KESIMPULAN
Dari paparan tabel diatas perbandingan proses penyelesaian perkara dalam lingkup
peradilan umum dengan proses penyelesaian perkara dalam lingkup peradilan militer
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Antara militer dengan sipil mempunyai perbedaan yang mendasar, yakni bagaimana
sdalam militer ditempa dan menjalani kehidupan yang mempunyai disiplin prajurit
serta kode kehormatan prajurityang harus dijaga dengan sikap yang tentunya
masyarakat sipil mempunyai cara yang lebih bebas dalam menjalaninya. Serta
bagaimana militer dipersenjatai sehingga mereka memang harus dibedakan dari
masyarakat sipil.
2. Sejak kemerdekaan RI hingga saat sekarang ini, peradilan militer telah menjalani
perubahan berkali-kali, baik dari segi penamaan, tingkatan maupun kewenangan
mengadili. Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa peraturan tentang peradilan
militer, yang pada akhirnya lahir UU No. 31 tahun 1997. Tentang Peradilan Militer,
yang mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi beberapa peraturan sebelumnya.
4. Militer sebagai orang terdidik, dilatih dan dipersiapkan untuk bertempur, bagi
mereka diadakan norma-norma yang khusus. Mereka harus tunduk tanpa reserve pada
tata kelakuan yang telah ditentukan dan diawasi dengan ketat. Karena kekhususan
dalam mengemban tugas ini, mengakibatkan terjadinya pemisahan peradilan anggota
tentara dengan masyarakat umum. Penegakan disiplin yang sangat ketat dan harus
dipertanggung jawabkan di lembaga khusus jika melanggar. Mereka diadili dengan
aturan yang khusus berlaku bagi mereka dengan tidak mengesampingkan kenyataan
yang hidup ditengah masyarakat.