Anda di halaman 1dari 44

HUKUM PERIZINAN

Oleh:
Syahrizal, S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Literatur

Adrian Sutedi, S.H.,M.H ., Hukum Perizinan Dalam Sektor


Pelayanan Publik,. Penerbit, Sinar Grafika

Y. Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem dan Upaya


Pemecahannya,. Penerbit Grasindo.

Tim Redaksi Forum Sahabat, Pedoman Praktis Pengurusan


Izin. Penerbit Forum Sahabat.

Anton Yudi Setianto, dkk. Panduan Lengkap Pengurusan


Perizinan dan Dokumen, Penerbit Forum Sahabat

PENGERTIAN PERIZINAN
Pengertian Izin: (salah satu instrumen yang paling
banyak digunakan dalam hukum administrasi
negara)
Di dalam Kamus Hukum, izin dijelaskan sebagai:
perkenan/ izin dari pemerintah berdasarkan undangundang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan
untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan
pengawasan khusus, tetapi pada umumnya tidaklah
dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak
dikehendaki.

Definisi izin dari para Pakar


1.

2.

3.

Ateng Syafrudin mengatakan bahwa izin bertujuan


dan berarti menghilangkan halangan, dan yang
dilarang menjadi boleh, atau (sebagai peniadaan
ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret)
Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum
administrasi negara bersegi satu yang
mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret
berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana
ditetapkan oleh ketentuan peraturan peundangundangan.
E.Utrecht, mengatakan bahwa bila perbuatan
peraturan umumnya tidak melarang suatu perbuatan,
tetapi masih juga memperkenankannya asal saja
diadakan secara yang ditentukan untuk masingmasing hal konkret, keputusan administrasi negara
yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat
suatu izin (vergunning)

Definisi izin dari para Pakar


4.

5.

Bagir Manan, menyebut bahwa izin dalam arti luas


berarti suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan
melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara
umum dilarang.
N.M.Spelt dan J.B.J.M ten Berge, membagi pengertian
izin dalam arti luas dan dalam arti sempit, yakni:
izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak
digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah
menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk
mengemudikan tingkah laku para warga.
Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan
undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan
larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang


memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu
yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan bagi
suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan
pengawasan khusus atasnya. (paparan luar dari pengertian
izin).
Izin dalam arti sempit: Adalah pengikatan-pengikatan dalam
suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada
keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu
tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan
yang buruk.
Seperti pembebasan/ dispensasi adalah pengecualian atas
larangan sebagai aturan umum yang berhubungan erat dengan
keadaan-keadaan khusus
Tujuannya ialah pengaturan tindakan-tindakan yang oleh
pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela,
namun dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan
sekedarnya.

Hal yang pokok pada izin dalam arti sempit ialah bahwa
suatu tindakan dilarang, kecuali diperkenankan dengan
tujuan agar dalam ketentuan yang bersangkutan dengan
perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas
tertentu bagi tiap kasus. Jadi persoalannya bukanlah
untuk hanya memberi perkenan dalam keadaan-keadaan
yang sangat khusus, tetapi agar tindakan-tindakan yang
diperkenankan
dilakukan
dengan
cara
tertentu
(dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan)
a.
b.
c.
d.

Lisensi
Konsesi
Dispensasi
Rekomendasi

Yang tergolong kepada izin dalam arti sempit


adalah:
a.

Lisensi
Lisensi adalah pengertian khas Indonesia di Negeri Belanda
tidak ada. Istilah tersebut berasal dari Hukum Administrasi
Negara Amerika Serikat, license, yang dalam bahasa Belanda
vergunning.
Jadi pengertian lisensi secara umum adalah: suatu izin yang
memberikan hak untuk menyelenggarakan suatu perusahaan.
Lisensi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang
memperkenankan seseorang untuk menjalankan suatu
perusahaan dengan izin khusus atau istimewa.
Lisensi memiliki beberapa syarat dan syarat itu sangat
tergantung kepada apa yang mau dilisensikan. Kalau untuk
nama atau merek tentunya nama tersebut sudah berkembang,
sudah terkenal, dan memiliki brand image. Jadi, nama tersebut
sudah mewakili keunggulan-keunggulan produk atau jasa.
Seperti itu semestinya.

b.

Konsesi:
Merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan
yang besar dimana kepentingan umum terlibat erat sekali
sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari
pemerintah, tetapi oleh pemerintah diberikan hak
penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang
izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya dapat
berupa kontraktual atau kombinasi antara lisensi dengan
pemberian status tertentu dengan hak dan kewajiban
serta syarat-syarat tertentu.
Prof. var Vollenhoven yang dapat dipakai sebagai
pegangan: Maka yang disebut konsesi itu ialah bila mana
orang-orang partikulir setelah berdamai dengan
Pemerintah, melakukan sebagian dari pekerjaan
Pemerintah.
Bentuk konsesi ini terutama digunakan untuk berbagai
aktivitas yang menyangkut kepentingan umum, yang
tidak mampu dijalankan sendiri oleh Pemerintah, lalu
diserahkan kepada perusahaan-perusahaan swasta. (H.D.
van Wijk)

c.

Dispensasi
Dispensasi ialah keputusan administrasi negara yang
membebaskan suatu perbuatan dari kekuasaan
peraturan yang menolak perbuatan tersebut.
W.K. Prins ,mengatakan bahwa dispensasi adalah:
tindakan pemerintah yang menyebabkan suatu
peraturan perundang-undangan menjadi tidak
berlaku bagi suatu hal yang istimewa (relaxiatio
legis)
Menurut Ateng Syafruddin: dispensasi bertujuan
untuk menembus rintangan yang sebetulnya secara
normal tidak diizinkan, jadi dispensasi berarti
menyisihkan pelarangan dalam hal yang khusus
(relaxatie legis)

d.

Rekomendasi
Rekomendasi dapat diartikan sebagai pertimbangan
yang diberikan oleh badan atau pejabat yang
berwenang untuk digunakan dalam pemberian izin
pada suatu bidang tertentu. Rekomenasi merupakan
suatu instrument yang cukup penting dalam soal
perizinan, karena rekomendasi diberikan oleh badan
atau jabatan yang mempunyai kompetensi dan
kapasitas khusus dalam bidang tertentu, bahkan
didasarkan pada keahlian dalam suatu disiplin
tertentu.

Tujuan dan Sifat Perizinan


Yang jelas tujuan dari perizinan itu adalah: bahwa Pemerintah
terlibat dalam kegiatan warga negara. Dalam hal ini Pemerintah
mengarahkan warganya melalui instrumen yuridis berupa izin.
Kadang kala pemerintah harus terlibat dalam hal pengawasan
walaupun izin sudah diterbitkan dan pihak pemegang izin
diharuskan dapat melaporkan secara berkala dan lain
sebagaianya.
Adapun yang merupakan tujuan perizinan adalah:
1. Keinginan mengarahkan/mengendalikan aktifitas-aktifitas
tertentu (misalnya izin bangunan)
2. Keinginan mencegah bahaya bagi lingkungan (misalnya izin
lingkungan). Dalam pasal 67 UU 32 Tahun 2009, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup; Setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan
hidup

3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (misalnya izin tebang,


izin membongkar monumen)
Menurut pasal 15 ayat 2, UU nomor 5 Tahun 1992, tentang Benda
Cagar Budaya, tanpa izin Pemerintah setiap orang dilarang:
a. Membawa benda cagar budaya ke luar wilayah Republik
Indonesia;
b. Memindahkan benda cagar budaya dari daerah satu ke daerah
lain;
c. Mengambil atau memindahkan benda cagar budaya baik
sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat;
d. Mengubah bentuk dan/ atau warga serta memugar benda
cagar budaya;
e. Memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesatuannya;
f. Memperdagangkan atau memperjualbelikan atau
memperniagakan benda cagar budaya.

4. Keinginan membagi benda-benda yang sedikit jumlahnya


(misalnya izin menghuni di daerah padat penduduk)
5. Keinginan untuk menyeleksi orang-orang dan aktifitasaktifitasnya (misalnya pengurus organisasi harus
memenuhi syarat-syarat tertentu) (Philipus M Hadjon,
1998:4 5)

Sifat Izin
Izin bersifat bebas: adalah izin sebagai keputusan tatausaha
negara yang penerbitannya tidak terkait pada aturan dan
hukum tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki
kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian
izin.
Izin bersifat terikat, adalah sebagai keputusan tatausaha negara
yang penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan
tidak tertulis serta organ yang berwenang dalam izin kadar
kebebasannya dan kewenangannya tergantung pada kadar
sejauhmana peraturan perundang-undangan mengaturnya.
Misalnya, IMB, Usaha Industri, dll.
Izin yang bersifat menguntungkan: yaitu merupakan izin yang
mempunyai sifat menguntungkan pada yang bersangkutan. Izin
yang bersifat menguntungkan isinya nyata keputusan
merupakan titik pusat yang memberikan anugrah kepada yang
bersangkutan. Dengan kata lain yang menerima izin diberi hak
atau pemenuhan tuntutan yang tidak akan ada tanpa keputusan
tersebut.
Misalnya: SIM, SIUP, SITU dll.

Izin yang sifat memberatkan: yaitu merupakan izin yang


isinya mengandung unsur-unsur memberatkan dalam
ketentuan-ketentuan yang berkaitan kepadanya.
Artinya izin ini adalah memberikan beban kepada orang lain
atau masyarakat sekitarnya.
Misalnya: memberikan izin kepada perusahaan tertentu, bagi
yang tinggal disekitarnya merasa dirugikan (izin tersebut
merupakan suatu beban).
Izin yang segera berakhir: yaitu merupakan izin yang
menyangkut tindakan-tindakan yang akan segera berakhir,
atau izin yang masa berlakunya relatif pendek.
Misalnya: izin mendirikan bangunan (IMB) yang hanya
berlaku untuk mendirikan bangunan saja dan berakhir saat
bangunan selesai didirikan.

Izin yang berlangsung lama: yaitu merupakan izin yang


menyangkut tindakan-tindakan yang berakhir masa
berlakunya relatif lama.
Misalnya: izin usaha industri yang berhubungan dengan
lingkungan.
Izin yang bersifat pribadi: yaitu izin yang isinya tergantung
pada sifat atau kualitas pribadi dan permohonan.
Misalnya: izin mengemudi
Izin yang bersifat kebendaan: yaitu izin yang isinya
tergantung pada sifat dan objek izin.
Misalnya: izin HO, SITU dan lain-lain.

Urgensi Izin
1. Sebagai Landasan Hukum
Dapat dipahami bahwa kegiatan tertentu memang tidak
dapat dilakukan oleh warga masyarakat tanpa adanya izin
dari organ pemerintah yang berwenang. Kenyataan
tersebut dapat dimengerti karena berbagai hal sering kali
terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh pemohon izin.
Oleh karena itu, izin menjadi dasar hukum bagi pelaku
kagiatan untuk dapat memulai kegiatan tersebut.
Hak dan kewajibannya yang terkait dengan kegiatan akan
lahir setelah izin diterbitkan.

2. Sebagai Instrumen untuk Menjamin Kepastian Hukum


Di dalam izin pada umumnya dimuat berbagai hal, baik yang bersifat
subjektif maupun objektif. Misalnya dapat dilihat dalam izin itu siapa yang
diberikan hak untuk dapat melakukan kegiatan yang identitasnya sering
kali telah dicantumkan dengan jelas.
Disamping itu orang atau lembaga yang diberi izin disebutkan jenis
kegiatan yang diizinkan, batasan kegiatan, waktu, volume, dan hal-hal
lainnya.
Dengan muatan-muatan tersebut izin tentu dapat dipergunakan sebagai
pegangan oleh pihak pemegang izin.

3. Sebagai Instrumen untuk Melindungi Kepentingan


Izin sebagai suatu keputusan dapat digunakan sebagai instrumen
perlindungan kepentingan, baik kepentingan pemohon, pemerintah,
maupun lainnya.
Dapat melindungi pemegang izin yaitu: dalam proses pemberian izin
sering telah dilakukan pemenuhan persyaratan dan pengujian, jika
izin telah diberikan berarti kegiatan itu telah teruji, aman dan
sebagainya.
Dapat melindungi pemerintah, yaitu: dalam hal pengambilan tindakan
oleh pemerintah apabila terjadi pelanggaran dalam klausul yang ada
pada suatu keputusan perizinan.
Dapat melindungi kepentingan masyarakat sebagai pihak ketiga,
seperti izin HO, bahwa pemohon wajib meminta persetujuan dari
masyarakat sekitar/ lingkungan kegiatan.

4. Sebagai Alat Bukti dalam Hal Ada Klaim


Sebagai sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah dan dijadikan sebagai dasar dalam melakukan
kegiatan, maka izin dapat dijadikan sebagai alat bukti bahwa
yang bersangkutan telah diperbolehkan oleh Pemerintah.
Artinya: dalam meyangkut kegiatan tertentu dapat dilihat;
siapa yang diberi izin, sejak kapan, berapa lama, dilakukan
dimana?

UNSUR-UNSUR PERIZINAN
1.

Wewenang
Dalam Negara Hukum Modern tugas, kewenangan pemerintah tidak
hanya sekedar menjaga ketertiban dan keamanan, tetapi juga
mengupayakan kesejahteraan umum (bestuurszorg). Tugas dan
kewenangan pemerintah untuk menjaga ketrtiban dan keamanan
merupakan tugas klasik yang sampai kini masih dipertahankan. Dalam
rangka melaksanakan tugas ini kepada pemerintah diberikan wewenang
dalam bidang pengaturan, yang dari fungsi pengaturan ini muncul
beberapa instrumen yuridis untuk menghadapi peristiwa individual dan
konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan.

2.

Izin sebagai bentuk ketetapan:


tugas negara Dalam rangka melaksanakakan tugas dan kewenangan
pemerintah yaitu keamanan dan ketertiban sebagai bentuk tugas negara
klasik. Maka disamping itu perlu juga berupaya mensejahterakan rakyat
sebagai negara kesejahteraan. Untuk itu pemerintah diberi kewenangan
untuk mengatur, yang dari fungsi kewenangan ini muncul beberapa
instrumen yuridis untuk menghadapi berbagai pertistiwa. dalam bentuk
ketetapan. Berdasarkan jenis-jenis ketetapan, izin termasuk sebagai
ketetapan yang bersifat konstitutif, yakni ketetapan yang menimbulkan
hak baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya
tercantum dalam ketetapan itu, atau ketetapan yang memperkenankan
sesuatu yang sebelumnya tidak diperbolehkan.

I
Berbagai aspek dalam ketetapan perizinan akan selalu memuat,
sebagai berikut; (1) persyaratan, (2) hak dan kewajiban, (3) tata cara
(prosedur), (4) jangka waktu keberlakuan, (5) waktu pelayanan, (6)
biaya, (7) mekanisme komplain dan pelayanan sengketa, dan (8)
sanksi.
3.

Lembaga Pemerintah/ Organ Pemerintah


Lembaga pemerintah adalah: lembaga yang menjalankan urusan
pemerintahan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
Menurut Sjachran Basah, dari penelusuran pelbagai ketentuan
penyelenggaraan pemerintahan dapat diketahui bahwa mulai dari
administrasi negara tertinggi (presiden) sampai dengan administrasi
negara terendah (lurah) berwenang memberikan izin. Ini berarti
terdapat aneka ragam administrasi negara (termasuk instansinya)
pemberi izin, yang didasarkan pada jabatan yang dijabat baik
ditingkat pusat maupun daerah.

Terlepas dari beragamnya organ pemerintahan atau


administrasi negara yang mengeluarkan izin, yang pasti
adalah bahwa izin hanya boleh dikeluarkan oleh organ
pemerintahan.
Menurut N.M.Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, keputusan yang
memberikan izin harus diambil oleh organ yang berwenang,
dan hampir selalu yang terkait adalah organ-organ pada
tingkat penguasa nasional (seorang menteri) atau tingkat
penguasa-penguasa daerah

4.

Peristriwa Kongkrit
Disebut bahwa izin merupakan instrumen yuridis yang berbentuk
ketetapan, yang digunakan oleh pemerintah dalam menghadapi
peristiwa konkret dan individual.
Peristiwa konkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu
tertentu, orang tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu.
Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan keragaman
perkembanan masyarakat, izin pun memiliki berbagai keragaman.
Izin yang jenisnya beragam itu dibuat dalam proses yang cara
prosedurnya tergantung dari kewenangan pemberi izin, macam
izin dan struktur organisasi instansi yang menerbitkanya.

5. Proses dan Prosedur


Pada dasarnya penerbitan izin harus melalui permohonan
dari pihak yang menginginkan izin baik dalam izin usaha
maupun dalam bentuk kegiatan lainnya. Tentunya prosedur
dan mekanisme sudah ditentukan oleh lembaga atau instansi
yang memberikan izin.
Disamping telah menempuh
prosedur tertentu, pemohon izin juga harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara
sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin.
Dalam pelaksanaan perizinan, lack of competencies sangat
mudah untuk dijelaskan:

Pertama: Proses izin membutuhkan adanya pengetahuan,


tidak hanya sebatas aspek legal dari proses perizinan, tetapi
lebih jauh dari aspek tersebut.
Kedua: Proses izin memerlukan dukungan keahlian dari
aparatur tidak hanya mengikuti tata urusan prosedurnya,
tetapi hal-hal lain yang sangat mendukung kelancaran
perizinan itu sendiri.
Ketiga: proses perizinan tidak terlepas dari interaksi antara
pemohon dengan pemberi izin. Dalam interaksi tersebut
terkadang muncul prilaku yang menyimpang baik yang
dilakukan oleh aparatur yang dipacu oleh kepentingan bisnis
pelaku usaha, sehingga aparatur maupun pelaksana
perizinan dituntut untuk memiliki prilaku yang positif dengan
tidak memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi. Masih
sangat sering dijumpai praktek-praktek yang tercela dalam
proses perizinan seperti suap dan sebagainya.

5. Prosedur dan Persyaratan

Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu


yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin.

Disamping harus menempuh prosedur tertentu, permohonan izin juga


harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan
secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin.

Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis


izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin.

6. Persyaratan:
Persyaratan merupakan hal yang harus dipenuhi
oleh si
pemohon untuk memperoleh izin. Persyaratan tersebut berupa
dokumen kelengkapan atau surat-surat.
Persyaratan harus bersifat konstitutif dan kondisional.
Bersifat konstitutif adalah karena ditentukan suatu perbuatan
atau tingkah laku tertentu yang harus (terlebih dahulu)
dipenuhi. Artinya dalam hal pemberian izin itu ditentukan suatu
perbuatan konkret, dan bila tidak dipenuhi dapat dikenakan
sanksi.
Bersifat kondisional, karena penilaian tersebut baru ada dan
dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah
laku yang disyaratkan itu terjadi.
Persyarat harus ditentukan secara sepihak oleh pemberi izin,
tidak dapat sekehendak hati si pemohon atau secara arbitrer
(sewenang-wenang), tetapi harus dijalankan dengan peraturan
perundang-undangan..

7.

Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian izin harus ditentukan oleh instansi yang
bersangkutan. Mulai dari pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan.
Dimensi waktu ini melekat, karena adanya tatacara dan
proses perizinan yang ditempuh. Oleh karena itu regulasi dan
deregulasi harus memenuhi criteria:
Disebut dengan jelas
Waktu yang ditetapkan sesingkat mungkin
Diinformasikan secara luas bersama-sama dengan prosedur
dan persyaratan.

8.

Biaya Perizinan
Penetapan besarnya biaya pengurusan perizinan perlu
memperhatikan hal-hal:
Rincian biaya harus jelas untuk setiap perizinan, khususnya yang
memerlukan tindakan seperti penelitian, pemeriksaan, pengukuran
dan pengajuan.
Ditetapkan
oleh
peraturan
perundang-undangan
atau
memperhatikan prosedur sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Pembiayaan menjadi hal dasar dari suatu perizinan, walaupun


demikian harus berpedoman kepada pelayanan public yang baik
dan bagus. Pembiayaan perizinan bukan sebagai alat budgetaire
negara. Oleh karena itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Disebut dengan jelas
Terdapat (mengikuti) standar nasional
Tidak ada pengenaan biaya lebih dari sekali untuk setiap objek
(syarat) tertentu.
Perhitungan didasarkan pada tingkat real cost (biaya yang
sebenarnya)
Besarnya biaya diinformasikan secara luas.

9. Pengawasan penyelenggaraan izin


Dalam banyak hal kita akui bahwa pelayanan perizinan pemerintah masih
buruk. Hal ini disebabkan:
Pertama: tidak adanya system insentif untuk melakukan perbaikan.
Kedua: buruknya tingkat pengambilan inisiatif dalam pelayanan perizinan,
yang ditandai dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada aturan
formal (rule driven) dan petunjuk pimpinan dalam melakukan tugas
pelayanan.
Pelayananperizinan dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah digerakkan oleh
peraturan dan anggaran bukan digerakkan oleh misi. Dampaknya
menjadi kaku, tidak kreatif dan tidak inovatif sehingga tidak dapat
mengakomodasi kepentingan masyarakat yang selalu berkembang.
Ketiga: budaya aparatur yang masih kurang disiplin dan sering melanggar
aturan.
Keempat: budaya paternalistic yang tinggi, artinya aparat menempatkan
pimpinan sebagai prioritas utama, bukan kepentingan masyarakat.

Antisipasi terhadap tuntutan pelayanan yang baik membawa suatu


konsekwensi logis pemerintah untuk memberikan perubahan terhadap
pola budaya kerja aparatur pemerintah. Sebagai upaya melakukan
perubahan tersebut telah lahir Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik yang dalam Pasal 39 ayat (3) mengamanatkan
agar masyarakat dilibatkan dalam pengawasan pelayanan public. Namun
tatacara pengikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan
public diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (Pasal 39 ayat (4)
Disamping
itu kita mengenal pengawasan melekat (waskat).
Pengawasan melekat yang dilakukan diseluruh unit kerja pemerintah.
Istilah pengawasan melekat setidaknya telah digunakan secara formal
untuk pertama kalinya dalam Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983,
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Kemudian dalam Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pengawasan Melekat.
Pengawasan Melekat ini adalah serangkaian kegiatan yang bersiat
pengendalian secara terus menerus, dilakukan atasan langsung terhadap
bawahan.

10. Penyelesaian pengaduan sengketa


a. Pengaduan
Pimpinan Unit diwajibkan menyelesaikan pengaduan masyarakat,
apabila ada masyarakat yang tidak puas dengan pemberian
pelayanan.
Unit pelayanan harus dapat menampung pengaduan masyarakat,
hal ini dengan berbagai cara yaitu menyediakan loket/ kotak
pengaduan dan berbagai sarana lainnya.

Untuk menjadikan pengaduan sebagai sumber perbaikan pelayanan


perizinan, maka pengaduan harus dikelola dengan baik dan benar,
harus memenuhi unsur-unsur:
Penentuan prioritas pengaduan yang masuk
Adanya prosedur penyelesaian pengaduan
Adanya pejabat/ petugas secara khusus yang bertanggung jawab
atas pengaduan
Adanya standar waktu penyelesaian pengaduan.

b. Sengketa
Apabila penyelesaiann pengaduan oleh pemohon atau pihak yang
dirugikan akibat dikeluarkannya izin, maka dapat melakukan
penyelesaian malalui jalur hukum, yaitu melalui mediasi, atau
kepengadilan untuk penyelesaian sengketa hukum perizinan
tersebut.
Harus adanya mekanisme komplain dalam penyelesaian sengketa
karena adanya berbagai pihak yang terlibat. Yang harus
diperhatikan adalah:

Prosedur sederhana dibuka (dapat diakses) secara luas


Menjaga kerahasiaan pihak yang melakukan komplain
Menggunakan berbagai media
Dilakukan penyelesaian sesegera mungkin
Membuka akses penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan
atau non pengadilan.

10. Sanksi
Perizinan di Indonesia ke depan harus memperharikan materi
sanksi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Disebut secara jelas terkait dengan unsur-unsur yang dapat
diberikan sanksi dan sanksi apa yang diberikan.
b. Jangka waktu pengenaan sanksi disebutkan
c. Mekanisme pengguguran sanksi

10. Hak dan Kewajiban


Hak dan kewajiban antara pemohon dan instansi pemberi izin
harus tertuang dalam regulasi dan deregulasi perizinan di
Indoneisia. Dalam hal ini juga harus memperhatikan:
a. Tertulis dengan jelas
b. Seimbang antara pihak
c. Wajib dipenuhi oleh para pihak

Hak-hak masyarakat
Dalam UU No. 25 Tahun 2009, Tentang Pelayanan Publik
dikemukakan hal dan kewajiban masyarakat (yang
memohon izin) dan instansi pemberi layanan perizinan.
Hak-hak masyarakat, yaitu:
a. Mendapatkan pelayanan perizinan yang berikualitas
sesuai dengan azas dan tujuan pelayanan;
a.Mengetahui sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan;
b.Mendapat tanggapan atas keluhan yang diajukan secara
layak;
c.Mendapat perlindungan, dan pemenuhan pelananan;

Kewajiban masyarakat
a. Mengawasi dan memberitahukan kepada instansi
pemberi
layanan
perizinan
untuk
memperbaiki
pelayanannya apabila pelayanannya yang diberikan
tidak sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku;
b. Melaporkan penyimpangan pelaksanaan pelayanan
kepada Ombudsman apabila penyelenggaraan tidak
memperbaiki pelayanan seperti dalam angka 1 di atas;
c. Mematuhi dan memenuhi persyaratan, sistem, dan
mekanisme prosedur pelayanan perizinan;
d. Menjaga dan turut memelihara berbagai sarana dan
prasarana pelayanan umum;
e. Berpartisipasi aktif dan mematuhi segala keputusan
penyelenggaraan.

Fungsi Pemberian Izin


1. Segi Teknis Perkotaan
untuk mengatur, menetapkan, dan merencanakan
pembangunan perumahan, perkantoran, di wilayah
tertentu yang sesuai dengan potensial dan prioritas kota
yang dituangkan dalam Master Plan Kota. Hal ini untuk
mendapatkan pola pembangunan kota yang terencana
dan terkontrol.
Hal ini sangat penting karena akan menjadikan sebuah kota
yang teratur dan rapi serta akan menjamin keterpaduan
pelaksanaan pekerjaan pembangunan perkotaan.

Penyesuaian pemberian izin mendirikan bangunan


dengan Master Plan Kota akan memungkinkan
adanya koordinasi dengan berbagai Dinas teknis
dalam melaksanakan pembangunan kota.

2. Segi Kepastian Hukum

2. Segi Kepastian Hukum


Bagi masyarakat pentingnya izin mendirikan bangunan ini adalah untuk
mendapatkan kepastian hukum terhadap hak bangunan yang dilakukan, sehingga
tidak adanya gangguan atau hal-hal yang merugikan pihak lain dan akan
memungkinkan untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman dalam pelaksanaan
usaha atau pekerjaan.
Selain itu izin mendirikan bangunan tersebut bagi sipemilik dapat berfungsi antara
lain:
a.Bukti milik bangunan yang sah
b.Kekuatan hukum terhadap ganti rugi dalam hal berikut:
1)Terjadinya hak milik untuk keperluan pembangunan yang bersifat untuk
kepentingan hukum;
2)Bentu-bentuk kerugian yang diderita pemilik bangunan lainnya yang berasal dari
kebijaksanaan dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah;
3)Segi pendapatan daerah, dalam hal ini pendapatan daerah, maka izin mendirikan
bangunan adalah salah satu sector pemasukan yang tidak dapat diabaikan begitu
saja. Melalui pemberian izin ini dapat dipungut retribusi izin mendirikan bangunan.
Retribusi ini didasarkan atas persentase dari taksiran biaya bangunan yang
dibedakan menurut fungsi bangunan tersebut. Retribusi ini dibebankan kepada orang
atau badan hukum yang namanya tercantum dalam surat izin yang dikeluarkan itu.

Fungsi Perizinan Secara Teoritis


1.

Instrumen Rekayasa Pembangunan


Perizinan adalah instrumen yang manfaatnya ditentukan oleh tujuan
dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah. Jika perizinan
dimaksudkan hanya sebagai sumber income daerah, maka hal ini
tentu akan memberikan dampak negatif (disinsentif) bagi
pembangunan.
Pada sisi yang lain, jika prosedur perizinan dilakukan dengan caracara yang tidak transparan, tidak ada kepastian hukum, berbelit-belit,
dan hanya bisa dilakukan dengan cara-cara yang tidak sehat, maka
perizinan juga bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan sosial
ekonomi daerah. Dengan demikian baik buruknya, tercapai tidaknya,
tujuan perizinan akan sangat ditentukan oleh prosedur yang
ditetapkan dan dilaksanakan.
Semakin mudah, cepat, dan transparan prosedur pemberian
perizinan, maka semakin tinggi potensi perizinan menjadi instrumen
rekayasa pembangunan.

3.

Peraturan Perundang-undangan
Salah satu prinsip dari negara hukum adalah wetmatigheid van
bestuur atau pemerintahan berdasarkan peraturan perundangundangan. Dengan kata lain, setiap tindakan hukum pemerintah, baik
dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan,
harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pembuat dan penerbit ketetapan izin merupakan tindakan hukum
pemerintahan. Sebagai tindakan hukum, maka harus ada wewenang
yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan atau harus
berdasarkan pada asas legalitas, tanpa dasar wewenang, tindakan
hukum menjadi tidak sah

Fungsi Perizinan Secara Teoritis


2.

Budgetering
Perizinan memiliki fungsi keuangan (budgetering) yaitu menjadi
sumber pendapatan bagi negara. Pemberian lisensi dan izin kepada
masyarakat dilakukan dengan kontraprestasi berupa retribusi
perizinan.
Karena negara mendapatkan kedaulatan dari rakyat, maka retribusi
perizinan hanya bisa dilakukan dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini dianut prinsip no taxation without the law .
Penarikan retribusi perizinan hanya dibenarkan jika ada dasar hukum,
yaitu undang-undang dan tau peraturan daerah. Hal ini untuk
menjamin bahwa hak-hak dasar masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan dari pemerintah tidak terlukai karena penarikan retribusi
yang sewenang-wenang dan tidak memiliki dasar hukum.

3.

Reguleren
Perizinan memiliki fungsi pengaturan (reguleren) yaitu menjadi
instrumen pengaturan tindakan dan perilaku masyarakat.
Sebagaimana juga dalam prinsip pemungutan pajak, maka perizinan
dapat mengatur pilihan tindakan dan perilaku masyarakat. Jika
perizinan terkait dengan pengaturan untuk pengelolaan sumber daya
alam, lingkungan, tata ruang, dan aspek strategis lainnya, maka
prosedur dan syarat harus ditetapkan peraturan perundangan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai