sejawat asing
b. Pasal 7 cara bertindak menangani perkara
c. Pasal 8 ketentuan lain tentang kode etik
d. Pasal 5 hubungan dengan teman sejawat
Jawaban B Pasal 7 g. Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan
atau pendapat yang dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam rangka
pembelaan dalam suatu perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam
sidang terbuka maupun dalam sidang tertutup yang dikemukakan secara
proporsional dan tidak berkelebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum
baik perdata maupun pidana.

24. Menurut pasal 8 advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai hakim
atau penitera dari suatu lembaga peradilan tidak dibenarkan menangani
perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja selama….
71
a. 5 tahun
b. 4 tahun
c. 3 tahun
d. 2 tahun
Jawaban C
Pasal 8 h. Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau
Panitera dari suatu lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang
atau menangani perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja
selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.

25. Menurut pasal 13 pemeriksaan tingkat pertama oleh dewan kehormatan


cabang/daerah, pengadu dan yang teradu….
a. Harus hadir secara pribadi
b. Tidak dapat menguasakan kepada orang lain
c. Jka dikehendaki dapat didampingi oleh penasehat
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 13 7. Pengadu dan yang teradu:
a. Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang
lain, yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh
penasehat.
b. Berhak untuk mengajukan saksisaksi dan bukti-bukti.

26. Menurut pasal 13 jika dalam waktu 21 hari teradu tidak memberikan jawaban
tertulis, dewan kehormatan menyampaikan pemberitahuan kedua dengan
peringatan bahwa apabila dalam waktu….. Maka ia dianggap telah melepaskan
hak jawabnya
a. 21 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban B
Pasal 13 3. Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari tersebut teradu tidak
memberikan jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah
menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam
waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat peringatan tersebut ia tetap
tidak memberikan jalaban tertulis, maka ia dianggap telah melepaskan hak
jawabnya.
72
27. Apabila teradu dalam pasal 13 telah dipanggil sampai…..tidak datang tanpa
alasan yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. Semua salah
Jawaban B Pasal 13 kalinya salah satu pihak tidak hadir: a. Sidang ditunda
sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat belas) hari dengan
memanggil pihak yang tidak hadir secara patut. b. Apabila pengadu yang telah
dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan yang sah, pengaduan
dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan lagi atas dasar
yang sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah berpendapat bahwa
materi pengaduan berkaitan dengan kepentingan umum atau kepentingan
organisasi. c. Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang
tanpa alasan yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu. d.
Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang
teradu, yang mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.

28. Cara pengambilan keputusan diatur dalam


a. Pasal 16
b. Pasal 15
c. Pasal 18
d. Pasal 19
Jawaban B
Pasal 15 (1) Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pengaduan,
pembelaan, surat-surat bukti dan keterangan saksi-saksi maka Majelis Dewan
Kehormatan mengambil Keputusan yang dapat berupa: a. Menyatakan
pengaduan dari pengadu tidak dapat diterima; b. Menerima pengaduan dari
pengadu dan mengadili serta menjatuhkan sanksisanksi kepada teradu; c.
Menolak pengaduan dari pengadu. (2) Keputusan harus memuat
pertimbanganpertimbangan yang menjadi dasarnya dan menunjuk pada pasal-
pasal Kode Etik yang dilanggar. (3) Majelis Dewan Kehormatan mengambil
keputusan dengan suara terbanyak dan mengucapkannya dalam sidang
terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan,
setelah sebelumnya memberitahukan hari, tanggal dan waktu persidangan
tersebut kepada pihak-pihak yang bersangkutan. (4) Anggota Majelis yang
73
kalah dalam pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan yang
dilampirkan didalam berkas perkara. (5) Keputusan ditandatangani oleh Ketua
dan semua Anggota Majelis, yang apabila berhalangan untuk menandatangani
keputusan, hal mana disebut dalam keputusan yang bersangkutan.

29. Menurut pasal 16 sifat pelanggaran berat tidak mengindahkan dan tidak
menghormati ketentuan kode etika atau bilamana setelah mendapat sanksi
berupa peringatan keras masih mengulangi pelanggaran kode etik disebut….
a. Pemecatan
b. Pemberhentian sementara
c. Peringatan keras
d. Peringatan biasa
Jawaban B
Pasal 16 c. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat
pelanggarannya berat, tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan
kode etik atau bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras
masih mengulangi melakukan pelanggaran kode etik.

30. Sebagai satu-satunya wadah organisasi Advokat berdasarkan UU Advokat,


eksistensi PERADI juga telah dikuatkan dengan putusan Mahkamah
Konstitusi No. 014/PUUIV/ 2006 tanggal 30 November 2006….
A. Benar
B. Salah
Jawaban A Benar

31. Advokat dapat diberhentikan oleh organisasi Advokat diatur dalam Undang-
undang No. 18 tahun 2003…..
a. Pasal 7
b. Pasal 9
c. Pasal 10
d. Pasal 11
Jawaban B
Pasal 7 (1) Jenis tindakan yang dikenakan terhadap Advokat dapat berupa: a.
teguran lisan; b. teguran tertulis; c. pemberhentian sementara dari profesinya
selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan; d. pemberhentian tetap dari
profesinya. (2) Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat
dikenakan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
74
dengan Keputusan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat. (3) Sebelum
Advokat dikenai tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.

32. Advokat menurut pasal 10 UU advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari
profesiya secara tetap karena….
a. Permohonan sendiri
b. Dijatuhi pidana yang mempunyai kekuatan hokum tetap karena tidak
pidana yang diancam dengan hukuman 4 tahun atau lebih
c. Berdasarkan keputusan organisasi advokat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 10 (1) Advokat berhenti atau dapat diberhentikan dari profesinya secara
tetap karena alasan: a. permohonan sendiri; b. dijatuhi pidana yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan hukuman 4 (empat) tahun atau lebih; atau c. berdasarkan
keputusan Organisasi Advokat. (2) Advokat yang diberhentikan berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berhak menjalankan
profesi Advokat.

33. Ketua umum organisasi peradi adalah otto hasibuan siapakah ketua
organisasi peradi….
a. Hary ponto
b. Denny kailimang
c. Leonard p simorangkir
d. Semua salah
Jawaban B Denny kailimang

34. Dalam waktu paling lama 2 tahun setelah berlakunya undang-undang ini
organisasi advokat telah terbentuk…
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban A
Pasal 32 (1) Advokat, penasihat hukum, pengacara praktik dan konsultan
hukum yang telah diangkat pada saat Undang-undang ini mulai berlaku,
75
dinyatakan sebagai Advokat sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. (2)
Pengangkatan sebagai pengacara praktik yang pada saat UndangUndang ini
mulai berlaku masih dalam proses penyelesaian, diberlakukan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (3) Untuk sementara tugas dan
wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud dalam Undangundang
ini, dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan
Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI),
Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI). (4)
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun setelah berlakunya UndangUndang
ini, Organisasi Advokat telah terbentuk.

35. Setiap advokat wajib menjadi anggota organisasi advokat…


a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 30
d. Pasal 29
Jawaban C
Pasal 30 (1) Advokat yang dapat menjalankan pekerjaan profesi Advokat
adalah yang 184 diangkat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. (2)
Setiap Advokat yang diangkat berdasarkan Undang-Undang ini wajib menjadi
anggota Organisasi Advokat.

36. Maksud dan tujuan organisasi advokat adalah untuk meningkatkan kualitas
profesi advokat….
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 29
Jawaban C
Pasal 28 satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan mandiri yang
dibentuk sesuai dengan ketentuan UndangUndang ini dengan maksud dan
tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi Advokat. (2) Ketentuan mengenai
susunan Organisasi Advokat ditetapkan oleh para Advokat dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. (3) Pimpinan Organisasi Advokat tidak

76
dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik, baik di tingkat Pusat maupun
di tingkat Daerah.

37. Organisasi advokat berwenang mengadakan pendidikan khusus profesi


advokat…
a. Pasal 32
b. Pasal 31
c. Pasal 28
d. Pasal 2
Jawaban D Pasal 2 (1) Yang dapat diangkat sebagai Advokat adalah sarjana
yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti
pendidikan khusus profesi Advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi
Advokat. (2) Pengangkatan Advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat. (3)
Salinan surat keputusan pengangkatan Advokat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Mahkamah Agung dan Menteri.

38. Peradi dibentuk pada tanggal 21 desember 2004


a. Benar
b. salah
Jawaban A Benar

39. Kode etik advokat disahkan oleh 7 organisasi pada tanggal 23 mei 2003
a. Benar
b. salah
Jawaban A Kode etik advokat disahkan oleh 7 organisasi pada tanggal 23 mei
2003

40. Dihotel dana solo pada tanggal 30 agustus 1964 dibentuk persatuan advokat
Indonesia
a. Benar
b. salah
Jawaban A Benar

C. MATERI ACARA PERDATA


77
1. Suatu perselisihan tidak termasuk kewenangan Pengadilan Negeri, pernyataan
tersebut di atas
a. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi absolut
b. Pasal 134 HIR mengenai Kompetensi relatif
c. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi absolut
d. Pasal 143 HIR mengenai Kompetensi relatif
Jawaban A
Pasal 134 Jika perselisihan suatu perkara yang tidak termasuk kekuasaan
pengadilan negeri, maka pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu
dapat dimintakan supaya hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa dan
hakimpun wajib pula mengakuinya karena jabatannya.

2. Sebelum dimulai dengan pembacaan surat gugatan, maka hakim


a. Mengusahakan perdamaian 130 HIR
b. Memerintahkan pihak untuk berdamai
c. Meminta penggugat untuk membaca gugatan
d. Tidak wajib mengusahakan perdamaian
Jawaban A
Pasal 130 (1) jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang
maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan
memperdamaikan mereka.

3. Putusan Pengadilan tanpa dihadiri oleh pihak Tergugat menurut pasal 125 HIR
disebut
a. Putusan Sela
b. Putusan Verstek
c. Putusan Kontradiktoir
d. Putusan Verzet
Jawaban B Pasal 125 Jika tergugat tidak datang pada hari perkara itu akan
diperiksa, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap mewakilinya,
meskipun ia dipanggil dengan patut, maka gugatan itu diterima dengan tidak
hadir (verstek) kecuali kalau nyata kepada pengadilan negeri, bahwa
pendakwaan itu melawan hak atau tidak beralasan.

4. Menurut Pasal 129 HIR terhadap putusan tanpa kehadiran, tergugat dapat
mengajukan
78
a. Verstek
b. Verzet
c. Derdenverset
d. Banding
Jawaban B
Pasal 129 Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak
menerima putusan itu dapat memajukan perlawanan(verzet) atas keputusan
itu.

5. Alat bukti dalam hukum acara perdata diatur dalam Pasal 164 HIR terdiri atas
a. Surat
b. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah
c. Surat, saksi, persangkaan,pengakuan
d. Surat, saksi, persangkaan, pengakuan, sumpah, pemeriksaan setempat,
keterangan ahli
Jawaban B
Pasal 164 Maka yang disebut alat-alat bukti, yaitu Bukti dengan surat Bukti
dengan saksi Persangkaanpersangkaan Pengakuan Sumpah

6. Pasal berapa dalam HIR mengatur tentang gugat balik


a. Pasal 120 HIR
b. Pasal 132 HIR
c. Pasal 136 HIR
d. Pasal 130 HIR
Jawaban B Pasal 132 (b)(1) Tergugat wajib memajukan gugatan melawan
bersama-sama dengan jawabannya baik dengan surat maupun dengan lisan

7. Pemilik barang bergerak yang barangnya ada ditangan orang lain dapat
meminta penyitaan:
a. Sita eksekusi
b. Sita conservatoir
c. Sita revindicatoir
d. Sita marital
Jawaban C Sita revindicatoir

8. Menurut Pasal 390 HIR panggilan tergugat jika tidak ditemukan, maka surat
panggilan diserahkan kepada
79
a. Camat yang bersangkutan
b. Kepala sektor kepolisian yang bersangkutan
c. Bupati yang bersangkutan
d. Kepala desa yang bersangkutan
Jawaban D
Pasal 390(1) Tiap-tiap surat jurusita, kecuali yang akan disebut dibawah ini,
harus disampaikan pada orang yang bersangkutan sendiri ditempat diamnya
atau tempat tinggalnya dan jika tidak dijumpai disitu, kepada kepala desanya
atau lurah bangsa tionghoa yang diwajibkan dengan segera memberitahukan
surat jurusita itu pada orang itu sendiri, dlam hal terakhir ini tidak perlu
pernyataan menurut hukum.

9. Terhadap barang yang telah diletakkan sita Jaminan


a. Dititipkan kepada kepala desa
b. Dititipkan di pengadilan
c. Diserahkan kepada penggugat
d. Tetap dikuasai
Jawaban D Tetap dikuasai

10. Putusan yang dapat mengabulkan lebih dari pada yang dituntut
a. Tidak dapat dibenarkan
b. Dapat dibenarkan asal didasarkan pada suatu surat bukti
c. Dapat dibenarkan asal tergugat mengakui dalil pengugat
d. Dapat dibenarkan asal masih dalam posita
Jawaban A Tidak dapat dibenarkan

11. Menurut 122 HIR surat panggilan hari sidang tidak boleh kurang dari
a. 3 hari
b. 7 hari
c. 14 hari
d. 30 hari
Jawaban A
Pasal 122 Ketika menentukan hari persidangan, ketua menimbang jarak
antara tempat diam atau tempat tinggal kedua belah pihak dari tempat
pengadilan negeri bersidang dan kecuali dalam hal perlu benar perkara itu
dengan segera diperiksa dan hal ini disebutkan dalam surat perintah, maka

80
tempo antara hari pemanggilan kedua belah pihak dari hari persidangan tidak
boleh kurang dari tiga hari kerja.

12. Persetujuan yang dicapai bahwa mereka secara langsung berperkara di muka
pengadilan banding yang berlaku sebagai tingkat pertama menurut 424 – 426
RV disebut
a. Interventie
b. Prorogasi
c. Rekonpensi
d. gugatan
Jawaban B Prorogasi

13. Surat Gugatan menurut 118 (1) harus diajukan didaerah tempat
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Benda
d. penanggung
Jawaban B Pasal 118(1) Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk
kekuasaan pengadilan negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan
yang ditandatangani oleh penggugat atau oleh wakilnya menurut pasal 123
kepada ketua pengadilan negeri didaerah hukum siapa tergugat bertempat
diam atau jika tidak diketahui tempat diamnya tempat tinggal sebetulnya.

14. Menurut pasal 118 (2) penggugat boleh memilih wilayah hukum tempat salah
satu tergugat, namun jika terdapat hubungan debitor utama dan penanggung
dimanakah gugatan diajukan
a. Tergugat
b. Penanggung
c. Penggugat
d. debitor
Jawaban D
Pasal 118(2) Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal
didalam itu dimajukan kepada ketua pengadilan negeri ditempat tinggal salah
seorang dari tergugat itu, yang dipilih oleh penggugat. Jika tergugat tergugat
satu sama lain dalam perhubungan sebagai perutang utama dan penenggung,
maka penggugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di tempat
orang yang berhutang utama dari salah seorang dari pada orang berutang
81
utama itu, kecuali dalam hal yang ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6
reglemen tentang aturan hakim dan mahkamah serta kebijakan kehakiman
(R.O).

15. Jika tergugat tempat diamnya tidak diketahui menurut pasal 118 (3)
dimanakah gugatan diajukan
a. Penggugat
b. Tergugat
c. Penanggung
d. Salah seorang tergugat
Jawaban A Pasal 118(3) Bilamana tempat diam dari dari tergugat tidak
dikenal, maka surat gugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri
ditempat tinggal penggugat atau salah seorang daripada penggugat, atau jika
surat gugat itu tentang barang tetap, maka surat gugat itu dimasukkan
kepada 199 ketua pengadilan negeri didaerah hukum siapa terletak barang itu.

16. Bagaimanakah ketentuan gugatan lisan diatur dalam HIR


a. 120 HIR
b. 118 HIR
c. 119 HIR
d. 123 HIR
Jawaban A Pasal 120 Bilamana penggugat buta huruf, maka surat gugatnya
yang dapat dimasukkannya dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri,
yang mencatat gugat itu atau menyuruh mencatatnya.

17. Dimanakah proses pencatatan gugatan diatur didalam HIR


a. 118 HIR
b. 119 HIR
c. 120 HIR
d. 121 HIR
Jawaban D Pasal 121(1) Sesudah surat gugat yang dimasukkan itu atau
catatan yang diperbuat itu dituliskan oleh panitera dalam daftar yang
disediakan untuk itu, maka ketua menentukan hari dan jamnya perkara itu
akan diperiksa di muka pengadilan negeri, dan ia memerintahkan memanggil
kedua belah pihak supaya hadir pada waktu itu, disertai oleh saksi-saksi yang
dikehendakinya untuk diperiksa, dan dengan membawa segala surat-surat
keterangan yang hendak dipergunakannya.
82
18. Yang mengatur cara beracara secara prodeo adalah
a. 120 HIR
b. 121 HIR
c. 237 HIR
d. 390 HIR
Jawaban C Pasal 237 Orang-orang yang demikian yang sebagai penggugat
atau sebagai tergugat hendak berperkara akan tetapi tidak mampu membayar
biaya perkara dapat diberikan izin untuk berperkara dengan tak berbiaya.

19. Terhadap pihak-pihak yang berperkara juru sita diwajibkan memanggilnya


diatur dalam
a. 388 HIR
b. 237 HIR
c. 390 HIR
d. 120 HIR 202
Jawaban A Pasal 388 Semua jurusita dan suruhan yang dipekerjakan pada
majelis pengadilan dan pegawai umum pemerintah mempunyai hak yang sama
dan diwajibkan untuk menjalankan penggilan, pemberitahuan dan semua
surat jurusita yang lain, juga menjalankan perintah hakim dan keputusan-
keputusan.

20. Putusan ketidakhadiran verstek dapat diajukan upaya perlawanan 14 hari


setelah pemberitahuan diatur dalam
a. 124 HIR
b. 125 HIR
c. 126 HIR
d. 129 HIR
Jawaban D Pasal 129(1) Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek)
dan tidak menerima putusan itu dapat memajukan perlawanan atas
keputusan itu. Pasal 129(2) Jika putusan itu diberitahukan kepada yang
dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan itu dapat diterima dalam tempo
empat belas hari sesudah pemberitahuan itu. Jika putusan itu tidak
diberitahukan kepad yang dikalahkan itu sendiri maka perlawanan itu dapat
diterima sampai hari kedelapan sesudah peringatan yang tersebut pada pasal
196 atau dalam hal tidak menghadap sesudah dipanggil dengan patut, smapai

83
hari kedelapan sesudah dijalankan keputusan surat perintah kedua yang
tersebut pada pasal 197.

21. Menurut pasal 226 HIR permintaan sita terhadap barang tidak tetap dapat
dimintakan disebut
a. Sita jaminan
b. Sita revindicatoir
c. Sita conservatoir
d. Sita marital
Jawaban B Pasal 226(1) Orang yang empunya barang yang tidak tetap, dapat
meminta dengan surat atau dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri yang
didaerah hukumnya tempat tinggal orang yang memegang barang itu supaya
barang itu disita

22. Ketentuan sita jaminan diatur dalam…….


a. 197 HIR
b. 227 HIR
c. 226 HIR
d. 130 HIR
Jawaban A
Pasal 197(1) Jika sudah lewat tempo yang ditentukan itu, dan yang dikalahkan
belum juga memenuhi keputusan itu, atau ia jika dipanggil dengan patut tidak
datang menghadap, maka ketua oleh karena jabatannya memberikan perintah
dengan surat, supaya disita sekalian banyak barang-barang yang tidak tetap
dan jika tidak ada, atau ternyata tidak cukup sekian banyak barang tetap
kepunyaan orang yang dikalahkan itu sampai dirasa cukup akan pengganti
jumlah uang tersebut didalam keputusan itu dan ditambah pula dengan
semua biaya untuk menjalankan keputusan itu.

23. Apabila penggugat tidak hadir meskipun dipanggil secara patut maka surat
gugatan dianggap gugur diatur dalam
a. 129 HIR
b. 126 HIR
c. 125 HIR
d. 124 HIR
Jawaban D

84
Pasal 124 Jika penggugat tidak dapat menghadap pengadilan negeri pada hari
yang ditentukan itu meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tdak pula
menyuruh orang lain menghadap mewakilinya, maka surat gugatnya dianggap
gugur dan penggugat dihukum biaya perkara, akan tetapi penggugat berhak
memasukan gugatannya sekali lagi, sesudah membayar lebih dahulu biaya
perkara yang tersebut tadi.

24. Pasal 125 (2), 133 dan 136 HIR mengatur tentang
a. Eksepsi absolut
b. Gugatan rekopensi
c. Eksepsi relatif
d. Jawaban a dan c
Jawaban C
Pasal 125(2) Akan tetapi jika tergugat didalam surat jawabannya, didalam
surat jawabannya yang tersebut pada pasal 121, mengemukan perlawanan
(eksepsi) bahwa pengadilan negeri tidak berkuasa memeriksa perkaranya,
maka meskipun ia sendiri atau wakilnya tidak hadir, ketua pengadilan negeri
wajib memberi keputusan tentang perlawanan itu, sesudah didengarnya
penggugat dan hanya jika perlawanan itu tidak diterima, maka ketua
pengadilan negeri memutuskan tentang perkara itu. Pasal 133 Jika tergugat
dipanggil menghadap pengadilan negeri sedang ia menurut aturan pasal 118
tidak menghadap hakim maka ia dapat meminta pada hakim, jika hal itu
dimajukan sebelum sidang pertama, supaya hakim menyatakan bahwa ia
tidak berkuasa, surat gugat itu tidak akan diperhatikan lahi jika tergugat telah
melahirkan sesuatu perlawanan lain. Pasal 136 Perlawanan yang hendak
dikemukakan oleh tergugat (exceptie) kecuali tentang hal hakim tidak
berkuasa tidak akan dikemukakan dan ditimbang masing masing tetapi harus
dibicarakan dan diputuskan bersamasma dengan pokok perkara.

25. Didalam setiap putusan ditentukan hukuman membayar perkara diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 182 HIR
d. 169 HIR
Jawaban C Pasal 182 Hukuman membayar biaya itu dapat meliputi lebih dari:
Biaya kantor panitera dan biaya materai yang perlu dipakai dalam 210 perkara

85
Biaya saksi, seorang ahli Biaya pemeriksaan setempat Gaji pegawai yang
disuruh melakukan panggilan

26. Menurut pasal 184 HIR keputusan harus ditandatangani oleh


a. Hakim
b. Pengacara
c. Panitera
d. Ketua majelis dan panitera
Jawaban D
Pasal 184(4) Keputusan-keputusan itu ditandatangani oleh ketua dan panitera

27. Putusan sela harus diucapkan sebagaimana dengan putusan akhir di muka
sidang namun tidak dibuat tersendiri tetapi dicatat dalam berita acara sidang
211
a. 185 HIR
b. 184 HIR
c. 187 HIR
d. 136 HIR
Jawaban A
Pasal 185(1) Keputusan yang bukan keputusan terakhir sungguhpun harus
diucapkan didalam persidangan juga, tidak diperbuat masing-masing sendiri,
tetapi hanya dilakukan dalam surat pemberitaan persidangan.

28. Pelaksanaan putusan lebih dahulu atau uitvoebar bij voorraad dinyatakan
dalam
a. 181 HIR
b. 180 HIR
c. 187 HIR
d. 185 HIR
Jawaban B 212 Pasal 180(1) Ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan
supaya keputusan itu dijalankan dahulu biarpun ada perlawanan atau
bandingnya jika ada surat yang syah, suatu surat tulisan yang menurut
aturan yang berlaku dapat diterima sebagai bukti atau jika ada hukuman lebih
dahulu dengan keputusan yang sudah mendapat kekuasaan pasti demikian
juga jika dikabulkan tuntutan dahulu, lagi pula di dalam perselisihan tentang
hak kepunyaan.

86
29. Siapa yang yang mempunyai hak diwajibkan membuktikan hak tersebut
merupakan prinsip pembuktian diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR 213
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban C
Pasal 163 Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai hak, atau ia
menyebutkan suatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau untuk
membantah hak orang lain itu harus membuktikan adanya hak itu atau
adanya kejadian itu.

30. Alat bukti surat, saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah diatur dalam
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban A Pasal 164 214 Maka yang disebut alat-alat bukti, yaitu: Bukti
dengan surat Bukti dengan saksi Persangkaan-persangkaan Pengakuan
sumpah.

31. Dimanakah pengaturan akta otentik


a. 164 HIR
b. 165 HIR
c. 163 HIR
d. 185 HIR
Jawaban B Pasal 165 Surat(akte) yang sah, ialah suatu surat yang diperbuat
demikian oleh atau dihadapan pegawai umum yang berkuasa untuk
membuatnya, menjadi bukti yang cukup bagi kedua belah fihak dan ahli
warisnya dan sekalian orang yang mendapat hak daripadanya, tentang segala
hal yang disebut di dalam surat itu dan juga tentang yang ada dalam surat itu
sebagai oemberitahuan sahaja, dalam hal terakhir ini hanya jika yang
diberitahukan itu berhubungan langsung dengan perihal padasurat(akte) ini.

32. Unus testis nullus testis diatur dalam


a. 164 HIR
b. 180 HIR
87
c. 163 HIR
d. 169 HIR
Jawaban D Pasal 169 Keterangan seorang saksi saja, dengan tidak ada suatu
alat bukti yang lain didalam hukum tidak dapat dipercaya.

33. Lembaga paksa badan diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban A PERMA 1/ 2000

34. Class action diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban C PERMA 1/ 2002

35. Mediasi diatur dalam


a. PERMA 1/ 2000
b. PERMA 1/ 2001
c. PERMA 1/ 2002 217
d. PERMA 2/ 2003
Jawaban D PERMA 2/ 2003

36. Ruang lingkup kasasi diatur dalam pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 perubahan
UU No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan undang-undang
d. Semua benar
Jawaban D
pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 perubahan UU No. 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang 218 b.
Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku c. Lalai memenuhi
syarat yang diwajibkan undang-undang
88
37. Pemeriksaan setempat diatur dalam ….
a. 164 HIR
b. 180 HIR
c. 163 HIR
d. 153 HIR
Jawaban D Pasal 153
Pemeriksaan Setempat diatur dalam Pasal 153 HIR, 180 RBG, 211 Rv, dan
SEMA Nomor 7 Tahun 2001.
Pembuktian dapat dilakukan dengan cara lain yaitu Pemeriksaan Setempat
yang diatur dalam Pasal 153 HIR dan Pasal 180 Rbg atau Keterangan Ahli
yang diatur dalam Pasal 154 HIR dan Pasal 181 Rbg. Konsekuensi dari tidak
termasuknya pemeriksaan setempat sebagai alat bukti dalam hukum acara
perdata berpengaruh pada kekuatan pembuktiannya. Menurut Yahya
Harahap, pada dasarnya hasil pemeriksaan setempat merupakan fakta yang
ditemukan dalam persidangan, sehingga mempunyai kekuatan mengikat
kepada Hakim dalam mengambil keputusan. Tetapi sifat daya mengikatnya
tidak mutlak dimana Hakim bebas untuk menentukan nilai kekuatan
pembuktiannya. Oleh karena itu, pemeriksaan setempat memiliki kekuatan
pembuktian sepanjang dielaborasikan dengan “alat bukti” sah lainnya, semisal
sertifikat tanah.

38. Pelaksanaan putusan diatur dalam


a. 197 HIR (membayar sejumlah uang)
b. 225 HIR (melakukan suatu perbuatan)
c. 1033 RV (mengosongkan barang tidak bergerak)
d. Semua benar
Jawaban D a. 197 HIR (membayar sejumlah uang) b. 225 HIR (melakukan
suatu perbuatan) c. 1033 RV (mengosongkan barang tidak bergerak)

39. Sahnya gugatan perwakilan kelompok sebagaimana dituangkan dalam suatu


penetapan pengadilan diatur dalam
a. Pasal 5 PERMA 1/ 2000
b. Pasal 5 PERMA 1/ 2001
c. Pasal 5 PERMA 1/ 2002
d. Pasal 5 PERMA 2/ 2003
Jawaban D Pasal 5 PERMA 2/ 2003 Sahnya gugatan perwakilan kelompok
sebagaimana dituangkan dalam suatu penetapan pengadilan
89
40. Setiap orang berhak memperoleh bantuan hukum diatur dalam pasal 37
a. UU No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman
b. UU No. 5 tahun 2004 perubahan No. 14 tahun 1985 220 tentang
mahkamah agung
c. UU No. 8 tahun 2004 perubahan UU No. 2 tahun 1986 tentang peradilan
umum
d. UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat
Jawaban A
Pasal 37 UU No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman Setiap orang
yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum.

D. MATERI ACARA PIDANA


1. Menurut pasal 138 Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dari
penyidik segera mempelajari dan meneliti dalam waktu
a. 20 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban C Pasal 138(1) Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan
dari penyidik segera mempelajari dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari
wajib memberithaukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah
lengkap atau belum.

2. Penyidik harus sudah menyampaikan berkas perkara yang belum lengkap


kepada penuntut umum untuk dilengkapi dalam waktu
a. 14 hari
b. 7 hari
c. 21 hari
d. 3 hari
Jawaban A
Pasal 138(2) Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap, penuntut
umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk
tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi dan dalam waktu empat
belas hari sejak tanggal penerimaan berkas, penyidik harus sudah
menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada penuntut umum.
90
3. Yang berwenang melakukan penyitaan sebagaimana dalam pasal 38 KUHAP
adalah……
a. Penyidik
b. Penuntut Umum
c. Penasehat Hukum
d. Jawaban a,b, dan c semua benar
Jawaban A
Pasal 38 Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin
ketua 223 pengadilan negeri setempat.

4. Menurut pasal 35 kecuali dalam hal-hal tertangkap tangan penyidik dilarang


memasuki dan melakukan penggeledahan pada saat-saat
a. Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR, DPR atau DPRD
b. Tempat di mana sedang berlangsung upacara keagamaan
c. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan
d. Jawaban a, b dan c semua
Jawaban D Pasal 35 Kecuali dalam hal tertangkap tangan, penyidik tidak
diperkenankan memasuki: Ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis
Permusyawaratan 224 Rakyat,Dewan Perwakilan atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah; Tempat dimana sedang berlangsung ibadah dan atau upacara
keagamaan benar Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan

5. Menurut pasal 86 apabila seseorang telah melakukan tindak pidana di luar


negeri dan dapat diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka pengadilan
yang berwenang mengadili….
a. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
b. Pengadilan Negeri setempat tersangka dilahirkan
c. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
d. Pengadilan Negeri tempat tersangka berdomisili di Indonesia
Jawaban C Pasal 86 Apabila seorang melakukan tindak pidana di luar negeri
yang dapat diadili menurut hukum republik Indonesia maka pengadilan negeri
Jakarta pusat yang berwenang mengadili.

6. Dalam Pasal 22 (1) KUHAP jenis penahan yaitu:


a. Penahanan Rutan
b. Penahanan rumah dan penahanan kota
91
c. Penahanan badan
d. Jawaban a, b benar
Jawaban D Pasal 22(1) Jenis Penahanan dapat berupa: Penahanan rumah
tahanan negara Penahanan rumah Penahanan kota

7. Sebagaimana dalam pasal 69 KUHAP penasehat hukum berhak menghubungi


tersangka sejak 226
a. Saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan
b. Setelah ditahan oleh Kejaksaan
c. Setelah berkas dilimpahkan ke Pengadilan negeri
d. Saat tersangka akan disidangkan pertama kali
Jawaban A
Pasal 69 Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat
ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan menurut tatacara
yang ditentukan undang-undang ini.

8. Mahkamah Agung berwenang melakukan penahan:


a. 110 hari
b. 100 hari
c. 90 hari
d. 60 hari
Jawaban A
Pasal 28 Setelah waktu seratus sepuluh hari walaupun perkara tersebut
belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.

9. Dalam hal dakwaan kurang lengkap/sempurna. Pasal 144 KUHAP memberi


kemungkinan kepada penuntut umum untuk melakukan perubahan surat
dakwaan. Berapa kali dan kapan selambatlambatnya harus sudah diserahkan
kembali ke pengadilan sebelum sidang dimulai
a. Satu kali dan selambat-lambatnya 7 hari
b. Dua kali dan selambatlambatnya 14 hari
c. Berkali-kali dan selambatlambatnya 7 hari
d. Tiga kali dan selambatlambatnya 7 hari
Jawaban A Pasal 144(2) Pengubahan surat dakwaan dapat dilakukan hanya
satu kali selambatlambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.

92
10. Dalam pasal berapa bantuan hokum terhadap tersangka/terdakwa diatur
dalam KUHAP
a. Pasal 50 – 68 KUHAP
b. Pasal 69 – 74 jo Pasal 54 KUHAP
c. Pasal 75 KUHAP
d. Pasal 76 KUHAP
Jawaban B Pasal 69 – 74 jo Pasal 54 KUHAP

11. Alasan-alasan untuk kasasi menurut 253 KUHAP dibawah ini dibenarkan,
kecuali:
a. Tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau diterapkan tidak
sebagaimana mestinya.
b. Cara mengadili yang tidak dilaksanakan menurut ketentuan
c. Pengadilan melampaui batas wewenangnya
d. Berat ringannya hukuman atau besar-kecilnya jumlah denda yang
dijatuhkan
Jawaban D
253 KUHAP a. Tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau diterapkan
tidak sebagaimana mestinya. b. Cara mengadili yang tidak dilaksanakan
menurut ketentuan c. Pengadilan melampaui batas wewenangnya

12. Menurut Pasal 245 KUHAP berapa jangka waktu untuk mengajukan
permohonan kasasi kepada panitera pengadilan Negeri yang memutus perkara
setelah putusan tersebut diberitahukan kepada Terdakwa
a. 7 Hari
b. 14 Hari
c. Tidak ada tenggang waktu
d. 30 hari
Jawaban B
Pasal 245 Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera
pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam
waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi
itu diberitahukan kepada terdakwa.

93
13. Menurut Pasal 230 KUHAP, dimanakah letak Panitera dalam tata cara dan tata
tertib persidangan
a. Belakang sisi kanan dari tempat hakim ketua Majelis sidang
b. Sisi kanan depan dari tempat Hakim Ketua
c. Sisi kiri depan dari tempat Hakim Ketua
d. Berdampingan bersama Hakim Majelis Sidang
Jawaban A Belakang sisi kanan dari tempat hakim ketua Majelis sidang

14. Menurut Pasal 270 KUHAP pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap adalah
a. Eksekutor pengadilan
b. Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri
c. Jaksa
d. Juru Sita
Jawaban C Pasal 270 Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
memperolah kekuatan hukum tetap dilakukan oleh Jaksa yang untuk itu
panitera mengirimkan salinan surat putusan kepadanya.

15. Panitera Pengadilan Negeri mengirimkan salinan putusan Perkara yang


dimintakan banding dan berkas perkara serta surat bukti ke Pengadilan Tinggi
dalam jangka waktu (236 KUHAP)
a. 7 hari sejak permintaan banding diajukan
b. 14 hari sejak permintaan banding diajukan
c. 30 hari sejak permintaan banding diajukan
d. A,b,c semuanya salah
Jawaban B Pasal Selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari sejak permintaan
banding diajukan, panitera mengirimkan salinan putusan Perkara yang
dimintakan banding dan berkas perkara serta surat bukti ke Pengadilan Tinggi

16. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum menurut pasal 259 KUHAP
diajukan oleh
a. Jaksa Penuntut Umum
b. Majelis Hukum
c. Jaksa Agung
d. Terdakwa
Jawaban C Jaksa Agung
94
17. Berikut ini adalah wewenag Praperadilan kecuali
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
c. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
d. Sah atau tidaknya suatu penggeledahan
Jawaban D a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan b. Sah
atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan c.
Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi

18. Dalam pasal berapa lembaga praperadilan diatur dalam KUHAP


a. Pasal 1 butir 10 jo, pasal 77 – 83 KUHAP
b. Pasal 1 butir 12 jo, pasal 233 – 269 KUHAP
c. Pasal 1 butir 9 jo, Pasal 102 – 136 KUHAP
d. Pasal 1 butir 7 jo, pasal 145 – 232 KUHAP
Jawaban A Pasal 1 butir 10 jo, pasal 77 – 83 KUHAP
19. Pengurangan masa tahanan terhadap hukuman pidana yang dijatuhkan dapat
dilakukan dengan cara mengurangkan jenis tahanan itu sendiri (pasal 22 ayat
5 KUHAP, dimana semakin ringan jenis tahanan, semakin kecil jumlah
pengurangannya. Untuk tahanan kota berapa jumlah pengurangan masa
penahannya
a. Sama dengan jumlah masa tahanan
b. Setengah dari masa tahanan
c. Sepertiga dari masa tahanan
d. Seperlima dari masa tahanan
Jawaban D Seperlima dari masa tahanan

20. Seorang saksi wajib mengucapkan sumpah/janji sebelum memberikan


kesaksian (pasal 160 ayat 3 KUHAP). Apa akibat hukumnya seorang saksi
yang memberikan kesaksian tanpa mengucapkan sumpah/janji:
a. Batal demi hukum
b. Gugur
c. Tidak mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah
d. Hanya sebagai petunjuk bagi hakim
Jawaban D Hanya sebagai petunjuk bagi hakim

95
21. Dalam menjatuhkan pidana kepada seorang tersangka/terdakwa hakim harus
memenuhi minimum pembuktian yang diatur dalam pasal 183 KUHAP. Prinsip
minimum pembuktian tersebut adalah
a. Keyakinan hakim
b. Keyakinan hakim dan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
c. Keyakinan hakim dan alat bukti
d. Keyakinan hakim dan pengakuan
Jawaban B Pasal 183 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang
kecuali apabila dengan sekurang

22. Pasal 275 KUHAP mengatur masalah biaya perkara dan ganti kerugian. Dalam
hal terpidana lebih dahulu satu orang dalam suatu tindak pidana, kepada
siapa biaya perkara dan ganti kerugian tersebut dibebankan
a. Secara sendiri-sendiri
b. Dibebankan secara berimbang
c. Dibebankan kepada negara
d. Tergantung tuntutan jaksa
Jawaban C Pasal 275 Apabila lebih dari satu orang dipidana dalam satu perkara,
maka biaya perkara dan atau ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal
274 dibebankan kepada mereka bersama-sama secara berimbang.

23. Penggeledahan menurut pasal 33 KUHAP harus dengan izin


a. Ketua Pengadilan
b. Kajari
c. Ketua Pengadilan Negeri
d. Mahkamah Agung
Jawaban C Pasal 33 Dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat penyidik
dalam melakukan penyidikan dapat mengadakan penggeledahan rumah yang
diperlukan.

24. Penyitaan menurut Pasal 38 KUHAP dilakukan dengan izin


a. Kapolri
b. Ketua Pengadilan Negeri
c. Kejaksaan d. Ketua Pengadilan Tinggi
Jawaban B Pasal 38 Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat
izin ketua pengadilan negeri setempat.

96
25. Yang mengatur mengenai penahan oleh penyidik di KUHAP, yaitu
a. Pasal 22
b. Pasal 23
c. Pasal 24
d. Pasal 25
Jawaban C Pasal 24 Perintah penahanan yang diberikan oleh penyidik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20, hanya berlaku paling lama dua puluh
hari.

26. Dalam asas peradilan yang cepat, tepat, dan biaya ringan sebagaimanan
ketentuan pasal 67 KUHAP bahwa terdakwa atau penuntut umum berhak
untuk minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama, kecuali
a. Putusan bebas
b. Putusan lepas
c. Jawaban a dan b semua benar
d. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum
Jawaban C Pasal 67 Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta
banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap
putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah
kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara
cepat.

27. Berdasarkan ketentuan pasal 135 KUHAP penyidik dapat melakukan


penggalian mayat. Adapun yang dimaksud dengan penggalian mayat adalah
a. Pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan cara penguburannya
b. Penggalian dari tanah atau kuburan makam
c. Pengambilan mayat dari tempat pembakaran mayat maupun goa tempat
penyimpaan mayat
d. Jawaban a, b dan c semua benar
Jawaban A Penjelasan Pasal 135 Yang dimaksud dengan penggalian mayat
termasuk pengambilanmayat dari semua jenis tempat dan cara penguburan.

97
28. Tersangka yang tidak dapat hadir menghadap penyidik menurut ketentuan
pasal 113 dilakukan di tempat kediaman tersangka
a. Penyidik sendiri yang datang
b. Apabila tersangka dengan alasan yang patut dan wajar yang tidak dapat
datang
c. Tersangka bertempat tinggal jauh
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D Pasal 113 Jika seorang tersangka atau saksi yang dipanggil
memberi alasan yang patut melakukan pemeriksaan ke tempat kediaman
tersangka dan wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik yang
melakukan pemeriksaan, penyidik itu datang ke tempat kediamannya.

29. Menurut pasal 19 KUHAP terhadap seseorang yang diduga keras melakukan
tindak pidana dengan dasar bukti permulaan yang cukup dapat dilakukan
penangkapan untuk paling lama____hari
a. Satu hari
b. Dua puluh hari
c. Empat puluh hari
d. Enam puluh hari
Jawaban A Pasal 19 Penangkapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17
dapat dilakukan untuk paling lama satu hari.

30. Menurut pasal 21 KUHAP dibawah ini terdapat beberapa alas an dilakukannya
penahanan terhadap tersangka atau terdakwa, kecuali
a. Tersangka atau terdakwa diduga akan melarikan diri
b. Tersangka atau terdakwa dikwatirkan akan menghilangkan barang bukti
c. Tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara kurang dari lima tahun
d. Tersangka atau terdakwa diduga akan mengulangi tindak pidana
Jawaban C Pasal 21(1) Perintah penahanan atau penahanan lanjutan
dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras
melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya
keadaan yang menimbulkan kekhawtiran bahwa tersangka atau terdakwa
akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau
mengulangi tindak pidana.

98
31. Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis acara pemeriksaan sidang pengadilan
dalam hukum acara pidana, kecuali
a. Acara pemeriksaan biasa (152)
b. Acara pemeriksaan cepat (205)
c. Acara pemeriksaan luar biasa
d. Acara pemeriksaan singkat (203)
Jawaban C Acara pemeriksaan luar biasa

32. Menurut pasal 233 KUHAP putusan perkara pidana pada pengadilan tingkat
pertama dapat dimintakan banding oleh
a. Hanya penuntut umum
b. Hanya terdakwa
c. Penuntut umum atau terdakwa
d. Penuntut umum bersamasama dengan terdakwa
Jawaban C Pasal 233(5) Dalam hal pengadilan negeri menerima permintaan
banding, baik yang diajukan oleh penuntut umum atau terdakwa maupun
yang diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus maka panitera
wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak yang
lain.

33. Berdasarkan pasal 89 KUHAP badan peradilan yang berwenang untuk


memeriksa dan mengadili perkara koneksitas adalah
a. Peradilan Militer
b. Peradilan Agama 246
c. Peradilan Tata Usaha Negara
d. Peradilan Umum
Jawaban D Pasal 89 Tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh
mereka yang termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilan
militer, diperiksa dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan
umum kecuali jika menurut keputusan menteri pertahanan dan keamanan
dengan persetujuan menteri kehakiman perkara itu harus diperiksa dan diadili
oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.

99
34. Menurut pasal 31 (1) KUHAP penangguhan penahanan itu dapat dilakukan
a. Karena permintaan tersangka atau terdakwa dan permintaan itu
disetujui instansi menahan dengan syarat-syarat dan jaminan yang
ditetapkan
b. Adanya persetujuan dari tahanan untuk mematuhi syarat yang ditetapkan
serta memenuhi jaminan yang ditentukan
c. Jawaban a, b benar
d. Adanya keyakinan tersangka atau terdakwa melarikan diri
Jawaban A Pasal 31(1) Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik
atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing,
dapat mengadakan penangguhan penahanan dengan dasar atau tanpa
jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan syarat yang ditentukan.

35. Menurut pasal 19 (2) dikatakan bahwa Tidak diperbolehkan melakukan


penangkapan terhadap
a. tersangka yang melakukan tindak pidana pelanggaran
b. Tersangka melakukan kejahatan ringan
c. Tersangka melakukan pelanggaran sedang
d. Jawaban a, b, dan c benar
Jawaban A Pasal 19(2) Terhadap tersangka pelaku pelanggaran tidak diadakan
penangkapan kecuali dalam hal ia telah dipanggil secara sah dua kali
berturutturut tidak memenuhi panggilan itu tanpa alasan yang sah.

36. Berapa kali permohonan kasasi dapat dilakukan menurut pasal 247 (4)
KUHAP
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Berkali–kali
d. Tidak ada batas
Jawaban A Pasal 247(4) Permohonan kasasi hanya dapat dilakukan satu kali.

37. Menurut pasal 1 ayat 3 KUHAP Penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
a. Yang diberi wewenang umum oleh Undang Undang Nomor 8 tahun 1981
untuk melakukan penyidikan
b. Yang diberi wewenang khusus oleh peraturan pemerintah untuk
melakukan penyidikan
100
c. Yang diberi wewenang khusus umum oleh undang-undang Nomor 8 tahun
1981 untuk melakukan penyidikan
d. Yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan
penyidikan
Jawaban D Pasal 1 (3) Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara
Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan
tugas penyidikan yang diatur dalam undang-undang ini.

38. Menurut Pasal 263 KUHAP yang berhak mengajukan permohonan peninjauan
kembali
a. Korban/Keluarga Korban
b. Terpidana/Pengacaranya
c. Terpidana/ahliwarisnya
d. Terpidana/Jaksa
Jawaban C Pasal 263(1) Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan
hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.

39. Jangka waktu masa penahanan yang diperbolehkan undang-undang bagi


instansi penyidik menurut pasal 24 KUHAP
a. 20 + 40 hari
b. 30 + 60 hari
c. 30 + 20 hari
d. 20 + 30 hari
Jawaban A Pasal 24(1) Perintah penahanan yang diberikan oleh penyidik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 hanya berlaku paling lama dua puluh
hari (2) Jangka waktu sebagaimana tersebut pada ayat(1) apabila diperlukan
guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh
penuntut umum yang berwenang untuk paling lama empat puluh hari.

40. Berikut ini adalah alat bukti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP, kecuali
a. Keterangan Saksi, Keterangan ahli, Surat, petunjuk dan keterangan
terdakwa
b. Keterangan ahli
c. Surat, petunjuk dan keterangan terdakwa
d. Semua salah
101
Jawaban A Pasal 184 (1) Alat bukti yang sah ialah: Keterangan saksi
Keterangan ahli Surat Petunjuk Keterangan Terdakwa (2) Hal yang secara
umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan

E. MATERI UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA


1. Menurut pasal 54 Undang undang peradilan agama berlaku hukum acara
perdata diatur dalam undangundang
a. No. 7 tahun 1989
b. No. 3 tahun 2006
c. No. 1 tahun 1974
d. A dan B benar
Jawaban D undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas
undangundang nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama Pasal 54 Hukum
Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama
adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan
Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-
undang ini.

2. Menurut pasal pasal 49 UU no. 3 tahun 2006 terdapat tambahan bagi


pengadilan agama berwenang memeriksa
a. Zakat
b. Infaq
c. Ekonomi syariah
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 49 Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang
yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e.
wakaf; f. zakat; g. infaq; h. shadaqah; dan i. ekonomi syari'ah.

3. Kewenangan kompetensi absolute diatur dalam


a. Pasal 49
b. Pasal 66
c. Pasal 73
d. Tidak ada yang benar
Jawaban A Pasal 49 Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang
102
yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e.
wakaf; f. zakat; g. infaq; h. shadaqah; dan i. ekonomi syari'ah.

4. Menurut pasal 66 cerai telak diajukan pemohon kepada


a. Tempat kediaman termohon
b. Jika termohon berdiam diluar negeri diajukan ketempat diam pemohon
c. Dalam hal keduanya diluar negeri maka diajukan ketempat mereka
melangsungkan perkawinan atau jakarta pusat
d. Semuanya benar
Jawaban D
Pasal 66 (1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan
istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan
sidang guna menyaksikan ikrar talak. (2) Permohonan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman termohon, kecuali apabila termohon dengan sengaja
meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon.
(3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan
diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman pemohon. (4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat
kediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau
kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat. (5) Permohonan soal penguasaan
anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama suami istri dapat diajukan
bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak
diucapkan.

5. Menurut pasal 73 gugatan perceraian diajukan


a. Tempat kediaman penggugat
b. Jika penggugat bertempat tinggal diluar negeri, diajukan kedaerah hukum
tergugat
c. Jika keduanya diluar negeri diajukan ketempat perkawinan dilangsungkan
atau Jakarta Pusat
d. Semua benar
Jawaban D
Pasal 73 (1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat,
kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman
103
bersama tanpa izin tergugat. (2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di
luar negeri, gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat. (3) Dalam hal penggugat dan
tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka
dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

6. Dalam perubahan UU No. 3 tahun 2006, apabila terjadi sengketa hak milik
yang subyek hukumnya orang-orang yang beragama islam, obyek sengketa
diputus bersama-sama oleh peradilan agama diatur dalam
a. pasal 49
b. Pasal 50
c. Pasal 51
d. Pasal 52
Jawaban B
Pasal 50 (1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam
perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, khusus mengenai objek
sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum. (2) Apabila terjadi sengketa hak milik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang subjek hukumnya antara orang-
orang yang beragama Islam, objek sengketa tersebut diputus oleh
pengadilan agama bersama-sama perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49. (3). Di antara Pasal 52 dan Pasal 53 disisipkan satu pasal bait yakni
Pasal 52A, yang berbunyi sebagai berikut:

7. Menurut pasal 57 UU No. 7 tahun 1989 merupakan kekhususan putusan atau


penetapan peradilan, yaitu terdapat
a. Demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa
b. Bismillahirrahmanirrahim
c. Keduanya benar
d. Keduanya salah
Jawaban C Pasal 57 (1) Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA. (2) Tiap penetapan dan putusan dimulai
dengan kalimat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti dengan DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. (3) Peradilan
dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

104
8. Menurut pasal 4 UU. No 1 tahun 1974 tentang perkawinan pengadilan hanya
akan memberikan izin kepada suami yang akan beristri lebih dari satu jika
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
d. Semua benar
Jawaban D a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri b.
Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan c.
Istri tidak dapat melahirkan keturunan

9. Waktu tunggu bagi seorang janda menurut Pasal 39 PP No. 9 tahun 1975
adalah
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan
d. Semua benar
Jawaban D a. Apabila putus karena kematian 130 hari b. Putus karena
perceraian 90 hari c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan

10. Menurut pasal 38 UU No 1 tahun 1974 putusnya perkawinan disebabkan


a. Kematian
b. Perceraian
c. Atas keputusan pengadilan
d. Semua benar
Jawaban D a. Kematian b. Perceraian c. Atas keputusan pengadilan

11. Menurut pasal 55 UU No 1 tahun 1974, asal-usul seorang anak hanya dapat
dibuktikan dengan akte kelahiran yang autentik
a. Benar
b. salah
Jawaban A Benar

12. Gugatan perceraian dinyatakan gugur apabila suami atau isteri meninggal
sebelum adanya putusan pengadilan diatur dalam
a. Pasal 66
b. Pasal 73
c. Pasal 79
d. Pasal 80
105
Jawaban C Pasal 79 Gugatan perceraian gugur apabila suami atau istri
meninggal sebelum adanya putusan Pengadilan.

13. Apabila kedua belah pihak bertempat tinggal diluar negeri maka penggugat
pada sidang perdamaian harus menghadap secara pribadi
a. Pasal 82
b. Pasal 83
c. Pasal 84
d. Pasal 85
Jawaban A Pasal 82 (1) Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian,
Hakim berusaha mendamaikan kedua pihak. (2) Dalam sidang perdamaian
tersebut, suami istri harus datang secara pribadi, kecuali apabila salah satu
pihak bertempat kediaman di luar negeri, dan tidak dapat datang menghadap
secara pribadi dapat diwakili oleh kuasanya yang secara khusus dikuasakan
untuk itu. (3) Apabila kedua pihak bertempat kediaman di luar negeri, maka
penggugat pada sidang perdamaian tersebut harus menghadap secara pribadi.
(4) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan
pada setiap sidang pemeriksaan.

14. Menurut pasal 84 UU peradilan agama dalam berapa hari akta cerai harus
diberikan
a. 30 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari
Jawaban C Pasal 84 (4) Panitera berkewajiban memberikan akta cerai sebagai
surat bukti cerai kepada para pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
terhitung setelah putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut
diberitahukan kepada para pihak.

15. Perceraian dengan alasan zina diatur dalam


a. Pasal 66
b. Pasal 73
c. Pasal 79
d. Pasal 87

106
Jawaban D Pasal 87 (1) Apabila permohonan atau gugatan cerai diajukan atas
alasan salah satu pihak melakukan zina, sedangkan pemohon atau penggugat
tidak dapat melengkapi bukti-bukti dan termohon atau tergugat menyanggah
alasan tersebut, dan Hakim berpendapat bahwa permohonan atau gugatan itu
bukan tiada pembuktian sama sekali serta upaya peneguhan alat bukti tidak
mungkin lagi diperoleh baik dari pemohon atau penggugat maupun dari
termohon atau tergugat, maka Hakim karena jabatannya dapat menyuruh
pemohon atau penggugat untuk bersumpah. (2) Pihak termohon atau tergugat
diberi kesempatan pula untuk meneguhkan sanggahannya dengan cara yang
sama.

16. Biaya perkara menurut pasal 89 dibebankan kepada


a. Tergugat
b. Termohon
c. Penggugat dan pemohon
d. A dan b benar
Jawaban C Pasal 89 (1) Biaya perkara dalam bidang perkawinan dibebankan
kepada penggugat atau pemohon.

17. Biaya perkara yang diatur dalam pasal 90 dirinci untuk


a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai
b. Biaya untuk para saksi
c. Biaya untu pemeriksaan setempat dan pemanggilan
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 90 (1) Biaya perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89,
meliputi: a. biaya kepaniteraan dan biaya meterai yang diperlukan untuk
perkara tersebut; b. biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, dan biaya
pengambilan sumpah yang diperlukan dalam perkara tersebut; c. biaya yang
diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat dan tindakan-tindakan
lain yang diperlukan pengadilan dalam perkara tersebut; dan d. biaya
pemanggilan, pemberitahuan, dan lain-lain atas perintah pengadilan yang
berkenaan dengan perkara tersebut. (2) Besarnya biaya perkara diatur oleh
Mahkamah Agung.

18. Pengecualian pasal 66 cerai talak permohonan diajukan ke pangadilan agama


ditempat kediaman pemohon jika
a. Istri dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama
107
b. Kepergiannya tanpa persetujuan dan izin suami (termohon)
c. Semua salah
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D Pasal 66 (1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan
menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk
mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. (2) Permohonan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon, kecuali apabila
termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan
bersama tanpa izin pemohon. (3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di
luar negeri, permohonan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman pemohon. (4) Dalam hal pemohon dan termohon
bertempat kediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka
dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat. (5) Permohonan
soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama suami
istri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun
sesudah ikrar talak diucapkan.

19. Yang menjadi dasar gugatan cerai talak menurut pasal 19 PP 9/75 dan pasal
39 UU No1/74 adalah
a. Salah satu pihak zina, pemabok, meninggalkan selama 2 tahun
b. Mendapat hukuman 5 tahun, melakukan peganiyaan
c. Salah satu pihak cacat badan, terjadi perselisihan
d. Semua benar
Jawaban D a. Salah satu pihak zina, pemabok, meninggalkan selama 2 tahun
b. Mendapat hukuman 5 tahun, melakukan peganiyaan c. Salah satu pihak
cacat badan, terjadi perselisihan

20. Pemeriksaan perkara cerai dilakukan tertutup diatur dalam


a. Pasal 68 untuk cerai talak
b. Pasal 80 untuk cerai gugat
c. Pasal 87
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D Pasal 68 (1) Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh
Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau
surat permohonan cerai talak didaftarkan di Kepaniteraan. (2) Pemeriksaan
108
permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup. Pasal 80 (1)
Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat gugatan perceraian
didaftarkan di Kepaniteraan. (2) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan
dalam sidang tertutup.

21. Menurut pasal 71 penetapan ikrar talak……


a. Dapat dimintakan banding
b. Dapat dimintakan kasasi
c. Tidak dapat dimintakan banding dan kasasi
d. Dapat dimintakan banding dan kasasi
Jawaban C Pasal 71 (1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi dalam
sidang ikrar talak. (2) Hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan
bahwa perkawinan putus sejak ikrar talak diucapkan dan penetapan tersebut
tidak dapat dimintakan banding atau kasasi.

22. Menurut pasal 70 terhadap penetapan cukup alasan perceraian istri……


a. Dapat dimintakan banding
b. Dapat dimintakan kasasi
c. Tidak dapat dimintakan banding dan kasasi
d. Dapat dimintakan banding dan kasasi
Jawaban A
Pasal 70 (1) Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak
mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian, maka Pengadilan
menetapkan bahwa permohonan tersebut dikabulkan. (2) Terhadap penetapan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), istri dapat mengajukan banding.
(3) Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap, Pengadilan
menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak, dengan memanggil suami dan
istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut. (4) Dalam sidang itu
suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta otentik
untuk mengucapkan ikrar talak, mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh
istri atau kuasanya. (5) Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau
patut, tetapi tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya,
maka suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya
istri atau wakilnya. (6) Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak
ditetapkan hari sidang penyaksian ikrar talak, tidak datang menghadap sendiri
atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah
109
atau patut maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan perceraian tidak
dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

23. Jika suami dalam tenggang waktu 6 bulan sejak ditetapkan hari siding
penyaksian ikrar talak maka gugur penetapan tersebut dan tidak dapat
diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama diatur dalam
a. Pasal 63
b. Pasal 87
c. Pasal 70
d. Pasal 73
Jawaban C
Pasal 70 (1) Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak
mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian, maka Pengadilan
menetapkan bahwa permohonan tersebut dikabulkan. (2) Terhadap penetapan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), istri dapat mengajukan banding.
(3) Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap, Pengadilan
menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak, dengan memanggil suami dan
istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut. (4) Dalam sidang itu
suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta otentik
untuk mengucapkan ikrar talak, mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh
istri atau kuasanya. (5) Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau
patut, tetapi tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya,
maka suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya
istri atau wakilnya. (6) Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak
ditetapkan hari sidang penyaksian ikrar talak, tidak datang menghadap sendiri
atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah
atau patut maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan perceraian tidak
dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

24. Hak istri untuk mengajukan tuntutan perceraian kepada suami dengan cara
suami bersedia menalak istri dengan suatu imbalan pengganti disebut
a. Khuluk
b. Iwadl
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban A Khuluk

110
25. Menurut pasal 76 perselisihan yang tajam dan terus menerus antara suami
istri disebut
a. syiqaq
b. Khuluk
c. Iwadl
d. Talak bain
Jawaban A Pasal 76 (1) Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan
syiqaq, maka untuk mendapatkan putusan perceraian harus didengar
keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang yang
dekat dengan suami istri. (2) Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi
tentang sifat persengketaan antara suami istri dapat mengangkat seorang atau
lebih dari keluarga masing-masing pihak ataupun orang lain untuk menjadi
hakam.

26. Orang yang ditetapkan pengadilan dari pihak keluarga suami atau pihak
keluara istri untuk mencari upaya penyelesaian perselisihan disebut
a. Khuluk
b. Hakam
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban B Hakam

27. Izin pisah tempat tinggal diatur dalam


a. Pasal 77
b. Pasal 87
c. Pasal 70
d. Pasal 73
Jawaban A Pasal 77 Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas
permohonan penggugat atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya
yang mungkin ditimbulkan, Pengadilan dapat mengizinkan suami istri tersebut
untuk tidak tinggal dalam satu rumah.

28. Upaya hukum banding menurut pasal 7 (4) UU no. 20 tahun 1947
permohonan banding tidak dapat diterima jika tidak dibarengi dengan
pembayaran biaya banding
a. Benar
b. Salah
Jawaban A Benar

111
29. Tenggang waktu banding adalah 14 hari
a. Sejak putusan diucapkan apabila hadir
b. Sejak diberitahukan apabila pemohon banding tidak hadir
c. Tidak jelas
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D Sejak putusan diucapkan apabila hadir Sejak diberitahukan
apabila pemohon banding tidak hadir

30. Menurut pasal 62 Berita Acara pemeriksaan ditandatangani oleh


a. Seluruh majelis hakim
b. Ketua
c. Ketua dan panitera
d. Semua benar
Jawaban C Pasal 62 (1) Segala penetapan dan putusan Pengadilan, selain
harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga harus memuat pasal-
pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber
hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. (2) Tiap penetapan
dan putusan Pengadilan ditandatangai oleh Ketua dan Hakim-hakim yang
memutus serta Panitera yang ikut bersidang pada waktu penetapan dan
putusan itu diucapkan. (3) Berita Acara tentang pemeriksaan 288
ditandatangani oleh Ketua dan Panitera yang bersidang.

31. Menurut pasal 78 selama berlangsungnya gugatan perceraian atas


permohonan penggugat pengadilan dapat
a. Menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami
b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan pendidikan
anak
c. Menentukan hal hal yang perlu untuk harta
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 78 Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas
permohonan penggugat, Pengadilan dapat: a. menentukan nafkah yang
ditanggung oleh suami; b. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin
pemeliharaan dan pendidikan anak; c. menentukan hal-hal yang perlu untuk
menjamin terpeliharanya barang-barang yang menjadi hak bersama suami istri
atau barangbarang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadi
hak istri.
112
32. Menurut pasal 80 dan pasal 68 pemeriksaan oleh majelis dilakukan
selambatnya
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 30 hari
d. Semua benar
Jawaban C Pasal 68 (1) Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh
Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau
surat permohonan cerai talak didaftarkan di Kepaniteraan. (2) Pemeriksaan
permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup. Pasal 80 (1)
Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat gugatan perceraian
didaftarkan di Kepaniteraan.

33. Menurut pasal 88 apabila sumpah dilakukan oleh suami maka penyelesaian
cerai dengan alasan zina dilaksanakan dengan cara
a. Khuluk
b. lian
c. Talak bain
d. syiqaq
Jawaban B Pasal 88 (1) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 87 ayat (1) dilakukan oleh suami, maka penyelesaiannya dapat
dilaksanakan dengan cara li'an. (2) Apabila sumpah sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan oleh istri maka penyelesaiannya
dilaksanakan dengan hukum acara yang berlaku.

34. Menurut pasal 30 UU 5 tahun 2004 kewenangan kasasi terbatas


a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan peraturan perundang-undangan
d. Semua benar
Jawaban D a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang b. Salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku c. Lalai memenuhi syarat
yang diwajibkan peraturan perundang-undangan

113
35. Menurut pasal 47 UU 14 tahun 1985 sebagaimana diubah UU 5 tahun 2004
a. Memori kasasi wajib
b. Memori kasasi tidak wajib
c. Keduanya benar
d. Keduanya salah
Jawaban A Memori kasasi wajib

36. Menurut pasal 38 uu perkawinan uu 1 tahun 1974 perkawinan putus karena


a. Kematian
b. Perceraian
c. Keputusan pengadilan
d. Semua benar
Jawaban D a. Kematian b. Perceraian c. Keputusan pengadilan

37. Menurut pasal 40 PP 9 tahun 1975, suami yang bermaksud untuk beristri
lebih dari seorang wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada
pengadilan
a. Benar
b. salah
Jawaban A Benar

38. Alat bukti yang berlaku pada pengadilan agama sesuai dengan 164 HIR
a. Alat bukti surat, keterangan saksi
b. Persangkaan, pengakuan
c. Sumpah
d. Semua benar
Jawaban D a. Alat bukti surat, keterangan saksi b. Persangkaan , pengakuan
c. Sumpah

39. Putusan pengadilan agama diatur menurut pasal


a. Pasal 60
b. Pasal 66
c. Pasal 73
d. Pasal 87

114
Jawaban A Pasal 60 Penetapan dan putusan Pengadilan hanya sah dan
mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum.

40. Putusan pengadilan agama harus berdasar alasan yang cukup diatur dalam
a. Pasal 60
b. Pasal 62
c. Pasal 73
d. Pasal 87
Jawaban B Pasal 62 (1) Segala penetapan dan putusan Pengadilan, selain
harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga harus memuat pasal-
pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber
hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. (2) Tiap penetapan
dan putusan Pengadilan ditandatangai oleh Ketua dan Hakim-hakim yang
memutus serta Panitera yang ikut bersidang pada waktu penetapan dan
putusan itu diucapkan. (3) Berita Acara tentang pemeriksaan ditandatangani
oleh Ketua dan Panitera yang bersidang.

F. MATERI UNDANG-UNDANG ACARA TATA USAHA NEGARA


1. Peradilan tata usaha negara diatur dalam……
a. UU No. 9 tahun 2004
b. UU No. 5 tahun 1986
c. UU No. 4 tahun 2004
d. Jawaban a dan b benar
Jawaban D Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan undang-
undang nomor 5 thun 1986 tentang peradilan tata usaha negara.

2. Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara


adalah ……
a. Yang merupakan perbuatan hukum perdata
b. Yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
c. Yang masih memerlukan persetujuan
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 2 Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha
Negara menurut undang-undang ini:
1) Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata
115
2) Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat
umum
3) Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan
4) Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat
hukum pidana
5) Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan perundangundangan
yang berlaku
6) Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional
Indonesia
7) Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum.

3. Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara


adalah ……
a. Yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan KUHAP yang bersifat
hukum pidana
b. Yang dikeluarkan atas dasar
c. Mengenai tata usaha tentara nasional Indonesia
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 2 Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha
Negara menurut undang-undang ini: Keputusan Tata Usaha Negara yang hasil
pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan
Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan
Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hokum pidana
Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan
badan peradilan berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku
Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional
Indonesia Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum.

116
4. Menurut pasal 2 tidak termasuk pengertian keputusan tata usaha negara
adalah
a. Keputusan komisi pemilihan umum baik di pusat maupun didaerah
mengenai hasil pemilihan umum
b. Yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Mengenai tata usaha tentara nasional Indonesia
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 2 Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha
Negara menurut undang-undang ini: Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan pengaturan yang bersifat umum Keputusan Tata Usaha Negara
yang masih memerlukan persetujuan Keputusan Tata Usaha Negar yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-
undangan lain yang bersifat hokum pidana Keputusan Tata Usaha Negara
yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan
ketentuan perundangundangan yang berlaku Keputusan Tata Usaha Negara
mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia Keputusan Komisi Pemilihan
Umum baik di pusat maupun didaerah mengenai hasil pemilihan umum.

5. Menurut pasal 53 alasan yang dapat digunakan dalam gugatan ….


a. Keputusan tata usaha Negara yang digugat bertentangan dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku
b. Keputusan tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban C Pasal 53(2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Keputusan Tata Usaha Negara
yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
asasasas umum pemerintahan yang baik.

117
6. Menurut pasal 116 …..
a. Dalam hal tergugat diwajibkan menerbitkan putusan namun selama 3
bulan tidak dilaksanakan penggugat harus memajukan permohonan
pelaksanaan putusan
b. Pejabat yang bersangkutan dikenakan upaya paksa berupa pembayaran
sejumlah uang paksa dan sanksi administratif
c. Diumumkan dimedia massa cetak sejak tidak dipenuhinya ketentuan
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 116(3) Dalam hal tergugat ditetapkan harus melaksanakan
kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 97 ayat (9) huruf b dan
huruf c dan kemudian setelah 3 (tiga) bulan ternyata kewajiban tersebut tidak
dilaksanakannya, penggugat mengajukan permohonan kepada ketua
pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 agar pengadilan
memerintahkan tergugat melaksanakan putusan pengadilan tersebut. (4)
Dalam hal tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang
bersangkutan dikenakan upaya paksa 306 berupa pembayaran sejumlah uang
paksa dan atau sanksi adminitratif. (5) Pejabat yang tidak melaksanakan
putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 diumumkan pada
media massa cetak setempat oleh panitera sejak tidak terpenuhinya ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 3

7. Subyek sengketa TUN diatur dalam pasal: …..


a. Pasal 54
b. Pasal 53
c. Pasal 55
d. Pasal 56
Jawaban B Pasal 53(1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara Dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
dan atau di rehabilitasi.

8. Yang dimaksud obyek sengketa TUN pasal 1 (3)


118
a. Penetapan tertulis
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan
perundangundangan
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 1(3) Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan
tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

9. Yang dimaksud obyek sengketa TUN pasal 1 (3) ………


a. Berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan
perundangundangan
b. Bersifat konkrit individual dan final
c. Mengakibatkan akibat hokum bagi seseorang atau badan hukum perdata
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 1(3) Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan
tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

10. Alat bukti menurut pasal 100 …….


a. Surat atau tulisan
b. Keterangan ahli dan saksi
c. Pengakuan dan pengetahuan hakim
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 100 Alat Bukti ialah: Surat atau tulisan Keterangan ahli
Keterangan saksi Pengakuan para pihak Pengetahuan hakim.

11. Actor Sequuitur Forum rei pada sengketa TUN diatur didalam pasal ……
a. Pasal 54
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban A Pasal 54
119
Actor sequitur forum rei (forum domicile) : yang berwenang mengadili sengketa
adalah Pengadilan Negeri di daerah hukum tempat tergugat bertempat tinggal.
Pasal 54
(1) Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang
berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan tergugat.
(2) Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum Pengadilan, gugatan
diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan salah satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
(3) Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum
Pengadilan tempat kediaman penggugat, maka gugatan dapat diajukan ke
Pengadilan yang daerah hukummnya meliputi tempat kediaman
penggugat untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengadilan yang
bersangkutan.
(4) Dalam hal-hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa Tata Usaha Negara
yang bersangkutan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, gugatan
dapat diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat.
(5) Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan atau berada di luar negeri,
gugatan diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.
(6) Apabila tergugat berkedudukan di dalam negeri dan penggugat di luar
negeri, gugatan diajukan kepada Pengadilan di tempat kedudukan
tergugat.

12. Upaya tidak langsung penyelesaian sengketa TUN diatur atau dikenal dengan
upaya administratif diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban A Pasal 48 (1) Dalam hal suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundang-
undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa Tata Usaha
Negara tertentu, maka batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/administratif yang tersedia. (2) Pengadilan baru
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha

120
Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh upaya administratif
yang bersangkutan telah digunakan

13. Setelah upaya administrasi ditempuh maka diajukan gugatan kepada


pengadilan tinggi tata usaha Negara diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban D Pasal 51 (1) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus sengketa Tata Usaha Negara di tingkat
banding. (2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara juga bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antara Pengadilan Tata Usaha Negara di dalam daerah
hukumnya. (3) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Ngara bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa Tata
Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48. (4) Terhadap putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dapat diajukan permohonan kasasi.

14. Gugatan langsung jika tidak diatur mengenai upaya administrasi diatur dalam
a. Pasal 48
b. Pasal 68
c. Pasal 53
d. Pasal 51
Jawaban C Pasal 53 (1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
rugi dan/atau direhabilitasi. (2)Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asasasas umum pemerintahan yang baik.

15. Menurut pasal 55 gugatan dapat diajukan dalam waktu……terhitung sejak


saat diterimanya atau diumumkan keputusan badan atau pejabat tata usaha
negara
a. 30 hari
b. 90 hari
c. 400 hari
d. 14 hari

121
Jawaban B Pasal 55 Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu
sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
16. Syarat formil gugatan diatur dalam pasal 56 yaitu
a. Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat
b. Nama, jabatan dan tempat kedudukan tergugat
c. Dasar gugatan sesuai pasal 53
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 56 (1) Gugatan harus memuat : a. nama, kewarganegaraan,
tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya; b. nama, jabatan,
dan tempat kedudukan tergugat; c. dasar gugatan dan hal yang diminta untuk
diputuskan oleh Pengadilan. (2) Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani
oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus disertai surat kuasa yang
sah. (3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha Negara.
yang disengketakan oleh penggugat.

17. Alasan mengajukan gugatan yang diatur dalam pasal 53 ialah Keputusan tata
usaha negara yang digugat itu bertentangan
a. dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Dengan asas-asas pemerintahan yang baik
c. Jawaban a dan b
d. Melampaui kewenangannya
Jawaban C Pasal 53 (1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
rugi dan/atau direhabilitasi. (2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asasasas umum pemerintahan yang baik.

18. Selama belum diputus oleh pengadilan maka keputusan tata usaha negara itu
harus dianggap menurut hukum diatur dalam
a. Pasal 67
b. Pasal 68
122
c. Pasal 98
d. Pasal 51
Jawaban A Pasal 67 (1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi
dilaksanakannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta
tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat. (2) Penggugat
dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha
Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang
berjalan, sampai ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum
tetap. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan
sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya. (4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) : a. dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat
mendesak yang mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan; b. tidak
dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka pembangunan
mengharuskan dilaksanakannya keputusan tersebut.

19. Gugatan PTUN terdapat tahap pemeriksaan pendahuluan yaitu


a. Pemeriksaan segi administrative (53)
b. Rapat permusyawaratan (62)
c. Pemeriksaan Persiapan (63)
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 53 (1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
rugi dan/atau direhabilitasi. (2)Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asasasas umum pemerintahan yang baik. Pasal 62 (1)
Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan
dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan pertimbangan
bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak
berdasar, dalam hal : a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk
dalam wewenang Pengadilan; b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud
123
dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu
dan diperringatkan; c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan
yang layak; d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi
oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat; e. gugatan diajukan sebelum
waktunya atau telah lewat waktunya. (2) a. Penetapan sebagimana dimaksud
dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat permusyawaratan sebelum hari
persidangan ditentukan dengan memanggil kedua belah pihak untuk
mendengarkannya; b. Pemanggilan kedua belah pihak dilakukan dengan surat
tercatat oleh Panitera Pengadilan atas perintah Ketua Pengadilan. (3) a.
Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan
perlawanan kepada Pengadilan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah
diucapkan; b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56. (4) Perlawanan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh Pengadilan dengan acara
singkat. (5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh Pengadilan, maka
penetapan sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan
pokok gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.
(6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya
hukum. Pasal 63 (1) Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Hakim
wajib mengadakan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang
kurang jelas. (2) Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Hakim: a. wajib memberi nasihar kepada penggugat untuk
memperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam
jangka waktu tiga puluh hari; b. dapat meminta penjelasan kepada Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan. (3) Apabila dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a penggugat belum
menyempurnakan gugatan, maka Hakim menyatakan dengan putusan bahwa
gugatan tidak dapat diterima. (4). Terhadap putusan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) tidak dapat digunakan upaya hukum, tetapi dapat diajukan
gugatan baru.

20. Menurut pasal 62 jika didalam rapat permusyawaratan dinyatakan tidak


termasuk sengketa tun maka upaya hukum
a. Perlawanan
b. Banding
c. Kasasi
d. Peninjauan kembali
124
Jawaban A Pasal 62 (1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan
berwenang memutuskan dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan
pertimbanganpertimbangan bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan
tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal : a. pokok gugatan tersebut
nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan; b. syarat-syarat
gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat
sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan; 328 c. gugatan tersebut
tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak; d. apa yang dituntut dalam
gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat; e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya. (2)
a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat
permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan memanggil
kedua belah pihak untuk mendengarkannya; b. Pemanggilan kedua belah
pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan. (3) a. Terhadap penetapan 329 sebgaimana dimaksud dalam
ayat (1) dapat diajukan perlawanan kepada Pengadilan dalam tenggang waktu
empat belas hari setelah diucapkan; b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56. (4) Perlawanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
dengan acara singkat. (5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh
Pengadilan, maka penetapan sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi
hukum dan pokok gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut
acara biasa. (6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat
digunakan upaya hukum.

21. Pemeriksaan acara cepat diatur dalam


a. Pasal 68
b. Pasal 62
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban C Pasal 98 (1) Apabila terdapat kepentingan penggugat yang cukup
mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasanalasan permohonannya,
penggugat dalam gugatannya dapat memohon kepada Pengadilan supaya
pemeriksaan sengketa dipercepat. (2) Ketua Pengadilan dalam jangka waktu
empat belas hari setelah diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) mengeluarkan penetapan tentang 331 dikabulkan atau tidak

125
dikabulkannya permohonan tersebut. (3) Terhadap penetapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat digunakan upaya hukum.
Menurut pasal 97 apabila putusan berupa pengabulan gugatan maka
kewajiban badan atau pejabat tata usaha negara a. Pencabutan keputusan tun
yang bersangkutan b. Dan menerbitkan keputusan yang baru c. Membayar
ganti rugi dan rehabilitasi d. Semua benar Jawaban D Pasal 97 (1) Dalam hal
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan, kedua belah pihak diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat yang terakhir berupa kesimpulan
masingmasing. (2) Setelah kedua belah pihak mengemukakan kesimpulan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Hakim Ketua Sidang menyatakan
bahwa sidang ditunda untuk memberikan kesempatan kepada Majelis Hakim
bermusyawarah dalam ruangan tertutup untuk mempertimbangkan segala
sesuatu guna putusan sengketa tersebut. (3) Putusan dalam musyawarah
majelis yang dipimpin oleh Hakim Ketua Majelis merupakan hasil
permufakatan bulat, kecuali jika setelah diusahakan dengan sungguh-
sungguh tidak dapat dicapai permufakatan bulat, putusan diambil dengan
suara terbanyak. (4) Apabila musyawarah majelis sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) tidak dapat menghasilkan putusan, permusyawaratan ditunda
sampai musyawarah majelis berikutanya. (5) Apabil dalam musyawarah
majelis berikutnya tidak dapat diambil suara terbanyak, maka suara terakhir
Hakim Ketua Majelis yang menentukan. (6) Putusan Pengadilan dapat
dijatuhkan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka untuk umum, atau
ditunda pada hari lain yang harus diberitahukan kepada kedua belah pihak.
(7) Putusan Pengadilan dapat berupa : a. gugatan ditolak; b. gugatan
dikabulkan; c. gugatan tidak diterima; d. gugatan gugur. (8) Dalam hal
gugatan dikabulkan, maka dalam putusan Pengadilan tersebut dapat
ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara. (9)
Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) berupa : a. pencabutan
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan; atau b. pencabutan
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan dan menerbitkan
Keputusan Tata Usaha Negara yang baru; atau c. penerbitan Keputusan Tata
Usaha Negara dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal 3. (10) Kewajiban
sebagaimana dimaksud 335 dalam ayat (9) dapat disertai pembebanan ganti
rugi. (11) Dalam hal putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(8) menyangkut kepegawaian, maka di samping kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (9) dan ayat (10), dapat disertai pemberian rehabilitasi.
126
22. Subyek sengketa tun diatur dalam pasal 1 angka 4 yaitu
a. Orang
b. Badan hukum privat
c. Badan atau pejabat TUN
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 1 4. Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun
di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

23. Obyek sengketa tun yang diatur dalam pasal 3 uu 5 tahun 1986 sebagaimana
diubah uu 9 tahun 2004
a. Apabila badan atau pejabat tun tidak mengeluarkan keputusan yang
dimohon sedangkan hal itu merupakan kewajibannya
b. Jangka waktu yang ditentukan telah lewat
c. Setelah lewat jangka waktu 4 bulan
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 3 (1) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak
mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal
tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara. (2) Jika suatu
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang
dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan data peraturan
perundang-undangan dimaksud telah lewat, maka Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang
dimaksud. (3) Dalam hal peraturan perundangundangan yang bersangkutan
tidak menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka
setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimnya permohonan, Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah
mengeluarkan keputusan penolakan.

24. Banding administratif diatur dalam


a. UU 20 tahun 1947
b. PP 30 tahun 1980
c. Pasal 122
d. Pasal 48
Jawaban B PP 30 tahun 1980

127
25. Gugatan sengketa TUN diatur dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 1 angka 5
c. Pasal 62
d. Jawaban a dan b
Jawaban D Pasal 1 5. Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan
terhadap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan diajukan ke Pengadilan
untuk mendapatkan putusan; Pasal 56 (1) Gugatan harus memuat : a. nama,
kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya; b.
nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat; c. dasar gugatan dan hal
yang diminta untuk diputuskan oleh Pengadilan. (2) Apabila gugatan dibuat
dan ditandatangani oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus
disertai surat kuasa yang sah. (3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai
Keputusan Tata Usaha Negara. yang disengketakan oleh penggugat.

26. Menurut uu 9 tahun 2004 dasar gugatan di peradilan tata usaha negara diatur
dalam pasal 56
a. Keputusan tata usaha Negara bertentangan dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku
b. Keputusan tata usaha Negara bertentangan dengan asas asas umum
pemerintahan yang baik
c. Semua benar
Jawaban C Pasal 56 (1) Gugatan harus memuat : a. nama, kewarganegaraan,
tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya; b. nama, jabatan,
dan tempat kedudukan tergugat; c. dasar gugatan dan hal yang diminta untuk
diputuskan oleh Pengadilan. (2) Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani
oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus disertai surat kuasa yang
sah. (3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha Negara.
yang disengketakan oleh penggugat.

27. Berperkara secara cuma-cuma diatur dalam pasal 60 diputuskan melalui


bentuk
a. Penetapan
b. Keputusan
c. Permohonann
128
d. gugat
Jawaban A Pasal 60 (1) Penggugat dapat mengajukan permohonan kepada
Ketua Pengadilan untuk bersengeketa dengan cuma-cuma. (2) Permohonan
diajukan pada waktu penggugat mengajukan gugatannya disertai dengan surat
keterangan tidak mampu dari kepala desa atau lurah di tempat kediaman
pemohon. (3) Dalam keterangan tersebut harus dinyatkan bahwa pemohon itu
betulbetul tidak mampu membayar biaya perkara.

28. Didalam rapat permusyawaratan jika terdapat penetapan yang berisi


penolakan maka penggugat berhak melakukan
a. Mengajukan gugatan baru
b. Perlawanan
c. Banding
d. Kasasi
Jawaban B Perlawanan

29. Alat bukti yang dipergunakan dalam pembuktian PTUN


a. Surat
b. Keterangan ahli
c. Keterangan saksi dan Pengakuan
d. Semua benar jika ditambah pengetahuan hakim
Jawaban D a. Surat b. Keterangan ahli c. Keterangan saksi dan Pengakuan d.
Semua benar jika ditambah pengetahuan hakim

30. Pemeriksaan acara cepat yang diatur dalam pasal 99 dilakukan dengan hakim
a. Majelis
b. tunggal
Jawaban B Pasal 99 (1) Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan dengan
Hakim Tunggal. (2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 98 ayat (1) dikabulkan, Ketua Pengadilan dalam jangka waktu tujuh hari
setelah dikeluarkannya penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2)menentukan hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63. (3) Tenggang
waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihak, masing-
masing ditentukan tidak melebihi empat belas hari.

31. Menurut pasal 135 hakim adhoc diatur dengan


a. Undang-undang
b. Peraturan pemerintah

129
c. Keputusan presiden
d. Keputusan mahkamah agung
Jawaban B Pasal 135 (1) Dalam hal Pengadilan memeriksa dan memutus
perkara Tata Usaha Negara tertentu yang memerlukan kealdian khusus, maka
Ketua Pengadilan dapat menunjuk seorang Hakim Ad Hoc sebagai Anggota
Majelis. (2) Untuk dapat ditunjuk sebagai Hakim Ad Hoc seseorang harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
kecuali huruf e dan huruf f. (3) Larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (1) huruf c tidak berlaku bagi Hakim Ad Hoc. (4) Tata cara
penunjukkan Hakim Ad Hoc pada Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan peraturan Pemerintah.

32. Dengan izin ketua pengadilan, penggugat, tergugat dan penasihat hukum
dapat mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya yang
bersangkutan di kepaniteraan dan membuat kutipan seperlunya
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban A Pasal 81 Dengan izin Ketua Pengadilan, penggugat, tergugat, dan
penasihat hukum dapat mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi
lainnya yang bersangkutan di kepaniteraan dan membuat kutipan seperlunya.

33. Pejabat yang dipanggil sebagai saksi wajib datang sendiri di persidangan
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 98
d. Pasal 108
Jawaban B Pasal 93 Pejabat yang dipanggil sebagai saksi wajib datang sendiri
di persidangan.

34. Putusan yang tidak diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
a. Putusan tidak sah
b. Putusan batal
c. Putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban C Putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
130
35. Putusan pengadilan yang tidak memuat ketentuan pasal 109
a. Putusan tidak sah
b. Putusan batal
c. Putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban B Pasal 109 (1) Putusan Pengadilan harus memuat: a. Kepala
putusan yang berbunyi : "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA"; b. nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman,
atau tempat kedudukan para pihak yang bersengketa; c. ringkasan gugatan
dan jawaban tergugat yang jelas; d. pertimbangan dan penilaian setiap bukti
yang diajukan dan hal yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu
diperiksa; e. alasan hukum yang menjadi dasar putusan; f. amar putusan
tentang sengketa dan biaya perkara; g. hari, tanggal putusan, nama Hakim
yang memutus, nama Panitera, serta keterangan tentang hadir atau tidak
hadirnya para pihak. (2) Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat menyebabkan batalnya putusan Pengadilan. (3)
Selambat-lambatnya tiga puluh hari sesudah putusan Pengadilan diucapkan,
putusan itu harus ditandatangani oleh Hakim yang memutus dan Panitera
yang turut bersidang. (4) Apabila Hakim Ketua Majelis atau dalam hal
pemeriksaan dengan acara cepat Hakim Ketua Sidang berhalangan
menandatangani, maka putusan Pengadilan ditandatangani oleh Ketua
Pengadilan dengan menyatakan berhalangannya Hakim Ketua Majelis atau
Hakim Ketua Sidang tersebut. (5) Apabila Hakim Anggota Majelis berhalangan
menandatangani, maka putusan Pangadilan ditandatangani oleh Hakim Ketua
Majelis dengan 351 menyatakan berhalangannya Hakim Anggota Majelis
tersebut.

36. Menurut pasal 62, dalam rapat permusyawaratan ketua pengadilan berwenang
memutuskan suatu penetapan dalam hal ……
a. Gugatan tidak termasuk wewenang pengadilan
b. Syarat gugatan yang dimaksud dalam pasal 56 tidak dipenuhi
c. Apa yang dituntut sudah terpenuhi oleh keputusan tata usaha yang
digugat
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 62 (1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan
berwenang memutuskan dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan
131
pertimbanganpertimbangan bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan
tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal : a. pokok gugatan tersebut
nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan; b. syarat-syarat
gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat
sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan; c. gugatan tersebut tidak
didasarkan pada alasan-alasan yang layak; d. apa yang dituntut dalam
gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat; e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya. (2)
a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat
permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan memanggil
kedua belah pihak untuk mendengarkannya; b. Pemanggilan kedua belah
pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan atas perintah
Ketua Pengadilan. (3) a. Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam
ayat (1) dapat diajukan perlawanan kepada Pengadilan dalam tenggang waktu
empat belas hari setelah diucapkan; b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56. (4) Perlawanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
dengan acara singkat. (5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh
Pengadilan, maka penetapan sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi
hukum dan pokok gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut
acara biasa. (6) Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat
digunakan upaya hukum.

37. Terhadap penetapan rapat permusyawaratan dapat dilakukan upaya hukum


a. Banding
b. Kasasi
c. Perlawanan
d. Semua benar
Jawaban C Perlawanan

38. Terhadap putusan pemeriksaan persiapan menurut pasal 63 dapat dilakukan


upaya hukum
a. Banding
b. Mengajukan gugatan baru
c. Perlawanan
d. Semua benar

132
Jawaban B Pasal 63 (1) Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, Hakim
wajib mengadakan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan yang
kurang jelas. (2) Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) Hakim: a. wajib memberi nasihar kepada penggugat untuk
memperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam
jangka waktu tiga puluh hari; b. dapat meminta penjelasan kepada Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan. (3) Apabila dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a penggugat belum
menyempurnakan gugatan, maka Hakim menyatakan dengan putusan bahwa
gugatan tidak dapat diterima. (4). Terhadap putusan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) tidak dapat digunakan upaya hukum, tetapi dapat diajukan
gugatan baru

39. Para pihak yang bersengketa dapat didampingi atau diwakili oleh seseorang
atau beberapa kuasa …..
a. Pasal 81
b. Pasal 93
c. Pasal 57
d. Pasal 108
Jawaban C Pasal 57 (1) Para pihak yang bersengketa masing-masing dapat
didampingi atau diwakili oleh seorang atau beberapa orang kuasa. (2)
Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan surat kuasa khusus atau dapat
dilakukan secara lisan di persidangan. (3) Surat kuasa yang dibuat di luar
negeri bentuknya harus memenuhi persyaratan di negara yang bersangkutan
dan diketahui oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara tersebut, serta
kemudian diterjemaahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah resmi.

G. HUKUM ACARA PERBURUHAN/HUBUNGAN INDUSTRIAL


1. Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha
atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh
karena adanya perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh dalam suatu perusahaan disebut ……
a. Perselisihan hubungan industrial
b. Perselisihan hak
c. Perselisihan kepentingan
133
d. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
Jawaban A Pasal 1 (1) Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan
pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh dalam satu perusahaan.

2. Undang-undang tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial …..


a. UU 2 tahun 2004
b. UU 13 tahun 2003
c. UU 21 tahun 2000
d. UU 24 tahun 2003
Jawaban A Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial

3. Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai


pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak adalah ….
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban C Pasal 1(4) Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah
perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

4. Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya


kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan perubahan syaratsyarat kerja
yang diterapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama…….
a. Perselisihan hak
b. Perselisihan kepentingan
c. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
d. Perselisihan antar serikat pekerja
Jawaban B Pasal 1 (3) Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang
timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang
134
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama.

5. Apa yang dimaksud dengan Perusahaan …..


a. Setiap bentuk usaha berbadan hukum atau tidak, milik orang
perserorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain
b. Orang perseorangan,persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri
c. Sama dengan b bukan miliknya
d. A, B, dan C Salah
Jawaban A Pasal 1(7) a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum,
baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. b. Usaha usaha
social dan usahausaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan
orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

6. Penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan


pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja hanya
dalam satu perusahaan melalui musyawarah …..
a. Mediasi
b. Konsiliasi
c. Arbitrase
d. Perselisihan hubungan industrial
Jawaban A Pasal 1 (11) Mediasi hubungan industrial yang selanjutnya disebut
mediasi adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan keperntingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah
yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral.

7. Penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat


pekerja hanya dalam suatu perusahaan……..
a. Mediasi
b. Konsiliasi
c. Arbitarase
135
d. Perselisihan hubungan industrial
Jawaban C Pasal 1(15) Arbitrase hubungan industrial yang selanjutnya disebut
arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan perselisihan
antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, diluar
pengadilan hubungan industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak
yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter
yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat netral.

8. Para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator
yang isinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat
lambatnya menurut pasal 13 …….
a. 7 hari kerja
b. 14 hari kerja
c. 10 hari kerja
d. 30 hari kerja
Jawaban C Pasal 13(2)(c) Para pihak harus sudah memberikan jawaban secara
tertulis kepada mediator yang isinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis
dalam waktu selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah menerima anjuran
tertulis.

9. Majelis hakim menurut pasal 103 UU 2 tahun 2004 wajib memberikan


putusan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam waktu…….
a. 30 hari
b. 60 hari
c. 50 hari
d. 90 hari
Jawaban C Pasal 103 Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima
puluh) hari kerja terhitung sejak sidang pertama.

10. Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan hubungan kerja pada


Mahkamah Agung menurut pasal 115 selambat-lambatnya ……..
a. 30 hari
b. 50 hari
c. 60 hari
d. 90 hari

136
Jawaban A Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan
hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi.

11. Organisasi yang dibentuk dari oleh dan untuk pekerja di dalam perusahaan
maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis
dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan
keluarga diatur dalam…….
a. UU 13 tahun 2003
b. UU 2 tahun 2004
c. UU 21 tahun 2000
d. UU 24 tahun 2003
Jawaban C Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/
Serikat Buruh

12. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial meliputi perselisihan


kepentingan dan perselisihan antarserikat pekerja dalam suatu perusahaan
didalam pasal 29 disebut…….
a. Arbitrase
b. Konsiliasi
c. Mediasi
d. Semua benar
Jawaban A Pasal 29 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui
arbitrase meliputi perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

13. Arbiter yang berwenang menyelesaikan perselisihan hubungan industrial


harus arbiter yang………..
a. Berada pada kantor instansi
b. Terdaftar pada kantor instansi
c. Ditetapkan oleh Menteri
d. Semua benar
Jawaban C Pasal 1(16) Arbiter hubungan industrial yang selanjutnya disebut
arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih
dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan
mengenai perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat
137
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.

14. Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang…..


a. Ditetapkan oleh Menteri
b. Berada pada kantor instansi
c. Terdaftar pada kantor instansi
d. Semua benar
Jawaban B Pasal 8 Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh
mediator yang berada di setiap kantor instansi yang bertanggungjawab
dibidang ketenagakerjaan kabupaten/Kota.

15. Dalam pasal 15 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-


lambatnya dalam waktu 30 hari kerja terhitung sejak ……….
a. Semua benar
b. Menerima pelimpahan
c. Menerima permintaan
d. Penandatangan surat
Jawaban B Pasal 15 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan
penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (4)

16. Menurut pasal 25 Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-


lambatnya 30 hari kerja sejak………
a. Penandatangan surat
b. Menerima pelimpahan
c. Menerima permintaan
d. Semua benar
Jawaban C Pasal 25 Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima
permintaan penyelesaian perselisihan.

17. Menurut pasal 40 atas kesepakatan para pihak, arbiter berwenang untuk
memperpanjang jangka waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial
sebanyak……
a. 1 kali dan selambatnya 30 hari
138
b. 1 kali dan selambatnya 14 hari
c. 2 kali dan selambatnya 14 hari
d. Semua benar
Jawaban B Pasal 40 ayat (3) Atas kesepakatan para pihak, arbiter berwenang
untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian perselisihan hubungan
industrial 1 (satu) kali perpanjangan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja.

18. Hukum acara yang berlaku pada pengadilan Hubungan Industrial adalah
Hukum Acara Perdata diatur dalam…….
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 58
d. Pasal 81
Jawaban B Pasal 57 Hukum acara yang berlaku pada pengadilan hubungan
industrial adalah hukum acara perdata yang berlaku pada pengadilan dalam
lingkungan peradilan umum, kecuali yang diatur secara khusus dalam
undang-undang ini.

19. Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada pengadilan


hubungan industrial pada pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat pekeraja/buruh bekerja diatur dalam………
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 82
d. Pasal 81
Jawaban D Pasal 81 Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan
kepada pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat pekeraja/buruh bekerja

20. Gugatan oleh Pekerja atas pemutusan hubungan kerja dapat diajukan hanya
dalam tenggang waktu 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya
keputusan dari pihak pengusaha diatur dalam
a. Pasal 56
b. Pasal 57
c. Pasal 82
d. Pasal 81
139
Jawaban C Gugatan oleh Pekerja atas pemutusan hubungan kerja
sebagaimana dimaksud dalama pasal 159 dan dapat diajukan hanya dalam
tenggang waktu 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan
dari pihak pengusaha

21. Menurut pasal 101 putusan Mejelis hakim dibacakan dalam sidang terbuka
untuk umum, tidak dipenuhinya ketentuan tersebut berakibat
a. Batalnya putusan
b. Dianggap gugur
c. Tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum
d. Semua benar
Jawaban C Pasal 101 (4) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 berakibat putusan pengadilan tidak sah dan tidak mempunyai
kekuatan hukum

22. Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian hubungan industrial


dalam waktu selambat-lambatnya….terhitung sejak sidang pertama
a. 30 hari kerja
b. 50 hari kerja
c. Tidak ada batas waktu
d. Semua salah
Jawaban B Pasal 102 Majelis hakim wajib memberikan putusan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial selambat-lambatnya 50 hari kerja terhitung
sejak sidang pertama.

23. Menurut pasal 115 penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan


pemutusan hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat-lambatnya…..
a. 30 hari kerja
b. 50 hari kerja
c. Tidak ada batas waktu
d. Semua salah
Jawaban A Pasal 115 Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan
pemutusan hubungan kerja pada Mahkamah Agung selambat-lambatnya 30
hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi.

24. Pihak yang tidak memberikan pendapat dianggap menolak anjuran tertulis
diatur dalam ……
140
a. Pasal 8
b. Pasal 13
c. Pasal 17
d. Pasal 29
Jawaban B Pasal 13 (2) d Pihak yang tidak memberikan pendapatnya
sebagaimana dimaksud pada huruf c dianggap menolak anjuran tertulis

25. Menurut pasal 33 para pihak yang berselisih dapat menunjuk…..


a. Arbiter tunggal
b. Sebanyak-banyaknya 3 orang
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban C Pasal 33 ayat 2 Para pihak yang berselisih dapat menunjuk arbiter
tunggal atau beberapa arbiter dalam jumlah gasal sebanyak-banyaknya 3
orang.

26. Menurut pasal 32 Kesepakatan para pihak yang berselisih dinyatakan tertulis
dalam……
a. Perjanjian penunjukkan
b. Surat perjanjian arbitrase
c. Putusan arbitrase
d. Semua benar
Jawaban B Pasal 32(2) UU No.2 Tahun 2004 Kesepakatan para pihak yang
berselisihsebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dinyatakan secara tertulis
dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat rangkap 3 dan masing-masing pihak
mendapatkan satu yang mempunyai kekuatan hukum yang sama

27. Menurut pasal 38 tuntutan ingkar terhadap seorang arbiter tidak dapat
diajukan perlawanan apabila terbukti……
a. Adanya hubungan kekeluargaan
b. Adanya hubungan kerja dengan salah satu pihak
c. Adanya hubungan kerja dengan kuasanya
d. Semua benar
Jawaban D Pasal 38 UU No. 2 Tahun 2004 Putusan pengadilan negeri
mengenai tuntutan ingkar tidak dapat diajukan perlawanan

141
28. Menurut Pasal 52 UU No.2 Tahun 2004 Terhadap putusan arbitrase, salah
satu pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan kepada Mahkamah
Agung dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak ditetapkan putusan
arbiter, apabila putusan diduga mengandung unsur-unsur sebagai berikut: …
a. Surat atau dokumen yang dinyatakan palsu
b. Disembunyikan pihak lawan
c. Tipu muslihat
d. Semua benar
Jawaban D Menurut pasal 52 terhadap putusan arbitrase, salah satu pihak
dapat mengajukan permohonan pembatalan kepada Mahkamah Agung dalam
waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak ditetapkan putusan arbiter, apabila
putusan diduga mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan diajukan dalam
pemeriksaan dinyatakan palsu
b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan
yang disembunyikan pihak lawan
c. Putusan diambil dari tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak
dalam pemeriksaan perselisihan
d. Putusan melampaui kekuasaan arbiter hubungan industrial atau
e. Putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

29. Perselisihan hubungan industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui
arbitrase tidak dapat diajukan ke pengadilan hubungan industrial, diatur
dalam …..
a. Pasal 53
b. Pasal 55
c. Pasal 81
d. Pasal 113
Jawaban A Pasal 53 UU No.2 Tahun 2004 384 Perselisihan hubungan
industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui arbitrase tidak dapat
diajukan ke pengadilan hubungan industrial

30. Menurut pasal 89 pemeriksaan dengan acara biasa dalam waktu selambat-
lambatnya…..hari kerja sejak penetapan majelis hakim harus sudah
melakukan sidang pertama
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 3 hari

142
d. 30 hari
Jawaban A Pasal 89 UU No. 2 Tahun 2004 Dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penetapan Majelis Hakim, maka ketua
Majelis Hakim harus sudah melakukan sidang pertama

31. Menurut pasal 99 pemeriksaan dengan acara cepat tenggang waktu untuk
jawaban dan pembuktian tidak melebihi……….
a. 7 hari
b. 14 hari
c. 3 hari
d. 30 hari
Jawaban B Pasal 99(2) UU No. 2 Tahun 2004 Tenggang waktu untuk jawaban
dan pembuktian kedua belah pihak masing-masing ditentukan tidak melebihi
14(empat belas) hari kerja.

32. Putusan pengadilan hubungan industrial ditandatangani oleh hakim,hakim ad


hoc dan panitera pengganti diatur dalam……….
a. Pasal 103
b. Pasal 104
c. Pasal 106
d. Pasal 109
Jawaban B Pasal 104 UU No.2 Tahun 2004 Putusan Pengadilan Hubungan
Industrial sebagaimana dimaksud dalam pasal 103 ditandatangani oleh hakim,
hakim ad hoc dan panitera pengganti

33. Sidang sah apabila dilakukan oleh Majelis Hakim sebagaimana dimaksud
dalam pasal 88 ayat 1 diatur dalam……..
a. Pasal 92
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban A Pasal 92 UU No.2 Tahun 2004 Sidang sah apabila dilakukan oleh
Majelis Hakim sebagaimana dimaksud 387 dalam pasal 88 ayat 1

34. Sidang majelis hakim terbuka untuk umum, kecuali Majelis hakim
menetapkan lain diatur dalam……
a. Pasal 92
143
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban B Pasal 95 UU No.2 Tahun 2004 Sidang Majelis Hakim Terbuka
untuk umum, kecuali Majelis Hakim menetapkan lain

35. Dalam hal selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung dan putusan sela
tidak juga dilaksanakan oleh pengusaha, hakim ketua sidang memerintahkan
sita jaminan diatur dalam…….
a. Pasal 92
b. Pasal 95
c. Pasal 96
d. Pasal 100
Jawaban C Pasal 96 (3) UU No.2 Tahun 2004 Dalam hal selama pemeriksaan
sengketa masih berlangsung dan putusan sela sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 tidak juga dilaksanakan oleh pengusaha, hakim ketua sidang
memerintahkan sita jaminan dalam sebuah penetapan pengadilan hubungan
industrial.

36. Menurut pasal 72 Tata cara pengangkatan, dan pemberhentian hakim adhoc
diatur dalam……
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden
Jawaban B Pasal 72 UU No.2 Tahun 2004 Tata cara pengangkatan,
pemberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan tidak hormat, dan
pemberhentian sementara Hakim Ad Hoc sebagaimana dimaksud dalam pasal
67, pasal 68, dan pasal 69 diatur dengan Peraturan Pemerintah

37. Tunjangan dan hak-hak lainya bagi hakim adhoc diatur dalam …….
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden

144
Jawaban D Pasal 73 UU No.2 Tahun 2004 Tunjangan dan hak-hak lainnya
bagi Hakim Addhoc Pengadilan Hubungan Industrial diatur dengan Keputusan
Presiden
38. Menurut pasal 61 Hakim pengadilan hubungan industrial pada pengadilan
negeri diangkat dan diberhentikan berdasarkan…..
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Mahkamah Agung
d. Keputusan Presiden
Jawaban C Pasal 61 UU No.2 Tahun 2004 Hakim Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri diangkat dan diberhentikan berdasarkan
Keputusan Ketua Mahkamah Agung

39. Menurut pasal 63 Hakim adhoc pengadilan hubungan industrial diangkat


dengan…….
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Mahkamah Agung
d. Keputusan Presiden
Jawaban D Pasal 63(1) UU No. 2 Tahun 2004 Hakim Ad hoc Pengadilan
Hubungan Industrial diangkat dengan Keputusan Presiden atas usul Ketua
Mahkamah Agung

40. Menurut pasal 28 Tata cara pendaftaran calon, pengangkatan konsiliator


diatur…..
a. Undang-undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri
d. Keputusan Presiden
Jawaban C Pasal 28 UU No. 2 Tahun 2004 Tata cara pendaftaran calon,
pengangkatan, dan pencabutan legitimasi konsiliator serta tata kerja
konsiliator serta tata kerja konsiliasi diatur dengan keputusan menteri.

145

Anda mungkin juga menyukai