Anda di halaman 1dari 131

HUKUM TANAH NASIONAL

Oleh :
Hatta Isnaini Wahyu Utomo, S.H., M.Kn.

Bahan Diskusi Dalam Persiapan Menghadapi Ujian


Pejabat Pembuat Akta Tanah 2017
PENGERTIAN AGRARIA
 Kata “agraria” berasal dari bahasa latin “agrarius” yang
merupakan pengembangan dari kata “ager” yang berarti
tanah pertanian
 Hukum Agraria adalah suatu kelompok berbagai bidang
hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas
sumber- sumber alam, yang berupa lembaga-lembaga
hukum dan hubungan hukum konkret
dengan sumber-sumber alam
BUMI AIR
 Hukum Agraria menurut BOEDI (tanah)
HARSONO meliputi hukum tanah,
air, hukum pertambangan, hukum AGRARIA
perikanan, hukum penguasaan
atas tenaga dan unsur-unsur RUANG
ANGKASA
dalam ruang angkasa
HUBUNGAN AGRARIA DENGAN PERTANAHAN
 Pengertian Agraria mencakup bumi, air, udara dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya
 Bumi sebagai bagian dari agraria memiliki permukaan
yang disebut dengan Tanah

“...ditentukan adanya macam-macam


hak atas permukaan bumi, yang
disebut tanah...”
(Pasal 4 ayat (1) UUPA)
PERBEDAAN HUKUM AGRARIA DENGAN
HUKUM PERTANAHAN
 Kajian perbandingan hukum membuktikan, setiap
sistim hukum mengenal perbedaan tegas antara
Hukum Pertanahan (LAND LAW) dengan Hukum
Agraria (AGRARIAN LAW)
 Hukum Pertanahan mengatur tanah sebagai benda
tetap / tidak bergerak bertalian erat dengan hukum
harta kekayaan
 Hukum Agraria mengatur perbuatan hukum untuk
mengolah serta memanfaatkan tanah dalam hal ini
benda-benda di atas tanah dikategorikan sebagai benda
bergerak.
 Pada hukum pertanahan, tanah dibedakan jenisnya
menurut kedudukan hukum serta subjek pemegang
hak yang berhak memiliki dan mengurusnya.
POLITIK HUKUM PERTANAHAN
 Politik : Bermacam-mcam kegiatan dalam suatu sistem
politik (atau negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu untuk
melaksanakan tujuan-tujuan
 Politik Hukum Pertanahan : Garis besar kebijakan yang
ditetapkan oleh negara dalam usaha memelihara,
melestarikan, mempergunakan, memperuntukan,
mengusahakan, mengmbil manfaat, mengurus dan
membagi tanah untuk kepentingan kesejahteraan rakyat
dan negara
 Politik Hukum Pertanahan di Indonesia :
1. Politik Hukum Tanah Kolonial
2. Politik Hukum Tanah Nasional
POLITIK HUKUM TANAH KOLONIAL
1. VOC (1602-1799) Politik
2. H. W. Daendeles (1800-1811) Agraria
3. T. S. Raffles (1800-1811) Kolonial
4. Johannes Van Den Bosch (1830-1870) Lama
5. Agrarische Wet (Stb. 1870:55) Politik
Agraria
6. Agrarische Besluit (Stb. 1870:118)
Kolonial
7. Grond Vervreemdingsverbod (Stb. 1875:179) Baru
POLITIK AGRARIA KOLONIAL LAMA -
(era V.O.C.)

 Penyerahan sebagian hasil pertanian oleh petani kepada


kompeni tanpa pembayaran sepeserpun (Contingenten)
 Petani wajib menyerahkan seluruh hasil panen kepada
kompeni dengan pembayaran yang harganya ditetapkan
oleh kompeni (Verplichte Leverenten)
 Kerja rodi yang dibebankan kepada rakyat yang tidak
mempunyai tanah pertanian (Roerendiensten)
POLITIK AGRARIA KOLONIAL LAMA -
(era H.W. Daendeles)
 Tanah rakyat dijual kepada pemodal besar dari Cina,
Arab dan Belanda, selanjutnya lahir Tanah Partikelir
 Terdapat Hak Pertuanan di dalam Tanah Partikelir,
antara lain meliputi hak untuk :
1. Mengangkat dan memberhentikan kades
2. Menuntut kerja paksa
3. Memungut pajak
4. Mendirikan pasar
5. Memungut biaya pemakaian jalan untuk keperluan
tuan tanah
POLITIK AGRARIA KOLONIAL LAMA -
(era T.S. Raffles)
 Diterapkan kebijakan pajak tanah atau landrente
 Pada tanah di daerah swapraja, semua tanah adalah
milik raja sedangkan rakyat hanya sekedar memakai
dan menggarapnya
 Pada tanah milik raja dikenakan pajak bumi sebesar
2/5 dari hasil
POLITIK AGRARIA KOLONIAL LAMA -
(era Johannes Van Den Bosch)
 Menetapkan kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel)
 Landrente ditetapkan tidak lagi 2/5 dari hasil namun
1/5 dari tanah petani
 Petani dipaksa menanam komoditi yang telah
ditentukan pemerintah Belanda
 Hasil panen diserahkan pada pemerintah tanpa imbalan
apapun
 Bagi rakyat yang tidak mempunyai tanah pertanian
wajib mengganti dengan tenaganya untuk kerja paksa
selama 66 hari dalam tiap tahunnya
 Membatasi modal swasta dalam lapangan pertanian
besar
 Pengusaha swasta menyewa tanah dari negara
POLITIK AGRARIA KOLONIAL BARU
Tujuan Politik Agraria Kolonial Baru :
1. Mencari keuntungan sebesar mungkin bagi diri
penguasa kolonial yang merangkap menjadi pengusaha
2. Memberi kesempatan kepada swasta mendapatkan
tanah untuk usahanya dalam waktu yang lama, yaitu
75 tahun, dengan uang sewa yang murah
3. Memberi kesempatan kepada swasta asing untuk
menyewa tanah atau mendapat hak pakai atas tanah
bagi usahanya langsung dari penduduk bumiputera
menurut ordonansi sewa
POLITIK AGRARIA KOLONIAL BARU
(Agrarische Wet)
 Berlakunya Agrarische Wet menghapus dan menggantikan
politik kolonial konservatif (monopoli) dengan politik liberal
 Agrarische Wet lahir atas desakan pemodal besar Belanda
untuk memperoleh tanah yang luas dan kuat haknya
 Berlakunya Agrarische Wet pengusaha Belanda diberikan
kemudahan berusaha di Indonesia khususnya bidang
perkebunan melalui pemberian hak erfpacht dengan jangka
waktu 75 tahun

Agrarische Wet melahirkan dualisme hukum tanah :


1.Hak tanah menurut hukum Barat (eigendom,
erfpacht, opstal, dll.)
2.Hak bagi rakyat Indonesia yang berlaku menurut
hukum Adat
POLITIK AGRARIA KOLONIAL BARU
(Agrarische Besluit)
 Agrarische Besluit berlaku sebagai peraturan pelaksana dari
Agrarische Wet
 Berlakunya Agrarische Besluit sekaligus menjadi awal
lahirnya ASAS DOMEIN VERKLARING yang disebutkan
dalam Pasal 1 Agrarische Besluit :
“Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan Pasal 2
dan Pasal 3 Agrarische Wet, tetap dipertahankan asas
bahwa semua tanah yang pihak lain tidak dapat
membuktikan sebagai hak eigendomnya adalah
domain (milik) negara”
 Asas Domein Verklaring menetapkan negara berkedudukan
sebagai pemilik tanah

Fungsi...
...tanah
 Fungsi pernyataan Domein Verklaring :
1.Sebagai landasan hukum bagi pemerintah yang mewakili
negara sebagai pemilik tanah, untuk dapat memberikan
tanh dengan hak-hak Barat yang diatur dalam BW
2.Sebagai landasan untuk keperluan pembuktian bahwa
apabila terjadi suatu perkara yang berkaitan dengan
tanah maka negara tidak perlu membuktikan hak
eigendom atas tanah tetapi pihak lain yang wajib
membuktikannya
 Macam-macam tanah pada masa Agrarische Besluit :
1.Tanah Negara Bebas (Vrijland Domein), yaitu tanah yang
diatasnya tidak ada hak penduduk bumiputera
2.Tanah Negara Tidak Bebas (Onvrijland Domein), yaitu
tanah yang diatasnya ada hak penduduk bumiputera
POLITIK AGRARIA KOLONIAL BARU
(Grond Vervreemdingsverbod)
 Kebijakan yang dikeluarkan karena banyaknya penjualan
tanah-tanah milik penduduk bumiputera kepada orang-
orang Belanda atau Eropa
 Kebijakan ini menetapkan bahwa hak milik (adat) atas
tanah tidak dapat dipindahkan oleh orang-orang
bumiputera asli kepada bukan bumiputera asli
 Perjanjian yang dibuat dengan tujuan memindahkan hak
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
adalah batal demi hukum
POLITIK HUKUM AGRARIA NASIONAL
 Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945
 UU No. 5 Th. 1960 ttg Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA)
 TAP MPR IX/MPR/2001
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 :
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat
Landasan konstitusional politik agraria Nasional :
1.Perintah kepada Negara agar bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya diletakkan dalam
penguasaan negara
2.Tujuan penguasaan tersebut adalah untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
Ketentuan...
...rakyat
 Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 ditindaklanjuti
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA),
pada tanggal 24 September 1960
 Lahirnya UUPA menghapuskan dualisme hukum tanah
yang berlaku di Indonesia dan menciptakan dasar bagi
pembangunan Hukum Tanah Nasional yang berdasarkan
Hukum Adat, yang di-saneering dan disempurnakan sesuai
dengan kepentingan masyarakat dalam negara modern
dalam hubungan dengan dunia Internasional
 Hukum Agraria nasional ditujukan untuk kemakmuran,
kebahagiaan dan keadilan rakyat Indonesia
TAP MPR IX/MPR/2001
 Tap MPR IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria
dan Pengelolaan Sumber Daya Alam pada pokoknya
mengatur agar pemerintah melaksanakan penataan
kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang berkeadilan dengan
memperhatikan keperluan tanah untuk rakyat dan
menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan
sumber daya alam
 12 Prinsip-prinsip pembaharuan agraria :
a. Memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Ke
satuan Republik Indonesia
b.Menghormati dan memjunjung tinggi hak asasi manusia
c. Menghormati supremasi hukum dengan mengakomodasi
keanekaragaman dalam unifikasi hukum

d. Mensejahterakan...
... hukum
d.Mensejahterakan rakyat, terutama melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia
e. Mengembangkan demokrasi, kepatuhan hukum,
transparansi dan optimalisasi partisipasi rakyat
f. Mewujudkan keadilan termasuk kesetaraan gender dalam
penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan, dan
pemeliharaan sumber daya agraria/ sumber daya alam
g. Memelihara keberlanjutan yang dapat memberikan
manfaat yang optimal, baik untuk generasi sekarang
maupun generasi mendatang, dengan tetap
memperhatikan daya tampung dan daya dukung
lingkungan
h.Melaksanakan fungsi sosial, kelestarian, dan fungsi
ekologis sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat

i. Mengakui...
... setempat
i. Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar sektor
pembangunan antar daerah dalam pelaksanaan
pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam
j. Mengakui, menghormati, dan melindungi hak masyarakat
hukum adat dan keragaman budaya bangsa atas sumber
daya agraria/ sumber daya alam
k.Mengupayakan keseimbangan hak dan kewajiban negara,
pemerintah (pusat, daerah provinsi, kabupaten/kota, dan
desa atau yang setingkat), masyarakat dan individu;
l. Melaksanakan desentralisasi berupa pembagian
kewenangan di tingkat nasional, daerah provinsi,
kabupaten/kota, dan desa atau yang setingkat, berkaitan
dengan alokasi dan pengelolaan sumber daya agraria/
sumber daya alam.

6 Arah...
... alam
 6 Arah kebijakan pembaruan agraria adalah :
a. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
agraria dalam rangka sinkronisasi kebijakan
antarsektor demi terwujudnya peraturan perundang-
undangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
pembaharuan agraria
b. Melaksanakan penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
(landreform) yang berkeadilan dengan mempertahankan
kepemilikan tanah untuk rakyat.
c. Menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui
inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah secara
komprehensif dan sistematis dalam rangka
pelaksanaan landreform.
d. Menyelesaikan...
... landreform
d. Menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan
sumber daya agraria yang timbul selama ini sekaligus
dapat mengantisipasi potensi konflik di masa
mendatang guna menjamin terlaksananya penegakkan
hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip
pembaharuan agraria
e. Memperkuat kelembagaan dan kewenangannya dalam
rangka mengemban pelaksanaan pembaruan agraria
dan menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan
dengan sumber daya agraria yang terjadi.
f. Mengupayakan dengan sungguh-sungguh pembiayaan
dalam melaksanakan program pembaruan agraria dan
penyelesaian konflik-konflik sumber daya agraria yang
terjadi.
HUKUM TANAH NASIONAL
 Hukum Tanah diartikan sebagai keseluruhan ketentuan
hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur hak-hak penguasaan atas tanah sebagai
lembaga hukum maupun sebagai hubungan yang konkrit
 Hukum Tanah Nasional adalah Hukum Tanah yang
bersumber pada Hukum Adat, yang telah di-saneering
dan disempurnakan dan di dalam penyusunannya
didasarkan pada konsepsi, asas, lembaga, norma dan
sistem dalam Hukum Adat
 Dengan diundangkannya UUPA maka berlakulah Hukum
Tanah Nasional yang tunggal, dalam bentuk tertulis dan
berlaku diseluruh wilayah NKRI

Hukum...
...NKRI

 Hukum Tanah Nasional mutlak diperlukan karena :


a.Hukum agraria yang berlaku sebelum UUPA sebagian
tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari
pemerintah jajahan, dan sebagian lainnya lagi
dipengaruhi olehnya, hingga bertentangan dengan
kepentingan rakyat dan Negara didalam melaksanakan
pembangunan semesta dalam rangka menyelesaikan
revolusi nasional.
b.Sebagai akibat dari politik-hukum pemerintah jajahan
hukum agraria mempunyai sifat dualisme, yang
kemudian melahirkan masalah antar golongan dan
tidak sesuai dengan cita-cita persatuan Bangsa
c. Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan itu tidak
menjamin kepastian hukum.
Konsepsi...
...hukum

 Konsepsi Hukum Tanah Nasional memiliki sifat


KOMUNALISTIK RELIGIUS, artinya tanah di seluruh
wilayah NKRI adalah kepunyaan bersama dari bangsa
Indonesia, yang bersumber dari karunia Tuhan YME,
yang memungkinkan penguasaan tanah secara
individual dengan hak-hak atas tanah yang sifatnya
pribadi sampai dengan hak milik yang sekaligus
mengandung fungsi sosial sebagai unsur
kebersamaannya
UUPA MENCABUT PERATURAN KOLONIAL
(1) "Agrarische Wet" (Staatsblad 1870 No.55), sebagai yang
termuat dalam pasal 51 "Wet op de Staatsinrichting van
Nederlands Indie" (Staatsblad 1925 No.447) dan ketentuan
dalam ayat- ayat lainnya dari pasal itu;
(2) a. "Domienverklaring" tersebut dalam pasal 1 "Agrarisch
Besluit " (Staatsblad 1870 No.118);
b. "Algemene Domienverklaring" tersebut dalam Staatsblad
1875 No.119A;
c. "Domienverklaring untuk Sumatera" tersebut dalam
pasal 1 dari Staatsblad 1874 No.94f;
d. "Domeinverklaring untuk keresidenan Menado" tersebut
dalam pasal 1 dari Staatsblad 1877 No.55;
e. "Domienverklaring untuk residentie Zuider en
Oosterafdeling van Borneo" tersebut dalam pasal 1 dari
Staatsblad 1888 No.58.

(3) Koninklijk...
...No. 58.

(3) Koninklijk Besluit tanggal 16 April 1872 No.29 (Staatsblad


1872 No.117) dan peraturan pelaksanaannya;
(4) Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Indonesia sepanjang yang mengenai bumi, air serta
kekayaan alam yang terkandung didalamnya, kecuali
ketentuan-ketentuan mengenai hypotheek yang masih
berlaku pada mulai berlakunya Undang-undang ini.
ASAS-ASAS HUKUM TANAH NASIONAL
1. Asas Religius (Ps. 1 dan Ps. 49 UUPA)
Asas ini memperhatikan unsur-unsur yang bersumber
pada hukum agama. Hal ini ditunjukkan oleh
pernyataan bahwa bumi, air dan ruang angkasa
Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya merupakan karuniaTuhan YME kepada
bangsa Indonesia serta pernyataan bahwa hak milik
tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang
dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan
dan sosial, diakui dan dilindungi
2. Asas Kebangsaan (Ps. 1, 2 dan 9 UUPA)
Asas kebangsaan dalam Hukum Tanah Nasional
memiliki arti bahwa Hukum Tanah Nasional
memperhatikan semangat kebangsaan
Asas kebangsaan dapat lihat dari ketentuan dalam
Pasal 1 ayat (1) UUPA yang menyatakan “Seluruh
wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah-air dari
seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai
bangsa Indonesia”
Adanya Asas Kebangsaan menjadi landasan bahwa
hanya warganegara Indonesia saja yang dapat
mempunyai hak milik atas tanah, Hak milik tidak
dapat dipunyai oleh orang asing dan pemindahan
hak milik kepada orang asing dilarang
3. Asas Demokrasi (Ps. 9 UUPA)
Asas Demokrasi dalam Hukum Tanah Nasional
memiliki arti bahwa Hukum Tanah Nasional
memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang
untuk memperoleh suatu hak atas tanah tanpa melihat
gender, suku dan agama

4. Asas Pemisahan Horizontal (Horizontale Scheiding)


Asas Demokrasi dalam Hukum Tanah Nasional
memiliki arti bahwa dalam konsepsi Hukum Tanah
Nasional hak atas tanah tidak dengan sendirinya
meliputi bangunan atau tanaman yang ada di atasnya
TUJUAN UUPA
a. meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum
agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk
membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan
bagi Negara dan rakyat, terutama rakyat tani, dalam
rangka masyarakat yang adil dan makmur.
b. meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan
dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan.
c. meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian
hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat
seluruhnya.
HIERARKI HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
HAK BANGSA
(Ps. 1 UUPA)

HAK MENGUASAI NEGARA


(Ps. 2 UUPA)

HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT


(Ps. 3 UUPA)

HAK INDIVIDU
HAK ATAS TANAH HAK HAK MILIK TANAH
(primer & sekunder) JAMINAN ATAS SATUAN WAKAF
RUMAH SUSUN
HAK BANGSA
 Ps. 1 UUPA
 Hak Bangsa adalah Hak dari bangsa Indonesia atas
seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, yang
berada di dalam wilayah Republik Indonesia
Bumi : pengertian bumi, selain permukaan bumi,
termasuk pula tubuh bumi di bawahnya serta
yang berada di bawah air (Ps.1 ayat (4) UUPA)
Air : pengertian air termasuk baik perairan
pedalaman maupun laut wilayah Indonesia (Ps. 1
ayat (5) UUPA
Ruang Angkasa : ruang di atas bumi dan air (Ps. 1
ayat (6) UUPA

Hubungan...
...UUPA

 Hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta


ruang angkasa adalah hubungan yang bersifat abadi
artinya : bahwa selama rakyat Indonesia yang bersatu
sebagai bangsa Indonesia masih ada dan
selama bumi, air serta ruang angkasa
Indonesia itu masih ada pula, dalam keadaan
yang bagaimanapun tidak ada sesuatu
kekuasaan yang akan dapat memutuskan
atau meniadakan hubungan tersebut.

1. Unsur Kepemilikan yang beraspek


Unsur-Unsur keperdataan
Hak Bangsa
2. Unsur tugas kewenangan mengelola
yang beraspek publik
HAK MENGUASAI NEGARA
 Dari adanya Hak Bangsa sebagai hak penguasaan atas
bumi, air dan ruang angkasa yang tertinggi dibutuhkan
suatu alat untuk mengatur peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaannya
 Bangsa Indonesia selanjutnya memberikan kuasa kepada
negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat
untuk bertindak selaku badan penguasa, yang
kemudian melandasi lahirnya Hak Menguasai Negara
 Pasal 2 ayat (1) UUPA :
“Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-
undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud
dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada
tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai
organisasi kekuasaan seluruh rakyat”
Kata...
...rakyat.
 Kata"dikuasai“ dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA
bukanlah berarti "dimiliki", akan tetapi adalah
pengertian, yang memberi wewenang kepada Negara,
sebagai organisasi kekuasaan dari Bangsa Indonesia
itu, untuk pada tingkatan yang tertinggi:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaannya.
b. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat
dipunyai atas (bagian dari) bumi, air dan ruang
angkasa itu.
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang-orang dan
perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi,
air dan ruang angkasa.
HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT
 Ps. 3 UUPA
 Hak ulayat adalah kewenangan yang dimiliki oleh masyarakat
hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan
lingkungan warganya untuk mengambil manfaat dari sumber
daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi
kelangsungan hidupnya
 Hak ulayat merupakan salah satu lembaga-lembaga hukum
adat
 Dalam konsep UUPA hak ulayat akan diperhatikan
keberadaannya, dengan ketentuan :
1. Sepanjang hak tersebut menurut kenyataannya memang
masih ada pada masyarakat hukum yang bersangkutan
2. Sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa
3. Tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi
UUPA BERSUMBER PADA HUKUM ADAT
 Ps. 5 UUPA :
“Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan
ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara,
yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan
sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan
yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan
peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan
mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada
hukum agama”
 Hukum adat diartikan hukum Indonesia asli yang tidak
tertulis dalam bentuk peraturan perundangan
 Hukum adat yang dijadikan dasar UUPA adalah hukum
adat yang sudah di saneer atau di retool, sehingga hilang
sifat-sifat yang khusus daerah dan diberi sifat nasional
Hukum...
...Nasional

 Hukum Adat didijadikan dasar antara lain untuk :


1. Penggunaan konsepsi-konsepsi dan asas-asas hukum
dari hukum adat untuk dirumuskan dalam norma-norma
hukum
2. Penggunaan lembaga-lembaga hukum adat yang
dimodernisir dan disesuaikan dengan kebutuhan jaman
tanpa menghilangkan ciri dan sifat kepribadian Indonesia
3. Memasukkan konsep dan asas-asas hukum adat ke
dalam lembaga-lembaga yang diadopsi dari hukum asing
agar tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
FUNGSI SOSIAL TANAH

Pasal 6 "Semua hak atas tanah mempunyai


UUPA fungsi sosial"

 Pada hak atas tanah apapun yang dimiliki oleh seseorang,


tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan
dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata
untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
 Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya
dan sifat daripada haknya, sehingga bermanfaat baik bagi
kesejahteraan dan kebahagiaan yang pemilik tanah
maupun bermanfaat bagi masyarakat dan Negara

Dalam...
...negara
 Dalam ketentuan mengenai fungsi sosial tersebut tidak
berarti, bahwa kepentingan perseorangan akan terdesak
sama sekali oleh kepentingan umum (masyarakat)
 Kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan
haruslah saling mengimbangi, hingga pada akhirnya
akan tercapailah tujuan pokok, yaitu kemakmuran,
keadilan dan kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya
 Fungsi sosial dimaknai sebagai hubungan umum dan
khusus
 Secara umum setiap orang berhak mempunyai hak
kepemilikan atas tanah, tetapi dalam keadaan khusus
untuk suatu kepentingan umum maka hak kepemilikan
atas tanah tersebut dapat diambil oleh negara dengan
cara yang tidak sewenang-wenang
HAK ATAS TANAH DALAM UUPA
 Hak atas tanah adalah hak penguasaan atas tanah
yang memberikan kewenangan kepada pemegang
haknya untuk menggunakan tanah yang
dikuasainya dalam batas-batas yang telah
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
HAK ATAS TANAH
 Hak atas tanah menurut sifatnya dibedakan menjadi :
1. Hak Atas Tanah yang bersifat tetap, artinya hak atas
tanah tersebut tetap ada selama UUPA masih
berlaku atau belum dicabut dengan UU yang baru,
antara lain :
a.hak milik
b.hak guna usaha
c. hak guna bangunan
Pasal 16 ayat
d.hak pakai
(1) UUPA
e. hak sewa
f. hak membuka tanah
g. hak memungut-hasil hutan
2. Hak Atas Tanah yang bersifat sementara, artinya hak ini
dalam waktu singkat akan dihapus karena mengandung
sifat-sifat pemerasan, feodal dan bertentangan dengan
jiwa UUPA Pasal 53 UUPA
Hak...
...UUPA
 Hak atas tanah menurut asal tanahnya dibedakan menjadi :
1. Hak Atas Tanah yang bersifat Primer, yaitu Hak Atas
Tanah yang berasal dari tanah negara, antara lain :
a. Hak Milik
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Guna Bangunan
d. Hak Pakai
2. Hak Atas tanah yang bersifat sekunder, yaitu Hak Atas
tanah yang berasal dari tanah pihak lain, antara
lain:
a. Hak Guna Bangunan diatas Hak Milik
b. Hak Pakai diatas Hak Milik
c. Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan
d. Hak Pakai diatas Hak Pengelolaan
e. Hak Sewa
f. Dll.
Hak...
Dll...

 Hak Atas Tanah yang bersifat primer diperoleh berdasarkan


pemberian hak oleh negara, sedangkan Hak Atas Tanah
yang berisfat sekunder diperoleh dari pemberian hak oleh
pemilik tanah berdasarkan perjanjian
 Pada Hak Atas Tanah yang bersifat primer pemberian
haknya dibuktikan dengan Surat Keputusan Pemberian
Hak (SKPH) yang ditandatangani oleh Ka. BPN/Ka. Kanwil/
Ka. Kantah, sedangkan pada Hak Atas Tanah yang bersifat
sekunder pemberian haknya dibuktikan dengan Akta
Pemberian Hak yang dibuat dihadapan PPAT/Notaris
 Lahirnya Hak Atas Tanah yang bersifat primer adalah pada
saat didaftar dalam buku tanah oleh Kantor Pertanahan,
sedangkan lahirnya Hak Atas Tanah yang bersifat sekunder
lahir pada saat dibuat Akta Pemberian Hak
PERBANDINGAN HAK ATAS TANAH PRIMER DENGAN
HAK ATAS TANAH SEKUNDER
HAT PRIMER HAT SEKUNDER
Pemberian Pemberian Hak Oleh Pemberian Hak oleh
Hak Negara pemilik tanah
berdasarkan perjanjian
Pembuktian Surat Keputusan Akta Pemberian Hak
Hak Pemberian Hak yang dibuat oleh PPAT
(SKPH) yang (u/ Akta HGB/HP diatas
ditandatangani oleh Ka. HM) atau Notaris
BPN/Ka. Kanwil/ Ka.
Kantah
Lahirnya Pada saat didaftarkan Pada saat Akta
Hak dalam buku tanah Pemberian Hak yg
HAT ybs oleh Kantor dibuat dihadapan
Pertanahan PPAT/Notaris telah
ditandatangani
dengan sempurna
PENGERTIAN MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH
 Tanah Negara adalah tanah yang langsung dikuasai oleh
Negara, yaitu tanah-tanah yang diatasnya tidak dikuasai
dengan suatu hak atas tanah
 Hak Milik (HM) adalah hak turun-menurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan
mengingat fungsi sosial tanah (Ps. 20 UUPA)
Turun temurun artinya berlangsung terus, apabila
pemiliknya meninggal maka dapat dilanjutkan
kepemilikannya kepada ahli waris
Terkuat artinya dibanding dengan HAT yg lain HM adalah
yang paling kuat, induk dari hak-hak yang lain dan tidak
berinduk pada hak-hak yang lain
Terpenuh artinya jangka waktunya tidak terbatas, pemilik
mempunyai wewenang dan bebas memepergunakan
tanahnya
Hak...
...tanahnya
 Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh
Negara, dalam jangka waktu tertentu guna perusahaan
pertanian, perkebunan, perikanan atau peternakan (Ps.
28 UUPA)
Prinsip yang terdapat dalam UUPA menentukan bahwa
tanah pertanian harus dikerjakan sendiri oleh
pemiliknya sehingga HGU hanya dapat diberikan
diatas tanah negara karena peruntukannya adalah
untuk keperluan pertanian
Luas tanah yang dapat diberikan HGU u/ perorangan
adalah minimal 5 Ha dan maksimal 25 Ha, u/ badan
hukum luas maksimum ditetapkan oleh Menteri

Hak...
...Menteri
 Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk
mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan
atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan
jangka waktu paling lama 30 tahun (Ps. 35 UUPA)

 Hak Pakai adalah adalah hak untuk menggunakan


dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain,
yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
berwenang memberikannya atau dalam perjanjian
dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian
sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah,
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan
ketentuan-ketentuan UUPA
PERBEDAAN HAK ATAS TANAH DENGAN HAK
KEPEMILIKAN
 HAT adalah hak untuk menggunakan dan memanfaatkan
tanah
 Hak kepemilikan adalah hak untuk menikmati suatu
barang, baik barang bergerak maupun barang tidak
bergerak secara lebih leluasa dan untuk berbuat terhadap
barang itu secara bebas sepenuhnya
 HAT melekat pada hak kepemilikan
 Hak kepemilikan bersifat keperdataan yang tidak bisa
hapus
SUBYEK HUKUM HAK ATAS TANAH
HM HGU HGB HP
1.WNI Perorangan 1. WNI 1. WNI 1.WNI
2.Badan Hukum 2. Badan Hukum yg 2. Badan Hukum 2.Badan hukum yang
menurut PP 38/ didirikan menurut yg didirikan didirikan menurut
1963 hk Indonesia & menurut hk hukum Indonesia dan
a.Bank Negara berkedudukan di Indonesia & berkedudukan di
b.Badan Sosial/ Indonesia berkedudukan di Indonesia;
Keagamaan  Ps. 30 ayat (1) UUPA Indonesia 3.Departemen, Lembaga
c.Koperasi  Ps 2 PP 40/1996  Ps. 36 ayat (1) UUPA Pemerintah Non
Pertanian  Ps 19 PP 40/1996 Departemen, dan
Ps. 21 ayat (1)
Pemerintah Daerah;
& (2) UUPA 4.Badan-badan
keagamaan dan sosial;
5.Orang asing yang
berkedudukan di
Indonesia;
6.Badan hukum asing
yang mempunyai
perwakilan di
Indonesia;
7.Perwakilan negara
asing dan perwakilan
badan Internasional.
 Ps. 42 UUPA
 Ps 39 PP 40/1996
 Apabila subyek hukum tidak lagi memenuhi syarat
sebagai pemegang HAT maka dalam jangka waktu satu
tahun wajib dilepaskan atau dialihkan kepada pihak
lain yang memenuhi syarat
 Jika dalam jangka waktu satu tahun HAT tidak dilepaskan
atau dialihkan maka HAT hapus dan tanahnya menjadi
tanah negara
TANAH YANG DAPAT DIBERIKAN HAK ATAS TANAH
HM HGU HGB HP
Tanah Negara Tanah Negara a. Tanah Negara a. Tanah Negara
b. Tanah Hak b. Tanah Hak
Pengelolaan Pengelolaan
c. Tanah Hak c. Tanah Hak
Milik Milik

 Jika tanah yang akan diberikan HGU itu adalah tanah Negara
yang merupakan kawasan hutan, maka pemberian HGU
dapat dilakukan setelah tanah yang bersangkutan
dikeluarkan dari statusnya sebagai kawasan hutan
 Jika di atas tanah yang akan diberikan dengan HGU terdapat
tanaman dan/atau bangunan milik pihak lain yang
keberadaannya berdasarkan alas hak yang sah, pemilik
bangunan dan tanaman tersebut diberi ganti kerugian yang
dibebankan pada pemegang HGU yang baru
JANGKA WAKTU HAK ATAS TANAH
HM HGU HGB HP
Tidak terbatas → • Pertama Kali 1. PRIMER 1. PRIMER
selama paling lama 35 • Pertama Kali • Pertama Kali paling
pemiliknya Tahun (u/ paling lama 30 lama 25 Tahun
memenuhi syarat perorangan 25 Tahun • Perpanjangan paling
sebagai subyek tahun, lihat • Perpanjangan lama 20 Tahun
HM Pasal 28 ayat (1) paling lama 20 • Pembaharuan paling
UUPA) Tahun lama 25 Tahun
Ps. 20 UUPA
• Perpanjangan • Pembaharuan  Ps . 45 PP 40/1996
paling lama 25 paling lama 30
Tahun Tahun 2. SEKUNDER
• Pembaharuan  Ps. 35 UUPA • Pertama Kali paling
paling lama 35  Ps. 25 PP 40/1996 lama 25 Tahun
Tahun • Tidak dapat
2. SEKUNDER diperpanjang
 Ps. 28 UUPA
 Ps. 8 PP 40/1996 • Pertama Kali • Pembaharuan
paling lama 30 berdasarkan
Tahun kesepakatan dengan
• Pembaharuan pemegang HM
berdasarkan  Ps . 49 PP 40/1996
kesepakatan
dengan pemegang
HM
 Ps .29 PP 40/1996
Khusus untuk :
a.Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
dan Pemerintah Daerah
b.Perwakilan negara asing dan perwakilan badan
Internasional
c.Badan keagamaan dan badan sosial.
Hak Pakai diberikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan selama dipergunakan untuk keperluan
tertentu sesuai Peraturan Perundang-Undangan
JANGKA WAKTU HAK ATAS TANAH UNTUK
PENANAMAN MODAL (PMA/PMDN)
 Untuk kepentingan penanaman modal, permintaan
perpanjangan dan pembaharuan HGU/HGB/HP dapat
dilakukan sekaligus pada saat pertama kali mengajukan
permohonan Hak
HGU HGB HP
Total 95 tahun : Total 80 tahun : Total 70 tahun :
a. Dapat diberikan dan a. Dapat diberikan dan a. Dapat diberikan dan
diperpanjang di muka diperpanjang di muka diperpanjang di muka
sekaligus selama 60 sekaligus selama 50 sekaligus selama 45
tahun tahun tahun
b. Dapat diperbarui selama b. Dapat diperbarui b. Dapat diperbarui selama
35 tahun selama 30 tahun 25 tahun

 Ps. 22 ayat (1) huruf a  Ps. 22 ayat (1) huruf b  Ps. 22 ayat (1) huruf cUU
UU 25/2007 jo. Ps. 11 UU 25/2007 jo. Ps. 28 25/2007 jo. Ps. 48 PP
PP 40/1996 PP 40/1996 40/1996
HAPUSNYA HAK ATAS TANAH
HM HGU HGB HP
1. Tanahnya 1. Berakhirnya jangka 1. Berakhirnya jangka 1. Berakhirnya jangka
jatuh kepada waktu waktu waktu
negara karena: 2. Dibatalkan haknya 2. Dibatalkan oleh 2. Dibatalkan oleh pejabat
a. pencabutan oleh pejabat yang pejabat yang yang berwenang,
hak berwenang sebelum berwenang, pemegang pemegang Hak
b. penyerahan jangka waktunya Hak Pengelolaan atau Pengelolaan atau
dengan berakhir karena : pemegang Hak Milik pemegang Hak Milik
sukarela a) tidak sebelum jangka sebelum jangka
oleh terpenuhinya waktunya berakhir, waktunya berakhir,
pemiliknya kewajiban karena : karena :
c. Ditelantarka kewajiban a) tidak dipenuhinya a) tidak dipenuhinya
n pemegang hak kewajiban pemegang kewajiban pemegang
d. Subyek dan/atau hak dan/atau hak dan/atau
tidak dilanggarnya dilanggarnya dilanggarnya
memenuhi ketentuan ketentuan Pasal 30, ketentuan Pasal 30,
syarat dan ketentuan Pasal 31 dan Pasal Pasal 31 dan Pasal 32
pengalihan sebagaimana 32 PP 40/1996 PP 40/1996
pada WNA dimaksud dalam b) tidak dipenuhinya b) tidak dipenuhinya
2. Tanahnya Pasal 12, Pasal syarat/ kewajiban syarat/ kewajiban
musnah. 13 dan/atau yang tertuang dalam yang tertuang dalam
Pasal 14 PP perjanjian pemberian perjanjian pemberian
40/1996 HGB antara HGB antara pemegang
b) Putusan pemegang HGB dan HGB dan pemegang
pengadilan yang pemegang HM atau HM atau perjanjian
telah mempunyai perjanjian penggunaan tanah
kekuatan hukum penggunaan tanah HPL
tetap HPL
HM HGU HGB HP

3. dilepaskan secara c.putusan pengadilan c. putusan pengadilan


sukarela oleh yang telah mempunyai yang telah mempunyai
pemegang haknya kekuatan hukum yang kekuatan hukum yang
sebelum jangka tetap; tetap;
waktunya berakhir 3. Dilepaskan secara 3. Dilepaskan secara
4. Dicabut sukarela oleh pemegang sukarela oleh pemegang
berdasarkan haknya sebelum jangka haknya sebelum jangka
Undang-Undang waktu berakhir; waktu berakhir;
Nomor 20 Tahun 4. Dicabut berdasarkan 4. Dicabut berdasarkan
1961 Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor
5. Ditelantarkan; 20 Tahun 1961; 20 Tahun 1961;
6. Tanahnya musnah; 5. Ditelantarkan; 5. Ditelantarkan;
7. Subyek tidak 6. Tanahnya musnah 6. Tanahnya musnah
memenuhi syarat 7. Subyek tidak memenuhi 7. Subyek tidak memenuhi
syarat syarat
HAK MILIK WARGA NEGARA ASING
 WNA dapat mempunyai hak milik yang terjadi karena :
a. Pewarisan
b.Terjadi perubahan kewarganegaraan
c. Percampuran harta dalam perkawinan campuran

Tidak memenuhi syarat sebagai subyek hak milik


Dalam jangka waktu 1 tahun sejak perolehan wajib
dialihkan dan jika tidak dialihkan maka haknya hapus
dan tanahnya menjadi tanah negara

1.Dialihkan hak kepemilikannya ke pihak lain


yang memenuhi syarat
Solusi 2.Hak milik diturunkan menjadi hak pakai
3.U/ perolehan karena percampuran harta
dapat dibuat Perjanjian Kawin berdasarkan
Putusan MK No. 69/PUU-X-III/2015
PEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL/HUNIAN
BAGI WNA
 Pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian bagi WNA
diatur dalam PP 103/2015
 WNA dapat memiliki rumah tempat tinggal atau hunian
di Indonesia dengan syarat :
1. Berkedudukan di Indonesia
2. keberadaanya memberikan manfaat, melakukan
usaha, bekerja, atau berinvestasi di Indonesia
3. Memegang izin tinggal di Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
(Ps.1 angka 1 jo. Ps. 2 ayat (2) PP 103/2015)

Rumah...
... 29/2016
 Rumah tempat tinggal atau hunian yang dapat dimiliki
oleh Orang Asing merupakan:
a. Rumah Tunggal di atas tanah:
1. Hak Pakai; atau
2. Hak Pakai di atas Hak Milik yang dikuasai
berdasarkan perjanjian pemberian Hak Pakai di
atas Hak Milik dengan akta Pejabat Pembuat Akta
Tanah.
b. Sarusun yang dibangun di atas bidang tanah Hak
Pakai.
 Apabila orang asing pemilik hak meninggal dunia maka
Rumah tempat tinggal atau hunian tersebut dapat
diwariskan

Rumah...
... diwariskan
 Rumah Tunggal yang diberikan di atas tanah Hak Pakai
diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun,
dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu 30
(tiga puluh) tahun
 Rumah Tunggal yang diberikan di atas tanah Hak Pakai
diatas hak milik yang dikuasai berdasarkan perjanjian
diberikan untuk jangka waktu tidak lebih dari lama
dari 30 (tiga puluh) tahun, dapat diperpanjang untuk
jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat
diperbaharui untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun
sesuai kesepakatan dengan pemegang hak atas
tanah
 Harga minimal rumah tunggal atau sarusun yang dapat
dimiliki orang asing diatur dalam Permen ATR 29/2016
DAFTAR HARGA MINIMAL RUMAH TUNGGAL YANG DAPAT
DIMILIKI OLEH ORANG ASING
(Lampiran Permen ATR 29/2016)
NO LOKASI/PROVINSI HARGA MINIMAL
(RUPIAH)
1 DKI Jakarta 10 Milyar
2 Banten 5 Milyar
3 Jawa Barat 5 Milyar
4 Jawa Tengah 3 Milyar
5 DI Yogyakarta 5 Milyar
6 Jawa Timur 5 Milyar
7 Bali 5 Milyar
8 NTB 3 Milyar
9 Sumatera Utara 3 Milyar
10 Kalimantan Timur 2 Milyar
11 Sulawesi Selatan 2 Milyar
12 Daerah/Provinsi lainnya 1 Milyar
DAFTAR HARGA MINIMAL SARUSUN YANG DAPAT DIMILIKI
OLEH ORANG ASING
(Lampiran Permen ATR 29/2016)
NO LOKASI/PROVINSI HARGA MINIMAL
(RUPIAH)
1 DKI Jakarta 3 Milyar
2 Banten 2 Milyar
3 Jawa Barat 1 Milyar
4 Jawa Tengah 1 Milyar
5 DI Yogyakarta 1 Milyar
6 Jawa Timur 1,5 Milyar
7 Bali 2 Milyar
8 NTB 1 Milyar
9 Sumatera Utara 1 Milyar
10 Kalimantan Timur 1 Milyar
11 Sulawesi Selatan 1 Milyar
12 Daerah/Provinsi lainnya 750 Juta
KETENTUAN KONVERSI
 Dalam UUPA diatur pula ketentuan konversi tanah sebagai
berikut :
 Hak eigendom menjadi hak milik
 Hak eigendom kepunyaan Pemerintah Negara Asing
menjadi hak pakai
 Hak eigendom yang dibebani hak opstal menjadi Hak
Milik yang dibebani HGB (HGB diatas HM)
 Hak erfpacht skala besar menjadi HGU sedangkan u/
pertanian kecil hapus
 Hak vruchtgebruik, gebruik, grant controleur, bruikleen,
ganggam bauntuik, anggaduh, bengkok, lungguh,
pituwas, dan hak-hak lain yang serupa menjadi hak pakai
 Hak gogolan, pekulen atau sanggan yang bersifat tetap
menjadi hak milik sedangkan yang bersifat tidak tetap
menjadi hak pakai
RUMAH SUSUN
 Rumah Susun di Indonesia diatur dalam UU 20/2011
 Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi
dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun
vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,
terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama
Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang
dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian
bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-
satuan rumah susun

Benda...
...susun
Benda bersama adalah benda yang bukan
merupakan bagian rumah susun melainkan bagian
yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk
pemakaian bersama.
Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau
tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas
dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di
atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan
batasnya dalam persyaratan izin mendirikan
bangunan.
 Satuan rumah susun (sarusun) adalah unit rumah
susun yang tujuan utamanya digunakan secara
terpisah dengan fungsi utama sebagai tempat hunian
dan mempunyai sarana penghubung ke jalan umum

Rumah...
...umum

 Rumah Susun terbagi menjadi 4 jenis, antara lain :


a.Rumah susun umum, yaitu rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
b.Rumah susun khusus, yaitu rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
c.Rumah susun negara, yaitu rumah susun yang
dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta
penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau
pegawai negeri.
d.Rumah susun komersial, yaitu rumah susun yang
diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan

Pelaku...
...keuntungan
 Pelaku pembangunan rumah susun wajib memisahkan
rumah susun atas sarusun, benda bersama, dan
tanah bersama.
 Benda bersama menjadi bagian bersama jika dibangun
sebagai bagian bangunan rumah susun.
 Pemisahan sarusun memberikan kejelasan atas:
a.batas sarusun yang dapat digunakan secara
terpisah untuk setiap pemilik
b.batas dan uraian atas bagian bersama dan benda
bersama yang menjadi hak setiap sarusun; dan
c.batas dan uraian tanah bersama dan besarnya
bagian yang menjadi hak setiap sarusun

Sebelum...
...Sarusun

 Sebelum pelaksanaan pembangunan rumah susun,


pemisahan rumah susun wajib dituangkan dalam
bentuk gambar dan uraian yang selanjutnya akan
menjadi dasar untuk menetapkan NPP, SHM sarusun
atau SKBG sarusun, dan perjanjian pengikatan jual
beli.
 Gambar dan uraian dituangkan dalam bentuk akta
pemisahan yang disahkan oleh bupati/walikota dan
khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, akta pemisahan
disahkan oleh Gubernur.

Rumah...
...keuntungan

 Rumah Susun dapat dibangun diatas tanah :


a. Hak Milik
b. HGB atau HP diatas tanah negara SHM
Sarusun
c. HGB atau HP diatas tanah HPL
d. Pemanfaatan barang milik negara/daerah Sertifikat
Keterangan
berupa tanah Bangunn
e. Tanah wakaf Gedung
(SKBG)
SHM sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas sarusun di
atas tanah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai di
atas tanah negara, serta hak guna bangunan atau hak pakai
di atas tanah hak pengelolaan diterbitkan Ka. Kantah
SKBG sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas sarusun
di atas barang milik negara/daerah berupa tanah atau tanah
wakaf dengan cara sewa diterbitkan instansi teknis Kota/
Kabupaten
SHM...
...kabupaten

 SHM sarusun terdiri atas:


a. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah
bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun
bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki
c. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang
bersangkutan
 SHM sarusun dapat dijadikan jaminan utang dengan
dibebani hak tanggungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan

2. Proses...
...perundang-undangan

 SKBG sarusun terdiri atas:


a. salinan buku bangunan gedung
b. salinan surat perjanjian sewa atas tanah
c. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang
bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang
dimiliki
d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian
bersama dan benda bersama yang bersangkutan
 SKBG sarusun dapat dijadikan jaminan utang dengan
dibebani fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Pemasaran...
...kabupaten
 Pemasaran dan jual beli Rumah Susun dapat dilakukan
dengan cara :
1. Developer dapat melakukan pemasaran sebelum
pembangunan rumah susun dilaksanakan
dengan syarat sekurang-kurangnya telah memiliki
kepastian peruntukan ruang, kepastian hak atas
tanah, kepastian status penguasaan rumah susun,
perizinan pembangunan rumah susun dan jaminan
atas pembangunan rumah susun dari lembaga
penjamin.
Pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rumah
susun menjadikan segala sesuatu yang dijanjikan
oleh developer mengikat sebagai perjanjian
pengikatan jual beli (PPJB) bagi para pihak

2. Proses...
...pihak
2. Proses jual beli sarusun sebelum pembangunan
rumah susun selesai dapat dilakukan melalui PPJB
yang dibuat di hadapan notaris dengan syarat
developer telah memenuhi persyaratan kepastian
atas status kepemilikan tanah, kepemilikan IMB,
ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum,
keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dan kepastian hal-hal yang diperjanjikan.
3. Proses jual beli, yang dilakukan sesudah
pembangunan rumah susun selesai, dilakukan
melalui akta jual beli (AJB) apabila telah diterbitkan
Sertifikat Laik Fungsi dan SHM sarusun atau SKBG
sarusun.
...sarusun

 Pemilik sarusun wajib membentuk Perhimpunan Pemilik


Dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS)
 Pelaku pembangunan yang membangun rumah susun
umum milik dan rumah susun komersial dalam masa
transisi (paling lama 1 tahun setelah penyerahan
sarusun pertama kali kepada pemilik) sebelum
terbentuknya PPPSRS wajib mengelola rumah susun.
 PPPSRS beranggotakan pemilik atau penghuni yang
mendapat kuasa dari pemilik sarusun
 PPPSRS diberi kedudukan sebagai badan hukum menurut
UURS
SISTEM PEROLEHAN TANAH
 Dalam HTN disediakan berbagai cara untuk memperoleh
tanah yang diperlukan oleh perorangan / badan hukum
tertentu. Tanah harus dikuasai secara legal baik untuk
keperluan pribadi, bisnis maupun keperluan Instansi
Pemerintah
 Cara memperoleh tanah disusun berdasarkan atas
kenyataan status tanah yang tersedia, pihak yang
memerlukannya dan pemilik tanahnya bersedia / tidak
bersedia mengalihkan
 Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka sistem
perolehan tanah disusun sbb:
1. Jika yang bersedia tanah Negara, harus ditempuh
acara Permohonan Hak dan Pemberian hak
2. Jika yang tersedia tanah Hak :
a. Pemindahan...
... Hak :
a. Pemindahan Hak (jual beli, tukar menukar, hibah,
lelang) jika pihak yang memerlukan tanah
memenuhi persyaratan subjek pemegang haknya
b. Pelepasan hak diikuti dengan permohonan hak dan
pemberian hak (UU 2/2012)
c. Pemberian HGB/HP diatas HM
d. Pemindahan hak yang didahului perubahan hak
e. Pencabutan hak jika musyawarah tidak tercapai
dan jika tanah yang digunakan untuk kepentingan
umum tidak dapat digunakan tanah lain
(UU 10/1961 jo. PP 39/1973)
PERMOHONAN HAK DAN PEMBERIAN HAK
 Pemberian hak dengan diterbitkannya Surat Keterangan
Pemberian Hak (SKPH) oleh pejabat yang berwenang kemudian
wajib didaftar di Kantor Pertanahan setempat
 Proses permohonan Hak:
1. Pemohon mengajukan permohonan hak kepada pejabat yang
berwenang memberikan yang bersangkutan yang didasarkan
pada jenis hak dimohon dan luas hak yang dimohon melalui
Kantor Pertanahan Setempat.
2. Setelah menerima berkas-berkas yang diperlukan Kantor
Pertanahan setempat melakukan :
a. Pemeriksaan kelengkapan surat yang meliputi asal
perolehan tanah Negara, peruntukanya, status calon
pemegang haknya, jika belum ada surat ukur harus
dilakukan pengukuran untuk mendapatkan NIB dan dicatat
dalam formulir isian yang tersedia, menetapkan PNBP yang
harus dibayar pemohon dan memberikan tanda terima
berkas
Pemeriksaan...
...berkas

b. Pemerikasan lokasi tanah yaitu oleh Panitia A untuk HM,


HGB, HP, HPL atau oleh Panitia D untuk HGU. Hasil
pemeriksaannya dituangkan kedalam Berita Acara
Pemeriksaan Tanah untuk kemudian disampaikan kepada
Kepala Kantor Pertanahan setempat sebagai bahan
rekomendasi untuk dapat dikabulkan atau ditolak
permohonan Haknya
c. Kepala Kantor Pertanahan setempat menyampaikan
pertimbangan tersebut diatas kepada pejabat yang
berwenang memberikan hak atas tanah, jika
permohonannya ditolak, pemohon dapat mengajukan
banding pada Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
Pertanahan Nasional tetapi jika permohonannya
dikabulkan pejabat yang berwenang menerbitkan
SKPHnya dan kemudian menyampaikannya kepada
pemohon penerima hak melalui Kantor Pertanahan
setempat
3. Penerima...
...setempat

3.Penerima hak setelah menerima SKPH wajib:


a. Membayar PNBP
b. Membayar biaya penerbitan sertifikat
c. Mendaftarkan hak yang diperolehnya di Kantor
Pertanahan setempat untuk dibuatkan Buku Tanah
dan Sertifikatnya
4.Kepala Kantor Pertanahan setempat membuatkan buku
tanah dan kemudian menerbitkan sertifikat hak atas
tanah atas nama pemohon untuk diserahkan kepada
pemohon
PEJABAT YANG BERWENANG MENERBITKAN SKPH
JENIS JENIS KEPALA KANTOR KEPALA KANTOR KEPALA
TANAH HAT PERTANAHAN WILAYAH BPN
s/d 3000 m2 u/ > 3000 m2 s/d 10.000
perorangan m2 u/perorangan
s/d 50.000 m2 u/ > 50.000 m2 s/d
Hak badan sosial dan 150.000 m2 u/ badan
Milik keagamaan yang sosial dan keagamaan
ditunjuk berdasarkan yang ditunjuk Pemberian
PP 38/1963 berdasarkan PP Hak Secara
38/1963 Umum Yang
s/d 3.000 m2 u/ > 3.000 m2 s/d 10.000 Tidak
Non perorangan m2 u/ perorangan Dilimpahkan
Pertanian
HGB Ke Ka.
s/d 20.000 m2 u/ > 20.000 m2 s/d
Kanwil &
Badan Hukum 150.000 m2 u/ Badan
Ka. Kantor
Hukum
Pertanahan
s/d 3.000 m2 u/ > 3.000 m2 s/d 10.000
perorangan m2 u/ perorangan
Hak s/d 20.000 m2 u/ > 20.000 m2 s/d
Pakai Badan Hukum Swasta, 150.000 m2 u/ Badan
BUMN & BUMD Hukum Swasta, BUMN
& BUMD
JENIS JENIS KEPALA KANTOR KEPALA KANTOR KEPALA
TANAH HAT PERTANAHAN WILAYAH BPN
> 50.000 m2 dan
Pemberian
luasnya tidak melebihi
Hak Hak Secara
s/d 50.000 m2 luas maksimum tanah
Milik Umum Yang
pertanian untuk
Tidak
perorangan
Dilimpahkan
Pertanian s/d 2.000.000 m2
HGU Tidak Berwenang Ke Ka.
(200 Ha)
Kanwil &
Hak > 50.000 m2 s/d Ka. Kantor
s/d 50.000 m2 100.000 m2 Pertanahan
Pakai

 Kewenangan Kepala Kantor Pertanahan dalam pemberian


HGB u/ badan hukum dapat melebihi luasan 20.000 m2
dengan pertimbangan:
a. sumber daya manusia dan sarana prasarana di Kantor
Pertanahan memadai untuk melaksanakan pemberian hak
atas tanah
b. pelaksanaan pembangunan rumah bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR);
c. amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
d. kebijakan Menteri.
 Untuk mendapatkan kewenangan memberikan HGB melebihi
luasan 20.000 m2 Kepala Kantor Pertanahan harus terlebih
dahulu mengajukan permohonan perluasan kewenangan
pemberian hak atas tanah kepada Menteri atau Kepala Kantor
Wilayah
 Setelah mempertimbangkan permohonan dari Kepala Kantor
Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah BPN atau Menteri
memberikan pelimpahan kewenangan pemberian hak atas
tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan dalam bentuk:
a. Keputusan Kantor Wilayah BPN, dalam hal luasan yang
diberikan merupakan kewenangan Kantor Wilayah BPN
b. Keputusan Menteri, dalam hal luasan yang diberikan
merupakan kewenangan Menteri.
(Ps. 26A Permen ATR/KBPN no. 18/2017 ttg. Perubahan
Atas Perkaban 2/2013 ttg Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Hak Atas Tanah Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah)
PEMINDAHAN HAK
 Pemindahan hak adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh pemegang hak atas tanah untuk
mengalihkan haknya kepada pihak lain yang memenuhi
syarat subjek hak atas tanah tersebut.
 Pemindahan hak merupakan perbuatan hukum yang
bersifat tunai, artinya bahwa dengan dilakukannya
perbuatan hukum tersebut hak atas tanah yang
bersangkutan berpindah kepada pihak lain
 Pemindahan hak antara lain meliputi : jual beli, tukar
menukar, hibah, lelang, inbreng dan perbuatan
pemindahan hak.
 Dari bentuk pemindahan hak tersebut yang paling banyak
dipergunakan adalah jual beli tanah
PERALIHAN HAK KARENA PERISTIWA HUKUM
 Peralihan hak dapat terjadi karena peristiwa hukum tanpa
wasiat, yaitu dengan meninggalnya pemegang suatu hak
atas tanah/hak milik sarusun
 Hak atas tanah/hak milik sarusun tersebut beralih demi
hukum dari pewaris kepada ahli waris
 Peralihan dibuktikan dengan adanya :
a. Surat Keterangan Kematian dan Surat Keteranga Waris
yang diterbitkan lurah atau camat setempat bagi WNI
asli
b. Akta pernyataan ahli waris dan akta keterangan waris
yang dibuat dihadapan Notaris bagi WNI keturunan
Tionghoa
c. Surat keterangan waris yang diterbitkan BHP bagi WNI
turunan Timur Asing
PEMBEBASAN HAK

 Salah satu cara untuk memperoleh tanah kepunyaan pihak


lain atas dasar kesepakatan/musyawarah antara pihak
yang memerlukan tanah dengan pemilik tanah. Dalam
acara tersebut diatas kegiatan untuk memperoleh tanah
datang dari pihak yang memerlukan tanah tetapi jika
ditinjau dari pihak pemilik tanah acara tersebut disebut
Pelepasan Hak
 Pembebasan hak dilakukan jika yang memerlukan tanah
tidak memnuhi syarat subjek tanah yang diperlukannya
 Cara Pembebasan Hak:
1. Pihak yang memerlukan tanah wajib langsung
bermusyawarah dengan pemilik tanah untuk
menentukan kesepakatan besarnya ganti rugi yang
harus dibayarkannya kepada pemilik tanah dan pihak
pemilik wajib menyerahkan hak miliknya.

3. Jika...
...miliknya
2. Jika telah terjadi kesepakatan mengenai ganti rugi maka
dilakukan acara pembebasan hak atau pelpasan hak dimana
pada saat itu masing-masing pihak harus menandatangani
akat/ surat Pernyatan Pelapasan Hak dengan disaksikan
oleh Lurah setempat/ camat setempat / Kepala Kantor
Pertanahan setempat
3. Pihak yang membebaskan (pihak yang memerlukan tanah)
wajib mengajukan permohonan hak baru yang sesuai
dengan keperluannya kepada pejabat yang berwenang
HAK TANGGUNGAN
 Dasar Hukum UU 4/1996
 Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada
hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA, berikut
atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu,
yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain
 HT mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi, kecuali jika
diperjanjikan dalam APHT bahwa pelunasan utang yang
dijamin dapat dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya
sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah yang
merupakan bagian dari obyek HT, yang akan dibebaskan dari
HT tersebut, sehingga kemudian HT itu hanya membebani
sisa obyek HT untuk menjamin sisa utang yang belum
dilunasi (Roya Partial)

Utang...
...partial)

 Utang yang dijamin pelunasannya dengan HT dapat berupa


utang yang telah ada atau yang telah diperjanjikan yang
jumlahnya diketahui kemudian setelah diadakan
perhitungan berdasarkan perjanjian utang, bisa berasal dari
satu hubungan hukum atau dari beberapa hubungan hukum
 Hak atas tanah yang dapat dibebani HT adalah HM, HGU,
HGB, HP dan Sarusun diatas HM/HGB/HP
 HT dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut
bangunan, tanaman, dan hasil karya yang telah ada atau
akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
tersebut, dan yang merupakan milik pemegang hak atas
tanah yang pembebanannya dengan tegas dinyatakan di
dalam APHT yang bersangkutan

Suatu...
...bersangkutan
 Suatu obyek HT dapat dibebani dengan lebih dari satu HT
guna menjamin pelunasan lebih dari satu utang dan tiap satu
HT diberi satu peringkat yang berbeda yang ditetapkan
menurut tanggal pembuatan buku tanah HT atau nomor
pemberian APHT jika dibuat dihadapan pejabat yang sama
 Peringkat dalam Hak Tanggungan menentukan pengembalian
dan pelunasan masing-masing yang dijamin HT
 Pemberi Hak Tanggungan adalah orang perseorangan atau
badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan perbuatan hukum terhadap obyek HT
 Karena lahirnya HTadalah pada saat didaftarnya HT tersebut,
maka kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
terhadap obyek HT diharuskan ada pada pemberi HT pada
saat pembuatan buku tanah HT. Untuk itu harus dibuktikan
keabsahan kewenangan tersebut pada saat didaftarnya HT
yang bersangkutan

Pemegang...
...bersangkutan
 Pemegang HT adalah orang perseorangan atau badan
hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang
 Pemegang HT memiliki hak istimewa yaitu :
1. Droit De Preference, artinya kreditur pemegang HT
didahulukan di dalam pelunasannya dari kreditur lain)
2. Droit De Suit, artinya HT mengikuti bendanya
ditanagan siapapun benda tersebut berada
 HT mempunyai sifat accesoir (mengikuti perjanjian pokok)
 Dalam APHT wajib dicantumkan :
a. Nama dan identitas pemberi dan pemegang HT
b. Domisili pemegang dan pemberi HT Asas
Spesialitas
c. Penunjukan secara jelas utang atau utang-utang
yang dijamin Syarat Sah
d. Nilai tanggungan HT
e. Uraian yang jelas mengenai obyek HT
Dalam...
...HT
 Dalam APHT dilarang mencantumkan janji yang memberikan
kewenangan kepada pemegang HT untuk memiliki obyek HT
apabila debitur cidera janji
 Proses Pemberian HT meliputi 2 tahap, yaitu :
1.Tahap Pemberian HT
Tahap Pemberian HT didahului dengan janji untuk
memberikan HT sebagai jaminan pelunasan utang tertentu,
yang dituangkan di dalam dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang
bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan
utang tersebut
2.Tahap Pendaftaran HT
Tahap pendaftaran HT dilakukan dengan menyampaikan
lembar kedua APHT dan lembar salinan yang sudah diparaf
oleh PPAT yang bersangkutan kepada Ka. Kantah setempat
untuk dicatat adanya pembebanan HT dalam buku tanah
dan selanjutnya diterbitkan sertipikat HT
Biaya...
...HT
Biaya PNBP Pendaftaran HT dalam PP 128/2015
Nominal HT PNBP
s/d 250 jt Rp. 50.000,00
Diatas 250jt s/d 1 M Rp. 200.000,00
Diatas 1 M s/d 10 M Rp. 2.500.000,00
Diatas 10 M s/d 1 T Rp. 25.000.000,00

 Sertifikat HT merupakan tanda bukti adanya HT, yang terdiri


atas salinan buku tanah HT dan salinan APHT, keduanya
dijilid menjadi satu dalam satu sampul dokumen dan dibubuhi
irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”
 Lahirnya HT adalah pada saat dibukukan dalam Buku Tanah HT
 Hari tanggal Buku Tanah menjadi hari tanggal lahirnya HT

Tanggal...
...HT
 Tanggal buku tanah HT adalah tanggal hari ketujuh setelah
penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi
pendaftarannya dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur,
buku tanah yang bersangkutan diberi bertanggal hari kerja
berikutnya
 Jika piutang yang dijamin dengan HT beralih karena Cessie,
Subrogasi, Pewarisan atau sebab-sebab lain maka HT ikut
beralih karena hukum kepada kreditur baru
 Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:
a. hak pemegang HT pertama untuk menjual obyekHT
b. titel eksekutorial yang terdapat dalam HT, HT dijual
melalui pelelangan umum
 Atas kesepakatan pemberi dan pemegang HT, penjualan obyek
HT dapat dilaksanakan di bawah tangan jika dengan demikian
itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan
semua pihak.
HT...
...pihak
 HT hapus karena :
a. Hapusnya utang yg dijamin dgn HT
b. Dilepaskannya HT oleh pemegang HT dengan
pernyataan tertulis oleh pemegang HT
c. Pembersihan HT berdasarkan penetapan peringkat oleh
Ketua Pengadilan Negeri oleh karena permohonan
pembeli hak atas tanah
d. Hapusnya hak atas tanah yg dibebani HT Tidak
menyebabkan hapusnya utang yg dijamin.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
 Pada asasnya pembebanan HT wajib dilakukan sendiri oleh
pemberi HT. Namun apabila benar-benar diperlukan, yaitu
dalam hal pemberi HT tidak dapat hadir dihadapan PPAT,
diperkenankan penggunaan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT)
 SKMHT wajib dibuat dengan akta notaris atau akta PPAT
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum
lain daripada membebankan HT
b. tidak memuat kuasa substitusi
c. mencantumkan secara jelas obyek HT, jumlah utang dan
nama serta identitas kreditornya, nama dan identitas
debitor apabila debitor bukan pemberi Hak HT
 Kuasa Untuk Membebankan HT tidak dapat ditarik kembali
atau tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali
karena kuasa tersebut telah dilaksanakan atau karena telah
habis jangka waktunya
JANGKA WAKTU SKMHT
KONDISI JANGKA WAKTU DASAR HUKUM
Bersertifikat 1 bulan Ps. 15 ayat (3) UUHT
Belum Bersertifikat 3 bulan Ps. 15 ayat (4) UUHT
Sertifikat blm a/n 3 bulan Ps. 15 ayat (4) UUHT
pemberi HT (Penjelasan)
Kredit tertentu Sesuai jangka Ps. 1 PMNA/Ka. BPN
waktu kredit 4/1996
Peningkatan Hak 3 bulan Ps. 3 ayat (2) PMNA
5/1998 jo. Ps. 15 ayat (4)
UUHT

 Dalam hal seorang menjabat sebagai Notaris dan PPAT maka


dalam pembuatan SKMHT bertindak sebagai :
 Notaris : Jika tanahnya terletak di luar wilayah jabatannya
selaku PPAT
 PPAT : Jika tanahnya terletak di dalam wilayah jabatannya
selaku PPAT
LANDREFORM

 Landreform adalah serangkaian tindakan dalam rangka


Agrarian Reform Indonesia yang meliputi perombakan
mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta
hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan
pengusahaan tanah
 Tujuan dari landreform adalah mempertinggi penghasilan
dan taraf hidup para petani terutama penggarap sebagai
landasan untuk menyelenggarakan pembangunan
ekonomi menuju masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila

Program...
...Pancasila

 Landreform di Indonesia meliputi 6 Program, yaitu:


1. Pembatasan luas maksimum penguasaan tanah
2. Larangan pemilikan tanah secara absentee atau guntai
3. Redistribusi tanah-tanah yg selebihnya dari batas
maksimum, tanah-tanah yg terkena larangan
absentee, tanah-tanah bekas swapraja dan tanah-
tanah negara
4. Pengaturan soal pengembalian dan penebusan tanah-
tanah pertanian yang digadaikan
5. Pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah
pertanian
6. Penetapan luas minimum pemilikan tanah disertai
larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah-tanah
pertanian menjadi bagian-bagian yang terlampau kecil
PEMBATASAN LUAS MAKSIMUM KEPEMILIKAN
TANAH PERTANIAN
 Pembatasan luas maksimum kepemilikan tanan
berdasarkan pada ketentuan dalam Pasal 7 UUPA
menyatakan untuk tidak merugikan kepentingan
umum maka pemilikan dan penguasaan tanah
yang melampaui batas tidak diperkenankan
 Tujuan pembatasan luas maksimum kepemilikan tanah
untuk mencegah bertumpuknya pemilikan tanah
ditangan satu orang atau golongan tertentu
 Larangan tentang batas luas maksimum tidak hanya
terhadap pemilikan tanah yang melampaui batas saja
tetapi juga penguasaannya, baik dengan hak milik
maupun dengan hak-hak lainnya

Setiap...
...lainnya

 Setiap orang/keluarga hanya diperbolehkan memiliki


atau menguasai tanah pertanian yang jumlahnya tidak
lebih dari batas maksimum yang ditetapkan dalam
Pasal 1 UU No. 56 Prp. Tahun 1960, sebagai berikut :

DAERAH SAWAH KERING


Tidak Padat 15 hektar 20 hektar
Kurang Padat 10 hektar 12 hektar
Cukup Padat 7,5 hektar 9 hektar
Sangat Padat 5 hektar 6 hektar
LARANGAN KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE

 Kepemilikan tanah Absentee atau guntai adalah pemilikan


tanah yang letaknya diluar daerah tempat tinggal yang
empunya
 Larangan kepemilikan tanah pertanian secara absentee atau
guntai didasari prinsip dalam bahwa setiap orang dan badan
hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian
pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau
mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan
mencegah cara-cara pemerasan (Ps. 10 ayat (1) UUPA)
 Tujuannya adanya larangan adalah agar hasil yang diperoleh
dari pengusahaan tanah itu sebagian besar dapat dinikmati
oleh masyarakat pedesaan tempat letak tanah yang
bersangkutan karena pemilik tanah bertempat tinggal
didaerah penghasil

Larangan...
...penghasil
 Larangan tersebut tidak berlaku terhadap :
1. Pemilik yang bertempat tinggal dikecamatan yang
berbatasan dengan kecamatan tempat letak tanah yang
bersangkutan, asal jarak antara tempat tinggal pemilik itu
dan tanahnya masih memungkinkan
2. mereka yang sedang mempunyai tugas Negara
3. menunaikan kewajiban agama
4. mempunyai alasan khusus lainnya yang dapat diterima
oleh mentri agrarian (Ps. 3 ayat (4) PP 224/1961)
 Sanksi atas larangan kepemilikan tanah pertanian secara
absentee adalah tanah yang bersangkutan akan diambil alih
oleh Pemerintah untuk kemudian diredistribusikan dalam
rangka landreform dan kepada bekas pemiliknya diberikan
ganti kerugian menurut peraturan yang berlaku
REDISTRIBUSI TANAH
 Redistribusi Tanah adalah pengambilalihan tanah-
tanah pertanian yang melebihi batas maksimum oleh
pemerintah, kemudian dibagikan kepada para petani
yang tidak memiliki tanah
 Berdasarkan ketentuan Pasal 1 PP 224/1961, tanah yang
akan dibagikan adalah:
1.Tanah-tanah selebihnya dari batas maksimum
2.Tanah-tanah yang diambil oleh pemerintah karena
pemiliknya bertempat tinggal diluar daerah
3.Tanah-tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah
beralih pada Negara
4.Tanah-tanah lain yang dikuasai langsung oleh Negara
yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh Mentri Agraria

Luas...
...Agraria
 Luas tanah yang dibagikan :
1.Untuk daerah padat, luas tanah yang dibagikan
kepada petani adalah sekitar 0,5 ha sanpai 1 ha dan
sifatnya melengkapi agar tanah yang dimiliki petani
mencapai luas 0,5 ha dan 1 ha
2.Untuk daerah yang kurang padat, pada umumnya
luasnya 2 ha
 Kepada bekas pemilik tanah yang bersangkutan
diberikan ganti rugi oleh negara yang didasarkan
pada perhitungan hasil bersih rata-rata selama tiga
tahun terakhir yang ditetapkan setiap hektarnya
menurut golongan kelas tanah dengan tarif umum dan
diberikan dalam prosentase 10% dalam bentuk uang
simpanan di bank yang ditunjuk dan 90% dalam
bentuk surat hutang landreform
PENGATURAN SOAL PENGEMBALIAN DAN
PENEBUSAN TANAH PERTANIAN YANG DIGADAIKAN

 Ketentuan dalam Pasal 7 UU 56 Prp. 1960 membatasi


jangka waktu gadai tanah maksimum 7 tahun
 Setelah jangka waktu 7 tahun terlewati, dalam waktu 1
bulan setelah tanaman dipanen pemegang gadai wajib
mengembalikan tanah yang digadaikan tanpa membayar
uang tebusan
 Untuk gadai yang belum sampai jangka waktu 7 tahun
maka sewaktu-waktu dapat diminta kembali oleh
pemiliknya setelah tanaman yang ada selesai dipanen
dengan membayar uang tebusan yang besarnya dihitung
dengan rumusan :
(7 + 1/2) – jangka waktu gadai x Uang Gadai
7
PENGATURAN KEMBALI PERJANJIAN BAGI HASIL
 Perjanjian Bagi Hasil adalah perjanjian yang
dilakukan antara pemilik tanah dengan seseorang
atau badan hukum tertentu selaku penggarap
untuk menyelenggarakan usaha pertanian diatas
tanah tersebut dengan menerima pembagian hasil
yang besarnya telah disetujui bersama
 Perjanjian ini dibuat dalam bentuk tertulis dihadapan
kepala desa dan dikuatkan oleh camat setempat
dihadiri dua orang saksi, dengan jangka waktu
maksimum untuk tanah sawah 3 tahun dan untuk
tanah kering 5 tahun dengan luas tanah yang digarap
maksimum 3 hektar
LARANGAN PEMECAHAN PEMILIKAN TANAH
PERTANIAN

 Tujuannya dari adanya larangan pemecahan pemilikan


tanah pertanian adalah untuk mencegah pemecahan
pemilikan tanah2 pertanian menjadi bagian2 yang kurang
dari 2 hektar dengan mengadakan pembatasan terhadap
pemindahan hak milik atas tanah pertanian.
 Apabila dengan adanya pembagian warisan menyebabkan
luasnya kurang dari 2 hekter akan diatur dalam PP
 Jika pemiliknya lebih dari 2 orang, maka dalam waktu 1
tahun harus ditunjuk salah satu sebagai pemegang haknya
atau dipindahkan kepada pihak lainnya
TANAH TIMBUL / AANSLIBBING
 Tanah timbul adalah daratan yang terbentuk secara alami
karena proses pengendapan di sungai, danau atau pantai
 Pasal 12 PP 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah :
“Tanah yang berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi
di wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan
bekas sungai dikuasai langsung oleh Negara”
 Tanah timbul dengan luasan maksimal 100m2 merupakan
milik dari pemilik tanah yang berbatasan langsung dengan
tanah timbul
 Tanah timbul yang luasnya lebih dari 100m2 dapat diberikan
HAT dengan ketentuan :
a. Penguasaan dan pemilikan tanah timbul mendapat
rekomendasi Kementerian ATR/BPN
b. Penggunaan dan pemanfaatannya sesuai dengan RTRW
Provinsi/Kabupaten/Kota atau rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil
2. Tanah...
REKLAMASI
 Reklamasi adalah UU 1/2014 jo. UU 27/2007
kegiatan yang dilakukan ttg Pengelolaan Wilayah Pesisir
oleh Setiap Orang dan Pulau-Pulau Kecil
dalam rangka
meningkatkan manfaat
sumber daya lahan Perpres 122/2012
ditinjau dari sudut ttg Reklamasi di Wilayah Pesisir
lingkungan dan sosial dan Pulau-Pulau Kecil
ekonomi dengan cara
pengurugan,
pengeringan lahan atau
Permen ATR 17/2016
drainase
(Ps. 1 angka 23 UU 1/2014)
ttg Penataan Pertanahan di
Wilayah Pesisir
 Reklamasi di wilayah pesisir hanya boleh dilakukan apabila
manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih besar
daripada biaya sosial dan biaya ekonominya
Pelaksanaan...
...ekonominya
 Pelaksanaan reklamasi wajib menjaga dan memperhatikan :
a. Keberlanjutan kehidupan dan
penghidupan Masyarakat
b. Keseimbangan antara kepentingan
pemanfaatan dan kepentingan Ps. 34 ayat (2)
pelestarian fungsi lingkungan Pesisir dan UU 27/2007
Pulau-Pulau Kecil
c. Persyaratan teknis pengambilan,
pengerukan, dan penimbunan material
d. Pembangunan fisik yang menimbulkan
kerusakan lingkungan dan/atau Ps. 35 huruf l
UU 27/2007
merugikan Masyarakat sekitarnya

Point D dapat dijadikan pertimbangan


boleh tidaknya reklamasi dilakukan
Dalam...
...sekitarnya
 Dalam pelaksanaan reklamasi wajib diperoleh izin lokasi dan
izin pelaksanaan reklamasi dengan terlebih dahulu
mengajukan permohonan kepada :
a. Menteri memberikan izin lokasi dan izin pelaksanaan
reklamasi pada Kawasan Strategis Nasional Tertentu,
kegiatan reklamasi lintas provinsi, dan kegiatan reklamasi
di pelabuhan perikanan yang dikelola oleh Pemerintah
b. Gubernur dan bupati/walikota memberikan izin lokasi dan
izin pelaksanaan reklamasi dalam wilayah sesuai dengan
kewenangannya dan kegiatan reklamasi di pelabuhan
perikanan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
(Ps. 15 jo. Ps. 16 ayat (2) dan (4) Perpres 122/2016)

 Tanah reklamasi dapat diberikan hak atas tanah dengan


terlebih dahulu mengajukan permohonan hak di kantor
pertanahan setempat

Pemberian...
...setempat

 Pemberian hak atas tanah pada tanah reklamasi dengan


memperhatikan ketentuan :
a. Memenuhi ketentuan perijinan dari pemerintah
dan pemerintah daerah
b. Dilengkapi dengan dokumen lingkungan dari
instansi pemerintah terkait
c. Penggunaan dan pemanfaatannya sesuai dengan Ps. 14
arahan peruntukannya dalam rencana tata ruang ayat (1)
wilayah provinsi/kota/kabupaten atau rencana Permen
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ATR
d. Menjaga keberlanjutan kehidupan dan 17/2016
penghidupan nelayan dan masyarakat
e. Menjaga keseimbangan antara kepentingan
pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil
f. Memenuhi persyaratan teknis pengambilan,
pengerukan dan penimbunan material
IZIN LOKASI
 Dasar hukum :
1.Permen ATR 19/2015 tentang Perubahan Atas Permen
ATR 2/2015
2.Permen ATR 5/2015 tentang Izin Lokasi
 Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan
untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka
penenaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan
hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan
usaha penanaman modal
 Setiap perusahaan yang telah memperoleh persetujuan
penanaman modal wajib mempunyai izin lokasi untuk
memperoleh tanah yang diperlukan untuk melaksanakan
penanaman modal yang bersangkutan
 Izin lokasi tidak diperlukan apabila :
1. Tanah yang akan diperoleh merupakan pemasukan (inbreng)
dari para pemegang saham perusahaan.
2. Tanah...
...perusahaan

2. Tanah yang akan diperoleh merupakan tanah yang sudah


dikuasai oleh perusahaan lain dalam rangka melanjutkan
pelaksanaan sebagaian atau seluruh rencana penanaman
modal perusahaan lain itu, dan untuk itu telah diperoleh
persetujuan dari instansi yang berwenang,
3. Tanah yang akan diperoleh diperlukan dalam rangka
melaksanakan usaha industri dalam suatu Kawasan
Industri
4. Tanah yang akan diperoleh berasal dari otorita atau badan
rencana pengembangan suatu kawasan sesuai dengan
rencana tata ruang kawasan pengembangan tersebut.
5. Tanah yang akan diperoleh diperlukan untuk perluasan
usaha yang sudah berjalan dan untuk perluasan itu telah
diperoleh izin tanah tersebut berbatasan dengan lokasi
usaha yang bersangkutan

6. Tanah...
...bersangkutan
6. Tanah yang diuperlukan untuk melaksanakan rencana
penanaman modal tidak lebih dari 25 Ha untuk usaha
pertanian atau tidak lebih dari 10.000 m2 untuk usaha
bukan pertanian dan 50.000 m2 untuk pembangunan
rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
7. Tanah yang akan dipergunakan untuk melaksanakan
rencana penanaman modal adalah tanah yang sudah
dipunyai oleh perusahaan yang bersangkutan, dengan
kertentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak di lokasi
yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku
diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuuai dengan
rencana penanaman modal yang bersangkutan.
 Tanah yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah
yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan
rencana penanaman modal yang akan dilaksanakan
perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang
dimilikinya
Luas...
...dimilikinya
 Luas maksimum penguasaan tanah dalam izin lokasi :
1. Untuk usaha pengembangan perumahan dan permukiman,
dalam 1 propinsi maksimal 400 hektar dan total di seluruh
Indonesia maksimal 4.000 hektar.
2. Untuk kawasan resort perhotelan, dalam 1 propinsi
maksimal 200 hektar dan total di seluruh Indonesia
maksimal 4.000 hektar
3. Untuk usaha Kawasan Industri, dalam 1 Propinsi maksimal
400 hektar dan total di seluruh Indonesia maksimal 4.000
hektar.
4. Untuk usaha perkebunan dalam bentuk perkebunan besar
dengan diberikan Hak Guna Usaha
 Komoditas tebu untuk 1 propinsi maksimal 60.000
hektar, dan seluruh Indonesia maksimal 150.000 hektar.
 Komoditas lainya untuk 1 propinsi maksimal 20.000
hektar, dan untuk seluruh Indonesia maksimal 100.000
hektar

5. Untuk...
...hektar
5. Untuk usaha Tambak :
 Di Pulau Jawa untuk 1 propinsi maksima l 100 hektar,
dan seluruh Indonesia maksimal 1.000 hektar.
 Di luar Pulau Jawa untuk 1 propinsi maksima l 200
hektar, dan untuk seluruh Indonesia maksimal 2.000
hektar
Khusus untuk wilayah Papua dan Papua Barat maksimum
luas penguasaan tanah adalah dua kali luas maksimum luas
penguasaan tanah dalam satu provinsi
 Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu 3 tahun dan
perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi harus diselesaikan
dalam jangka waktu tersebut
 Apabila dalam jangka waktu 3 tahun perolehan tanah belum
selesai maka izin lokasi dapat diperpanjang selama 1 tahun
dengan ketentuan perolehan tanah minimal sudah mencapai
50% dari izin lokasi yang dimiliki
 SK pemberian izin lokasi ditandatangani oleh Walikota/Bupati
(khusus DKI oleh Gubernur)
TANAH WAKAF
 Wakaf adalah perbuatan UU 41/2014
hukum wakif untuk ttg Wakaf
memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta
benda miliknya untuk PP 42/2006
dimanfaatkan selamanya atau
ttg Pelaksanaan UU
untuk jangka waktu tertentu
41/2014 ttg Wakaf
sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah
dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah Permen ATR 2/2017
 Wakif adalah pihak yang ttg Tata Cara Pendaftaran
mewakafkan harta benda Tanah Wakaf
miliknya.
 Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda Wakaf
dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai
dengan peruntukannya.
Wakaf...
...peruntukannya
 Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai
berikut:
a. Wakif Perorangan/Organisasi/Badan Hukum
b. Nazhir Perorangan (min 3 org) /Organisasi/Badan Hukum
c. Harta Benda Wakaf Barang bergerak / tidak bergerak
d. Ikrar Wakaf Akta Ikrar Wakaf / Akta Pengganti Ikrar Wakaf
e. Peruntukan harta benda wakaf
f. Jangka waktu wakaf Selamanya / waktu tertentu
 Wakaf benda tidak bergerak meliputi:
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan baik yang sudah maupun yang belum
terdaftar
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah
c. Banaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
d.Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip
Syariah dan peraturan perundang-undangan
Hak...
...perundang-undangan

 Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari:


a. Hak milik atas tanah baik yang sudah atau
belum terdaftar Ps. 17
ayat (1)
b. HGB, HGU atau Hak Pakai di atas tanah negara PP 42/2006
c. HGB atau hak pakai di atas hak pengelolaan
atau hak milik wajib mendapat izin tertulis
pemegang hak pengelolaan atau hak milik
d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Ps. 3 ayat (1)
e. Tanah Negara Permen ATR 2/2017

 HAT dapat diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya,


kecuali HGB/HP diatas HM/HPL dan HM Sarusun harus
mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemegang hak
 Apabila wakaf untuk selamanya, maka diperlukan pelepasan
hak dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik
 Hak atas tanah yang diwakafkan wajib dimiliki atau dikuasai
oleh Wakif secara sah serta bebas dari segala sitaan, perkara,
sengketa dan tidak dijaminkan
HAT...
...dijaminkan
 Pendaftaran tanah wakaf diatur dalam Permen ATR 2/2017
 HAT yang telah diwakafkan hapus sejak tanggal Ikrar
Wakaf dan statusnya menjadi benda Wakaf
 Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) atas nama
Nazhir menyampaikan AIW atau APAIW dan dokumen-
dokumen lainnya yang diperlukan untuk pendaftaran Tanah
Wakaf atas nama Nazhir kepada Kantor Pertanahan, dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
penandatanganan AIW atau APAIW.
 HAT yang telah diwakafkan didaftarkan menjadi Tanah
Wakaf atas nama Nazhir
 Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan Sertipikat Tanah
Wakaf atas nama Nazhir, dan mencatat dalam Buku Tanah
dan sertipikat Hak atas Tanah pada kolom yang telah
disediakan
BANK TANAH
 Bank tanah adalah sebuah praktik membeli atau
mengambil alih tanah yang kemudian dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan. Ini juga merupakan
salah satu strategi yang dapat membantu pemerintah
dalam melestarikan ruang terbuka dan menstabilkan nilai
tanah

Fungsi Bank Tanah :


1. Bank tanah sebagai Penghimpun Tanah (Land Keeper)
sebagai penghimpun tanah, kegiatan lembaga bank
tanah adalah melakukan inventarisasiterhadap tanah-
tanah yang akan dijadikan objek pengelolaan bank
tanah. seiring dengan kegiatanpenghimpunan tanah,
juga mengumpulkan dan menyediakan data pertanahan
yang lengkap,akurat, terpadu dan aktual.

2. Bank...
...aktual

2. Bank Tanah sebagai Pengaman Tanah (Land Warantee)


Bank tanah dalam melaksanakan kegiatannya, mengacu
kepada rencana tata ruang untuk mengamankan
penyediaan, peruntukan dan pemanfaatan tanah yang
sudah ditetapkan berdasarkan rencana tata guna tanah
yang merupakan bagian integral dari rencana tata ruang
yang ada.tata guna tanah yang merupakan bagian integral
dari rencana tata ruang yang ada.
3. Bank Tanah sebagai Pengendali Penguasaan Tanah
(Land Purchaser)
Melalui kegiatan Bank Tanah yang mengacu pada rencana
tata ruang yang sudah ditetapkan,maka implementasinya
dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.
Melaluirencana tata ruang, bank tanah dapat melakukan
pengendalian terhadap penguasaan tanah.sehingga
penguasaan tanah tidak terpusat pada kelompok
masyarakat tertentu
4. Bank...
...tertentu

4. Bank Tanah sebagai Penilai Tanah (Land Value)


Melalui Bank Tanah diharapkan harga dan nilai tanah
dapat ditetapkan dan dikendalikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Bank Tanah sebagai Pendistribusian Tanah (Land
Distributor)
Kegiatan Bank Tanah meliputi kegiatan pembebasan
tanah, pematangan tanah kemudian pendistribusian
tanah sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya
6. Bank Tanah sebagai Manajemen Tanah (Land
Management)
Bank Tanah sebagai kegiatan manajemen tanah secara
konseptual harus memuat kebijakan dan strategi
optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah,
sehingga dalam hal keberadaan Bank Tanah harus
mampu mengarahkan pengembangan penggunaan tanah
KONSOLIDASI TANAH
 Konsolidasi tanah merupakan kegiatan penataan kembali
bentuk, luas dan letak, penguasaan, pemilikan, dan
penggunaan tanah, sehingga tertata rapi dilengkapi sarana
prasarana dan semua kapling menghadap jalan
 Konsolidasi tanah adalah upaya penataan kembali
penguasaan, penggunaan dan pemilikan tanah oleh
masyarakat melalui usaha bersama utk membangun
lingkungan siap bangun dan menyediakan kapling tanah
matang sesuai dgn rencana tata ruang yg ditetapkan
Pemerintah Kabupaten/Kota (UU No. 4/1992 ttg. Perumahan
dan Permukiman)
 Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai
penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta
usaha pengadaan tanah bagi kepentingan pembangunan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan
sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat (Menurut Peraturan Kepala BPN No. 4 Tahun
1991)
Manfaat konsolidasi tanah :
1. Memenuhi kebutuhan lingkungan yang teratur, tertib
dan sehat
2. Keuntungan estetika/keindahan view yang lebih baik
kepada pemilik tanah
3. Meningkatkan pemerataan pembangunan (membangun
tanpa menggusur)
4. Menghindari ekses negatif yang mungkin timbul dalam
proses penataan dan penyediaan tanah
5. Mempercepat pertumbuhan wilayah
6. Menertibkan administrasi pertanahan
7. Menghemat biaya dari pemerintah
8. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas penggunaan
tanah
9. Meningkatkan harga tanah
KONSEP KONSOLIDASI TANAH
Apabila rekan-rekan merasa tulisan ini
dapat memberikan manfaat,
maka bagikanlah tulisan ini kepada
rekan-rekan yang lain

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah


amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) :
1. sedekah jariyah,
2. ilmu yang dimanfaatkan
3. do’a anak yang sholeh
(HR Muslim)
TERIMA KASIH,
SELAMAT BELAJAR
&
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai