Desain Cover :
Idik Saeful Bahri
Sumber :
Canva Design
Tata Letak :
Idik Saeful Bahri
Proofreader :
Idik Saeful Bahri
Ukuran :
Uk: 17.5x25 cm
Cetakan Pertama :
Desember 2021
iii
BUKU ELEKTRONIK INI DIPERSEMBAHKAN KHUSUS UNTUK
MAHASISWA BERIKUT:
Moldi Semuel
Terima kasih telah menghargai saya sebagai dosen dengan selalu hadir dalam
perkuliahan dan selalu mengerjakan tugas dengan baik.
Saya boleh dianggap sebagai teman, atau paling tidak sebagai kakak tingkat yang
lebih dulu lulus dalam hal perkuliahan. Jangan panggil saya bapak, karena saya
bukan bapak kalian. Panggil mas atau akang mungkin terdengar menyenangkan,
karena umur saya tidak setua yang kalian kira.
Jika kalian merasa terbantu dengan setiap perkuliahan yang saya ampu, kalian bisa
mengutip setiap isi perkuliahan saya utamanya tulisan-tulisan saya di hasil karya
tulis ilmiah kalian, misalnya di jurnal atau skripsi. Itu adalah penghargaan terbesar
dari seorang mahasiswa untuk dosennya.
KATA PENGANTAR
v
Namun jika modal keuangan pembaca terbatas, pembaca
bisa menelusuri sektor-sektor hukum yang berbasis kompetensi
profesional. Saking banyaknya sektor ini, penulis tidak bisa
menuliskannya secara lengkap. Beberapa diantaranya saja, yaitu:
hakim, jaksa, penyidik dan komisioner KPK, penyidik BNN,
BIN, advokat, konsultan hukum misalnya di bidang pajak dan
pasar modal, hakim arbiter, komisioner KPPU, staff
Kemenkumham, staff Kemenkopolhukam, dan kementerian lain
yang relevan dengan bidang hukum, bisa juga di bagian legal
perusahaan, hingga dalam tingkatan tertentu, adalah dosen di
fakultas hukum. Dan tentu saja masih banyak yang lainnya.
Untuk beberapa profesi yang penulis sebutkan diatas,
misalnya hakim, jaksa, penyidik KPK, penyidik BNN, hingga
menjadi dosen di perguruan tinggi negeri, tentu dibutuhkan
suatu rangkaian seleksi yang cukup ketat. Bahkan bukan cukup
ketat lagi, tapi sangat ketat. Belasan hingga puluhan ribu orang
jebolan Fakultas Hukum bersaing untuk menduduki
keterseedian formasi kursi yang mungkin hanya ratusan dan
paling banyak sekitar seribuan saja yang akan diterima.
Banyaknya persaingan ini tentu lahir dari banyaknya
program studi-program studi hukum baru di berbagai
universitas. Hal ini memang wajar, terlebih jika kita melihat
sejarah, fakultas tertua dalam catatan sejarah biasa dituliskan
fakultas hukum, kedokteran, dan keguruan. Dan ketiga fakultas
ini, biasanya menjadi fakultas favorit di perguruan tinggi negeri
ternama di Indonesia.
Oleh karena persaingan yang begitu ketat itulah, penulis
mencoba menguraikan beberapa kesimpulan materi penting
dalam menghadapi tes seleksi yang dimaksud tersebut.
Kesimpulan materi ini penulis rangkai dalam buku elektronik
berjudul “Pusaka Penuntun Seleksi Calon Hakim”. Mengapa
dalam judulnya hanya seleksi calon hakim? Karena materi yang
vi
dihadapi dalam seleksi calon hakim merupakan salah satu yang
terberat dari sekian profesi hukum yang lainnya. Sehingga jika
kita menguasai materi seleksi calon hakim, itu berarti kita juga
sudah mulai mampu menghadapi seleksi yang lainnya seperti
jaksa dan profesi hukum lainnya.
Terakhir, penulis tentu menyadari buku elektronik ini
memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca
sekalian betul-betul penulis harapkan untuk memperbaiki dalam
bentuk karya penulis di waktu selanjutnya. Pembaca sekalian
juga dibolehkan untuk menyebarluaskan buku elektronik ini
kepada siapapun yang membutuhkan, juga boleh mengutip isi
buku elektronik ini, baik sebagian maupun seluruhnya, tentunya
dengan mencantumkan buku elektronik ini sebagai sumber
rujukan. Sekian.
vii
DAFTAR ISI
viii
TENTANG PENULIS
Nama lengkapnya adalah Idik Saeful Bahri, S.H., M.H., lahir di Desa Lengkong,
Kuningan, pada tanggal 13 Februari 1994. Dalam beberapa tulisan biasanya Idik
Saeful Bahri menggunakan inisial “idikms” yang tidak lain merupakan nama
pena.
Idik Saeful Bahri merupakan akademisi dan praktisi di bidang hukum. Lulus S1
di Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dan lulus S2 di Prodi Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, keduanya lulus dengan predikat Cumlaude.
Riwayat pendidikan Idik Saeful Bahri dimulai dari SDN 3 Lengkong, MTsN
Sindangsari, SMAN 3 Kuningan, UIN Sunan Kalijaga, hingga UGM Yogyakarta.
Idik Saeful Bahri juga pernah mengenyam pendidikan non-formal, yakni:
Madrasah Salafiyah Syafi’iyyah al-Idrus Lengkong selama 8 tahun dan Kursus
Inggris Jogja selama 1 tahun.
ix
Buku elektronik ini merupakan buku yang diterbitkan secara mandiri. Idik Saeful
Bahri tercatat pernah menerbitkan setidaknya 4 buku yang sudah terdaftar ISBN,
yaitu pada tahun 2017 terbit dua buku sekaligus, pertama buku bertemakan
hukum berjudul “Risalah Mahasiswa Hukum”, dan kedua sebuah novel berjudul
“Restrayer”. Kemudian pada tahun 2020, Idik Saeful Bahri juga menerbitkan
sebuah buku sejarah berjudul “Gegap Gempita Perjalanan Sejarah dan Upaya
Status Kepahlawanan Eyang Hasan Maolani Lengkong”. Kemudian pada tahun
2021, terbit pula buku berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Hukum dalam Suatu
Pengantar dan Tinjauan Pragmatis”. Adapun tulisan-tulisan Idik Saeful Bahri
yang tidak terdaftar ISBN seperti jurnal dan artikel ilmiahnya bisa pembaca
dapatkan di banyak media dan forum.
Dalam kehidupan sekolah dan kuliahnya, Idik Saeful Bahri cukup aktif dalam
berorganisasi, antara lain: Ketua Rohaniawan Islam Baiturrahim (RISBA)
Smantika; Ketua Physics Science Club (PSC) Smantika; Wakil Ketua Rohis
Kabupaten Kuningan; Penegak Bantara Pramuka SMAN 3 Kuningan; Pendiri
Three Photography and Journalists Forum (THREEPHYRAL); Perhimpunan
Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI); Divisi Pidana Komunitas Peradilan
Semu (KPS) UIN Sunan Kalijaga; Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kuningan
(IPMK); Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ashram Bangsa;
Tim Editor Redaksi Majalah Mardika; Pemimpin Redaksi Buletin Jum’at Si
BURI; Pemimpin Redaksi Buletin Jum’at JUMUAH; Divisi Pelatihan dan
Pengembangan KWU Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Universitas
Gadjah Mada; Keluarga Mahasiswa Magister Hukum (KMMH) Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada; Divisi Hukum Komunitas Keluarga Inklusi (KKI)
Yogyakarta, dan beberapa organisasi lainnya.
Idik Saeful Bahri bisa dihubungi melalui e-mail: idikms@gmail.com. Idik Saeful
Bahri juga aktif di berbagai media sosial, pembaca bisa mencari akunnya dengan
menggunakan namanya sebagai kata kunci pencarian, biasanya username akunnya
menggunakan nama “idikms”.
x
“Jika kau belum sanggup menajamkan hukum ke atas, setidaknya
kau harus mampu menumpulkan hukum ke bawah.”
xi
Buku elektronik ini tidak hanya bisa digunakan untuk seleksi hakim,
namun lebih luas bisa digunakan untuk menghadapi seleksi profesi-
profesi hukum lainnya, misalnya jaksa, bagian analis hukum di setiap
kementerian, ujian profesi advokat, termasuk seleksi dosen hukum di
perguruan tinggi negeri.
xii
BAGIAN 1
MENGENAL MAHKAMAH AGUNG
***
VISI :
MISI :
***
1
Ketua MA = Prof. Dr. Muhammad Syarifudin, S.H., M.H.
***
Terakhir, buka juga website resmi MA, dan hafalkan makna dibalik
lambang Mahkamah Agung. Memang jarang ditanyakan, namun
sebagai antisipasi, pembaca bisa mempelajarinya.
***
2
BAGIAN 2
***
Jenis sidang:
Perangkat/kelengkapan sidang:
1. Peserta sidang
2. Pimpinan/presidium sidang (pimpinan I = ketua sidang,
pimpinan II = pemberi saran, pimpinan III = notulen)
3. Notulensi
4. Palu sidang
Peserta sidang:
1. Peserta penuh = hak bicara, haki memilih dan dipilih, hak suara
2. Peserta peninjau atau biasa = hak bicara
Istilah sidang:
3
3. Skorsing = pemberhentian sementara
4. Lobying = usaha mempengaruhi orang
5. Interupsi (menyela) = ada 4 jenis
a. Point of order = minta penjelasan atau memberi masukan
b. Point of information = memberi informasi valid
c. Point of clarification = meminta atau memberi
klarifikasi/penjelasan
d. Point of privilege = protes karena menyinggung pribadi
6. Ketokan palu
a. 1 kali = mengesahkan keputusan, pengalihan pimpinan
sidang
b. 2 kali = skorsing, penundaan sidang
c. 3 kali = membuka dan menutup sidang
d. 3 kali berturut-turut = menenangkan peserta (gagang palu
dibalik)
***
4
BAGIAN 3
KEKUASAAN KEHAKIMAN DAN ATRIBUT
PERSIDANGAN
***
Dasar Hukum:
***
***
***
Ketukan palu:
5
2. Satu kali = sidang ditunda, atau hakim mencapai suatu
keputusan di tengah sidang, misalnya mengesahkan alat bukti
3. Satu kali kemudian tiga kali = setelah pembacaan amar putusan
6
BAGIAN 4
NOMOR UNDANG-UNDANG YANG WAJIB HAFAL
***
Kekuasaan Kehakiman
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Peradilan Umum
7
Pengadilan khusus di PN:
Peradilan Agama
Peradilan TUN
8
Peradilan Militer
***
Umum:
Pidana:
Perdata:
9
5. KUH Dagang = Wetboek van Koophandel voor Indonesie
(WvK)
6. Class Action = PERMA No. 1 Tahun 2002
7. Mediasi = PERMA No. 1 Tahun 2016
8. Konsinyasi = keberatan dan penitipan ganti rugi ke PN dalam
pengadaan tanah = PERMA No. 3 Tahun 2016
9. Keberatan atas KPPU = PERMA No. 3 Tahun 2019
10. Keberatan atas KPPU = SEMA No. 1 Tahun 2021
11. Gugatan Sederhana = PERMA No. 2 Tahun 2015 diubah
PERMA No. 4 Tahun 2019
12. Putusan vit voerbaar bij voorad = putusan serta merta = SEMA
No. 3 Tahun 2000
TUN:
Agama:
Militer:
10
BAGIAN 5
MATERI ILMU HUKUM
Petunjuk = hafalkan dan tulis kata kunci setiap definisi hukum dari
setiap ahli hukum.
***
Definisi hukum:
11
makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang
berkuasa atasnya.
6. Karl Max menjelaskan bahwa Hukum adalah cerminan dari
hubungan hukum ekonomis suatu masyarakat di dalam suatu
tahap perkembangan tertentu.
7. Montesquieu adalah seorang ahli politik berkebangsaan Prancis
yang terkenal dengan ajarannya Trias Politika. Pengertian
hukum menurut Motesquieu adalah gejala sosial dan perbedaan
hukum dikarenakan oleh perbedaan alam, politik, etnis, sejarah,
dan faktor lain dari tatanan masyarakat. Untuk itu hukum suatu
negara harus dibandingkan dengan hukum negara lain.
8. Plato merupakan seorang filsuf Yunani yang sekaligus menjadi
guru dari Aristoteles. Pengertian hukum menurut Plato adalah
segala peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur yang
mempunyai sifat mengikat hakim dan masyarakat.
9. Thomas Aquinas merupakan salah satu tokoh penggagas Aliran
Hukum Alam. Pendapatnya sangat erat dengan bidang Teologia.
Berkaitan dengan pengertian hukum, Aquinas memberikan
uraian sebagai berikut: hukum adalah perintah yang berasal dari
masyarakat dan apabila terjadi pelanggar hukum, pelanggar
akan diberikan sanksi oleh tetua masyarakat bersama dengan
semua anggota masyarakatnya.
***
Sifat hukum:
***
12
SUMBER HUKUM
1. UU
2. Kebiasaan (Menurut Soedikno: 1. Syarat materiil, 2. Syarat
intelektual, 3. Adanya akibat hukum)
3. Traktat
4. Yurisprudensi
5. Doktrin
***
1. Supremasi hukum
2. Equality before the law
3. Terjaminnya HAM
***
1. Sosiologi Hukum
13
hukum dengan masyarakat. Masyarakat merupakan sesuatu yang sangat
mempengaruhi perkembangan hukum, kehidupan masyarakat yang
semakin kompleks membuat hukum harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Nyatanya hukm dan masyarakat memiliki
hubunga yang sangan erat, bagaimana hukum mempengaruhi
masyarakat ataupun sebaliknya, menjadikan sosiologi hukum sebagai
bidang ilmu yang penting dan menari untuk dipelajari.
2. Antropologi Hukum
3. Sejarah Hukum
4. Psikologi Hukum
14
terkecil dalam masyarakat yang secara spesifik terlibat langsung
dengan hukum.
5. Perbandingan Hukum
***
SISTEM HUKUM
15
kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustianus) dijadikan prinsip
dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa
Daratan.
16
3. Sistem Hukum Adat
Sumber utama sistem hukum adat adalah hukum tidak tertulis atau
kebiasaan. Sifat hukum adat adalah tradisional dengan berpangkal pada
kehendak nenek moyang. Tolak ukurnya dalah kehendak suci dari
nenek moyangnya. Yang berperang dalam menjalankan sistem hukum
adat adalah pemuka adat (pengetua-pengetua adat) karena ia adalah
pemimpin yang disegani oleh masyarakat.
Sistem Hukum Adat juga bisa diartikan sebagai seperangkat norma dan
aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. misalnya di
perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat
dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di
wilayah tertentu.
17
b. Ketentuan-ketentuannya didasarkan pada akhlak dan
agama;
c. Sanksi terhadap pelanggarannya adalah rangkap, yakni
sanksi di dunia dan sanksi di akhirat;
d. Tujuannya agar masyarakat tenteram dunia dan akhirat.
Sistem Hukum Kanonik adalah sistem hukum yang dianut oleh negara-
negara yang tunduk kepada peraturan-peraturan gereja. Kitab Hukum
Kanonik terdiri dari 7 (tujuh) buku, yaitu:
Dalam Kitab Hukum Kanonik terbagi menjadi dalam tujuh buku dan
setiap buku dibagi dalam bagian, seksi, judul, bab, dan artikel. Nomor-
nomor ketentuan hukum disebut kanon.
18
Pokok ajaran sistem hukum sosialis adalah hukum yang dijiwai ajaran
“Marxist-Leninist” yang dianut oleh para pakar hukum di Uni Soviet
serta ajaran materialisme dan teori evolusi yang berpendapat bahwa
materi merupakan satu-satunya benda nyata di dunia ini. Negara-negara
yang menganut Sistem Hukum Sosialis ini hanya mengenal konsep
hukum publik sedangkan konsep hukum privat tidak ada.
***
19
BAGIAN 6
***
20
Teori kedaulatan negara = Pada abad ke-19, Teori Perjanjian
Masyarakat ini ditentang oleh Teori yang mengatakan, bahwa
kekuasaan hukum tidak dapat didasarkan atas kemauan bersama
seluruh anggota masyarakat. Hukum itu ditaati ialah karena Negaralah
yang menghendakinya. Hukum adalah kehendak negara.
***
PENEMUAN HUKUM
Metode Interpretasi
21
Metode Argumentasi
***
TAHAPAN HAKIM
***
22
Ratio decidendi bersifat mengikat secara hukum dan pengadilan dalam
perkara-perkara berikutnya terikat oleh preseden yang ditetapkan oleh
ratio decidendi, sementara obiter dictum hanya bersifat persuasif.
***
23
BAGIAN 7
MATERI FILSAFAT HUKUM
Petunjuk = hafalkan dan pahami setiap pendapat dari para ahli hukum
disetiap aliran dan mazhab hukum. Cari kata kunci nya dan hafalkan.
Penulis uraikan dulu setiap mazhab dan aliran, silahkan dibaca
dan dipahami, nanti dibagian setelahnya ada rangkuman
singkatnya.
***
24
4. Prinsip-prinsip hukum alam juga digunakan oleh para hakim
Amerika Serikat untuk menahan usaha-usaha legislatif untuk
mengubah dan memperketat kebebasan individu dengan cara
menafsirkan konstitusi.
1. Lex eterna yaitu hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap
oleh pancaindera manusia.
2. Lex divina, adalah hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap
oleh pancaindera manusia.
3. Lex naturalis atau hukum alam, merupakan penjelmaan lex
eterna ke dalam rasio manusia.
4. Lex positivis, adalah penerapan lex naturalis dalam kehidupan
manusia di dunia.
25
kekuasaan duniawi kepada gereja. Dante berpendapat bahwa keadilan
baru dapat ditegakkan apabila pelaksanaan hukum diserahkan kepada
satu tangan saja, yaitu berupa pemerintahan yang absolut.
26
John Wycliffe menyoroti masalah kekuasaan gereja. Ia menolak hak-
hak paus untuk menerima upeti dari raja Inggris. Hubungan antara
kekuasaan ketuhanan dan kekuasaan duniawi oleh Wycliffe diibaratkan
sebagai hubungan antara pemilik dan penggarap tanah. Masing-masing
memiliki bagiannya sendiri dan tidak boleh saling mencampuri.
Kekuasaan pemerintahan tidak perlu melalui perantara, yaitu
rohaniawan gereja, serta kedudukan para rohaniawan dan orang awam
adalah sama derajatnya di mata Tuhan.
27
berperan. Ketika manusia hidup dalam masyarakat dan terjadi
pertentangan antara kepentingan orang yang satu dengan yang lainnya,
maka dibuatlah perjanjian secara sukarela di antara rakyat untuk
menghentikan pertentangan tersebut. Kemudian diadakan perjanjian
berikutnya yang berupa perjanjian penaklukan oleh raja. Adanya
perjanjian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kekuasaan yang
absolut. Semua kekuasaan dibatasi oleh Tuhan, hukum alam, kebiasaan
dan tujuan dari negara yang didirikan.
28
MAZHAB SEJARAH
Hukum itu menurut von savigny, bukanlah disusun atau diciptakan oleh
orang, tetapi hukum itu tumbuh sendiri di tengah-tengah rakyat; saat
juga akan mati apabila suatu bangsa kehilangan kepribadiannya.
Pendapat yang berkembang pada masa itu dimana hakim dilarang untuk
menafsirkan hukum karena undang-undang dianggap dapat
memecahkan semua masalah hukum.
29
dilihat melalui berbagai ragam bahasa, adat istiadat dan organisasi
sosial masyarakat yang dimiliki oleh tiap bangsa. Perbedaan jiwa
bangsa tersebut juga menimbulkan perbedaan pandangan tentang
keadilan.
30
berlaku sebagai hukum sesudah disahkan oleh negara, demikian pula
dengan buah pemikiran para ahli hukum memerlukan pengesahan oleh
negara agar dapat berlaku sebagai hukum. Di sisi yang lain, pihak yang
berkuasa dalam negara tidak membutuhkan dukungan apapun. Ia
berhak untuk membentuk undang-undang tanpa memerlukan bantuan
para ahli hukum dan tidak perlu menghiraukan apa yang dipraktikkan
sebagai adat istiadat.
POSITIVISME HUKUM
Ada dua corak dalam Positivisme Hukum, yaitu Aliran Hukum Positif
Analitis (Analytical Jurisprudence) yang dipelopori oleh John Austin
dan Aliran Hukum Murni (Reine Rechtslehre) yang dipelopori oleh
Hans Kelsen.
31
ALIRAN HUKUM POSITIF ANALITIS
John Austin adalah pelopor dari Aliran Hukum Positif Analitis yang
menyatakan bahwa hukum adalah perintah dari penguasa negara.
Hakikat hukum terletak pada unsur perintah itu. Austin memandang
hukum sebagai suatu sistem yang tetap, logis dan tertutup. Hukum
adalah perintah yang mewajibkan seseorang atau beberapa orang. Ia
menyatakan bahwa hukum dan perintah lainnya berjalan dari atasan
(superior) dan mengikat atau mewajibkan bawahan (inferior). Pihak
superior yang menentukan apa yang diperbolehkan dan kekuasaan
superior memaksa orang lain untuk mentaatinya. Superior mampu
memberlakukan hukum dengan cara menakut-nakuti dan mengarahkan
tingkah laku orang lain ke arah yang diiinginkannya. Austin
berpandangan bahwa hukum adalah perintah yang memaksa, yang
dapat saja bijaksana dan adil atau sebaliknya.
Austin membedakan hukum menjadi dua jenis, yaitu hukum dari Tuhan
untuk manusia dan hukum yang dibuat oleh manusia. Hukum yang
dibuat oleh manusia kemudian dibedakan lagi menjadi:
32
bahwa hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah laku
manusia sebagai makhluk rasional, dalam hal ini yang dipermasalahkan
bukanlah bagaimana hukum itu seharusnya, melainkan apa hukumnya.
Meskipun hukum itu sollenkategori, namun yang digunakan adalah
hukum positif (ius constitutum), bukan hukum yang dicita-citakan (ius
constituentum).
33
ALIRAN UTILITARIANISME
34
tidak terjadi apa yang disebut homo homini lupus atau manusia menjadi
serigala bagi manusia yang lain.
35
Menurut Jhering lapisan tertua hukum Romawi memang bersifat
nasional, tetapi pada perkembangannya hukum Romawi mendapat ciri-
ciri universal melalui asimilasi dengan hukum lain, sehingga hukum
Romawi yang pada awalnya bersifat nasional kemudian berkembang
menjadi hukum universal. Ia memiliki pandangan bahwa hukum
Romawi dapat digunakan sebagai dasar bagi hukum jerman karena
hukum Romawi dalam perkembangannya sudah berhadapan dengan
banyak aturan hidup lain. Jhering juga memandang bahwa tujuan
hukum adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan yang berupa
mengejar kesenangan dan menghindari penderitaan. Dalam hal ini
kepentingan individu dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan
menghubungkan tujuan pribadi seseorang dengan kepentingan-
kepentingan orang lain.
SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE
36
dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat, dimana hukum positif
akan memiliki daya berlaku yang efektif apabila selaras dengan hukum
yang hidup di masyarakat.
37
Perlindungan bagi lembaga-lembaga sosial yang
meliputi perlindungan dalam perkawinan, politik dan
ekonomi.
Pencegahan kemerosotan akhlak, seperti korupsi,
perjudian, pengumpatan terhadap Tuhan, transaksi-
transaksi yang bertentangan dengan moral atau
peraturan yang membatasi tindakan-tindakan
anggota trust.
Pencegahan pelanggaran hak (abuse of right)
Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum,
seperti perlindungan hak milik, perdagangan bebas dan
monopoli, kemerdekaan industri, serta penemuan baru.
Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia
secara individual, seperti perlindungan terhadap
kehidupan yang layak, kemeredekaan berbicara dan
memilih jabatan.
3. Kepentingan pribadi (private interest), terdiri dari:
Kepentingan kepribadian (interest of personality),
meliputi perlindungan terhadap integritas (keutuhan)
fisik, kemerdekaan kehendak, reputasi (nama baik),
terjaminnya rahasia-rahasia pribadi, kemerdekaan
untuk menjalankan agama yang dianutnya dan
kemerdekaan mengemukakan pendapat.
Kepentingan dalam hubungan rumah tangga (interest of
domestic), meliputi perlindungan bagi perkawinan,
tuntutan bagi pemeliharaan keluarga dan hubungan
hukum antara orang tua dan anak-anak.
Kepentingan substansi (interest of substance), meliputi
perlindungan terhadap harta, kemerdekaan dalam
penyusunan testamen, kemerdekaan industri dan
kontrak, serta pengharapa legal akan keuntungan-
keuntungan yang diperoleh.
38
aliran ini menjadi bagian aliran positivis hukum, meskipun ada juga
yang memasukan sebagai bagian dari neo positivisme hukum atau
bahkan sebagai aliran tersendiri. Ada pula yang mengidentikan
realisme hukum dengan pragmatikal legal realism. Pada kajian hukum,
akar realisme hukum ada pada tataran empirisme, khususnya
pengalaman-pengalaman yang didapat dari pengadilan. Dalam hal ini,
jelas sistem hukum Amerika Serikat sangat kondusif dan terbukti
memang kaya dengan putusan-putusan hakimnya.
39
ditentukan, sistem yang tertutup, dan hal-hal yang dianggap mutlak dan
asli. Ia berbalik menentang kelengkapan-kelengkapan dan
kecukupan,fakta, perbuatan, kekuasaan. Itu berarti sifat memerintah
berdasarkan pengalaman, dan sifat rasional melepaskan diri dengan
sungguh-sungguh.
40
ALIRAN FREIRECHTSLEHRE
***
41
RINGKASAN ALIRAN HUKUM
1. Lex eterna yaitu hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap
oleh pancaindera manusia.
2. Lex divina, adalah hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap
oleh pancaindera manusia.
3. Lex naturalis atau hukum alam, merupakan penjelmaan lex
eterna ke dalam rasio manusia.
4. Lex positivis, adalah penerapan lex naturalis dalam kehidupan
manusia di dunia.
1. Analitycal Jurisprudence
2. Hukum Murni
42
UTILITARIANISME (pencetus = Jeremy Bentham)
REALISME HUKUM
***
43
BAGIAN 8
ILMU NEGARA
***
44
Francis Jean Bodin: Negara adalah: asosiasi beberapa keluarga
dengan kesejahteraan yang layak, dengan alasan yang sehat setuju
untuk dipimpin oleh penguasa tertinggi.
***
UNSUR NEGARA
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintahan yang sah
4. Pengakuan dari negara lain
BENTUK NEGARA
1. Kesatuan
2. Serikat (federal)
BENTUK PEMERINTAHAN
SISTEM PEMERINTAHAN
1. Presidensil
2. Parlementer
***
45
BAGIAN 9
***
***
Praperadilan:
***
***
***
46
Penahanan:
Perintah penahanan:
***
***
Bentuk-bentuk dakwaan:
47
4. Subsidair = memeriksa dulu dakwaan primer, jika tidak
terbukti, baru subsidair.
***
***
***
***
1. keterangan saksi
2. keterangan ahli
3. surat
4. petunjuk
5. keterangan terdakwa
***
48
Putusan bebas = putusan karena pidana tidak terbukti
***
***
***
Wewenang MA:
***
***
49
3. Asas restitutio in integrum = pengembalian kepada kedudukan
semula. Ketertiban masyarakat harus dipulihkan pada keadaan
semula.
4. Asas eidereen wordt geacht de wette kennen = asas fikti hukum
= setiap orang dianggap mengetahui hukum
5. Asas konkordansi = suatu yang melandasi diberlakukannya
hukum Belanda di Hindia Belanda
6. Actus reus = perbuatan lahiriah yang terlarang
7. Mens rea = sikap batin yang jahat / niat jahat
***
***
50
BAGIAN 10
HUKUM PIDANA
***
***
1. Pleger = pelaku
2. Doenpleger = yang menyuruh melakukan (pengendali)
Menyuruh orang yang tidak bisa bertanggungjawab = akal tidak
sehat, adanya paksaan, perbuatannya disesatkan
3. Medepleger = yang turut serta atau pembantuan
4. Uitlokker = penganjur/yang menganjurkan
***
Hukuman pidana:
1. Pidana pokok
a. Pidana mati
b. Pidana penjara (minimal 1 hari maksimal 15 tahun berturut-
turut)
c. Pidana kurungan (minimal 1 hari maksimal 1 tahun)
d. Pidana denda
e. Pidana tutupan (adalah pidana untuk politisi yang
bermartabat. Di Indonesia pernah sekali digunakan, yaitu
pada peristiwa 3 Juli Affaire (3 Juli 1946), dimana oposisi
51
melakukan perlawanan karena pemerintah dalam
diplomasinya dengan Belanda, hanya ingin mengakui Jawa-
Madura.
2. Pidana tambahan
a. Pencabutan hak tertentu (misalnya pencabutan hak politik)
b. Perampasan barang tertentu
c. Pengumuman putusan hakim (belum pernah ada kasusnya di
Indonesia. Maksud dari pengumuman putusan hakim ini
adalah hakim menyuruh terpidana untuk mengabarkan
putusan hakim itu di media dengan biaya dari terpidana
sendiri)
***
***
52
Penghapus pidana (strafuitsluitingsgronden)
***
Pengurang pidana:
***
Pemberat pidana:
***
Percobaan (poging)
***
53
Perbarengan (councursus)
***
***
54
BAGIAN 11
HUKUM ACARA PERDATA
***
***
***
***
55
Eksepsi:
***
56
Permohonan intervensi diputus dengan putusan sela jika dikabulkan
***
Sita:
***
1. Surat
2. Saksi
3. Persangkaan = kesimpulan oleh UU atau hakim atas rentetan
peristiwa
4. Pengakuan
5. Sumpah
***
57
Sumpah dicisoir:
1. Sumpah penentu
2. Diajukan salah satu pihak
3. Bertujuan mengakhiri sengketa
***
Pertimbangan hakim:
***
58
Putusan akhir (eindvonnis):
Putusan vit voerbaar bij voorad = putusan serta merta = putusan dapat
dilaksanakan sebelum incracht. (SEMA No. 3 Tahun 2000)
***
Prosesnya:
1. Aanmaning (teguran)
2. Penetapan sita eksekusi = surat penetapan = beschikking
3. Berita acara sita eksekusi
4. Pengumuman lelang
5. Penetapan lelang
***
***
59
3. Non-eksekusi sukarela = karena pihak melakukan lelang secara
sukarela
***
60
17. Nemo judex indoneus in propria causa = Hakim tidak boleh
memeriksa dan mengadili perkara yang mengandung
kepentingannya sendiri. Tidak seorangpun dapat menjadi hakim
yang baik dalam perkaranya sendiri
18. Gijzeling = penyanderaan
***
61
BAGIAN 12
HUKUM PERDATA
***
***
***
62
2. Orang yang tidak sehat pikirannya (gila), pemabuk dan
pemboros, yakni mereka yang ditaruh di bawah curatele
(pengampuan).
***
Zaak = benda
Macam-macam benda:
1. Benda bergerak
a. Karena sifatnya = meja, ternak
b. Karena ketentuan UU = hak pemakaian atas benda bergerak
2. Benda tidak bergerak
a. Karena sifatnya = tanah
b. Karena tujuannya harus menyatu = mesin di dalam pabrik
c. Karena ketentuan UU = hak memakai atas benda tidak
bergerak
Levering = penyerahan
Daluwarsa = verjaring
Bezwaring = pembebanan
***
63
Hak retensi adalah hak yang diberikan kepada kreditur tertentu, untuk
menahan benda debitur, sampai tagihan yang berhubungan dengan
benda tersebut dilunasi.
***
Perikatan:
***
Asas perjanjian:
***
1. Voogdij = perwalian
2. Handlichting = pendewasaan
64
3. Curatele = pengampuan
4. Asas hak yang mengikuti (zaaksvelog atau droit de suit), artinya
benda itu terus menerus mengikuti bendanya di manapun juga
(dalam tangan siapapun juga) barang itu berada.
5. Asas zakelijke actie adalah hak untuk menggugat apabila terjadi
gangguan atas hak tersebut.
***
***
65
BAGIAN 13
HUKUM ACARA PTUN
***
***
***
***
Alasan gugatan:
66
***
Putusan:
***
***
67
3. Asas tidak boleh menyerobot badan administrasi negara yang
satu, oleh badan administrasi negara lainnya, atau disebut exes
de pouvoir
4. Asas kebebasan (Freis Ermessen), yaitu badan-badan
administrasi negara diberikan kebebasan dalam menyelesaikan
masalah yang menyangkut kepentingan umum
5. Asas Praduga Rechmatig (vermoeden van rechmatigheid =
praesumtio iustae causa). Asas ini mengandung makna bahwa
setiap tindakan penguasa harus selalu dianggap rechmatig (sah)
sampai ada pembatalannya dengan asas ini gugatan tidak dapat
menunda pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara
6. Asas Pembuktian Bebas, Hakim yang menetapkan beban
pembuktian
7. Asas Keaktifan Hakim (dominus litis), asas ini dimaksudkan
mengimbangi keaktifan tergugat, mengingat tergugat adalah
Pejabat Tata Usaha Negara, sedangkan penggugat adalah orang
/ badan hukum perdata
8. Asas Keputusan Hakim mempunyai kekuatan mengikat
(ergaomnes). Sengketa Tata Usaha Negara adalah hukum
publik. Dengan demikian putusan Pengadilan TUN berlaku bagi
siapa saja, tidak hanya bagi pihak yang bersengketa.
***
68
BAGIAN 14
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
***
Dasar hukum
***
Istilah hukum:
69
6. Mandat = pelimpahan kewenangan dari atasan ke bawahan, dan
si atasan masih sebagai penanggungjawab
***
ASN
1. Administrator
2. Pengawas
3. Pelaksana
1. Utama
2. Madya
3. Pratama
***
70
c. IC (juru)
d. ID (juru tingkat 1)
2. Golongan II = pengatur (lulusan SMA sampai D3)
a. IIA (pengatur muda) = SMA = setiap 4 tahun naik
golongan
b. IIB (pengatur muda tingkat 1)
c. IIC (pengatur)
d. IID (pengatur tingkat 1)
3. Golongan III = penata (D4 atau S1 sampai S3)
a. IIIA (penata muda) = S1
b. IIIB (penata muda tingkat 1) = S2
c. IIIC (penata)
d. IIID (penata tingkat 1)
4. Golongan IV = pembina
a. IVA (pembina)
b. IVB (pembina tingkat 1)
c. IVC (pembina utama muda)
d. IVD (pembina utama madya)
e. IVE (pembina utama)
***
***
Hak PNS:
71
2. Cuti
3. Jaminan pensiun, jaminan hari tua
4. Perlindungan
5. Pengembangan kompetensi
Hak PPPK:
1. Gaji, tunjangan
2. Cuti
3. Perlindungan
4. Pengembangan kompetensi
***
Pemberhentian hormat:
1. Meninggal
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pensiun (58 tahun untuk administrasi, 60
tahun untuk pimpinan tinggi)
4. Perampingan organisasi
5. Tidak cakap jasmani atau rohani
6. Penjara 2 tahun dan tindak pidana tidak berencana
7. Pelanggaran disiplin PNS berat
Perlindungan:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian
4. Bantuan hukum
72
BAGIAN 15
***
Cerai Talak:
73
6. Pemeriksaan permohonan cerai talak, dilakukan majelis
maksimal 30 hari.
7. Pemeriksaan sidang cerai talak dilakukan secara tertutup.
***
Cerai Gugat:
***
***
***
Wali adhal adalah wali yang enggan menikahkan seorang wanita yang
berada dibawah perwaliannya.
***
74
Dzawil furud = lapis 1 = ahli waris yang bagiannya telah tercantum =
dihitung pertama kali
Dzawil arham = lapis 3 = ahli waris pengganti jika dzawil furud telah
meninggal
***
75
BAGIAN 16
HUKUM ACARA MILITER
***
***
Kompetensi absolut:
***
76
2. Pengadilan militer tinggi = tata usaha militer tingkat pertama,
pidana tingkat pertama, pidana tingkat banding
a. Mengadili prajurit berpangkat mayor keatas
3. Pengadilan militer utama = tata usaha militer tingkat banding,
pidana tingkat banding
a. Sengketa kewenangan antara dua pengadilan militer
4. Pengadilan militer pertempuran = tingkat pertama dan terakhir
di daerah pertempuran
***
***
Penyidik:
Penyidik pembantu:;
77
Papera = Perwira penyerah perkara, yang menentukan suatu pidana
yang dilakukan prajurit TNI.
Pangkat
kehormatan Jenderal Besar Laksamana Besar Marsekal Besar
(hingga 2010)
Laksamana
Letnan Jenderal Marsekal Madya
Madya
Perwira
tinggi
Mayor Jenderal Laksamana Muda Marsekal Muda
Laksamana Marsekal
Brigadir Jenderal
Pertama Pertama
Perwira
Letnan Kolonel Letnan Kolonel Letnan Kolonel
menengah
78
pertama
Letnan Satu Letnan Satu Letnan Satu
Tamtama
Kopral Satu Kopral Satu Kopral Satu
kepala
79
Prajurit Satu Kelasi Satu Prajurit Satu
***
1. Perwira
2. Bintara
3. Tamtama
1. Tamtama
Tamtama Kepala: Ajun Brigadir Dua, Ajun Brigadir Satu, hingga Ajun
Brigadir Polisi.
2. Bintara
Bintara Tinggi: Ajun Inspektur Polisi Dua hingga Ajun Inspektur Satu.
80
3. Perwira
81
BAGIAN 17
***
***
UUD = constitution
PP = government regulation
82
Perda kab/kota = local/district government regulation
***
Presiden = president
MA = supreme court
MK = constitutional court
KY = judicial commission
***
83
Pengadilan tingkat banding = second level court
Banding = appeal
Kasasi = cassation
***
Hakim = judge
Jaksa = prosecutor
Terdakwa = defendent
Saksi = witness
***
84
Hukum administrasi = administrative law
***
Ayat = paraghraph
Dakwaan = indictment
Gugatan = lawsuit
Permohonan = plea
85