1. Salah satu hak terdakwa dalam hukum acara pidana adalah mengajukan eksepsi,
yang diajukan terhadap …..
PEMBAHASAN : A
PASAL 156 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum
mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya
atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka
setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan.
PEMBAHASAN : C
PASAL 259 AYAT (1) KUHAP : Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada
Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonanan kasasi oleh Jaksa
Agung.
PEMBAHASAN : B
PASAL 69 KUHAP : Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka Sejak saat
ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan menurut tatacara yang
ditentukan dalam undang-undang ini.
4. Surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum harus memenuhi dua
syarat yaitu syarat formil dan materiil. Apabila syarat formil tidak terpenuhi maka
surat dakwaan tersebut …..
PEMBAHASAN : B
SYARAT FORMIL 143 AYAT (2) HURUF A KUHAP : Penuntut Umum membuat
surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi : nama lengkap,
tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama dan pekerjaan tersangka.
5. Surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum berisi/memuat …..
PEMBAHASAN : D
PASAL 143 AYAT (2) huruf B KUHAP : Uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan (unsur-unsur tindak pidana) dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
6. Keterangan saksi adalah apa yang saksi nyatakan disidang pengadilan mengenai
hal ……
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 27 KUHAP : Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam
perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan
dari pengetahuannya itu.
PEMBAHASAN : C
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Hukum Acara
Pidana, diundangkan dan ditetapkan di Jakarta, tanggal 31 Desember 1981,
Tambahan Lembaran Negara RI No. 3209.
PEMBAHASAN: D
PEMBAHASAN : B
PASAL 22 AYAT (1) KUHAP : Jenis penahanan dapat berupa : Penahanan rumah
tahanan negara ; Penahanan Rumah dan Penahanan Kota.
A. 20 hari
B. 30 hari
C. 60 hari
D. 90 hari
PEMBAHASAN : A
Pasal 24 ayat (1) KUHAP : Perintah penahanan yang diberikan oleh penyidik,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, hanya berlaku paling lama dua puluh hari.
11. Berapa lama waktu diperlukan bagi penyidik, untuk menentukan sikap apakah
seorang Tersangka yang ditangkap, akan diteruskan dengan penahanan atau tidak
……
A. 2 hari
B. 1 hari
C. 1 minggu
D. 2 minggu
PEMBAHASAN : B
PASAL 19 AYAT (1) KUHAP : Penangkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17, dapat dilakukan untuk paling lama satu hari.
PEMBAHASAN : C
PASAL 115 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik sedang melakukan pemeriksaan
terhadap tersangka, penasihat hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan
dengan cara melihat serta mendengar pemeriksaan.
13. Penyidik telah selesai menyidik suatu perkara, selanjutnya berkas perkara
diserahkan kepada …..
A. Pengadilan Negeri
B. Tersangka
C. Kejaksaan/Penuntut Umum
D. Menunggu keputusan pengadilan
PEMBAHASAN : C
PASAL 110 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik telah selesai melakukan
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu lepada penuntut
umum.
14. Berkas perkara yang dipelajari/diteliti oleh Penuntut Umum (PU), ternyata belum
lengkap. Untuk itu tindakan Penuntut Umum ……
A. Melimpahkan berkas perkara tersebut ke Pengadilan Negeri untuk disidangkan
B. Membuat surat dakwaan
C. Mengembalikan berkas perkara kepada Penyidik, disertai petunjuk
D. Menyidangkan perkara tersebut ke Pengadilan Negeri
PEMBAHASAN : C
PASAL 110 AYAT (2) KUHAP : Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil
penyidikan tersebut ternyata masih kurang lengkap, penuntut umum segera
mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik disertai petunjuk untuk
dilengkapi.
15. Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai penyidik menyerahkan …..
A. Tersangka
B. Tanggung jawab tersangka dan barang bukti kepada Kejaksaan/Penuntut Umum
C. Barang bukti
D. Menunggu keputusan Jaksa Penuntut Umum
PEMBAHASAN : B
PASAL 110 AYAT (1) KUHAP : Dalam hal penyidik telah selesai melakukan
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu lepada penuntut
umum.
16. Berapa lama proses pemeriksaan pra peradilan, sampai dengan dijatuhkan
putusan oleh Hakim …..
A. 3 hari
B. 7 hari
C. 1 minggu
D. 10 hari
PEMBAHASAN : B
PASAL 82 AYAT (1) Huruf c : Pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan
selambat-lambatnya tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusannya.
17. Sebagai Pengganti visum et repertum dalam kasus pidana, Majelis Hakim dapat
juga mendengarkan keterangan yang diperoleh dari …..
A. Saksi a de charge
B. Saksi mahkota
C. Bukti-bukti tertulis yang dimiliki korban
D. Saksi Ahli
PEMBAHASAN : D
PASAL 179 AYAT (1) KUHAP : Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan
ahli demi keadilan.
18. Permohonan kasasi harus dinyatakan tidak dapat diterima, apabila …..
A. Pledoii
B. Tuntutan
C. Eksepsi
D. Pemeriksaan Terdakwa
PEMBAHASAN: C
20. Dalam hal seorang Terdakwa terbukti bersalah telah melakukan perbuatan
pidana, tetapi Terdakwa tidak mempunyai kemampuan untuk bertanggungjawab
(idiot, sakit jiwa) maka putusan/vonis yang sesuai adalah …..
A. Pembelaan
B. Pelepasan
C. Kurungan
D. Denda
PEMBAHASAN: B
21. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak dan kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau
sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana disebut .....
A. Laporan
B. Kesaksian
C. Pengaduan
D. Pengakuan
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 24 KUHAP : Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang
karena hak dan kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang
berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
PEMBAHASAN : C
PASAL 21 AYAT (1) KUHAP : Perintah penahanan atau penahanan lanjutan
dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan
tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang
menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri,
merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.
24. Jaksa Penuntut Umum dapat mengajukan saksi yang memberatkan, saksi ini
disebut sebagai saksi ……
A. Saksi a Charge
B. Saksi a De Charge
C. Saksi Testimoniumde auditu
D. Saksi Mahkota
PEMBAHASAN: A
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 19 KUHAP : Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang
pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah
beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh
khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian
padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan
tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
26. Yang dimaksud dengan putusan lepas dari segala tuntutan hukum adalah .....
PEMBAHASAN : B
PASAL 191 AYAT (2) KUHAP : Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu
tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.
27. Gugatan pada dasarnya diajukan pada Pengadilan Negeri ditempat tinggalnya
Tergugat, gugatan terhadap benda tak bergerak diajukan pada …..
A. Pengadilan Negeri tempat tinggal Penggugat
B. Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih
C. Pengadilan Negeri dimana benda bergerak itu berada/terletak
D. Pengadilan Negeri yang berwenang
PEMBAHASAN : C
PASAL 118 AYAT (3) HIR : Bilamana tempat diam dari Tergugat tidak dikenal, lagi
pula tempat tinggal sebetulnya tidak diketahui, atau jika Tergugat tidak dikenal,
maka surat gugatan itu dimasukkan kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat
tinggal Penggugat atau salah seorang dari pada Penggugat, atau jika surat gugat itu
tentang tentang barang gelap, maka surat gugat itu dimasukkan kepada Ketua
Pengadilan Negeri didaerah hukum siapa terletak barang itu. (FORUM REI SITAE)
PEMBAHASAN : C
PASAL 124 HIR : Jika Penggugat tidak datang menghadap pengadilan negeri pada
hari yang ditentukan itu, meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula
menyuruh orang lain menghadap mewakilinya, maka surat gugatnya dianggap gugur
dan Penggugat dihukum biaya perkara ; akan tetapi Penggugat berhak memasukkan
gugatannya sekali lagi, sesudah membayar lebih dahulu biaya perkara yang tersebut
tadi.
30. Campur tangan pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang berlangsung dan
tidak memihak disebut .....
A. Intervensi
B. Voeging
C. Tussenkomst
D. Vridjwaring
PEMBAHASAN : C
PASAL 279 – 282 RV (Reglement op de Burgelijke Rechtsvordering) dikenal dua
macam Interventia, yaitu :
Menengahi (Tussenkomst) adalah dimana pihak yang berkepentingan sebagai pihak
ketiga dalam perkara perdata yang sedang berlangsung dan membela
kepentingannya sendiri dan oleh karena itu melawan kepentingan kedua belah pihak
yang sedang berperkara.
Menyertai (Voeging) adalah suatu aksi hukum oleh pihak yang berkepentingan
dengan jalan memasuki perkara perdata yang sedang berlangsung antara
Penggugat dan Tergugat untuk bersama-sama Tergugat dalam menghadapi
Penggugat.
A. Banding
B. Kasasi
C. Verzet
D. Peninjauan Kembali
PEMBAHASAN : C
PASAL 129 AYAT (1) HIR : Tergugat yang dihukum sedang ia tak hadir (verstek)
dan tidak menerima putusan itu, dapat memajukan perlawanan (Verzet) atas
keputusan itu.
A. Actio in personam
B. Actio quanti minoris
C. Actio pauliana
D. Actio des aveu
PEMBAHASAN: B
33. Didalam pemeriksaan perkara perdata yang dicari adalah kebenaran formil, yang
artinya …..
A. Kebenaran mutlak
B. Kebenaran relatif
C. Kebenaran yang didasarkan pada bukti-bukti formil
D. Kebenaran semu
PEMBAHASAN: C
A. Substantierings theorie
B. Individualserings theorie
C. Subjectiefrechtelijke theorie
D. Objectiefrechtelijke theorie
PEMBAHASAN: A
A. Pokok perkara
B. Jawaban
C. Pembuktian
D. Gugatan
PEMBAHASAN: B
37. Gugatan akan ditolak oleh hakim jika gugatan dalam keadaan …..
A. Kabur
B. Kurang Pihak
C. Tidak berdasarkan hukum
D. Telah lewat waktu
PEMBAHASAN: C
38. Putusan insidentiil adalah …..
A. Putusan akhir
B. Putusan yang mendahului putusan akhir
C. Putusan pokok perkara
D. Putusan deklatoir
PEMBAHASAN: B
39. Agenda acara pada hari sidang pertama dalam hukum acara perdata yang
dihadiri oleh kedua belah pihak, yaitu .....
PEMBAHASAN: D
PEMBAHASAN: A
A. Privat-privat
B. Privat-publik
C. Publik-publik
D. Notaris-Jaksa
PEMBAHASAN: A
A. Orang atau badan hukum yang menurut hukum diduga melakukan pelanggaran
terhadap hak orang lain atau melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-
undang
B. Orang atau badan hukum yang menurut hukum diduga melakukan pelanggaran
terhadap hak orang lain saja
C. Orang atau badan hukum yang menururt hukum diduga melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang saja
D. Semua Jawaban salah
PEMBAHASAN: A
43. Hukum acara perdata memberikan peluang untuk dicabutnya suatu gugatan,
dengan syarat bahwa pencabutan tersebut dilakukan oleh …..
PEMBAHASAN : A
Di dalam HIR atau Rbg tidak mengatur baik masalah perubahan gugatan dan
pencabutan gugatan. Menurut ketentuan RV. Pencabutan gugatan yang telah
diajukan di Pengadilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Sebelum gugatan di periksa di persidangan, dalam kondisi seperti ini penggugat
tidak perlu meminta ijin kepada tergugat karena tergugat belum mengetahui (Pasal
271 Rv).
2. Sebelum tergugat memberikan jawaban. Hal ini juga tidak perlu meminta ijin
kepada tergugat.
3. Sesudah tergugat memberikan jawaban, dalam keadaan ini kalau penggugat akan
mencabut gugatannya, maka harus seijin daari tergugat. Apabila tergugat
menyetujui, penggugat dapat mencabut gugatannya dan apabila tergugat tidak
menyetujui maka gugatan akan terus dilanjutkan. Hal ini dikarenakan tergugat sudah
merasa diserang kepentinganya.
44. Eksepsi mengenai tidak berwenangnya Pengadilan Negeri untuk mengadili suatu
perkara perdata berkaitan dengan wilayah pengadilan disebut …..
PEMBAHASAN : C
Kewenangan Relatif Adalah mengatur pembagian kekuasaan mengadili antar
Pengadilan yang serupa, tergantung dari tempat tinggal tergugat. Pasal 118 HIR
menyangkut kekuasaan relatif. Asas yang yang menyangkut wewenang ini adalah
”Actor Sequitur Forum Rei” terhadap asas Actor Sequitur Forum Rei terdapat
beberapa pengecualian, misalnya yang terdapat dalam Pasal 118 HIR itu sendiri :
a. Gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri setempat kediaman tergugat, apabila
tempat tinggal tergugat tidak diketahui.
b. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugatan diajukan pada tempat
tinggal salah satu tergugat, terserah pilihan dari penggugat, jadi penggugat yang
menentukan di mana ia akan mengajukan gugatannya.
c. Akan tetapi dalam ad. 2 tadi, apabila pihak tergugat ada dua orang, yaitu yang
seorang misalnya adalah berhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugatan
harus diajukan kepada Pengadilan Negeri pihak yang berhutang. Sehubungan
dengan hal ini perlu dikemukakan, bahwa secara analogis dengan ketentuan yang
termuat dalam Pasal 118 ayat (2) bagian akhir ini, apabila tempat tinggal tergugat
dan turut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan di tempat tinggal tergugat.
d. Apabila tempat tinggal dan tempat tergugat tidak dikenal, gugatan diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal penggugat atau salah satu dari
penggugat
e. Dalam ad. 4 apabila gugatan adalah mengenai barang tetap, dapat juga diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana barang tetap itu terletak.
f. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta gugatan diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih oleh akte tersebut.
PEMBAHASAN : C
Pasal 226 HIR/260 RBg, Ketentuan Pasal 226 HIR tersebut dapat diketahui bahwa
untuk dapat diletakkan sita revindicatoir ini adalah :
a. Harus berupa barang bergerak.
b. Barang bergerak tersebut adalah merupakan barang milik penggugat yang berada
ditangan tergugat.
c. Permintaannya harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
d. Permintaan mana dapat diajukan secara lisan dan tertulis.
e. Barang tersebut harus diterangkan dengan seksama dan terperinci, misalnya
sebuah mobil sedan merek holden tahun 1974 Pol.No.D II-AA, warna biru.
46. Dalam praktek sering dijumpai bahwa penyitaan telah dilakukan terhadap harta
kekayaan milik pihak ketiga. Upaya hukum yang dapat dilakukan pihak ketiga untuk
mempertahankan hak dan kepentingan tersebut adalah .....
A. Perlawanan
B. Gugatan
C. Derden Verzet
D. Verzet
PEMBAHASAN : C
Dasar hukum mengenai verzet tidak diatur dalam HIR tapi dalam Pasal 378 dan 379
RV. Derden Verzet adalah suatu perlawanan terhadap putusan yang dilakukan oleh
pihak ketiga yang tidak ada sangkut pautnya dengan perkara akan tetapi karena
merugikan pihaknya. Dalam melakukan perlawanan jenis ini yang perlu diperhatikan
adalah kemampuan untuk membuktikan bahwa barang yang disita itu adalah milik
dari pelawan.
47. Apabila Hakim memutus perkara perdata dan ternyata di dapati bahwa surat
kuasa penggugat tidak Sempurna, maka putusan perkara seperti ini dapat …..
A. Ditolak
B. Diterima
C. Tidak dapat diterima
D. Ketiganya salah
PEMBAHASAN : C
Pasal 123 HIR/143 Rbg, menentukan bahwa surat kuasa yang dapat digunakan
untuk beracara di pengadilan, baik untuk mewakili kepentingan pihak penggugat
maupun pihak tergugat, harus merupakan surat kuasa khusus atau istimewa. Hal
demikian diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1959,
tanggal 19 Januari 1959 Jo. Nomor 6 Tahun 1994, tanggal 14 Oktober 1994, yang
menentukan bahwa surat kuasa khusus adalah surat kuasa yang khusus tentang
subjeknya, objeknya, materi perkaranya, pengadilannya serta tingkat proses
perkaranya, yaitu tingkat pengadilan negeri, banding (pengadilan tinggi) dan kasasi
(mahkamah agung).
49. Secara umum, Pasal 118 HIR menentukan asas “Actor Sequitor Forum Rei”.
Yang maksudnya adalah …..
PEMBAHASAN : A
Pasal 118 HIR menyangkut kekuasaan relatif. Asas yang yang menyangkut
wewenang ini adalah ”Actor Sequitur Forum Rei” terhadap asas Actor Sequitur
Forum Rei terdapat beberapa pengecualian, misalnya yang terdapat dalam Pasal
118 HIR itu sendiri :
a. Gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri setempat kediaman tergugat, apabila
tempat tinggal tergugat tidak diketahui.
b. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih, gugatan diajukan pada tempat
tinggal salah satu tergugat, terserah pilihan dari penggugat, jadi penggugat yang
menentukan di mana ia akan mengajukan gugatannya.
c. Akan tetapi dalam ad. 2 tadi, apabila pihak tergugat ada dua orang, yaitu yang
seorang misalnya adalah berhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugatan
harus diajukan kepada Pengadilan Negeri pihak yang berhutang. Sehubungan
dengan hal ini perlu dikemukakan, bahwa secara analogis dengan ketentuan yang
termuat dalam Pasal 118 ayat (2) bagian akhir ini, apabila tempat tinggal tergugat
dan turut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan di tempat tinggal tergugat.
d. Apabila tempat tinggal dan tempat tergugat tidak dikenal, gugatan diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal penggugat atau salah satu dari
penggugat
e. Dalam ad. 4 apabila gugatan adalah mengenai barang tetap, dapat juga diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana barang tetap itu terletak.
f. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatu akta gugatan diajukan
kepada Ketua Pengadilan Negeri tempat tinggal yang dipilih oleh akte tersebut.
PEMBAHASAN: D
53. Saat ini ketentuan mengenai Advokat diatur dalam Undang-undang Nomor .....
PEMBAHASAN : D
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, ditetapkan di Jakarta
tanggal 05 April 2003, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49.
54. Di bawah ini adalah beberapa organisasi profesi Advokat yang terhimpun dalam
PERADI, kecuali …..
PEMBAHASAN : D
PASAL 32 AYAT (3) tentang Ketentuan Peralihan UU No. 18 Tahun 2003 : untuk
sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh : IKADIN, AAI, IPHI, HAPI, SPI, AKHI,
HKHPM dan APSI.
55. Tugas seorang Advokat adalah memberikan jasa hukum, antara lain meliputi hal-
hal di bawah ini, kecuali …..
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 2 UU No. 18 Tahun 2003 : Jasa Hukum adalah jasa yang
diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan
hukum lain untuk kepentingan hukum klien.
56. Induk Organisasi Advokat yang dibentuk oleh delapan organisasi profesi advokat
untuk memenuhi syarat Undang-undang Advokat adalah …..
A. FKAI
B. PERADI
C. PERADIN
D. PUSBADHI
PEMBAHASAN : B
Deklarasi Advokat Indonesia, Jakarta 21 Desember 2004.
57. Wilayah kerja Advokat sesuai dengan Pasal 5 ayat (2) UU No. 18 Tahun 2003
adalah .....
PEMBAHASAN : D
PASAL 5 AYAT (2) UU Nomor 18 Tahun 2003 : Wilayah kerja Advokat meliputi
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
58. Sebelum lahirnya organisasi Advokat yang dibentuk oleh delapan organisasi,
maka delapan organisasi tersebut bersama-sama melakukan kegiatan verifikasi /
herregistrasi advokat dengan menggunakan nama …..
PEMBAHASAN: D
PEMBAHASAN: C
60. Eksistensi seorang Advokat setelah keluarnya Undang-undang Nomor 18 Tahun
2003 sudah diakui statusnya sebagai …..
A. Institusi Hukum
B. Kuasa Hukum
C. Penegak Hukum
D. Pendekar Hukum
PEMBAHASAN : C
PASAL 5 AYAT (1) UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat berstatus sebagai penegak
hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-
undangan.
61. Beberapa pasal dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
telah dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi dan telah mendapat
keputusan, Pasal-pasal tersebut adalah ……
PEMBAHASAN : A
Putusan MKRI No. 006/PUU-II/2004 Tanggal 13 Desember 2004.
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 1 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat adalah Orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang ini.
63. Berdasarkan Pasal 28 ayat (3) UU Advokat, Pimpinan Organisasi Advokat tidak
dapat dirangkap jabatan sebagai .....
PEMBAHASAN : B
PASAL 28 AYAT (3) UU No. 18 Tahun 2003 : Pimpinan Organisasi Advokat tidak
dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik, baik ditingkat pusat maupun di
tingkat daerah.
64. Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi Advokat dan
bertindak seolah-olah sebagai Advokat, tetapi bukan Advokat sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini, dipidana dengan pidana penjara …..
PEMBAHASAN : A
PASAL 31 UU No. 18 Tahun 2003 : Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan
pekerjaan profesi Advokat dan bertindak seolah-olah sebagai Advokat, tetapi bukan
Advokat sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000 ,- (lima
puluh juta) rupiah. Pasal ini sudah tidak mempunyai kekuatan mengikat karena
sudah di Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi berdasarkan Putusan MKRI No.
006/PUU-II/2004 Tanggal 13 Desember 2004.
A. Hak Advokat untuk memperoleh informasi atau data dari instansi pemerintah
guna kepentingan suatu perkara
B. Hak Advokat untuk menolak suatu perkara jika diyakini tidak ada dasar hukumnya
C. Hak Advokat untuk dilindungi dari tuntutan pidana atau perdata ketika ia
menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan
klien dalam sidang pengadilan
D. Jawaban A dan B benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 16 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata
maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan. Jo. Pasal 7 huruf g Kode
Etik : Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang
dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam mengatur ketentuan tentang Hak
Immunitas bagi seorang Advokat.
66. Hakim, Jaksa, Kepolisian, Avokat sebagai penegak hukum selain diatur oleh
Undang-undang, mempunyai fungsi masing-masing .....
PEMBAHASAN: A
67. Profesi Advokat adalah profesi terhormat dan menjadi salah satu pilar dalam
menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Dikenal dengan istilah
apakah “profesi terhormat” tersebut …..
A. Honour profession
B. Officium Juris
C. Officium Nobile
D. Respected Profession
PEMBAHASAN : C
PASAL 3 HURUF g Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat harus senantiasa
menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai profesi terhormat (Officium nobile).
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 ANGKA 7 UU No. 18 Tahun 2003 Jo. Pasal 1 huruf f Kode Etik Advokat
Indonesia : Honorarium adalah Imbalan atas jasa hukum yang diterima oleh Advokat
berdasarkan kesepakatan dengan klien.
69. Bagaimanakah status Hukum Kode Etik yang ditetapkan pada tanggal 23 Mei
2002 setelah lahirnya UU Advokat .....
A. Tidak berlaku karena terdapat Kode Etik yang baru setelah lahirnya UU Advokat
B. Berkekuatan hukum secara mutatis mutandis berdasarkan Pasal 33 UU Advokat
C. Wajib disempurnakan sesuai dengan Pasal 33 UU Advokat
D. Hanya mengikat bagi Advokat yang diangkat sebelum lahirnya UU Advokat
PEMBAHASAN : B
PASAL 33 tentang Ketentuan Peralihan UU No. 18 Nomor 2003 : Kode etik dan
ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang telah ditetapkan oleh
IKADIN, AAI, IPHI, HAPI, SPI, AKHI, dan HKHPM, pada tanggal 23 Mei 2002
dinyatakan mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-
undang ini sampai ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.
70. Pasal 16 UU Advokat Jo. Pasal 7 huruf g Kode Etik mengatur ketentuan tentang
Hak Immunitas bagi seorang Advokat dalam lingkup .....
A. Pidana
B. Perdata
C. Perdata dan Pidana
D. Tata Usaha Negara
PEMBAHASAN : C
PASAL 16 UU No. 18 Tahun 2003 : Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata
maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan. Jo. Pasal 7 huruf g Kode
Etik : Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang
dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam mengatur ketentuan tentang Hak
Immunitas bagi seorang Advokat.
71. Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile) dan
karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar
dengan .....
A. Polisi
B. Pemerintah
C. Jaksa dan Hakim
D. Semua Benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 8 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Profesi Advokat adalah
profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile) dan karenanya dalam
menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar dengan Jaksa dan
Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum
Undang-undang dan Kode Etik ini.
A. 23 Mei 2003
B. 23 Juni 2002
C. 23 Mei 2002
D. 23 Mei 2001
PEMBAHASAN : C
PASAL 24 Bab XII Ketentuan Penutup Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Kode
etik advokat ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu sejak tanggal 23 Mei 2002.
73. Surat koresponden yang diberi tanda “Sans Prejudice“ maksudnya adalah …..
PEMBAHASAN : A
PASAL 3 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI): Advokat dapat menolak
untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap orang yang memerlukan
jasa dan atau hukum kepada setiap orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan
hukum dengan pertimbangan oleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan
bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan
karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan
politik atau kedudukan sosialnya.
75. Jika seorang Advokat dijatuhi sanksi berupa pemberhentian sementara untuk
waktu tertentu, maka .....
PEMBAHASAN : D
PASAL 16 ANGKA 3 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Pemberian sanksi
Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti larangan untuk
menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka pengadilan.
76. Sifat bantuan hukum yang diberikan Advokat pada teman sejawatnya yang
sedang didakwa dalam perkara pidana adalah .....
A. Wajib atas permintaan Advokat yang didakwa itu atau jika ditunjuk oleh organisasi
profesi
B. Boleh kalau Advokat yang didakwa bisa memenuhi honorarium yang ia minta
C. Tidak Boleh karena Advokat adalah penegak hukum, maka ia tidak seharusnya
melanggar hukum
D. Wajib diminta ataupun tidak diminta oleh Advokat yang didakwa itu
PEMBAHASAN : A
PASAL 3 HURUF e Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat wajib
memberikan bantuan dan pembelaan hukum kepada teman sejawat yang diduga
atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas permintaannya atau karena
penunjukkan organisasi profesi.
77. Berdasarkan Kode Etik Advokat, apakah mantan Hakim dibenarkan untuk beralih
profesi menjadi Advokat .....
A. Tidak dapat dibenarkan karena Advokat adalah profesi yang bebas dan mandiri
B. Tidak dapat dibenarkan karena dapat menimbulkan conflict of interest atau
pertentangan kepentingan
C. Dapat, karena sama halnya dengan Advokat, hakim juga berkedudukan sebagai
penegak hukum
D. Dapat, namun dalam jangka waktu 3 tahun ia tidak dapat menangani perkara
yang ditanganinya di Pengadilan tempatnya terakhir dia bekerja
PEMBAHASAN : D
PASAL 8 HURUF h Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Advokat yang sebelumnya
pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera dari suatu lembaga peradilan, tidak
dibenarkan untuk memegang atau menangani perkara yang diperiksa pengadilan
tempatnya terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari
pengadilan tersebut.
78. Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak hadir dalam pemeriksaan
tanpa alasan yang sah, maka sidang dugaan pelanggaran kode etik .....
PEMBAHASAN : C
PASAL 13 ANGKA 9 huruf c Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Apabila teradu
telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan
diteruskan tanpa hadirnya teradu.
79. Sanksi atas pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia berupa .....
PEMBAHASAN : B
PASAL 7 UU NO. 18 TAHUN 2003 tentang Advokat Jo. PASAL 16 ANGKA 1 Kode
Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Hukuman yang diberikan dalam keputusan dapat
berupa : Peringatan biasa, peringatan keras, pemecatan sementara untuk waktu
tertentu atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.
80. Dalam sidang pemeriksaan perkara pelanggaran Kode Etik Advokat, baik
pengadu maupun pihak yang teradu .....
A. Harus hadir secara pribadi, namun jika dikehendaki dapat diwakili oleh penasehat
B. Harus hadir secara pribadi dan jika dikehendaki dapat didampingi oleh penasehat
C. Tidak perlu hadir secara pribadi karena dapat memberikan kuasa kepada Advokat
D. Tidak perlu hadir secara pribadi karena dapat memberikan kuasa kepada orang
lain
PEMBAHASAN : B
PASAL 13 ANGKA 7 HURUF a Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Pengadu dan
Teradu harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain,
yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh penasihat.
PEMBAHASAN : C
PASAL 9 AYAT (1) UU No. 18 Tahun 2003, tentang Advokat : Advokat dapat
berhenti atau diberhentikan dari profesinya oleh Organisasi Advokat.
PEMBAHASAN : B
PASAL 18 ANGKA 1 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI): Apabila pengadu atau
teradu tidak puas dengan keputusan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah, ia berhak
mengajukan permohonan banding atas keputusan tersebut kepada Dewan
Kehormatan Pusat.
83. Keputusan Majelis Dewan Kehormatan Pusat mengenai pelanggaran Kode Etik
yang dilakukan seorang Advokat adalah bersifat .....
PEMBAHASAN : C
PASAL 19 ANGKA 2 dan 3 Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : Keputusan Dewan
Kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak diucapkan dalam sidang
terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak dimana hari, tanggal dan waktunya
telah diberitahukan sebelumnya kepada pihak-pihak yang bersangkutan ; Keputusan
Dewan Kehormatan Pusat adalah final dan mengikat yang tidak dapat diganggu
gugat dalam forum manapun, termasuk dalam MUNAS.
84. Apa yang dilakukan oleh seorang Advokat terlebih dahulu jika menerima berkas
perkara dari kliennya .....
PEMBAHASAN : D
PASAL 5 HURUF d dan f Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) : d. Advokat tidak
diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman sejawatnya ; f.
Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat yang baru,
maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan keterangan
yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak retensi
Advokat terhadap Klien tersebut.
85. Peradilan Tata Usaha Negara dibentuk dan diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan berupa ……
PEMBAHASAN : B
UU NO. 5 TAHUN 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, ditetapkan di
Jakarta, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77 sebagaimana
telah diubah dengan UU NO. 9 TAHUN 2004 tentang Perubahan Atas UU NO. 5
TAHUN 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, ditetapkan di Jakarta tanggal
29 Maret 2004, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 35.
PEMBAHASAN : A
PASAL 6 AYAT (1) UU NO. 5 TAHUN 1986 : Pengadilan Tata Usaha Negara
berkedudukan dikotamadya atau ibukota kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi
wilayah kotamadya atau kabupaten.
87. Tenggang waktu bagi pencari keadilan untuk dapat mengajukan gugatan atas
Keputusan TUN di Peradilan TUN …..
A. 40 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
B. 30 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
C. 60 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
D. 90 hari setelah Keputusan TUN diterima atau diketahui
PEMBAHASAN : D
PASAL 55 UU NO. 5 TAHUN 1986 : Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang
waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkan Pejabat
Tata Usaha Negara.
88. Apa yang dipersiapkan pada saat anda melakukan gugatan di Peradilan TUN
…..
PEMBAHASAN: A
89. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara mengenal istilah berikut ini, kecuali
…..
A. Dismissal Process
B. Perlawanan
C. Verstek
D. Putusan Pendahuluan/Sela
PEMBAHASAN: B
PEMBAHASAN : D
PASAL 63 AYAT (2) HURUF a UU No. 5 Tahun 1986 : Dalam pemeriksaan
persiapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim : wajib memberi nasihat
kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data
yang diperlukan dalam jangka waktu tiga puluh hari.
91. Yang merupakan Objek Gugatan Peradilan Tata Usaha Negara dibawah ini
adalah ….
PEMBAHASAN : D
PASAL 2 UU NO. 5 TAHUN 1986 Jo. UU NO. 9 TAHUN 2004, Tidak termasuk
dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-undang ini:
1. Keputusan TUN yang merupakan perbuatan hukum.
2. Keputusan TUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum.
3. Keputusan TUN yang mesih memerlukan persetujuan.
4. Keputusan TUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan KUHAP atau
peraturan Perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana.
5. Keputusan TUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Keputusan TUN mengenai Tata Usaha Tentara Nasional Indonesia.
7. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik dipusat maupun didaerah mengenai
hasil pemilihan umum.
92. Didalam Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dikenal Asas ”Presumption
Justae Causa” yang artinya adalah .....
PEMBAHASAN: C
93. Berikut ini adalah alasan untuk mengajukan Gugatan terhadap keputusan
Pejabat Tata Usaha Negara .....
PEMBAHASAN: D
94. Yang dimaksud dengan keputusan tata usaha negara adalah .....
95. Apabila yang dipanggil tidak diketahui tempat tinggalnya atau tidak jelas, atau
tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, maka dalam perceraian, panggilan
dilakukan …..
PEMBAHASAN : D
PASAL 390 AYAT (3) HIR : Tentang orang-orang yang tidak diketahui tempat diam
atau tinggalnya dan tentang orang-orang yang tidak dikenal maka surat jurusita itu
disampaikan pada Bupati, yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal Penggugat
dan dalam perkara pidana, yang dalam daerahnya hakim yang berhak
berkedudukan ; Bupati itu memaklumkan surat jurusita itu dengan menempelkannya
pada pintu umum kamar persidangan dari hakim yang berhak itu.
A. Kematian
B. Perceraian
C. Atas Putusan Pengadilan
D. Semuanya benar
PEMBAHASAN : D
PASAL 38 UU NO. 1 TAHUN 1974 : Perkawinan dapat putus karena : Kematian ;
Perceraian dan ; Atas keputusan Pengadilan.
PEMBAHASAN : B
UU NO. 7 TAHUN 1989 Tentang Peradilan Agama, ditetapkan di Jakarta tanggal 29
Desember 1989, sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 3 TAHUN 2006 tentang
Perubahan Atas UU NO. 7 TAHUN 1989 tentang Peradilan Agama, ditetapkan di
Jakarta tanggal 20 Maret 2006, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 22.
98. Dibawah ini adalah bidang-bidang sengketa orang beragama Islam yang menjadi
kewenangan Pengadilan Agama, kecuali …..
PEMBAHASAN : D
PASAL 49 AYAT (1) UU NO. 7 TAHUN 1989 : Pengadilan Agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragana Islam dibidang Perkawinan, Perceraian,
Kewarisan, Wasiat, Hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam, Wakaf dan
Shadaqah.
99. Dalam putusan permohonan talak yang telah berkekuatan hukum tetap dan telah
ditetapkan sidang penyaksian ikrar talak, maka tenggang waktu yang diberikan
kepada Pemohon untuk mengikrarkan talaknya adalah …… bulan
A. Tiga
B. Satu
C. Enam
D. Dua belas
PEMBAHASAN : C
PASAL 131 AYAT (4) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : “Bila suami tidak
mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan
Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak baginya mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, maka hak suami untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan
tetap utuh”.
100. Suatu perceraian dianggap telah terjadi beserta akibat hukumnya apabila …..
PEMBAHASAN : B
PASAL 34 AYAT (2) PP RI NO. 9 TAHUN 1975 : Suatu perceraian dianggap terjadi
beserta segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar
pencatatan kantor pencatatan oleh Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang
beragama Islam terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
101. Waktu tunggu bagi seorang janda apabila perkawinan putus karena kematian,
waktu tunggu ditetapkan selama ….. Hari
PEMBAHASAN : C
PASAL 153 AYAT (2) HURUF a Kompilasi Hukum Islam (KHI) : “Waktu tunggu bagi
seorang janda ditentukan sebagai berikut : apabila perkawinan putus karena
kematian walaupun qobla al dukhul, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga
puluh) hari.
A. Pihak Penggugat
B. Pihak yang Kalah
C. Pihak Tergugat
D. Pihak Penggugat dan Tergugat
PEMBAHASAN : A
PASAL 89 AYAT (1) UU NO. 7 TAHUN 1989 : Biaya perkara dalam bidang-bidang
Hukum Perkawinan dibebankan kepada Penggugat/Pemohon.
103. Dalam Hukum Acara Peradilan Agama dikenal dengan Talak Ba’in Kubraa. Apa
arti dari Talak Bain Kubraa tersebut …..
A. Talak Kesatu
B. Talak kesatu dan Kedua
C. Talak yang terjadi untuk ketiga kalinya
D. Jawaban A dan B adalah Benar
PEMBAHASAN : C
PASAL 120 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Talak Ba’in Kubraa adalah talak yang
terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat
dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri
menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan
habis masa iddahnya.
104. Perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang
dicantumkan dalam Akta Nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu
keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang disebut …..
A. Khuluk
B. Talak Bain Kubraa
C. Taklik talak
D. Mut’ah
PEMBAHASAN : C
PASAL 1 HURUF e Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Taklik talak ialah Perjanjian yang
diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam Akta
Nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
105. Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah maka pihak
yang berkepentingan dapat mengajukan perkara ke Pengadilan Agama yaitu
perkara …..
A. Cerai Talak
B. Cerai Gugat
C. Itsbat Nikah
D. Rujuk
PEMBAHASAN : C
PASAL 7 AYAT (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Dalam hal perkawinan tidak
dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan istbat nikahnya ke Pengadilan
Agama
106. Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-
hal yang berkenaan …..
PEMBAHASAN : D
PASAL 7 AYAT (3) Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Itsbat nikah yang dapat diajukan
ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan Adanya
perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian ; Hilangnya Akta Nikah ; Adanya
keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan ; Adanya
perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 dan Perkawinan
yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut
undang-undang No. 1 Tahun 1974.
107. Jika upaya perdamaian terhadap pasangan suami isteri tidak tercapai, maka
perceraian hanya dapat dilakukan di ….
PEMBAHASAN : C
PASAL 115 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Perceraian hanya dapat dilakukan di
depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan
tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
108. Berikut ini yang tidak merupakan alasan perceraian adalah .....
PEMBAHASAN : D
PASAL 39 AYAT (2) UU NO. 1 TAHUN 1974 Jo. PASAL 19 PP NO. 9 TAHUN 1975
Jo. PASAL 116 Kompilasi Hukum Islam : Perceraian dapat terjadi karena alasan-
alasan : Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan
lain sebagainya yang sukar disembuhkan ; salah satu pihak meninggalkan pihak lain
selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah
atau karena hal lain di laur kemampuannya ; salah satu pihak mendapat hukuman
penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan
berlangsung ; salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak yang lain ; salah satu pihak mendapat cacat badan atau
penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau
isteri ; antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga ; suami
melanggar taklik talak ; peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya
ketidakrukunan dalam rumah tangga.
110. Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka setiap penetapan dan diputuskan oleh
Pengadilan Agama haruslah dimulai dengan .....
PEMBAHASAN : B
PASAL 57 AYAT (2) UU NO. 7 Tahun 1989 : Tiap penetapan dan putusan dimulai
dengan kalimat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti dengan DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
PEMBAHASAN : C
CUKUP JELAS ; UU NO. 13 TAHUN 2003 tentang Ketenagakerjaan merupakan
hukum Materiil, sedangkan penyelesaiannya diperiksa berdasarkan UU NO. 2
TAHUN 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sebagai
hukum Formil.
A. Pengadilan Negeri
B. Pengadilan Tata Usaha Negara
C. Arbitrase
D. P4D/P4P
PEMBAHASAN : D
PASAL 124 AYAT (1) UU NO. 2 TAHUN 2004 : Sebelum terbentuk Pengadilan
Hubungan Industrial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan Daerah dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
Pusat tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
113. Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau peraturan terhadap ketentuan perundang-undangan,
Perjanjian kerja, Peraturan perusahaan atau Perjanjian kerja sama disebut
perselisihan .....
A. Kepentingan
B. Hak
C. PHK
D. Antar Serikat Pekerja atau Serikat Buruh
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 2 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Perselisihan Hak adalah Perselisihan
yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan
atau peraturan terhadap ketentuan perundang-undangan, Perjanjian kerja,
Peraturan perusahaan atau Perjanjian kerja sama
PEMBAHASAN : B
CUKUP JELAS ; UU NO. 12 TAHUN 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di
Perusahaan Swasta merupakan hukum Materiil, sedangkan penyelesaiannya
diperiksa berdasarkan UU NO. 22 TAHUN 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan sebagai hukum Formil.
A. P4P
B. Pengadilan Tata Usaha Negara
C. Pengadilan Hubungan Industrial
D. Mahkamah Agung
PEMBAHASAN : C
PASAL 124 AYAT (2) HURUF a : Dengan terbentuknya Pengadilan Hubungan
Industrial berdasarkan undang-undang ini, perselisihan hubungan industrial dan
pemutusan hubungan kerja yang telah diajukan kepada Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan Daerah atau lembaga-lembaga lain yang setingkat yang
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial atau pemutusan hubungan kerja
dan belum diputus, maka diselesaikan oleh Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri setempat.
116. Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak disebut
perselisihan .....
A. Kepentingan
B. PHK
C. Hak
D. Antar Serikat Pekerja atau Serikat Buruh
PEMBAHASAN : B
PASAL 1 ANGKA 4 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Perselisihan Pemutusan Hubungan
Kerja adalah Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
117. Pengadilan Hubungan Industrial sebagai Hukum Formil, saat ini diatur dalam
Undang-undang .....
A. Bipartit
B. Musyawarah mufakat
C. Tripartit
D. Musyawarah
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 10 UU NO. 2 Tahun 2004 : Perundingan Bipartit adalah
Perundingan antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan
pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial.
119. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk berunding sebagai pengusaha dan
pekerja dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial .....
A. 10 hari
B. 20 hari
C. 30 hari
D. 60 hari
PEMBAHASAN : C
PASAL 3 AYAT (2) UU NO. 2 TAHUN 2004 : Penyelesaian perselisihan melalui
bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus diselesaikan paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan.
PEMBAHASAN : A
PASAL 1 ANGKA 13 UU NO. 2 TAHUN 2004 : Konsiliasi Hubungan Indutrial yang
selanjutnya disebut konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang
ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.